Anda di halaman 1dari 25

II

KETERAMPILAN PROSES
DALAM
PEMBELAJARAN SAINS SD

A. TUJUAN
Setelah mengkaji materi pada bagian II ini mahasiswa mampu:
Mendeskripsikan alasan-alasan perlunya penggunaan keterampilan
proses dalam pembelajaran sains.
Menjelaskan pengertian dan jenis keterampilan proses sains.
Mendeskripsikan karakteristik serta persyaratan tes dan task (tugas) dari
setiap jenis keterampilan proses sains.
Mampu membuat dengan benar contoh tes dan task (tugas) dari setiap
jenis keterampilan proses sains.
Mendeskripsikan tahapan-tahapan global dalam
merancang pembelajaran dengan pendekatan
keterampilan proses.
Merancang skenario pembelajaran sains di SD (memuat KBM dan
evaluasi) berorientasi pendekatan keterampilan proses dengan
mempertimbangkan karakteristik jenjang usia dan perkembangan kognitif
siswa.
B. KAJIAN MATERI

Pendahuluan

endidikan sains, seperti pendidikan pada umumnya, memiliki


peranan yang sangat penting dalam pembentukan kepribadian dan
perkembangan intelektual anak. Oleh karenanya

pendidikan/pengajaran sains harus diupayakan dengan melihat kesesuaiannya


dengan hakikat sains itu sendiri dan perkembangan anak (R. Rohandi, 1998: 112).
Para pakar pendidikan sains mengemukakan salah satu anjuran bagi para guru
agar melaksanakan pembelajaran sains dengan menempatkan aktivitas nyata siswa
dalam berbagai objek yang dipelajari sebagai prioritas utama untuk
dikembangkan. Berbagai kesempatan harus diberikan kepada siswa untuk
bersentuhan langsung dengan dengan objek yang akan atau sedang dipelajari.
Mereka dibimbing untuk melakukan pengidentifikasian masalah, mencari
berbagai penjelasan tentang fenomena-fenomena yang ditemukan,

mengembangkan keterampilan hands-on (motorik) dan minds-on (kognitif dan


afektif) melalui kegiatan-kegiatan eksperimen dalam rangka pemecahan masalah.
Demikian pentingnya sains bagi anak-anak, pendidikan sains diajarkan
mulai tingkat pendidikan dasar. Pemberian fasilitas pendidikan sains bagi anak
pada jenjang pendidikan dasar sebenarnya merupakan pemenuhan kebutuhan
alamiah yang tak terhindarkan. Sejak sebelum memasuki dunia sekolah, dalam
kegiatan seharian, anak berhadapan dengan dunia sains dari yang sederhana
sampai yang membutuhkan pemikiran kompleks. Adalah tugas utama guru
memfasilitasi anak agar mampu membangun konsepsi tentang dunianya sehingga
mampu untuk mengambil sikap atas kehadiran sains (dan teknologi) si sekitar
mereka. Untuk itu maka pendidikan sains bagi anak, semata-mata bukan sekedar
mengalihkan pengetahuan guru kepada anak, melainkan pembentukan
pengetahuan oleh anak itu sendiri atas bimbingan guru melaui berbagai kegiatan
yang berbasis proses pengidentifikasian dan pemecahan masalah.
Ciri pokok dalam pendidikan sains untuk anak pada jenjang pendidikan
dasar adalah interaksi siswa dengan lingkungan. Belajar sains bukan hanya
memahami konsep-konsep ilmiah dan aplikasinya, melainkan juga untuk
mengembangkan berbagai nilai. Ia bukan saja harus berguna bagi siswa dalam
kehidupannya kini, melainkan juga untuk perkembangan suatu masyarakat dan
kehidupan yang akan datang. Untuk itu dengan pembelajaran sains yang benar,
sejak dini siswa akan berperilaku sebagai peserta didik yang progresif dalam
menginternalisasikan pengalaman belajarnya, yang pada gilirannya kelak akan
memberdayakan mereka terampil menggunakan pengetahuan dan keterampilan
ilmiahnya dalam menjelaskan dan memecahkan masalah yang ditemukannya
dalam kehidupan sehari-hari.
Kompetensi atau wawasan, sikap dan perilaku yang terkaitan dengan
keterampilan ilmiah pada pembelajaran sains dalam kurikulum 2004 diberi istilah
Kerja Ilmiah. Jika dihubungkan dengan dimensi pendidikan sains, kerja ilmiah
merupakan gabungan dari proses ilmiah dan sikap ilmiah. Dalam wacana
pembelajaran sains secara umum, proses ilmiah sebagaimana dituntut oleh
kurikulum sains SD lebih dikenal dengan istilah Keterampilan Proses Sains atau
biasa disebut singkat Keterampilan Proses. Keterampilan ini merupakan suatu
aktivitas inheren yang harus selalu tertampilkan dalam pembelajaran sains. Dalam

pembelajaran sains yang berisi ruh keterampilan proses, siswa tampil dinamis
sebagai ilmuwan-ilmuwan cilik yang mengisi jam-jam pelajaran sains dengan
kegiatan-kegiatan peneliti mulai dari melakukan observasi, mencatat dan
mengolah data hingga melakukan generalisasi.

Pengertian Keterampilan Proses


Pendekatan keterampilan proses didasarkan pada cara memandang anak
didik sebagai manusia seutuhnya yang diimplementasikan dalam kegiatan belajar
mengajar dengan memperhatikan pengembangan pengetahuan, sikap dan nilai,
serta keterampilan (Karso,dkk., 1993:186). Menurut Chaerul R. (1994:3),
Pendekatan Keterampilan Proses dapat diartikan sebagai pendekatan me-ngajar
yang menekankan pada keterampilan-keterampilan yang biasa dilakukan oleh para
ilmuwan dalam rangka memperoleh pengetahuan.
Mengapa harus keterampilan proses? Karso, dkk. (1993:189) mengajukan
beberapa alasan perlunya pendekatan keterampilan proses diterapkan dalam
kegiatan belajar-mengajar (khususnya) pada pendidikan dasar, sebagai berikut.
a. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi berlangsung semakin cepat,
sehingga guru akan mengalami kesulitan jika harus mengajarkan semua fakta
dan konsep kepada siswa.
b. Dengan keterampilan proses mereka dapat menemukan sendiri konsep-konsep
dari berbagai sumber belajar melalui latihan-latihan yang berkualitas dan
terencana dengan baik.
c. Secara psikologis siswa pada pendidikan dasar akan dengan mudah memahami
konsep-konsep yang abstrak dan rumit jika disertai dengan contoh-contoh
konkrit, memulai dengan konsep yang telah mereka miliki sebelumnya, dan
berlangsung wajar sesuai dengan situasi dan kondisi yang dihadapi.
d. Pemahaman siswa yang didapat melalui keterampilan proses akan lebih
bermakna dan dapat mengingat lebih lama, lebih lebih jika mereka mendapat
kesempatan mempraktekkan sendiri, melakukan penemuan konsep melalui
perlakuan terhadap kenyataan fisik dan penanganan benda-benda.

e. Siswa perlu dilatih dan dirangsang untuk selalu bertanya, berpikir kritisobjektif, serta terbiasa mengupayakan kemungkinan-kemung-kinan jawaban
terhadap sesuatu masalah.
Selain itu, terdapat alasan-alasan mengapa keterampilan proses sangat bermanfaat
jika diterapkan sejak pendidikan dasar. Alasan tersebut adalah bahwa
keterampilan proses:
a. bermanfaat sebagai cara memecahkan masalah yang dihadapi dalam kehidupan
yang relevan;
b. memberi bekal siswa cara-cara membentuk konsep sendiri, dan cara bagaimana
cara mempelajari sesuatu;
c. membantu siswa mengembangkan dirinya sendiri;
d. sangat membantu siswa yang masih berada pada tarap perkembangan berpikir
konkrit;
e. mengembangkan kreativitas siswa.

Jenis Keterampilan Proses


Dengan merujuk kepada Nuryani Rustaman (1992) keterampilan proses
dasar yang memungkin dikembangkan dalam pembelajaran sains di SD adalah:
(1) Melakukan pengamatan (observasi)
Keterampilan ini berhubungan dengan penggunaan secara optimal dan
proporsional seluruh alat indera untuk menggambarkan karakteristik obyek
dan hubungan ruang-waktu atau mengukur karakteristik fisikal benda-benda
yang diamati. Pengamatan dapat dilakukan secara langsung dan tak langsung
(misalnya melalui perhitungan dengan menggunakan fakta-fakta hasil
pengamatan). Pengamatan juga dapat dilakukan dengan alat bantu maupun
tidak. Penggunaan mikroskop merupakan observasi langsung dengan
menggunakan alat bantu. Dalam pendidikan sains, pengembangan
keterampilan proses sains harus memungkinkan siswa dapat melakukan
pengamatan dengan menggunakan panca inderanya secara optimal baik
dalam hal kualitas maupun kuantitas. Kualitas pengamatan berkaitan dengan
ketepatan dan keakuratan data hasil pengamatan; sedangkan kuantitas

berhubungan dengan jumlah alat indera yang terlibat dalam kegiatan


pengamatan. Contoh: " Perhatikanlah tiga buah permen yang ada di hadapan
kalian".
1. Sebutkanlah permen mana yang paling besar, berapa cm panjang
masing-masing permen tersebut.
2. Jelaskan rasa masing-masing permen.
3. Sebutkanlah empat perbedaan diantara ketiga permen tersebut.
(2) Mengajukan pertanyaan
Keterampilan bertanya merupakan keterampilan mendasar yang harus
dimiliki siswa sebelum mempelajari suatu masalah lebih lanjut. Setiap
berhadapan dengan suatu masalah semestinya siswa mengajukan pertanyaan:
apakah itu? mengapa begitu? dan bagaimana hal itu bisa terjadi atau
bagaimana cara pemecahannya? Untuk sampai pada keterampilan ini, guru
harus terlebih dahulu menunjukkan pola berpikir "Apa - Mengapa - dan
Bagaiama" dalam setiap mengupas suatu masalah bersama-sama dengan
siswa. Keberanian siswa untuk bertanya, harus ditumbuhkan guru dalam
setiap pembelajaran. Contoh:
Sajikan lah ke hadapan siswa suatu fenomena alam atau ilustrasi fenomena
alam yang menarik, aneh, mengundang keingintahuan. Mintalah siswa untuk
mengajukan (menuliskan) hal-hal yang ingin diketahui lebih lanjut.
(3) Menafsirkan hasil pengamatan (interpretasi dan inferensi)
Interpretasi meliputi keterampilan mencatat hasil pengamatan dengan bentuk
angka-angka, menghubung-hubungkan hasil pengamatan, menemukan pola
atau keteraturan dari satu seri pengamatan hingga memperoleh kesimpulan.
Sedangkan Inferensi adalah kesimpulan sementara berdasarkan data hasil
observasi. Bahkan seringkali hanya berupa penjelasan sederhana terhadap
hasil observasi.
Contoh Interpretasi:
1. Perhatikan gambar perahu layar (tanpa mesin) dan lingkungannya seperti
nampak berikut ini.

Jelaskan: Di daerah mana biasanya yang ditunjukkan pada gambar? Apa


saja yang terlihat pada gambar? Peristiwa apa yang sedang terjadi?

2. Perhatikan grafik tentang jumlah populasi burung perkutut (B) dan jumlah
rumah penduduk (R) pada suatu daerah di bawah ini.
Jumlah
6500

B
B

4500

3500
2500

R
1500

B
R

500

Tahun
1969

1979

1989

1999

Apa yang dapat kamu jelaskan tentang hubungan jumlah rumah dengan
populasi burung berdasarkan data yang terdapat pada tabel di atas?
(4) Mengelompokkan (klasifikasi)

Dasar keterampilan mengklasifikasi adalah kemampuan mengidentifikasi


perbedaan dan persamaan antara berbagai objek yang diamati. Termasuk ke
dalam jenis keterampilan ini adalah menggolong-golongkan,
membandingkan, mengkontraskan, dan mengurutkan.
Contoh:
1. Berikanlah kepada siswa sejumlah daun yang utuh dari beragam bentuk
dan tumbuhan, mintalah siswa mengelompokkan daun-daun tersebut. Atau
sediakanlah di hadapan siswa enam buah gelas berisi air sirup dengan
kepekatan warna dan atau rasa yang berbeda, mintalah siswa mengurutkan
keenam gelas tersebut berdasarkan tingkat kepekatan warna atau rasa.
2. Perhatikan gambar berikut.
Hewan apa saja yang nampak pada
gambar? Tuliskan:
a. sekurang-kurangnya tiga buah
persamaan dari ketiga hewan
tersebut!
b. sekurang-kurangnya tiga buah
perbedaan dari ketiga hewan terebut.
c. Urutan berdasarkan lamanya masa
hidup ketiga hewan tersebut.
(5) Meramalkan (prediksi)
Keterampilan meramalkan atau prediksi mencakup keterampilan mengajukan
perkiraan tentang sesuatu yang belum terjadi berdasarkan suatu
kecenderungan atau pola data yang sudah ada.
Contoh:
Siswa diminta untuk meramalkan berapa derajat suhu udara pada pukul
12.30, apakah akan turun hujan pada suatu hari di suatu tempat jika diperoleh
data sebagai berikut.

Waktu (jam)

07.00

07.30

08.00

08.30

09.00

09.30

Suhu

150C

170C

190C

200C

210C

220C

Kondisi

cerah

mendung, angin sepoi-spoi

(6) Berkomunikasi

Menginformasikan hasil pengamatan, hasil prediksi, atau hasil percobaan


kepada orang lain termasuk keterampilan berkomunikasi. Bentuk komunikasi
ini bisa dalam bentuk lisan, tulisan, grafik, tabel, diagram atau gambar. Jenis
komunikasi dapat berupa paparan sistimatik (laporan) menyeluruh atau
informasi parsial dari suatu hasil kegiatan.
Contoh:
Jelaskan bagaimana warna air kapur setelah kamu hembuskan nafasmu ke
dalamnya.
Berdasrkan hasil percobaan kelompokmu, buatlah table yang berisi nama
benda-benda yang ditarik oleh magnet dan nama benda-benda yang tidak
ditarik oleh magnet.
Buatlah gambar berseri yang menjelaskan siklus proses terjadinya hujan.
Mulai lah gambar siklus dengan menggambarkan air laut!
(7) Berhipotesis
Hipotesis menyatakan hubungan antara dua variabel atau mengajukan perkiraan penyebab sesuatu terjadi. Bila prediksi, inferensi dan interpretasi
didasarkan pada data atau pola data dan kecenderungan dengan metode
induktif, maka hipotesis didasarkan pada pemahaman suatu teori atau konsep
de-ngan metode deduktif. Jika sebelum praktikum tentang ciri-ciri tanah
subur dan tak subur, kepada siswa guru mengajukan pertanyaan: "Tanaman
pada pot manakah yang akan tumbuh dengan baik?". Guru tersebut sedang
mengembangkan keterampilan berhipotesis siswa.
(8) Merencanakan percobaan atau penyelidikan

Termasuk ke dalam jenis keterampilan ini adalah keterampilan menentukan


alat dan bahan yang diperlukan untuk menguji atau menyelidiki sesuatu.
Apabila dalam lembar kerja siswa tidak dicantumkan secara khusus alat-alat
dan bahan yang diperlukan, tetapi tugas yang diberikan guru kepada siswa
mengundang siswa untuk mencari sendiri alat dan bahan tertentu maka guru
tersebut telah memfasilitasi siswa untuk mengembangkan keterampilan merancang eksperimen atau investigasi. Menentukan variabel (variabel bebas
dan variabel kontrol) dalam suatu percobaan, atau menentukan cara mengolah
data yang diperoleh (digambar, dibuatkan tabel/diagram/ grafik, dihitung
dsb.) sebagai bahan untuk menarik kesimpulan merupakan kegiatan
merancang penelitian dalam pembelajaran sains di SD.
Contoh:
Kepada siswa diberitahukan bahwa mereka akan melakukan percobaan untuk
mengetahui pengaruh banyaknya udara (oksigen) terhadap pembakaran.
Kegiatan yang dilakukan adalah membandingkan lamanya menyala dua buah
lilin di dalam gelas yang tertutup. Mintalah siswa untuk menuliskan: a) Alat
dan bahan yang diperlukan; b) Faktor-faktor yang menentukan lama-tidaknya
lilin menyala dalam gelas yang tertutup; dan c) Faktor-faktor yang harus
dibuat sama dalam percobaan tersebut ketika akan menyelidiki pengaruh
faktor tertentu terhadap nyala lilin. Misalnya akan diselidiki pengaruh
banyaknya udara dalam ruang gelas tertutup terhadap lamanya lilin menyala.
(9) Menerapkan konsep atau prinsip
Keterampilan ini meliputi antara lain keterampilan menggunakan konsepkonsep yang telah dipahami untuk menjelaskan peristiwa baru, menerapkan
konsep yang dikuasai pada situasi baru, atau menerapkan rumus-rumus pada
pemecahan soal-soal baru.
Contoh:
Setelah siswa mengetahui ciri rangkaian seri dan rangkaian paralel, guru
menyediakan tiga buah batu baterai, sebuah lampu, holder baterai, holder
lampu dan kabel secukupnya. Mintalah siswa untuk membuat rangkaian yang
memungkinkan lampu paling lama menyala.

(10) Keterampilan menyimpulkan.


Keterampilan-keterampilan proses yang dipaparkan di atas menjadi kurang
begitu bermakna bagi belajar siswa, terutama dalam hal penguasaan konsep,
apabila tidak ditunjang dengan keterampilan menarik suatu generalisasi dari
serangkaian hasil kegiatan percobaan atau penyeleidikan. Tetapi perlu diingat
bahwa untuk siswa SD kesimpulan yang dibuat harus dibimbing guru secara
proporsional sesuai dengan tingkat usia mereka, hingga pada akhirnya
menyimpulkan secara mandiri.
Contoh:

Siswa telah mendapatkan data hasil percobaan tentang magnet

siswa diminta mengisi tabel (dengan memberi tanda ) sebagai berikut.

NAMA BENDA LOGAM

BUKAN
LOGAM

TERBUAT
DARI BESI

BUKAN
TERBUAT
DARI BESI

DITARIK
MAGNET

TIDAK
DITARIK
MAGNET

Kertas
Paku
Peniti
Kayu
Karet
Silet
Serbuk besi
Kuningan
Emas

Ada beberapa cara meminta siswa menyimpulkan, antara lain:


a. Apa yang dapat kalian simpulkan dari tabel di atas?
b. Berdasarkan data hasil percobaan kalian, maka dapat disimpulkan bahwa
magnet dapat menarik benda-benda . . . . . . . . . . .; tetapi bendabenda . . . . . . . . . . . tidak ditarik oleh magnet.
Implementasi Keterampilan Proses dalam Pembelajaran Sains
Sebagaimana pendekatan pembelajaran lainnya, keterampilan proses
tidak lebih dari suatu cara pandang. Ia baru operasional dan bermakna apabila

10

diimplementasikan melalui suatu model pembelajaran dengan seperangkat metode


dan dan teknik yang relevan. Chaerul Rohman (1994) berpendapat bahwa
pendekatan atau metode-metode lain dapat digunakan untuk mengembangkan
keterampilan proses sains secara proporsional. Ada pun faktor-faktor yang perlu
dipertimbangkan dalam merancang dan mengoperasionalkan pembelajaran
dengan pendekatan keterampilan proses antara lain adalah:
a.

Pengembangan keterampilan proses pada sains merupakan program yang


terintegrasi antara keterampilan ilmiah dengan konsep ilmiah.

b.

Penyajian keterampilan proses dalam pembelajaran yang tersusun sebagai


suatu yang saling berkaitan mulai dari keterampilan mengamati hingga
keterampilan menyimpulkan dan mengkomuni-kasikan tidak selalu
merupakan suatu urutan yang baku dan ketat.

c.

Pendekatan pembelajaran yang lain dapat saja digunakan bersamaan dengan


pendekatan keterampilan proses.

d.

Setiap aspek keterampilan proses dapat seluruhnya atau sebagian


tertampilkan dalam setiap kegiatan belajar mengajar.
Dengan merujuk kepada gagasan Ratna Wlis Dahar (1985) tahapan-

tahapan global dalam merancang pembelajaran dengan pendekatan keterampilan


proses, adalah sebagai berikut.
a.

Tentukan kelas, materi pengajaran, dan satuan waktu untuk dibuat rencana
pembelajarannya.

b.

Tentukan konsep-konsep atau prinsip-prinsip sains yang akan diajarkan.

c.

Urutkan jenis keterampilan proses yang mungkin dapat dikembangkan sesuai


dengan kelas dan materi yang akan diajarkan.

d.

Tentukan metode mengajar yang akan digunakan yang cocok untuk


mengembangkan keterampilan proses dan konsep/prinsip yang telah
ditentukan.

e.

Tentukan pasangan keterampilan proses, metode, dan konsep/ prinsip yang


akan dioperasionalkan dalam pembelajaran.

f.

Susunlah persiapan mengajar dengan merujuk kepada rambu-rambu di atas.

11

Penilaian Berorientasi Keterampilan Proses


Dari hasil pengamatan di lapangan (terutama pada mata pelajaran sains di
SD dan SLTP), pelaksanaan penilaian terhadap hasil belajar siswa pada umumnya
lebih menekankan pada hasil belajar kognitif berupa penguasaan konsep yang
dijaring dengan tes obyektif dan subyektif sebagai alat ukurnya. Hal demikian
sudah lama berlangsung sebagaimana terungkap oleh penelitian Nuryani, dkk
(1992:8) yang mengemukakan bahwa pengujian yang dilakukan selama ini baru
mengukur pengusaan materi saja dan itu pun hanya meliputi ranah kognitif tingkat
rendah. Keadaan semacam ini merupakan salah satu fakta bahwa para guru belum
terbiasa melakukan kegiatan pembelajaran yang memfokuskan pada
pengembangan keterampilan proses, baik pada saat kegiatan belajar mengajar
berlangsung maupun saat menilai hasil belajar siswa. Kegiatan pembelajaran yang
dilakukan umumnya hanya terpusat pada penyampaian materi dalam buku teks.
Pembelajaran yang demikian ini mendorong tumbuhnya kebiasaan siswa belajar
verbalistik untuk menghapalkan isi wacana pada setiap kali akan diadakan tes
formatif atau tes hasil belajar lainnya. Padahal untuk anak jenjang usia SD yang
harus diutamakan adalah bagaimana mengembangkan rasa ingin tahu dan daya
kritis mereka terhadap suatu masalah (Mahar Marjono dalam Ahmad Nugraha,
1998).
Jika keterampilan proses dalam pembelajaran sains di SD menuntut
keterlibatan peserta didik secara aktif dan bertujuan agar hasil belajar kognitif,
afektif, serta psikomotorik terbentuk pada diri siswa (Moh. Amin, 1987:42), maka
alat ukur hasil belajar yang digunakan tidak cukup jika hanya dalam bentuk tes
obyektif atau subyektif saja. Dengan cara tersebut keterampilan siswa dalam
melakukan aktivitas yang kompleks baik saat melakukan percobaan,mengerjakan
tugas maupun saat menciptakan hasil karya belum dapat diungkap.
Fenomena di atas menunjukkan bahwa bentuk atau sistem penilaian yang
digunakan dalam mengukur hasil belajar siswa sangat berpengaruh terhadap
strategi pembelajaran yang dirancang dan dilaksanakan guru. Sistem penilaian

12

yang benar adalah yang selaras dengan tujuan dan proses pembelajaran. Tujuan
pembelajaran sains dalam GBPP sains SD kurikulum 1994, dapat dirangkum ke
dalam tiga aspek sasaran pembelajaran yaitu penguasaan konsep sains,
pengembangan keterampilan proses/kinerja siswa, dan penanaman sikap (ilmiah
dan religius). Sedangkan pada kurikulum 2004 (yang disempurnakan menjadi
kurikulum 2006) dimensi pembelajaran sains meliputi penguasan dan penerapan
konsep serta kerja ilmiah. Oleh karennya agar informasi tentang hasil belajar
siswa dapat mengungkap tarap ketercapaian tujuan dan ruang lingkup kurikulum
sains secara menyeluruh, maka perlu melakukan pengukuran terhadap aspekaspek tersebut dengan alat yang tepat. Dengan demikian sasaran penilaian hasil
belajar di SD meliputi semua komponen yang menyangkut proses dan hasil
belajar siswa dalam pembelajaran
Pembelajaran dalam pendidikan sains SD dengan penekanan pada
keterampilan proses menuntut konsekuensi terhadap alat ukur yang digunakan.
Penggunaan tes obyektif dan subyektif semata-mata sangatlah tidak tepat. Kedua
bentuk tes ini hanya mampu menggambarkan seberapa banyak informasi yang
berhasil dikumpulkan siswa dan mempunyai kecenderungan membuat siswa lebih
pasif dari pada kreatif, karena peserta didik hanya dibiasakan untuk mengingat
materi yang sudah dihapalnya. Agar hasil belajar dapat diungkap secara
menyeluruh, maka selain digunakan alat ukur tes obyektif dan subyektif perlu
dilengkapai dengan alat ukur yang dapat mengetahui kemampuan siswa dari aspek
keterampilan, sikap ilmiah dan seberapa mampu siswa dapat menerapkan
informasi yang diperolehnya itu. Alat penilaian yang diasumsikan dapat
memenuhi hal tersebut adalah Tes Kinerja atau Performance Test (Edi Hendri,
1998).
Dengan menerapkan penilaian kinerja, guru dapat mengumpulkan buktibukti kemajuan siswa secara aktual yang dapat digunakan sebagai bahan
pertimbangan untuk memperbaiki proses pembelajaran selanjutnya. Selain itu
penilaian dengan cara ini dirasakan lebih adil dan fair bagi siswa sert dapat
meningkatkan motivasi siswa untuk terlibat secara aktif dalam proses
pembelajaran. Dalam penilaian kinerja terdapat perbedaan tugas dan situasi yang

13

diberikan kepada siswa serta memberikan kesempatan untuk memperlihatkan


pemahamannya dan kebenarannya dalam aplikasi pengetahuan dan keterampilan
menurut kebiasaan berfikirnya.
Sekalipun penilaian terhadap kinerja siswa itu amat penting, namun
kenyataan di lapangan menunjukkan bahwa para guru pada umumnya mengalami
kesulitan dalam melaksanakannya karena belum memahami prosedur
penggunaannya. Sebagai contoh kasus ialah; bahwa kegiatan pembelajaran yang
melibatkan kinerja siswa dalam melakukan percobaan tidak jarang diterapkan,
namun terhadap kinerja siswa tersebut belum pernah dilakukan penilaian dengan
cara yang tepat. Kondisi tersebut menunjukkan bahwa pengetahuan, pengalaman
maupun keterampilan guru terhadap proses penilaian kinerja siswa pada
umumnya sangat kurang.
Dalam upaya memperbaiki kondisi pembelajaran sains di SD, khususnya
dalam hal mengungkap dan meningkatkan hasil belajar siswa dari pembelajaran
sains dengan keterampilan proses, sudah selayaknya para guru dan calon guru
mematangkan wawasan, keterampilan dan pengalaman dalam melaksanakan
penilaian kinerja siswa. Penilaian ini akan sangat operasional dalam pembelajaran
sains apabila beranjak dari atau berorientasi kepada karakteristik pendekatan
keterampilan proses. Dengan bentuk penilaian kinerja yang berlandastumpu pada
keterampilan proses tersebut, diharapkan dapat meningkatkan mutu pembelajaran
sains, khususnya dalam proses penilaiannya.
Karakteristik Butir Soal Keterampilan Proses
Yang dimaksud dengan soal dalam hal ini adalah segala bentuk
pertanyaan (question) atau tugas (task) yang hanya dapat direspon oleh siswa
setelah terlebih dahulu melakukan aktivitas keterampilan proses yang relevan.
Nuryani Rustaman (1992) menggagaskan karakteristik umum dan karakteristik
khusus butir-butir soal/tugas keterampilan proses. Uraian berikut sebagian besar
dikutip dengan setia dari makalah beliau yang sangat berharga itu dengan
pengembangan seperlunya dari penulis dalam konteks sains SD. Karakteristik

14

butir soal keterampil-an proses meliputi karakteristik umum dan karakteristik


khusus.
1. Karakteristik Umum
Secara umum butir soal keterampilan proses harus dapat dibedakan dari
butir soal penguasaan konsep. Karakteristik umum butir-butir soal keterampilan
proses adalah:
a)

Butir soal keterampilan proses tidak boleh dibebani konsep. Hal ini
diupayakan agar butir soal tersebut tidak rancu dengan pengukuran
penguasaan konsepnya. Tidak boleh terjadi siswa salah mengerjakan soal
keterampilan proses karena dalam soal tersebut terdapat konsep yang belum
dikuasai siswa. Konsep dalam soal keterampilan proses hanya dapat jadikan
sebagai konteks. Konsep tersebut pun harus benar-benar diyakini penyusun
soal (guru) sudah dikuasai siswa.
Contoh: "Sediakanlah preparat tissue kulit katak. Letakkan tepat di bawah
lensa objektif mikroskop dan amati melalui lensa okuler.
Gambarkan hasil pengamatanmu!"
Soal di atas adalah contoh soal (tugas, task) keterampilan proses. Dalam soal
tersebut terdapat konsep preparat, tissue, lensa objektif dan lensa okuler
sebagai istilah-istilah tekstual yang harus benar-benar dikuasi siswa terlebih
dahulu. Jika siswa masih asing dengan konsep-konsep itu, maka konsepkonsep tersebut dapat menjadi kendala bagi siswa dalam memahami soal
tersebut. Dengan demikian siswa tidak dapat mengembangkan keterampilan
proses yang diharapkan karena soal tersebut terbebani konsep.

b) Butir soal keterampilan proses harus mengandung sejumlah informasi yang


harus diolah oleh siswa. Informasi dalam butir soal keterampilan proses dapat
berupa gambar, diagram, grafik, sekumpulan data, tabel, deskripsi obyek, atau
obyek aslinya.
c)

Sebagaimana butir soal pada umumnya, aspek yang akan diukur oleh satu
butir soal keterampilan proses harus jelas dan spesifik mengandung satu atau
dua aspek keterampilan proses saja.

15

d) Keempat, sebaiknya ditampilkan benda asli, gambar, foto, atau model untuk
membantu menghadirkan obyeknya.
2. Karakteristik Khusus
Berikut adalah karakteristik khusus untukmasing-masing jenis
keterampilan proses yang harus diperhatikan guru dalam membuat dan
mengoperasionalkan soal (tugas) keterampilan proses.
a)

Observasi: harus dari obyek atau peristiwa sesungguhnya dan melibatkan


banyak indera.

b) Interpretasi: harus menyajikan sejumlah data baik kualitatif maupun


kuantitaif untuk memperlihatkan pola.
c)

Klasifikasi : harus ada kesempatan mencari/menemukan persamaan dan


perbedaan, atau diberikan kriteria tertentu untuk melaku-kan pengelompokan.

d) Prediksi : harus jelas pola atau kecenderungannya untuk dapat mengajukan


dugaan atau ramalan.
e)

Berkomunikasi : harus ada satu bentuk penyajian tertentu untuk diubah ke


bentuk penyajian lainnya, misalnya bentuk uraian ke bentuk bagan atau
bentuk tabel ke bentuk grafik.

f)

Berhipotesis : dapat merumuskan dugaan atau jawaban sementara atau


menguji pernyataan yang ada dan mengandung hubungan dua variabel atau
lebih, biasanya mengandung cara kerja untuk menguji atau membuktikannya.

g) Merencanakan percobaan atau penyelidikan : harus memberi kesempatan


untuk mengusulkan gagasan berkenaan dengan alat/bahan yang akan
digunakan, urutan prosedur yang harus ditempuh, menentukan peubah
(variabel), mengendalikan peubah.
h) Menerapkan konsep atau prinsip : harus memuat konsep/prinsip yang akan
diterapkan tanpa menyebutkan nama konsepnya.
i)

Mengajukan pertanyaan : harus memunculkan sesuatu yang mengherankan,


mustahil, tidak biasa atau kontradiktif agar responden atau siswa termotivasi
untuk bertanya.

16

Penyusunan Butir Soal Keterampilan Proses Sains


Penyusunan butir soal Keterampilan Proses menuntut penguasaan
masing-masing jenis keterampilan prosesnya (termasuk pengembangan). Pilihlah
satu konsep tertentu untuk dijadikan konteks. Dengan mengingat karakteristik
jenis keterampilan proses yang akan diukur, sajikan sejumlah informasi yang
perlu diolah. Setelah itu disiapkan pertanyaan atau suruhan yang dimaksudkan
untuk memperoleh respons atau jawaban yang diharapkan. Tentukan pula
bagaimana bentuk respons yang diminta : memberi tanda cek dalam kolom yang
sesuai, atau menuliskan jawaban singkat, melakukan aktivitas keterampilan proses
atau bentuk lainnya. Bentuk respon manapun yang diberikan siswa harus terlebih
dahulu melakukan kegiatan keterampilan proses berdasarkan suruhan dalam soal
tersebut.
Umpama akan disusun soal keterampilan observasi tentang bagianbagian bunga. Berikan satu tangkai bunga sesungguhnya untuk diperiksa
(informasi). Sebaiknya dipilih bunga yang kontras dan bau bunga khas. Ajukan
pertanyaan mengenai jumlah kelopak, jumlah dan keadaan helai mahkota bunga,
bentuk kepala sari, keadaan kepala putik, dan ciri khas bunga tersebut. Respons
diminta dalam bentuk jawaban singkat 5 buah berurutan ke bawah dari a sampai e.
Pemberian skor butir Soal Keterampilan Proses Sains
Sebagaimana butir soal pada umumnya, butir soal keterampilan proses
perlu diberi skor dengan cara tertentu. Setiap respons yang benar diberi skor
dengan bobot tertentu, umpamanya masing-masing 1 untuk soal observasi di atas
yang berarti jumlah skornya 5 (lima).
Untuk respons yang lebih kompleks, misalnya membuat pertanyaan,
dapat diberi skor bervariasi berdasarkan tingkat kesulitan-nya. Umpamanya
pertanyaan berlatar belakang hipotesis diberi skor 3 (tiga); pertanyaan tentang apa,
mengapa, bagaimana diberi skor 2 (dua); pertanyaan yang meminta penjelasan
diberi skor 1 (satu).
Selanjutnya Nuryani Rustaman (1992) mengingatkan bahwa butir soal
keterampilan proses dapat disusun dan dikembangkan secara terencana untuk

17

meningkatkan pembelajaran sains. Pelaksanaan dapat dilakukan pada saat


pembelajaran (evaluasi proses atau asesmen kinerja) atau berupa tes formatif dan
tes sumatif hasil belajar.
Rencana pemberian tes sumatif dalam satu tahun atau satu semester dari
suatu kelas dapat dibagi menjadi beberapa tahap. Misalnya:
Tahap I

Untuk mengukur keterampilan observasi, klasifikasi, mengajukan dan


pertanyaan;
Tahap II

Untuk mengukur keterampilan berkomunikasi, interpretasi, dan prediksi;


Tahap III

Untuk mengukur keterampilan menerapkan konsep dan merencanakan


penyelidikan;
Tahap IV

Untuk mengukur seluruh keterampilan proses sains.


Selain perancangan seperti dijelaskan di atas, pengembangan jenis
keterampilan proses dalam pembelajaran sains di SD harus mengacu kepada jenis
keterampilan proses yang secara tegas diprioritaskan dalam ruang lingkup Kerja
Ilmiah menurut Kurikulum 2004. Demikian juga guru dituntut untuk terampil
mengemas jenis-jenis keterampilan proses yang dapat memfasilitasi
pengembangan kreativitas siswa dalam pembelajaran sains.

18

C. RANGKUMAN

Ciri pokok dalam pendidikan sains pada jenjang pendidikan dasar adalah
interaksi siswa dengan lingkungan. Belajar sains bukan hanya memahami
konsep-konsep ilmiah dan aplikasinya, melainkan juga untuk
mengembangkan berbagai nilai. Ia bukan saja harus berguna bagi siswa
dalam kehidupannya kini, melainkan juga untuk perkembangan suatu
masyarakat dan kehidupan yang akan datang. Dengan itu pembelajaran
sains dapat memberdayakan siswa terampil menggunakan pengetahuan
dan keterampilan ilmiahnya dalam menjelaskan dan memecahkan masalah
yang ditemukannya dalam kehidupan sehari-hari.

Keterampilan ilmiah siswa dalam pembelajaran sains dapat dikembangkan


melalui pendekatan keterampilan proses. Keterampilan proses adalah
sejumlah keterampilan yang biasa dilakukan oleh ilmuwan dalam
memecahkan masalah. Ada 10 jenis keterampilan proses dasar yaitu:
observasi, mengajukan pertanyaan, interpretasi, klasifikasi, prediksi,
komunikasi, hipotesis, merencanakan percobaan atau penyelidikan,
menerapkan konsep atau prinsip, dan menyimpulkan.

Dalam merancang dan mengoperasionalkan pembelajaran dengan


pendekatan keterampilan proses perlu diperhatikan hal-hal berikut:
a. Keterampilan proses pada sains mengintegrasikan keterampilan ilmiah
dengan konsep ilmiah.
b. Penyajian keterampilan proses dalam pembelajaran yang tersusun
sebagai suatu yang saling berkaitan tetapi tidak harus selalu merupakan
suatu urutan yang baku dan ketat.
c. Pendekatan pembelajaran yang lain dapat saja digunakan bersamaan
dengan pendekatan keterampilan proses.
d. Setiap aspek keterampilan proses dapat seluruhnya atau sebagian
tertampilkan dalam setiap kegiatan belajar mengajar.

Tahapan-tahapan global dalam merancang pembelajaran dengan


pendekatan keterampilan proses, adalah: (1) menentukan kelas, materi dan
waktu

pengajaran; (2) menentukan konsep sains yang akan diajarkan;

(3) mengurutkan jenis keterampilan proses yang akan dikembangkan; (4)

19

menentukan metode mengajar yang akan digunakan; (5) menentukan


pasangan keterampilan proses, metode, dan konsep yang akan
dioperasionalkan dalam pembelajaran; (6) menyusun persiapan mengajar.

Karakteristik butir soal keterampilan proses meliputi karakteristik umum


dan karakteristik khusus.Secara umum butir soal keterampilan proses
harus dapat dibedakan dari butir soal penguasaan konsep. Karakteristik
umum butir-butir soal keterampilan proses adalah: (1) Butir soal
keterampilan proses tidak boleh dibebani konsep; (2) Butir soal
keterampilan proses mengandung sejumlah informasi yang harus diolah
oleh siswa; (3) aspek yang akan diukur oleh satu butir soal keterampilan
proses harus jelas dan spesifik mengandung satu atau dua aspek
keterampilan proses saja. (4) tampilkan benda asli, gambar, foto, atau
model untuk membantu menghadirkan obyeknya

Karakteristik khusus soal untuk masing-masing jenis keterampilan proses


adalah:
a. Observasi: harus dari obyek atau peristiwa sesungguhnya dan
melibatkan banyak indera.
b. Mengajukan pertanyaan: harus memunculkan sesuatu yang
mengherankan, mustahil, tidak biasa atau kontradiktif agar responden
atau siswa termotivasi untuk bertanya.
c. Interpretasi: harus menyajikan sejumlah data baik kualitatif maupun
kuantitaif untuk memperlihatkan pola.
d. Klasifikasi: harus ada kesempatan mencari/menemukan persamaan dan
perbedaan, atau diberikan kriteria tertentu untuk melaku-kan
pengelompokan.
e. Prediksi : harus jelas pola atau kecenderungannya untuk dapat
mengajukan dugaan atau ramalan.
f. Berkomunikasi : harus ada satu bentuk penyajian tertentu untuk diubah
ke bentuk penyajian lainnya, misalnya bentuk uraian ke bentuk bagan
atau bentuk tabel ke bentuk grafik.

20

g. Berhipotesis : dapat merumuskan dugaan atau jawaban sementara atau


menguji pernyataan yang ada dan mengandung hubungan dua variabel
atau lebih.
h. Merencanakan percobaan atau penyelidikan : harus memberi
kesempatan untuk mengusulkan gagasan berkenaan dengan alat/bahan
yang akan digunakan, urutan prosedur yang harus ditempuh,
menentukan peubah (variabel), mengendalikan peubah.
i. Menerapkan konsep atau prinsip: harus memuat konsep/prinsip yang
akan diterapkan tanpa menyebutkan nama konsepnya.
j. Menyimpulkan: harus memuat sejumlah data yang representative yang
layak disimpulkan.

21

D. MENGIKAT MAKNA
1. Tugas dan Latihan Soal
a. Jelaskan dengan singkat dan tepat alasan-alasan perlunya penggunaan

keterampilan proses dalam pembelajaran sains di SD.


_______________________________________________________________
_______________________________________________________________
_______________________________________________________________
_______________________________________________________________
_______________________________________________________________
_______________________________________________________________
_______________________________________________________________
_______________________________________________________________
_______________________________________________________________
_______________________________________________________________
_______________________________________________________________
_______________________________________________________________
_______________________________________________________________
_______________________________________________________________
_______________________________________________________________
_______________________________________________________________
_______________________________________________________________
_______________________________________________________________
_______________________________________________________________
b. Apa yang dimaksud dengan keterampilan proses, serta sebutkan lah dari 10

jenis keterampilan proses sains yang benar-benar harus dikembangkan di


SD. Untuk jenis keterampilan proses yang menurut Anda belum mungkin
dikembangkan di SD, berikan alasan.
_______________________________________________________________
_______________________________________________________________
_______________________________________________________________
_______________________________________________________________
_______________________________________________________________
_______________________________________________________________
_______________________________________________________________
_______________________________________________________________
_______________________________________________________________
_______________________________________________________________
_______________________________________________________________
_______________________________________________________________
_______________________________________________________________

22

_______________________________________________________________
_______________________________________________________________
_______________________________________________________________
_______________________________________________________________
_______________________________________________________________
_______________________________________________________________
c. Soal (tes) serta tugas (task) keterampilan proses berbeda dengan soal dan
tugas pendekatan lainnya. Tuliskan karakteristik yang benar-benar menjadi
ciri khas soal keterampilan proses!
_______________________________________________________________
_______________________________________________________________
_______________________________________________________________
_______________________________________________________________
_______________________________________________________________
_______________________________________________________________
_______________________________________________________________
_______________________________________________________________
_______________________________________________________________
_______________________________________________________________
_______________________________________________________________
_______________________________________________________________
_______________________________________________________________
_______________________________________________________________
_______________________________________________________________
_______________________________________________________________
d. Tentukan suatu kompetensi dan indikator hasil belajar pada mata pelajaran
sains di kelas tertentu dari kurikulum 2004/2006. Kemudian buatlah dengan
benar contoh tes dan task (tugas) dari setiap jenis keterampilan proses sains.
Utamakan penggunaan ilustrasi gambar pada setiap soal yang dibuat.
e. Masih berkaitan dengan soal pada bagian d, deskripsikan tahapan global

yang Anda lakukan untuk merancang pembelajaran dari kompetensi tersebut


dengan pendekatan keterampilan proses. Selanjutnya buatlah skenario
pembelajaran sains (memuat KBM dan evaluasi) dari hasil tahapan yang
telah anda lakukan tersebut. Hasil pekerjaan anda untuk soal d dan e
dikumpulkan dalam bentuk print out yang dijilid rapih.

23

2. Apakah Anda Ingin Tahu Lebih Lanjut?


Tuliskan sejumlah pertanyaan yang berhubungan dengan hal-hal yang belum
Anda fahami dari wacana pada Bagian II. Pertanyaan yang diajukan 20%
menggunakan kata tanya apa, 40% menggunakan kata tanya mengapa, dan
40% menggunakan kata tanya bagaimana.
_______________________________________________________________
_______________________________________________________________
_______________________________________________________________
_______________________________________________________________
_______________________________________________________________
_______________________________________________________________
_______________________________________________________________
_______________________________________________________________
_______________________________________________________________
_______________________________________________________________
_______________________________________________________________
_______________________________________________________________
_______________________________________________________________
_______________________________________________________________
_______________________________________________________________
_______________________________________________________________
_______________________________________________________________
_______________________________________________________________
_______________________________________________________________
_______________________________________________________________
_______________________________________________________________
_______________________________________________________________
_______________________________________________________________
_______________________________________________________________
_______________________________________________________________
_______________________________________________________________

24

_______________________________________________________________
_______________________________________________________________
_______________________________________________________________
_______________________________________________________________
_______________________________________________________________
_______________________________________________________________
_______________________________________________________________
_______________________________________________________________
_______________________________________________________________
_______________________________________________________________
_______________________________________________________________
_______________________________________________________________
_______________________________________________________________
_______________________________________________________________
_______________________________________________________________
_______________________________________________________________
_______________________________________________________________
Dosen pemeriksa : __________________ Tanggal memeriksa: ____________
Tandatangan:
_____________________

25

Anda mungkin juga menyukai