Anda di halaman 1dari 8

Alimuddin S Miru.

Hubungan Antara Motovasi Belajar Terhadap Prestasi Belajar

Jurnal MEDTEK, Volume 1, Nomor 1, April 2009

HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR


MATA DIKLAT INSTALASI LISTRIK SISWA SMK NEGERI 3 MAKASSAR
Alimuddin S Miru

Dosen Jurusan Pendidkan Teknik Elektro Fakultas Teknik UNM


e-mail: alimuddinsmiru@yahoo.co.id

Abstrak
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif inferensial yang bertujuan untuk
mengetahui hubungan antara motivasi belajar terhadap prestasi belajar mata
diklat instalasi Listrik. Populasi penelitian adalah siswa kelas 1c Jurusan Listrik
SMK Negeri 3 Makassar, sedangkan sampel penelitian diambil menurut tabel Krecjie
dengan taraf kesalahan 5% sehingga dari jumlah populasi 36 orang diambil sampel
32 orang. Instrumen yang digunakan adalah angket dan dokumentasi. Hasil
penelitian menunjukkan: (1) Motivasi belajar siswa berada pada kategori sedang
dengan persentase sebesar 46,8% (2) Prestasi belajar instalasi listrik siswa berada
pada kategori cukup tinggi dengan persentase sebesar 56,3%, (3) Terdapat
hubungan yang positif dan berarti antara motivasi belajar terhadap prestasi belajar
instalasi listrik dengan koefisien korelasi ganda 0,353 dengan demikian, hipotesis
penelitian diterima, selanjutnya diketahui koefisien determinasi (R2) sebesar 0124.
Kata Kunci : Motivasi belajar, Prestasi belajar, Instalasi listrik

Kesuksesan pelaksanaan pendidikan di


sekolah dipengaruhi oleh banyak faktor,
salah satunya adalah faktor siswa yang
merupakan subjek didik yang turut
menentukan keberhasilan proses pendidikan.
Untuk mengoptimalkan keberhasilan dalam
pendidikan sekolah, maka semua faktor yang
berkaitan dengan proses pendidikan atau
proses belajar, harus diperhatikan sehingga
dapat membantu tercapainya tujuan yang
diharapkan.
Tujuan
yang
dimaksud
adalah
tercapainya prestasi belajar yang tinggi.
Berbagai penelitian telah dilakukan untuk
menelusuri faktor motivasi belajar pada
peserta didik. Motivasi dikatakan sebagai
sesuatu yang kompleks, karena motivasi
akan menyebabkan terjadinya perubahan
energi yang ada pada diri manusia, sehingga
akan berpengaruh terhadap gejala kejiwaan,
perasaan dan juga emosi, untuk kemudian
bertindak atau atau bersikap terhadap
sesuatu.
Motivasi
melakukan sesuatu
didorong oleh adanya tujuan atau

keinginan yang kuat dari dalam diri


seseorang. Belajar merupakan faktor psikis
yang bersifat non-intelektual. Peranannya
yang khas adalah dalam hal penumbuhan
gairah, merasa senang dan semangat untuk
belajar. Siswa yang memiliki motivasi kuat,
akan mempunyai banyak energi untuk
melakukan kegiatan belajar. Hasil belajar
siswa akan optimal kalau ada motivasi yang
tepat.
Semangat dan perhatian siswa pada
pelajaran instalasi listrik rata-rata cukup baik.
Dengan sikap percaya diri dan cita-cita siswa
yang berbeda-beda yang dimilki siswa dalam
mata dilat instalasi listrik, maka motivasi
antara siswa yang satu dengan lain berbedabeda pula. Motivasi belajar siswa sangat
berpengaruh
terhadap
prestasi
yang
diperoleh siswa dalam belajar. Siswa yang
mempunyai motivasi yang besar hasil yang
dicapai lebih baik dibandingkan dengan
siswa yang mempunyai motivasi yang
kurang.

Alimuddin S Miru. Hubungan Antara Motovasi Belajar Terhadap Prestasi Belajar

Berdasarkan latar belakang di atas,


maka penting untuk mengetahui hubungan
antara motivasi belajar terhadap prestasi
belajar mata diklat instalasi l istrik pada
siswa SMK Negeri 3 Makassar.
1. Motivasi Belajar
Kata motif diartikan sebagai daya
penggerak dari dalam subjek untuk
melakukan aktifitas-aktifitas tertentu demi
mencapai suatu tujuan. Berawal dari kata
motif itu, maka motifasi dapat diartikan
sebagai daya penggerak yang telah menjadi
aktif. Motif menjadi aktif pada saat-saat
tertentu, terutama bila kebutuhan untuk
mencapai
tujuan
sangat
dirasakan/
mendesak. (Sardiman, 2001:71). Menurut
Mc.Donald dalam Oemar Hamalik (2001,106)
menyatakan
bahwam
otivasi
adalah
perubahan energi dalam diri seseorang yang
ditandai dengan munculnya feeling dan
didahului dengan tanggapan terhadap
adanya tujuan.
Motivasi merupakan faktor penentu
dan berfungsi menimbulkan, mendasari dan
mengarahkan perbuatan belajar. Motivasi
dapat menentukan baik tidaknya dalam
mencapai tujuan sehingga semakin besar
motivasinya akan semakin besar kesuksesan,
tampak gigih, tidak mau menyerah, giat
belajar
untuk
meningkatkan
prestasi
belajarnya. Motivasi dapat timbul dari dalam
diri siswa atau disebut motivasi instrinsik
namun juga timbul dari luar diri seorang
siswa atau yang disebut motivasi ekstrinsik.
a. Motivasi instrinsik
Motivasi instrinsik merupakan energi
yang menjadi aktif atau berfungsi tidak perlu
dirangsang dari luar, karena dalam setiap
individu sudah ada dorongan untuk
melakukan sesuatu. Bila seorang siswa
memiliki motivasi instrinsik dalam dirinya,
maka ia secara sadar akan melakukan suatu
kegiatan yang tidak memerlukan motivasi
dari luar dirinya.
Motivasi instrinsik sangat diperlukan
dalam aktivitas belajar, terutama jika yang
dilakukan adalah belajar sendiri. Seorang
yang tidak memiliki motivasi instrinsik sulit

sekali untuk melakukan aktivitas belajar


secara terus menerus, sebaliknya seorang
yang memiliki motivasi instrinsik akan selalu
ingin melakukan aktivitas belajar. Keinginan
itu dilatar belakangi oleh keinginan posistif,
bahwa pelajaran yang dipelajari sekarang
akan dibutuhkan kini dan masa yang akan
datang.
Siswa yang memiliki motivasi instrinsik
cenderung akan menjadi orang yang terdidik,
yang berpengetahuan, yang mempunyai
keahlian dalam bidang tertentu. Gemar
belajar adalah aktivitas yang tidak pernah
terlepas dari kegiatan siswa yang memiliki
motivasi instrinsik.
Sikap merupakan motivasi yang berasal
dari dalam diri seseorang. Menurut Sondang
P Siagang (2004) sikap merupakan suatu
pernyataan evaluatif seseorang terhadap
objek
tertentu,
artinya
merupakan
pencerminan perasaan seseorang terhadap
sesuatu. Perasaan ini menjadi konsep yang
mempresentasikan suka atau tidak sukanya
(positif, negative atau netral) seseorang pada
sesuatu. Sikap muncul dari berbagai bentuk
penilaian. Sikap dikembangkan dalam
bentuk 3 model yaitu afeksi, kecenderungan
perilaku dan kognitif. Respon afektif adalah
respon fisiologis yang mengepresikan
kesukaan
individu
pada
sesuatu.
Kecenderungan perilaku adalah indikasi
verbal dari maksudseorang individu. Respon
kognitif adalah pengevaluasian secara
kognitif terhadap suatu objek. Kebanyakan
sikap individu adalah hasil belajar sosial dari
lingkungannya.
b. Motivasi ekstrinsik
Motivasi
ekstrinsik
merupakan
kebalikan dari motivasi instrinsik. Motivasi
ekstrinsik adalah energi yang aktif dan
berfungsi karena adanya rangsangan dari
luar untuk melakukan sesuatu. Motivasi
belajar dikatakan motivasi ekstrinsik bila
siswa menempatkan tujuan belajarnya diluar
faktor-faktor situasi belajar. Siswa belajar
karena hendak mencapai tujuan tertentu
yang terletak diluar hal yang dipelajarinya.
Misalnya, untuk mencapai angka tinggi,
meraih gelar, kehormatan dan sebagainya.

Jurnal MEDTEK, Volume 1, Nomor 1, April 2009

Motivasi ekstrinsik bukan berarti


motivasi yang tidak diperlukan dan tidak
baik dalam pendidikan. Bagaimanapun juga
seorang siswa yang mendapat motivasi dari
luar pasti akan melakukan aktivitas belajar.
Dengan demikian, maka siswa tersebut akan
mendapat manfaat dari kegiatannya itu
terlepas dari faktor yang memotivasi dirinya
untuk melakukan aktivitas belajar. Dengan
demikian baik motivasi instrinsik maupun
motivasi ekstrinsik sama-sama berfungsi
sebagai
pendorong,
penggerak
dan
penyeleksi perbuatan. Ketiganya menyatu
dalam sikap dan terimplikasi dalam
perbuatan. Dorongan adalah fenomena
psikologis dari dalam yang melahirkan hasrat
untuk bergerak dalam menyeleksi perbuatan
yang akan dilakukan. Karena itu baik
dorongan
atau
penggerak
maupun
penyeleksi perbuatan yang akan dilakukan.
Karena itulah baik dorongan atau penggerak
maupun penyeleksi dapat menjadi indikator
motivasi seorang siswa untuk melakukan
aktivitas belajarnya.
2. Prestasi Belajar
Belajar merupakan kegiatan setiap
orang.
Pengetahuan,
keterampilan,
kebiasaan, kegemaran dan sikap seseorang
terbentuk, dimodifikasi dan berkembang
disebabkan karena belajar. Seperti kita
ketahui bahwa istilah belajar bukan istilah
yang asing dalam dunia pendidikan. Begitu
memasyarakat nya istilah ini sehingga
beberapa ahli mengemukakan pendapatnya
tentang belajar.
Sardiman (2001:20) menyatakan bahwa
belajar senantiasa merupakan perubahan
tingkah laku atau penampilan, dengan
serangkaian kegiatan misalnya dengan
membaca,
mengamati,
mendengarkan,
meniru, dan lain sebagainya.
Selanjutnya Slameto (2003:2) mengemukakan
bahwa belajar ialah suatu proses yang
dilakukan individu untuk memperoleh
perubahan
tingkah
laku, pengetauan,
keterampilan dan kegemaran sebagai hasil
pengalaman individu itu sendiri dalam
interaksinya dengan lingkungan.

Prestasi belajar instalasi lsitrik adalah


hasil belajar yang dicapai siswa dalam mata
diklat instalasi listrik dengan menggunakan
tes
standar
sebagai
alat
pengukur
keberhasilan murid, baik tes secara tertulis
maupun tes secara lisan.
3. Mata Diklat Instalasi Listrik
Menurut Soepartono seperti yang
dikutip oleh Ahmad Fairly (2008:1), instalasi
listrik berasal dari kata installation yang
berarti memasang, jadi instalasi listrik adalah
perlengkapan
yang
membangkitkan,
mengatur, dan membagikan tenaga listrik. Di
dalam PUIL 2000 , dijelaskan bahwa instalasi
listrik adalah instalasi untuk pembangkitan,
distribusi, pelayanan, dan pemakain tenaga
listrik.
Berdasarkan pengertian di atas dapat
ditarik kesimpulan bahwa Instalasi listrik
adalah perangkat peralatan yang digunakan
untuk membangkitkan, membagi dan
mengatur
energi
listrik
dari
pusat
pembangkit sampai kepada beban-beban
listrik dengan persyaratan dan ketentuan
tertentu.

METODOLOGI

Penelitian ini adalah penelitian ex-post


facto yang bersifat korelasional. Disebut expost facto karena fakta yang dikumpulkan
sudah ada sebelumnya. Dan bersifat
koresioanl karena yang akan diselidiki adalah
hubungan antara variabel. Variabel yang
dimaksud adalah variabel bebas dan variabel
terikat. Variabel bebas terdiri yaitu Motivasi
Belajar yang diberi simbol X. Sedangkan
variabel terikatnya adalah Prestasi Belajar
Instalasi Listrik yang diberi simbol Y.
Penelitian ini diadakan di SMK Negeri 3
Makassar dan dilaksanakan pada bulan
Desember 2008.
SMK Negeri 3 Makassar Jurusan listrik
tahun pelajaran 2008/2009 kelas 1 terdiri dari
3 kelas yaitu kelas 1A, Kelas 1B, dan kelas 1C.
Dalam penelitian ini yang menjadi populasi
adalah siswa kelas 1C sebanyak 36 orang.
Peneliti mengambil kelas 1C karena kelas 1A
dan 1B merupakan kelas kerja sama dengan
BLPT Makassar. Adapun cara pengambilan

Alimuddin S Miru. Hubungan Antara Motovasi Belajar Terhadap Prestasi Belajar

sampel yaitu dengan menggunakan teknik


random
sampling.
Berdasarkan
tabel
penentuan jumlah sampel populasi tertentu
yang diambil
berdasarkan tabel Krecjie
dikutip
oleh
sugiyono
(2007)
yang
menyatakan dalam melakukan perhitungan
ukuran sampel didasarkan pada kesalahan 5
%. Jadi sampel yang diperoleh menunjukan
kepercayaan 95 % terhadap populasi. Jadi
berdasarkan hal tersebut di atas siswa yang
menjadi sampel dari jumlah populasi adalah
32 orang. Pengumpulan data merupakan
tahap yang sangat menentukan dalam proses
pelaksaan penelitian untuk mendapatkan
hasil yang baik. Pengumpulan data dalam
penelitian ini adalah menggunakan teknik
dokumentasi dan angket (kuesioner).
Uji coba instrumen yang dilaksanakan
selama 1 bulan dengan jumlah responden 32
orang siswa SMK Negrei 3 Makassar. Jumlah
butir yang diujikan adalah sebanyak 45 butir
untuk variabel X (Motivasi Belajar). Setelah
dianalisis ternyata diperoleh 42 butir yang
memenuhi kriteria valid dan 3 butir yang
gugur/tidak valid. Perhitungn selengkapnya
dapat dilihat pada lampiran II.

HASIL DAN PEMBAHASAN


Pada tahap ini mencakup 4 indikator
yang dideskripsikan ke dalam 42 butir item
pertanyaan atau pernyataan. Hasil penelitian
menunjukkan skor rata-rata (mean) yang
diperoleh adalah 173,0625 dari skor total
5538,00 dengan nilai standar deviasi 15,59.
untuk pengkategorian motivasi belajar siswa,
yang berada pada kategori rendah dengan
persentase sebesar 9,3 % (skor 149,67) atau
dinyatakan siswa sebanyak 3 orang. Pada
kategori sedang memiliki persentase 46,8%
(skor 149,67 173,06) dengan jumlah siswa
sebanyak 15 orang, pada kategori cukup
tinggi memiliki persentase 34,32% (skor
173,06 196,445) dengan jumlah siswa
sebanyak 11 orang. Untuk kategori tinggi
memiliki persentase 9,3% (skor 97,91) dengan
jumlah siswa sebanyak 3 orang. Dengan
demikian dapat disimpulkan bahwa motivasi
belajar siswa berada pada kategori sedang
dan mendekati cukup tinggi.

b. Prestasi Belajar Instalasi Listrik


Hasil penelitian menunjukan skor ratarata (mean) yang diperoleh adalah 7,91 dari
skor total 253 dengan nilai standar deviasi
0,73. untuk pengkategorian prestasi belajar
instalasi siswa, yang berada pada kategori
rendah dengan persentase sebesar 3,1% (skor
< 6,82) atau dinyatakan siswa sebanyak 1
orang. Pada kategori sedang memiliki
persentase 21,8% (skor 6,82 7,91) dengan
jumlah siswa sebanyak 7 orang, sedangkan
pada kategori cukup tinggi memiliki
persentase 56,3 % (skor 7,91 9) dengan
jumlah siswa sebanyak 18 orang. Untuk
kategori tinggi 18,8% (skor 9) dengan 6 orang
siswa. Dengan demikian, dapat disimpulkan
bahwa prestasi belajar instalasi listrik siswa
berada pada kategori cukup tinggi.
Untuk menguji kelinieran variable
terikat dan variable bebas, dipergunakan
analisis varians. Pedoman yang digunakan
untuk uji linieritas data adalah dengan
menghitung nilai Fhitung pada lajur Dev.From
Linierity dari modul mean analisis varians,
sedangkan nilai Fhitung untuk melihat
keberartian arah regresi berpedoman pada
lajur Linierity. Kriteria kelinieran adalah jika
Fhitung pada lajur Dev.From Linierity lebih kecil
dari nilai Ftabel pada taraf kesalahan 5 %,
maka hubungan antara variabel bebas dan
variabel terikat linier, sedangkan pada lajur
Linierity bila nilai Fhitung lebih besar dari nilai
Ftabel maka arah regresinya berarti.
Berdasarkan hasil analisis data. Maka
dapat disusun tabel rangkuman sebagai
berikut:
Tabel Rangkuman Hasil Uji Linieritas
Var.
YX

Linierity
Ftabel Kes.
9,982 4,26 Berarti

Fhitung

Dev.From Linierity
Fhitung Ftabel
Kes.
2,678 3,64 Linear

Menurut Suharsimi (1997), jika nilai


Skewness berada di antara interval -1 dan +1,
maka data berdistribusi normal dengan taraf
nyata a = 0,05. Hasil pengujian normalitas
dapat dilihat pada lampiran V uji normalitas,
menunjukkan bahwa nilai Skewness Variabel
X berada di antara interval -1 dan +1 yaitu
0,146. atau -1 0,146 +1. Untuk variabel Y
dapat dilihat pada Tabel 6, diperoleh nilai

Jurnal MEDTEK, Volume 1, Nomor 1, April 2009

Skewness -0,371. Jadi nilai Skewness berada


di antara interval -1 dan +1 atau -1 -0,371
+1. Hal ini menunjukkan bahwa data
variabel X dan variabel Y berdistribusi
normal dengan taraf nyata a = 0,05.
Berdasarkan
hasil
analisis
pada
lampiran
tabel ANOVA (SPSS 11,5 for
Windows)
harga R sebesar
0,353 dan
signifikan pada taraf signifikan 5% (0,05).
Dari hasil analisis tersebut diketahui harga
determinasi (R2) sebesar 0,124. Harga ini
menunjukkan bahwa 12,4 % varians yang
terjadi pada prestasi belajar instalasi siswa
dipengaruhi oleh motivasi belajar. Sedangkan
87,6 % varians variabel lainnya ditentukan
oleh variabel-variabel lain yang tidak
dilibatkan dalam penelitian ini.
Untuk
mengetahui
keberartian
persamaan regresi tersebut maka digunakan
statistik uji F. Dari hasil analisis regresi dapat
diketahui bahwa nilai Fhitung sebesar 4,262,
yang ternyata lebih besar dari Ftabel yaitu 3,33
pada taraf signifikan 5%. Ini berarti bahwa
persamaan regresi diperoleh dinyatakan
bermakna atau dengan kata lain hipotesis
penelitian dinyatakan diterima. Hal ini
memberikan penegertian bahwa motivasi
belajar siswa mempunyai hubungan positif
dengan prestasi belajar instalasi listrik siswa
SMK Negeri 3 Makassar.
Berdasarkan hasil analisis deskriftif
diperoleh bahwa motivasi belajar (X) di SMK
Negeri 3 Makassar dalam kategori rendah
dengan persentase sebesar 9,3% dengan
jumlah siswa sebanyak 3 orang, pada
kategori sedang memiliki persentase 46,8%
dengan jumlah siswa sebanyak 15 orang,
pada kategori cukup tinggi memiliki
persentase 34,32% dengan jumlah siswa
sebanyak 11 orang. Hal ini berarti bahwa
motivasi belajar di SMK Negeri 3 Makassar
masih tergolong Sedang. Sehingga motivasi
belajar siswa harus lebih ditingkatkan kearah
yang lebih baik lagi.
Hasil analisis data yang diperoleh
untuk prestasi belajar instalasi listrik siswa
(Y) di SMK Negeri 3 Makassar pada kategori
rendah dengan persentase sebesar 3,1%
dengan jumlah siswa sebanyak 1 orang, pada
kategori sedang memiliki persentase 21,8%

dengan jumlah siswa sebanyak 7 orang,


sedangkan pada kategori cukup tinggi
memiliki persentase 56,3 % dengan jumlah
siswa sebanyak 18 orang. Untuk kategori
tinggi 18,8% dengan jumlah siswa sebanyak 6
orang. Hasil penelitian yang diperoleh
tersebut menunjukkan bahwa prestasi belajar
instalasi listrik siswa SMK Negeri 3 Makassar
cukup tinggi. Namun demikian, pihak guru
perlu meningkatkan apa yang telah dicapai
oleh siswanya supaya terjadi peningkatan
kearah yang lebih baik lagi.
Hasil analisis inferensial menunjukkan
bahwa variabel bebas (motivasi belajar)
mempunyai hubungan yang positif dengan
variabel terikat (prestasi belajar instalasi
listrik). Dari hasil analisis regresi sederhana
terungkap bahwa nilai Fhitung yang diperoleh
lebih besar dari nilai Ftabel yang ada (Fhitung=
4,262 > Ftabel= 3,33). Dengan demikian, dapat
dikatakan
bahwa
motivasi
belajar
mempunyai hubungan yang positif dengan
prestasi belajar instalasi listrikl. Besarnya
hubungan tersebut dapat dilihat dari nilai
koefisien determinasi sebesar 0,124 yang
berarti bahwa 12,4% prestasi belajar instalasi
listrik siswa dipengaruhi oleh motivasi
belajar.
Sedangkan
87,6%
lainnya
dipengaruhi oleh variabel lain seperti fasilitas
belajar, gaya belajar, ruangan belajar dan
lain-lain yang tidak dilibatkan dalam
penelitian ini.

SIMPULAN DAN SARAN


Berdasarkan
hasil
penelitian
sebagaimana yang telah dikemukakan pada
bab
sebelumnya,
dapat
dituliskan
kesimpulan bahwa terdapat
hubungan
positif dan berarti antara motivasi belajar
dengan prestasi belajar instalasi listrik siswa
SMK Negeri 3 Makassar dengan koefisien
korelasi
ganda
0,353
dan
koefisien
determinasi 0,124. Jadi Motivasi Belajar
mempengaruhi prestasi belajar mata diklat
instalasi listrik sebesar 12,4% dan selebihnya
dipengaruhi oleh variabel lain seperti fasilitas
belajar, ruangan belajar, gaya belajar siswa,
dan lain-lain.
Berdasarkan hasil penelitian, dikemu-

Alimuddin S Miru. Hubungan Antara Motovasi Belajar Terhadap Prestasi Belajar

kakan saran sebagai berikut:


1. Bagi guru, hendaknya mampu memupuk
dan mengembangkan motivasi belajar
siswa untuk belajar instalasi listrik
sehingga belajar siswa dapat ditingkatkan
kearah yang lebih baik lagi.
2. Diharapkan kepada siswa agar dapat
mengembangkan motivasi belajar yang
dimiliki sehingga dapat memperoleh
prestasi yang lebih baik.
3. Bagi peneliti selanjutnya, disarankan
untuk meneliti variabel-variabel lain yang
mempengaruhi prestasi belajar instalasi
listrik siswa seperti fasilitas belajar,
ruangan belajar, gaya belajar dan lainlain.

DAFTAR PUSTAKA
Abdul Hadis,2008. Psikologi Pendidikan.
Makassar : Basdan Penerbit UNM.
Abdul Haling, dkk. Belajar dan Pembelajaran.
Makassar : Badan Penerbit UNM.
Daryanto 1999. Evaluasi pendidikan. Jakarta:
PT Rineka Cipta.
Daryanto, 2002. Pengetahuan Teknik Listrik.
Jakarta: PT. Bumi Aksara
Dedy Rusmadi, 2005.Belajar Instalasi Listrik.
Bandung: Pionir Jaya
Hariwijaya, Dkk.2005. Pedoman Penulisan
Karya Ilmiah, Skripsi dan Tesis.
Yogyakarta: Tugu Publisher.
Harten, P, Van & Setiawan E, Ir. 1991.
Instalasi Listrik Arus Kuat 1. Bandung:
Bina Cipta.
Oemar Hamalik, 2001. Kurikulum dan
Pembelajaran. Jakarta: PT Bumi Aksara.

PUIL 2000, 2000. Persyaratan Umum Instlasi


Listrik. Jakarta : BSN
Razak Daruna.A, dkk.2005. Perkembangan
Peserta Didik. Makassar: Penerbit UNM
Sardiman, 2001. Interaksi dan Motivasi Belajar
Mengajar. Jakarta : PT. Raja Gratindo
Persada
Singgi
D
Gunarsa,
1986.
Psikologi
Perkembangan Anak. Jakarta: Gunung
Mulia
Slameto.2003. Belajar dan Faktor-faktor yang
Mempengaruhinya. Jakarta: PT Rineka
Cipta.
Sondang P Siagang, 2004, Teori Motivasi dan
Aplikasinya. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Suharsimi arikunto, 1997. Dasar-Dasar
Evaluasi Pendidikan. Jakarata: Bumi
Aksaara
Sugiyono, 2007. Statistik untuk Penelitian.
Bandung: Alfa Beta
Sudjana, 1995. Metoda Statistika. Bandung:
Tarsito.
Sukardi.
2005.
Metodologi
Penelitian
Pendidikan. Jakarta : PT Bumi Aksara
Supranto,
2001.
Statistik
Teori
penerapannya. Jakarta: Erlangga

dan

Syamsurijal,
1995.
Faktor-Faktor
yang
Menghambat
Mahasiswa
Jurusan
Pendidikan Teknik Elektro FPTK-IKIP
Ujung Pandang dalam Menyelesaikan
Tugas Praktikum. Ujung Pandang:
Lembaga
Penelitian
IKIP Ujung
Pandang.

Jurnal MEDTEK, Volume 1, Nomor 1, April 2009

Anda mungkin juga menyukai