Laporan Kasus
Laporan Kasus
LEMBAR PENGESAHAN
Laporan Kasus Dengan Judul Seorang Pasien Dengan Gangguan Afektif Bipolar
Episode Kini Manik Dengan Gejala Psikotik
Oleh :
Jenly Y Bonde
Mengetahui,
Pembimbing
LAPORAN KASUS
I.
IDENTITAS PASIEN
Nama
: Ny. M.K
Umur
: 56 tahun
Jenis kelamin
: Perempuan
Status perkawinan
Pendidikan terakhir
: SMA
Pekerjaan
Suku bangsa
: Minahasa
Agama
: Kristen Protestan
Alamat sekarang
Tanggal MRS
: 26 Mei 2014
Cara MRS
Tanggal pemeriksaan
: 30 Mei 2014
Tempat pemeriksaan
Keluhan utama:
Marah-marah, telanjang, jalan-jalan tanpa arah, merusak mobil dan
mengejar orang.
B.
Riwayat pendidikan.
Pasien bersekolah sampai bangku SMA, disekolah pasien
termasuk anak yang suka bergaul.
b.
Riwayat pekerjaan.
Pasien bekerja di kantor gubernur SULUT (PNS)
c.
Riwayat psikoseksual.
Pasien berhubungan seksual dengan suami pasien, tidak
memiliki anak karena rahimnya sudah diangkat.
d.
Riwayat perkawinan.
Pasien sudah menikah, pernikahan I tahun 1978, tidak
memiliki anak,keguguran lebih dari 3kali.Pernikahan II tahun
2004, tidak memiliki anak.
e.
Kehidupan beragama.
Pasien seorang yang beragama Kristen Protestan dan rajin
mengikuti ibadah.
f.
Aktifitas sosial.
Pasien mengaku hubungan dengan keluarga baik.
g.
h.
i.
Riwayat keluarga.
SILSILAH KELUARGA/GENOGRAM
KETERANGAN :
= ayah pasien
= ibu pasien
= pasien
IV.
: normal/biasa/eutimik
: luas
: serasi
C. Karakteristik bicara
Selama wawancara pasien menyimak pertanyaan dan menjawab
pertanyaan dengan jawaban yang cukup tepat. Artikulasi jelas, volume
sedang dan intonasi jelas. Pasien menoleh saat dipanggil namanya.
D. Gangguan persepsi
Pasien mengalami halusinasi visual
E. Pikiran
Bentuk pikiran : tidak ada gangguan spesifik pada bentuk pikiran
Isi pikir
: waham kebesaran
F. Kesadaran dan fungsi kognitif
1. Tingkat kesadaran : Compos mentis
Orientasi
- Orientasi waktu : baik
- Orientasi tempat : baik
- Orientasi orang : baik
Daya konsentrasi
: cukup
Perhatian
: pada saat wawancara pasien mampu
memusatkan perhatian dan tidak mudah teralih, namun sesekali
jawaban yang diberikan tidak sesuai realita.
2. Daya ingat :
Jangka panjang
: susah untuk mengingat jangka panjang
Jangka pendek
: baik
Segera
: baik
G. Daya nilai
: baik
bantuan
tetapi
dalam
wakyu
yang
bersamaan
menyangkal penyakitnya)
I. Taraf dapat dipercaya
dapat dipercaya
: Tampak sehat
Kesadaran
: Compos Mentis
Tanda vital
Kepala
Thoraks
Abdomen
Ekstremitas
B. Pemeriksaan neurologis
GCS
: E4M6V5
TRM
: Tidak ada
Mata
anamnesis
(secara
autoanamnesis
dan
Aksis II
Aksis III
mellitus)
Aksis IV
Aksis V
VIII. PROBLEM
A. Organobiologi
: Diabetes melitus
B. Psikologi
pasien
berada
dalam
pengawasan
keluarga,
untuk
Ad vitam
: bonam
Ad fungsionam : dubia ad bonam
Ad sanationam : dubia ad malam
XI. ANJURAN
Dianjurkan kepada keluarga pasien agar mengawasi pasien sehingga
pasien mengonsumsi obatnya dengan teratur. Usahakan pasien berada
dalam pengawasan keluarga, untuk menghindari hal-hal yang tidak
diinginkan. Memberikan pengertian kepada keluarga akan pentingnya
peran keluarga pada perjalanan penyakit.
XII. DISKUSI
Diagnosis pasien ini ditegakkan berdasarkan anamnesis. Dari
anamnesis ditemukan gejala-gejala yang berkaitan dengan Gangguan
Afektif Bipolar episode Manik. Gejalanya meliputi gejala manic dan
depresi. Dalam kasus ini dapat dilihat bahwa, awalnya beberapa minggu
sebelum MRS, pasien mengeluh sering capek dan terlihat kurang
bersemangat, dan seminggu SMRS pasien susah tidur dan sering
memberontak dan marah-marah tidak jelas,dan Sampai akhirnya pada
hari sabtu memecahkan kaca mobil.
Berdasarkan PPDGJ III, pedoman diagnostik gangguan afektif
bipolar,episode kini manik dengan gajala psikotik karena memenuhi
criteria mania dengan geja psikotik yaitu episode sudah berlangsung
lebih dari 1 minggu dan mengacaukan aktivitas social,serta pasien
mengalami kebanyakan bicara dan ditemukan ide-ide perihal kebesaran
dan adanya halusinasi dan juga pasien terdapat episode depresif pada
masa lampau.
Pada pasien diberikan Zofredal 2mg 2x1 tab dan Clobazam 10 mg
0-0-1 karena.
.
Selain itu juga edukasi terhadap pasien dan keluarga perlu
diberikan. Untuk pasien agar memahami gangguannya, cara pengobatan,
efek samping yang dapat muncul, kemudian yang penting juga ialah
meningkatkan kesadaran dalam kepatuhan dan keteraturan minum obat.
Keluarga pasien juga diberikan terapi keluarga dalam bentuk
psikoedukasi berupa penyampaian informasi kepada keluarga mengenai
penyebab penyakit yang dialami pasien serta pengobatannya sehingga
keluarga dapat memahami dan menerima kondisi pasien untuk minum
obat
dan kontrol
secara teratur
serta mengenali
gejala-gejala
kekambuhan secara dini. Peran keluarga dekat dalam kasus ini sangat
penting, terutama dalam hal motivasi dan perhatian, sehingga pasien
merasa nyaman tinggal.
XIII. WAWANCARA PSIKIATRI
Wawancara dilakukan di ruang Maengket RS Prof.dr.V.L.
Ratumbuysang pada tanggal 30 Mei 2014.
Keterangan :
A: Pemeriksa
B: Pasien
C: Suami Pasien
A : Selamat Sore...
B : Selamat sore dokter
A : Perkenalkan saya dokter muda Jenly, ada mo tanya-tanya ne pa ibu.
B : oh io dok
A : Sapa dang ibu punya nama?
B : Maria Kindangen
A : Umur berapa dang?
B : Skarang somo 56 tahun,
A : Tinggal dimana ibu?
B : di dekat stadion klabat
A : Ibu Maria asal mana dang?
B : Kembes