Anda di halaman 1dari 28

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pada umunya manusia bergantung pada keadaan lingkungan disekitarnya yaitu berupa
sumber daya alam yang dapat menunjang kehidupan sehari-hari. Sumber daya alam yang
utama bagi manusia adalah tanah, air, dan udara. Tanah merupakan tempat manusia untuk
melakukan berbagai kegiatan. Air sangat diperlukan oleh manusia sebagai komponen
terbesar dalam tubuh manusia. Untuk menjaga keseimbangan, air sangat dibutuhkan
dengan jumlah yang cukup banyak dan memiliki kualitas yang baik. Selain itu Udara
merupakan sumber oksigen yang alamibagi pernafasan manusia. Lingkungan yang sehat
akan terwujud apabila manusia dan lingkungannya dalam kondisi yang baik.
Lingkungan hidup di Indonesia perlu ditangani dikarenakan adanya beberapa faktor
yang mempengaruhiny, salah satunya yaitu adanya masalah mengenai lingkungan hidup
seperti kemerosotan atau degrasi yang terjadi di beberapa daerah. Secara garis besar
komponen lingkungan dapat dibagi menjadi tiga kelompok, yaitu kelompok biotik,
kelompok abiotik, dan kelompok kultur.
Pengetahuan tentang hubungan antara jenis lingkungan sangat penting agar dapat
menanggulangi permasalahan lingkungan secara terpadu dan tuntas. Dewasa ini
linganhidup sedang menjadi perhatian utama masyarkat Indonesia dan masyarakat dunia
umumnya.
Meningkatnya perhatian masyarakat mulai menyadari akibat-akibat yang ditimbulkan
dan kerusakan lingkungan hidup. Sebagai contoh apabila ada penumpukan sampah di kota
maka permasalahan ini diselesaikan dengan cara mengangkut dan membuangnya ke
lembah yang jauh dari pusat kota, maka ini tidak memecahkan masalah melainkan
menimbulkan permasalahan seperti pencemaran air tanah, udara, bertambahnya jumlah
lalat, tikus dan bau yang merusak, pemandangan yang tidak mengenakan. Akibatnya
menderita interaksi antara lingkungan dan manusia yang akhirnya menderita kesehatan.
Interaksi manusia dengan lingkungan hidupnya merupakan suatu proses yang wajar
dan terlaksana sejak manusia itu dilahirkan sampai akhir hidupnya.
Masalah lingkungan hidup sebenarnya sudah ada sejak dahulu, Masalah lingkungan
hidup bukan hanya masalah yang hanya dimiliki atau dihadapi oleh negara-negara maju
ataupun negara miskin, tapi masalah lingkungan hidup adalah sudah merupakan masalah
dunia dan masalah kita semua.
Masalah lingkungan hidup merupakan kenyataan yang harus dihadapi, kegiatan
pembangunagn terutama di bidang industri yang banyak menimbulkan dampak negatif
merugikan masyarakat. Masalah lingkungan hidup adalah merupakan masalah yang
kompleks dan harus diselesaikan dengan berbagai pendekatan multidisipliner.

1.2 Rumusan Masalah


Adapun dari latar belakang di atas maka rumusan masalahnya senagai berikut:
1.2.1
1.2.2

Apa kesehatan lingkungan?


Apa masalah-masalah kesehatan lingkungan di Indonesia?

1.3 Tujuan
Adapun dari rumusan masalah di atas makan tujuan makalah ini, yaitu:
1.3.1
1.3.2

Mengetahui kesehatan lingkungan.


Mengetahui masalah-masalah kesehatan lingkungan di Indonesia.

BAB II

PEMBAHASAN
2.1 Kesehatan Lingkungan
Masalah kesehatan adalah suatu masalah yang sangat kompleks, yang saling berkaitan
dengan masalah-masalah lain di luar kesehatan itu sendiri. Banyak faktor yang
mempengaruhi kesehatan, baik kesehatan individu maupun kesehatan masyarakat, untuk
hal ini Hendrik L. Blum menggambarkan secara ringkas sebagai berikut (Notoatmodjo,
2003).
Keempat faktor (keturunan, lingkungan, perilaku, dan pelayanan kesehatan) di
samping berpengaruh langsung kepada kesehatan, juga saling berpengaruh satu sama
lainnya. Status kesehatan akan tercapai secara optimal, bilamana keempat faktor tersebut
secara bersama-sama mempunyai kondisi yang optimal pula. Salah satu faktor saja berada
dalam keadaan yang terganggu (tidak optimal), maka status kesehatan akan tergeser ke
arah di bawah optimal (Notoatmodjo, 2003).
Kesehatan lingkungan pada hakikatnya adalah suatu kondisi atau keadaan lingkungan
yang optimum sehingga berpengaruh positif terhadap terwujudnya status kesehatan yang
optimum pula (Notoatmodjo, 2003). Sedangkan kesehatan lingkungan menurut WHO
adalah ilmu dan keterampilan yang memusatkan perhatiannya pada usaha pengendalian
semua faktor yang ada pada lingkungan fisik manusia yang diperkirakan
menimbulkan/akan menimbulkan hal-hal yang merugikan perkembangan fisiknya,
kesehatannya maupun kelangsungan hidupnya (Adnani, 2001).
Kesehatan lingkungan mencakup aspek yang sangat luas yang meliputi hampir seluruh
aspek kehidupan manusia. Pentingnya lingkungan yang sehat akan mempengaruhi sikap
dan perilaku manusia (Widyati, 2002).
Ruang lingkup kesehatan lingkungan meliputi (Adnani, 2001):
1. Masalah perumahan
2. Pembuangan kotoran manusia (tinja)
3. Penyediaan air bersih
4. Pembuangan sampah
5. Pembuangan air kotor (air limbah)
6. Rumah hewan ternak (kandang) dll
Sedangkan masalah kesehatan lingkungan di negara berkembang pada umumnya
lima hal yaitu (Adnani, 2001):

1. Masalah sanitasi jamban (jamban).

2. Penyediaan air minum.


3. Perumahan (housing).
4. Pembuangan sampah.
5. dan pembuangan air limbah (air kotor).
2.2 Masalah-masalah Kesehatan Lingkungan
Masalah kesehatan lingkungan di Indonesia masih merupakan hal yang perlu mendapat
perhatian, karena menyebabkan status kesehatan masyarakat berubah, seperti: adanya
pencemaran lingkungan, pencemaran udara, pencemaran air, pencemaran sampah padat,
dan pencemaran pestisida.
2.2.1 Pencemaran lingkungan
Pencemaran adalah masuk atau dimasukkannya maklhuk hidup, zat, energi, dan/atau
komponen lain kedalam lingkungan hidup oleh kegiatan manusia sehingga melampaui
baku mutu lingkungan hidup yang telah ditetapkan (UU 32/2009: perlindungan dan
pengelolaan lingkungan hidup) sehingga kualitas lingkungan turun sampai ketingkat
tertentu yang menyebabkan lingkungan menjadi kurang atau tidak dapat berfungsi lagi
dengan peruntukannya.
Lingkungan adalah kesatuan ruang benda, daya, keadaan dan makhluk hidup termasuk
didalamnya adalah manusia dan perilakunya yang mempengaruhi kelangsungan
perikehidupan dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lainnya.
Pencemaran lingkungan atau polusi adalah perubahan pada lingkungan yang tidak
dikehendaki karena dapat memengaruhi kegiatan, kesehatan dan keselamatan makhluk
hidup. Perubahan tersebut disebabkan oleh suatu zat pencemar yang disebut polutan. Suatu
zat dapat dikatakan sebagai polutan apabila bahan atau zat asing tersebut melebihi jumlah
normal, berada pada tempat yang tidak semestinya dan berada pada waktu yang tidak
tepat.
Lingkungan yang tercemar, keadaan ekosistemnya tidak seimbang akibat
masuknya polutan ke dalam lingkungan tersebut. Sedangkan lingkungan alami memiliki
ekosistem yang seimbang. Seperti contoh, udara di desa terasa segar karena banyak
ditumbuhi pepohonan hijau. Hal ini menunjukkan di desa itu udaranya belum tercemar.
Adapun di kota yang padat penduduknya, udara akan terasa panas dan pernapasan menjadi
tidak nyaman. Hal ini menunjukkan udara sudah tercemar.
Sumber-sumber pencemaran

1. Alami: Letusan gunung, bencana banjir, angin topan dll


2. Perbuatan manusia meliputi: Industrialisasi, Urbanisasi, kepadatan penduduk, cara
hidup dan perkembangan ekonomi.
2.2.2 Pencemaran Udara
1. Pengertian
Pencemaran udara adalah peristiwa masuknya, atau tercampurnya, polutan (unsur-insur
berbahaya) ke dalam lapisan udara (atmosfer) yang dapat mengakibatkan menurunnya kualitas udara
(lingkungan).
Pencemaran dapat terjdi dimana-mana. Bila pencemaran tersebut di dalam rumah, di ruang-ruang
sekolah ataupun di ruang-ruang perkantoran maka disebut sebagai pencemaran dalam ruangan
(indoor pollition). Sedangkan bila pencemaran terjadi di lingkungan rumah, perkantoran, bahkan
regional maka disebut sebagai pencemaran di luar ruang (outdoot pollution).
Umumnya polutan yang mencemari udara berupa gas dan asap. Gas dan asap tersebut berasal dari
hasil proses pembakaran bahan bakar yang tidak sempurna, yang dihasilkan oleh mesin-mesin
pabrik, pembangkit listrik dan kendaraan bermotor. Selain itu, gas dan asap tersebut merupakan hasil
oksidasi dari berbagai unsur penyusunan bahan bakar, yaitu: CO2 (karbondipksida), CO
(karbonmonoksida0, Sox (belerang oksida) dan Nox (nitrigen oksida).
2. Faktor penyebab
Pencemaran udara disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain:
a. Faktor alam (internal), yang bersumber dari aktivitas alam
Contoh: abu yang dikeluarkan akibat letusan gunung berapi. Gas-gas vulkanik, debu yang
bertebrangan di udara akibat tiupan angin, dan bau yang tidak enak akibat proses
pembusukan sampah organik.
b. Faktor manusia (eksternal), yang bersumber dari hasil aktivitas manusia.
Contoh: hasil pembakaran bahn-bahn fosil dari kendaraan bermotor, bahan-bahan buangan
dari kegiatan pabrik industri yang memakai zat kimia organik dan anorganik, pemakaian zatzat kimia yang disemprotkan ke udara, pembakaran sampah rumah tangga, dan pembakaran
hutan.
3. Zat-zat pencemaran udara
a. Karbon monoksida (CO)
Gas CO merupakan hasil pembakaran tidak sempurna oleh mesin kendaraan
bermotor. Apabila gas CO terhirup oleh pernapasan manusia maka akan ikut
beredar dalam darah manusia sehingga mengganggu daya ikat darah terhadap
oksigen. Keracunan gas CO dapat menyebabkan pusing-pusing, gangguan saraf
dan pingsan.

b. Karbon dioksida (CO2)


Gas CO2 dihasilkan dari proses pernapasan makhluk hidup, pembusukan bahan
organik dan pelapukan batuan. Bila kadar CO2 di atmosfer meningkat akan
menyebabkan peningkatan suhu bumi.
c. Senyawa Nitrogen
Gas Nitrogen dibutuhkan oleh makhluk hidup sebagai bahan pembangun protein.
Apabila nitrogen oksida bereaksi dengan air maka akan membentuk senyawa asam.
d. Senyawa Belerang
Gas sulfur dioksida (SO2) berasal dari pabrik yang menggunakan belerang dan
hasil pembakaran bahan bakar fosil (batu bara dan minyak bumi). Gas SO2 bila
bereaksi dengan air akan membentuk senyawa asam. Jika senyawa tersebut turun
bersama hujan, terjadilah hujan asam.
e. Klorofluorokarbon (CFC)
CFC biasa digunakan sebagai bahan pendingin pada AC dan kulkas. Selain itu,
dipergunakan pada penyemprot rambut dan obat nyamuk semprot. CFC dapat
merusak lapisan ozon di atmosfer. Akibatnya perlindungan bumi dari radiasi sinar
ultraviolet matahari berkurang.
4. Dampak bagi kesehatan manusia
a. Karbondioksida
Mampu mengikat Hb sehingga pasokan udara oksigen ke jaringan tubuh
terhambat. Hal tersebut menimbulkan rasa sakit pada dada, nafas pendek, sakit
kepala, mual, menurunnya pendengaran dan penglihatan menjadi kabur. Selain
itu fungsi dan koordinasi motorik menjadi lemah. Bila keracunan berat (70%80% Hb dalam darah telah mengikat CO) dapat menyebakan pingsan dan
b.
c.
d.
e.

diikuti dengan kematian.


Nitrogen dioksida
Dapat menyebabkan timbulnya serangan asma.
Hidrokarbon
Dapat menyebaakan kerusakan otot, dan otot jantung.
Chlorofluorocarbon
Dapatmenyebabkan melanoma (kanker kulit) khusunya bagi orang-orang

berkulit terang, katarak, dan melemahnya sistem daya tahan tubuh.


f. Timbal

Menyebabkan gangguan pada awal pertumbuhan fisik dan mental serta


mempengaruhi kecerdasan otak.
g. Ozon
Menyebabkan iritasi pada hidung,

tenggorokan

terasa

terbakar

dan

memperkecil paru-paru.
h. Nox
Menyebabkan irittasi pada paru-paru, mata dan hidung.
2.2.3 Pencemaran Air
1. Pengertian
Pencemaran air adalah suatu perubahan keadaan di suatu tempat penampungan
air seperti danau, sungai, lautan dan air tanah akibat aktivitas manusia. Danau, sungai,
lautan dan air tanah adalah bagian penting dalam siklus kehidupan manusia dan
merupakan salah satu bagian dari siklus hidrologi. Selain mengalirkan air juga
mengalirkan sedimen dan polutan. Berbagai macam fungsinya sangat membantu
kehidupan manusia. Pemanfaatan terbesar danau, sungai, lautan dan air tanah adalah
untuk irigasi pertanian, bahan baku air minum, sebagai saluran pembuangan air hujan
dan air limbah, bahkan sebenarnya berpotensi sebagai objek wisata.
Walaupun fenomena alam seperti gunung berapi, badai, gempa bumi dan-lain
juga mengakibatkan perubahan yang besar terhadap kualitas air, hal ini tidak dianggap
sebagai pencemaran.
Pencemaran air saat ini semakin memprihatinkan. Pencemaran air dapat
diartikan sebagai suatu perubahan keadaan di suatu tempat penampungan air seperti
danau, sungai, lautan dan air tanah akibat aktivitas manusia. Perubahan ini
mengakibatkan menurunnya kualitas air hingga ke tingkat yang membahayakan
sehingga air tidak bisa digunakan sesuai peruntukannya. Fenomena alam seperti
gunung berapi, badai, gempa bumi dll juga mengakibatkan perubahan terhadap
kualitas air, tapi dalam pengertian ini tidak dianggap sebagai pencemaran.
Pencemaran air, baik sungai, laut, danau maupun air bawah tanah, semakin
hari semakin menjadi permasalahan di Indonesia sebagaimana pencemaran udara dan
pencemaran tanah. Mendapatkan air bersih yang tidak tercemar bukan hal yang mudah
lagi. Bahkan pada sungai-sungai di lereng pegunungan sekalipun.

Pencemaran air di Indonesia sebagian besar diakibatkan oleh aktifitas manusia


yang meninggalkan limbah pemukiman, limbah pertanian, dan limbah industri
termasuk pertambangan. Limbah pemukiman mempunyai pengertian segala bahan
pencemar yang dihasilkan oleh daerah pemukiman atau rumah tangga. Limbah
pemukiman ini bisa berupa sampah organik (kayu, daun dll), dan sampah nonorganik
(plastik, logam, dan deterjen).
Limbah pertanian mempunyai pengertian segala bahan pencemar yang
dihasilkan aktifitas pertanian seperti penggunaan pestisida dan pupuk. Sedangkan
limbah industri mempunyai pengertian segala bahan pencemar yang dihasilkan
aktifitas industri yang sering menghasilkan bahan berbahaya dan beracun (B3).
Asian Development Bank (2008) pernah menyebutkan pencemaran air di
Indonesia menimbulkan kerugian Rp 45 triliun per tahun. Biaya yang akibat
pencemaran air ini mencakup biaya kesehatan, biaya penyediaan air bersih, hilangnya
waktu produktif, citra buruk pariwisata, dan tingginya angka kematian bayi.
Dampak lainnya yang tidak kalah merugikan dari pencemaran air adalah
terganggunya lingkungan hidup, ekosistem, dan keanekaragaman hayati. Air yang
tercemar dapat mematikan berbagai organisme yang hidup di air.
2. Penyebab pencemaran air
Pencemaran air dapat disebabkan oleh berbagai hal dan memiliki
karakteristik yang berbeda-beda.
Meningkatnya kandungan nutrien dapat mengarah pada eutrofikasi.
Sampah organik seperti air comberan (sewage) menyebabkan peningkatan kebutuhan
oksigen pada air yang menerimanya yang mengarah pada berkurangnya oksigen yang
dapat berdampak parah terhadap seluruh ekosistem.
Industri membuang berbagai macam polutan ke dalam air limbahnya seperti
logam berat, toksin organik, minyak, nutrien dan padatan. Air limbah tersebut
memiliki efek termal, terutama yang dikeluarkan oleh pembangkit listrik, yang dapat
juga mengurangi oksigen dalam air.

Danau maupun waduk merupakan salah satu sumberdaya air tawar yang sangat
penting dan memiliki fungsi sosial yang semakin lama nilai ekonominya semakin
meningkat. Pengertian danau dalam batasan ilmu ekologi adalah habitat lentik atau air
tergenang dan merupakan cekungan yang terjadi secara alami maupun buatan yang
menampung dan menyimpan air hujan, air tanah, mata air atau air sungai. Perairan
tergenang seperti situ, rawa, ranu, telaga dan waduk termasuk dalam kategori danau
yang memiliki berbagai fungsi baik ekologis maupun social, ekonomi dan budaya
yaitu tempat hidupnya keanekaragaman hayati biota air, sumber air tawar, irigasi,
perikanan, pembangkit listrik maupun pengendalian banjir.
Suatu sistem secara alami akan mengalami perubahan baik secara lambat
maupun cepat. Perubahan yang berlangsung akan terjadi dengan cepat apabila ada
pengaruh masukan dari luar. Perairan danau sebagai suatu sistem juga mengalami
perubahan akan tetapi perubahan yang terjadi pada ekosistem danau saat ini sangat
cepat akibat pengaruh dari aktivitas yang ada di sekitarnya seperti sedimentasi akibat
erosi yang terjadi pada bagian hulu, pencemaran berbagai polutan yang berasal dari
kegiatan domestik maupun industri, akibatnya danau mengalami penurunan fungsi.
3. Akibat pencemaran air
Banjir adalah peristiwa terbenamnya daratan oleh air.Peristiwa banjir timbul jika
air menggenangi daratan yang biasanya kering. Banjir pada umumnya disebabkan oleh
air sungai yang meluap ke lingkungan sekitarnya sebagai akibat curah hujan yang
tinggi. Kekuatan banjir mampu merusak rumah dan menyapu fondasinya. Air banjir
juga membawa lumpur berbau yang dapat menutup segalanya setelah air surut. Banjir
adalah hal yang rutin.Setiap tahun pasti datang. Banjir, sebenarnya merupakan
fenomenakejadian alam biasa yang sering terjadi dan dihadapi hampir di seluruh
negara-negara di dunia, termasuk Indonesia.Banjir sudah temasuk dalam urutan
bencana besar, karena meminta korban besar.
Erosi
Erosi adalah peristiwa pengikisan padatan (sedimen, tanah, batuan, dan partikel
lainnya) akibat transportasi angin,air atau es, karakteristik hujan, creep pada tanah dan
material lain di bawah pengaruh gravitasi, atau oleh makhluk hidup semisal hewan

yang membuat liang, dalam hal ini disebut bio-erosi. Erosi tidak sama dengan
pelapukan akibat cuaca, yang mana merupakan proses penghancuran mineral batuan
dengan proses kimiawi maupun fisik, atau gabungan keduanya. Dampak dari erosi
adalah menipisnya lapisan permukaan tanah bagian atas, yang akan menyebabkan
menurunnnya kemampuan lahan (degradasi lahan). Akibat lain dari erosi adalah
menurunnya kemampuan tanah untuk meresapkan air (infiltrasi). Penurunan
kemampuan lahan meresapkan air ke dalam lapisan tanah akan meningkatkan
limpasan air permukaan yang akan mengakibatkan banjir di sungai. Selain itu butiran
tanah yang terangkut oleh aliran permukaan pada akhirnya akan mengendap di sungai
(sedimentasi) yang selanjutnya akibat tingginya sedimentasi akan mengakibatkan
pendangkalan sungai sehingga akan mempengaruhi kelancaran jalur pelayaran.
Erosi dalam jumlah tertentu sebenarnya merupakan kejadian yang alami, dan baik
untuk ekosistem. Misalnya, kerikil secara berkala turun ke elevasi yang lebih rendah
melalui angkutan air. erosi yang berlebih, tentunya dapat menyebabkan masalah,
semisal dalam hal sedimentasi, kerusakan ekosistem dan kehilangan air secara
serentak.
4. Dampak pencemaran air bagi kesehatan manusia
Air yang telah tercemar akan menyebabkan berbagai gangguan kesehatan karena mudah
menjadi media berkembangnya berbagai macam penyakit.
Berikut ini berbagai jenis penyakit yang dapat ditimbulkan oleh pencemaran air.
Penyakit menular
Penyakit menular akibat pencemaran air dapat terjadi karena berbagai macam sebab, antara lain
karena:

Air yang tercemar dapat menjadi media bagi perkembangbiakan dan persebaran mikroorganisme,
termasuk mikroba patogen.

Air yang telah tercemar tidak dapat lagi digunakan sebagai pembersih.
Secara umum, gangguan yang terjadi akibat pencemaran air dapat dikelompokkan menjadi empat
sebagai berikut:
i.
Water diseases
Merupakan penyakit yang ditularkan langsung melalui air minum, seperti kolera, tifus, dan disentri
ii.
Water washed diseases
Merupakan penyakit yang berkaitan dengan kekurangan air hygiene perorangan, seperti scabies,
infeksi kulit dan selaput lender, trachoma dan lepra.
iii.
Water based diseases
Merupakan penyakit yang disebabkan oleh bibit penyakit yang sebagian siklus kehidupannya
berhubungan dengan schistosomiasis.
iv.
Water related vectors

Adalah penyakit yang ditularkan oleh vector penyakit yang sebagian atau seluruhnya
perindukkannya berada di air, seperti malaria, demam berdarah dengue, dan filariasis.
Contoh beberapa penyakit menular yang dapat tersebar melalui air yang tercemar:

Jenis Mikroba
Virus
Virus Hepatitis A

Penyakit

Gejala

Hepatitis A

Demam, sakit kepala, sakit perut, kehilangan selera


makan, pembengkakan hati sehingga tubuh menjadi
kuning

Virus Polio

Poliomyelitis

Tenggorokan sakit, demam, diare, sakit pada tungkai


dan punggung, kelumpuhan dan kemunduran fungsi
otot

Bakteri
Vibrio Cholerae

Kolera

Diare yang sangat parah, muntah-muntah, kehilangan


cairan sangat banyak sehingga menyebabkan kejang
dan lemas

Escherichia coli
(strain patogen)

Diare

Buang air besar berkali-kali dalam sehari, kotoran


encer (mengandung banyak air), terkadang diikuti rasa
mulas atau sakit perut

Salmonella typhi

Tifus

Sakit kepala, demam, diare,


peradangan dan pendarahan usus.

Shigella dysentriae

Disentri

Infeksi usus besar, diare, kotoran mengandung lendir


dan darah, sakit perut

Protozoa
Entamoeba histolytica

Disentri amuba

(sama seperti disentri oleh bakteri)

Balantidium coli

Balantidiasis

Peradangan usus, diare berdarah

Giardia lamblia

Giardiasis

Diare, sakit perut, terbentuk gas dalam perut,


bersendawa, kelelahan

Ascariasis

Demam, sakit perut yang parah, malabsorbsi, muntahmuntah, kelelahan

Taenia saginata
(cacing pita)

Taeniasis

Gangguan pencernaan, rasa mual, kehilangan berat


badan, rasa gatal di anus

Schistosoma sp.
(cacing pipih)

schistosomiasis

Gangguan pada hati dan kantung kemih sehingga


terdapat darah dalam urin, diare, tubuh lemas, sakit
perut yang terjadi berulang-ulang.

Metazoa
(cacing parasit)
Ascaris lumbricoides
(cacing gelang)

muntah-muntah,

2.2.4

Pencemaran limbah padat

1. Pengertian
Limbah atau sampah yaitu limbah atau kotoran yang dihasilkan karena pembuangan
sampah atau zat kimia dari pabrik-pabrik. Limbah atau sampah juga merupakan suatu bahan yang
tidak berarti dan tidak berharga, tapi kita tidak mengetahui bahwa limbah juga bisa menjadi sesuatu
yang berguna dan bermanfaat jika diproses secara baik dan benar. Limbah atau sampah juga bisa
berarti sesuatu yang tidak berguna dan dibuang oleh kebanyakan orang, mereka menganggapnya
sebagai sesuatu yang tidak berguna dan jika dibiarkan terlalu lama maka akan menyebabkan
penyakit padahal dengan pengolahan sampah secara benar maka bisa menjadikan sampah ini
menjadi benda ekonomis.
Limbah padat adalah hasil buangan industri yang berupa padatan, lumpur atau bubur yang
berasal dari suatu proses pengolahan. Limbah padat berasal dari kegiatan industri dan domestik.
Limbah domestic pada umumnya berbentuk limbah padat rumah tangga, limbah padat kegiatan
perdagangan, perkantoran, peternakan, pertanian serta dari tempat-tempat umum. Jenis-jenis limbah
padat: kertas, kayu, kain, karet/kulit tiruan, plastik, metal, gelas/kaca, organik, bakteri, kulit telur, dll
Sumber-sumber dari limbah padat sendiri meliputi seperti pabrik gula, pulp, kertas, rayon,
plywood, limbah nuklir, pengawetan buah, ikan, atau daging. Secara garis besar limbah padat terdiri
dari :
1) Limbah padat yang mudah terbakar.
2) Limbah padat yang sukar terbakar.
3) Limbah padat yang mudah membusuk.
4) Limbah yang dapat di daur ulang.
5) Limbah radioaktif
6) Bongkaran bangunan.
7) Lumpur.
2. Dampak pencemaran limbah
Limbah pasti akan berdampak negatif pada lingkungan hidup jika tidak ada
pengolahan yang baik dan benar, dengan adanya limbah padat didalam linkungan hidup maka dapat
menimbulkan pencemaran seperti :
a.) Timbulnya gas beracun, seperti asam sulfida (H2S), amoniak (NH3), methan (CH4), CO2
dan sebagainya. Gas ini akan timbul jika limbah padat ditimbun dan membusuk dikarena adanya

mikroorganisme. Adanya musim hujan dan kemarau, terjadi proses pemecahan bahan organik
oleh bakteri penghancur dalam suasana aerob/anaerob.
b.) Dapat menimbulkan penurunan kualitas udara, dalam sampah yang ditumpuk, akan terjadi
reaksi kimia seperti gas H2S, NH3 dan methane yang jika melebihi NAB (Nilai Ambang Batas)
akan merugikan manusia. Gas H2S 50 ppm dapat mengakibatkan mabuk dan pusing.
c.) Penurunan kualitas air, karena limbah padat biasanya langsung dibuang dalam perairan atau
bersama-sama air limbah. Maka akan dapat menyebabkan air menjadi keruh dan rasa dari air
pun berubah.
d.) Kerusakan permukaan tanah. Dari sebagian dampak-dampak limbah padat diatas, ada
beberapa dampak
limbah yang lainnya yang ditinjau dari aspek yang berbeda secara umum.
Dampak limbah secara umum di tinjau dari dampak terhadap kesehatan dan terhadap
lingkungan adalah sebgai berikut :
a. Dampak Terhadap Kesehatan
Dampaknya yaitu dapat menyebabkan atau menimbulkan panyakit. Potensi bahaya
kesehatan yang dapat ditimbulkan adalah sebagai berikut:
a) Penyakit diare dan tikus, penyakit ini terjadi karena virus yang berasal dari sampah dengan
pengelolaan yang tidak tepat.
b) Penyakit kulit misalnya kudis dan kurap.
b. Dampak Terhadap Lingkungan
Cairan dari limbah limbah yang masuk ke sungai akan mencemarkan airnya sehingga
mengandung virus-virus penyakit. Berbagai ikan dapat mati sehingga mungkin lama kelamaan akan
punah. Tidak jarang manusia juga mengkonsumsi atau menggunakan air untuk kegiatan sehari-hari,
sehingga menusia akan terkena dampak limbah baik secara langsung maupun tidak langsung. Selain
mencemari, air lingkungan juga menimbulkan banjir karena banyak orang-orang yang membuang
limbah rumah tanggake sungai, sehingga pintu air mampet dan pada waktu musim hujan air tidak
dapat mengalir dan air naik menggenangi rumah-rumah penduduk, sehingga dapat meresahkan para
penduduk.
3. Pengolahan limbah padat
Pengolahan limbah padat dapat dilakukan dengan berbagai cara yang tentunya dapat
menjadikan limbah tersebut tidak berdampak buruk bagi lingkungan ataupun kesehatan.

Menurut sifatnya pengolahan limbah padat dapat dibagi menjadi dua cara yaitu pengolahan limbah
padat tanpa pengolahan dan pengolahan limbah padat dengan pengolahan. Limbah padat tanpa
pengolahan : Limbah padat yang tidak mengandung unsur kimia yang beracun dan berbahaya dapat
langsung dibuang ke tempat tertentu sebagai TPA (Tempat Pembuangan Akhir). Limbah padat
dengan pengolahan : Limbah padat yang mengandung unsur kimia beracun dan berbahaya harus
diolah terlebih dahulu sebelum dibuang ke tempat-tempat tertentu. Pengolahan limbah juga dapat
dilakukan dengan cara-cara yang sedehana lainnya misalnya, dengan cara mendaur ulang, Dijual
kepasar loakatau tukang rongsokan yang biasa lewat di depan rumah rumah. Cara ini bisa
menjadikan limbah atau sampah yang semula bukan apa-apa sehingga bisa menjadi barang yang
ekonomis dan bisa menghasilkan uang. Dapat juga dijual kepada tetangga kita yang menjadi tukang
loak ataupun pemulung. Barang-barang yang dapat dijual antara lain kertas-kertas bekas, koran
bekas, majalah bekas, botol bekas, ban bekas, radio tua, TV tua dan sepeda yang usang. Dapat juga
dengan cara pembakaran. Cara ini adalah cara yang paling mudah untuk dilakukan karena tidak
membutuhkan usaha keras. Cara ini bisa dilakukan dengan cara membakar limbah-limbah padat
misalnya kertas-kertas dengan menggunakan minyak tanah lalu dinyalakan apinya. Kelebihan cara
membakar ini adalah mudah dan tidak membutuhkan usaha keras, membutuhkan tempat atau lokasi
yang cukup kecil dan dapat digunakan sebagai sumber energi baik untuk pembangkit uap air panas,
listrik dan pencairan logam.
2.2.5 Pencemaran pestisida
1. Pengertian
Pestisida berasal dari kata pest yang berarti hama dan sida yang berasal dari
kata caedo berarti pembunuh. Pestisida dapat diartikan secara sederhana sebagai
pembunuh hama. Secara umum pestisida dapat didefenisikan sebagai bahan yang
digunakan untuk mengendalikan populasi jasad yang dianggap sebagai hama.
Pengertian pestisida menurut Peraturan Pemerintah No. 7 Tahun 1973 dalam
Kementrian Pertanian (2011) dan Permenkes RI No.258/Menkes/Per/III/1992 adalah
semua zat kimia dan bahan lain serta jasad renik dan virus yang dipergunakan untuk :
1. Memberantas atau mencegah hama dan penyakit yang merusak tanaman, bagianbagian tanaman atau hasil-hasil pertanian
2. Memberantas rerumputan

3. Mengatur atau merangsang pertumbuhan yang tidak diinginkan


4. Memberantas atau mencegah hama-hama luar pada hewan peliharaan atau ternak
5. Memberantas atau mencegah hama-hama air
6. Memberantas atau mencegah binatang-binatang dan jasad-jasad renik dalam
bangunan rumah tangga alat angkutan, dan alat-alat pertanian
7. Memberantas atau mencegah binatang-binatang yang dapat menyebabkan penyakit
pada manusia dan binatang yang perlu dilindungi dengan penggunaan tanaman,
tanah dan air.
Menurut PP RI No.6 tahun 1995, pestisida juga didefinisikan sebagai zat atau
senyawa kimia, zat pengatur tubuh dan perangsang tubuh, bahan lain, serta
mikroorganisme atau virus yang digunakan untuk perlindungan tanaman.
Sementara itu, The United States Environmental Control Act mendefinisikan
pestisida sebagai berikut :
1. Pestisida merupakan semua zat atau campuran zat yang khusus digunakan untuk
mengendalikan, mencegah atau menangkis gangguan serangga, binatang pengerat,
nematoda, gulma, virus, bakteri, serta jasad renik yang dianggap hama; kecuali
virus, bakteri, atau jasad renik lain yang terdapat pada hewan dan manusia.
2. Pestisida merupakan semua zat atau campuran zat yang digunakan untuk mengatur
pertumbuhan atau mengeringkan tanaman.
Menurut Depkes (2004), pestisida kesehatan masyarakat adalah pestisida yang
digunakan untuk pemberantasan vektor penyakit menular (serangga, tikus) atau untuk
pengendalian hama di rumah-rumah, pekarangan, tempat kerja, tempat umum lain,
termasuk sarana nagkutan dan tempat penyimpanan/pergudangan. Pestisida terbatas
adalah pestisida yang karena sifatnya (fisik dan kimia) dan atau karena daya racunnya,
dinilai sangat berbahaya bagi kehidupan manusia dan lingkungan, oleh karenanya
hanya diizinkan untuk diedarkan, disimpan dan digunakan secara terbatas.
2. Jenis-jenis pestisida

Pestisida yang biasa digunakan para petani dapat digolongkan menurut beberapa
hal berikut :
Berdasarkan Fungsi/Sasaran Penggunaannya
1. Insektisida adalah pestisida yang digunakan untuk memberantas serangga seperti
belalang, kepik, wereng, dan ulat. Insektisida juga digunakan untuk memberantas
serangga di rumah, perkantoran atau gudang, seperti nyamuk, kutu busuk, rayap,
dan semut. Contoh : basudin, basminon, tiodan, diklorovinil dimetil fosfat,
diazinon, dll.
2. Fungisida

adalah

pestisida

untuk

memberantas/mencegah

pertumbuhan

jamur/cendawan seperti bercak daun, karat daun, busuk daun, dan cacar daun.
Contohn: tembaga oksiklorida, tembaga (I) oksida, carbendazim, organomerkuri,
dan natrium dikromat.
3. Bakterisida adalah pestisida untuk memberantas bakteri atau virus. Salah satu
contoh bakterisida adalah tetramycin yang digunakan untuk membunuh virus
CVPD yang menyerang tanaman jeruk. Umumnya bakteri yang telah menyerang
suatu tanaman sukar diberantas. Pemberian obat biasanya segera diberikan kepada
tanaman lainnya yang masih sehat sesuai dengan dosis tertentu.
4. Rodentisida adalah pestisida yang digunakan untuk memberantas hama tanaman
berupa hewan pengerat seperti tikus. Lazimnya diberikan sebagai umpan yang
sebelumnya dicampur dengan beras atau jagung. Hanya penggunaannya harus hatihati, karena dapat mematikan juga hewan ternak yang memakannya. Contoh :
Warangan.
5. Nematisida adalah pestisida yang digunakan untuk memberantas hama tanaman
berupa nematoda (cacing). Hama jenis ini biasanya menyerang bagian akar dan
umbi tanaman. Nematisida biasanya digunakan pada perkebunan kopi atau lada.
Nematisida bersifat dapat meracuni tanaman, jadi penggunaannya 3 minggu
sebelum musim tanam. Selain memberantas nematoda, obat ini juga dapat
memberantas serangga dan jamur. Dipasaran dikenal dengan nama DD, Vapam,
dan Dazomet.

6. Herbisida adalah pestisida yang digunakan untuk membasmi tanaman pengganggu


(gulma) seperti alang-alang, rerumputan, eceng gondok, dll. Contoh: ammonium
sulfonat dan pentaklorofenol.
Berdasarkan Bahan Aktifnya
1. Pestisida organik (Organic pesticide)
Pestisida yang bahan aktifnya adalah bahan organik yang berasal dari bagian tanaman
atau binatang, misal: neem oil yang berasal dari pohon mimba (neem).
2. Pestisida elemen (Elemental pesticide)
Pestisida yang bahan aktifnya berasal dari alam seperti sulfur.
3. Pestisida kimia/sintetis (Syntetic pesticide)
Pestisida yang berasal dari campuran bahan-bahan kimia.
Berdasarkan Cara Kerjanya
1. Pestisida sistemik (Systemic Pesticide)
Adalah pestisida yang diserap dan dialirkan ke seluruh bagian tanaman sehingga
akan menjadi racun bagi hama yang memakannya. Kelebihannya tidak hilang karena
disiram. Kelemahannya, ada bagian tanaman yang dimakan hama agar pestisida ini
bekerja. Pestisida ini untuk mencegah tanaman dari serangan hama. Contoh : Neem oil.
2. Pestisida kontak langsung (Contact pesticide)
Adalah pestisida yang reaksinya akan bekerja bila bersentuhan langsung dengan
hama, baik ketika makan ataupun sedang berjalan. Jika hama sudah menyerang lebih
baik menggunakan jenis pestisida ini. Sebagian besar pestisida kimia termasuk ke
dalam jenis ini.
Berdasarkan

Cara Penggunaan

Dalam bidang pertanian , pestisida dapat digunakan dengan berbagai cara, diantaranya
adalah sebagai berikut :

a.Penyemprotan(Spraying)
Penyemprotan adalah cara penggunaan pestisida yang paling banyak dipakai oleh
petani.

Diperkirakan

75

penggunaan

pestisida

dilakukan

dengan

cara

penyemprotan. Dalam penyemprotan larutan pestisida (pestisida diatambah air)


dipecah oleh nozzel (spuyer) atau atomizer menjadi butiran semprot atau droplet.
Bentuk sediaan (formulasi) yang digunakan dengan cara penyemprotan meliputi E.C;
W.P; WS atau SP. Sedangkan penyemprotan dengan volume ultra rendah (Ultra low
volume) digunakan formulasi ULV. Dengan menggunakan alat khusus yang disebut
mikroner.
b.Pengasapan atau Fogging
Pengasapan adalah penyemprotan pestisida dengan volume rendah dengan ukuran
droplet yang halus. Perbedaannya dengan penyemprotan biasa adalah yang dibuat
pencampur pestisida adalah minyak solar dan bukan air. Campuran tersebut kemudian
dipanaskan sehingga menjadi semacam kabut asap yang kemudian dihembuskan.
Fogging banyak digunakan untuk mengendalikan hama gudang, hama tanaman
perkebunan serta vektor penyakit dilingkungan misalnya untuk mengendalikan
nyamuk malaria.
c. Penghembusan (Dusting)
Penghembusan merupakan cara penggunaan pestisida yang diformulasikan dalam
bentuk tepung hembus (D, dust) dengan menggunakan alat penghembus (duster). Jadi
penggunaannya dalam bentuk kering.
d. Penaburan (broadcasting) pestisida butiran (Granuler)
Penaburan pestisida butiran adalah cara penggunaan pestisida yang diformulasikan
dalam bentuk butiran dengan cara ditaburkan. Penaburan dapat dilakukan dengan
tanganlangsung atau dengan menggunakan alat penabur (granule broadcaster).
e. Perawatan benih (Seed dressing , Seed treatment, Seed coating)

Perawatan benih adalah cara penggunaan pestisida untuk melindung benih


sebelum benih ditanam agar kecambah dan tanaman muda tidak diserang oleh hama
atau penyakit. Pestisida yang digunakan adalah formulasi SD atau ST.
f. Pencelupan (Dipping)
Pencelupan adalah penggunaan pestisida untuk melindung tanaman (bibit,
cangkok, stek)agar terhindar dari serangan hama maupun penyakit. Pencelupan
dilakukan dengan mencelupkan bibit atau stek ke dalam larutan pestisida.
g. Fumigasi (Fumigation)
Fumigasi adalah aplikasi pestisida fumigan baik yang berbentuk padat, cair
maupun gas dalam ruangan terttutup. Fumigasi umumnya digunakan untuk
melindungi hasil panen dari kerusakan karena serangan hama atau penyakit ditempat
penyimpanan. Fumigan dimasukkan ke dalam ruangan gudang yang selanjutnya akan
berubah kedalam bentuk gas (fumigan cair maupun padat) yang beracun untuk
membunuh OPT sasaran yang ada dalam ruangan tersebut.
h. Injeksi
Injeksi adalah penggunaan pestisida dengan cara memasukkan kedalam batang
tanaman, baik dengan alat khusus (injeksi ataupun infus) maupun dengan jalan
mengebor tanaman. Pestisida yng diinjeksikan akan tersebar keseluruh tanaman
bersamaan dengan aliran makanan dalam jaringan tanaman. Injeksi dapat juga
digunakan untuk sterilisasi tanah.
i. Penyiraman ( drenching, Pouring On ).
Penyiraman adalah penggunaan pestisida dengan cara dituangkan disekitar akar
tanaman untuk mengendalikan hama atau penyakit di daerah perakaran atau
dituangkan pada sarang semut atau sarang rayap

3. Dampak pencemaran pestisida

Dampak Positif
1. Pestisida berperan dalam mengendalikan jasad-jasad pengganggu dalam bidang
pertanian.
2. Dalam bidang kehutanan pestisida digunakan untuk pengawetan kayu dan hasil
hutan yang lainnya.
3. Dalam bidang kesehatan dan rumah tangga untuk mengendalikan vektor (penular)
penyakit manusia dan binatang pengganggu kenyamanan lingkungan.
4. Dalam bidang perumahan untuk pengendalian rayap atau gangguan serangga yang
lain.
Dampak Negatif
Disisi lain penggunaan pestisida telah menimbulkan dampak negatif, baik itu bagi
kesehatan manusia maupun bagi kelestarian lingkungan. Adapun dampak negatif yang
dapat terjadi akibat penggunaan pestisida, diantaranya :
1. Bagi kesehatan manusia
Tanaman yang diberi pestisida dapat menyerap pestisida yang kemudian terdistribusi
ke dalam akar, batang, daun, dan buah. Pestisida yang sukar terurai akan berkumpul pada
hewan pemakan tumbuhan tersebut termasuk manusia. Secara tidak langsung dan tidak
sengaja, tubuh mahluk hidup itu telah tercemar pestisida. Pestisida meracuni manusia
tidak hanya pada saat pestisida itu digunakan, tetapi juga saat mempersiapkan, atau
sesudah menggunakan pestisida tersebut.
Bila seorang ibu menyusui memakan makanan dari tumbuhan yang telah tercemar
pestisida maka bayi yang disusui menanggung resiko yang lebih besar untuk teracuni
oleh pestisida tersebut daripada sang ibu. Zat beracun ini akan pindah ke tubuh bayi
lewat air susu yang diberikan. Dan kemudian racun ini akan terkumpul dalam tubuh bayi
(bioakumulasi).
Gejala-gejala keracunan pestisida ini dapat timbul secara sendiri atau gabungan,
diantaranya adalah sebagai berikut :

Umum

: kelelahan.

Kulit

: iritasi, terbakar, berkeringat, alergi.

Mata

: iritasi, mata merah, penglihatan kabur, mata berair, pupil

melebar atau menyempit.

Sistem pencernaan

: mulut atau kerongkongan terbakar, keluar air ludah,

muntah, sakit atau kram perut, diare.

Sistem pernapasan

: sulit bernapas, batuk-batuk, sakit dada.

1. Bagi lingkungan sekitar


Pestisida yang tidak dapat terurai akan terbawa aliran air dan masuk ke dalam
sistem biota air (kehidupan air). Konsentrasi pestisida yang tinggi dalam air dapat
membunuh organisme air diantaranya ikan dan udang. Sementara dalam kadar rendah
dapat meracuni organisme kecil seperti plankton. Bila plankton ini termakan oleh ikan
maka ia akan terakumulasi dalam tubuh ikan. Tentu saja akan sangat berbahaya bila
ikan tersebut termakan oleh burung-burung atau manusia. Salah satu kasus yang
pernah terjadi adalah turunnya populasi burung pelikan coklat dan burung kasa dari
daerah Artika sampai daerah Antartika. Setelah diteliti ternyata burung-burung
tersebut banyak yang tercemar oleh pestisida organiklor yang menjadi penyebab
rusaknya dinding telur burung itu sehingga gagal ketika dierami. Bila dibiarkan terus
tentu saja perkembangbiakan burung itu akan terhenti, dan akhirnya jenis burung itu
akan punah.
2. Bagi perkembangan populasi hama pengganggu
Ada kemungkinan munculnya hama spesies baru yang tahan terhadap takaran
pestisida yang diterapkan. Hama ini baru musnah bila takaran pestisida diperbesar
jumlahnya. Akibatnya, jelas akan mempercepat dan memperbesar tingkat pencemaran
pestisida pada makhluk hidup dan lingkungan kehidupan, tidak terkecuali manusia
yang menjadi pelaku utamanya.

Pestisida secara umum digolongkan kepada jenis organisme yang akan


dikendalikan populasinya. Insektisida, herbisida, fungsida dan nematosida digunakan
untuk mengendalikan hama, gulma, jamur tanaman yang patogen dan nematoda. Jenis
pestisida yang lain digunakan untuk mengendalikan hama dari tikus dan siput
(Alexander, 1977).
Dalam bidang pertanian pestisida merupakan sarana untuk membunuh jasad
pengganggu tanaman. Dalam konsep Pengendalian Hama Terpadu, pestisida berperan
sebagai salah satu komponen pengendalian,yang mana harus sejalan dengan
komponen pengendalian hayati, efisien untuk mengendalikan hama tertentu, mudah
terurai dan aman bagilingkungan sekitarnya. Penerapan usaha intensifikasi pertanian
yang menerapkan berbagai teknologi, seperti penggunaan pupuk, varietas unggul,
perbaikan pengairan, pola tanam serta usaha pembukaan lahan baru akan membawa
perubahan pada ekosistem yang sering kali diikuti dengan timbulnya masalah
serangan jasad penganggu. Cara lain untuk mengatasi jasad penganggu selain
menggunakan pestisida kadang-kadang memerlukan waktu, biaya dan tenaga yang
besar dan hanya dapat dilakukan pada kondisi tertentu. Sampai saat ini hanya pestisida
yang mampu melawan jasad penganggu dan berperan besar dalam menyelamatkan
kehilangan hasil (Sudarmo, 1991).
Dalam penerapan di bidang pertanian, ternyata tidak semua pestisida mengenai
sasaran. Kurang lebih hanya 20 persen pestisida mengenai sasaran sedangkan 80
persen lainnya jatuh ke tanah. Akumulasi residu pestisida tersebut mengakibatkan
pencemaran lahan pertanian. Apabila masuk ke dalam rantai makanan, sifat beracun
bahan pestisida dapat menimbulkan berbagai penyakit seperti kanker, mutasi, bayi
lahir cacat, CAIDS (Chemically Acquired Deficiency Syndrom) dan sebagainya
(Said, 1994)
3. Cara menanggulangi pencemaran pestisida
Ada beberapa langkah untuk mengurangi residu yang menempel pada sayuran,
antara lain :
a. Mencucinya secara bersih dengan menggunakan air yang mengalir, bukan dengan
air diam. Jika yang kita gunakan air diam (direndam) justru sangat memungkinkan

racun yang telah larut menempel kembali ke sayuran. Berbagai percobaan


menunjukkan bahwa pencucian bisa menurunkan residu sebanyak 70% untuk jenis
pestisida karbaril dan hampir 50% untuk DDT. Mencuci sayur sebaiknya jangan
lupa membersihkan bagian-bagian yang terlindung mengingat bagian ini pun tak
luput dari semprotan petani. Untuk kubis misalnya, lazim kita lihat petani
mengarahkan belalai alat semprot ke arah krop (bagian bulat dari kubis yang
dimakan) sehingga memungkinkan pestisida masuk ke bagian dalam krop.
b. Perendaman dalam air panas (blanching) juga dapat menurunkan residu. Ada
baiknya kita mengurangi konsumsi sayur yang masih mentah karena diperkirakan
mengandung residu lebih tinggi dibanding kalau sudah dimasak terlebih dulu.
Pemasakan atau pengolahan baik dalam skala rumah tangga atau industri terbukti
dapat menekan tekanan kandungan residu pestisida pada sayuran.
c. Untuk mengurangi dampak penggunaan pestisida dapat pula dilakukan dengan cara
menggunakan pestisida alami atau pestisida yang berasal dari tumbuhan
(biopestisida). Biopestisida tidak mencemari lingkungan karena bersifat mudah
terurai (biodegradable) sehingga relatif aman bagi ternak peliharaan dan manusia.
Sebagai contoh adalah air rebusan dari batang dan daun tomat dapat digunakan
untuk memberantas ulat dan lalat hijau. Kita juga dapat menggunakan air rebusan
daun kemanggi untuk memberantas serangga. Selain tumbuhan tersebut, masih
banyak tumbuhan lain yang mengandung bioaktif pestisida seperti tanaman mindi,
bunga mentega, rumput mala, tuba, kunir, kucai, dll.
4. Cara mencegah pencemaran pestisida
Sayur-sayuran memang diperlukan tubuh untuk mencukupi kebutuhan kita akan
berbagai mineral dan vitamin penting. Tetapi, karena di sana ada bahaya, kehati-hatian
sangatlah dituntut dalam hal ini. Berikut adalah upaya untuk mencegah dampak negatif
dari pemakaian pestisida :
1. Ada baiknya kita mengetahui dari mana sayur itu dihasilkan. Tetapi paling aman
pastilah kalau kita menghasilkan sayuran sendiri, dengan memanfaatkan
pekarangan rumah, dengan pot sekalipun.

2. Karena pestisida tidak hanya beracun bagi hama, tetapi dapat juga mematikan
organisme yang berguna, ternak piaraan, dan bahkan manusia, maka agar terhindar
dari dampak negatif yang timbul, penyimpanan dan penggunaannya harus
dilakukan secara hati-hati dan dilakukan sesuai petunjuk.
3. Ketahui dan pahami dengan yakin tentang kegunaan suatu pestisida. Jangan sampai
salah berantas. Misalnya, herbisida jangan digunakan untuk membasmi serangga.
Hasilnya, serangga yang dimaksud belum tentu mati, sedangkan tanah dan tanaman
telah terlanjur tercemar.
4. Ikuti petunjuk-petunjuk mengenai aturan pakai dan dosis yang dianjurkan pabrik
atau petugas penyuluh.
5. Jangan terlalu tergesa-gesa menggunakan pestisida. Tanyakan terlebih dahulu pada
penyuluh. Jangan telat memberantas hama, bila penyuluh telah menganjurkan
menggunakannya.
6. Jangan salah pakai pestisida. Lihat faktor lainnya seperti jenis hama dan kadangkadang usia tanaman juga diperhatikan.
7. Gunakan tempat khusus untuk pelarutan pestisida dan jangan sampai tercecer
2.2.5

Pencemaran udara ambien


Udara ambien adalah udara sekitar kita di lapisan troposfer yang apa adanya

yang sehari-hari kita hirup. Dalam keadaan normal, udara ambien ini akan terdiri
dari gas nitrogen (78%), oksigen (20%), argon (0,93%) dan gas karbon dioksida
(0,03%). Udara emisi adalah udara yang langsung dikeluarkan oleh sumber emisi
seperti knalpot kendaraan bermotor dan cerobong gas buang pabrik. Tergantung dari
pengelolaan lingkungannya, udara emisi bisa mencemari udara ambien atau tidak
mencemari udara ambien. Wah bahaya kan ya kalau setiap hari hari kita menhirup
udara yang tercemar gas-gas berbahaya? oleh sebab itu perlu diadakan analisis udara
ambien dan udara emisi dengan beberapa parameter. Parameter-parameter kualitas
udara yang dipantau umumnya hampir sama seperti gas SOx, CO, NO2, H2S, NH3
dan partikulat yang berbentuk padat.

BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Masalah kesehatan adalah suatu masalah yang sangat kompleks, yang saling
berkaitan dengan masalah-masalah lain di luar kesehatan itu sendiri. Banyak faktor
yang mempengaruhi kesehatan, baik kesehatan individu maupun kesehatan
masyarakat. Masalah kesehatan lingkungan di Indonesia masih merupakan hal yang
perlu mendapat perhatian, karena menyebabkan status kesehatan masyarakat berubah,
seperti: adanya pencemaran lingkungan, pencemaran udara, pencemaran air,
pencemaran sampah padat, dan pencemaran pestisida. Masalah-masalah tersebut
mempunyai dampak tertentu bagi makhluk hidup.
3.2 Saran
a. Kita harus menyadari akan pentingnya lingkungan hidup bagi kelangsungan hidup
kita. Mulai dari diri sendiri, lingkungan kita, dan akhirnya seluruh masyarakat akan
menyadarinya.
b. Kita harus mengajak semua generasi muda untuk melestarikan lingkungan sejak
dini karena pelajaran yang mereka dapat sekarang akan mereka bawa sampai
mereka dewasa danmerekapun akan mengajarkan pada generasi selanjutnya untuk
selalu melestarikan lingkungan.
c. Kita harus tau apa yang kita lakukan bermpak baik atau buruk bagi lingkungan kita
agar tetap terjaga dan terhindar dari berbagai masalah lingkungan.
d. Kita tidak perlu menunggu terjadinya bencana untuk melestarikan lingkungan
karena mencegah lebih baik daripada menanggulangi.

DAFTAR RUJUKAN

http://malikmakassar.wordpress.com/2008/10/05/dampak-pencemaran-lingkunganterhadap-kesehatan/
http://www.irwanreyes77.co.cc/2010/07/dampak-pencemaran-lingkunganterhadap.html
http://www.dimsum.its.ac.id/id/?page_id=6
http://wartawarga.gunadarma.ac.id/2010/01/makalah-masalah-lingkungan-hidup-putrijuniarti/
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/37730/4/Chapter%20II.pdf
file:///C:/Users/wida/Documents/komunitas/Makalah%20Pencemaran%20Air
%20%20%20F%C3%A8rdy%20L%C3%BC%C3%B1d%C3%B9%20%20Academia.edu.htm

MASALAH KESEHATAN LINGKUNGAN DI INDONESIA

MAKALAH

Untuk memenuhi tugas matakuliah Keperawatan Komunitas


Yang dibina oleh Ibu Sri Winarni S. Pd, M. Kes

Oleh
Kelompok 9

1. Meinda Lutfi
2. Rifqi Himmatul A.
3. Endah Tri Suryani

1201300086
1201300087
1201300088

4. Winda Noviana
5. Riska Yuliana

1201300089
1201300090

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN BLITAR


JURUSAN KEPERAWATAN
POLTEKKES KEMENKES MALANG
September, 2014

Anda mungkin juga menyukai