Anda di halaman 1dari 21

REFERAT BEDAH UMUM

TUMOR KULIT

PEMBIMBING:
Dr. MIRA, SP.B
PENYUSUN:
FANDI AHMAD, S.KED
030.07.087

KEPANITERAAN KLINIK ILMU BEDAH


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS TRISAKTI
RSUD BEKASI
21 NOVEMBER 2011 - 23 JANUARI 2012
JAKARTA, 09 JANUARI 2012

LEMBAR PENGESAHAN

JUDUL REFERAT: TUMOR KULIT

Telah diterima dan disetujui oleh pembimbing Dr. Mira, Sp.B pada:

HARI:

TANGGAL:

Sebagai salah satu syarat dalam mengikuti dan menyelesaikan Kepaniteraan Klinik Ilmu
Bedah RSUD Bekasi

Bekasi, Januari 9 Januari 2012

Dr. Mira, Sp.B

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur disampaikan ke hadiran Tuhan Yang Maha Esa berkat kemurahanNya
makalah perbahasan referat TUMOR KULIT ini dapat diselesaikan. Makalah ini dibuat
dalam rangka memperdalam pemahaman masalah tentang ilmu Bedah Ortopedi.
Pembahasan referat ini disusun sebagai salah satu tugas dalam pelaksanaan
kepaniteraan klinik bagian Ilmu Bedah RSUD BEKASI periode 21 november 23 januari
2012.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada Dr. Mira,Sp.B selaku pembimbing dalam
penyusunan tugas ini serta seluruh pihak yang telah membantu, termasuk rekan- rekan
mahasiswa yang telah memberi banyak masukan untuk makalah ini sehingga makalah ini
dapat terselesaikan dengan baik dan tepat waktu.
Penulis menyadari bahawa tulisan ini jauh dari sempurna, karena itu sangat diharapkan
kritik dan saran untuk perbaikan referat ini.

Bekasi, 09 Januari 2012

BAB I
PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
Penyakit kanker kulit dewasa ini cenderung mengalami peningkatan jumlahnya terutama di
kawasan Amerika, Australia dan Inggris. Berdasarkan beberapa penelitian, mereka orangorang kulit putih yang lebih banyak menderita jenis kanker kulit ini. Hal tersebut
diprediksikan sebagai akibat seringnya mereka terkena (banyak terpajan) cahaya matahari. Di
Indonesia penderita kanker kulit terbilang sangat sedikit dibandingkan ke-3 negara tersebut,
namun demikian kanker kulit perlu dipahami karena selain menyebabkan kecacatan (merusak
penampilan) juga pada stadium lanjut dapat berakibat fatal bagi penderita(1).
Kanker ini dapat dilihat secara visual langsung dan dengan mengadakan pemeriksaan biopsy,
diagnosis dapat ditegakkan dengan cepat. Oleh karena itu sebelumnya kanker kulit dapat
dideteksi secara dini. Tetapi kenyataannya masih banyak pasien datang berobat untuk kanker
kulit berada dalam stadium lanjut, disertai kerusakan-kerusakan setempat yang sulit diobati
atau dengan anak sebar. Hal ini sangat disayangkan oleh karena kalau dideteksi sedini
mungkin dapat segera dilakukan tindakan pengobatan, maka hasilnya akan sangat
memuaskan. Oleh karena itu pengetahuan mengenai tanda-tanda dini dari kanker kulit sangat
penting, baik untuk pasien, maupun untuk para praktisi dokter dan petugas kesehatan(2).
Jenis tumor ganas kulit yang banyak ditemukan diseluruh dunia ialah karsinoma sel basal
(basalioma), karsinoma sel squamosa, yang tergolong non melanoma dan melanoma maligna.
Karsinoma sel basal adalah paling umum. Di Amerika, sekitar 800.000 orang menghidapi
kanker ini setiap tahun. 75% kanker kulit adalah kanser sel basal. Karsinoma sel skuamos
pula didapati apa 200.000 orang Amerika setiap tahun. Melanoma adalah yang paling jarang
dijumpai tetapi menyebabkan paling banyak kematian. Menurut WHO, sebanyak 160.000
orang menghidapi melanoma setiap tahun dan sebanyak 48.000 kematian dilaporkan setiap
tahun(3).
Kanker merupakan penyebab kematian yang ke enam di Indonesia, sedangkan pada negaranegara maju merupakan penyebab kematian yang kedua setelah penyakit-penyakit
kardiovaskular. Kanker diderita oleh semua golongan masyarakat. Golongan sosial yang

ekonominya kurang umumnya berobat pada stadium lanjut, sehingga sangat sukar untuk
menyembuhkannya walaupun dengan cara-cara pengobatan yang mutakhir seperti sekarang
ini.
Khusus keganasan kulit memang sedikit disinggung di seminar Kanker nasional pertama
maupun yang kedua. Akan tetapi semua pihak mengakui bahwa keganasan kulit merupakan 3
besar di antara keganasan gayudara dan leher rahim (serviks). Pada beberapa daerah seperti di
Medan malah menduduki tempat teratas(4).
I.2 Tujuan Penulisan
Tujuan dari penulisan referat ini adalah untuk mengetahui tentang definisi, etiologi,
patofisiologi, manifestasi klinis, diagnosis serta penatalaksanaan dari tumor ganas kulit.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
II.1 Definisi
Kanker kulit adalah proses keganasan yang timbul dipermukaan kulit dan berasal dari sel
epitel, sel pluripotensial atau dari sel melanin di dalam kulit(2).
Tumor ganas kulit merupakan suatu penyakit yang ditandai dengan pertumbuhan sel-sel kulit
yang tidak terkendali, dapat merusak jaringan di sekitarnya dan mampu menyebar ke bagian
tubuh yang lain. Karena kulit terdiri atas beberapa jenis sel, maka kanker kulit juga
bermacam-macam sesuai dengan jenis sel yang terkena(5).
II.2 Anatomi dan Fungsi Kulit
Kulit adalah suatu organ pembungkus seluruh permukaan luar tubuh, merupakan organ
terberat dan terbesar dari tubuh. Seluruh kulit beratnya sekitar 16 % berat tubuh, pada orang
dewasa sekitar 2,7 3,6 kg dan luasnya sekitar 1,5 1,9 meter persegi. Tebalnya kulit
bervariasi mulai 0,5 mm sampai 6 mm tergantung dari letak, umur dan jenis kelamin. Kulit
tipis terletak pada kelopak mata, penis, labium minus dan kulit bagian medial lengan atas.

Sedangkan kulit tebal terdapat pada telapak tangan, telapak kaki, punggung, bahu dan
bokong(6).
Kulit melindungi tubuh dari trauma dan merupakan benteng pertahanan terhadap bakteri,
virus dan jamur. Kehilangan panas dan penyimpanan panas diatur melalui vasodilatasi
pembuluh darah kulit atau sekresi kelenjar keringat. Setelah kehilangan seluruh kulit,maka
ciran tubuh yang penting akan menguap dan elektrolit-elektrolit yang penting akan
menghilang dari tubuh, akan menguap dan lektrolit-elektrolit akan hilang dalam beberapa jam
saja. Contoh dari keadaan ini adalah penderita luka bakar. Bau yang sedap atau tidak sedap
dari kulit berfungsi sebagai pertanda penerimaan atau penolakan sosial dan seksual. Kulit
juga merupakan tempat sensasi raba, tekan, suhu, nyeri dan nikmat berkat jalinan ujungujung saraf yang bertautan(7).
Secara embriologis kulit berasal dari dua lapis yang berbeda, lapisan luar adalah epidermis
yang merupakan lapisan epitel berasal dari ectoderm sedangkan lapisan dalam yang berasal
dari mesoderm adalah dermis atau korium yang merupakan suatu lapisan jaringan ikat(6).
Secara anatomis kulit tersusun atas 3 lapisan pokok terdiri dari : a. lapisan epidermis, b.
lapisan dermis, c. subkutis, sedangkan alat-alat tambahan juga terdapat pada kulit antara lain
kuku, rambut, kelenjar sebacea, kelenjar apokrin, kelenjar ekrin. Keseluruhan tambahan yang
terdapat pada kulit dinamakan appendices atau adnexa kulit(2).
A. EPIDERMIS
Epidermis adalah lapisan luar kulit yang tipis dan avaskuler. Terdiri dari epitel berlapis
gepeng bertanduk (keratinosit), mengandung sel melanosit, Langerhans dan merkel. Tebal
epidermis berbeda-beda pada berbagai tempat di tubuh, paling tebal pada telapak tangan dan
kaki. Ketebalan epidermis hanya sekitar 5 % dari seluruh ketebalan kulit. Terjadi regenerasi
setiap 4-6 minggu(6).
Epidermis terdiri atas lima lapisan (dari lapisan yang paling atas sampai yang terdalam) :
1. Stratum Korneum. Terdiri dari sel keratinosit yang bisa mengelupas dan berganti.
2. Stratum Lusidum. Berupa garis translusen, biasanya terdapat pada kulit tebal telapak
kaki dan telapak tangan. Tidak tampak pada kulit tipis.

3. Stratum Granulosum. Ditandai oleh 3-5 lapis sel polygonal gepeng yang intinya
ditengah dan sitoplasma terisi oleh granula basofilik kasar yang dinamakan granula
keratohialin yang mengandung protein kaya akan histidin. Terdapat sel Langerhans.
4. Stratum Spinosum. Terdapat berkas-berkas filament yang dinamakan tonofibril,
dianggap

filamen-filamen

tersebut

memegang

peranan

penting

untuk

mempertahankan kohesi sel dan melindungi terhadap efek abrasi. Epidermis pada
tempat yang terus mengalami gesekan dan tekanan mempunyai stratum spinosum
dengan lebih banyak tonofibril. Stratum basale dan stratum spinosum disebut sebagai
lapisan Malfigi. Terdapat sel Langerhans.
5. Stratum Basale (Stratum Germinativum). Terdapat aktifitas mitosis yang hebat dan
bertanggung jawab dalam pembaharuan sel epidermis secara konstan. Epidermis
diperbaharui setiap 28 hari untuk migrasi ke permukaan, hal ini tergantung letak, usia
dan faktor lain. Merupakan satu lapis sel yang mengandung melanosit.
Fungsi Epidermis : Proteksi barier, organisasi sel, sintesis vitamin D dan sitokin, pembelahan
dan mobilisasi sel, pigmentasi (melanosit) dan pengenalan alergen (sel Langerhans)(6).
B. DERMIS
Merupakan bagian yang paling penting di kulit yang sering dianggap sebagai True Skin.
Lapisan dermis ini paling tebal dapat dijumpai di punggung dan paling tipis pada palpebrae.
Hubungan antara dermis dan epidermis ini tidaklah sebagai bidang yang rata, tetapi
berbentuk gelombang. Bagian dermis yang menonjol ke dalam epidermis dinamakan papilla,
sedangkan bagian epidermis yang menonjol ke dermis disebut rete ridge. Papila ini pada
telapak tangan dan jari-jari terutama tersusun linier yang member gambaran kulit yang
berbeda-beda sebagai dermatoglyphic (sidik jari). Bagian dermis papiler ini tebalnya sekitar
seperlima dari tebal dermis total. Bagian bawah dari dermis papiler ini dinamakan dermis
retikuler yang mengandung vasa darah dan lymphe, serabut syaraf, adnexa dan lainnya(7).
Dermis ini tersusun dari beberapa unsure atau organ yang meliputi: unsure seluler, unsure
fibrous, substansi dasar, pembuluh darah dan limphe, system saraf. Kelima unsure atau organ
yang menyusun dermis akan kita bahas satu demi satu.
1. Unsur seluler lebih banyak didapatkan pada stratum papillaris yang terdiri dari:

1. fibroblast: merupakan sel pembentuk unsur untuk fibrous dan substansi


dasarnya
2. Sel mast : merupakan sel pembentuk dan penyimpanan histamine dan
histamine like substance yang berperan dalam anafilaksis.
3. Makrofag : merupakan sel fagosit yang berfungsi memfagosit bahan-bahan
asing fan mikroorganisme.
4. Leukosit : Banyak dijumpai pada proses-proses peradangan yang dapat berupa
mononuclear ataupun granulosit.
2. Unsur fibrous lebih padat pada stratum retikularis dibandingkan pada stratum
papilaris. Unsur fibrous terdiri dari :
1. Kolagen : merupakan 70% dari berat kering seluruh jaringan ikat, serabut ini
terbentuk oleh fibroblast, tersusun atas fibrin dari rantai polypeptide. Serabut
ini bertanggung jawab pada ketegangan kulit merupakan unsure pembentuk
garis langer (cleavage line)
2. Elastin : Hanya 2 % dari berat kering jaringan ikat. Serabut elastin, ini juga
dibentuk oleh fibroblast tetapi susunannya lebih halus disbandingkan dengan
kolagen. Serabut elastin ini bertanggung jawab atas elastisitas kulit.
3. Retikulin : Merupakan serabut kolagen yang masih muda dan hanyalah dapat
dilihat dengan pewarna khusus.
3. Substansi dasar, tersusun dari bahan mukopolisakaris (asam hialuronat dan dermatan
sulfat), yang juga dibentuk oleh fibroblast. Substansi dasar hanya merupakan 0,1%
dari berat kering jaringan ikat, tetapi substansi dasar ini mampu menahan sejumlah
air, sehingga akan menempati ruang terbesar dari dermis.
4. Pembuluh darah dan limfe :
Pada kulit yang masih normal, darah yang sampai pada kulit merupakan 10% dari seluruh
peredaran darah dalam tubuh. Pembuluh darah di dalam kulit terdiri dari 2 plexus yaitu :

1. Plexus superficialis : terdapat pada bagian atas dermis dan tersusun sejajar dengan
epidermis. Plexus superficialis ini terdiri dari atas kepiler-kapiler, endarteriole dan
venulae yang member makan ke papilla.
2. Plexus profunda : Terdapat pada bagian bawah dermis atau dekat subcutis dan
terutama terdiri atas pembuluh-pembuluh darah yang lebih besar dari pada plexus
superficialis.
Pada jari-jari di antara arteriole dan venulae terdapat kelompokan otot polos yang mempunyai
fungsi khusus yaitu mengatur shunt arterio-venosa dan sering dinamakan glomus. Sedangkan
pembuluh limfe biasanya mengikuti pembuluh darah(2).
1. Sistem saraf
Kulit diinervasi oleh kira-kira 1.000.000 serabut saraf aferen. Sebagian besar terdapat pada
wajah dan ekstremitas, sedangkan pada punggung relative sedikit. Serabut saraf ini
mempunyai akson dengan badan sel yang berada pada dorsal root ganglia . Serabut saraf ini
masuk kulit melalui lapisan lemak subkutan, kemudian masing-masing terbagi dua yaitu
serabut saraf bermyelin dan serabut saraf tidak bermyelin. Serabut saraf bermyelin berjalan
horizontal membentuk anyaman dengan serabut yang sama, kemudian naik ascenden bersama
pembuluh darah dan menginervasi dermis bagian superficial. Dalam perjalanan selanjutnya
serabut ini dibungkus oleh sel Schwann dan sebagian tidak bermyelin. Sebagian berakhir di
dermis, beberapa melakukan penetrasi membrane basalis tetapi tidak jauh melanjut ke
epidermis.
Ada 3 macam serabut saraf yag terdapat pada kulit, yaitu :
1. Serabut adrenergic : berfungsi untuk menginervasi pembuluh darah (untuk
vasokonstriksi pembuluh darah, m erector papilare (untuk kontraksi otot tersebut), dan
kelenjar apokrin (untuk pengatur sekresi kelenjar apokrin.
2. Serabut kolinergik : berfungsi menginervasi kelenjar ekrin.
3. Serabut sensorik : berfungsi untuk menerima rangsangan dari luar tubuh. Ada
beberapa akhiran serabut saraf sensorik, yaitu : 1. Korpuskulum Meisnerri, 2.
Korpuskulum Paccini, 3. Akhiran serabut saraf bebas.

Ketiga akhiran serabut sensorik tersebut lebih jauh adalah sebagai berikut :
1. Korpuskulum Meisnerri berfungsi menerima rangsangan sentuhan dan tekanan
ringan. Terdapat pada papilla dermis dan paling banyak dapat dijumpai pada telapak
tangan dan kaki.
2. Korpuskulum Paccini berfungsi untuk menerima rangsangan tekanan dalam dan
terdapat pada dermis bagian dalam terutama pada bagian-bagian badan yang sering
menahan beban berat.
3. Akhiran saraf rambut bebas berfungsi untuk menerima rangsangan panas, dingin,
nyeri, gatal. Akhiran saraf bebas ini terdapat terutama pada papilla dermis dan sekitar
folikel rambut.
Batas antara epidermis dan dermis dibentuk oleh zone membrane basalis. Dengan
menggunakan mikroskop electron, membrane ini dapat dilihat terdiri dari 4 komponen yaitu :
membrane sel dari sel basal dengan hemidesmosom, celah intermembranous, lamina basalis,
komponen fibrous dermis yang dapat dilihat dengan mikroskop biasa dengan pewarna khusus
menggunakan PAS. Zone membrane basalis ini merupakan filter semipermeable yang
memungkinkan pertukaran sel dn cairan antara dermis dan epidermis(2).
Fungsi Dermis : struktur penunjang, mechanical strength, suplai nutrisi, menahan shearing
forces dan respon inflamasi(6).
C. SUBKUTIS
Merupakan lapisan di bawah dermis atau hipodermis yang terdiri dari lapisan lemak. Lapisan
ini terdapat jaringan ikat yang menghubungkan kulit secara longgar dengan jaringan di
bawahnya. Jumlah dan ukurannya berbeda-beda menurut daerah di tubuh dan keadaan nutrisi
individu. Berfungsi menunjang suplai darah ke dermis untuk regenerasi.
Fungsi Subkutis / hipodermis : melekat ke struktur dasar, isolasi panas, cadangan kalori,
kontrol bentuk tubuh dan mechanical shock absorber(6).
VASKULARISASI KULIT

Arteri yang memberi nutrisi pada kulit membentuk pleksus terletak antara lapisan papiler dan
retikuler dermis dan selain itu antara dermis dan jaringan subkutis. Cabang kecil
meninggalkan pleksus ini memperdarahi papilla dermis, tiap papilla dermis punya satu arteri
asenden dan satu cabang vena. Pada epidermis tidak terdapat pembuluh darah tapi mendapat
nutrient dari dermis melalui membran epidermis(6).
II.3 Fisiologi Kulit
Kulit merupakan organ yang berfungsi sangat penting bagi tubuh diantaranya adalah
memungkinkan bertahan dalam berbagai kondisi lingkungan, sebagai barier infeksi,
mengontrol suhu tubuh (termoregulasi), sensasi, eskresi dan metabolisme.
Fungsi proteksi kulit adalah melindungi dari kehilangan cairan dari elektrolit, trauma
mekanik, ultraviolet dan sebagai barier dari invasi mikroorganisme patogen. Sensasi telah
diketahui merupakan salah satu fungsi kulit dalam merespon rangsang raba karena banyaknya
akhiran saraf seperti pada daerah bibir, puting dan ujung jari. Kulit berperan pada pengaturan
suhu dan keseimbangan cairan elektrolit. Termoregulasi dikontrol oleh hipothalamus.
Temperatur perifer mengalami proses keseimbangan melalui keringat, insessible loss dari
kulit, paru-paru dan mukosa bukal. Temperatur kulit dikontrol dengan dilatasi atau kontriksi
pembuluh darah kulit. Bila temperatur meningkat terjadi vasodilatasi pembuluh darah,
kemudian tubuh akan mengurangi temperatur dengan melepas panas dari kulit dengan cara
mengirim sinyal kimia yang dapat meningkatkan aliran darah di kulit. Pada temperatur yang
menurun, pembuluh darah kulit akan vasokontriksi yang kemudian akan mempertahankan
panas(6).
II.4 Klasifikasi Tumor Ganas Kulit
Kulit terdiri atas beberapa jenis sel, maka kanker kulit juga bermacam-macam sesuai dengan
jenis sel yang terkena. Akan tetapi yang paling sering terdapat adalah karsinoma sel basal
(KSB), karsinoma sel skuamosa (KSS) dan melanoma maligna (MM)(5).
1. A. Karsinoma Sel Basal
Karsinoma sel basal (KSB) merupakan suatu tumor ganas kulit yang paling sering pada
manusia. Biasanya mengenai pada daerah yang sering terpajan dengan sinar matahari. KSB

ini pertumbuhannya lambat dan jarang metastasis, tapi dapat menyebabkan kerusakan lokal
dan kecacatan apabila tidak diobati(10).
KSB adalah suatu tumor ganas kulit (kanker) yang berasal dari pertumbuhan neoplastik sel
basal epidermis dan apendiks kulit. Pertumbuhan tumor ini lambat, dengan beberapa macam
pola pertumbuhan sehingga memberi gambaran klinis yang berveriasi, bersifat invasive, serta
jarang mengadakan metastasis(8).
1. B. Karsinoma Sel Skuamosa
Karsinoma Sel Skuamosa adalah kanker yang berasal dari lapisan tengah epidermis. Penyakit
Bowen adalah suatu bentuk karsinoma sel skuamosa yang terbatas pada epidermis dan belum
menyusup

ke

jaringan

di

bawahnya

(dermis).

Kulit yang terkena tampak coklat-merah dan bersisik atau berkeropeng dan mendatar, kadang
menyerupai bercak pada psoriasis, dermatitis atau infeksi jamur(8).
1. C. Melanoma Maligna
Melanoma maligna merupakan tumor ganas kulit yang sangat ganas dan berasal dari sistem
melanositik kulit. Biasanya menyebabkan metastasis yang sangat luas dalam waktu singkat,
tidak saja melalui aliran limfe ke kelenjar regional, tetapi juga menyebar melalui aliran darah
ke alat-alat dalam, serta dapat menyebabkan kematian(8).
II.5 Etiologi
1. A. Karsinoma Sel Basal (KSB)
Lebih dari 90% penyebab KSB terpapar sinar matahari atau penyinaran ultraviolet lainnya.
KSB juga bisa ditemukan di kulit kepala. Paling sering muncul pada usia diatas 40 tahun.
Faktor resiko lainnya adalah:

Faktor genetik (sering terjadi pada kulit terang, mata biru atau hijau dan rambut
pirang atau merah).

Pemaparan sinar X yang berlebihan atau penyinaran lainnya(8).

1. B. Karsinoma Sel Skuamosa

Lebih dari 90% kanker kulit tumbuh di daerah yang terpapar oleh sinar matahari atau sinar
ultra violet lainnya. Hal ini diduga merupakan penyebab utama dari semua jenis kanker kulit.
Faktor resiko lainnya adalah:

Faktor genetik (kanker kulit lebih sering ditemukan pada orang berkulit terang, mata
biru atau hijau dan rambut pirang atau merah)

Pencemaran oleh bahan kimia

Pemaparan berlebihan oleh sinar X atau radiasi lainnya(9).

1. C. Melanoma Maligna
Faktor resiko terjadinya melanoma adalah:

Riwayat keluarga yang menderita melanoma

Rambut merah atau pirang

Adanya tahi lalat atipik multipel (tanda lahir)

Terdapat keratosis aktinik pre-kanker

Frekels (bintik-bintik coklat) yang sangat jelas di punggung bagian atas

Mengalami serangan lepuhan akibat luka bakar sinar matahari sebanyak 3 kali atau
lebih sebelum berusia 20 tahun(8).

II.6 Gejala Klinis


1. A. Karsinoma Sel Basal
Predileksinya terutama pada wajah (pipi, dahi, hidung, lipat nasolabial, daerah periorbital),
leher. Meskipun jarang dapat pula di jumpai pada lengan, tangan, badan , tungkai, kaki, dan
kulit kepala.
Gambaran klinik KSB bervariasi. KSB terbagi menjadi 5 bentuk :

Nodulo-ulseratif, termasuk ulkus rodens.

Berpigmen.

Morfea atau fibrosing atau sklerosing.

superficial.

Fibroepitelioma.

Disamping itu terdapat pula 3 sindroma klinis, dimana epitelioma sel basal berperan penting,
yaitu :

sindroma epitelioma sel basal nevoid.

Nevus sel basal unilateral linier.

sindroma bazex(8).

1. B. Karsinoma Sel Skuamosa


Predileksi terjadi pada daerah kulit yang terpapar sinar matahari dan membrane mukosa,
namun dapat pula terjadi pada setiap bagian tubuh.
Pada orang kulit putih lebih sering dijumpai pada daerah muka dan ekstremitas, sedangkan
pada orang kulit berwarna gelap di daerah tropic lebih banyak pada ekstremitas bawah,
badan, dan dapat pula dijumpai bibir bawah serta punggung tangan(5).
Gambaran klinis KSS bervariasi, dapat berupa :

Nodul berwarna seperti kulit normal, permukaannya halus tanpa krusta atau ulkus
dengan tepi yang berbatasan kurang jelas.

Nodul kemerahan dengan permukaan yang papilomatosa atau verukosa yang


menyerupai bunga kol.

Ulkus dengan krusta pada permukaannya, tepi meninggi, berwarna kuning


kemerahan. Dalam perjalanan penyakitnya, lesi akan meluas dan mengadakan
metastasis ke kelenjar limfe regional atau ke organ-organ dalam.

KSS yang timbul dari kulit normal (de novo) lebih sering mengadakan invasi yang
cepat dan terjadi metastasis, dibandingkan lesi yang timbul dari keratosis aktinik(5).

1. C. Melanoma Maligna
Melanoma bisa berawal sebagai pertumbuhan kulit baru yang kecil dan berpigmen pada kulit
yang normal. Paling sering tumbuh pada kulit yang terpapar sinar matahari, tetapi hampir
separuh kasus tumbuh dari tahi lalat yang berpigmen. Melanoma mudah menyebar ke bagian
tubuh yang jauh (metastase), dimana akan terus tumbuh dan menghancurkan jaringan.
Semakin sedikit pertumbuhan melanoma ke dalam kulit, maka semakin besar peluang untuk
menyembuhkannya. Jika melanoma telah tumbuh jauh ke dalam kulit, akan lebih mungkin
menyebar melalui pembuluh getah bening dan pembuluh darah dan bisa menyebabkan
kematian dalam beberapa bulan atau tahun(8).
Perjalanan penyakit melanoma bervariasi dan tampaknya dipengaruhi oleh kekuatan
pertahanan oleh sistem kekebalan tubuh(5).
Beberapa penderita yang keadaan kesehatannya baik, bisa bertahan hidup selama bertahuntahun meskipun melanomanya telah menyebar. Tanda-tanda peringatan akan terbentuknya
melanoma:

Bintik atau tahi lalat berpigmen (terutama yang berwarna hitam atau biru tua) yang
semakin membesar

Perubahan warna pada tahi lalat, terutama pigmentasi merah, putih dan biru di kulit
sekelilingnya

Perubahan pada kulit diatas bintik yang berpigmen, misalnya perubahan konsistensi
atau bentuk

Tanda-tanda peradangan pada kulit di sekitar tahi lalat(8).

Clark dan Mihm (1965) atas dasar tingkat penyebaran secara histologik mengklasifikasikan
melanoma maligna menjadi stadium, yaitu :
1. Sel melanoma maligna berada di dalam epidermis tetapi tidak menembus membrane
basal (karsinoma insitu)
2. Melanoma maligna sampai ke stratum papillare
3. Melanoma maligna masuk di antara dermis papillare dan dermis retikulare
4. Melanoma maligna masuk dalam dermis retikulare
5. Melanoma maligna masuk ke dalam jaringan subkutis
Breslow (1970) mengukur ketebalan invasi tumor dengan micrometer. Kedalam invasi diukur
dari lapisan granuler epidermis sampai bagian terdalam dari invasi, dan apabila ada ulcerasi
pengukuran dari dasar ulserasinya. Pembagian menurut Breslow adalah sebagai berikut :

0,75 mm

> 0,75-1,50 mm

> 1,50-3,99 mm

> 4 mm

II.7 Diagnosis dan Pemeriksaan Penunjang


1. A. Karsinoma Sel Basal
Diagnosis ditegakkan melalui gejala klinisnya. Untuk memperkuat diagnosis dapat dilakukan
pemeriksaan penunjang berupa biopsy.
1. B. Karsinoma Sel Skuamosa
Diagnosis ditegakkan melalui gejala klinisnya. Untuk memperkuat diagnosis dapat dilakukan
pemeriksaan penunjang berupa biopsy.

1. C. Melanoma Maligna
Diagnosis ditegakkan melalui gejala klinisnya. Tanda yang dapat dilihat adalah berdasarkan
empat ciri berikut:
1. Bentuk : Ketumbuhan mempunyai bentuk yang tidak seragam , misalnya tidak
simetri. (A-asymmetry)
2. Linkungan: Linkungan adalah tidak jelas, terutamanya untuk melanoma. (B-border)
3. Warna : Pelbagai warna boleh dilihat dan distribusi warna tidak seragam. (C-colour)
4. Diameter : Diameter lebih besar daripada 5-6 milimeter. (D-diameter)
Untuk memperkuat diagnosis dapat dilakukan pemeriksaan penunjang berupa biopsy.
Pemeriksaan rontgen thorax, USG dan atau CT-Scan untuk mengetahui daerah metastase.
II.8 Penatalaksanaan
1. A. Karsinoma Sel Basal
Biasanya kanker diangkat melalui pengorekan lalu dibakar dengan jarum listrik (kuretase dan
elektrodesikasi)
Sebelumnya

diberikan

atau
suntikan

dipotong
anestesi.

dengan
Jarang

dilakukan

pisau
terapi

bedah.
penyinaran.

Untuk tumor kambuhan dan karsinoma sel basal yang menyerupai jaringan parut, bisa
dilakukan pembedahan mikroskopik atau bedah Mohs(8).
1. B. Karsinoma Sel Skuamosa
Karsinoma sel skuamosa dan penyakit Bowen diatasi dengan mengangkat tumor, baik dengan
cara kuretasi dan elektrodesikasi maupun memotongnya dengan pisau bedah. Keratosis
aktinik bisa berubah menjadi karsinoma sel skuamosa. Keratosis aktinik dihancurkan dengan
larutan nitrogen atau krim fluorourasil(5).
1. C. Melanoma Maligna
Untuk bisa memahami melanoma maligna dan pengobatannya, penting untuk disadari bahwa
prognosis tergantung pada kedalaman invasi tumor yang diketahui pada waktu eksisi pertama

tanpa memperhatikan tipe tumor semula. Sebagian besar klinik mengukur invasi dengan
menggunakan tehnik yang disebut sebagai ketebalan Breslow (Breslow thickness).
Semua tipe melanoma sebaiknya di eksisi pada kesempatan sedini mungkin. Radioterapi dan
krioterapi saat ini belum dapat membantu banyak dalam penyembuhan penyakit ini. Masih
menjadi perdebatan tentang seberapa luas eksisi harus dilakukan, yang ada hanya
kesepakatan bahwa kalau bisa sesempit mungkin. Sama sekali tidak ada bahaya dalam eksisi
awal yang sempit. Yang harus segera dilakukan adalah mengangkat melanoma(5).
II.8 Prognosa
1. A. Karsinoma Sel Basal
Pengobatan pada KSB primer biasanya memberikan angka kesembuhan sekitar 95%;
sedangkan pada KSB rekuren sekitar 92%. Dijumpai angka kekambuhan 5 tahun pada
metode kuretase dan elektrodesikasi sebesar 7,7%; bedah mosh 1%(8).
1. B. Karsinoma Sel Skuamosa
Prognosisnya sangat bervariasi, tergantung pada banyak faktor diantaranya lokasi, ukuran
tumor, dan tingkat diferensiasi sel-sel, serta kedalaman perluasannya. Lesi-lesi kecil yang
timbul dari kulit yang rusak secara klinik mudah disembuhkan, sedangkan lesi pada bibir
mudah metastasis dan mempunyai prognosis yang jelek(9).
1. C. Melanoma Maligna
Prognosis melanoma maligna sangat bervariasi. Ditentukan oleh beberapa factor, yaitu :
1. Sifat Tumor
2. Stadium klinis
3. Lokasi metastasis
4. Faktor penderita

Bila tumor kurang dari 1,5 mm pada waktu dilakukan eksisi pertama, maka kemungkinan
bertahan selama 5 tahun sekitar 90%; bila kedalaman lebih dari 3,5 mm, maka angka tersebut
akan turun sampai 40% atau kurang(8).

BAB III
KESIMPULAN
1. Tumor ganas kulit adalah proses keganasan yang timbul dipermukaan kulit dan
berasal dari sel epitel, sel pluripotensial atau dari sel melanin di dalam kulit.
2. Menurut jenis sel yang berdiferensiasi, tumor ganas kulit diklasifikasikan sebagai
berikut: karsinoma sel basal (KSB), karsinoma sel skuamosa (KSS) dan melanoma
maligna (MM).
3. Menurut etiologinya, tumor ganas kulit dapat disebabkan oleh (1) faktor ekstrinsik
berupa paparan sinar ultraviolet, paparan sinar-X, pemakaian bahan kimia dan adanya
jaringan parut yang luas dan lama; (2) faktor intrinsik berupa genetik, sistem imun
yang rendah dan ras.
4. Karsinoma sel basal biasanya terdapat pada wajah dan leher dengan gejala klinis
berupa nodul ulseratif, berpigmen, morfea, superfisial dan fibroepitelioma. Biasanya
ditandai dengan tepi ulkus yang meninggi tanpa adanya metastasis jauh.
5. Predileksi karsinoma sel skuamosa pada daerah kulit yang terpapar sinar matahari dan
pada membran mukosa dengan gambaran klinis berupa (1) nodul berwarna seperti
kulit normal dengan permukaan halus tanpa krusta atau (2) nodul kemerahan dengan
permukaan papilomatosa/verukosa yang menyerupai bungan kol atau (3) ulkus
dengan krusta pada permukaannya dengan tepi meninggi berwarna kuning
kemerahan.
6. Melanoma maligna paling sering tumbuh pada kulit yang terpapar sinar matahari tapi
hampir separuhnya tumbuh dari tahi lalat yang berpigmen, terdapat tanda-tanda

peradangan pada kulit sekitar tahi lalat, terjadi perubahan warna, ukuran,
bentuk/konsistensi serta mudah mengadakan metastase jauh.
7. Diagnosis tumor ganas kulit ditegakkan berdasarkan gejala klinis dan pemeriksaan
penunjang.
8. Penanganan KSB dan KSS biasanya dengan mengangkat tumor, baik dengan cara
kuretase dan elektrodesikasi maupun memotongnya dengan pisau bedah. Sedangkan
penanganan MM prinsipnya adalah melakukan eksisi yang pada awalnya dilakukan
pengukuran ketebalan invasi terlebih dahulu dengan teknik Breslow thickness.
9. Prognosa dari KSB adalah baik dengan angka kesembuhan skitar 95% sedangkan
pada KSS tergantung dari lokasi, ukuran, tingkat diferensiasi sel-sel dan kedalaman
perluasannya, dan pada MM prognosa ditentukan oleh sifat tumor, stadium klinis,
lokasi metastase dan faktor penderita.

DAFTAR PUSTAKA
1. Anonim,

2008.

Penyakit

Kanker

Kulit.

Diakses

dari

http://www.ubatpenyakit.blogjo.com/ubat/penyakit-kanker-kulit.
2. Djuanda. A., Hamzah. M., Aisah. S., 1999. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin, Tumor
Kulit, Melanoma Maligna, edisi 3 Bagian Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin FKUI,
Jakarta.
3. Lim

Pei-wen,

Sharen,

2008.

Kanker

Kulit.

Diakses

dari

http://wikipedia.org/kanker_kulit.htm
4. Agung, Gusti, 1985. Tumor Ganas Dini Kulit. Cermin Dunia Kedokteran. FKUI,
Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo, Jakarta.
5. Anonim, 2006. Mengenal Kanker Kulit. Diakses dari http://www.dharmais.co.id

6. Perdanakusuma, David, 2008. Anatomi Fisiologi Kulit dan Penyembuhan Luka.


Diakses dari http:// surabayaplasticsurgery.blogspot.com/2008/05/ anatomi-fisiologikulit-dan-penyembuhan.html
7. Price, Wilson, 1995. Patofisiologi, Konsep Klinis Proses-proses Penyakit. EGC,
Jakarta.
8. Graham, R. 2005. Lecture Notes on Dermatologi. Ed. 8. Jakarta: Erlangga
9. Anonim,

2006.

Nutrisi

Pada

Penderita

Kanker

Kulit.

Diakses

http://www.dharmais.co.id
10. Ramsey, 2003. Basal Cell Carcinoma. Diakses dari http://www.emedicine.com

dari

Anda mungkin juga menyukai