Anda di halaman 1dari 7

Iniasiasi Menyusui Dini dan Menejemen Aktif Kala III

1. keterangan berdasarkan video

Menurut video tentang Integrasi Manajemen Aktif Kala III dan Inisiasi Menyusui
Dini, yang dijelaskan oleh Prof. Dr. dr. Gulardi H. Wiknjosastro, SpOG, langkah yang
perlu diperhatikan adalah perawatan pada bayi yaitu dengan mengeringkan bayi, hangatkan,
tanyakan keperluan resusitasi, suntik oksitosin atau beri misoprostol, potong tali pusat,
lakukan peregangan tali pusat terkendali, lahirkan plasenta, dan masase uterus, bantulah
bayi untuk inisiasi menyusui dini. Dalam hal ini akan sangat membantu meningkatkan air
susu ibu yang berguna untuk menghindarkan kesakitan pada bayi khususnya di Indonesia.
Sebelum melakukan manajemen aktif kala III

dan inisiasi menyusui dini

dalam

persalinan normal. Di dalam video seorang bidan melakukan APD lengkap seperti masker,
mitela, kacamata, overskirt, dan bidan hanya menggunakan handscoon kanana untuk
menmasukkan oksitosin ke dalam spuit. Kemudian bidan memakai handscoon kiri setelah
menyiapkan oksitosin. Setelah itu bidan memasang duk steril di bawah bokong ibu untuk
pesiapan persalinan.
Segera setelah lahir lakukan pengamatan sepintas amati apakah bayi menangis dengan
keras atau bernafas tanpa kesulitan, apakah bayi aktif bergerak atau lemas, setelah itu jika
pengamatan sudanh dilakukan, dan tidak ada gejala akan tanda bahaya, maka tidak perlu di
lakukan resusitasi. keringkan bayi mulai dari muka, kepala, dan bagian tubuh lainnya,
kecuali tangan tanpa membersihkan verniks, bagian tangan tidak dikeringkan karena bau
cairan amnion pada tangan bayi membantu menemukan puting susu ibunya. jangan
mengisap lendir di dalam mulut atau hidung bayi. Mengganti handuk yang basa dengan
handuk yang kering. Kemudian memeriksa kembali uterus ibu, dalam waktu satu menit
suntikkan sepuluh unit oksitosin pada bagian sepertiga paha ibu secara intramuscular.

Pemotongan tali pusat dilakukan dua menit setelah kelahiran, kemudian tali pusat
dijepit dengan klem sekitar 3cm dari dinding perut bayi, tekan tali pusat dengan dua jari
kemudian dorong isi tali pusat kearah ibu dan lakukan penjepitan kedua dengan jarak 2cm
dari tempat jepitan pertama pada sisi ibu, dan segera memotong tali pusat lalu ikat tali pusat
dua kali yang terakhir mengikat dengan simpul mati dibagian yang berlawanan kemudian
Lepaskan klem.
kemudian letakkan bayi di dada ibu dengan posisi tengkurap, luruskan bahu bayi
sehingga bayi menempel didada ibu. Kepala bayi harus berada di antara payudara ibu tetapi
lebih rendah dari puting susu ibu. Jangan membasuh atau menyeka payudara ibu sebelum
bayi menyusu. Tutupi badan bayi dengan kain hangat, pasang topi dikepala bayi.

Pada waktu bayi mulai melakukan inisiasi menyususi dini petugas kesehatan melakukan
langkah manajemen aktif kala III persalinan. Bayi dibiarkan tetap melakukan kontak kulit
ke kulit dengan ibu paling sedikit satu jam. Selama sekitar tiga puluh menit pertama, bayi
akan waspada dan melihat ke sekelilingnya. Bayi akan meraba, merasakan, dan mencium
keadaan di sekelilingnya. Bayi juga akan menendang menggerakkan kaki, bahu, lengan,
dan badannya. Stimulasi ini akan membantu uterus untuk berkontraksi dan mengeluarkan
plasenta. kemudian bayi akan mengecapkan bibir dan membawa jarinya ke mulut,
kemudian bayi mengeluarkan air liur. dengan mencium air ketuban yang masih tersisa
ditangan akan menghubungkan dengan puting ibu yang memiliki aroma yang sama dengan
air ketuban, bayi akan bergerak menuju putting, menggerakkan kepala mendorong dengan
kaki, menggerakkan bahu dan tangan untuk memposisikan mulutnya kearah putting ibu.
meskipun kemampuan melihatnya terbatas, bayi bisa melihat areola dan bergerak kearah
areola. saat bayi mencapai putting bayi akan mengangkat kepala dengan mulut terbuka,
kemudian bayi mengulum putting dan mulai menyusu. biasanya berkisar 10-15 menit dan
bayi cukup menyusu dengan satu payudara. Biarkan bayi berada didada ibu selama 1 jam
walaupun bayi sudah berhasil menyusu. Tunda semua asuhan bayi baru lahir normal

lainnya hingga bayi melakukan kontak kulit ke kulit di dada ibu paling sedikit 1 jam, tunda
untuk memandikan bayi paling sedikit sampai 6 jam setelah bayi lahir.
Bayi dijaga kehangatannya dengan diselimuti dan diberi tutupan kepala, dan bayi tidak
boleh di bedong, karena membedong bayi akan membuat bayi lebih dingin. Setelah 1 jam
lakukan penimbangan dan pengukuran bayi. Berikan tetes mata antibiotik profilaksis,
kemudian suntikkan vitamin K1, 1mg dengan intramuscular di paha kanan antero lateral.
Satu jam kemudian berikan suntikan imunisasi hepatitis B di paha kiri antero lateral.
letakkan bayi pada jangkauan ibu agar sewaktu- waktu bisa disusukan, bila bayi belum
berhasil menyusu dalam waktu 1 jam pertama, letakkan kembali bayi pada dada ibu dan
biarkan sampai bayi berhasil menyusu. Pada hari-hari berikutnya biarkan agar bayi dan ibu
tetap bersama-sama, dorong ibu untuk menyusu sesering keinginan bayi kira-kira setiap 2
jam, jangan memberikan makanan atau memberikan minuman lain termasuk susu formula
karena bisa membahayakan kesehatan bayi, ada banyak bahaya bila susu formula diberikan
antara lain bayi akan 12 kali beresiko terjangkit diare pada umumnya bayi tidak
memerlukan cairan apapun selain ASI. Jika ibu khawatir rujuk ke dokter anak.
keuntungan dari kontak kulit ibu dengan kulit bayi dan menysusi dini bisa
menyelamatkan ribuan jiwa bayi di Indonesia. bidan harus menerapkan IMD kepada setiap
ibu yang datang untuk bersalin dan menyampaikan kepada semua calon ibu, sehingga
generasi berikutnya akan mencapai potensi pertumbuhan dan perkembangan yang optimal.

2. Komentar

Setelah mengamati video tentang Integritas Manajemen Aktif Kala III dan Inisiasi
Menyusui Dini ditemukan hal-hal yang sesuai dan tidak sesuai dalam ketetapan 58
langkah asuhan persalinan normal (APN), baik dari langkah kerja yang dilakukan bidan,
pencegahan infeksi, peran bidan dan peran pendamping yaitu keluarga.
a. Langkah kerja yang dilakukan

Langkah kerja yang sudah dilakukan dengan benar sesuai dengan lankah APN :
1. Bidan memasang duk steril dibawah bokong ibu sebelum ibu
melakukanpersalinan
2. bidan menyiapkan oksitosin sebelum menolong persalinan
3. memakai handscond saat menolong persalinan
4. posisi tangan sebelah kiri bidan mengikuti keluarnya kepala dari bagian atas
agar tidak terjadi defleksi secara maksimal dan tangan kanan berada dibawah di
perineum ibu untuk menghindari atau mencegah terjadinya robekan
5. bidan melakukan penilaian sepintas untuk menilai apakah bayi mengalami
asfiksia atau tidak
6. mengeringkan bayi diatas perut ibu, segara setelah melakukan pemeriksaan
sepintas, mengeringkan seluruh tubuh bayi kecuali tangan agar tidak terjadi
hipertermi
7. menyuntikkan oksitosin di sepertiga bagian paha ibu setelah 1 menit pertama
kelahiran bayi
8. melakukan pemotongan tali pusat setelah 2 menit kelahiran
9. memberikan tetes mata dengan antibiotik profilaksis 1 jam setelah bayi lahir,
ukur berat badan dan tinggi badan, dan menyuntikkan vitamin K pada paha
kanan antero lateral.
10. setelah 1 jam berikutnya suntikkan imunisasi hepatitis B di paha kiri antero
lateral, ukur berat badan dan tinggi badan.
11. Bidan melakukan skin to skin dengan melatakkan bayi pada dada ibu
Langkah kerja yang tidak sesuai dengan lankah APN :
1. bidan tidak melakukan vulva hygiene dan tidak melakukan pemeriksaan dalam
pada ibu untuk memastikan pembukaan lengkap
2. sebelum melakukan pimpinan persalian bidan tidak memeriksa DJJ
3. bidan tidak menyiapkan handuk diatas perut ibu sebelum melakukan persalinan
4. ketika melakukan pemotongan tali pusat, tangan bidan kurang tepat, ditakutkan
gunting tali pusat mengenai badan bayi
5. Bidan tidak memeriksa bagian bagian plasenta seperti kotiledon dan selaput
adakah yang masih tertinggal pada uterus ibu
6. bidan tidak melakukan masase untuk pencegahan terjadinya atonia uteri

7. bayi tidak langsung ditutupi kain hangat setelah proses pengeringan sebelum
melakukan IMD
8. bidan tidak melakukan pengecekan apakah ada robekan pada perineum
9. bidan tidak memakai handscond pada saat memberikan tetes mata anti biotik
profilaksis pada bayi
10. Bidan tidak memberikan antiseptic ketika melakukan injeksi pada bayi,
ditakutkan terjadi infeksi pada bayi
11. bidan tidak memeriksa tanda-tanda vital bayi (suhu, nadi)
b. Pencegahan infeksi
pencegahan infeksi yang telah dilakukan dengan benar :
1. Bidan menggunakan APD seperti menggunakan mitela, masker, handscond,
sepatu, overskirt saat melakukan pertolongan
2. Bidan meletakkan alat- alat seperti gunting tali pusat, klem tali pusat, dan
handscond steril dalam bak instrumen
3. bidan menyelupkan handscond kedalam larutan DTT setelah melakukan
pertolongan persalinan
Pencegahan infeksi yang tidak dilakukan :
1. sebelum memakai handscond bidan tidak mencuci tangan
2. Bidan tidak melakukan vulva hygiene pada sehingga rentan terjadi kontaminasi
kuman
3. saat meneteskan antibiotik pada mata bay, bidan tidak memakai handscond
4. Bidan tidak membersihkan bokong ibu, dimana masih menempelnya sisa darah,
dan cairan amnion bayi
5. bidan membuang spuit sisa suntikan tidak pada safety box, sehingga dapat
membahayakan orang lain
6. bidan tidak menyediakan larutan klorin untuk meletakkan alat- alat habis pakai,
serta pakaian kotor ibu
c. Peran bidan kepada ibu dan keluarga
peran bidan yang sudah sesuai :
1. Bidan mengizinkan ayah bayi mendampingi persalinan ibu, dan megadzani sang
bayi

2. Bidan melakukan dukungan terhadap program IMD


3. Bidan meletakkan bayi di dada ibu untuk melakukan program IMD, dan
melakukan pendekatan skin to skin antara ibu dan bayi
Peran bidan yang seharusnya dilakukan untuk ibu dan keluarga :
1. sebelum melakukan suntik oksitosin pada ibu seharusnya bidan membertahukan
bahwa ibu akan disuntik oksitosin
2. Bidan harus membantu ibu agar menemukan posisi yang aman sebelum ibu
melakukan persalinan
3. seharusnya bidan mensuport dan memuji ibu agar ibu bisa yakin bahwa ibu bisa
melakukan persalinan dengan lancar
4. seharusnya bidan memberikan minum kepada ibu setelah selesai melahirkan
karena pada saat itu ibu telah mengeluarkan banyak tenaga.
5. seharusnya setelah melakukan persalinan bidan membersihkan diri ibu untuk
mencegah terjadinya penyebaran kuman
6. seharusnya bidan memberitahukan pada keluarga agar memasase perut ibu
dengan benar sampai terjadi tegangan pata uterus
d. Peran Pendamping/Keluarga
Peran pendamping yang tepat sesuai video :
1. Keluarga berada di samping ibu saat persalinan
2. Keluarga segera mengadzani bayi
Peran keluarga yang kurang tepat adalah :
1. Keluarga tidak memberi ibu makan atau minum setelah persalinan padahal ibu
sangat lelah dan membutuhkan asupan makanan lebih banyak setelah
mengeluarkan energi.

Anda mungkin juga menyukai