dan membina seorang atlet yang berprestasi tinggi di perlukan suatu proses pembinaan jangka panjang dan memerlukan penanganan sejak usia dini atau
usia anak sekolah dasar (Soegiyono, 2000 : 70). Hal tersebut didasarkan atas perhitungan The Golden Age atau usia emas puncak dari berbagai cabang
olahraga dicapai sekitar umur 14 sampai 25 tahun, dan proses pembinaan atlet untuk mencapai prestasi puncak dibutuhkan waktu kurang lebih 6 sampai 10
tahun. Berdasarkan teori tersebut mahka orientasi pembinaan olahraga dimulai usia dini atau sekitar 6 sampai 14 tahun.
Sepak bola adalah olahraga permainan yang dimainkan oleh dua tim. Setiap tim terdiri dari 11 pemain inti ditambah dengan beberapa pemain
cadangan (H. Subardi, Andri Setyawan, 2007 : 23). Adapun mengetahui teknik dasar sepak bola (1) teknik tampa bola, (2) teknik dengan bola. Feri
kurniawan (2011 : 50).
Tujuan permainan sepak bola adalah bagaimana pemainan tersebut dapat mencetak goal (H. Subardi, Andri Setyawan, 2007 : 23).
Namun pada kenyataan dilapangan para siswa di sekolah SMA PUTRADHARMA GLOBAL SCHOOL beberapa kali mengalami kegagalan saat
melakukan tendangan shooting ke gawang.
Otot tungkai sangat membantu seorang siswa dalam mencapai ketepatan shooting dengan maksimal, jadi seorang siswa yang ingin menghasilkan
ketepatan tendangan shooting yang baik maka harus di barengi dengan koordinasi mata kaki yang maksimal. Semakin terkoordinasi mata kaki maka hasil
ketepatan shooting sangat baik.
Dengan demikian seorang siswa memiliki otot tungkai yang baik serta dibarengi dengan koordinasi mata kaki yang maksimal dan mendukung
dalam mencapai hasil ketepatan shooting sepak bola pada siswa SMA PUTRADHARMA GLOBAL SCHOOL. Untuk itu penulis merasa perlu meneliti
lebik dalam mengenai: Hubungan koordinasi mata kaki dan kekuata otot tungkai terhadap hasil ketepatan shooting sepak bola pada siswa SMA
PUTRADHARMA GLOBAL SCHOOL
B.
1.
asumsi agar peneliti ini tidak menyimpang dari maksud serta sasaran dari penelitian. Disamping itu pula hal ini dilakukan sebagai langkah untuk
memudahkan dalam proses penelitian yang dilaksanakan. Proses penelitian haruslah bersifat komplek yang artinya harus terdapat ruang lingkup penelitian
yang jelas. Maka karena itu peneliti harus membatasi ruang lingkup masalah. Dalam penelitian ini, peneliti melakukan penelitian dengan ruang lingkup
penelitian sebagai berikut:
a. Hubungan kekuatan otot tungkai terhadap hasil ketepatan shooting sepak bola pada siswa SMA PUTRADHARMA GLOBAL SCHOOL
b. Hubungan koordinasi kekuatan otot tungkai terhadap hasil ketepatan shooting sepak bola pada siswa SMA PUTRADHARMA GLOBAL SCHOOL
c. Hubungan koordinasi mata kaki dan kekuatan otot tungkai terhadap hasil ketepatan shooting sepak bola pada siswa SMA PUTRADHARMA GLOBAL
SCHOOL
d. Penelitian ini dilakukan pada siswa SMA PUTRADHARMA GLOBAL SCHOOL
2. Rumusan masalah
Berdasarkan pada pemahaman latar belakang masalah diatas, maka penulis selanjutnya menentukan rumusan masalah yang akan dilakukan pada
penelitian. Adapun beberapa masalah penelitian tersebut penulis mengidentifikasi sebagai berikut:
a. Seberapa besar hubungan koordinasi mata kaki tehadap hasil tendangan shooting sepak bola pada siswa SMA PUTRADHARMA GLOBAL SCHOOL?
b. Seberapa besar hasil ketepatan shooting sepak bola pada siswa SMA PUTRADHARMA GLOBAL SCHOOL?
c. Seberapa besar hubungan koordinasi mata kaki dan kekuatan otot tungkai terhadap hasil ketepatan shooting sepak bola pada siswa SMA
PUTRADHARMA GLOBAL SCHOOL?