Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH ILMIAH

OTITIS EKSTERNA DIFUSA

Disusun oleh :
SALINEE VISUANATHAN
(100100207)
PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI DOKTER
DEPARTEMEN ILMU KESEHATAN TELINGA HIDUNG TENGGOROKKEPALA LEHER (THT-KL)
FK USU - RSUP HAJI ADAM MALIK MEDAN
2015
Penulis yang bertanda tangan di bawah ini, telah menyerahkan hardcopy dan
softcopy makalah ilmiah:
Nama

Judul

SALINEE

OTITIS

VISUANTHA

EKSTERNA

DIFUSA

Yang menerima
Tgl 06 Maret 2015

Full Text

Power

Soft

Tanda

Point

Copy

Tangan

Telah disetujui
Tgl 06 Maret 2015

PPDS Pembimbing
(dr. Budi C. Lubis)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan yang Maha Esa atas
berkat dan hidayah-Nya sehingga makalah ini dapat penulis selesaikan tepat pada
waktunya.
Pada makalah ilmiah ini penulis menyajikan kasus mengenai Otitis
Eksterna Difusa. Adapun tujuan penulisan laporan ini adalah untuk memenuhi
tugas kepaniteraan klinik senior Departemen Telinga Hidung Tenggorok - Kepala
dan Leher Fakultas Kedokteran Univeristas Sumatera Utara, RSUP H. Adam
Malik Medan.
Pada kesempatan ini, penulis ingin menyampaikan pula terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada dr. Budi C. Lubis, atas kesediaan beliau sebagai
pembimbing penulis dalam penulisan makalah ini. Besar harapan penulis, melalui
makalah ini, pengetahuan dan pemahaman kita mengenai otitis eksterna difusa
semakin bertambah.
Penulis menyadari bahwa penulisan makalah ini masih belum sempurna,
baik dari segi materi maupun tata cara penulisannya. Oleh karena itu, dengan
segala kerendahan hati, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun
demi perbaikan makalah ini. Atas bantuan dan segala dukungan dari berbagai
pihak baik secara moral maupun spiritual, penulis ucapkan terima kasih. Semoga
makalah ini dapat memberikan sumbangan bagi perkembangan ilmu pengetahuan
khususnya di bidang kesehatan.
Medan, 06 Maret 2015

Penulis

ii

DAFTAR ISI

Halaman
KATA PENGANTAR...............................................................................................
ii
DAFTAR ISI.............................................................................................................
iii
DAFTAR GAMBAR................................................................................................
iv
DAFTAR TABEL.....................................................................................................
v
BAB 1 PENDAHULUAN .......................................................................................
1
1.1. Latar
Belakang
...............................................................................................................
1
1.2. Tujuan
Penulisan
...............................................................................................................
2
1.3. Manfaat
Penulisan
...............................................................................................................
2
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ..............................................................................
3
2.1. Anatomi
Telinga
Luar
...............................................................................................................
3
2.2. Definisi
...............................................................................................................
5
2.3. Etiologi
...............................................................................................................
5

iii

2.4. Gejala
Klinis
...............................................................................................................
6
2.5. Tatalaksana
...............................................................................................................
8
BAB 3 KESIMPULAN............................................................................................
10
DAFTAR PUSTAKA

DAFTAR GAMBAR

Halaman
GAMBAR 1. Pembagian Telinga...............................................................................
3
GAMBAR 2. Liang telinga........................................................................................
4
GAMBAR 3. Nervus Aurikulotemporal....................................................................
5
GAMBAR 4. Otitis Eksterna Difusa..........................................................................
7
GAMBAR 5. Otitis Eksterna Difusa Berat................................................................
7
GAMBAR 6. Tampon Telinga dengan Antibiotik......................................................
7

iv

DAFTAR TABEL

Halaman
TABEL 1. Obat-Obat Topikal untuk Terapi Otitis Eksterna......................................
8

BAB 1
PENDAHULUAN
1.1.

Latar Belakang
Yang dimaksud dengan otitis eksterna ialah radang liang telinga akut

maupun kronis yang disebabkan oleh infeksi bakteri, jamur, dan virus.1 Menurut
perjalanan penyakitnya, otitis eksterna terbagi atas bentuk akut dan kronis. Bentuk
akut secara primer disebabkan oleh bakteri dan ditemukan pada 4 dari 1.000 orang
di Amerika Serikat per tahun. Bentuk kronik biasanya disebabkan oleh jamur,
reaksi alergi, atau merupakan manifestasi dari dermatitis, dan ditemukan pada 35% populasi.2
Faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya otitis eksterna antara lain
perubahan derajat keasaman (pH) di liang telinga, pengaruh udara yang hangat
dan lembab, dan trauma ringan misalnya akibat mengorek telinga yang berlebihan
atau karena berenang.3
Berdasarkan bentuknya, otitis eksterna akut dapat diklasifikasi menjadi
otitis eksterna sirkumskripta dan otitis eksterna difusa. Otitis eksterna
sirkumskripta adalah infeksi yang mengenai kulit sepertiga luar liang telinga yang
disebabkan oleh bakteri Staphylococcus aureus dan Staphylococcus albus. Otitis
eksterna difusa adalah infeksi yang mengenai kulit liang telinga duapertiga dalam
yang disebabkan oleh Pseudomonas, Staphylococcus albus, Escherichia coli, dan
Enterobacter aerogenes.1,3
Otitis eksterna difusa merupakan infeksi yang paling umum dari liang
telinga luar pada lingkungan yang lembab. Otitis eksterna difusa yang dikenal
juga sebagai telinga cuaca panas (hot weather ear) dan telinga perenang
(swimmers ear) adalah merupakan suatu problema umum di bagian otologi yang
didapati pada 520% penderita yang berobat ke dokter di daerah-daerah tropis dan
subtropis pada musim panas.4
Otitis eksterna difusa dapat juga terjadi sekunder pada otitis media
supuratif kronis atau otitis media akut.1,5 Pada otitis eksterna difusa tampak
duapertiga dalam kulit liang telinga sempit, hiperemis, dan edema tanpa batas
yang jelas, serta tidak ditemukan furunkel.5 Telinga menjadi gatal serta semakin
1

sakit dan kulit liang telinga menjadi eritema, edema dan dilapisi oleh sekret yang
berwarna kehijau-hijauan. Dengan semakin berkembangnya penyakit, pasien
merasa sakit bila daun telinga disentuh dan bila mengunyah. Bila peradangan
tidak ditanggulangi secara adekuat, maka rasa sakit, gatal serta sekret yang berbau
akan menetap.4
Pengobatan otitis eksterna difusa adalah dengan membersihkan liang
telinga dan memasukkan tampon yang mengandung antibiotika ke liang telinga
selama 2-3 hari supaya terdapat kontak yang baik antara obat dengan kulit yang
meradang.1,5 Kadang-kadang diperlukan obat antibiotika sistemik. Antibiotika
sistemik atau oral hanya dipertimbangkan pada kasus-kasus berat dan dianjurkan
untuk melakukan pemeriksaan kepekaan bakteri. Antibiotik sistemik khususnya
diperlukan jika dicurigai adanya perikondritis atau kondritis pada tulang rawan
telinga. Otitis eksterna difusa dapat pula timbul sekunder dari otitis media akut
atau otitis media supuratif kronik. Pada kasus demikian, pengobatan terutama
ditujukan pada penyakit telinga tengah.1,3,5
1.2.

Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk lebih mengerti dan memahami

tentang Otitis Eksterna Difusa. Makalah ini juga dibuat untuk memenuhi
persyaratan dalam mengikuti kegiatan Kepaniteraan Klinik Senior (KKS) di
Departemen Ilmu Kesehatan Telinga Hidung Tenggorok Kepala dan Leher
Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara/RSUP H. Adam Malik Medan.
1.3.

Manfaat Penulisan
Makalah ini diharapkan dapat memberikan manfaat kepada penulis dan

pembaca khususnya yang terlibat dalam bidang medis agar dapat lebih
mengetahui dan memahami tentang Otitis Eksterna Difusa.

BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.

Anatomi Telinga Luar3,6


Telinga dibagi atas telinga luar, telinga tengah atau cavum timpani dan

telinga dalam atau labirin (Gambar 1). Telinga luar terdiri dari aurikula (daun
telinga) dan meatus acusticus eksternus (liang telinga) sampai membran timpani.

Gambar 1. Pembagian Telinga


Aurikula mempunyai bentuk yang khas dan berfungsi mengumpulkan
getaran udara (Gambar 1). Aurikula terdiri atas lempeng tulang rawan elastis tipis
yang ditutupi kulit. Aurikula mempunya otot intrinsik dan ekstrinsik, keduanya
disarafi oleh nervus fasialis.
Meatus acustikus eksternus (liang telinga) adalah tabung berkelok, yang
berbentuk huruf S, yang menghubungkan aurikula dengan membrana timpani.
Tabung ini berfungsi menghantarkan gelombang suara dari aurikula ke membrana
timpani. Pada orang dewasa panjangnya lebih kurang 1 inci (2,5 3 cm) dan

dapat diluruskan untuk memasukkan otoskop dengan cara menarik aurikula ke


atas dan belakang. Pada anak-anak kecil, aurikula ditarik lurus ke belakang atau
ke bawah dan belakang. Bagian meatus yang paling sempit adalah kira-kira 5 mm
dari membrana timpani.
Rangka sepertiga bagian luar meatus adalah kartilago elastis, dan dua
pertiga bagian dalam adalah tulang, yang dibentuk oleh lempeng timpani. Meatus
dilapisi oleh kulit, dan sepertiga bagian luarnya mempunyai rambut, kelenjar
sebasea, dan glandula seruminosa (Gambar 2). Glandula ini adalah modifikasi
kelenjar keringat yang menghasilkan sekret lilin berwarna coklat kekuningan.
Rambut dan lilin ini merupakan barier yang lengket untuk mencegah masuknya
benda asing.

Gambar 2. Liang Telinga


Saraf sensorik yang melapisi kulit pelapis meatus berasal dari nervus
auriculotemporalis dan ramus auricularis nervus vagus (Gambar 3).

Gambar 3. Nervus Auriculotemporal


2.2.

Definisi
Otitis eksterna (OE) adalah suatu peradangan atau infeksi pada saluran

auditori eksternal (EAC = External Auditory Canal), aurikula, atau keduanya.


Kondisi ini dapat ditemukan pada semua kelompok umur.7
Otitis eksterna difusa biasanya mengenai kulit liang telinga duapertiga
dalam.1 Infeksi ini dikenal juga dengan nama Swimmers Ear dan biasanya
terjadi pada cuaca yang panas dan lembab.3,4
2.3.

Etiologi
Infeksi pada liang telinga dapat terjadi sebagai akibat faktor-faktor

predisposisi tertentu sebagai berikut:3


1. Perubahan pH kulit kanalis yang biasanya asam menjadi basa.
2. Perubahan lingkungan terutama gabungan peningkatan suhu dan
kelembaban.

3. Suatu trauma ringan seringkali karena berenang atau membersihkan


telinga secara berlebihan.
Swimmers ear (otitis eksterna difusa) sering dijumpai pada usia remaja
dan dewasa muda dengan dijumpai riwayat pemaparan terhadap air, trauma
mekanik dan goresan atau benda asing dalam liang telinga. Berenang dalam air
yang tercemar merupakan salah satu cara terjadinya otitis eksterna (swimmers
ear).
Kuman penyebab pada otitis eksterna difusa biasanya dari golongan
pseudomonas.1 Kuman lain yang dapat sebagai penyebab ialah Staphylococcus
albus, Escherichia coli, dan Enterobacter aerogenes. Otitis eksterna difusa dapat
juga terjadi sekunder pada otitis media supuratif kronis atau otitis media akut.1,5
2.4.

Gejala Klinis
Otitis eksterna difusa merupakan komplek gejala peradangan yang terjadi

sewaktu cuaca panas dan lembab dan dapat dijumpai dalam bentuk ringan,
sedang, berat dan menahun. Telinga menjadi gatal serta semakin sakit dan kulit
liang telinga menjadi eritema, edema dan dilapisi oleh sekret yang berwarna
kehijau-hijauan. Dengan semakin berkembangnya penyakit, pasien merasa sakit
bila daun telinga disentuh dan bila mengunyah. Bila peradangan tidak
ditanggulangi secara adekuat, maka rasa sakit, gatal serta sekret yang berbau akan
menetap.4
Pada otitis eksterna difusa tampak duapertiga dalam kulit liang telinga
sempit, hiperemis, dan edema tanpa batas yang jelas, serta tidak ditemukan
furunkel (Gambar 4 dan 5).5 Gejala-gejala yang dapat ditemukan pada otitis
eksterna difusa yaitu:1,3
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.

Nyeri Tekan tragus


Nyeri hebat
Dapat disertai demam
Pembengkakan sebagian besar dinding kanalis
Sekret yang sedikit dan berbau.
Pendengaran normal atau sedikit berkurang
Tidak adanya partikel jamur
Mungkin ada adenopati regional yang nyeri tekan.
6

Sekret pada otitis eksterna difusa tidak mengandung lendir (musin) seperti
sekret yang keluar dari kavum timpani pada otitis media.1

Gambar 4. Otitis Eksterna Difusa

Gambar 5. Otitis Eksterna Difusa Berat


2.5.

Tatalaksana
Pengobatannya

adalah

dengan

membersihkan

liang

telinga

dan

memasukkan tampon yang mengandung antibiotika ke liang telinga selama 2-3


7

hari supaya terdapat kontak yang baik antara obat dengan kulit yang meradang
(Gambar 6).1,5 Dapat juga diberikan kompres rivanol 1/1000 selama 2 hari. 5 Nilai
nyeri pasien dengan otitis eksterna akut dan beri analgetik berdasarkan pada
tingkat keparahan nyeri pasien.7

Gambar 6. Tampon telinga dengan Antibiotik


Terdapat beberapa pilihan obat telinga untuk terapi otitis eksterna difusa
(Tabel 1).3 Obat tetes telinga yang sering digunakan adalah Cortisporin
(Polimiksin B, neomisin, hidrokortison), Coli-Mycin S (kolistin, neomisin,
hidrokortison), Pyocidin (Polimiksin B, hidrokortison), VoSol HC (asam asetatnonakueus 2%, hidrokortison), dan Cloromycetin (kloramfenikol).3,5
Tabel 1. Obat-Obat Topikal untuk Terapi Otitis Eksterna3
NAMA OBAT
Kolistin

SPEKTRUM MIKROORGANISME
Pseudomonas aeruginosa
Golongan Klebsiella-Enterobacter

Polimiksin B

Escherichia coli
Pseudomonas aeruginosa
Golongan Klebsiella-Enterobacter

Neomisin

Escherichia coli
Staphylococcus aureus dan Staphylococcus
albus
8

Escherichia coli
Kloramfenikol

Golongan proteus
Staphylococcus aureus dan Staphylococcus
albus
Golongan Klebsiella-Enterobacter
Escherichia coli

Timol/alkohol

Golongan proteus
Terutama organisme jamur namun dapat

Asam salisilat/alkohol

pula efektif pada infeksi bakteri dengan cara

Asam borat/alkohol

merendahkan pH kulit liang telinga

Asam asetat/alkohol
M. Kresil asetat

Umumnya antiseptik

Mertiolat akueus
Kadang-kadang diperlukan obat antibiotika sistemik. Antibiotika sistemik
atau oral hanya dipertimbangkan pada kasus-kasus berat dan dianjurkan untuk
melakukan pemeriksaan kepekaan bakteri. Antibiotik sistemik khususnya
diperlukan jika dicurigai adanya perikondritis atau kondritis pada tulang rawan
telinga. Otitis eksterna difusa dapat pula timbul sekunder dari otitis media akut
atau otitis media supuratif kronik. Pada kasus demikian, pengobatan terutama
ditujukan pada penyakit telinga tengah.1,3,5

BAB 3
KESIMPULAN
Otitis eksterna (OE) adalah suatu peradangan atau infeksi pada saluran
auditori eksternal (EAC = External Auditory Canal), aurikula, atau keduanya.
Kondisi ini dapat ditemukan pada semua kelompok umur. Otitis eksterna difusa
biasanya mengenai kulit liang telinga duapertiga dalam.

Kuman penyebab pada otitis eksterna difusa biasanya dari golongan


pseudomonas. Kuman lain yang dapat sebagai penyebab ialah Staphylococcus
albus, Escherichia coli, dan Enterobacter aerogenes. Otitis eksterna difusa dapat
juga terjadi sekunder pada otitis media supuratif kronis atau otitis media akut.
Otitis eksterna difusa merupakan komplek gejala peradangan yang terjadi
sewaktu cuaca panas dan lembab dan dapat dijumpai dalam bentuk ringan,
sedang, berat dan menahun. Pada otitis eksterna difusa tampak duapertiga dalam
kulit liang telinga sempit, hiperemis, dan edema tanpa batas yang jelas, serta tidak
ditemukan furunkel.
Pengobatannya

adalah

dengan

membersihkan

liang

telinga

dan

memasukkan tampon yang mengandung antibiotika ke liang telinga supaya


terdapat kontak yang baik antara obat dengan kulit yang meradang. Nilai nyeri
pasien dengan otitis eksterna akut dan beri analgetik berdasarkan pada tingkat
keparahan nyeri pasien.
Kadang-kadang diperlukan obat antibiotika sistemik. Antibiotika sistemik
atau oral hanya dipertimbangkan pada kasus-kasus berat dan dianjurkan untuk
melakukan pemeriksaan kepekaan bakteri. Antibiotik sistemik khususnya
diperlukan jika dicurigai adanya perikondritis atau kondritis pada tulang rawan
telinga. Otitis eksterna difusa dapat pula timbul sekunder dari otitis media akut
atau otitis media supuratif kronik. Pada kasus demikian, pengobatan terutama
ditujukan pada penyakit telinga tengah.

DAFTAR PUSTAKA
1. Hafil AF, Sosialisman, Helmi. Kelainan Liang Telinga Luar. In: Soepardi EA,
et al. Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga Hidung Tenggorok Kepala dan Leher
(Edisi Keenam). 2010. Jakarta: Balai Penerbit FK UI. Hal 60-61.
2. Osguthorpe JD, Nielsen DR. Otitis Externa: Review and Clinical. Retrieved
November 1, 2006.

10

3. Boies LR. Penyakit Telinga Luar. In: Adams GL, Boies LR, Higler PA. Boies
Buku Ajar penyakit THT (Boies Fundamentals of Otolaryngology) Edisi 6.
1997. Jakarta: EGC. Hal: 77-80
4. Abdullah F. Uji Banding Klinis Pemakaian Larutan Burruwi Saring dengan
Salep Ichtyol (Ichthammol) pada Otitis Eksterna Akut. 2003. USU Digital
Library.

Available

from:

http://repository.usu.ac.id/bitstream/

123456789/6423/1/tht-farhan.pdf
5. Mansjoer A, et al. Kapita Selekta Kedokteran Edisi Ketiga Jilid Pertama.
2001. Jakarta: Penerbit Media Aesculapius. Hal: 84
6. Snell RS. Anatomi Klinik untuk Mahasiswa Kedokteran (Clinical Anatomy for
Medical Students) Edisi 6. Jakarta: EGC. Hal: 782-783.
7. Waitzman AA. Otitis Externa. 2014. Medscape.

Available

from:

http://emedicine.medscape.com/article/994550-overview#showall

11

Anda mungkin juga menyukai