Anda di halaman 1dari 6

Seeding dan Aklimatisasi Aerob

a. Tujuan Percobaan
Melakukan pembenihan dan pengembang biakan mikroorganisme untuk mengolah limbah cair secara
aerobic.

b. Alat Yang Digunakan

Gelas Kimia
Aerator
Cawan Penguap
Desikator
Erlenmeyer
Kertas saring
Spatula
Batang Pengaduk
Neraca Analitik
Oven
Termometer
Kertas pH

2 buah
1 buah
1 buah
1 buah
1 buah
2 buah
1 buah
1 buah
1 buah
1 buah
1 buah
1 buah

c. Bahan Yang Digunakan

Glukosa
KNO3
KH2PO4
NaOH
Aquadest
Tanah yang berasal dari selokan rumah tangga

d. Dasar Teori
Salah satu langkah yang penting dalam pengolahan limbah cair adalah penyiapan atau
penyesuaian bakteri agar berkembang sesuai dengan kondisi yang diinginkan. Bakteri yang berasal
dari biakan murni atau lingkungan sekitar sumber limbah yang akan diolah dikondisikan pada suatu
temat dengan diberi umpan yang konsentrasinya sedikit demi sedikit menyerupai konsentrasi limbah
yang akan diolah. Biasanya ada tahap awal sebagai umpan digunakan bahan-bahan kimia yang mudah
diperoleh dengan komposisi yang jelas.
Untuk bakteri aerob maka perlu ditamabahkan aliran udara yang berasal dari kompresor,
blower atau pompa yang disemburkan (spray aerator).
Sebagai sumber karbon biasa digunkan glukosa, sedang nitrogen dan posfor dapat digunakan
Kalium Nitrat dan Kalium Dihidrofosfat. Pengaturan pH dapat digunakan kapur atau asam sulfat.
Untuk bakteri aerob ditambahkan udara yang cukup agar proses oksidasinya dapat berjalan dengan
sempurna. Jika konsentrasi BOD atau COD dalam tempat pengembangan telah relative konstan,

dengan fluktuasi sekitar 5%, maka konsentrasi umpan dan volume pembibitan ditambah. Proses ini
terus dilakukan hingga volume pembibitan mencapai sekitar 10% kolam yang pengolahan yang dibuat
dan VSS sekitar 3000 - 4000 mg/l.

Pembibitan (Seeding)
Proses seeding dilakukan untuk mengembangbiakkan mikroorganisme sehingga didapatkan
jumlah biomassa yang mencukupi untuk mengolah air buangan pabrik minyak kelapa sawit. Bibit
mikroorganisme diambil dari lumpur kolam pengolahan air buangan pabrik minyak kelapa sawit yang
ditumbuhkan secara aerob. Pada tahap seeding ini yang perlu diperhatikan adalah konsentrasi zat
organik (substrat), dan VSS.
Selama periode waktu detensi tertentu dilakukan pemeriksaan parameter organik, VSS, TSS,
pH, dan temperatur. Terjadinya penambahan biomassa ditandai dengan warna lumpur yang semakin
gelap (coklat kehitaman). Konsentrasi oksigen terlarut (DO) selalu dijaga di atas 4 mg/l untuk
memastikan proses aerob dapat berlangsung dengan baik. Temperatur juga dijaga pada temperatur
kamar, selain itu pH juga dijaga agar tetap dalam kisaran normal yaitu berkisar antara 7,0-8,5 dengan
cara penambahan larutan asam atau basa.

Aklimatisasi
Proses aklimatisasi dilakukan untuk mendapatkan suatu kultur mikroorganisme yang stabil
dan dapat beradaptasi dengan air buangan pabrik kelapa sawit yang telah disiapkan. Selama masa
aklimatisasi kondisi dalam reaktor dibuat tetap aerob dengan menjaga konsentrasi, temperatur, dan
pH. Proses ini dilakukan secara batch.
Proses aklimatisasi dapat dianggap selesai jika pH, VSS, temperatur, dan efisiensi penyisihan
senyawa organik telah konstan dengan fluktuasi yang tidak lebih dari 10%.
Tahap Pembibitan (Seeding) dan Aklimatisasi
Kebutuhan nitrogen dan fosfor secara umum didasarkan pada rasio air buangan dengan rasio
COD:N:P sebesar 100:5:1 (Benefild dan Randall,1980). Pada proses seeding dan aklimatisasi
diperlukan suatu kondisi lingkungan yang mendukung untuk tumbuh dan berkembangnya
mikroorganisme secara optimal. Jika pH cenderung asam, dilakukan penambahan basa (NaOH),
sebaliknya jika pH cenderung basa dilakukan penambahan asam (H2SO4). Jika terjadi kekurangan
biomassa pada reaktor (ditentukan dengan pengukuran VSS), maka ditambahkan biomassa dari
reaktor cadangan. Pada masa aklimatisasi parameter yang diukur adalah persentase penyisihan zat
organik (COD), VSS, pH, DO dan temperatur. Pemeriksaan kandungan organik air buangan
dilakukan pada influen dan efluen hasil pengolahan, sehingga diperoleh persentase penyisihan.
Proses aklimatisasi dilakukan dengan rasio waktu yang sama dengan waktu running. Proses
ini dilakukan sampai didapatkan kandungan organik, pH, dan temperatur di dalam reaktor cenderung
konstan dengan fluktuasi yang tidak lebih dari 10%. Selama masa aklimatisasi, penyisihan zat organik
terus meningkat dan akhirnya relatif stabil. pH berada dalam rentang yang masih dapat ditolerir oleh
bakteri yaitu 7,5-8,5.

e. Prosedur Kerja
o Membuat substrat dengan berat masing-masing :
Glukosa
0,375 gr
KNO3
0,135 gr
KH2PO4
0,027 gr
o Melarutkan substrat tersebut dalam 1 liter aquadest.
o Menimbang tanah sebanyak 100 gr dan melarutkannya dalam air aquadest sebanyak 1 liter didalam
gelas kimia 2 liter.
Memasukkan substrat kedalam larutan tanah sebanyak 100 ml.
Mengecek pH, DO dan temperature serta TSS dari larutan tanah.
Melakukan aerasi secara terus menerus.
Melakukan pemberian substrat setiap hari dan pengecekan pH, DO, temperature dan TSS dilakukan

o
o
o
o

sampai dicapai biosolid yang diinginkan.

f. Data Pengamatan
Tabel 1
Parameter

Hari 0

Hari 1

Hari 2

Hari 3

Hari 6

Hari 7

Hari 8

Hari 9

Hari 10

Suhu ( C)

28

28

28

28

26

30

28

28

29

pH

VSS

2500

5000

7500

17500

Tabel 2
Suhu (oC)

Hari 0

Hari 3

Hari 6

Hari 10

110

52,0

56,6

51,8

49,9

600

51,9

56,4

51,5

49,2

g. Perhitungan

VSS = (c-d) / ml sampel x 106


VSS hari ke-0
Pada suhu 110oC = 52,0 gr (c)
Pada suhu 6000oC = 51,9 gr (d)
VSS = (52,0 - 51,9) / 40 x 106
= 2500 mg/l
VSS hari ke-3
Pada suhu 110oC = 56,6 gr (c)
Pada suhu 6000oC = 56,4 gr (d)
VSS = (56,6 - 56,4) / 40 x 106

= 5000 mg/l

VSS hari ke-6


Pada suhu 110oC = 51,8 gr (c)
Pada suhu 6000oC = 51,5 gr (d)
VSS = (51,8 - 51,5) / 40 x 106
= 7500 mg/l

VSS hari ke-10


Pada suhu 110oC = 49,9 gr (c)
Pada suhu 6000oC = 49,2 gr (d)
VSS = (49,9 - 49,2) / 40 x 106
= 17500 mg/l

h. Analisa Percobaan
Pada percobaan seeding dan aklimatisasi, yaitu melakukan pembenihan dan
pengembangbiakan mikroorganisme untuk mengolah limbah cair secara aerobik. Limbah
yang di pakai sebagai media yaitu limbah yang berasal dari lumpur selokan (lumpur
hitam). Salah satu hal terpenting dalam pengembangbiakan bakteri yaitu pengkondisian yang
diinginkan agar bakteri tetap bisa hidup. Adapun pendukung dalam pengkondisian ini yaitu
suhu, derajat keasaman, jumlah bakterinya, aerasi dan lain sebagainya.
Suhu dalam pengkondisian yang optimal pada suhu kamar 30oC. Namun pada
percobaan yang dilakukan suhu berkisar antara 26-30oC. Meskipun dibawah suhu optimal,
bakteri tetap bisa hidup. Selain suhu, derajat keasaman juga perlu di jaga kondisinya. Bakteri
dapat hidup pada pH sekitar 7-8,5. Pada data percobaan yang didapat pH selalu berada di
angka netral.
Parameter yang lainnya yaitu biomassa yang dilakukan dengan cara pengukuran VSS.
Diisini, jumlah biomassa yang di inginkan haruslah berada pada nilai VSS mencapai 5000
mg/L. Dari data yang di dapat, pada hari ke-0, nilai VSS pada angka 2500 mg/L, pada hari
ke-3, nilai VSS telah mencapai 5000 mg/L. Hal ini dapat di katakan telah memenuhi syarat
yang di inginkan. Selai itu juga aerasi harus berjalan terus.
Sumber makanan yang didapat agar bakteri dapat hidup dengan di beri makanan
setiap hari sebanyak 100mL larutan yang mengandung senyawa Carbon, Nitrogen, dan
Fosfor. Campuran berasal dari glukosa sebagai sumber Carbon, KNO3 sebagai sumber
Nitrogen, dan KH2PO4 sebagai sumber fosfor.
Dilihat dari parameter dalam pembibitan yang dilakukan, pengkondisian yang
dilakukan pada bakteri agar bakteri dapat menyesuaikan diri dan dapat hidup dan
berkembang telah bagus, hal ini terbukti dari data yang didapat telah memenuhi syarat yang
di tentukan.

i. Kesimpulan

o
o
o
o

Setelah melakukan percobaan dapat disimpulkan bahwa :


Hal-hal yang harus diperhatikan pada proses pembibitan ialah :
Suhu
pH
Konsentrasi zat organik (substrat)
VSS

o
o
o
o

Nilai VSS pada :


Hari ke-0 : 2500 mg/l
Hari ke-3 : 5000 mg/l
Hari ke-6 : 7500 mg/l
Hari ke-10 : 17500 mg/l

Daftar Pustaka
Tim Lab. Teknik Pengolahan Limbah.2013.Penuntun Praktikum Teknik Pengolahan Limbah.
Politeknik Negeri Sriwijaya : Palembang

Anda mungkin juga menyukai