145 230 1 PB
145 230 1 PB
194
PENDAHULUAN
Etanol merupakan sumber energi yang dapat diperbaharui. Sebagai salah satu bahan bakar,
etanol bisa dihasilkan dari fermentasi glukosa yang bisa didapatkan dari tanaman-tanaman yang
banyak mengandung karbohidrat. Termasuk bahan dari selulosa meskipun membutuhkan
langkah awal untuk dapat merubah struktur karbonnya menjadi karbohidrat.
Nilai oktan etanol yang lebih tinggi meningkatkan rasio kompresi mesin dan juga
meningkatkan efisiensi termal. Dalam sebuah studi, kontrol mesin yang kompleks ditambah
sirkulasi ulang pipa gas buang yang ditingkatkan bisa meningkatkan rasio kompresi sampai 19,5
dengan bahan bakarnya etanol murni sampai E50. Hal ini nantinya akan menghasilkan ekonomi
bahan bakar mobil etanol sama dengan ekonomi bahan bakar mobil bensin (Brusstar, 2008).
Berdasarkan pemikiran tersebut, maka dilakukan pengujian motor bensin dengan menggunakan
campuran bahan bakar premium dan etanol dengan memanfaatkan secara maksimal peralatan
laboratorium yang memadai.
195
dilakukan pada putaran idle berdasarkan SNI 19-7118.3-2005. Pengujian emsi gas buang yang
dilakukan dalam penelitian ini menggunakan alat multi gas analizer.
32,37
28,50
28,42
28,46
T (oC)
Massa
bahan (gr)
3,05
2,27
2,44
2,27
0,64
0,61
0,67
0,65
Sisa
kawat
(cm)
0,8
1,3
1,2
2
Nilai
Kalor
Bahan Bakar
(kal/gram)
11414,453
8905,921
8717,552
8358,941
196
Gambar 2. Grafik hubungan antara jumlah campuran etanol dengan daya mesin
Gambar 3. Grafik hubungan antara jumlah campuran etanol dengan daya roda
Pada Gambar 2 dapat dilihat bahwa daya tertinggi yang mampu dihasilkan mesin ada pada
campuran etanol 15% dan pada putaran input 3000rpm. Sedangkan daya terendah ada pada
campuran etanol 25% dan pada putaran input 2000rpm. Hal yang sama juga dapat dilihat pada
Gambar 3 menunjukkan bahwa daya tertinggi yang dihasilkan melalui roda ada pada campuran
etanol 15% dan pada putaran input 3000rpm. Sedangkan daya terendah roda ada pada campuran
25% dan pada putaran input 2000rpm.
Adanya peningkatan daya tersebut terjadi karena adanya penambahan oktan pada premium
setelah ditambahkan etanol. Oleh karena oktan yang tinggi dapat meningkatkan rasio kompresi,
maka ketika mesin bekerja terjadi efisiensi termal (Brusstar, 2008). Yaitu kemampuan etanol
meredam temperatur pembakaran yang dibutuhkan oleh mesin agar bisa mengeluarkan daya
optimal. Dan puncak efisiensi terjadi pada campuran premium dan etanol 15%, sehingga
menghasilkan daya mesin 9,02 kW dan pada daya keluaran roda sebesar 7,23 kW. Sedangkan
penurunan daya yang terjadi pada campuran 25% lebih disebabkan adanya kelebihan kadar air
pada campuran bahan bakar. Namun pada dasarnya hasil yang ada pada grafik tidak banyak
menunjukkan perbedaan yang mencolok. Yang artinya penambahan etanol pada bahan bakar
premium tidak banyak mempengaruhi kemampuan motor bensin.
Konsumsi Bahan Bakar Spesifik
Hubungan antara jumlah campuran premium dan etanol dengan waktu menghabiskan
bahan bakar sejumlah 10 ml, konsumsi bahan bakar, dan konsumsi bahan bakar spesifik pada
putaran input 2000 dan 3000 rpm dapat dilihat pada Gambar 4, Gambar 5, dan Gambar 6 berikut
ini:
197
Gambar 4. Grafik hubungan antara campuran etanol dengan waktu menghabiskan bahan bakar
10 ml
Gambar 5. Grafik hubungan antara campuran etanol dengan konsumsi bahan bakar
Gambar 6. Grafik hubungan antara campuran etanol dengan konsumsi bahan bakar spesifik
Pada Gambar 4 dapat dilihat bahwa waktu terlama motor bensin dalam menghabiskan 10
ml bahan bakar ada pada campuran etanol 15% dan pada putaran input 3000rpm. Sedangkan
waktu paling singkat motor bensin dalam menghabiskan 10 ml bahan bakar ada pada campuran
etanol 0% atau premium murni dan pada putaran input 2000rpm. Sementara hal berbeda dapat
dilihat pada Gambar 5 dan Gambar 6 menunjukkan bahwa nilai tertinggi konsumsi bahan bakar
maupun konsumsi bahan bakar spesifiknya ada pada campuran etanol 0% dan pada putaran
input 2000rpm. Sedangkan nilai konsumsi bahan bakar dan konsumsi bahan bakar spesifik
terendah ada pada campuran etanol 15% dan pada putaran input 3000 rpm.
Konsumsi bahan bakar erat hubungannya dengan nilai kalor bahan bakar. Yaitu semakin
besar nilai kalor bahan bakar, maka nilai konsumsi bahan bakar semakin kecil (Turnip,2009).
Akan tetapi dalam penelitian ini, campuran premium dan etanol yang mampu menghasilkan
tenaga yang lebih besar sama dengan premium murninya, akan didapatkan nilai konsumsi bahan
bakar yang lebih rendah dari nilai konsumsi bahan bakar premium itu sendiri. Yang mana
membuktikan bahwa penambahan etanol pada bahan bakar premium mampu memberikan
efisiensi termal pada reaksi pembakaran dalam mesin (Brusstar,2008). Dengan adanya efisiensi
termal, pemborosan panas yang terjadi pada mesin akibat hasil pembakaran bahan bakar yang
198
melebihi suhu yang dibutuhkan menjadi berkurang. Sehingga kerja mesin semakin irit bahan
bakar.
Efisiensi Termal Efektif (pada Mesin)
Hubungan antara jumlah campuran premium dan etanol dengan efisiensi efektif pada
putaran input 2000 dan 3000 rpm dapat dilihat pada Gambar 7 berikut ini:
Gambar 8. Grafik hubungan antara campuran etanol dengan efisiensi termal brake
199
200
premium, maka emisi CO2 semakin meningkat. Dalam suatu reaksi kimia premium
menghasilkan CO2 lebih banyak dari etanol. Akan tetapi energi yang dihasilkan etanol hanya
80% dari energi yang mampu dihasilkan premium (Popa, 2009). Sehingga dalam penelitian ini
motor bensin yang mampu mengeluarkan daya yang hampir sama (dapat dilihat pada Gambar
11) akan menghasilkan emisi CO2 yang lebih banyak dari bahan bakar premium saja. Kecuali
pada kondisi idle yang mana pada saat tersebut motor belum mengeluarkan daya maksimal.
Emisi HC
Hubungan antara jumlah campuran premium dan etanol dengan emisi HC pada putaran
input 2000 dan 3000 rpm dapat dilihat pada Gambar 11 berikut ini:
201
Gambar 12. Grafik hubungan antara campuran etanol dengan emisi NOx
Pada Gambar 12 dapat dilihat bahwa emisi NOx tertinggi yang keluar dari knalpot gas
buang ada pada campuran etanol 25% dan pada putaran input 2000rpm. Sedangkan emisi NOx
terendah yang keluar dari knalpot gas buang ada pada campuran etanol 0% dan pada putaran
input 2000rpm.
202
Parameter
CO(%)
4.5
5.5
4.5
HC(ppm)
Sepeda motor 2 langkah
<2010
12000
Sepeda motor 4 langkah
<2010
2400
Sepeda motor (2 langkah dan 4
2010
2000
langkah)
Sumber:Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 5 Tahun 2006
Metode Uji
idle
idle
idle
Di sini dapat dibandingkan antara hasil pengujian emisi CO (dapat dilihat pada Gambar 18)
dan emisi HC (dapat dilihat pada Gambar 11) dengan ambang batas emisi CO dan HC
kendaraan bermotor (dapat dilihat pada Tabel 2). Hasil pengujian yang didapat menunjukkan
bahwa nilai CO dan HC tidak melebihi ambang batas yang sudah ditentukan. Sehingga dapat
dikatakan kesemua hasil pengujian emisi gas buang masih memenuhi standar nasional.
SIMPULAN
Dari penelitian yang sudah dilakukan dapat diambil kesimpulan di antaranya: Nilai kalor
premium murni 11.414,453 kal/gram; campuran etanol 5% = 8905,921 kal/gram; campuran
etanol 15% = 8717,552 kal/gram; campuran etanol 25% = 8358,941 kal/gram. Penambahan
etanol tidak banyak mempengaruhi daya keluaran motor, akan tetapi mampu meningkatkan
daya keluaran motor meskipun sedikit. Kecuali pada campuran etanol 25% yang terdapat
kelebihan kadar air. Penambahan etanol menurunkan konsumsi bahan bakar dari 1,59 kg/jam
menjadi 0,75 kg/jam. Sehingga bisa dikatakan dengan penambahan etanol, motor menjadi 50%
lebih irit. Penambahan etanol dapat meningkatkan efisiensi daya motor terhadap energi yang
mampu dihasilkan bahan bakar. Penambahan etanol mampu menciptakan pembakaran yang
lebih sempurna. Pada hal ini terbukti dengan penurunan nilai emisi gas buang CO dan
peningkatan emisi CO2.
DAFTAR PUSTAKA
Brusstar, M, M. Bakenhus. 2008. Economical, High-Efficiency Engine Technologies for Alcohol
Fuels. Journal U. S. Environmental Protection Agency.
Numan dan Indra Herlamba Siregar. 2013. Performa Mesin Dan Emisi Gas Buang Motor
Bensin Berbahan Bahan Bakar LPG Dengan Penambahan Gas HHO. Jurnal Teknik Mesin
Volume 01 Nomor 02 (Hal: 271-276). Surabaya:Universitas Negeri Surabaya.
Popa, Bogdan. 2009. Emissions: Gasoline vs. Diesel vs. Bioethanol. autoevolution.com.
(Retrieved 27 December 2010). Diambil dari id.wikipedia.org. (Diakses tanggal 8 Mei
2013)
SNI 19-7118.3-2005
Turnip, Jekson. 2009. Pengujian dan Analisa Performansi Motor Bakar Diesel Menggunakan
Biodiesel Dimethil Ester B-01 dan B-02. Medan: Skripsi Departemen Teknik Mesin
Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara.
Yulianto, Firman. 2007. Skripsi:Pengaruh Variasi Fraksi Volume Etanol-Bensin Terhadap
Unjuk Kerja dan Emisi Gas Buang Motor Otto 4 Langkah. Malang:Jurusan Teknik Mesin
Fakultas Teknik Universitas Brawijaya.
203