Anda di halaman 1dari 16

BAB II

PEMBAHASAN
A. Sistem Pernapasan Pada Insekta
Pernapasan (Respirasi) adalah peristiwa menghirup udara dari luar yang,
mengandung (oksigen) serta menghembuskan udara yang banyak mengandung
karbondioksida sebagai sisa dari oksidasi keluar dari tubuh. Pengisapan udara ini
disebut inspirasi dan menghembuskan disebut ekspirasi.
Integumen serangga relatif impermeable(Impermeable adalah sifat suatu
bahan tidak bisa ditembus oleh partikel lain) terhadapa udara atau air, sehingga
sedikit sekali gas yang dapat melaluinya. Respirasi pada serangga terpisah
dengan sirkulasi (peredaran darah). Sistem respirasi pada serangga berlangsung
tanpa paru-paru dan menggunakan semcam tabung internal yang disebut trachea
dan kantung udara dimana oksigen (O2) berdifusi ke dalam jaringan tubuhnya
dan melepaskan kabon dioksida (CO2) yang diproduksi sebagai produk limbah
dari respirasi selular. Sistem respirasi serangga (dan arthropoda lainnya) terpisah
dari sistem peredaran darah. Sistem ini berupa jaringan tabung yang kompleks
(disebut sistem trakea) yang memberikan udara yang mengandung oksigen ke
setiap sel tubuh. Struktur untuk pernapasan serangga meliputi:
1. Spirakel
2. Trakhea
3. Trakheole
4. Air sac (kantung udara)

Pernapasan (pertukaran gas) pada serangga terutama dengan sistem trakhea.


Trakhea berbentuk seperti tabung berwarna putih keperakan dengan cabang yang
banyak. Cabang-cabang trakhea yang terkecil yang langsung berhubungan
dengan jaringan dinamakan trakheole. Pembuluh trakea bermuara pada lubang
kecil yang ada di kerangka luar (eksoskeleton) yang disebut spirakel. Spirakel
berbentuk pembuluh silindris yang berlapis zat kitin, dan terletak berpasangan
pada setiap segmen tubuh. Spirakel mempunyai katup yang dikontrol oleh otot
sehingga membuka dan menutupnya spirakel terjadi secara teratur. Pada
umumnya spirakel terbuka selama serangga terbang, dan tertutup saat serangga
beristirahat.

Oksigen dari luar masuk lewat spirakel. Kemudian udara dari spirakel menuju
pembuluh-pembuluh trakea dan selanjutnya pembuluh trakea bercabang lagi menjadi
cabang halus yang disebut trakeolus sehingga dapat mencapai seluruh jaringan dan
alat tubuh bagian dalam. Trakeolus tidak berlapis kitin, berisi cairan, dan dibentuk
oleh sel yang disebut trakeoblas. Pertukaran gas terjadi antara trakeolus dengan selsel tubuh. Trakeolus ini mempunyai fungsi yang sama dengan kapiler pada sistem
pengangkutan (transportasi) pada vertebrata.

1. spiracle; 2. tracheal trunk; 3. tracheal tube; 4. air sacs; 5. otot dada


Trakhea merupakan tabung yang dimulai dari spirakel, kemudian bercabangcabang ke dalam seluruh bagian tubuh. Trakhea dibentuk dari penonjolan
kutikula ke bagian dalam organ tubuh serangga, dilapisi oleh lapisan intima
(kutikula dan lilin) yang ikut serta terlepas pada saat serangga ganti kulit. Pada
trakhea terdapat lingkaran berbentuk cincin atau spiral di sepanjang tabung yang
dinamakan taenidium dan berfungsi untuk mencegah pecahnya trakhea.
Kantong udara (air sac) tidak memiliki penebalan sehingga bisa
mengembang dan mengempis. Fungsi kantong udara adalah:
1) untuk menurunkan berat badan serangga, terutama bagi serangga yang
terbang;
2) Sebagai reservoir dari oksigen;
3) Sebagai penghembus udara dalam mendistribusi udara dan penurunan suhu
tubuh terutama pada saat terbang;
4) Untuk meningkatkan tekanan tubuh selama waktu-waktu tertentu; seperti
pada saat pergantian kulit.

Pernapasan terjadi karena adanya difusi, yaitu gerakan gas dari keadaan
konsentrasi yang tinggi ke konsentrasi yang rendah. Karena adanya gerakangerakan otot pada bagian abdomen menyebabkan kantong udara mengembang
dan mengempis yang dapat mempercepat proses difusi. Pada serangga air
(aquatic insect) terdapat perubahan-perubahan tertentu, yaitu:
a) Adanya tabung udara yang terdapat pada bagian thoraks (pada pupa) dan
pada bagian abdomen (larvanya)
b) Adanya insang pada bagian integumen yang penuh dengan trakhea
c) Adanya gelembung udara (plastron).
Sistem pernafasan pada serangga mengenal dua sistem, yaitu sistem terbuka
dan sistem tertutup.(carii perbedaannya) Digunakan alat/organ yang disebut
spirakulum (spiracle), juga tabung-tabung trakhea dan trakheola. Tekanan total
dari udara sebenarnya merupakan jumlah tekanan gas N2, O2, CO2 dan gas-gas
lain. O2 sendiri masuk ke dalam jaringan dengan satu proses tunggal: adanya
tekanan udara dalam jaringan. Tekanan O2 dengan demikian harus lebih besar

daripada tekanan udara dalam jaringan, sebaliknya tekanan CO2 dalam jaringan
harus lebih besar dibanding yang ada di udara.(lihat gambar sel respirasi). Laju
diffusi diukur dengan rumus 1/d (sebagai suatu peristiwa diffusi pasif).
Pada umumnya serangga akuatik kecil luas permukaan tubuhnya lebih besar
daripada volumenya, sehingga difusi O2 dapat berjalan dengan baik berhubung
luas permukaan yang cukup untuk akomodasi aliran O2 dari luar tubuh.
Sebaliknya pada serangga yang ukurannya lebih besar, harus dibantu dengan
menggunakan kantung udara (air-sacs), yang mengumpulkan udara dengan
mekanisme kontraksi, yang harus didukung oleh suatu sistem pemanfaatan
energi. Contohnya pada beberapa jenis belalang yang mampu hidup di dalam air.
Sistem respirasi terbuka banyak digunakan oleh serangga-serangga darat dan
beberapa jenis serangga air, sedang sistem tertutup digunakan oleh serangga air,
yang tidak menggunakan spirakulum, antara lain untuk mencegah supaya jangan
terjadi evapotranspirasi.

Mekanisme pernapasan pada serangga, misalnya belalang, adalah sebagai


berikut:
Jika otot perut belalang berkontraksi maka trakea mexrupih sehingga udara
kaya CO2 keluar. Sebaliknya, jika otot perut belalang berelaksasi maka trakea
kembali pada volume semula sehingga tekanan udara menjadi lebih kecil
dibandingkan tekanan di luar sebagai akibatnya udara di luar yang kaya 02
masuk ke trakea.
Sistem trakea berfungsi mengangkut O2 dan mengedarkannya ke seluruh
tubuh, dan sebaliknya mengangkut C02 basil respirasi untuk dikeluarkan dari
tubuh. Dengan demikian, darah pada serangga hanya berfungsi mengangkut sari
makanan dan bukan untuk mengangkut gas pernapasan.

Di bagian ujung trakeolus terdapat cairan sehingga udara mudah berdifusi ke


jaringan. Pada serangga air seperti jentik nyamuk udara diperoleh dengan
menjulurkan tabung pernapasan ke perxnukaan air untuk mengambil udara.
Serangga air tertentu mempunyai gelembung udara sehingga dapat menyelam di
air dalam waktu lama. Misalnya, kepik Notonecta sp. mempunyai gelembung
udara di organ yang menyerupai rambut pada permukaan ventral. Selama
menyelam, O2 dalam gelembung dipindahkan melalui sistem trakea ke sel-sel
pernapasan.
Selain itu, ada pula serangga yang mempunyai insang trakea yang berfungsi
menyerap udara dari air, atau pengambilan udara melalui cabang-cabang halus
serupa insang. Selanjutnya dari cabang halus ini oksigen diedarkan melalui
pembuluh trakea.
Pada kepik air (Belastomatidae) digunakan "insang fisis" atau physical gill
digunakan untuk mengumpulkan gelembung, dan jaringan mengambil O2 dari
dalam gelembung-gelembung udara yang disimpan. Jika tekanan parsial O2
menurun,tekanan udara di dalam air menjadi lebih besar, akan ada gerakan udara
dari dalam air ke dalam tubuh serangga, sehingga terkumpullah gelembunggelembung udara. Apabila di dalam gelembung udara yang disaring tersebut
sudah terkandung terlalu banyak N2, maka serangga akan muncul ke permukaan
dan membuka mulut.
Sebaliknya terdapat juga serangga yang mampu tinggal lama di dalam air
dengan bantuan suatu organ yang disebut plastron, suatu filamen udara. Dengan
alat ini maka CO2 yang terbentuk dibuang, dan O2 yang terlarut diambil
langsung (bukan dalam ujud gelembung udara). Bangunan ini sering juga disebut
sebagai insang fisis khusus (special physical gill). Karenanya serangga mampu
bertahan di dalam air dalam jangka waktu yang lebih lama. Serangga air juga ada

yang memanfaatkan insang trakheal (tracheal gill), yang merupakan insang


biologis, berfungsi karena gerak biologis.

B. Sistem Reproduksi Pada Insekta


Sistem reproduksi adalah suatu rangkaian dan interaksi organ dan zat dalam
organisme yang dipergunakan untuk berkembang biak. Sistem reproduksi pada
suatu organisme berbeda antara jantan dan betina. Reproduksi adalah cara dasar
mempertahankan diri yang dilakukan oleh semua

bentuk

individu organisme ada sebagai hasil dari suatu proses

kehidupan

reproduksi

setiap
oleh

pendahulunya.
Serangga adalah binatang dioecious, yang berarti hanya satu jenis kelamin
pada satu individu. Sangat jarang serangga yang hermaprodit, yakni memiliki
dua jenis kelamin dalam satu invidu.
Walaupun beragam tampilannya, organ reproduksi serangga memiliki
struktur dan fungsi yang sama dengan organ reproduksi pada vertebrata: testis
pada jantan menghasilkan sperma dan ovarium pada betina menghasilkan telur.
Kedua jenis gamet ini haploid dan uniseluler, tetapi telur biasanya memiliki
volume yang jauh lebih besar daripada sperma.
Setiap sistem reproduksi dapat bervariasi dalam bentuk (misalnya gonad dan
kelenjar aksesori), posisi (misalnya tambahan kelenjar aksesori), dan jumlah
(misalnya tabung ovarium atau testis, atau organ penyimpanan sperma) antara
kelompok serangga yang berbeda, dan kadang-kadang bahkan di antara spesies
yang berbeda dalam genus.

Gambar 1. Sistem reproduksi jantan pada belalang (Orthoptera:


Acrididae): A. Testis; B. Ejaculatory duct
Gambar 2. Sistem reproduksi betina pada belalang (Orthoptera:
Acrididae): A. Ovarium; B. Spermatecha; C. bursa copulatrix
Gambar 1 dan 2 memperlihatkan sistem reproduksi pada belalang: sistem
reproduksi jantan (Gambar 1) dan sistem reproduksi betina (Gambar 2). Organ
reproduksi yang terlihat jelas adalah testis (Gambar 1A), ejaculatory duct
(Gambar 1B), ovarium (Gambar 2A), spermatecha yang tergabung bersama
kelenjar atau organ aksesori lainnnya (Gambar 2b) dan bursa copulatrix (Gambar
2C).
Sistem Reproduksi Jantan

Gambar 3. Sistem Reproduksi Jantan: A. testes;


B. follicles; C. vasa efferentia; D. seminal vesicles;
E. vasa deferentia; F. ejaculatory duct;
G. aedeagus; H. accessory glands
Sistem reproduksi jantan terdiri atas sepasang testis (Gambar 1A dan 3A)
yang terletak di ujung belakang abdomen. Setiap testis mengandung unit-unit
fungsional (folikel, Gambar 3B) dimana sperma dihasilkan. Sperma matang yang
keluar dari testis melewati saluran pendek (vas efferentia, Gambar 3C) dan
mengumpul di ruang penyimpan (vesikula seminalis, Gambar 3D). Saluran yang
sama (vas deferens, Gambar 3E) mengarah keluar dari vesikula seminalis,
bergabung satu sama lain di sekitar pertengahan tubuh, dan membentuk saluran
ejakulasi (ejaculatory duct, Gambar 1B dan 3F) tunggal yang mengarah keluar
dari tubuh melalui organ kelamin jantan (aedeagus, Gambar 3G).
Satu atau lebih pasangan kelenjar aksesori (accessory glands, Gambar 3H)
biasanya berhubungan dengan sistem reproduksi jantan, yaitu organ-organ
sekretori yang terhubung dengan sistem reproduksi melalui saluran pendek beberapa mungkin menempel dekat testis atau vesikula seminalis, yang lainnya
mungkin berhubungan dengan saluran ejakulasi.
Sistem Reproduksi Betina

Gambar 4. Sistem Reproduksi Betina:


A. ovaries; B. ovarioles; C. lateral
oviducts;
D. common oviduct; E. bursa copulatrix;
F. accessory glands; G. spermatheca;
H. spermathecal gland
Sistem reproduksi betina terdiri atas sepasang ovarium (Gambar 2A dan 4A).
Setiap ovarium terbagi menjadi unit-unit fungsional (ovariol, Gambar 4B) di
mana telur dihasilkan. Satu ovarium dapat mengandung puluhan ovariol,
umumnya sejajar satu sama lain. Telur matang meninggalkan ovarium melalui
saluran telur lateral (lateral oviducts, Gambar 4C). Pada sekitar pertengahan
tubuh, saluran telur lateral ini bergabung untuk membentuk common oviduct
(Gambar 4D) yang membuka ke ruang alat kelamin yang disebut bursa copulatrix
(Gambar 2C dan 4E).
Kelenjar aksesori betina (accessory glands, Gambar 4F) memasok pelumas
untuk sistem reproduksi dan mengeluarkan kulit telur kaya protein (chorion)
yang mengelilingi seluruh telur. Kelenjar ini biasanya dihubungkan dengan
saluran kecil ke saluran telur umum atau bursa copulatrix.
Selama kopulasi, jantan menyimpan spermatophore di bursa copulatrix.
Kontraksi peristaltik menyebabkan spermatophore masuk ke dalam spermatheca

(Gambar 2B dan 4G) betina, sebuah ruang kantong penyimpanan sperma.


Kelenjar spermathecal (spermathecal gland, Gambar 4H) memproduksi
enzim (untuk mencerna lapisan protein spermatophore) dan nutrisi (untuk
mempertahankan sperma sementara berada di penyimpanan). Sperma dapat
hidup di spermatheca selama berminggu-minggu, bulan, atau bahkan bertahuntahun.
C. Sistem Ekskresi
Sistem ekskresi adalah proses pengeluaran atau pembuangan zat-zat sisa
hasil metabolisme tubuh. Zat-zat sisa metabolisme dapat berupa gas, zat cair dan
zat padat. Eksresi adalah prose pembuangan zat sisa yang berbentuk gas dan cair.
Alat dan sistem ekskresi pada setiap makhluk hidup tidaklah sama.
Alat ekskresi serangga adalah pembuluh Malpighi. Pembuluh Malpighi yaitu
alat pengeluaran yang berfungsi seperti ginjal pada vertebrata. Pembuluh
Malpighi pada Sistem Ekskresi Serangga berupa kumpulan benang halus yang
berwarna putih kekuningan dan pangkalnya melekat pada pangkal dinding usus.
Di samping pembuluh Malpighi, Sistem Ekskresi pada Serangga juga memiliki
sistem trakea untuk mengeluarkan zat sisa hasil oksidasi yang berupa CO2.
Sistem Ekskresi Serangga berupa trakea ini berfungsi seperti paru-paru pada
vertebrata.
Sistem Ekskresi Serangga (Belalang) tidak dapat mengekskresikan amonia
dan harus memelihara konsentrasi air di dalam tubuhnya. Amonia yang
diproduksi dari hasil Sistem Ekskresi Serangga diubah menjadi bahan yang
kurang toksik yang disebut asam urat. Asam urat berbentuk kristal yang tidak
larut.

Bagian-bagian Sistem Ekskresi Serangga dapat dilihat pada gambar diatas.


Pembuluh Malpighi terletak di antara usus tengah dan usus belakang. Darah
mengalir lewat pembuluh Malpighi. Saat cairan bergerak lewat bagian
proksimal pembuluh Malpighi, bahan yang mengandung nitrogen diendapkan
sebagai asam urat, sedangkan air dan berbagai garam diserap kembali secara
osmosis dan transpor aktif. Asam urat dan sisa air masuk ke usus halus dan
sisa air akan diserap lagi. Kristal asam urat dapat diekskresikan lewat anus
bersama dengan feses. Sebagian zat sisa yang mengandung nitrogen
digunakan untuk membentuk kitin pada eksoskeleton dan dapat diekskresikan
pada waktu pengelupasan kulit (molting).
Cara kerja sistem ekskretori pada serangga yaitu malpighian tubules
menghasilkan filtrat yang bersifat isosmotik dari haemolymph yang
mempunyai kandungan ion K+ yang tinggi, Na+ yang rendah dan Cl- sebagai
anion utama, transport ion secara aktif, terutama K+, ke dalam lumen dari
Malpighian tubules menghasilkan gradien osmotik dan menyebabkan air
berdifusi secara pasif ke dalam lumen. Gula dan kebanyakan asam amino
secara pasif tersaring dari haemolymph. Gula (sukrose dan treholose) diserap
kembali dari lumen ke dalam haemolymph. Semua proses ini menghasilkan
urine yang kemudian dicurahkan ke dalam usus, di dalam rectum, urine

dimodifikasi dengan membuang zat-zat terlarut dan air untuk menjaga


keseimbangan cairan dan ion-ion (homeostasis) di dalam tubuh serangga. Selsel khusus di dalam rectal pad melakukan penyerapan kembali ion Cl- secara
aktif atas pengaruh hormone.
Proses ini menyebabkan gradien elektrik dan osmotik yang menyebabkan
penyerapan kembali ion-ion yang lain, air, asam-asam amino dan asetat.
Ekskresi Nitrogen yaitu pada serangga pemakan darah, kelebihan N
diekskresikan dalam bentuk ammonia pada yang hidup di air dan sebagai
asam urat, urea, pteridine, hypoxanthine, allantoine, dan asam allantoinat pada
serangga terrestrial. Ammonia adalah senyawa toxic, oleh karena itu, ia harus
diekskresikan melalui urine, faeces atau diuapkan melalui kutikula misalnya
pada kecoa.

BAB III
PENUTUP
1.

KESIMPULAN
Pernapasan (Respirasi) adalah peristiwa menghirup udara dari luar yang,
mengandung (oksigen) serta menghembuskan udara yang banyak mengandung
karbondioksida sebagai sisa dari oksidasi keluar dari tubuh. Sistem ini berupa
jaringan tabung yang kompleks (disebut sistem trakea) yang memberikan udara
yang mengandung oksigen ke setiap sel tubuh. Struktur untuk pernapasan
serangga meliputi:
a. Spirakel
b. Trakhea
c. Trakheole
d. Air sac (kantung udara)
Serangga adalah binatang dioecious, yang berarti hanya satu jenis kelamin
pada satu individu. Sangat jarang serangga yang hermaprodit, yakni memiliki
dua jenis kelamin dalam satu invidu.
Sistem Reproduksi Jantan:

Sistem Reproduksi Betina:

a. testes;

a. ovaries;

b. follicles;

b. ovarioles;

c. vasa efferentia;

c. lateral oviducts;

d. seminal vesicles;

d. common oviduct;

e. vasa deferentia;

e. bursa copulatrix;

f. ejaculatory duct;

f. accessory glands;

g. aedeagus;

g. spermatheca;

h. accessory glands

h. spermathecal gland

Sistem ekskresi adalah proses pengeluaran atau pembuangan zat-zat sisa


hasil metabolisme tubuh. Alat ekskresi serangga adalah pembuluh Malpighi.
Pembuluh Malpighi yaitu alat pengeluaran yang berfungsi seperti ginjal pada
vertebrata. Pembuluh Malpighi pada Sistem Ekskresi Serangga berupa kumpulan
benang halus yang berwarna putih kekuningan dan pangkalnya melekat pada
pangkal dinding usus. Di samping pembuluh Malpighi, Sistem Ekskresi pada
Serangga juga memiliki sistem trakea untuk mengeluarkan zat sisa hasil oksidasi
yang berupa CO2. Sistem Ekskresi Serangga berupa trakea ini berfungsi seperti
paru-paru pada vertebrata.

Anda mungkin juga menyukai