OLEH:
SRI WAHYUNI
106101003357
LEMBAR PERNYATAAN
Sri Wahyuni
ii
iii
PERNYATAAN PERSETUJUAN
Judul Skripsi
Mengetahui
Febrianti, M.Si
Pembimbing Skripsi II
iv
Penguji I
Penguji II
Febrianti, M.Si
Penguji III
Lembar Persembahan
Puji Syukur Ku Panjatkan Kepada Mu Ya Rob Tuhan
Semeseta Alam, Atas Rahmat Mu Yang Tak Terhingga
Aku Dapat Menyelesaikan Skripsi Ini.
Allah Engkau Membalas Segala Jerih Payah Hamba
Mu. Engkau Mengabulkan Doa Orang-Orang Yang
Berusaha. Kau Berikan Aku Kekuatan Untuk Tetap
Bersabar.
Tak Kusangka Kerja Keras Selama Ini Berujung Kepada
Kebahagian Yang Tak Ternilai Harganya.
Tak Mampu Ku Ucapkan Kata Yang Pantas Untuk
Menggambarkan Kebahagian Yang Ku Rasa.
Semoga Ilmu Yang Aku Dapat Menjadi Ilmu Yang
Bermanfaat.
Skripsi Ini Ku Persembahkan Kepada
Mama, Papa, Ayah, Bunda, Kakak, Adik,
Dan Semua Orang Yang Menyayangi Ku
I
Love You..
vi
Nama Lengkap
: Sri Wahyuni
Alamat
Jenis Kelamin
: Perempuan
Kewarganeraan
: Indonesia
Agama
: Islam
: yunie_chan26@yahoo.co.id
Telepon
Riwayat Pendidikan
1992 1993
1993 1999
1999 2002
2002 2006
2006 sekarang
vii
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, Segala puji bagi Allah SWT yang maha segalanya, syukur penulis
ucapkan karena akhirnya penyusunan skripsi ini dapat diselesaikan. Shalawat dan salam
penulis haturkan kepada Nabi besar Muhammad SAW yang membawa umatnya dari alam
kejahiliyaan menuju alam yang penuh dengan ilmu pengetahuan. Dengan penuh kesadaran
penulis yakin bahwa masih banyak yang harus diperbaiki dalam penyusunan skripsi yang
berjudul Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Penyakit Diabetes Melitus (DM)
Daerah Perkotaan di Indonesia Tahun 2007 ( Analisis Data Sekunder Riskesdas 2007).
Dalam proses penyusunan skripsi ini, penulis mendapatkan banyak bantuan, petunjuk,
bimbingan, dan motivasi dari berbagai pihak. Oleh karena itu, sudah sepatutnya penulis
mengucap rasa syukur sebagai implementasi dari rasa terima kasih kepada :
1. Kedua orang tua saya tercinta, H. Herman Agusli yang telah memberikan bantuan
moril maupun materil yang tak terhingga serta ibunda terkasih Hj. Netty Herawati
yang selalu menjadi sumber inspirasi dan kekuatan.
2. Prof. DR (hc). Dr. M.K. Tadjudin, Sp.And, selaku dekan Fakultas Kedokteran dan
Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. dr Yuli Prapanca, MARS selaku ketua Program Studi Kesehatan Masyarakat UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta beserta staf serta segenap Bapak/Ibu Dosen Jurusan
Kesehatan Masyarakat, yang telah memberikan ilmu pengetahuan yang sangat
berguna bagi penulis.
viii
4. Ibu Raihana N. Alkaff M.MA dan ibu Febrianti, M.Si selaku dosen pembimbing yang
telah memberikan waktu, pikiran, dan arahan kepada penyusun dalam menyelesaikan
penyusunan skripsi.
5. Kedua adikku M. Nur Chaniago dan Hervina Novitasari serta saudara-saudara ku
yang selalu memberikan motivasi, dukungan moril sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini, I love u all.
6. Ayah dan Bunda Dasmin yang selalu memberikan motivasi moril yang sangat berarti
bagi penulis selama proses penyusunan skripsi.
7. Sahabat-sahabat terbaikku TOA Duma , Syifa, Keke, Alin, Yosi dan Yunci, yang
telah memberikan motivasi, semangat selama proses penyusunan skripsi.
8. Seluruh teman-teman seperjuangan ku angkatan 2006 yang tidak bisa disebutkan
namanya satu persatu. Tetapi sungguh aku sayang kalian, sukses untuk kita semua.
9. Dan seluruh pihak yang telah membantu baik secara langsung maupun tidak langsung.
Penulis berharap skripsi ini dapat bermanfaat dalam menambah wawasan mengenai
penyakit diabetes melitus baik bagi penulis dan pembaca pada umumnya. Penulis mohon
maaf apabila dalam penyusunan laporan ini terdapat kekurangan dan kesalahan baik sengaja
maupun tidak disengaja.
Penulis
ix
DAFTAR ISI
Halaman
LEMBAR PERNYATAAN ..................................................................................
ABSTRAK ............................................................................................................
ii
ABSTRACT..........................................................................................................
iii
iv
LEMBAR PERSEMBAHAN...............................................................................
vi
vii
viii
xv
xviii
DAFTAR BAGAN................................................................................................
xix
xx
BAB I
PENDAHULUAN .................................................................................
E.
F.
BAB II
1. Definisi ..............................................................................................
2. Patofisiologi .......................................................................................
10
13
15
17
18
18
18
20
20
21
e. Pendidikan ....................................................................................
22
f. Pekerjaan ........................................................................................
23
25
a. Kegemukan/Obesitas ......................................................................
25
28
31
f. Dislipidemia ...................................................................................
33
36
1) Merokok....................................................................................
36
2) Konsumsi alkohol......................................................................
38
39
42
44
E.
45
F.
47
48
48
50
C. Hipotesis ........................................................................................................
55
56
56
56
56
xi
1. Populasi..............................................................................................
56
2. Sampel ...............................................................................................
57
61
62
66
66
67
68
68
71
71
72
73
73
73
74
74
5. Gambaran Obesitas............................................................................
75
76
76
77
78
78
79
80
F.
81
81
81
82
83
84
xii
85
86
87
88
89
90
91
91
93
98
98
B. Analisis Univariat...................................................................................
100
100
102
102
104
105
107
109
111
113
114
117
119
120
12. Analisis Hubungan Konsumsi Buah dan Sayur dengan Penyakit (DM)
123
127
A. Simpulan ................................................................................................
127
B. Saran ......................................................................................................
129
xiii
132
LAMPIRAN .........................................................................................................
137
xiv
DAFTAR TABEL
Nomor
Halaman
xv
xvi
xvii
DAFTAR GAMBAR
Nomor
Halaman
Gambar 2.1
Gambar 3.1
Gambar 4.1
xviii
DAFTAR BAGAN
Nomor
Halaman
Bagan 2.1
Bagan 2.2
xix
DAFTAR LAMPIRAN
Nomor
Lampiran 1
Lampiran 2
Kuesioner Penelitian
Lampiran 3
Analisis Data
xx
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Transisi epidemiologi penyakit saat ini dan masa yang akan datang di
masyarakat cenderung beralih dari penyakit menular ke penyakit tidak
menular. Menurut WHO tahun 2000 bahwa dari statistik kematian di dunia,
57 juta kematian yang terjadi setiap tahunnya disebabkan oleh penyakit tidak
menular (Non Communicable Disease).1
Penyakit tidak menular (PTM) tersebut adalah penyakit jantung,
stroke,
di Indonesia sebesar 0,4%, dari data tersebut penderita diabetes lebih banyak
ditemukan di daerah perkotaan yaitu sebesar 0,6% dibanding di daerah
pedesaan yang hanya sebesar 0,2%. Sedangkan pada RISKESDAS tahun
2007 prevalensi DM pada penduduk usia 15 tahun di Indonesia sebesar
1,1% dan pada penduduk perkotaan sebesar 5,7%. Berdasarkan Penelitian
DM pada Riskesdas tahun 2007 dipilih ibukota/ kabupaten kota hal ini terkait
dengan kecenderungan beberapa penyakit menular dan tidak menular yang
semakin meningkat di daerah perkotaan. Dari data Penyakit tidak menular
penyebab kematian terbesar diabetes menempati urutan kedua sebesar (9,7%)
setelah stroke yang menempati urutan pertama (19,4%) di susul hipertensi
sebesar (7,5%).3,4
Banyak sejumlah kasus diabetes di dunia ditemukan di daerah
perkotaan, sebagaimana halnya yang dikemukakan oleh Mohan dkk tahun
2008, dalam penelitiannya mengenai Urban rural differences in prevalence of
self-reported diabetes in IndiaThe WHOICMR Indian NCD risk factor
surveillance di wilayah utara, selatan, timur dan barat India, mengatakan
bahwa kasus diabetes tertinggi ditemukan di daerah perkotaan yaitu sebesar
7,3% dan terendah di daerah pedesaan sebesar 3,1%. Beliau juga mengatakan
bahwa ada hubungan antara daerah perkotaan dengan kasus diabetes melitus
dengan OR sebesar 2,48. Penduduk perkotaan, obesitas abdominal dan
kurang aktivitas merupakan faktor risiko penyakit diabetes melitus. 5
B. Rumusan Masalah
Penyakit diabetes melitus adalah suatu penyakit menahun, tidak dapat
disembuhkan, bermasalah karena penyakit ini tidak dirasakan oleh seseorang
pada stadium awal sehingga tidak diketahui lebih dini dan baru terdiagnosa
setelah timbul komplikasi. Prevalensi nasional penyakit diabetes melitus di
Indonesia adalah 1,1%. Tetapi pada faktanya prevalensi diabetes melitus
daerah perkotaan melebihi prevalensi nasional yaitu sebesar 5,7%. Oleh
karena itu, dengan mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan
C. Pertanyaan Penelitian
1. Bagaimanakah gambaran penyakit DM daerah perkotaan di Indonesia
tahun 2007 ?
2. Bagaimanakah gambaran faktor risiko yang tidak dapat dimodifikasi
(umur, jenis kelamin, pendidikan dan pekerjaan) daerah perkotaan di
Indonesia tahun 2007?
3. Bagaimanakah gambaran faktor risiko yang dapat dimodifikasi (obesitas,
aktivitas fisik, hipertensi, konsumsi lemak, merokok, konsumsi alkohol,
konsumsi kafein dan kurang konsumsi buah dan sayur) daerah perkotaan
di Indonesia tahun 2007?
4. Apakah ada hubungan antara faktor risiko yang tidak dapat dimodifikasi
(umur, jenis kelamin, pendidikan dan pekerjaan) dengan penyakit DM
daerah perkotaan di Indonesia tahun 2007?
5. Apakah ada hubungan antara faktor risiko yang dapat dimodifikasi
(obesitas, aktivitas fisik, hipertensi, konsumsi lemak, merokok, konsumsi
alkohol, konsumsi kafein dan kurang konsumsi buah dan sayur) dengan
penyakit DM daerah perkotaan di Indonesia tahun 2007?
6. Faktor apakah yang paling dominan mempengaruhi kejadian penyakit
diabetes melitus (DM) daerah perkotaan di Indonesia tahun 2007?
D. Tujuan Penelitian
1. Tujuan umum
Mengetahui Faktor-faktor yang berhubungan dengan penyakit
diabetes melitus (DM) daerah perkotaan di Indonesia tahun 2007.
2. Tujuan khusus
a. Untuk mengetahui gambaran penyakit DM daerah perkotaan di
Indonesia tahun 2007.
b. Untuk mengetahui gambaran faktor risiko yang tidak dapat dimodifikasi
(umur, jenis kelamin, pendidikan dan pekerjaan) daerah perkotaan di
Indonesia tahun 2007.
c. Untuk mengetahui gambaran faktor risiko yang dapat dimodifikasi
(obesitas, aktivitas fisik, hipertensi, konsumsi lemak, merokok,
konsumsi alkohol, konsumsi kafein dan kurang konsumsi buah dan
sayur) daerah perkotaan di Indonesia tahun 2007.
d. Untuk mengetahui hubungan antara faktor risiko yang tidak dapat
dimodifikasi (umur, jenis kelamin, pendidikan dan pekerjaan) dengan
penyakit DM daerah perkotaan di Indonesia tahun 2007.
e. Untuk mengetahui hubungan antara faktor risiko yang dapat
dimodifikasi (obesitas, aktivitas fisik, hipertensi, konsumsi lemak,
merokok, konsumsi alkohol, konsumsi kafein dan kurang konsumsi
buah dan sayur) dengan penyakit DM daerah perkotaan di Indonesia
tahun 2007.
E. Manfaat Penelitian
1. Menjadi informasi untuk bagian Jaringan Informasi dan Publikasi
Penelitian (JIPP) di Kementrian Kesehatan Republik Indonesia mengenai
penyakit DM di Indonesia tahun 2007, yang berkaitan dengan faktor-faktor
yang berhubungan dengan penyakit diabetes melitus (DM) daerah
perkotaan di Indonesia .
2. Dapat menjadi bahan acuan bagi penelitian selanjutnya.
3. Menambah pengetahuan dan pengalaman bagi peneliti khusus mengenai
penyakit DM maupun faktor-faktor yang berhubungan dengan masalah
tersebut.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Diabetes Melitus (DM)
1. Definisi
Diabetes Melitus (DM) atau disingkat Diabetes adalah gangguan
kesehatan yang berupa kumpulan gejala yang disebabkan oleh peningkatan
kadar gula (glukosa) darah akibat kekurangan atau resistensi insulin.8
Menurut Sustrani dkk (2006) Diabetes adalah suatu penyakit,
dimana tubuh penderitanya tidak bisa secara otomatis mengendalikan
tingkat gula (glukosa) dalam darahnya. Pada tubuh yang sehat, pankreas
melepas hormon insulin yang bertugas mengangkut gula melalui darah ke
otot-otot dan jaringan lain untuk memasok energi. 9
Sedangkan menurut Depkes (2007) Diabetes melitus adalah
Penyakit dengan kadar gula darah yang melebihi normal dan menunjukan
gejala cepat lapar, cepat haus, sering buang air kecil terutama di malam
hari. 1
Dapat ditarik kesimpulan dari definisi diatas bahwa penyakit
diabetes melitus (DM) adalah suatu penyakit degeneratif akibat
peningkatan kadar glukosa darah yang melebihi batas normal atau ambang
batas yang dianjurkan. Peningkatan kadar glukosa dalam darah dakibatkan
resistensi insulin.
10
2. Patofisiologi
Gula dari makanan yang masuk melalui mulut dicerna di usus,
kemudian diserap ke dalam aliran darah. Glukosa ini merupakan sumber
energi utama bagi sel tubuh di otot dan jaringan. Agar dapat melakukan
fungsinya, glukosa membutuhkan teman yang disebut insulin. Hormon
insulin ini diproduksi oleh sel beta di pulau Langerhans (islets of
Langerhans) dalam pankreas. Setiap kali kita makan, pankreas memberi
respon dengan mengeluarkan insulin ke dalam aliran darah. Ibarat kunci,
insulin membuka pintu sel agar glukosa masuk. Dengan demikian, kadar
glukosa dalam darah menjadi turun. 7
Hati merupakan tempat penyimpanan sekaligus pusat pengolahan
glukosa. Pada saat kadar insulin meningkat seiring dengan makanan yang
11
12
13
14
11
12
Penyebab
15
4. Pemeriksaan Diabetes
a. Pemeriksaan gula darah puasa
Bagan 2.1
Pemeriksaan Gula Darah Puasa
Keluhan DM (-)
GDP*
126
100-125
Keluhan Klasik (-)
Ulang GDP*
126
<100
< 126
TTGO**
GD 2 jam pasca
pembebanan
200
DIABETES MELITUS
140-199
< 140
TGT
GDPT
Nomal
16
Keluhan DM (-)
GDS*
200
140-199
<140
Ulang GDS*
200
< 200
TTGO**
GD 2 jam pasca
pembebanan
200
DIABETES MELITUS
140-199
TGT
< 140
Nomal
17
18
epidemiologi.
Angka-angka
kesakitan
19
pada resistensi insulin di jaringan perifer seperti sel otot, sel hati, dan
sel lemak (adiposit). 16
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Bener dkk pada tahun
2007-2008 mengenai Prevalence of Diagnosed and Undiagnosed
Diabetes Mellitus and Its Risk Factors in a Population-Based Study of
Qatar pada populasi orang dewasa di Qatar menyatakan bahwa kasus
DM lebih tinggi ditemukan pada usia 40-49 tahun sebesar 31.2%.17
Menurut Harding et al dalam jurnal penelitiannya tentang Diet
Lemak dan Risiko Klinik Pada Diabetes Tipe 2, bahwa umur
mempunyai hubungan yang signifikan dengan kejadian DM tipe 2 dan
memberikan risiko kejadian DM tipe 2 sebesar 0. 84 kali. 18
Berdasarkan penelitian yang
20
Damayanti
ketidakseimbangan
wanita
hormonal,
yang
sedang
progesteron
hamil
tinggi,
terjadi
sehingga
21
d. Jenis kelamin
Jenis kelamin adalah Perbedaan seks yang di dapat sejak lahir yang
dibedakan antara laki-laki dan perempuan. Baik pria maupun wanita
memiliki risiko yang sama besar untuk mengidap diabetes sampai usia
dewasa awal. Setelah usia 30 tahun, wanita memiliki risiko yang lebih
tinggi dibanding pria. 14,21
Menurut Damayanti wanita lebih berisiko mengidap diabetes
karena secara fisik wanita memiliki peluang peningkatan indeks masa
tubuh yang lebih besar. Sindroma siklus bulanan (premenstrual
syndrome), pasca-menopouse yang membuat distribusi lemak tubuh
menjadi mudah terakumulasi akibat proses hormonal tersebut sehingga
wanita berisiko menderita diabetes melitus tipe 2. 20 Proporsi DM lebih
tinggi pada wanita sebesar 53.2% dibanding laki-laki sebesar 46.8%.17
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Lely S dan Indrawati T
dalam Media Litbang Kesehatan (2004) menyebutkan bahwa penderita
diabetes tertinggi pada perempuan yaitu sebesar 62% dan terendah pada
laki-laki yaitu sebesar 38%. Jenis kelamin mempunyai hubungan yang
signifikan dengan kejadian DM tipe 2 dan memberikan risiko kejadian
DM tipe 2 sebesar 0. 87 kali. 18
22
e. Pendidikan
Pendidikan adalah suatu proses pembentukan kecepatan seseorang
secara intelektual dan emosional kearah dalam sesama manusia.
Pendidikan juga diartikan sebagai suatu usaha sendiri untuk
mengembangkan kepribadian dan kemampuan di dalam dan diluar
sekolah dan berlangsung seumur hidup. Pendidikan seseorang
merupakan salah satu proses perubahan tingkah laku, semakin tinggi
pendidikan seseorang maka dalam memilih tempat-tempat pelayanan
kesehatan semakin diperhitungkan. 15
Menurut azwar (1983), pendidikan merupakan suatu faktor yang
mempengaruhi perilaku seseorang dan pendidikan dapat mendewasakan
seseorang serta berprilaku baik, sehingga dapat memilih dan membuat
keputusan dengan lebih tepat.22 Dengan pendidikan yang tinggi
seseorang diharapkan dapat berprilaku sehat yaitu mencegah penyakit
diabetes melitus pada dirinya dan menghindari faktor-faktor risiko
diabetes melitus. Orang yang memiliki pendidikan tinggi mempunyai
hubungan yang signifikan untuk tidak mengalami kejadian diabetes
melitus dibanding orang yang berpendidikan rendah. Hal ini disebabkan
karena orang yang berpendidikan tinggi lebih mengetahui faktor-faktor
risiko diabetes sehingga dapat berjaga-jaga untuk tidak terkena diabetes
melitus. 19
23
f. Pekerjaan
Menurut Arikunto tahun 2000 dalam tawi (2008) pekerjaan adalah
aktivitas yang dilakukan seseorang tiap hari dalam
kehidupannya.
24
25
26
Tabel. 2.1
Kategori Ambang Batas IMT untuk Indonesia
Kategori
IMT
< 17, 0
17, 0 18,5
Kurus
Normal
> 25,0-27,0
> 27,0
Gemuk
Sumber: Depkes, 1994. Pedoman Praktis Pemantauan Status Gizi
orang Dewasa, Jakarta. hlm 4. 23
27
Diyakini bahwa sel-sel lemak yang lebih besar tidak merespon insulin
dengan baik. 21
Kegemukan dapat menyebabkan insulin yang beredar di dalam
darah menjadi tidak efektif. Insulin yang ada tidak dapat lagi
menghantar seluruh
sebagian lubang kunci pada sel jaringan berubah, sehingga tidak cocok
lagi dengan kunci insulin. Keadaan ini disebut resistensi insulin.
Adanya resistensi insulin menyebabkan kelenjar pankreas terpacu untuk
menghasilkan lebih banyak lagi insulin, dengan maksud menurunkan
kadar glukosa darah. Akibatnya, kadar insulin di dalam darah menjadi
berlebihan. Keadaan ini disebut hiperinsulinemia, dan ini berbahaya.
Dengan mengukur kadar insulin darah dalam keadaan puasa, maka
kadar yang melebihi 30 mU/ml atau lebih 20 mU/ml menunjukkan
adanya hiperinsulinemia. Keadaan hiperinsulinemia akan menimbulkan
penyakit diabetes melitus, gangguan kadar lemak darah (dislipidemia),
atau tekanan dara tinggi (hipertensi), tergantung pada gen yang dimiliki
penderita. Kesemua penyakit yang timbul ini akhirnya akan merusak
lapisan dalam pembuluh darah (endothelium) dengan berbagai
akibatnya. 11
Obeitas mempunyai hubungan yang signifikan dengan kejadian
diabetes melitus, 80-85% penderita diabetes tipe 2 mengidap
kegemukan. Tentu saja tidak semua orang yang kegemukan menderita
28
b. Aktivitas fisik
Menurut Almatsier aktivitas fisik adalah gerakan yang dilakukan
oleh otot tubuh dan sistem penunjangnya,26 dan menurut Tandra
Aktivitas fisik adalah semua gerakan tubuh yang membakar kalori,
misalnya menyapu, naik turun tangga, menyetrika, berkebun, dan
berolahraga tentunya. Olahraga aerobik yang mengikuti serangkaian
gerak berurutan akan menguatkan dan mengembangkan otot dan semua
bagian tubuh. Termasuk didalamnya adalah jalan, berenang, bersepeda,
29
30
31
: 30-60 menit.
4) Jenis
seperti jalan,
jogging,
32
33
34
dan ayam gemuk, krim, susu, keju, dan kuning telur, serta makanan
yang dimasak dengan lemak atau minyak. Sayur dan buah (kecuali
alpukat) sangat sedikit mengandung lemak. 25
Lemak mempunyai kandungan energi sebesar 9 kilokalori
pergramnya. Bahan makanan ini sangat penting untuk membawa
vitamin yang larut dalam lemak seperti vitamin A, D, E, dan K.
berdasarkan ikatan rantai karbonnya, lemak dikelompokan menjadi
lemak jenuh dan lemak tidak jenuh. Pembatasan asupan lemak jenuh
dan kolesterol sangat disarankan bagi diabetes karena terbukti dapat
memperbaiki profil lipid tidak normal yang sering dijumpai pada
diabetes. Asam lemak tidak jenuh rantai tunggal (monounsaturated fatty
acid = MUFA), merupakan salah satu asam lemak yang dapat
memperbaiki kadar glukosa darah dan profil lipid. Pemberian MUFA
pada diet diabetisi dapat menurunkan kadar trigliserida, kolesterol total,
kolesterol VLDL, dan meningkatkan kadar kolesterol HDL. Sedangkan
asam lemak tidak jenuh rantai panjang (polyunsaturated fatty acid =
PUFA) dapat melindungi jantung, menurunkan kadar trigliserida,
memperbaiki agregasi trombosit. PIFA mengandung asam lemak omega
3 yang dapat menurunkan sintesi VLDL di dalam hati dan
meningkatkan
aktivitas
enzim
lipoprotein
lipase
yang
dapat
35
pada
batang
tubuh,
terutama
bagian
perut
lebih
36
37
38
2) Konsumsi alkohol
Alkohol mengandung banyak karbohidrat dan kalori.
Pengaturan
glukosa
darah
menjadi
labih
sulit
apabila
Menurut
Rahatta
dalam
juga
alkohol
dapat
39
3) Konsumsi kafein
Kafein merupakan stimulan ringan, termasuk zat psikoaktif
yang paling banyak digunakan di dunia. Kafein terdapat di dalam
kopi, teh, minuman ringan, kokoa, cokelat, serta berbagai resep dan
obat-obat yang dijual bebas. Kafein meningkatkan sekresi
norepinefrin dan meningkatkan aktifitas syaraf pada berbagai area
di otak. Kafein diabsorbsi dari traktus digestivus, dan segera
didistribusikan ke seluruh jaringan kafein mempunyai efek
antagonis kompetitif terhadap reseptor adenosin.
Adenosin
plasma
darah,
merangsang
lipolisis,
meningkatkan
40
41
sensitifitas
insulin.
Baik
kopi
maupun teh
42
Tahun
206-2007,
bahwa
terdapat
hubungan
43
44
45
46
47
1. Kegemukan/obesitas
2. Aktivitas fisik
2. Riwayat keluarga DM
3. Riwayat diabetes
gestasional
4. Konsumsi lemak
4. Jenis kelamin
5. Pendidikan
a. Merokok
6. Pekerjaan
b. Konsumsi alkohol
c. Konsumsi kafein
d. Kurang konsumsi buah
dan sayur
Diabetes Melitus
48
BAB III
KERANGKA KONSEP, DEFINISI OPERASIONAL DAN HIPOTESIS
A. Kerangka Konsep
Kerangka konsep merupakan pedoman untuk penelitian dan
merupakan model yang menunjukan hubungan antara variabel independen
dan variabel dependen, dimana masing-masing variabel tersebut sudah dapat
dioperasionalkan dan diukur oleh peneliti. Penelitian ini bertujuan untuk
melihat faktor-faktor yang berhubungan dengan penyakit diabetes melitus
yang meliputi faktor risiko yang dapat dimodifikasi dan tidak dapat
dimodifikasi. Faktor yang dapat dimodifikasi yaitu obesitas, aktivitas fisik,
hipertensi, konsumsi lemak, diet tidak sehat (merokok, konsumsi alkohol,
konsumsi kafein dan kurang konsumsi buah dan sayur), dan faktor yang tidak
dapat dimodifikasi yaitu usia, riwayat keluarga DM, riwayat diabetes
gestasional, jenis kelamin, pendidikan dan pekerjaan.
Variabel penelitian yang digunakan dalam penelitian ini dapat dilihat
pada gambar 3.1 dibawah ini, namun dalam penelitian ini ada beberapa
variabel yang tidak diteliti oleh peneliti karena pada penelitian RISKESDAS
2007 variabel tersebut tidak tersedia. Variabel tersebut yaitu riwayat keluarga
DM dan riwayat diabetes gestasional yang termasuk ke dalam faktor risiko
yang tidak dapat dimodifikasi.
49
Variabel Independen
Variabel Dependen
Penyakit
Diabetes
Melitus
50
B. Definisi Operasional
Tabel 3.1
Definisi Operasional Variabel Penelitian
No
Variabel
Definisi Operasional
Cara Ukur
Alat Ukur
Hasil Ukur
1.
Diabetes
Melitus (DM)
2.
3.
Skala
Pengambilan
spesimen
darah
responden
Alat-alat
medis untuk
pengambilan
spesimen
darah
Ordinal
Umur
Angket
Riskesdas
2007
Kuesioner
Riskesdas
B4K5
Ratio
Jenis Kelamin
Angket
Riskesdas
2007
Kuesioner
Riskesdas
B4K4
0. Perempuan
1. Laki-laki.15
Nominal
51
Tabel 3.1
Definisi Operasional Variabel Penelitian (Lanjutan)
No
Variabel
4.
Pendidikan
5.
Pekerjaan
6.
Obesitas
7.
Aktivitas fisik
Definisi Operasional
Tingkat pendidikan tertinggi
yang telah dicapai
responden.15
Pekerjaan yang menggunakan
waktu terbanyak responden
atau pekerjaan yang
memberikan penghasilan
terbesar.14
Berdasarkan perhitungan
IMT, yaitu BB (kg)/TB2(m).4
Segala aktivitas fisik yang
dilakukan terus-menerus
selama 10 menit atau lebih
dalam setiap kali kegiatan
baik yang berkaitan dengan
pekerjaan, waktu segang dan
perjalanan.14
Cara Ukur
Alat Ukur
Hasil Ukur
Skala
Angket
Riskesdas
2007
Angket
Riskesdas
2007
Kuesioner
Riskesdas
kolom 7
Kuesioner
Riskesdas
kolom 8
Ordinal
0. Tidak bekerja
1. Bekerja. 15
Ordinal
Angket
Riskesdas
2007
Angket
Riskesdas
2007
Kuesioner
Riskesdas U1
dan U2A
Kuesioner
Riskesdas
D22-D30
0. Obesitas/kegemukan,
jika IMT 25
1. Normal, jika IMT < 25.4
0. Kurang, jika < 150 menit
selama lima hari dalam
seminggu.
1. Cukup, jika 150 menit
selama lima hari dalam
seminggu.4
Ordinal
Ordinal
52
Tabel 3.1
Definisi Operasional Variabel Penelitian (Lanjutan)
No
Variabel
8.
Hipertensi
9.
Konsumsi
lemak
Definisi Operasional
Hasil pengukuran tekanan
darah sistolik 140 mmHg
atau tekanan darah diastolik
90 mmHg .36
Konsumsi makanan
berlemak, yaitu makanan
yang lebih dominan
kandungan lemak seperti sop
buntut, sate, pizza, burger,
makanan gorengan dll.14
Cara Ukur
Alat Ukur
Pengukuran
tekanan darah
Tensimeter
digital
Angket
Riskesdas
2007
Kuesioner
Riskesdas
D35
Hasil Ukur
0. Ya, jika tekanan darah
140/90 mmHg.
1. Tidak, jika tekanan
darah < 140/90 mmHg.36
0. Sering, jika
mengkonsumsi 1 kali
atau > 1 kali per hari
1. Jarang, jika
mengkonsumsi 3-6 kali,
1-2 kali per minggu dan
3 kali per bulan
2. Tidak pernah, jika tidak
pernah mengkonsumsi
makanan berlemak.4
Skala
Ordinal
Ordinal
53
Tabel 3.1
Definisi Operasional Variabel Penelitian (Lanjutan)
No
Variabel
Definisi Operasional
Cara Ukur
Alat Ukur
Hasil Ukur
Skala
10. Merokok
Angket
Riskesdas
2007
Kuesioner
Riskesdas
D11
11. Konsumsi
alkohol
Angket
Riskesdas
2007
Kuesioner
Riskesdas
D18-D19
Ordinal
54
Tabel 3.1
Definisi Operasional Variabel Penelitian (Lanjutan)
No
Variabel
Definisi Operasional
Cara Ukur
Alat Ukur
12.
Konsumsi
kafein
Angket
Riskesdas
2007
Kuesioner
Riskesdas
D35
13.
Kurang
konsumsi buah
dan sayur
Angket
Riskesdas
2007
Kuesioner
Riskesdas
D31-D34
Hasil Ukur
0. Sering, jika mengkonsumsi
1 kali atau > 1 kali per hari
1. Jarang, jika mengkonsumsi
3-6 kali, 1-2 kali per
minggu dan 3 kali per
bulan
2. Tidak pernah, jika tidak
pernah mengkonsumsi
minuman berkafein.14
0. Kurang, jika konsumsi
buah dan sayur < 5 porsi
sehari selama seminggu.
1. Cukup, jika konsumsi buah
dan sayur 5 porsi sehari
selama minggu.14
Skala
Ordinal
Ordinal
55
C. Hipotesis
1. Ada hubungan antara umur dengan penyakit DM pada penduduk daerah
perkotaan di Indonesia tahun 2007.
2. Ada hubungan antara jenis kelamin dengan penyakit DM pada penduduk
daerah perkotaan di Indonesia tahun 2007.
3. Ada hubungan antara pendidikan dengan penyakit DM pada penduduk
daerah perkotaan di Indonesia tahun 2007.
4. Ada hubungan antara pekerjaan dengan penyakit DM pada penduduk
daerah perkotaan di Indonesia tahun 2007.
5. Ada hubungan antara obesitas dengan penyakit DM pada penduduk daerah
perkotaan di Indonesia tahun 2007.
6. Ada hubungan antara aktivitas fisik dengan penyakit DM pada penduduk
daerah perkotaan di Indonesia tahun 2007.
7. Ada hubungan antara hipertensi dengan penyakit DM pada penduduk
daerah perkotaan di Indonesia tahun 2007.
8. Ada hubungan antara konsumsi lemak dengan penyakit DM pada
penduduk daerah perkotaan di Indonesia tahun 2007.
9. Ada hubungan antara merokok dengan penyakit DM pada penduduk
daerah perkotaan di Indonesia tahun 2007.
10. Ada hubungan antara konsumsi alkohol dengan penyakit DM pada
penduduk daerah perkotaan di Indonesia tahun 2007.
11. Ada hubungan antara konsumsi kafein dengan penyakit DM pada
penduduk daerah perkotaan di Indonesia tahun 2007.
12. Ada hubungan antara kurang konsumsi buah dan sayur dengan penyakit
DM pada penduduk daerah perkotaan di Indonesia tahun 2007.
56
BAB IV
METODELOGI PENELITIAN
dan
57
2. Sampel
Sampel untuk Riskesdas adalah rumah-tangga terpilih di BS terpilih
menurut sampling yang dilakukan oleh BPS untuk Susenas 2007. Seluruh
anggota rumah-tangga terpilih merupakan unit observasi/ pengamatan
dalam rumah-tangga, sesuai dengan kuesioner yang telah disiapkan.
Instrumen untuk wawancara, pemeriksaan antropometri dipergunakan
untuk seluruh anggota rumah tangga terpilih.
Kerangka pengambilan sampel (sampling frame) menggunakan blok
sensus (BS) dari Badan Pusat Statistik (BPS). Cara pengambilan sampel
adalah cluster sampling dengan menggunakan blok sensus BPS.
Rancangan sampel 2 tahap di daerah perkotaan. Untuk rancangan sampel 2
tahap, tahap-1 dari kerangka sampel BS dipilih sejumlah BS secara
probability proportional to size (PPS) sampling, artinya penentuan
banyaknya blok sensus disesuaikan dengan jumlah penduduk secara
proporsional. Jumlah blok sensus dalam Riskesdas 2007 adalah 17.150
blok sensus dari 440 kabupaten/kota. Pada tahap-2, dari setiap blok sensus
terpilih kemudian dipilih 16 rumah tangga secara acak sederhana (linear
systematic sampling).
Sampel Riskesdas bidang biomedis adalah seluruh anggota rumah
tangga (RT) dari RT terpilih di blok sensus terpilih di daerah urban sesuai
Susenas Kor 2007 yang berjumlah 6.474 blok sesnsus. Jumlah sampel
yang diambil adalah 15% daerah urban di Indonesia secara systematic
58
random sampling. Besar sampel adalah 15.536 RT dari 971 BS. Jumlah
rumah tangga yang terpilih sebanyak 15.536 rumah tangga dan anggota
rumah tangga yang diambil sampel gula darahnya berjumlah 24.417
individu, setelah dilakukan proses cleaning data jumlah sampel tersisa
yang siap dianalisis berjumlah 17.641 individu.
Gambar 4.1 Alur Pengambilan Sampel Biomedis Pemeriksaan
Gula Darah Riskesdas 2007
Propisnsi
33propinsi
Kabupaten/Kota
440 kabupaten/kota
Blok sensus
Sampel RT terpilih
Anggota RT usia 15
thn terpilih
Sumber:
15.536 RT
59
Kesehatan Masyarakat,
bersedia
menandatangani
surat
1-/2
2P(1-P ) + Z
1- P1(1-P1)
+ P2(1-P2)] 2
n=
X deff
(P1 - P2)
Keterangan : n
Z1-/2
= Derajat kemaknaan, 5%
Z1-
P1
60
P2
P=
P1+P2
P2
61
D. Instrumen Penelitian
Instrumen dalam penelitian ini menggunakan kuesioner RISKESDAS
2007. Dibawah ini adalah beberapa variabel yang diteliti oleh peneliti:
Tabel 4.1
Variabel Penelitian dan Instrumen Penelitian
No.
Variabel Penelitian
1. Diabetes Melitus (DM)
Instrument Penelitian
Alat kimia klinis otomatis atau
fotometri
2.
Umur
3.
Jenis Kelamin
4.
Pendidikan
5.
Pekerjaan
6.
Obesitas
7.
Aktivitas fisik
8.
Hipertensi
Digital Sphygmomanometer
9.
Konsumsi lemak
10. Merokok
62
1. Scoring (Penilaian)
a. Umur
Masa hidup responden dalam tahun dengan pembulatan ke bawah
atau umur pada waktu ulang tahun yang terakhir. Dalam penelitian ini
dilihat dari rata-rata umur responden.
b. Jenis kelamin
Perbedaan seks yang di dapat sejak lahir yang dibedakan antara
laki-laki dan perempuan. Dalam penelitian ini jenis kelamin
dikategorikan menjadi 2 (dua) yaitu perempuan dengan nilai 0 (nol) dan
laki-laki dengan nilai 1 (satu).
c. Pendidikan
Pendidikan di ukur berdasarkan tingkat pendidikan tertinggi yang
telah dicapai responden, dalam penelitian ini pendidikan dikategorikan
menjadi dua yaitu rendah dan tinggi. Penilaian rendah dilakukan dengan
memberikan nilai 0 (nol) jika SMP, dan penilaian tinggi dilakukan
dengan memberikan nilai 1 (satu) SMA.
d. Pekerjaan
Pekerjaan di ukur berdasarkan pekerjaan yang menggunakan waktu
terbanyak responden atau pekerjaan yang memberikan penghasilan
terbesar. Dalam penelitian ini pekerjaan dikategorikan menjadi dua
yaitu tidak bekerja dan bekerja. Penilaian tidak bekerja dilakukan
dengan memberikan nilai 0 (nol) dan bekerja diberikan nilai 1 (satu).
63
e. Obesitas
Obesitas di ukur berdasarkan hasil pengukuran IMT, obestitas
dikategorikan menjadi dua yaitu obesitas dan normal. Penilaian obesitas
dilakukan dengan memberikan nilai 0 (nol) untuk IMT 25, dan
penilaian normal dilakukan dengan memberikan nilai 1 (satu) untuk
IMT < 25.
f. Aktivitas fisik
Aktivitas fisik adalah semua gerakan tubuh yang membakar kalori,
misalnya menyapu, mengepel, mencuci baju, menimba air, bercocok
tanam dll. Aktivitas fisik dikategorikan menjadi dua yaitu aktivitas
kurang dan aktivitas cukup. Penilaian aktivitas kurang dilakukan
dengan memberikan nilai 0 (nol) jika < 150 menit selama lima hari
dalam seminggu dan penilaian aktivitas cukup dilakukan dengan
memberikan nilai 1 (satu) jika 150 menit selama lima hari dalam
seminggu.
g. Hipertensi
Hipertensi di ukur berdasarkan hasil pengukuran tekanan darah
sistolik 140 mmHg atau tekanan darah diastolik 90 mmHg.
Penilaian hipertensi dilakukan dengan memberikan nilai 0 (nol) jika
tekanan darah 140/90 mmHg, dan penilaian tidak hipertensi dilakukan
dengan memberikan nilai 1 (satu) jika tekanan darah < 140/90 mmHg.
64
h. Konsumsi lemak
Konsumsi makanan berlemak, yaitu makanan yang lebih dominan
kandungan lemak seperti sop buntut, sate, pizaa, burger, makanan
gorengan dll. Penilaian dilakukan dengan memberikan kategori sering
dengan nilai 0 (nol) jika mengkonsumsi 1 kali atau > 1 kali per hari,
kategori jarang dengan nilai 1 (satu) jika mengkonsumsi 3-6 kali, 1-2
kali per minggu dan < 3 kali per bulan dan kategori tidak pernah dengan
nilai 2 (dua) jika tidak pernah mengkonsumsi makanan berlemak.
i. Merokok
Merokok adalah kebiasaan merokok sekarang meliputi jumlah
batang rokok yang biasa dihisap setiap hari sesuai jenis. Merokok
dikategorikan menjadi tiga kategori yaitu perokok berat, sedang dan
ringan. Penilaian perokok berat dilakukan dengan memberikan nilai 0
(nol) jika merokok > 20 batang per hari, penilaian perokok sedang
dilakukan dengan memberikan nilai 1 (satu) jika merokok 20-10 batang
per hari, penilaian perokok ringan dilakukan dengan memberikan nilai 2
(dua) jika merokok < 10 batang per hari, dan penilaian tidak pernah
merokok dengan memberikan nilai 3 (tiga).
j. Konsumsi alkohol
Konsusmi alkohol adalah konsumsi minuman yang mengandung
alkohol antara lain adalah bir, wine, anggur sprit, fermentasi sari buah
atau minuman setempat seperti tuak, poteng cap tikus, topi miring.
65
66
67
68
F. Pengolahan Data
Pengolahan data merupakan proses yang sangat penting dalam
penelitian. Oleh karena itu, harus dilakukan dengan baik dan benar. Kegiatan
dalam proses pengolahan data adalah editing, coding dan entry data.39
Adapun proses tersebut telah dilakukan oleh Tim manajemen dan kuesioner
Riskesdas 2007. Sedangkan pengolahan data yang dilakukan oleh peneliti
adalah cleaning data, cleaning data merupakan
G. Analisis Data
Analisis data yang dilakukan dengan menggunakan komputer, yaitu
dengan menggunakan program stata. Adapun analisis data yang digunakan
adalah:
1. Univariat
Analisis univariat digunakan untuk mendeskripsikan karakteristik
masing-masing variabel dependen dan variabel independen. Variabel
tersebut adalah penyakit DM, umur, jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan,
69
70
3. Multivariat
Analisis multivariat digunakan untuk mengetahui faktor yang paling
dominan mempengaruhi kejadian penyakit DM daerah perkotaan di
Indonesia. Analisis ini menggunakan uji regresi logistik berganda karena
variabel dependennya berbentuk kategorik dengan model prediksi yang
bertujuan untuk memperoleh model yang terdiri dari beberapa variabelindependen yang dianggap baik untuk memprediksi kejadian variabel
dependen, prosedur permodelan multivariat sebagai berikut:
a. Pemilihan kandidat dengan melakukan analisis bivariat antara masingmasing variabel independen dengan variabel dependennya. Apabila
hasil uji bivariat mempunyai nilai Pvalue < 0,25, maka variabel tersebut
menjadi kandidat model dan dapat masuk model multivariat, tetapi jika
Pvalue > 0,25 maka tidak masuk model multivariat.
b. Melakukan analisis variabel yang masuk ke dalam kandidat model
secara bersamaan, kemudian variabel yang memiliki Pvalue 0,05
masuk kedalam model, dan sebaliknya untuk variabel yang Pvalue
0,05 dikeluarkan dari model satu persatu di mulai dari pvalue yang
paling besar.
c. Melakukan tahap model matematis untuk memprediksi variabel
dependennya.
71
BAB V
HASIL
72
Frekuensi
Jumlah (n)
792
16.849
17.641
Persen (%)
4,5
95,5
100
73
Mean
50,04
SD
115,2
Min-Max
15-99
95% CI Interval
48,34112 51,74164
Jumlah (n)
9.545
8.096
17.641
Persen (%)
54,1
45,9
100
74
3. Gambaran Pendidikan
Berdasarkan penelitian yang dilakukan, didapatkan sebaran data
tingkat pendidikan pada penduduk daerah perkotaan di Indonesia sebagai
berikut:
Tabel 5.4
Distribusi Frekuensi Tingkat Pendidikan Pada Penduduk Daerah
Perkotaan di Indonesia Tahun 2007
Tingkat Pendidikan
Rendah
Tinggi
Total
Sumber: Data Primer
Jumlah (n)
10.542
7.099
17.641
Persen (%)
59,8
40,2
100
4. Gambaran Pekerjaan
Berdasarkan penelitian yang dilakukan, didapatkan sebaran data
tingkat pekerjaan pada penduduk daerah perkotaan di Indonesia sebagai
berikut:
75
Tabel 5.5
Distribusi Frekuensi Tingkat Pekerjaan Pada Penduduk Daerah
Perkotaan di Indonesia Tahun 2007
Pekerjaan
Tidak bekerja
Bekerja
Total
Sumber: Data Primer
Jumlah (n)
1.651
15.990
17641
Persen (%)
9,4
90,6
100
5. Gambaran Obesitas
Berdasarkan penelitian yang dilakukan, didapatkan sebaran data
obesitas pada penduduk daerah perkotaan di Indonesia sebagai berikut:
Tabel 5.6
Distribusi Frekuensi Obesitas Pada Penduduk Daerah Perkotaan di
Indonesia Tahun 2007
Obesitas
Obesitas
Normal
Total
Sumber: Data Primer
Jumlah (n)
4.455
13.186
17.641
Persen (%)
25,3
74,7
100
76
penduduk yang mengalami obesitas berat sebesar 14,2% (IMT >27) dan
penduduk yang mengalami obesitas ringan sebesar 11% (IMT 25-27).
Jumlah
8.822
8.819
17.641
Persen (%)
50
50
100
7. Gambaran Hipertensi
Berdasarkan penelitian yang dilakukan, didapatkan sebaran data
hipertensi pada penduduk daerah perkotaan di Indonesia sebagai berikut:
77
Tabel 5.8
Distribusi Frekuensi Hipertensi Pada Penduduk Daerah Perkotaan
di Indonesia Tahun 2007
Hipertensi
Ya
Tidak
Total
Sumber: Data Primer
Jumlah
3.214
14.427
17.641
Persen (%)
18,2
81,8
100
Jumlah
2.847
9.010
5.724
17.641
Persen (%)
16,1
51,4
32,4
100
78
9. Gambaran Merokok
Berdasarkan penelitian yang dilakukan, didapatkan sebaran data
penduduk yang merokok pada daerah perkotaan di Indonesia sebagai
berikut:
Tabel 5.10
Distribusi Frekuensi Perokok Pada Penduduk Daerah Perkotaan
di Indonesia Tahun 2007
Perokok
Berat
Sedang
Ringan
Tidak pernah
Total
S
umber: Data Primer
Jumlah
498
2.451
2.430
12.260
17.641
Persen (%)
2,8
13,9
13,8
69,5
100
79
Tabel 5.11
Distribusi Frekuensi Tingkat Konsumsi Alkohol Dalam 1 Bulan
Terakhir Pada Penduduk Daerah Perkotaan di Indonesia Tahun 2007
Konsumsi alkohol
Ya
Tidak
Total
Sumber: Data Primer
Berdasarkan
tabel
Jumlah
476
17.165
17.641
5.11
diketahui
Persen (%)
2,7
97,3
100
jumlah
penduduk
yang
Jumlah
5.984
2.795
8.862
17.641
Persen (%)
33,9
15,8
50,2
100
80
Jumlah
17.172
469
17.641
Persen (%)
97,3
2,7
100
81
Mean
SD
95% CI Interval
59,30
106,854
51.9 - 66.7
Non DM
49,61
115,575
Sumber: Data Primer
47.9 - 51.4
Pvalue
0,021
792
16849
82
Tabel 5.15
Distribusi Jenis Kelamin dengan Penyakit Diabetes Melitus (DM)
Pada Penduduk Daerah Perkotaan di Indonesia Tahun 2007
Penyakit DM
DM
Non DM
n
%
n
%
Perempuan 489
5,1
9.065
94,9
Laki-laki
303
3,7
7.793
96,3
Total
792
4,5 16.849
95,5
Sumber: Data Primer
Jenis
kelamin
Total
n
9545
8095
17641
%
100
100
100
Pvalue
0,000
83
Tabel 5.16
Distribusi Pendidikan dengan Penyakit Diabetes Melitus (DM) Pada
Penduduk Daerah Perkotaan di Indonesia Tahun 2007
Penyakit DM
Pendidikan
DM
Non DM
n
%
n
%
Rendah
469
4,4 10.073
95,6
Tinggi
323
4,5
6.776
95,5
Total
792
4,5 16.849
95,5
Sumber: Data Primer
Total
n
10.542
7.099
17.641
%
100
100
100
Pvalue
0,751
Pekerjaan
Penyakit DM
DM
Non DM
n
%
n
%
95
5,7
1.556
94,2
Tidak
bekerja
Bekerja
697
4,4
Total
792
4,5
Sumber: Data Primer
15.293
16849
95,6
95,5
Total
n
1.651
%
100
15.990
17.641
100
100
Pvalue
0,009
84
Total
n
4.455
13.186
17.641
%
100
100
100
Pvalue
0,000
85
yang mengalami obesitas berat (IMT > 27) sebesar 8,7% dan yang
mengalami obesitas ringan (IMT 25-27) sebesar 6,4%.
Dari hasil uji statistik didapatkan nilai probabilitasnya sebesar 0,000
artinya pada 5%
Total
n
8.822
8.819
17.641
%
100
100
100
Pvalue
0,342
86
Total
n
3.214
14.427
17.641
%
100
100
100
Pvalue
0,026
87
Penyakit DM
DM
Non DM
n
%
n
%
130
4,6
2.717
95,4
370
4,1
8.700
96
292
5,1
5.432
95
Sering
Jarang
Tidak
pernah
Total
792
4,5
Sumber: Data Primer
16.849
95,5
Total
n
2.847
9.070
5.724
%
100
100
100
17.641
100
Pvalue
0,014
88
Perokok
Penyakit DM
DM
Non DM
n
%
n
%
27
5,4
471
94,6
86
3,5
2.365
96,5
88
3,6
2.342
96,4
591
4.8 11.671
95,2
Berat
Sedang
Ringan
Tidak
pernah
Total
792
4,5
Sumber: Data Primer
16.849
95,5
Total
n
498
2.451
2.430
12.262
%
100
100
100
100
17.641
100
Pvalue
0,003
orang (5,4%), pada penduduk yang perokok sedang dengan rata-rata 20-10
batang perhari sebanyak 86 orang (3,5%), penduduk yang perokok ringan
dengan rata-rata < 10 batang perhari sebanyak 88 orang (3,%) dan tidak
pernah merokok sebanyak 591 orang (4,8%). Dari hasil uji statistik
didapatkan nilai probabilitasnya sebesar 0,003 artinya pada 5% ada
hubungan signifikan antara perokok dengan penyakit diabetes melitus.
Dari hasil analisis didapatkan nilai OR sebesar 0,89 artinya penduduk
yang perokok berat memiliki kecenderungan 0,89 kali untuk mengalami
penyakit diabetes melitus dibanding penduduk yang perokok sedang,
ringan dan tidak pernah merokok.
89
Total
n
476
17.165
17.641
%
100
100
100
Pvalue
0,005
90
Penyakit DM
DM
Non DM
n
%
n
%
223
3,7
5.761
96,3
114
4,1
2.681
95,9
445
5,1
8.407
94,9
Sering
Jarang
Tidak
pernah
Total
792
4,5
Sumber: Data Primer
16.849
95,5
Total
n
5.984
2.795
8.862
%
100
100
100
17.641
100
Pvalue
0,000
91
Total
n
17.172
469
17.641
%
100
100
100
Pvalue
0,116
92
Pvalue
0,751
Umur
Jenis Kelamin
Pekerjaan
Obesitas
Aktivitas Fisik
Hipertensi
Konsumsi Lemak
Merokok
Konsumsi Alkohol
Konsumsi Kafein
Konsumsi Buah dan
Sayur
Sumber: Data Primer
0,021
0,000
0,009
0,000
0,342
0,026
0,014
0,003
0,005
0,000
0,116
Keterangan
Tidak masuk
kandidat model
Masuk
kandidat model
Berdasarkan tabel 5.26 Pvalue yang diberi cetak tebal adalah Pvalue <
0,25 yang masuk dalam kandidat model, walaupun variabel aktivitas fisik
memiliki Pvalue 0,25 variabel aktivitas fisik tetap dimasukkan ke dalam
kandidat model karena secara teori variabel tersebut mempunyai hubungan
dengan kejadian diabetes melitus. Untuk tahap selanjutnya adalah tahap
permodelan dengan syarat Pvalue 0,05 dapat dilihat pada tabel 5.26 dibawah
ini:
93
Tabel 5.27
Model Prediksi Multivariat
Variabel
Model
I
0,006
0,175
0,002
0,000
0,142
0,048
0,085
0,183
0,040
0,007
0,251*
Umur
Jenis Kelamin
Pekerjaan
Obesitas
Aktivitas Fisik
Hipertensi
Konsumsi Lemak
Merokok
Konsumsi Alkohol
Konsumsi Kafein
Konsumsi Buah dan
Sayur
Sumber: Data Primer
Model
II
0,006
0,175
0,002
0,000
0,148
0,047
0,094
0,175*
0,042
0,007
-
Model Model
III
IV
0,006 0,005
0,167 0,171*
0,002 0,002
0,000 0,000
0,192*
0,043 0,046
0,097 0,077
0,037 0,040
0,004 0,006
-
Model
V
0,005
0,002
0,000
0,046
0,079*
0,026
0,001
-
Model
VI
0,004
0,002
0,000
0,050
0,025
0,001
-
Berdasarkan tabel 5.27 Pvalue yang > 0,05 dikeluarkan satu persatu dari
pvalue yang paling besar, hingga tidak ada lagi variabel yang > 0,05. Pada
model keenam semua variabel memiliki pvalue 0,05 variabel tersebut adalah
umur, pekerjaan, obesitas, hipertensi dan konsumsi kafein.
1. Model Akhir Multivariat
Tabel 5.28
Model Prediksi Diabetes Melitus (DM)
Pada Penduduk Daerah Perkotaan di Indonesia Tahun 2007
Variabel
B
Umur
0,000
Pekerjaan
0,352
Obesitas
0,856
Hipertensi
0,176
Konsumsi alkohol
-0,767
Konsumsi kafein
-0,143
Constant
2,992
Sumber: Data Primer
Wald
4,991
9,609
132,903
3,857
5,099
11,614
67,428
Pwald
0,004
0,002
0,000
0,050
0,025
0,001
0,000
OR
0,999 (0,999-1,000)
1,421 (1,138-1,775)
2,353 (2,034-2,721)
1,193 (1,000-1,422)
0,464 (0,238-0,904)
0,867 (0,799-0,941)
19,918
94
dibandingkan
orang
yang
tidak
obesitas/normal
setelah
95
96
yang
dilakukan,
didapatkan
nilai
koefisien
determinan (R square) adalah 0,031 artinya bahwa model model regresi yang
diperoleh dapat menjelaskan 3,1% variasi variabel dependen diabetes melitus.
Dengan demikian, variabel umur, pekerjaan, obesitas, hipertensi, konsumsi
kafein dan konsumsi alkohol hanya dapat menjelaskan variasi variabel
97
98
BAB VI
PEMBAHASAN
A. Keterbatasan Penelitian
Penelitian ini menggunakan data sekunder Riskesdas 2007, itu berarti data
tersebut tidak dirancang untuk menjawab pertanyaan penelitian ini. Sebagai
akibatnya, beberapa variabel yang diperlukan dan diduga berhubungan
dengan penyakit diabetes melitus (DM) tidak bisa diteliti seperti riwayat
keluarga DM dan riwayat pernah menderita diabetes gestasional.
Pada penelitian ini menggunakan disain studi cross sectional dimana
variabel-variabel yang termasuk faktor risiko dan variabel-variabel yang
termasuk efek diobservasi sekaligus pada waktu yang sama, penelitian ini
cocok sekali untuk penelitian survei. Disain ini memiliki kekurangan seperti
tidak dapat menggambarkan perkembangan penyakit
99
100
B. Analisis Univariat
1. Gambaran Penyakit DM Daerah Perkotaan di Indonesia
Diabetes Melitus atau disingkat Diabetes adalah gangguan kesehatan
yang berupa kumpulan gejala yang disebabkan oleh peningkatan kadar
gula (glukosa) darah akibat kekurangan atau resistensi insulin. 8 Menurut
Depkes (2007) Diabetes melitus adalah Penyakit dengan kadar gula darah
yang melebihi normal dan menunjukan gejala cepat lapar, cepat haus,
sering buang air kecil terutama di malam hari. 1
DM dapat menimbulkan komplikasi hampir pada seluruh sistem tubuh
manusia, mulai dari kulit sampai jantung. Bentuk-bentuk komplikasi
tersebut yaitu komplikasi pada sistem kardiovaskuler seperti hipertensi,
infark miokard, dan insufiensi koroner, komplikasi pada mata seperti
retinopati diabetika dan katarak, komplikasi pada saraf seperti neropati
diabetika, komplikasi pada paru-paru seperti TBC, komplikasi pada ginjal
seperti pielonefritis dan glomeruloskelrosis, komplikasi pada hati seperti
sirosis hepatitis dan komplikasi pada kulit seperti gangren, ulkus dan
furunkel.8
Berdasarkan hasil penelitian jumlah penyakit diabetes melitus di
Indonesia tahun 2007 khususnya daerah perkotaan adalah sebanyak 792
orang dengan persentase 4,5%, dan jumlah orang yang tidak menderita
diabetes melitus sebanyak 16.849 orang dengan persentase 95,5%. Jika
101
102
aktivitas fisik yang cenderung jauh dari olahraga, pola makan yang tinggi
lemak dan rendah serat.6, 7
C. Analisis Bivariat
1. Anilisis Hubungan Umur dengan Penyakit DM
Umumnya manusia mengalami perubahan fisiologis yang
secara
hasil
penelitian
rata-rata
umur
penduduk
yang
mengalami diabetes melitus (DM) adalah 59,30 (60 tahun) tahun dan ratarata penduduk yang tidak mengalami diabetes melitus (DM) adalah 49,61
tahun (50 tahun). Dari hasil uji statistik didapatkan nilai Pvalue sebesar
0,021 artinya pada 5% ada hubungan signifikan antara umur dengan
penyakit diabetes melitus. Kemudian berdasarkan analisis uji multivariat
di dapatkan bahwa umur mempengaruhi kejadian diabetes melitus setelah
dikontrol oleh variabel pekerjaan, obesitas, hipertensi, konsumsi alkohol
dan konsumsi kafein dengan OR keempat terbesar setelah obesitas,
pekerjaan dan hipertensi.
Penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Harding et
al (2003) bahwa umur mempunyai hubungan yang signifikan dengan
103
104
105
106
rendah
sebesar
4,5%
dan
pada
penduduk
yang
berpendidikan tinggi sebesar 4,0%. Dari hasil uji statistik didapatkan nilai
probabilitas sebesar 0,291 artinya pada 5% tidak ada hubungan
signifikan antara pendidikan dengan penyakit diabetes melitus.
Penelitian ini berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Adi, dkk
(1994) bahwa orang yang memiliki pendidikan tinggi mempunyai
hubungan yang signifikan untuk tidak mengalami kejadian diabetes
melitus dibanding orang yang berpendidikan rendah. Hal ini disebabkan
karena orang yang berpendidikan tinggi lebih mengetahui faktor-faktor
risiko diabetes sehingga dapat berjaga-jaga untuk tidak terkena diabetes
melitus. 19
Walaupun secara statistik pendidikan tidak berhubungan dengan
penyakit diabetes melitus, tetapi diabetes melitus paling tinggi dialami
oleh orang yang tidak tamat SD (7,1%) hal ini kemungkinan disebabkan
orang yang tidak tamat SD adalah orang yang berpendidikan rendah
memiliki pengetahuan yang rendah pula, termasuk pengetahuan tentang
kesehatan sehingga mempengaruhi prilaku hidup sehatnya. Seperti halnya
yang dikatakan oleh Berg tahun 1986 tingkat pengetahuan seseorang
sangat berpengaruh pada perilaku dan sikap dalam memilih jenis makanan
107
dan selanjutnya
akan
berpengaruh terhadap
keadaan gizi
yang
108
109
110
111
sebesar
cukup aktivitas fisik sebesar 4,3%. Dari hasil uji statistik didapatkan nilai
probabilitas sebesar 0,218 artinya pada 5% tidak hubungan signifikan
antara aktivitas fisik dengan penyakit diabetes melitus.
Penelitian ini berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Harding
et al tahun 2003 bahwa aktivitas fisik mempunyai hubungan yang
112
113
114
dapat menyebabkan
115
116
117
118
119
120
yang
menyebabkan proses
pembakaran kalori dari lemak dan gula terhambat dan akhirnya berat
badan akan bertambah.20 Telah dijelaskan diatas bahwa berat badan yang
berlebih merupakan faktor pencetus diabetes melitus.
Sebagai usaha untuk mengurangi konsumsi alkohol pada penduduk di
daerah perkotaan dapat dilakukan dengan penyuluhan dan promosi
kesehatan mengenai bahaya dan dampak yang ditimbulkan dari konsumsi
alkohol. Dengan harapan hal tersebut dapat menurunkan jumlah penduduk
yang mengkonsumsi alkohol di daerah perkotaan.
121
122
123
kopi, jenis kopi, lamanya minum kopi yang tinggi merupakan faktor
protektif terhadap DM tipe 2.33
Menurut penelitian yang dilakukan oleh rnlv7 tahun 2004 dalam
Tjekyan (2007) tentang konsumsi kopi pada orang sehat yang tidak
menderita diabetes ternyata memperlihatkan hasil yang sebaliknya.
rnlv7 menemukan bahwa konsumsi kopi dan teh dapat meningkatkan
sensitivitas (kepekaan) terhadap insulin. 33
Sebagai usaha untuk mengurangi konsumsi kafein pada penduduk di
daerah perkotaan dapat dilakukan dengan mempromosikan kesehatan
mengenai bahaya dan dampak dari konsumsi kafein yang berlebih.
124
konsumsi buah dan sayur sebesar 6%. Dari hasil uji statistik didapatkan
nilai probabilitasnya sebesar 0,116 artinya pada 5% tidak ada hubungan
siginifikan antara konsumsi buah dan sayur dengan penyakit diabetes
melitus.
Penelitian ini berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh
Rahajeng (2004) bahwa mengkonsumsi serat 25 gr per hari mempunyai
hubungan yang signifikan dengan kejadian DM tipe 2 dan dapat mencegah
kejadian DM tipe 2 sebesar 0,29- 0,42 kali. 25
Adapun Tidak ada hubungan antara variabel konsumsi buah dan sayur
dengan kejadian diabetes melitus dimungkinkan karena pada instrumen
kartu peraga yang digunakan adalah kombinasi dari jenis buah dan sayur
yang tergolong serat larut air dan tidak larut air, padahal menurut
Almatsier (2006) anjuran serat bagi penderita diabetes adalah serat larut
125
pada
kuesioner
konsumsi
buah
dan
sayur
adalah
126
makanan nabati. Serat tidak dapat dicerna oleh enzim cerna tapi
berpengaruh baik untuk kesehatan.26
127
BAB VII
SIMPULAN DAN SARAN
A. SIMPULAN
1. Diketahui terdapat 792 orang (4,5%) yang mengalami diabetes melitus dan
16.849 orang (95,5%) yang tidak mengalami diabetes melitus pada
penduduk daerah perkotaan di Indonesia tahun 2007.
2. Diketahui ada hubungan yang bermakna antara umur dengan penyakit
diabetes melitus pada penduduk daerah perkotaan di Indonesia tahun 2007.
3. Diketahui ada hubungan yang bermakna antara jenis kelamin dengan
penyakit diabetes melitus pada penduduk daerah perkotaan di Indonesia
tahun 2007.
4. Diketahui tidak ada hubungan yang bermakna antara pendidikan dengan
penyakit diabetes melitus pada penduduk daerah perkotaan di Indonesia
tahun 2007.
5. Diketahui ada hubungan yang bermakna antara pekerjaan dengan penyakit
diabetes melitus pada penduduk daerah perkotaan di Indonesia tahun 2007.
6. Diketahui ada hubungan yang bermakna antara obesitas dengan penyakit
diabetes melitus pada penduduk daerah perkotaan di Indonesia tahun 2007.
7. Diketahui tidak ada hubungan yang bermakna antara aktivitas fisik dengan
penyakit diabetes melitus pada penduduk daerah perkotaan di Indonesia
tahun 2007.
128
129
B. Saran
1. Bagian Jaringan Informasi dan Publikasi Penelitian (JIPP) Kementrian
Kesehatan agar melakukan intervensi kepada masing-masing variabel yang
berhubungan dengan diabetes melitus seperti:
a. Umur dan
Jenis kelamin
b. Obesitas
warga
kota/kabupaten
untuk
d. Konsumsi lemak
yang tinggi
130
dan
junk
food
demi
mengurangi
2. Peneliti selanjutnya
a. Agar meneliti variabel-variabel yang tidak diteliti dalam penelitian ini
karena secara teori variabel tersebut berhubungan dengan penyakit
diabetes
melitus
(kehamilan).
seperti
keturunan
dan
diabetes
gestasional
131
132
DAFTAR PUSTAKA
1.
2.
3.
4.
5.
Mohan, Viswanathan et al. Urban rural differences in prevalence of selfreported diabetes in IndiaThe WHOICMR Indian NCD risk factor
surveillance Vol. 80, Issue 1, April 2008. Diakses dari
http://www.diabetesresearchclinicalpractice.com/article/S01688227%2807%2900617-1/pdf
6.
7.
Tandra, Hans. Segala Sesuatu yang Harus Anda Ketahui Tentang Diabetes:
Panduan Lengkap Mengenal dan Mengatasi Diabetes dengan Cepat dan
Mudah. PT: Gramedia. Jakarta: 2008
8.
9.
10. Sudoyo, Aru W dkk. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jilid III, Edisi IV. Cet.
II. FKUI, Jakarta. 2007
11. Dalimartha, Setiawan. Ramuan Tradisional Untuk Pengobatan Diabetes
Melitus. Penebar Swadaya. Jakarta: 2005
133
134
24. Rahajeng, Ekowati. Buku Panduan Prediksi Risiko Diabetes Melitus Tipe 2
dengan Sistem Skor. FKUI. Jakarta: 2003
25.
26. Almatsier, Sunita. Penuntun Diet. PT. Ikrar Mandiri Abadi. Jakarta: 2006
27. Departemen Kesehatan R.I. Kartu Peraga RISKEDAS 2007. Badan
Penelitian dan Pengembangan Kesehatan. Jakarta: 2007
28. Sudoyo, Aru W dkk. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jilid III, Edisi IV. Cet.
II. FKUI, Jakarta. 2007
29. Sukaton, Utojo. Diabetes Melitus dan Hipertensi.
Indonesiana. No.5 Vol. XVIII Bag. II. 1986
Acta Medica
135
35.
36.
Untuk Kedokteran
dan
Kesehatan
40. Sabri, Lubis dkk. Statistik Kesehatan. PT. Raja Grafindo Persada. Jakarta:
2006
41. Siswanto, Hadi dkk Data/Informasi Kependudukan Menurut Sensus Tahun
1971, 1980, 1990 SUPAS 1995, dan Proyeksinya Depkes 2000
42. Berg, Alan. 1986. Peran Gizi dalam Pembangunan. Jakarta : Rajawali.
43.
44. Anonim. Ruang Sehat Untuk Warga Pekotaan Hari Kesehatan Sedunia Ke62 Diakses dari http://www.kaskus.us/showthread.php. Tanggal 27-06-2010,
pukul 08:48 WIB
45. Ariawan. Iwan. Besar dan Metode Sampel pada Penelitian Kesehatan.
Jurusan Biostatik dan Kependudukan. FKM, UI Depok: 1998
46. Johanes, Chandrawlnata. 10 Penyakit Mengancam Gaya Hidup Tidak
Sehat. Diakses http://bataviase.co.id/node/158061. Tanggal 30-08-2010,
pukul: 22:41
47. Kompas, Makan Sehat Hidup Sehat. PT. Kompas Media Nusantara.
Jakarta: 2006
48. Simarmata, Martha Adelina. Perilaku Pegawai PT. Bank Kesawan Tbk,
Cabang Pematang Siantar Terhadap Pencegahan Penyakit Degeneratif
Tahun 2006 Skripsi FKM USU. 2006
136
Kartu Peraga
A. Analisis univariat
svy: proportion dm jk didik kerja obes aktvts hiprtnsi lemak rokoklg
alkohol kafein buahsayu
(running proportion on estimation sample)
Survey: Proportion estimation
Number of strata =
Number of PSUs
=
1
17641
Number of obs
Population size
Design df
=
=
=
17641
17641
17640
_prop_2: dm = non dm
_prop_4: jk = laki-laki
_prop_7: kerja = tidak bekerja
_prop_17: lemak = tidak pernah
_prop_21: rokoklg = tidak merokok
_prop_26: kafein = tidak pernah
-------------------------------------------------------------|
Linearized
Binomial Wald
| Proportion
Std. Err.
[95% Conf. Interval]
-------------+-----------------------------------------------dm
|
dm |
.0448954
.0015591
.0418394
.0479514
_prop_2 |
.9551046
.0015591
.9520486
.9581606
-------------+-----------------------------------------------jk
|
perempuan |
.5410691
.0037519
.533715
.5484232
_prop_4 |
.4589309
.0037519
.4515768
.466285
-------------+-----------------------------------------------didik
|
rendah |
.5975852
.0036922
.5903481
.6048223
tinggi |
.4024148
.0036922
.3951777
.4096519
-------------+-----------------------------------------------kerja
|
_prop_7 |
.0935888
.0021929
.0892904
.0978872
bekerja |
.9064112
.0021929
.9021128
.9107096
-------------+-----------------------------------------------obes
|
obesitas |
.2525367
.0032712
.2461248
.2589486
normal |
.7474633
.0032712
.7410514
.7538752
-------------+-----------------------------------------------aktvts
|
kurang |
.500085
.0037646
.492706
.507464
cukup |
.499915
.0037646
.492536
.507294
-------------+-----------------------------------------------hiprtnsi
|
ya |
.1821892
.0029063
.1764926
.1878858
tidak |
.8178108
.0029063
.8121142
.8235074
-------------+------------------------------------------------
lemak
|
sering |
.1613854
.0027699
.1559561
.1668147
jarang |
.5141432
.0037631
.5067671
.5215193
_prop_17 |
.3244714
.003525
.317562
.3313808
-------------+-----------------------------------------------rokoklg
|
berat |
.0262457
.0012037
.0238864
.028605
sedang |
.1353098
.0025754
.1302617
.1403578
ringan |
.1320787
.0025492
.127082
.1370754
_prop_21 |
.7063659
.003429
.6996447
.7130871
-------------+-----------------------------------------------alkohol
|
ya |
.0269826
.00122
.0245913
.0293739
tidak |
.9730174
.00122
.9706261
.9754087
-------------+-----------------------------------------------kafein
|
sering |
.3392098
.0035646
.3322227
.3461969
jarang |
.1584377
.0027493
.1530488
.1638266
_prop_26 |
.5023525
.0037646
.4949735
.5097314
-------------+-----------------------------------------------buahsayu
|
kurang |
.9734142
.0012112
.9710401
.9757883
cukup |
.0265858
.0012112
.0242117
.0289599
svy:mean umr
(running mean on estimation sample)
Survey: Mean estimation
Number of strata =
Number of PSUs
=
1
17641
Number of obs
Population size
Design df
=
=
=
17641
17641
17640
-------------------------------------------------------------|
Linearized
|
Mean
Std. Err.
[95% Conf. Interval]
-------------+-----------------------------------------------umr |
50.04138
.8674354
48.34112
51.74164
--------------------------------------------------------------
B. Analisis bivariat
1. Hubungan Umur dengan DM
svy: mean umur, over( dm)
running mean on estimation sample)
Survey: Mean estimation
Number of strata =
1
Number of obs
Number of PSUs
=
1764
Population size
Design df
=
17640
P = 0.021
dm: dm = dm
=
=
17641
17641
_subpop_2: dm = non dm
-----------------------------------------------------------|
Linearized
Over |
Mean
Std. Err.
[95% Conf.
Interval]
-------------+---------------------------------------------umur
|
dm |
59.29672
3.794603
51.85892
66.73451
_subpop_2 |
49.60633
.8903817
47.86109
51.35156
2. Hubungan jk dengan DM
svy:tabulate jk dm, obs row percent
(running tabulate on estimation sample)
Number of strata
Number of PSUs
Design df
=
=
=
1
17641
17640
Number of obs
=
Population size =
17641
17641
------------------------------------|
dm
jk |
dm
non dm
Total
----------+-------------------------perempua |
5.123
94.88
100
|
489
9056
9545
|
laki-lak |
3.743
96.26
100
|
303
7793
8096
|
Total |
4.49
95.51
100
|
792 1.7e+04 1.8e+04
------------------------------------Key: row percentages
number of observations
Pearson:
Uncorrected
Design-based
chi2(1)
F(1, 17640)
=
=
19.4693
19.4682
P = 0.0000
. svy:logit dm jk, or
(running logit on estimation sample)
Survey: Logistic regression
Number of strata
Number of PSUs
=
=
1
17641
Number of obs
=
Population size =
Design df
=
17641
17641
17640
F(1, 17640)
Prob > F
=
=
19.32
0.0000
----------------------------------------------------------------------------|
Linearized
dm | Odds Ratio
Std. Err.
t
P>|t|
[95% Conf. Interval]
-------------+--------------------------------------------------------------jk |
1.388783
.103782
4.39
0.000
1.199557
1.607859
=
=
1
17641
------------------------------------|
dm
didik |
dm
non dm
Total
----------+-------------------------rendah |
4.449
95.51
100
|
469 1.0e+04 1.1e+04
|
tinggi |
4.55
95.45
100
|
319
6776
7099
|
Total |
4.49
95.51
100
|
792 1.7e+04 1.8e+04
------------------------------------Key: row percentages
number of observations
Pearson:
Uncorrected
Design-based
chi2(1)
F(1, 17640)
=
=
0.1011
0.1010
P = 0.7506
1
17641
Number of obs =
Population size=
Design df
=
17641
17641
17640
------------------------------------|
dm
kerja |
dm
non dm
Total
----------+-------------------------tidak be |
5.754
94.25
100
|
95
1556
1651
|
bekerja |
4.359
95.64
100
|
697 1.5e+04 1.6e+04
|
Total |
4.49
95.51
100
|
792 1.7e+04 1.8e+04
------------------------------------Key: row percentages
number of observations
Pearson:
Uncorrected
chi2(1)
=
Design-based F(1, 17640)
=
svy:logit dm kerja, or
(running logit on estimation sample)
6.7926
0.7923
P = 0.0092
=
=
1
17641
Number of obs
Population size
Design df
F(1, 17640)
Prob > F
=
=
=
=
=
17641
17641
17640
137.58
0.0000
----------------------------------------------------------------------------|
Linearized
dm | Odds Ratio
Std. Err.
t
P>|t|
[95% Conf. Interval]
-------------+--------------------------------------------------------------kerja|
1.339596
.1507853
2.60
0.009
1.074375
1.67029
5. Hubungan obesitas dengan DM
svy:tabulate obes dm, obs row percent
(running tabulate on estimation sample)
Number of strata
Number of PSUs
=
=
1
17641
Number of obs
= 17641
Population size = 17641
Design df
= 17640
------------------------------------|
dm
obes |
dm
non dm
Total
----------+-------------------------obesitas |
7.722
92.28
100
|
344
4111
4455
|
normal |
3.398
96.6
100
|
448 1.3e+04 1.3e+04
|
Total |
4.49
95.51
100
|
792 1.7e+04 1.8e+04
------------------------------------Key: row percentages
number of observations
Pearson:
Uncorrected
Design-based
chi2(1)
F(1, 17640)
=
=
145.2044
145.1962
P = 0.0000
. svy:logit dm obes, or
(running logit on estimation sample)
Survey: Logistic regression
Number of strata
Number of PSUs
=
=
1
17641
Number of obs
Population size
Design df
F(1, 17640)
Prob > F
=
=
=
=
=
17641
17641
17640
137.58
0.0000
----------------------------------------------------------------------------|
Linearized
dm | Odds Ratio
Std. Err.
t
P>|t|
[95% Conf. Interval]
-------------+--------------------------------------------------------------obes |
2.379218
.1758183
11.73
0.000
2.058393
2.750047
6. Hubungan hipertensi dengan DM
svy:tabulate hiperten dm, obs row percent
(running tabulate on estimation sample)
Number of strata
Number of PSUs
Design df
=
=
=
1
17641
17640
------------------------------------|
dm
hiperten |
dm
non dm
Total
----------+-------------------------ya |
5.227
94.77
100
|
168
3046
3214
|
tidak |
4.325
95.67
100
|
624 1.4e+04 1.5e+04
|
Total |
4.49
95.51
100
|
792 1.7e+04 1.8e+04
------------------------------------Key: row percentages
number of observations
Pearson:
Uncorrected
Design-based
chi2(1)
F(1, 17640)
=
=
4.9862
4.9859
P = 0.0256
. svy:logit dm hiperten, or
(running logit on estimation sample)
Survey: Logistic regression
Number of strata =
Number of PSUs
=
1
17641
Number of obs =
Population size=
Design df
=
F(1, 17640)
=
Prob > F
=
17641
17641
17640
4.97
0.0258
----------------------------------------------------------------------------|
Linearized
dm | Odds Ratio
Std. Err.
t
P>|t|
[95% Conf. Interval]
-------------+--------------------------------------------------------------hiperten |
1.220024
.1088227
2.23
0.026
1.024326
1.453109
7. Hubungan lemak dengan DM
svy:tabulate lemak dm, obs row percent
(running tabulate on estimation sample)
Number of strata =
Number of PSUs
=
1
17641
Number of obs =
Population size=
Design df
=
17641
17641
17640
------------------------------------|
dm
lemak |
dm
non dm
Total
----------+-------------------------sering |
4.566
95.43
100
|
130
2717
2847
|
jarang |
4.079
95.92
100
|
370
8700
9070
|
tidak pe |
5.101
94.9
100
|
292
5432
5724
|
Total |
4.49
95.51
100
|
792 1.7e+04 1.8e+04
------------------------------------Key: row percentages
number of observations
Pearson:
Uncorrected
Design-based
chi2(2)
=
F(2.00, 35280.00)=
8.5937
4.2966
P = 0.0136
. svy:logit dm lemak, or
(running logit on estimation sample)
Survey: Logistic regression
Number of strata =
Number of PSUs
=
1
17641
Number of obs
pulation size
Design df
F(1, 17640)
Prob > F
=
=
=
=
=
17641
17641
17640
2.87
0.0904
----------------------------------------------------------------------------|
Linearized
dm | Odds Ratio
Std. Err.
t
P>|t|
[95% Conf. Interval]
-------------+--------------------------------------------------------------lemak |
.9092209
.0510945
-1.69
0.090
.8143893
1.015095
8. Hubungan rokok dengan DM
svy:tabulate rokoklg dm, obs row percent
(running tabulate on estimation sample)
Number of strata =
Number of PSUs
=
1
17641
Number of obs
=
Population size =
17641
17641
Design df
17640
------------------------------------|
dm
rokoklg |
dm
non dm
Total
----------+-------------------------berat |
5.616
94.38
100
|
26
437
463
|
sedang |
3.519
96.48
100
|
84
2303
2387
|
ringan |
3.734
96.27
100
|
87
2243
2330
|
tidak me |
4.775
95.23
100
|
595 1.2e+04 1.2e+04
|
Total |
4.49
95.51
100
|
792 1.7e+04 1.8e+04
------------------------------------Key: row percentages
number of observations
Pearson:
Uncorrected
Design-based
chi2(3)
=
F(3.00, 52920.00)=
12.0809
4.0267
P = 0.0071
. svy:logit dm rokoklg, or
(running logit on estimation sample)
Survey: Logistic regression
Number of strata =
Number of PSUs
=
1
17641
Number of obs =
Population size=
Design df
=
F(1, 17640)
=
Prob > F
=
17641
17641
17640
4.18
0.0408
----------------------------------------------------------------------------|
Linearized
dm | Odds Ratio
Std. Err.
t
P>|t|
[95% Conf. Interval]
-------------+--------------------------------------------------------------rokoklg |
.9051101
.044118
-2.05
0.041
.822637
.9958514
1
17641
------------------------------------|
dm
alkohol |
dm
non dm
Total
----------+-------------------------ya |
1.891
98.11
100
|
9
467
476
|
tidak |
4.562
95.44
100
|
783 1.6e+04 1.7e+04
|
Total |
4.49
95.51
100
|
792 1.7e+04 1.8e+04
------------------------------------Key: row percentages
number of observations
Pearson:
Uncorrected
chi2(1)
=
Design-based F(1, 17640)
=
svy:logit dm alkohol, or
(running logit on estimation sample)
7.7050
7.7046
P = 0.0055
1
17641
17640
Number of obs =
Population size=
17641
17641
F(1, 17640)
Prob > F
7.20
0.0073
=
=
----------------------------------------------------------------------------|
Linearized
dm | Odds Ratio
Std. Err.
t
P>|t|
[95% Conf. Interval]
-------------+--------------------------------------------------------------alkohol |
.4032095
.1364953
-2.68
0.007
.2076637
.7828903
1
17641
Number of obs
=
Population size =
Design df
=
17641
17641
17640
------------------------------------|
dm
kafein |
dm
non dm
Total
----------+-------------------------sering |
3.727
96.27
100
|
223
5761
5984
|
jarang |
4.079
95.92
100
|
114
2681
2795
|
tidak pe |
5.134
94.87
100
|
455
8407
8862
|
Total |
4.49
95.51
100
|
792 1.7e+04 1.8e+04
------------------------------------Key: row percentages
number of observations
Pearson:
Uncorrected
Design-based
chi2(2)
F(2, 35280)
=
=
17.8142
8.9066
P =0.0001
. svy:logit dm kafein, or
(running logit on estimation sample)
Survey: Logistic regression
Number of strata =
Number of PSUs
=
1
17641
Number of obs =
Population size=
Design df
=
F(1, 17640)
=
Prob > F
=
17641
17641
17640
16.84
0.0000
----------------------------------------------------------------------------|
Linearized
dm | Odds Ratio
Std. Err.
t
P>|t|
[95% Conf. Interval]
-------------+--------------------------------------------------------------kafein |
.8422475
.0352361
-4.10
0.000
.7759372
.9142246
----------------------------------------------------------11. Hubungan sayur dan buah dengan DM
svy:tabulate buahsayu dm, obs row percent
(running tabulate on estimation sample)
Number of strata =
Number of PSUs
=
1
17641
Number of obs =
Population size=
Design df
=
17641
17641
17640
------------------------------------|
dm
buahsayu |
dm
non dm
Total
----------+-------------------------kurang |
4.449
95.55
100
|
764 1.6e+04 1.7e+04
|
cukup |
5.97
94.03
100
|
28
441
469
|
Total |
4.49
95.51
100
|
792 1.7e+04 1.8e+04
------------------------------------Key: row percentages
number of observations
Pearson:
Uncorrected
Design-based
chi2(1)
F(1, 17640)
=
=
2.4632
2.4631
P = .1166
. svy:logit dm buahsayu, or
(running logit on estimation sample)
Survey: Logistic regression
Number of strata
Number of PSUs
=
=
1
17641
F(
2.44
1,
17640)
Number of obs =
Population size=
Design df
=
17641
17641
17640
Prob > F
0.1180
----------------------------------------------------------------------------|
Linearized
dm | Odds Ratio
Std. Err.
t
P>|t|
[95% Conf. Interval]
-------------+--------------------------------------------------------------buahsayu |
.7333618
.145483
-1.56
0.118
.4971035
1.081906
12. Hubungan aktivitas fisik dengan DM
svy:tabulate aktvts dm, obs row percent
(running tabulate on estimation sample)
Number of strata =
Number of PSUs
=
1
17641
Number of obs
= 17641
Population size = 17641
Design df
= 17640
------------------------------------|
dm
aktvts |
dm
non dm
Total
----------+-------------------------kurang |
4.341
95.6
100
|
383
8439
8822
|
cukup |
4.638
95.36
100
|
409
8410
8819
|
Total |
4.49
95.51
100
|
792 1.7e+04 1.8e+04
------------------------------------Key: row percentages
number of observations
Pearson:
Uncorrected
Design-based
chi2(1)
F(1, 17640)
=
=
0.9029
0.9029
P =0.3420
C. Multivariat
1. Model 1
svy:logistic dm umur jk kerja obes aktvts hiprtnsi lemak
rokoklg alkohol kafein buahsayu
(running logistic on estimation sample)
Survey: Logistic regression
Number of strata
Number of PSUs
=
=
1
7641
Number of obs =
Population size=
Design df
=
F(11, 17630) =
Prob > F
=
17641
17641
17640
17.09
0.0000
----------------------------------------------------------------------------|
Linearized
dm | Odds Ratio
Std. Err.
t
P>|t|
[95%
Conf. Interval]
-------------+--------------------------------------------------------------umur |
.9994452
.0002013
-2.76
0.006
.9990507
.9998398
jk |
1.119176
.0924426
1.36
0.173
.951887
1.315866
kerja |
1.430868
.1630981
3.14
0.002
1.144375
1.789085
obes |
2.298677
.1737357
11.01
0.000
1.982161
2.665733
aktvts |
.8973867
.0678175
-1.43
0.152
.7738344
1.040666
hiprtnsi |
1.195635
.1075571
1.99
0.047
1.002353
1.426186
lemak |
.9085908
.0508753
-1.71
0.087
.8141477
1.01399
rokoklg |
.9491697
.0469221
-1.06
0.291
.8615131
1.045745
alkohol |
.4907756
.1696501
-2.06
0.040
.2492422
.9663722
kafein |
.8827997
.0406937
-2.70
0.007
.8065334
.9662777
buahsayu |
.79394
.1581278
-1.16
0.247
.537333
1.173091
2. Model 2
svy:logistic dm umur jk kerja obes aktvts hiprtnsi lemak
rokoklg alkohol kafein
(running logistic on estimation sample)
Survey: Logistic regression
Number of strata =
Number of PSUs
=
1
17641
Number of obs =
Population size=
Design df
=
F(10, 17631) =
Prob > F
=
17641
17641
17640
18.59
0.0000
----------------------------------------------------------------------------|
Linearized
dm | Odds Ratio
Std. Err.
t
P>|t|
[95% Conf. Interval]
-------------+---------------------------------------------------------------
umur |
.999441
.9990468
.9998353
jk |
1.121093
.9532931
1.31843
kerja |
1.434682
1.147426
1.793852
obes |
2.30423
1.987587
2.671318
aktvts |
.9050048
.781152
1.048495
hiprtnsi |
1.197896
1.004315
1.42879
lemak |
.9086788
.8142387
1.014073
alkohol |
.4836236
.2455546
.9525044
kafein |
.8781811
.8031671
.9602012
buahsayu |
.7895355
.534146
1.167034
.0002011
-2.78
0.005
.0927356
1.38
0.167
.1635323
3.17
0.002
.1737788
11.07
0.000
.0679507
-1.33
0.184
.1077205
2.01
0.045
.0508733
-1.71
0.087
.1672335
-2.10
0.036
.0400045
-2.85
0.004
.157406
-1.19
0.236
3. Model 3
svy:logistic dm umur jk kerja obes aktvts hiprtnsi lemak
alkohol kafein
(running logistic on estimation sample)
Survey: Logistic regression
Number of strata =
Number of PSUs
=
1
17641
Number of obs
Population size
Design df
F(9, 17632)
Prob > F
=
=
=
=
=
17641
17641
17640
20.52
0.0000
----------------------------------------------------------------------------|
Linearized
dm | Odds Ratio
Std. Err.
t
P>|t|
[95% Conf. Interval]
-------------+--------------------------------------------------------------umur |
.9994437
.000201
-2.77
0.006
.9990497
.9998378
jk |
1.121085
.092763
1.38
0.167
.9532395
1.318485
kerja |
1.434835
.1635012
3.17
0.002
1.147624
1.793924
obes |
2.312526
.1745772
11.11
0.000
1.994451
2.681328
aktvts |
.9067427
.7826299
1.050538
hiprtnsi |
1.199338
1.005462
1.430599
lemak |
.9112552
.8164718
1.017042
alkohol |
.486142
.2467601
.957748
kafein |
.8775775
.8025687
.9595966
.0680943
-1.30
0.192
.1078881
2.02
0.043
.0510606
-1.66
0.097
.1681778
-2.08
0.037
.0400029
-2.86
0.004
4. Model 4
svy:logistic dm umur jk kerja obes hiprtnsi lemak alkohol
kafein
(running logistic on estimation sample)
Survey: Logistic regression
Number of strata
Number of PSUs
=
=
1
17641
Number of obs
Population size
Design df
F(8, 17633)
Prob > F
=
=
=
=
=
17641
17641
17640
22.96
0.0000
----------------------------------------------------------------------------|
Linearized
dm | Odds Ratio
Std. Err.
t
P>|t|
[95% Conf. Interval]
-------------+--------------------------------------------------------------umur |
.9994334
.0002004
-2.83
0.005
.9990407
.9998263
jk |
1.11995
.0926354
1.37
0.171
.9523302
1.317072
kerja |
1.417318
.1609524
3.07
0.002
1.134481
1.770669
obes |
2.319177
.1749833
11.15
0.000
2.000349
2.688821
hiprtnsi |
1.19603
.10752
1.99
0.046
1.002804
1.426488
lemak |
.9058278
.0505773
-1.77
0.077
.8119236
1.010593
alkohol |
.4910755
.1696885
-2.06
0.040
.2494594
.9667108
kafein |
.882727
.0397709
-2.77
0.006
.8081151
.9642277
5. Model 5
svy:logistic dm umur kerja obes hiprtnsi lemak alkohol
kafein
(running logistic on estimation sample)
Survey: Logistic regression
Number of strata
Number of PSUs
=
=
1
17641
Number of obs
= 17641
Population size = 17641
Design df
= 17640
F(7, 17634)
= 25.47
Prob > F
= 0.0000
----------------------------------------------------------------------------|
Linearized
dm | Odds Ratio
Std. Err.
t
P>|t|
[95% Conf. Interval]
-------------+--------------------------------------------------------------umur |
.9994362
.0002001
-2.82
0.005
.999044
.9998285
kerja |
1.420732
.1613239
3.09
0.002
1.137239
1.774895
obes |
2.357715
.1751379
11.55
0.000
2.03825
2.727253
hiprtnsi |
1.196216
.1075269
1.99
0.046
1.002976
1.426687
lemak |
.9066253
.0506601
-1.75
0.079
.8125712
1.011566
alkohol |
.4671114
.1597206
-2.23
0.026
.238972
.9130488
kafein |
.8682008
.0365925
-3.35
0.001
.7993586
.9429718
6. Model 6
svy:logistic dm umur kerja obes hiprtnsi alkohol kafein
(running logistic on estimation sample)
Survey: Logistic regression
Number of strata
Number of PSUs
=
=
1
17641
Number of obs
Population size
Design df
F(6, 17634)
Prob > F
=
=
=
=
=
17641
17641
17640
29.40
0.0000
----------------------------------------------------------------------------|
Linearized
dm | Odds Ratio
Std. Err.
t
P>|t|
[95% Conf. Interval]
-------------+--------------------------------------------------------------umur |
.9994255
.0001993
-2.88
0.004
.9990349
.9998162
kerja |
1.421418
.161328
3.10
0.002
1.137904
1.775571
obes |
2.352823
.1747043
11.52
0.000
2.034139
2.721434
hiprtnsi |
1.192758
.1071773
1.96
0.050
1.00014
1.422472
alkohol |
.4642022
.1586863
-2.24
0.025
.2375233
.9072107
kafein |
.8669509
.0365767
-3.38
0.001
.7981414
.9416927