Memproses cairan encer sampai menjadi cairan pekat (untuk industri susu sampai
kadar padatan sekitar 50%)
Dryer:
10
1000kg = 100 kg
100
10
100kg = 200 kg
50
100
100
10 kg = 105 kg
95
= Rp. y,
= Rp. 9.y,-
Perlu diperhatikan bahwa hitungan neraca massa pada proses penguapan air akan
menjadi sangat mudah jira berbasis pada jumlah padatan yang praktis tidak berubah.
B
C +t
Untuk air: A = 6,96681; B = 1668,21; C= 228, dimana Po dalam cmHg dan t dalam oC
Titik didih larutan yang mengandung zat yang sulit menguap akan tergantung pada
tekanan dan kadar zat tersebut. Pada tekanan yang sama, makin tinggi kadar zat,
makin tinggi titik didih Iarutannya. Beda antara titik didih larutan dengan titik didih
pelarut murninya disebut kenaikkan titik didih (boillng point rise). Gambar dibawah
merupakan contoh kurva titik didih larutan NaOH dalam air.
JENIS-JENIS EVAPORATOR
R
Dalam bagian ini akan dibaha
has skema peralatan evaporasi dan prinsip kerja
rja berbagal
evaporator serta beberapa kel
elebihan dan kekurangan masing-masing.
1. Horizontal Tube Evapora
rator.
Alat ini merupakan evapo
porator yang paling klasik dan sederhana. Evap
vaporator ini
banyak digunakan untuk keperluan-keperluan
k
kecil dengan teknologi sede
derhana.
Features
2. Basket Evaporator
Features
Sirkulasi/aliran cairan
n bisa berjalan dengan baik sehingga koefisie
sien transfer
panas akibat konveks
ksi alami (natural convection) besar, menjadika
ikan transfer
panas cukup efisien.. Sirkulasi aliran terjadi secara alami (naturall ccirculation)
karena adanya beda rapat massa yang diakibatkan oleh adanya
a b
beda fasa
antara cairan yang be
berada diluar pipa dengan cairan yang ada did
idalam pipa
dalam-pipa
<
irt-diluar-pipa).
Pengendapan kerak
k terjadi didalam pipa, sehingga Iebih mud
udah untuk
dibersihkan.
Catatan:
Pada saat sekarang, keb
ebanyakan industri menggunakan evaporator tipe
tip vertical
tube evaporator dan agititated film evaporator. Pada industri susu (atau
(at
bahan
makanan/dairy yang sen
ensitive terhadap panas), banyak digunakan ffalling film
evaporator.
ang akan dibahas secara khusus tentang fa
falling film
Pada sub-bab dibelakan
evaporator.
PEMILIHAN JENIS EVAP
PORATOR
Pemilihan jenis evaporat
rator setidak-tidaknya harus memperhatikan fa
faktor-faktor
berikut:
Sensitivitas bahan/prod
roduk terhadap panas
Tabel
dibawah
memb
mberikan
pedoman
pemilihan
evaporator
or
dengan
Bandingkan misalnya:
a. Pipa dengan ID = 2 cm, panjang 300 cm, penuh cairan.
Luas permukaan pipa = n.(ID).L = n (2)(300) = 600 n cm2
Volum cairan dalam pipa = (n/4).(1D2).L = (n/4)(22)(300) = 300 n cm3.
Perbandingan (luas/volume) = (600 n)/(300 n) = 2/cm
b. Pipa dengan ID = 2 cm, panjang 300 cm, tebal film = 0,2 cm.
Luas permukaan pipa = n.(ID).L = n (2)(300) = 600 n cm2
Volum n.(ID).L x 0,2 = n(2)(300)(0,2) = 120 n cm3
Perbandingan (luas/volume) = (600 n)/(120 n) = 5/cm.
Evaporator masa kini umumnya harus bekerja dengan beda suhu pemanas dan
cairan ( t) yang kecil, dalam rangka memaksimumkan pemakaian kembali panas
yang dibawa oleh uap yang terbentuk. Nilai
konveksi alamiah (natural convection) tidak berjalan baik (ingat: nilai koefisien
transfer panas pada konveksi alamiah tergantung
bekerja berdasarkan konveksi alamiah tidak cocok digunakan. Dengan falling film
evaporator, meskipun
sehingga nilai koefisien transfer panasnya tetap tinggi, meskipun t-nya kecil. Perlu
diperhatikan bahwa evaporator jenis forced convection kurang cocok untuk larutan
susu, karena: (a). akan memerlukan biaya pemompaan, dan (b). sirkulasi aliran
akan terlalu banyak sehingga kemungkinan ada cairan yang tinggal terlalu lama
dalam evaporator, yang dapat menyebabkan kerusakan susu. Pada falllng film
evaporator, tidak ada sirkulasi cairan.
Beda suhu, t, yang kecil akan mengakibatkan luas transfer panas yang diperlukan
menjadi besar, sesuai dengan persamaan:
A=
Q
A
U .t
2C.. S
Sekitar 20
separuh
evaporatorr
sehingga
Sistim dinamis
Sistim statis
a. Spiral Tube
Berbentuk pipa spiral
ral yang diletakkan dalam ruang steam pema
anas pada
evaporator, sehingga
a dapat
d
menggunakan panas dan steam dalam ev
evaporator.
b. Strigh-tube
Pipa berada diluarr evaporator,
e
meskipun panas disuplai dan
n steam di
evaporator. Pembersih
sihan lebih mudah, tetapi karena pressure drop
op-nya lebih
besar maka diperlukan
an energi untuk pemompaan yang lebih besar.
c. Plate
Berada diluar evapora
rator, dan biasanya dipakai sebagai preheaterr paling
p
awal
yang menggunakan pa
panas dari embunan dari evaporator terakhir.
PENGHEMATAN ENERG
GI PADA SISTIM EVAPORASI
Penghematan panas pada
da sistim evaporasi dapat dilakukan dengan dua
a ccara:
a.
Menggunakan beber
erapa evaporator yang disusun sen (mu/t
u/ti;ole-effect
evaporators).
b.
apor recompression).
Rekompresi Uap (Vap
a. Multiple-Effect Evapo
porators
Pada prinsipnya beberapa
pa evaporator tersusun sen dan terhubung sat
satu dengan
yang lain, tetapi masing-m
masing beroperasi pada tekanan yang berbeda
da. Gambar
dibawah merupakan conto
toh dan evaporator tiga efek (triple-effect evapora
orators).
Tekanan pada evaporator I (P-I)> P-Il> P-Ill, sehingga suhu evaporasi pada
evaporator 1(TI) > TII > TIII. Koneksi dibuat pada vapor line, dimana uap yang
dihasilkan dan evaporator sebelumnya digunakan sebagai pemanas evaporator
berikutnya. Uap dari evaporator I (besuhu TI pada P-I) praktis dalam keadaan lewat
jenuh pada tekanan P-Il. Steam segar (fresh steam) hanya dimasukkan pada efek
pertama (evaporator-I), dimana tekanannya pahng tinggi.
Pada efek terakhir, vapor line dihubungkan dengan sistim vakum, yang bisa berupa
condenserdengan pompa vakum atau jet ejector(pada gambar diatas digunakan jet
ejector).
Untuk penguapan sampai konsentrasi yang sama dengan kadar umpan yang
sama, penggunaan tri/e effect evaporator, dapat menghemat steam sampal 2/3-nya
dibandingkan jika digunakan evaporator tunggal. (Catatan: Kebutuhan steam pada
triole effect evaporator 1/3 x kebutuhan steam untuk evaporator tunggal).
Keuntungan dan kerugian penggunaan muItiIe effect evaporatot
Keuntungan: biaya operasi lebih murah (penghematan steam).
Kerugian:
Biaya investasi lebih tinggi (karena perlu membeli lebih banyak evaporator dan
sistim pemvakumannya, pompa dan lain-lain)
Forward feeo Steam pemanas masuk efek-1. Umpan (larutan encer) juga
masuk ke efek-1. Hasil efek pertama diumpankan ke efek-2 dan seterusnya.
Uap dan efek1 digunakan sebagai pemanas di efek-2, dan seterusnya. Pompa
hanya perlu digunakan untuk mengalirkan umpan ke efek-1, dan mengeluarkan
larutan pekat dan efek terakhir.
Backward feed. Umpan masuk ke efek terakhir, selanjutnya larutan hasH efek
terakhir dialirkan ke efek sebelumnya dan seterusnya. Pada akhirnya, produk
(yaitu: larutan pekat) dikeluarkan dan efek pertama. Steam pemanas masuk ke
efek-1. Uap hasil efek-1 digunakan sebagai pemanas pada efek-2 dan
seterusnya. Pompa perlu digunakan untuk mengalinkan larutan dan efek-n ke
b. Vapor Recompressio
ion.
Pada prinsipnya, uap hash
ha
dan evaporator dinahkkan tekannya den
engan cara
kompresi, sehingga suhu
hunya akan naik dan bisa digunakan sebagai
ai pemanas
evaporator tersebut. Ada
a dua
d cara rekompresi uap, yaitu:
b. 1. Thermal Vapor Rec
ecompression (TVR):
Rekompresi uap dilakukan
dil
dengan menggunakan sistim jet, men
enggunakan
steam tekanan tinggi
ting yang dialirkan dalam sebuah jet ejecto
tor. Karena
adanya tambahan
n steam
s
dan luar, biasanya akan menghasilkan
nu
uap dalam
jumlah yang berle
rlebihan sehingga sebagian uap harus dibu
ibuang atau
diembunkan kemba
bali.
Keuntungan:
Jumlah uap (tekana
nan rendah) yang dapat dihandle Iebih banyak.
Alat Iebih murah dan mudah perawatannya.
Kerugian:
Efisiensi mekanis da
dan jet rendah
Tidak fleksibel terha
hadap perubahan kondisi operasi.
Gambar dibawah
h adalah contoh penggunaan TVR pada fa
falling film
evaporator dua tingk
gkat.
b.2.
PERALATAN PEMBU
UAT VAKUM
Untuk operasi dengan
n tekanan dibawah 1 atm, diperlukan alat pembu
buat vakum.
Ada dua macam alatt pembuat
p
vakum yang dikenal secara umum, yait
aitu:
a. Pompa vakum
Biaya investasi lebih
le
tinggi. Tidak memerlukan motive fluid (misalnya:
steam), tetapi mem
emerlukan energi listrik. Jika harga energi listrik
list
mahal,
maka sebaiknya digunakan
dig
jet ejector.
b. Jet ejector.
Pada prinsipnya berupa
b
nozzle dengan rasio ukuran diamete
ter tertentu.
Berdasarkan motiv
tive fluid-nya, ada dua jenis jetejector, yaitu: (1).
). Steam jet
ejector (digunakan
an dalam sistim evaporasi bertingkat/multistage)
ge), dan (2).
Water jet ejector (misalnya digunakan dalam vacuum flute,).
,). Meskipun
biaya investasi dan
an perawatan-nya rendah, tetapi konsumsi steam
m tinggi.
b. Surface Condenser
ser
Merupakan conden
enser konvensional berupa selongsong yang d
didalamnya
terdapat pipa-pipa
a (shell and tubes).
bunan dan air pendingin terpisah.
Keuntungan: embu
Kerugian: biaya inv
investasi besar dan kebutuhan air pendingin lebih
ih banyak.
Gambar dibawah meru
erupakan contoh pemasangan sistim vakum men
enggunakan
barometric condenser
er dan jet ejector. Pada (a) digunakan steam jjet ejector,
sedangkan pada (b)) digunakan
d
water jet ejector. Perhatikan bahwa
a pada (b),
water jet ejector-nya menjadi
m
satu dengan barometric condenser.