Anda di halaman 1dari 25

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Memasuki era globalisasi, nasib suatu negara semakin ditentukan oleh kekuatan
persaingan global. Dalam dunia seperti ini, keputusan-keputusan operasi, investasi dan
pendanaan pembiayaan diwarnai oleh implikasi-implikasi internasional. Dengan banyaknya
keputusan yang berasal dari data-data akuntansi, pengetahuan mengenai isu-isu akuntansi
internasional sangat penting untuk memperolah interpretasi dan pemahaman yang tepat dalam
komunikasi bisnis internasional. Dengan kata lain, saat ini akuntansi telah berkembang dalam
tahap masa kedewasaannya menjadi suatu aspek integral dari bisnis dan keuangan global.
Dalam dunia usaha, akuntansi merupakan suatu proses pengindentifikasian,
pengukuran, dan pengkomunikasian informasi ekonomi agar memungkinkan pemakai untuk
membuat pertimbangan dan keputusan-keputusan. Akuntansi memberikan informasi
mengenai perusahaan dan transaksinya untuk memfasilitasi keputusan alokasi sumber daya
oleh para pengguna.
Akuntansi internasional memiliki peranan yang sangat penting dalam masyarakat.
Sebagai cabang ilmu ekonomi, akuntansi memberikan informasi mengenai suatu perusahaan
dan transaksinya untuk memfasilitasi keputusan alokasi sumber daya oleh para pengguna
informasi tersebut. Jika informasi yang dilaporkan dapat diandalkan dan bermanfaat, sumber
daya yang terbatas tersebut dialokasikan secara optimal, dan sebaliknya alokasi sum berdaya
akan menjadi kurang optimal jika informasi kurang andal dan tidak bermanfaat. Akuntansj
internasional tidaklah berbeda dan peranan yang dimaksudkan. Yang membuat studinya
berbeda adalah bahwa perusahaan yang dilaporkan adalah perusahaan multinasional
(multinational compain, MNC) dengan operasi dan transaksi yang melintasi batas-batas
negara, atau suatu perusahaan dengan kewajiban pelaporan kepada para pengguna yang
berlokasi di negara selama negara perusahaan pelaporan.
Proses akuntansinya pun tidaklah berbeda dan dengan kualifikasi standar pelaporan
tertentu yang diatur secara internasional maupun local pada negara tertentu. Tapi penting
untuk diketahui mengenai dimensi internasional dari proses akuntansi pada tiap negara yang

berbeda. Dimana perbedaan itu meliputi: perbedaan budaya, praktik bisnis, struktur politik,
sistem hukum, nilai mata uang, tingkat inflasi lokal, resiko bisnis, dan serta aturan
perundang-undangan mempengaruhi bagaimana perusahaan multinasional melakukan
kegiatan operasionalnya dan memberikan laporan keuangannya.
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan

BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Akuntansi
Definisi akuntansi yang dikemukakan oleh ABP Statement No. 4 dalam Smith
Skousen (1995 : 3), akuntansi adalah suatu aktivitas jasa. Fungsinya adalah menyediakan
informasi kuantitatif, terutama yang bersifat dalam pengambilan keputusan ekonomis dalam
menetapkan pilihan-pilihan yang logis diantara berbagai tindakan alternatif.
Pengertian akuntansi menurut American Institute of Certified Public Accounting
(AICPA) dalam Harapan (2003) mendefinisikan akuntansi sebagai seni pencatatan,
penggolongan, dan pengikhtisaran dengan cara tertentu dalam ukuran moneter, transaksi, dan
kejadian-kejadian yang umumnya bersifat keuangan termasuk menafsirkan hasil-hasilnya.
Kesimpulan dari
American Acounting Association (AAA) dalam Soemarso SR. (1996 : 5)
mendefinisikan akuntansi sebagai proses pengidentifikasian, pengukur dan melaporkan
informasi ekonomi untuk memungkinkan adanya penilaian-penilaian dan keputusan yang
jelas dan tegas bagi mereka yang menggunakan informasi tersebut.
Pengertian akuntansi menurut Charles T. Horngren, dan Walter T. Harrison
(Horngren Harrison, 2007 : 4) menyatakan bahwa : akuntansi adalah sistem informasi yang
mengukur aktivitas bisnis, memproses data menjadi laporan, dan mengomunikasikan hasilnya
kepada para pengambil keputusan.
Jadi akuntansi adalah suatu seni pencatatan (yang harus dicatat dalam buku jurnal
maupun laporan), penggolongan (yang harus dibedakan menurut golongan apasaja transaksi
tersebut), harus mengikhtisarkan setiap kejadian transaksi agar bisa masuk ke dalam laporan
keuangan, memerlukan analisis dari transaksi dan dalam pengumpulan dan pengolahan data
untuk memberi penjelasan dan argumentasi.
2.2 Pengertian Akuntansi Internasional
Akuntansi internasional adalah akuntansi yang memfokuskan pada issues/ masalahmasalah yang berhubungan dengan perusahaan yang menjalankan bisnis internasional, juga

mencakup studi tentang standar akuntansi dan praktek akuntansi di seluruh negara di dunia,
serta membandingkan standar dan praktek akuntansi tersebut pada masing-masing negara.
Iqbal, Melcher dan Elmallah (1997:18) mendefinisikan akuntansi internasional
sebagai akuntansi untuk transaksi antar negara, pembandingan prinsip-prinsip akuntansi di
negara-negara yang berlainan dan harmonisasi standar akuntansi di seluruh dunia. Suatu
perusahaan mulai terlibat dengan akuntansi internasional adalah pada saat mendapatkan
kesempatan melakukan transaksi ekspor atau impor.
Akuntansi Internasional adalah akuntansi untuk transaksi internasional, perbandingan
prinsip akuntansi antarnegara yang berbeda dan harmonisasi berbagai standar akuntansi
dalam bidang kewenangan pajak, auditing dan bidang akuntansi lainnya. Akuntansi harus
berkembang agar mampu memberikan informasi yang diperlukan dalam pengambilan
keputusan di perusahaan pada setiap perubahan lingkungan bisnis.
2.3 Perkembangan dan Klasifikasi Akuntansi Internasional
Perkembangan Akuntansi Internasional
Awalnya, Kronologi akuntansi berikut ini menunjukkan bahwa akuntansi telah meraih
keberhasilan besar dalam kemampuanya untuk diterapkan dari satu kondisi ke kondisi
lainnya sementara di pihak lain memungkinkan timbulnya pengembangan teres-menerus
dalam bidang teori dan praktik di seluruh dunla. Sebagai permulaan, sistem pembukuan
berpasangan (double-entry bookkreping), yang umumnya dianggap sebagai awal penciptaan
akuntansi seperti yang kita ketahui selama ini, berawal dari negara-negara kota di Italia pida
abad ke-14 dan 15.
Perkernbangannya didorong oleh pertumbuhan perdagangan intemasional di Italia
Utara selama masa akhir abad pertengahan dan keinginan pemerintah untuk menemukan cara
dalam mengenakan pajak terhadap transaksi komersial.
Pembukuan Italia kemudian beralih ke Jerman untuk membantu para pedagang
pada zaman Fugger dan Kelompok Hanseatik. Pada waktu yang hampir bersamaan, para
filsuf hitvis di Belanda mempertajam cara menghitung pendapatan periodik dan aparat
pemerintah di Prancis menemukan keuntungan menerapkan keseluruhan sistem dalam
perencanaan dan akuntabilitas pemerintah. Thn 1850an duble-entry bookkeeping mencapai

kepulauan Inggris yang menyebabkan tumbuhnya masyarakat akuntansi dan profesi akuntan
publik yang terorganisasi di Skotlandia dan Inggris thn 1870an. Selain itu model akuntansi
Belanda diekspor antara lain ke Indonesia, sistem akuntansi Perancis di Polinesia dan
wilayah-wilayah Afrika di bawah pemerintahan Perancis. Kerangka pelaporan sistem Jerman
berpengaruh di Jepang, Swedia, dan Kekaisaran Rusia.
Pada abad 20, seiring tumbuhnya kekuatan ekonomi Amerika Serikat, kerumitan
masalah akuntansi muncul bersamaan. Kemudian akuntansi diakui sebagai suatu disiplin ilmu
akademik tersendiri. Setelah Perang Dunia II, pengaruh akuntansi semakin di dunia barat.
Bagi banyak negara, akuntansi merupakan masalah nasional dengan standar dan praktik
nasional yang melekat erat dengan hukum nasional dan aturan profesional.
Perkembangan tersebut meliputi hal-hal berikut ini :

1. Sekitar abad ke-16 terjadi beberapa perubahan di dalam teknik-teknik pembukuan.


Perubahan yang patut dicatat adalah diperkenalkan jurnal-jurnal khusus untuk
pencatatan berbagai jenis transaksi yang berbeda.
2. Pada abad ke-16 dan 17 terjadi evolusi pada praktik laporan keuangan periodik.
Sebagai tambahan lagi, di abad ke-17 dan abad ke-18 terjadi evolusi pada personifikasi
dari seluruh akun dan transaksi, sebagai suatu usaha untuk merasionalisasikan aturan
debit dan kredit yang digunakan pada akun-akun yang tidak pasti hubungannya dan
abstrak.
3. Penerapan sistem pencatatan berpasangan juga diperluas ke jenis-jenis organisasi yang
lain.
4. Abad ke-17 juga mencatat terjadinya penggunaan akun-akun persediaan yang terpisah
untuk jenis barang yang berbeda.
5. Dimulai dengan East India Company di abad ke-17 dan selanjutnya diikuti dengan
perkembangan dari perusahaan tadi, seiring dengan revolusi industri, akuntansi
mendapatkan status yang lebih baik, yang ditunjukkan dengan adanya kebutuhan akan
akuntansi biaya, dan kepercayaan yang diberikan kepada konsep-konsep mengenai
kelangsungan, periodisitas, dan akrual.

6. Metode-metode untuk pencatatan aktiva tetap mengalami evolusi pada abad ke-18.
7. Sampai dengan awal abad ke-19, depresiasi untuk aktiva tetap hanya diperhitungkan
pada barang dagangan yang tidak terjual.
8. Akuntansi biaya muncul di abad ke-19 sebagai sebuah hasil dari revolusi industri.

9. Pada paruh terakhir dari abad ke-19 terjadi perkembangan pada teknik-teknik akuntansi
untuk pembayaran dibayar di muka dan akrual, sebagai cara untuk memungkinkan
dilakukannya perhitungan dari laba periodik.
10. Akhir abad ke-19 dan ke-20 terjadi perkembangan pada laporan dana.
11. Di abad ke-20 terjadi perkembangan pada metode-metode akuntansi untuk isu-isu
kompleks, mulai dari perhitungan laba per saham, akuntansi untuk perhitungan bisnis,
akuntansi untuk inflasi, sewa jangka panjang dan pensiun, sampai kepada masalah
penting dari akuntansi sebagai produk baru dari rekayasa keuangan (financial
engineering).
Ada 8 (delapan) factor yang mempengaruhi perkembangan akuntansi internasional:
1. Sumber pendanaan
Di Negara-negara dengan pasar ekuitas yang kuat, akuntansi memiliki focus atas
seberapa baik manajemen menjalankan perusahaan (profitabilitas), dan dirancang untuk
membantu investor menganalisis arus kas masa depan dan resiko terkait. Sebaliknya,
dalam system berbasis kredit di mana bank merupakan sumber utama pendanaan,
akuntansi memiliki focus atas perlindungan kreditor melalui pengukuran akuntansi
yang konservatif.
2. Sistem Hukum
Sistem Hukum Dunia barat memiliki dua orientasi dasar: hukum kode (sipil) dan
hukum umum (kasus). Dalam Negara-negara hukum kode, hukum merupakan satu
kelompok lengkap yang mencakup ketentuan dan prosedur sehingga aturan akuntansi
digabungkan dalam hukum nasional dan cenderung sangat lengkap. Sebaliknya, hukum
umum berkembang atas dasar kasus per kasus tanpa adanya usaha untuk mencakup
seluruh kasus dalam kode yang lengkap.
3. Perpajakan
Perpajakan di kebanyakan Negara, peraturan pajak secara efektif menentukan standar
karena perusahaan harus mencatat pendapatan dan beban dalam akun mereka untuk
mengklaimnya untuk keperluan pajak. Ketka akuntansi keuangan dan pajak terpisah,
kadang-kadang aturan pajak mengharuskan penerapan prinsip akuntansi tertentu.
4. Ikatan Politik dan Ekonomi
5. Inflasi
Inflasi menyebabkan distorsi terhadap akuntansi biaya histories dan mempengaruhi
kecenderungan (tendensi) suatu Negara untuk menerapkan perubahan terhadap akunakun perusahaan.
6. Tingkat Perkembangan Ekonomi

Tingkat Perkembangan Ekonomi Faktor ini mempengaruhi jenis transaksi usaha yang
dilaksanakan dalam suatu perekonomian dan menentukan manakah yang paling utama.
7. Tingkat Pendidikan
Tingkat Pendidikan Standard praktik akuntansi yang sangat rumit akan menjadi tidak
berguna jika disalahartikan dan disalahgunakan. Pengungkapan mengenai resiko efek
derivative tidak akan informative kecuali jika dibaca oleh pihak yang berkompeten.
8. Budaya
Budaya Empat dimensi budaya nasional, menurut Hofstede: individualisme, jarak
kekuasaan, penghindaran ketidakpastian, maskulinitas.
Klasifikasi Akuntansi Internasional
Terdapat dua pendekatan untuk klasifikasi sistem akuntansi yaitu :
1. Pendekatan deduktif, berkaitan dengan pendekatan ini ada empat pendekatan dalam
pengembangan akuntansi.
a. Macroeconomic Pattern, Akuntansi untuk bisnis berhubungan erat dengan
kebijakan perekonomian nasional.
b. Microeconomic Pattern, Akuntansi dipandang sebagai cabang ekonomi bisnis.
Konsep utamanya adalah bagaimana memepertahankan investasi modal dalam
sebuah entitas bisnis.
c. Independent Dicipline Approach, Akuntansi dipandang sebagai fungsi jasa dan
diderivasikan dari praktek bisnis.
d. Uniform Accounting Approach, Akuntansi dipandang sebagai alat yang efisien
untuk administrasi dan kontrol.
2. Pendekatan induktif, Nobes dalam Journal of Business Finance and Accounting
(Spring, 1983) mengidentifikasi faktor-faktor yang membedakan sistem akuntansi,
yaitu :
a. Tipe pemakai laporan keuangan yang dipublikasikan
b. Tingkat kepastian hukum
c. Peraturan pajak dalam pengukuran
d. Tingkat konservatisme
e. Tingkat ketaatan penerapan dalam historical cost
f. Penyesuaian replacement cost
g. Praktek konsolidasi
h. Kemampuan untuk memperoleh provisi
i. Keseragaman antarperusahaan dalam menerapkan peraturan
Klasifikasi akuntansi internasional dapat dilakukan dalam dua cara, yaitu: dengan
pertimbangan dan secara empiris.
Ada 4 (empat) pendekatan terhadap perkembangan akuntansi:
1. Berdasarkan pendekatan makroekonomi, praktek akuntansi didapatkan dari dan dirancang
untuk meningkatkan tujuan makroekonomi nasional.

2. Berdasarkan

pendekatan

mikroekonomi,

akuntansi

bekembang

dari

prinsip-prinsip

mikroekonomi. Tujuannya terletak pada perusahaan secara individu yang memiliki


tujuan untuk bertahan hidup.
3. Berdasarkan pendekatan independent, akuntansi berasal dari praktek bisnis dan berkembang
secara ad hoc, dengan dasar perlahan-lahan dan pertimbangan, coba-coba, dan
kesalahan. Akuntansi dipandang sebagai fungsi jasa yang konsep dan prinsipnya
diambil dari proses bisnis yang dijalankan dan bukan dari cabang keilmuan seperti
ekonomi.
4. Berdasarkan pendekatan yang seragam, akuntansi distandariasi dan digunakan sebagai alat
untuk kendali administrasi oleh pemerintah pusat. Keseragaman dalam pengukuran,
pengungkapan, dan penyajian akan memudahkan perancang pemerintah, otoritas
pajak, dan bahkan manajer untuk menggunakan informasi akuntansi dalam
mengendalikan seluruh jenis bisnis.
Akuntansi juga dapat diklasifikasikan sesuai dengan sistem hukum suatu negara:
1. Akuntansi dalam negara-negara hukum umum memiliki karakteristik berorientasi
terhadap penyajian wajar, transparansi dan pengungkapan penuh serta pemisahan
antara akuntansi keuangan dan pajak. Akuntansi hukum umum sering disebut sebagai
Anglo Saxon. Akuntansi ini berawal di Inggris dan kemudian diekspor ke negaranegara seperti Australia, Kanada, Hong Kong, India, Malaysia, Pakistan dan Amerika
Serikat.
2. Akuntansi dalam negara-negara hukum kode memiliki karakteristik berorientasi
legalistik, tidak membiarkan pengungkapan dalam jumlah kurang, dan kesesuaian
antara akuntansi keuangan dan pajak. Akuntansi hukum kode sering disebut
kontinental, dan kebanyakan ditemukan di negara-negara Eropa Kontinental dan
bekas koloni mereka di Afrika, Asia dan Amerika.
Pembedaan antara penyajian wajar dan kesesuaian hukum menimbulkan pengaruh yang besar
terhadap banyak permasalahan akuntansi, seperti :
a. Depresiasi, di mana beban ditentukan berdasarkan penurunan kegunaan suatu aktiva
selama masa manfaat ekonomi.
b. Sewa guna usaha yang memiliki substansi pembelian aktiva tetap (properti)
diperlakukan seperti itu (penyajian wajar) atau diperlakukan seperti sewa guna usaha
operasi yang biasa (kepatuhan hukum).
c. Pensiun dengan biaya yang diakrual pada saat dihasilkan oleh karyawan (penyajian
wajar) atau dibebankan menurut dasar dibayar pada saat Anda berhenti bekerja
(kepatuhan hukum)

Pembedaan antara penyajian wajar dan kesesuaian hukum menimbulkan pengaruh


yang besar terhadap banyak permasalahan akuntansi. Akuntansi hukum umum berorientasi
pada kebutuhan pengambilan keputusan oleh investor luar. Akuntansi kepatuhan hukum
dirancang untuk memenuhi ketentuan yang dikenakan pemerintah seperti perhitungan laba
kena pajak atau mematuhi rencana ekonomi pemerintah nasional. Setelah tahun 2005, seluruh
perusahaan Eropa yang mencatatkan sahamnya akan menggunakan akuntansi penyajian wajar
dalam laporan konsolidasinya karena mereka akan menggunakan IFRS.
2.4 Standar Akuntansi Internasional
IFRS merupakan standar akuntansi internasional yang diterbitkan olehInternational
Accounting Standard Board (IASB). Standar akuntansi ini disusun oleh empat organisasi
utama dunia yaitu Badan Standar Akuntansi Internasional (IASB), Komisi Masyarakat Eropa
(EC), Organisasi Internasional Pasar Modal (IOSOC), dan Federasi Akuntansi Internasional
(IFAC).
Natawidyana (2008) menyatakan bahwa sebagian besar standar yang menjadi bagian
dari IFRS sebelumnya merupakan International Accounting Standard (IAS) kemudian IASB
mengadopsi seluruh IAS dan melanjutkan pengembangan standar yang dilakukan.
Secara keseluruhan IFRS mencakup:
a. International Financial Reporting Standard (IFRS). Standar yang diterbitkan setelah
tahun 2001.
b. International Accounting Standard (IAS). Standar yang diterbitkan sebelum tahun
2001.
c. Interpretations yang
d.

diterbitkan

oleh International

Financial

Reporting

Interpretations Committee (IFRIC) setelah tahun 2001.


Interpretations yang diterbitkan oleh Standing Interpretations Committee (SIC)
sebelum tahun 2001.
Menurut Prof. Haim Falk menjelaskan ada empat keuntungan menggunakan standar

akuntansi internasional:

1.

Berkenaan dengan rekonsiliasi kepentingan kepentingan khusus dari manajer


manajer yang bertanggung jawab bagi pelaporan keuangan dan kebutuhan pemakai
informasi keuangan.

2.

Keterbatasan kapasitas penerima informasi keuangan ntuk menginterplasikan

3.

informasi semacam itu secara tepat.


Kredibiltas keseluruhan proses pelaporan keuangan dan profesi akuntansi yang
mendukungnya.

4.

Adanya daya banding informasi keuangan yang diungkapkan adalah argument yang
berkaitan dengan point diatas

Manfaat adopsi IFRS


Harmonisasi standar akuntansi dan pelaporan keuangan telah di anggap sebagai suatu
hal yang mendesak yang harus dilakukan oleh setiap negara termasuk Indonesia sebagai
negara berkembang. Menurut Marsini Purba dalm bukunya yang berjudul International
Financial Reporting Standards, manfaat utama yang diperoleh dari harmonisasi standar
akuntansi dan pelaporan keuangan adalah adanya pemahaman lebih baik atas laporan
keuangan oleh pengguna laporan keuangan yang berasal dari berbagai negara. Hal ini
memudahkan perusahaan menjual sahamnya secara lintas negara atau lintas pasar modal.
Selain itu memberikan efisiensi dalam penyusunan laporan keuangan yang menghabiskan
banyak dana dan sumber dana setiap tahunnya dan juga dapat menambah kepercayaan
investor asing terhadap laporan keuangan perusahaan-perusahaan nasional.
Membuat perubahan ke IFRS, artinya mengadopsi bahasa pelaporan global, yang akan
membuat perusahaan dimengerti oleh global market (pasar dunia). The Big-4 Accounting
Firm mengatakan bahwa banyak dari perusahaan-perusahaan yang telah mengadopsi IFRS
mengalami kemajuan yang signifikan dalam rangka memenuhi maksud mereka memasuki
pasar modal dunia. Dengan Indonesia mengadopsi penuh IFRS, laporan keuangan yang
dibuat berdasarkan PSAK tidak memerlukan rekonsiliasi signifikan dengan laporan keuangan
berdasarkan IFRS. Adopsi penuh IFRS diharapkan memberi manfaat:
1. Memudahkan pemahaman atas laporan keuangan dengan menggunakan SAK yang
dikenal secara internasional.
2. Meningkatkan arus investasi global.
3. Menurunkan biaya modal melalui pasar modal global dan menciptakan efisiensi
penyusunan laporan keuangan.
Menurut ketua tim implementasi IFRS-Ikatan Akuntan Indonesia (IAI), Dudi M
Kurniawan yang dimuat harian Kompas tanggal 6 Mei 2010 mengatakan bahwa dengan
mengadopsi IFRS Indonesia akan mendapatkan tujuh manfaat sekaligus.
1.
2.
3.
4.
5.
6.

Meningkatkan kualitas Standar Akuntansi Keuangan (SAK).


Mengurangi biaya SAK.
Meningkatkan kredibilitas dan kegunaan laporan keuangan.
Meningkatkan komparabilitas pelaporan keuangan.
Meningkatkan transparansi keuangan.
Menurunkan biaya modal dengan membuka peluang penghimpunan dana melalui
pasar modal.

7. Meningkatkan efisiensi penyusunan laporan keuangan.


Kendala adopsi IFRS di Indonesia
1. Kurang siapnya infrastruktur.
2. Kondisi peraturan perundang-undangan yang belum tentu sinkron dengan IFRS.
3. Kurang siapnya sumber daya manusia dan dunia pendidikan di Indonesia. Dilihat dari
minimnya pengajaran dan pembahasan topik-topik akuntansi keuangan terkait IFRS,
karena IFRS belum dijadikan mata kuliah pokok program pendidikan akuntansi di
Indonesia.
4. Proses penerjemahan IFRS menjadi PSAK. Terkadang membutuhkan waktu yang
relatif lama dan terkadang juga memberikan makna yang berbeda dengan sumber
aslinya.
Kesiapan Indonesia mengadopsi IFRS secara penuh
Sejak tahun 1994, Indonesia sebenarnya telah mengadopsi sebagian besar IAS. PSAK
dan ISAK yang diberlakukan sejak tahun 1994 adalah saduran dari IAS dan SIC yang
diterbitkan sebelum tahun 1994. DSAK (Dewan Standar Akuntansi Keuangan) yang berada
dibawah IAI telah mencanangkan adopsi penuh IAS dan IFRS yang telah rampung pada
tahun 2010 dan mulai menerapkannya di tahun 2012.
Indonesia saat ini belum mewajibkan bagi perusahaan-perusahaan di Indonesia
menggunakan IFRS melainkan masih mengacu kepada standar akuntansi keuangan lokal.
Dewan Pengurus Nasional IAI bersama-sama dengan Dewan Konsultatif SAK dan Dewan
SAK merencanakan tahun 2012 akan menerapkan standar akuntansi yang mendekati
konvergensi penuh kepada IFRS. Indonesia sebenarnya masih memiliki banyak regulasi yang
tidak mendukung sehingga adopsi penuh IFRS sulit dilakukan.
Berdasarkan proposal konvergensi yang telah dikeluarkan IAI, proses adopsi dibagi
menjadi tiga tahap yaitu:
1. Tahap adopsi, yaitu dengan mengadopsi seluruh IFRS terakhir kedalam PSAK pada
tahun 2008-2010.
2. Tahap persiapan,

yaitu

penyiapan

seluruh

infrastruktur

pendukung

untuk

implementasi PSAK yang sudah mengadopsi seluruh IFRS pada tahun 2011.
3. Tahap implementasi, yaitu penerapan PSAK yang sudah mengadopsi seluruh IFRS
bagi perusahaan-perusahaan yang memiliki akuntabilitas publik pada tahun 2012.
Jadi, beralih ke IFRS bukanlah sekedar pekerjaan mengganti angka-angka dilaporan
keuangan, tetapi mungkin akan mengubah pola pikir dan cara semua elemen didalam
perusahaan.

2.5 Komite Standar Akuntansi Internasional


International Accounting Standards Committe (IASC) merupakan badan swasta
independen yang dibentuk tahun 1973 yang bertujuan untuk mencapai keseragaman dalam
penggunaan prinsip akuntansi yang dapat digunakan untuk pelaporan keuangan seluruh
dunia. Anggota asli dari IASC adalah badan akuntansi dari 9 negara : Australia, Kanada,
Perancis, Jepang, Mexico, Belanda, The United Kingdom, the United States, dan Jerman
Barat. Sejak tahun 1983, IASC telah memasukan seluruh badan akuntansi profesional yang
menjadi anggota dari International Federation of Accountants. Sebagian besar oraganisasiorganisasi ini merupakan asosiasi akuntan publik yang berlisensi, akibatnya, keanggotaan
IASC terdiri dari berbagai organisasi yang lebih terbatas dibandingkan dengan apa yang
dilakukan FASB. Tahun 2001 IASC digantikan dengan IASB. IASB segera memilih untuk
mempertahankan semua pernyataan dan posisi IASC kecuali jika memang perlu untuk
diganti.
Agreement and Contitution IASB memberikan IASB otoritas untuk menyebarluaskan
standard penyajian laporan keuanagan yang telah diaudit oleh setiap organisasi bisnis dan
mengendalikan penerimaan standard di seluruh dunia. Penyelarasan berbagai perbedaan
antara standar nasional diharapkan dapat meningkatkan keandalan dan tingkat komparatif
laporan keuangan asing untuk dapat meningkatkan ketepatan dalam pengambilan keputusan.
Tujuan IASB adalah merumuskan dan menerbitkan standar akuntansi yang dapat dipatuhi
dalam penyajian laporan keuangan dan untuk mengendalikan penerimaan dan ketaatan
standard di seluruh dunia. Anggota IASB setuju untuk mendukung dan bekerja keras untuk
memastikan bahwa laporan keuangan telah telah disusun sesuai dengan standard, auditor
menegakkan standard, dan untuk persuasi kepada pemerintah, bursa, dan lembaga lainnya
untuk mendukung standard ini.
Niat asli IASC adalah untuk menghindari rincian kompleks dan berkonsentrasi pada
standard dasar. Akibatnya, standrd IASB lebih principal based daripada standard
IASC yang rule based. Proses penetapan standard IASB mencakup 6 tahap berikut :
Tahap pertama : Menyusun agenda.
IASB mengevaluasi manfaat dari menambahkan item potensial ke agendanya terutama
dengan mengacu pada kebutuhan para investor. Dalam membuat keputusan ini, IASB
mengganggap:
a. Dapat memberikan informasi yang relefan dan dapat diandalkan kepada pengguna
informasi.
b. Tersedianya bimbingan.

c. Kemungkinan meningkatnya konvergensi.


d. Pengembangan kualitas standar.
e. Pembatasan sumber.
Tahap kedua : perencanaan proyek.
Dewan memutuskan apakah akan mengerjakan proyek tersebut sendiri atau bergabung
dengan penetap standar lainnya, dan dipilih tim proyek.
Tahap ketiga: Pengembangan dan penerbitan sebuah makalah diskusi.
Dewan biasanya menerbitkan sebuah makalah diskusi sebagai publikasi pertama pada topic
utama sebagai cara untuk menjelaskan masalah dan mengumpulkan komentar dari para
konstituen. Makalah diskusi mencakup pandangan yang komprehensif tentang sebuah
masalah, pendekatan yang memungkinkan dalam menangani masalah tersebut, dan
pandangan awal dari penulis atau dari IASBm dan ajakan untuk memberikan komentar.
Tahap keempat: Pengembangan dan penerbitan rancangan.
Rancangan ini menetapkan proposal yang spesifik dalam bentuk standar yang diusulkan.
Tahap kelima : Pengembangan dan penerbitan IFRS
Setelah menyelesaikan masalah yang muncul dari rancangan, IASB mempertimbangkan
untuk mengungkapkan proposal yang telah direvisi untuk komentar public, contohnya,
dengan menerbitkan rancangan kedua. Ketika IASB puas bahwa mereka telah mencapai
kesimpulan dari masalah-masalah yang timbul dari rancangan, maka ia akan memerintahkan
stafnya untuk menyusun IFRS. Setelah proses tersebut selesai dan semua isu yang beredar
telah diselesaikan, dan setidaknya ada 9 dari 14 anggota IASB yang telah memberikan suara
mendukung publikasi, IFRS akan dikeluarkan.
Tahap keenam : Prosedur setelah keluarnya IFRS.
Setelah IFRS keluar, staf dan anggota IASB mengadakan rapat dengan pihak yang
berkepentingan, termasuk badan penetap standar lainnya, untuk membantu dalam memahami
isu-isu tak terduga yang terkait dengan pelaksanaan praktis dan dampak potensial dari
proposal. Dasar IFRS juga mendorong kegiatan pendidikan untuk memastikan konsistensi
dalam penerapan IFRS.
2.6 Pelaporan Dan Pengungkapan
Perkembangan Pengungkapan
Perkembangan sistem pengungkapan sangat berkaitan dengan perkembangan sistem
akuntansi. Standar dan praktik pengungkapan dipengaruhi oleh sumber-sumber keuangan,
sistem hukum, ikatan politik dan ekonomi, tingkat pembangunan ekonomi, tingkat
pendidikan, budaya, dan pengaruh lainnya. Perbedaan nasional dalam pengungkapan

umumnya didorong oleh perbedaan dalam tata kelola perusahaan dan keuangan. Di Amerika
Serikat, Inggris dan negara-negara Anglo Amerika lainnya, pasar ekuitas menyediakan
kebanyakan pendanaan yang dibutuhkan perusahaan sehingga menjadi sangat maju. Di pasarpasar tersebut, kepemilikan cenderung tersebar luas di antara banyak pemegang saham dan
perlindungan terhadap investor sangat ditekankan. Investor institusional memainkan peranan
yang semakin penting di negara-negara ini, menuntut pengembalian keuangan dan nilai
pemegang saham yang meningkat. Di kebanyakan negara-negara lain (seperti Prancis, Jepang
dan beberapa negara pasar yang berkembang), Kepemilikan saham masih masih tetap sangat
terkonsentrasi dan bank (dan atau pemilik keluarga) secara tradisional menjadi sumber utama
pembiayaan perusahaan. Bank-bank ini, kalangan dalam dan lainnya memperoleh banyak
informasi mengenai posisi keuangan dan aktivitas perusahaan.
Pengungkapan Sukarela
Beberapa studi menunjukkan bahwa manajer memiliki dorongan untuk mengungkapkan
informasi mengenai kinerja perusahaan saat ini dan saat mendatang secara sukarela. Dalam
laporan terakhir, Badan Standar Akuntansi Keuangan (FASB) menjelaskan sebuah proyek
FASB mengenai pelaporan bisnis yang mendukung pandangan bahwa perusahaan akan
mendapatkan manfaat pasar modal dengan meningkatkan pengungkapan sukarelanya.
Laporan ini berisi tentang bagaimana perusahaan dapat menggambarkan dan menjelaskan
potensi investasinya kepada para investor. Manajer memiliki informasi yang lebih baik dari
pihak luar mengenai performa perusahaan mereka saat ini dan ke depannya. Manajer
berinisiatif untuk mengungkap informasi seperti itu secara sukarela. Pemilihan pengungkapan
manajer mencerminkan keseluruhan akibat keperluan pengungkapan dan insentif mereka
untuk menguraikan informasi dengan sukarela. Sejumlah aturan, seperti aturan akuntansi dan
pengungkapan, dan pengesahan oleh pihak ketiga (seperti auditing) dapat memperbaiki
berfungsinya pasar. Aturan akuntansi mencoba mengurangi kemampuan manjer dalam
mencatat transaksi-transaksi ekonomi dengan carayang tidak mewakili kepentingan terbaik
pemegang saham. Aturan pengungkapan menetapkan ketentuan-ketentuan untuk memastikan
bahwa para pemegang saham menerima informasi yang tepat waktu, lengkap dan akurat.
Ketentuan Pengungkapan Wajib
Bursa efek dan badan regulator pemerintah umumnya mengharuskan perusahaan
perusahaan asing yang mencatatkan saham untuk memberi informasi keuangan dan informasi
non keuangan yang sama dengan yang diharuskan kepada perusahaan domestik. Setiap
informasi yang diumumkan, yang dibagikan kepada para pemegang saham atau yang
dilaporkan kepada badan regulator di pasar domestik. Namun demikian, kebanyakan negara

tidak mengawasi atau menegakkan pelaksanaan ketentuan kesesuaian pengungkapan antar


wilayah (yuridiksi). Perlindungan terhadap pemegang saham berbeda antara satu negara
dengan negara lain. Negara-negara Anglo Amerika seperti Kanada, Inggris, dan Amerika
Serikat memberikan perlindungan kepada pemegang saham yang ditegakkan secara luas dan
ketat. Sebaliknya, perlindungan kepada para pemegang saham kurang mendapat perhatian di
beberapa negara lain seperti Cina contohnya, yang melarang insider trading (perdagangan
yang melibatkan kalangan dalam) sedangkan penegakan hukum yang lemah membuat
penegakan aturan ini hampir tidak ada.
Kebutuhan Pengaturan Pengungkapan
Untuk melindungi investor, sebagian besar bursa sekuritas menentukan laporan dan
kebutuhan pengungkapan pada perusahaan domestik dan asing yang mencari akses untuk
pasar mereka. Pengungkapan yang menyeluruh dan dapat dipercaya akan meningkatkan
kepercayaan investor, dimana akan meningkatkan likuiditas, mengurangi biaya transaksi, dan
meningkatkan kualitas pasar keseluruhan.
Pembahasan Laporan Keuangan Sec Amerika Serikat
Secara umum SEC mewajibkan pendaftar asing untuk melengkapi informasi
keuangan yang pada hakikatnya sama dengan yang dibutuhkan perusahaan domestik. Syarat
laporan keuangan SEC bagi perusahaan asing menghalangi mereka dari pembuatan sekuritas
mereka yang ada di AS, sebaliknya sistem akuntansi dan pengungkapan terkini melindungi
investor dan memastikan kualitas pasar modal AS.
Praktik Pelaporan Dan Pengungkapan
Aturan pengungkapan sangat berbeda di seluruh dunia dalam beberapa hal seperti
laporan arus kas dan perubahan ekuitas, transaksi pihak terkait, pelaporan segmen, nilai wajar
aktiva dan kewajiban keuangan dan laba per saham. Pada bagian ini perhatian dipusatkan
pada:
1. Pengungkapan informasi yang melihat masa depanInformasi yang melihat ke masa
depan yang mencakup:

ramalan pendapatan, laba rugi, laba rugi per saham (EPS), pengeluaran modal, dan
pos keuangan lainnya

informasi prospektif mengenai kinerja atau posisi ekonomi masa depan yang tidak
terlalu pasti bila dibandingkan dengan proyeksi pos, periode fiskal, dan proyeksi
jumlah

laporan rencana manajemen dan tujuan operasi di masa depan.

Kebanyakan perusahaan di masing-masing negara menyajikan pengungkapan


informasi mengenai rencana dan tujuan manjemen. Sebaliknya lebih sedikit
perusahaan yang mengungkapkan ramalan, dari paling rendah dua perusahaan di
Jepang dan paling tinggi 31 perusahaan di Amerika Serikat. Kebanyakan ramalan di
AS dan Jerman menyangkut pengeluaran modal, bukan laba dan penjualan.

2. Pengungkapan segmen
Permintaan investor dan analis akan informasi mengenai hasil operasi dan keuangan
segmen industri tergolong signifikan dan semakin meningkat. Contoh, para analis
keuangan di Amerika secara konsisten telah meminta data laporan dalam bentuk
disagregat yang jauh lebih detail dari yang ada sekarang. Standar Pelaporan Keuangan
Internasional (IFRS) juga membahas pelaporan segmen yang sangat mendetail.
Laporan ini membantu para pengguna laporan keuangan untuk memahami secara
lebih baik bagaimana bagian-bagian dalam suatu perusahaan berpengaruh terhadap
keseluruhan perusahaan.
3. Laporan arus kas dan arus dana IFRS dan standar akuntansi di Amerika Serikat,
Inggris, dan sejumlah besar negara-negara lain mengharuskan penyajian laporan arus
kas.
4. Pengungkapan tanggung jawab sosial Saat ini perusahaan dituntut untuk
menunjukkan rasa tanggung jawab kepada sekelompok besar yang disebut sebagai
pihak-pihak yang berkepentingan (stakeholders) karyawan, pelanggan, pemasok,
pemerintah, kelompok aktivis, dan masyarakat umum. Informasi mengenai
kesejahteraan karyawan telah lama menjadi perhatian bagi organisasi buruh. Bidang
permasalahan yang yang menjadi perhatian terkait dengan kondisi kerja, keamanan
pekerjaan, kesetaraan dalam kesempatan, keanekaragaman angkatan kerja dan tenaga
kerja anak-anak. Pengungkapan karyawan juga diminati oleh para investor karena
memberikan masukan berharga mengenai hubungan kerja, biaya, dan produktivitas
perusahaan.
5. Pengungkapan khusus bagi para pengguna laporan keuangan non domestik dan atas
prinsip akuntansi yang digunakan Laporan keuangan dapat berisi pengungkapan

khusus untuk mengakomodasi para pengguna laporan keuangan nondomestik.


Pengungkapan yang dimaksud seperti :

Penyajian ulang untuk kenyamanan informasi keuangan ke dalam mata uang non
domestic

Penyajian ulang hasil dan posisi keuangan secara terbatas menurut keompok kedua
standar akuntansi

Satu set lengkap laporan keuangan yang disusun sesuai dengan kelompok kesua
standar akuntansi; dan beberapa pembahasan mengenai perbedaan antara prinsip
akuntansi yang banyak digunakan dalam laporan keuangan utama dan beberapa set
prinsip akuntansi yang lain.
Banyak perusahaan di negara-negara yang tidak menggunakan bahasa Inggris sebagai

bahasa utama juga melakukan penerjemahan seluruh laporan tahunan dari bahasa negara asal
ke dalam bahasa Inggris. Juga, beberapa perusahaan menyusun laporan keuangan yang sesuai
dengan standar akuntansi yang diterima secara lebih luas daripada standar domestik
(khususnya IFRS atau GAAP AS) atau yang sesuai dengan baik standar domestik maupun
kelompok kedua prinsip akuntansi.
Pengungkapan Tata Kelola Perusahaan
Tata kelola perusahaan berhubungan dengan alat-alat internal yang digunakan untuk
menjalankan dan mengendalikan sebuah perusahaan tanggung jawab, akuntabilitas dan
hubungan di antara para pemegang saham, anggota dewan dan para manajer yang dirancang
untuk mencapai tujuan perusahaan. Masalah-masalah tata kelola perusahaan antara lain
meliputi hak dan perlakuan kepada pemegang saham, tanggung jawab dewan, pengungkapan
dan transparansi dan peranan pihak-pihak yang berkepentingan. Praktik tata kelola
perusahaan semakin mendapat perhatian dari para regulator, investor dan analis.
Pengungkapan Dan Pelaporan Bisnis Melalui Intern
World Wide Web semakin banyak digunakan sebagai saluran penyebaran informasi,
dimana media cetak sekarang memainkan peranan sekunder. Bahasa Pelaporan Usaha
(Extensible Business Reporting Language XBRL) merupakan tahap awal revolusi
pelaporan keuangan. Bahasa komputer ini dibangung ke dalam hampir seluruh software

untuk pelaporan akuntansi dan keuangan yang akan dikeluarkan di masa depan, dan
kebanyakan pengguna tidak perlu lagi mempelajari bagaimana mengolahnya sehingga secara
langsung dapat menikmati manfaatnya.
Pengungkapan Laporan Tahunan Di Negara-Negara Pasar Berkembang
Pengungkapan laporan tahunan perusahaan di negara-negara pasar berkembang secara
umum kurang ekstensif dan kurang kredibel dibandingkan dengan pelaporan perusahaan di
negara-negara maju. Sebagai contoh, pengungkapan yang tidak cukup dan yang menyesatkan
dan perlindungan konsumen yang terabaikan disebut-sebut sebagai penyebab krisis keuangan
Asia Timur di tahun 1997. Tingkat pengungkapan yang rendah di negara-negara pasar
berkembang tersebut konsisten dengan sistem tata kelola perusahaan dan keuangan di negaranegara itu. Pasar ekuitas tidak terlalu berkembang, bank dan pihak internal seperti kelompok
keluarga menyalurkan kebanyakan kebutuhan pendanaa dan secara umum tidak terlalu
banyak adanya kebutuhan akan pengungkapan publik yang kredibel dan tepat waktu, bila
dibandingkan dengan perekonomian yang lebih maju. Namun demikian, permintaan investor
atas informasi mengenai perusahaan yang tepat waktu dan kredibel di Negara-negara pasar
berkembang semakin banyak regulator memberikan respons terhadap permintaan ini dengan
membuat ketentuan pengungkapan yang lebih ketat dan meningkatkan upaya-upaya
pengawasan dan penegakan aturan.
Implikasi Bagi Para Pengguna Laporan Keuangan Dan Para Manajer
Para manajer dari banyak perusahaan terus-menerus sangat dipengaruhi oleh biaya
pengungkapan informasi yang bersifat wajib, tingkat pengungkapan wajib maupun sukarela
semakin meningkat di seluruh dunia. Manajer di negara-negara yang secara tradisional
memiliki pengungkapan rendah harus mempertimbangkan apakah menerapkan kebijakan
peningkatan pengungkapan dapat memberikan manfaat dalam jumlah yang signifikan bagi
perusahaan mereka. Lagipula, para manajer yang memutuskan untuk memberikan
pengungkapan yang lebih banyak dalam bidang-bidang yang dipandang penting oleh para
investor dan analis keuangan, seperti pengungkapan segmen dan rekonsiliasi, dapat
memperoleh keunggulan kompetitif dari perusahaan lain yang memiliki kebijakan
pengungkapan yang ketat.
2.7 Perbedaan Harmonisasi & Standart Akuntansi Internasional
Pada dasarnya standar akuntansi merupakan pengumuman atau ketentuan resmi yang
dikeluarkan badan berwenang di lingkungan tertentu tentang pedoman umum yang dapat
digunakan manajemen untuk menghasilkan laporan keuangan. Dengan adanya standar

akuntansi, laporan keuangan diharapkan dapat menyajikan informasi yang relevan dan dapat
dipercaya kebenarannya. Standar akuntansi juga digunakan oleh pemakai laporan keuangan
seperti investor, kreditor, pemerintah, dan masyarakat umum sebagai acuan untuk memahami
dan menganalisis laporan keuangan sehingga memungkinkan mereka untuk mengambil
keputusan yang benar. Dengan demikian, standar akuntansi memiliki peranan penting bagi
pihak penyusun dan pemakai laporan keuangan sehingga timbul keseragaman atau kesamaan
interpretasi atas informasi yang terdapat dalam laporan keuangan.
Secara garis besar ada empat hal pokok yang diatur dalam standar akuntansi. Yang
pertama berkaitan dengan definisi elemen laporan keuangan atau informasi lain yang
berkaitan. Definisi digunakan dalam standar akuntansi untuk menentukan apakah transaksi
tertentu harus dicatat dan dikelompokkan ke dalam aktiva, hutang, modal, pendapatan dan
biaya. Yang kedua adalah pengukuran dan penilaian. Pedoman ini digunakan untuk
menentukan nilai dari suatu elemen laporan keuangan baik pada saat terjadinya transaksi
keuangan maupun pada saat penyajian laporan keuangan (pada tanggal neraca). Hal ketiga
yang dimuat dalam standar adalah pengakuan, yaitu kriteria yang digunakan untuk mengakui
elemen laporan keuangan sehingga elemen tersebut dapat disajikan dalam laporan keuangan.
Yang terakhir adalah penyajian dan pengungkapan laporan keuangan. Komponen
keempat ini digunakan untuk menentukan jenis informasi dan bagaimana informasi tersebut
disajikan dan diungkapkan dalam laporan keuangan. Suatu informasi dapat disajikan dalam
badan laporan (Neraca, Laporan Laba/Rugi) atau berupa penjelasan (notes) yang menyertai
laporan keuangan.
Keempat hal itulah yang diusahakan oleh negara barat untuk diharmonisasikan secara
internasional. Mereka percaya bahwa harmonisasi standar akuntansi internasional akan
meningkatkan daya banding laporan keuangan secara internasional, dapat menghemat biaya
terutama bagi penyaji dan pemakai laporan keuangan, dan memperbaiki standar akuntansi
nasional masing-masing negara (Turner 1983).
Sebagai respon atas kebutuhan harmonisasi standar akuntansi, berbagai upaya telah
dilakukan oleh negara kapitalis. Salah satunya adalah dengan dengan mendirikan
International Accounting Standard Committee (IASC) pada tahun 1973, yang sekarang
berubah nama menjadi International Accounting Standard Board (IASB). Jumlah
keanggotaan IASC sampai sekarang meliputi lebih dari 150 organisasi profesi akuntansi yang
berasal dari negara maju dan berkembang, termasuk Indonesia. Tujuan utama badan ini
adalah memformulasikan standar akuntansi yang dapat diterapkan secara internasional.

Sampai sekarang IASB telah mengeluarkan lebih dari 50 standar akuntansi. Meskipun IASB
berhak untuk menetapkan dan mengeluarkan standar akuntansi, badan tersebut tidak memiliki
kekuatan hukum untuk memaksakan penerapan standar akuntansi yang dihasilkan.
Adopsi penuh dan harmonisasi terhadap IFRS memiliki arti yang berbeda. Adopsi
penuh adalah mengadopsi secara penuh tanpa adanya perubahan-perubahan untuk diterapkan
di suatu Negara. Berbeda dengan adopsi penuh, harmonisasi IFRS memiliki sifat lebih
fleksibel dan terbuka. Harmonisasi standar pertama kali dikenalkan oleh European
Commision (EC). Harmonisasi berarti juga sebagai sekelompok Negara yang menyepakati
suatu standar akuntansi yang mirip, namun mengharuskan adanya pelaksanaan yang tidak
mengikuti standar harus di ungkapkan.
Sedangkan bagi Indonesia terhadap IFRS, IAI mendukung harmonisasi standar
akuntansi melalui adopsi dan adaptasi IAS. Meskipun dengan adanya IFRS tidak semua
Negara dapat menerima yang disebabkan dengan perbedaan-perbedaan ditiap Negara. Namun
tetap perlu adanya yang menjembatani agar Standar Akuntansi Keuangan sejalan dengan
IFRS yaitu dengan melakukan harmonisasi bahkan konvergensi terhadap IFRS. Adanya
harmonisasi bahkan konvergensi terhadap IFRS maka diharapkan informasi akuntansi
memiliki kualitas utama yaitu komparabilitas dan relevansi.
2.8 Konvergensi Akuntansi Internasional
Konvergensi Akuntansi Internasional Pemerintah amerika pada tahun 2010 telah
prepare dan menseleksi kemampuan yang ada dinegaranya. Dewan standar akuntansi
internasional di amerika terdiri Independent dan standar sektor swasta, Entitas non
Pemerintah, Tidak untuk kepetingan organisasi, Ditempatkan dilondon dan Terdapat 14
pelanggan. Dewan standar akuntansi Internasional ini didanai melalui kegiatan-kegiatan
penggalangan dana dari wali. Standar yang ada untuk akuntansi keuangan dibuat oleh dewan
standar dimasing-masing Negara. Dewan standar tersebut menyusun standar akuntansi yang
berlaku didalam Negara dan dipakai oleh entitas yang ada di Negara tersebut, karena standar
akuntansu dibuat dan disusun oleh masing-masing dewan standar ditiap Negara. Stabdar
akuntansi yang terdapat di Amerika Serikat memperbolehkan goodwiil aplikasi dan dijadikan
beban jika goodwill tersebut mengalamai penurunan nilai dan di beberapa Negara lainnya
goodwill dapat diamortisasikan dengan periode yang berbeda-beda.
2.9 Perbandingan Standar Akuntansi Keuangan: Indonesia, Amerika Serikat, dan
Internasional.

Untuk melihat terjadinya perbedaan praktek akuntansi di berbagai negara di


dunia ini, berikut ini disampaikan contoh Standar Akuntansi Keuangan (SAK) yang
berlaku di Indonesia, Amerika Serikat (Financial Accounting Standard Board/FASB) dan
Stadar Akuntansi Internasional (International Accounting Standard/IAS) atau International
Financial Report Standard (IFRS).
1. Standar Akuntansi Keuangan Indonesia
Indonesia sebagai salah satu negara yang sedang berkembang tentu saja sangat jauh
berbeda bila dibandingkan dengan negara maju seperti Amerika Serikat maupun negara
maju lainnya baik dalam praktek bisnis maupun standar dan praktek akuntansinya.
Praktek bisnis yang telah berkembang di negara maju dan telah dibuat standar
akuntansinya namun praktek bisnis tersebut belum berkembang di Indonesia tentu saja
belum memerlukan standar akuntansi. Sementara praktek bisnis yang berkembang di
Indonesia namun tidak berkembang di negara lainnya termasuk di negara-negara maju,
maka dibuat standar akuntansinya seperti standar akuntansi untuk perbankan syariah.
2. Standar Akuntansi Keuangan Amerika Serikat
Amerika merupakan salah satu Negara maju di dunia yang mempunyai pengaruh
politik, ekonomi, sosial budaya termasuk akuntansi terhadap sesama Negara maju
maupun Negara berkembang sangat kuat. Dapat diibaratkan apa yang terjadi di
Amerika sekarang secara perlahan atau cepat akan ditiru di Negara lain. Khusus
mengenai praktek bisnis di Amerika berkembang begitu pesat yang pada akhirnya
memerlukan standard

praktek

akuntansi

yang

berkembang pula

sesuai

dengan

perkembangan bisnis yang terjadi. Bila dibandingkan dengan Standar Akuntansi


Keungan Indonesia maupun Standar Akuntansi Internasional maka standar akuntansi
keuangan di Amerika jauh lebih banyak akibat praktek bisnis yang memang lebih
beragam.
3. Standar Akuntansi Internasional (IAS / IFRS)
International
dikeluarkan

oleh

Accounting Standard/International
International Accounting

Standard

Financial
Board

Reporting Standard
atau

Badan

Standar

Akuntansi Internasional. Mengingat tujuan penyusunan standar akuntansi tersebut untuk


dapat dipergunakan sebanyak mungking negara di dunia maka dalam penyusunan standar
akuntansi tertentu saja Badan Standar Akuntansi Internasionalmempertimbangkan kondisi
sebagian besar negara sehingga sesuai dengan kebutuhan mereka. Bila kita bandingkan
dengan

standar

akuntansi

Amerika

maka

dari

segi

jumlah

standar

yang

dikeluarkan Badan Standar Akuntansi Internasional jauh lebih sedikit karena memang

mereka tidak mengacu pada perkembangan bisnis dan kebutuhan akuntansi di Amerika
saja melainkan pada sebagian besar negara sehingga standar akuntansi yang mereka
keluarkan dapat diadopsi baik sebagian maupun sepenuhnya. Ketiga standar akuntansi
tersebut baik yang berlaku di Indonesia, Amerika Serikat, dan standar Internasional, maka
secara kuantitas jelas tampak perbedaan yang nyata. Bila melihat dari segi jumlah
standar maka standar akuntansi di Indonesia bila dibandingkan dengan Amerika Serikat
hanya kurang lebih sepertiganya saja sementara bila dibandingkan dengan standar
akuntansi internasional standar akuntansi di Indonesia lebih banyak. Perbedaan jumlah
standar akuntansi di Amerika yang jauh lebih banyak dari Indonesia dapat dijelaskan
bahwa tingkat perkembangan ekonomi Amerika jauh lebih maju bila dibandingkan
dengan Indonesia sehingga di Amerika telah berkembang berbagai jenis instrumen yang
dapat dikategorikan ke dalam rekening harta, kewajiban, maupun ekuitas.
Sementara bila di Indonesia ada standar akuntansi yang sudah berlaku di Amerika
tetapi belum ada di Indonesia menunjukkan bahwa untuk Indonesia hal tersebut masih
dipandang belum mendesak atau penting mengingat frekuensi terjadinya masih rendah atau
bahkan belum timbul sama sekali. Sementara standar akuntansi internasional yang lebih
sedikit bila dibandingkan dengan Amerika bahkan Indonesia dapat dijelaskan bahwa
standar akuntansi internasional berusaha sebanyak mungkin dapat mengadopsi berbagai
keragaman standar
internasional

akuntansi

di

berbagai

negara

di

dunia. Standar

tersebut diharapkan banyak negara yang dapat

akuntansi

mengadopsi atau

menggunakan standar yang ada untuk diberlakukan di negara masing-masing. Semakin


banyaknya negara yang menggunakan standar akuntansi internasional berarti telah
terjadi penyeragaman standar akuntansi meskipun belum sepenuhnya, mengingat seperti
di Amerika berarti masih ada standar akuntansi lainnya yang belum tercakup dalam
standar akuntansi internasional.
2.10 Analisis Laporan Keuangan Internasional
Analisa laporan keuangan merupakan proses yang penuh pertimbangan dalam
rangka membantu mengevalusi posisi keuangan dan hasil operasi perusahaan pada masa
sekarang dan masa lalu, dengan tujuan untuk menentukan estimasi dan prediksi yang paling
mungkin mengenai kondisi dan kinerja perusahaan pada masa mendatang. Analisa laporan
keuangan sebenarnya banyak sekali namun pada penelitian kali ini penulis menggunakan
analisa rasio keuangan karena analisa ini lebih sering digunakan dan lebih sederhana.

Analisa rasio keuangan adalah perbandingan antara dua/kelompok data laporan


keuangan dalam satu periode tertentu, data tersebut bisa antar data dari neraca dan data
laporan laba rugi. Tujuannya adalah memberi gambaran kelemahan dan kemampuan finansial
perusahaan dari tahun ketahun. Jenis-jenis analisa rasio keuangan adalah :
a. Rasio Likuiditas
Rasio ini berguna untuk mengukur kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajibankewajiban jangka pendeknya. Ada 3 (tiga) macam rasio likuiditas yang digunakan, yaitu :
1. Current Ratio
2. Acid Test Ratio
3. Cash Position Ratio
b. Rasio Solvabilitas
Rasio ini berguna untuk mengukur kemampuan perusahaan untuk memenuhi seluruh
kewajiban-kewajibannya (hutang jangka pendek dan hutang jangka panjang). Ada 4 (empat)
rasio solvabilitas yang digunakan. yaitu :
1. Total Debt To Equity Ratio
2. Total Debt To Total Assets Ratio
3. Long Term Debt To Equity
4. Long Term Debt To Total Assets
c. Rasio Profitabilitas
Rasio ini berguna untuk mengukur kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba dalam
suatu periode tertentu. Ada 4 (empat rasio profitabilitas yang digunakan, yaitu :
1.
2.
3.
4.

Return On Equity (ROE)


Return On Assets (ROA)
Net Profit Margin
Gross Profit Margin
Tujuan analisis keuangan adalah untuk mengevaluasi kinerja perusahaan pada masa

kini dan masa lalu dan untuk menilai apakah kinerjanya dapat dipertahankan. Terdapat dua
alat penting dalam melakukan analisis keuangan :
a. Analisis Rasio. Analisis ini mencakup perbandingan rasio antara suatu perusahaan
dengan perusahaan lain dalam industri yang sama, perbandingan rasio suatu
perusahaan antar waktu atau dengan periode fiscal yang lain dan atau perbandingan
rasio terhadap beberapa acuan yang baku.
b. Analisis Arus Kas. Analisis ini berfokus pada laporan arus kas, yang memberikan
informasi mengenai arus kas masuk dan keluar perusahaan, yang diklasifikasikan
menjadi aktifitas operasi, investasi dan pendanaan, serta pengungkapan mengenai

aktivitas investasi dan pendanaan non kas secara periodic. Misalkan, apakah
perusahaan telah menghasilkan arus kas yang positif dari operasinya.
1. Analisis Rasio
Ada tiga masalah yang harus dibahas ketika melakukan analisis rasio dalam lingkungan
internasional :
a. Apakah perbedaan lintas Negara dalam prinsip akuntansi menyebabkan perbedaan
yang signifikan dalam angka-angka laporan keuangan yang dilaporkan perusahaan
dari Negara yang berbeda?
b. Seberapa jauh perbedaan dalam budaya serta kondisi persaingan dan ekonomi local
memperngaruhi interpertasi ukuran akuntansi dan rasio keuangan, meskipun
pengukuran akuntansi dari negeri yang berbeda disajikan ulang agar tercapai daya
banding akuntansi? Sejumlah bukti yang kuat menunjukkan adanya perberdaan besar
antarnegara dalam profitabilitas, pengungkit, dan rasio serta jumlah laporan keuangan
lainnya yang berasal dari factor akuntansi dan non akuntansi.
c. Seberapa besar perbedaan dalam pos-pos laporan keuangan disebabkan oleh
perbedaan prinsip-prinsip akuntansi nasional ? Ratusan perusahaan non AS yang
mencatatkan saham di Bursa-bursa efek AS melakukan pengungkapan rekonsiliasi
berupa catatan kaki yang memberikan bukti terhadap pernyataan ini, setidaknya
dalam konteks perbedaan antara nilai akuntansi berdasarkan GAAP AS dan
berdasarkan GAAP non AS.
Suatu penelitian sebelumnya mengenai rekonsiliasi laporan keuangan oleh emiten
asing yang disusun oleh SEC cukup informasi. Sekitar separuh dari 528 emiten non AS yang
diteliti mengungkapkan perbedaan yang material antara laba yang dilaporkan laporan
keuangannya mereka dengan laba bersih menurut GAAP AS. Lima jenis perbedaan laporan
keuangan yang diungkapkan oleh sejumlah besar emiten adalah :
1.
2.
3.
4.
5.

Depresiasi dan amortisasi


Biaya yang ditangguhkan
Pajak tangguhan
Pensiun
Transaksi mata uang asing
Penelitian ini menunjukan bahwa lebih dari 2/3 emiten yang mengungkapkan

perbedaan laba yang material melaporkan bahwa laba menurut GAAP AS lebih rendah
dibandingkan dengan laba menurut GAAP non AS. Hampir setengah dari antaranya
melaporkan perbedaan laba lebih besar dari 25%. dua puluh lima dari 87 emiten yang
melaporkan bahwa laba berdasarkan GAAP AS lebih besar daripada berdasarkan GAAP non

AS melaporkan perbedaan lebih besar dari 25%. Hasil yang sam juga ditemukan untuk
rekonsiliasi ekuitas pemegang saham. Secara keseluruhan, bukti dalam studi SEC ini
menunjukan bahwa perbedaan laporan keuangan menurut GAAP AS dan GAAP non AS
sangat material untuk kebanyakan perusahaan.
2. Analisis Arus Kas
Laporan arus kas yang sangat mendetal sangat diwajibkan menurut GAAP AS, GAAP
Inggris, IFRS, dan standar akuntansi di sejumlah Negara yang jumlahnya semakin bertambah.
Ukuran-ukuran yang berkaitan dengan arus kas sangat bermanfaat khusunya dalam analisis
internasional karena tidak telalu dipengaruhi oleh perbedaan prinsip akuntansi, bila
dibandingkan dengan ukuran-ukuran berbasis laba Apabila laporan arus kas tidak disajikan,
sering kali ditemukan kesulitan untuk menghitung arus kas dari operasi dan ukuran arus kas
lainya dengan menyelesaikan laba berbasis actual.

Anda mungkin juga menyukai