dumai mempunyai bahan mentah minyak dari Sumatera Light Crude dan Duri Light
Crude
Tabel 1. Karakteristik Produk Distilasi Atmosferik Minyak Bumi Mentah
Residu yang diperoleh akan rusak (terurai) jika terus didistilasi pada tekanan
atmosferik dengan temperatur yang lebih tinggi lagi. Oleh karena itu, residu ini
didistilasi lagi pada tekanan vakum.
laju
korosi
bahan
konstruksi
unit
pengolahan,
menyebabkan
di dalam kolom distilasi lain yang disebut kolom stabilisasi. Produk samping dan
bawah
yang
berupa
cairan
dilucuti
oleh
kukus
dan
diuapkan
lagi
untuk
menyempitkan rentang titik didihnya. Pelucutan ini diselenggarakan dalam kolomkolom pelucut kecil yang disusun setelah kolom distilasi utama.
ralatan utama:
Crude Distillation Tower (CDU/ T-1), atmospheric sidestream stripper (T-2) terdiri dari
T-2A (kerosin), T-2B (LGO) dan T-2C (HGO).
Peralatan Pendukung :
Fraksionasi akumulator (D-1), KO drum (D-2, D-5 & D-3), heater (H-1 & H-2).
pompa
ke
unit
penukar
panas
E-1
sampai
E-7
sehingga
temperaturnya mencapai 210oC dan dialirkan ke tungku pemanas, heater H-1 untuk
memanaskannya sampai dengan temperature 330 oC. Kemudian umpan masuk ke
kolom distilasi (T-1) untuk memisahkan crude oil tersebut berdasarkan fraksi-fraksi
titik didihnya. Proses pemisahan ini dilakukan pada tekanan atmosferik. Produk atas
menghasilkan fraksi minyak teringan
melewati penukar panas E-8 lalu masuk ke tangki akumulator D-2, D-5 dan D-3
untuk memisahkan gas-gas yang ringan dengan naphtha. Gas-gas tersebut dibuang
ke flare sedangkan fasa cairnya sebagian dikembalikan ke kolom distilasi dan
sebagian lagi diambil sebagai produk naphtha (Straight Run Naphtha).
Dari tray 32, dengan menggunakan pompa ditarik side stream yang disebut
TPA (Top Pump Around) yang setelah melalui penukar panas E-1 dan didinginkan
dengan menggunakan pendingin air laut dalam E-10 dan dikembalikan ke puncak
menara. Produk samping dari kolom distilasi tersebut dimasukkan ke kolom stripper,
T-2. Fraksi kerosene diambil dari tray 24 dan mengalir ke stripper T-2A secara
gravitasi. LGO (Light Gas Oil) diambil dari tray 12 dan mengalir ke stripper T-2B
secara gravitasi untuk dihilangkan fraksi ringannya. Sedangkan HGO (Heavy Gas
Oil)
decomposition/cracking
umpan.
Temperature
thermal
temperature pada komposisi umpan yang tetap. Jika tekanan top kolom tidak dapat
dijaga tetap dan operasi CDU hanya mengandalkan quality control produk hanya
berdasarkan pengaturan temperature tray/temperature draw off, maka komposisi
produk akan berubah cukup signifikan. Pressure swing yang sangat sering akan
membuat operasi CDU menjadi tidak stabil. Untuk menjaga stabilitas tekanan top
kolom maka dipasang temperature controller yang di-cascade dengan flow top
reflux.
4. Stripping Steam
Jumlah stripping steam (superheated) yang dimasukkan ke bottom tiap side cut
product stripper digunakan untuk menghilangkan uap ringan yang terlarut dalam
produk, yang akan menentukan flash point produk. Stripping steam dapat juga
dimasukkan ke bagian bawah/bottom kolom CDU sebagai pengganti reboiler dengan
fungsi sama, yaitu menghilangkan fraksi ringan yang ada dalam produk bottom
kolom CDU.
Permasalahan, Penyebab, dan Troubleshooting yang terjadi di Crude
Distillation
Permasalahan
Endpoint
Penyebab
Trobleshooting
produk Adanya
naphtha tinggi.
fraksi
Turunkan temperture
kerosene
terikut top
dalam
produk dengan
naphtha.
kolom
CDU
menambah
dengan
tidak
sampai
mengganggu
spesifikasi
produk
kerosene.
Derajat
pemisahan-
naphtha-kerosene
Perubahan komposisi
umpan.
atau kerosene-diesel
rendah.
temperature
flash zone.
Perubahan
temperature
Atur
temperature
flash draw
zone.
-
Atur
off
masing-
masing produk.
Perubahan
Senyawa - senyawa
garam
terpisahkan
tidak corrosion
dengan inhibitor/filming
sempurna di desalter.
Supply
air
laut-
Evaluasi pemakaian
amine.
Turunkan
hingga
CDU
tekanan
bermasalah/tidak
ada supply air laut.
feed
temperature/
top
kolom
tidak
terlalu
tinggi.
Jika
tidak
dapat
harus di-shutdown.
Pompa feed kavitasi. -
crude
oil
ke umpan
dalam umpan.
untuk
ada
di
tidak
dapat
komponen minyak bumi berdasarkan perbedaan titik didihnya. Primary processing terdiri dari
Crude Distillation Unit/CDU dan Vacuum Distillation Unit/VDU.
2.
Secondary
Processing
Unit-unit yang dikelompokkan ke dalam secondary processing adalah unit-unit yang melibatkan
reaksi kimia. Secondary processing terdiri dari Hydrotreating process, Catalytic
Reforming/Platforming process, Hydrocracking process, Fluid Catalytic Cracking/Residual
Catalytic Cracking/Residual Fluid Catalytic Cracking/High Olefine Fluid Catalytic Cracking,
Hydrogen Production Unit/HPU, Delayed Coking Unit/DCU, dan Visbraking.
3.
Recovery
Processing
Unit-unit yang dikelompokkan ke dalam recovery processing adalah unit-unit yang bertujuan
untuk memperoleh kembali minyak yang diproduksi atau chemical yang digunakan di unit-unit
primary dan secondary processing atau untuk mengolah limbah cair atau gas sebelum dibuang ke
laut atau udara luar/lingkungan sekitar. Recovery processing terdiri dari Amine unit, Sour Water
Stripping Unit, dan Sulphur Recovery Unit.
LCN
Light Cracked Naphtha
LCO
Light Cycle Oil
LGO
Light Gas Oil
LN
Light Naphtha
LPG
Liquid Petroleum Gas
LR
Long Residue
LSWR Low Sulphur Waxy Residue (biasanya dijual untuk dipakai sebagai bahan bakar)
LVGO Light Vacuum Gas Oil
NHDT Naphtha Hydrotreating unit
NRU
Naphtha Rerun Unit atau (pilihan proses)
RCC
Residual Catalytic Cracking
Sour HCN Fraksi HCN yan lebih berat
SRN
Straight Run Naphtha
UCO
Unconverted Oil (produk bottom kolom fraksinasi HCC)
VDU Vacuum Distillation Unit
Kontributor : Adhi Budhiarto
Teknologi Proses Kilang Minyak Bumi