Anda di halaman 1dari 1

BAB I

PENDAHULUAN
Konjuntiva yang meradang disebut konjuntivitis. Peradangan konjuntiva selain
memberi keluhan yang khas pada anamnesis seperti gatal, pedih, seperti ada pasir, rasa panas
juga memberi gejala yang khas di konjuntiva, ada tahi mata (sekret). Jika meluas ke kornea
timbul silau dan ada air mata nrocos (epifora). Gejala objektif paling ringan adalah hiperemi dan
berair sampai berat dengan pembengkakan bahkan nekrosis. Bangunan yang sering tampak khas
lainnya adalah folikel, flikten dan sebagainya.3
Konjuntivitis, penyakit mata ini, disebabkan peradangan akibat infeksi lapisan lendir yang menutupi
mata putih. Penyebab paling umum yang sering dijumpai adalah kuman, virus, dan bakteri.

Insidensi konjungtivitis di Indonesia berkisar antara 2-75%. Data perkiraan jumlah


penderita penyakit mata di Indonesia adalah 10% dari seluruh golongan umur penduduk per
tahun dan pernah menderita konjungtivitis. Data lain menunjukkan bahwa dari 10 penyakit mata
utama, konjungtivitis menduduki tempat kedua (9,7%) setelah kelainan refraksi (25,35%). 8
Konjungtivitis dibedakan bentuk akut dan kronis. Konjungtivitis dapat disebabkan oleh
bakteri, virus, klamidia, alergi atau imunologik, jamur, parasit, kimia atau iritatif, etiologi yang
tidak diketahui, bersama penyakit sistemik 4.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
II.1. Anatomi dan Fisiologi Konjungtiva
Konjungtiva merupakan membran mukosa yang transparan dan tipis yang menutupi sklera
dan kelopak bagian belakang. Konjungtiva bersambungan dengan kulit pada tepi kelopak
(persambungan mukokutan) dan epitel kornea dilimbus. Konjungtiva terdiri atas 3 bagian yaitu; 1
1. Konjungtiva Palpebralis yang melapisi permukaan posterior kelopak mata dan melekat erat ke
tarsus.
2. Konjungtiva Bulbi yang menutup bagian depan sklera
3. Konjungtiva Forniks yang merupakan tempat peralihan konjungtiva tarsal dengan konjungtiva
bulbi.

Anda mungkin juga menyukai