Anda di halaman 1dari 17

GENETIKA

MENDEL
OLEH: HADI SUTOMO

LAHIRNYA GENETIKA MENDEL

Paradigma genetika mendel mulai diperkenalkan


oeh Mendel pada tahun 1865.
Pada kenyataannya hingga tahun 1900, karya
mendel mash belum dikenal secara umum.
Periode ini disebut periode prailmiah, karena
pengamatan atas sfat2 yang menurun (hereditas)
cenderung bersifat kausal dan tidak sstematis.
Teori hereditas yang diterima pada periode
prailmiah ini adalah teori The blending theory of
Inheritance

THE BLENDING THEORY OF


INHERITANCE

Menurut teori ini sifat2 keturunan dari kedua


induk bercampur sedemikian ru, sebagaimana
terjadinya campuran antara macam2 darah.
Sehingga muncul istilah berdarah campuran
Karena tidak ada pengamatan yang sistematis
dan terhadap satu sifat khusus, maka teori ini
terus saja dianggap benar.
Dewasa ini teori ini sudah dianggap usang, tidak
benar, sekalipun dibeberapa kesempatan orang
masih sering menyebut2 tentang teori itu.

PERCOBAAN HUKUM MENDEL

Semenjak 1865, J.G. Mendel mulai berupaya


mempelajari bagaimana suatu ciri/sifat tunggal
diwariskan.
Tumbuhan percobaan yang dipakai mendel adalah
kacang ercis (pisum Sativum).
Berbagai kacang ercis dari para petani
dikumpulkan dan dibiakkan selama 2 tahun untuk
kepentingan sekeksi strain-strain.
Strain2 hasil seleksi inilah yang akan digunaka
pada rangkaian percobaan yag telah dirancang
oleh mendel.

Strain2 yang dipilih untuk percobaan awal adalah yang


memiliki 1 sifat dasar.
Selama percobaan disilangkan strain2 yang dikehendaki
hingga ke keturunan kedua (F2).
Ciri2 yang muncul pada F2 direkan frekuensinya, kemudian
dianalisa dan dihubungkan dengan ciri2 dari induk F1.
Dari rangkaian percobaan ini, mendel berhasil
menyimpulkan suatu teori yang sangat spektakuler pada
tahun 1865 tersebut.
Teori yang diumumkan oleh mendel saat itu dalah
teori Hukum Pemisahan Mendel (Hukum Mendel I)
dan Hukum Pilihan Bebas Mendel (Hukum Mendel II).

LATAR BELAKANG PENGGUNAAN KACANG ERCIS

Tanaman ercis melakukan pembuahan


sendiri.
Perkawinan silang dapat diupayaka
dengan cara yang sederhana.

PELAKSANAAN PERCOBAAN J.G


MENDEL

Percobaan pewarisan sifat bentuk biji.


Tanaman ercis berbiji bulat disilangkan
dengan keriput. Seluruh keturunan
pertama F1 yang muncul adalah berbiji
bulat, tidak peduli induk jantan yang
digunakan adalah berbiji bulat ataupun
keriput.

Generasi P
Biji BulatBiji Keriput

Generasi F1
Semua Biji Bulat

Memperhatikan gambar sebelumnya, bahwa bentuk biji


keriput tertutup oleh ciri bentuk biji bulat; bentuk biji bulat
menang tehadap biji yang keriput.
Hal ini menunjukkan bahwa jumlah ciri biji yang tampak pada
F1 hanya satu.
Hasil percobaan yang menunjukkan sifat F1 hanya satu juga
ditemukan pada keenam persilangan lainnya yang dilakukan
oleh J.G. Mendel antara lain: ciri polong hijau vs polong kuning,
polong mengembung vs polong tidak mengembung, batang
tinggi vs batang rendah, bunga aksial vs bunga terminal, kulit
biji abu-abu vs kulit biji putih, biji kuning vs biji hijau.
Semua ciri yang nampak pada F1 disebut ciri Dominan.
Sementara semua sifat yang tidak tampak disebut Resesif.

KESIMPULAN PADA PERCOBAAN AWAL MENDEL INI


MEMBUKTIKAN BAHWA:

Ciri polong hijau dominan, sedangkan polong


kuning resesif.
Ciri polong mengembung dominan, sedangkan
polong tidak mengembung resesif.
Ciri batang tinggi dominan, sedangkan ciri
batang rendah resesif.
Ciri bunga aksial dominan, bunga terminal
resesif.
Ciri kuit abu2 dominan, kulit biji putih resesif.
Ciri biji kuning dominan, biji hijau resesif.

PERCOBAAN PERSILANGAN HINGGA KETURUNAN DUA


(F2)

Percobaan yang telah menghasilkan F1,


satu persatu diteruskan sampai ke
keturunan F2.
Contoh

Generasi P

Biji Bulat Biji Keriput


Generasi F1
Semua Biji Bulat

Generasi F2

Biji Bulat 5474 (3)


1850 (1)

Biji Keriput

HASIL PERCOBAAN MENDEL LAINNYA


karakte
r

F1

F2
domina
n

F2
resesif

Total

% F2
domina
n

%F2
resesif

Biji bulat
vs
keriput

Semua
Bulat

5.474

1.850

7.324

74,7

25,3

Biji
kuning
vs Hijau

Semua
kuning

6.022

2.000

8.023

75,1

24,9

Bunga
ungu vs
putih

Semua
ungu

705

224

929

75,9

24,1

Aksial vs
terminal

Semua
aksial

651

207

858

75,9

24,1

Mengem Semua
882
bung vs mengem
tdk
bung
mengem

229

1.181

74,7

25,1

Hingga muncul keturunan F2 dalam rasio 3:1 masih belum


diketahui apakah kedua macam ciri tersebut sudah
merupakan galur murni.
Dalam upaya pengujian galur murni, tumbuhan dibiarkan
tumbuh sendiri dan melakukan pembuahan sendiri
kemudian dilihat hasilnya.
Ternyata biji keriput tumbuh dan berkembang menjadi biji
keriout semua (galur murni).
Biji bulat tumbuh dan berkembang menjdi biji bulat dan
keriput.
1/3 biji bulat tumbuh menjadi biji bulat semua (galur murni),
2/3 biji bulat tumbuh tumbuh dan berkembang menjadi
biji bulat dan biji keriput.

ANALISA HASIL PERCOBAAN J.G


MENDEL

Ciri2 pada tanaman ercis ditentukan oleh unit


karakter atau faktor2 (dewasa ini dikenal
dengan gen), diwariskan dari induk kepada
keturunan melalui gamet, tiap faktor dapat
berada sebagai bentukan2 alternatif yang
bertanggung jawab terhadap karakter
alternatif yg muncul.
Untuk tiap karakter, tiap tanaman ercis harus
mempunyai 2 faktor diwarisi dari induk
jantan, sedangkan yang lainnya induk betina.

Ciri galur murni biji bulat ditentukan oleh 2 faktor yang


satu dengan yang lain identik (dewasa ini disebut
homozigot).
Sementara yang bukan galur murni menurut mendel
ditentukan oleh 2 faktor yang tidak saling identik
(heterozigot).
Lebih jauh mendel menyimpulkan bahwa pada individu
heterozigot satu faktor dominan sedangkan satu faktor
resesif (2 faktor), dan kenyataannya ciri2 induk (galur
murni) dapat muncul kembali dari persilangan
heterozigot ini, menunjukan bahwa kedua faktor untuk
tiap ciri tidak bercampur/bergabung dalam cara apapun,
kedua faktor itu tetap berdiri sendiri selama hidupnya
dan memisah pada waktu pembentukan gamet.
Sehingga sebuah gamet mewarisi satu faktor, dan
separoh gamet lainnya mewarisi satu sifat/faktor.
Kesimpulan terakhir ini memunculkan hukum mendel I,
Hukum Pemisahan Mendel.

To Be Continued....

Anda mungkin juga menyukai