Pendahuluan
Kabupaten Blitar merupakan salah satu dari wilayah Propinsi Jawa Timur yang terletak di
kawasan Selatan, berbatasan langsung dengan Samudera Indonesia.Secara geografis, Kabupaten
Blitar terletak diantara 111o 40 112o 10 Bujur Timur dan 7o 58 - 8o 9 51 Lintang Selatan.
Kabupaten Blitar tercatat sebagai salah satu kawasan yang strategis dan mempunyai
perkembangan yang cukup dinamis. Kabupaten Blitar berbatasan dengan tiga kabupaten lain.
Berikut ini adalah batas-batas wilayah Kabupaten Blitar :
Sebelah timur
: Kabupaten Malang
Sebelah barat
Sebelah utara
Sebelah selatan
: Samudera Indonesia
Kabupaten Blitar memiliki luas wilayah sebesar 1.588, 79 km2 dan terdapat Sungai
Brantas yang membelah wilayah Kabupaten Blitar menjadi dua, yaitu Kawasan Blitar Selatan
yang mempunyai luas 689,85 km dan Kawasan Blitar Utara yang mempunyai luas wilayah
898,94 km2. Berikut ini merupakan peta orientasi Kabupaten Blitar terhadap Provinsi Jawa
Timur.
Bakung
Wonotirto
Panggungrejo
Wates
Binangun
Sutojayan
Kademangan
Kanigoro
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
Talus
Selopuro
Kesamben
Selorejo
Doko
Wlingi
Gandusari
Garum
17.
18.
19.
20.
21.
22.
Nglegok
Sanankulon
Ponggok
Srengat
Wonodadi
Udanawu
Dasar Teori
Bencana (disaster) merupakan konsekuensi dari pengelolaan resiko yang tidak tepat.
Sedangkan resiko merupakan produk dari ancaman/bahaya dan kerentanan.
Ancaman (hazard) merupakan peristiwa yang mempunyai potensi dapat menimbulkan
kerusakan, kehilangan jiwa manusia atau kerusakan lingkungan. Ancaman tidak selalu
menimbulkan bencana jika dilakukan pengurangan resiko bencana. Ancaman yang terjadi di
daerah yang kerentanannya rendah tidak diperhitungkan sebagai bencana.
Bencana disebabkan oleh alam atau ulah manusia yang terjadi secara tiba-tiba dan
menyebabkan hilangnya jiwa manusia, kerusakan harta benda dan lingkungan, serta melampaui
kemampuan dan sumber daya masyarakan untuk menanggulangainya. Manajemen bencana harus
dilakukan dengan tepat dengan mengetahui macam ancaman/bahaya dan kerenatanan. (Wahyudi,
2008).
Kerentanan (Vulnerability)
Kerentanan pantai adalah suatu kondisi yang menggambarkan keadaan mudah terkana
(susceptibility) dari suatu sistem alami serta keadaan sosial pantai (manusia, kelompok atau
komunitas) terhadap bencana pantai. Penilaian kerentanan pantai penting untuk menentukan
daerah yang beresiko tinggi, mengapa mereka berada dalam resiko dan bagaimana cara
mengurangi resiko tersebut. Menurut (Kaiser, dan Doukais dalam Wahyudi, et al) membagi
kerentanan pantai menjadi empat ketagori, yaitu rendah - sedang - tinggi dan sangat tinggi.
Dalam makalah ini, kerentanan wilayah pantai terhadap ancaman kerusakan yang terjadi
ditentukan berdasarkan pembobotan dari 6 variabel fisik dan 3 variabel social yang didapat dari 6
data fisik dan 3 data social , antara lain :
Tabel 1 Nama kecamatan yang ditinjau
No Nama Kecamatan
1
Bakung
2
Panggungrejo
3
Wates
4
Wonotirto
Tabel 2 Luas wilayah kecamatan yang ditinjau
No
Kecamatan
Luas wilayah (km2)
1
Bakung
111,24
2
Panggungrejo
119,04
3
Wates
80,86
4
Wonotirto
164,54
Sumber : Kabupaten Blitar dalam angka 2013
Topografi
Pegunungan Berbatu
Lereng
Pegunungan Berbatu
Pegunungan Berbatu
Kecamatan
Tata Guna Lahan
Bakung
Hutan
Panggungrejo
Perkebunan
Wates
Perkebunan
Wonotirto
Perkebunan
Sumber : Kabupaten Blitar dalam angka 2013
Tabel 5 Luas hutan kecamatan yang ditinjau
No
Kecamatan
Bakung
4645
Panggungrejo
1766
Wates
250
Wonotirto
436
Kecamatan
1
2
3
4
Bakung
Panggungrejo
Wates
Wonotirto
Fasilitas
Pendidikan
52
39
36
41
Fasilitas
Fasilitas
Pasar
Kesehatan
Peribadatan
52
95
4
66
160
5
48
131
3
61
167
4
Sumber : Kabupaten Blitar dalam angka 2013
total
203
270
218
273
No
1
2
3
4
Kecamatan
Bakung
Panggungrejo
Wates
Wonotirto
Kemiringan
1,62
1,59
1,83
1,76
Sumber : Analisa Data, 2014
Nama Kecamatan
Bakung
0,5
Panggungrejo
0,5
Wates
0,5
Wonotirto
0,5
Kecamatan
Bakung
Panggungrejo
Wates
Wonotirto
Kecamatan
Rasio jenis Kelamin (%)
Bakung
96
Panggungrejo
99,36
Wates
99,89
Wonotirto
100,69
Sumber : Kabupaten Blitar dalam angka 2013
Tabel 11 Jumlah Rumah Tangga Miskin
No
1
2
3
4
Kecamatan
Bakung
Panggungrejo
Wates
Wonotirto
Berdasarkan dari data di atas maka didapatkan 6 variabel fisik dan 3 variabel social
ekonomi. Pembobotan seluruh variabel tersebut kemudian dihitung nilai indeks kerentanan
pantai (IKP) dengan mengadopsi persamaan umum menurut (Wahyudi 2008, dalam Puspita
2014) sebagai berikut :
IKP (CVI) =
Dengan :
IKP : Indeks kerentanan pantai
CVI : Coastal Vulnerability Index
Variabel : sesuai dengan ancaman bencana
Pembobotan variabel yang digunakan dalam menentukan Indek Kerentanan Pantai (IKP)
atau Coastal Vulnerability Index (CVI) ditentukan dengan menentukan variable-variabel
kerentanan yang digunakan. Variabel yang digunakan untuk menentukan tingkat kerentanan
pesisir Blitar dapat ditunjukkan dengan rincian sebagai berikut:
Variable kepadatan penduduk adalah salah satu variable yang berpengaruh terhadap
perhitungan tingkat kerentanan terhadap ancaman bahaya tsunami. Karena apabila ancaman
tsunami terjadi dampak tersebut akan terkena langsung kepada penduduk wilayah pesisir.
Semakin tinggi tingkat kepadatan penduduk semakin tinggi tingkat kerentanan. Hal
tersebut berkaitan langsung dengan banyaknya jiwa yang terancam akan bahay, yang nantinya
akan menyebabkan besarnya kerugian yang terjadi. Penilaian variable kepadatan peduduk
ditunjukkan pada table 12.
Deskripsi
0 - 70
71 - 140
Klasifikasi
Tidak rentan
Sedikit rentan
Skor
1
2
Keterangan
Dihitung
berdasarkan
141 - 210
211 - 280
281 - 350
jumlah
penduduk
terhadap luas
5
Sangat Rentan
wilayah
Sumber : Analisa Data, 2014
Cukup rentan
Rentan
3
4
Rasio jenis kelamin melihat perbandingan jumlah penduduk wanita dan penduduk lakilaki. Semakin banyak jumlah penduduk wanita, maka tingkat kerentanan suatu daerah semakin
tinggi terhadap ancaman bahay tsunami. Hal tersebut dikarenakan berpengaruh terhadap proses
evakuasi saat terjadi bencana. Penilaian variable penduduk rentan ditunjukkan pada table 13.
Tabel 13 Pembagian kelas rasio jenis kelamin
Variabel
Pembagian rasio jenis
kelamin
(%)
Deskripsi
<20 %
20-49%
50-79%
80 -100%
>100%
Klasifikasi
Skor
Keterangan
Tidak rentan
1
Presentase
Sedikit rentan
2
penduduk wanita
Cukup rentan
3
terhadap
penduduk lakiRentan
4
laki
Sangat Rentan
5
Sumber : Analisa Data, 2014
Variable fasilitas umum berpengaruh kepada kerentanan fisik suatu wilayah. Semakin
banyak jumlah fasilitas maka semakin rentan daerah tersebut terhadap ancaman bencana
tsunami. Hal tersebut menunjukkan kerugian fisik yang akan dialami suatu daerah apabila
bencana terjadi. Penilaian variable ketersediaan fasilitas umum ditunjukkan pada table 14.
Tabel 14 Pembagian kelas ketersediaan fasilitas umum
Variabel
Ketersediaan fasilitas
umum
Deskripsi
0 55
56 110
111 165
166 220
221 275
Keterangan
Klasifikasi
Skor
Jumlah
fasilitas
1
Tidak rentan
umum yang
2
Sedikit rentan
tersedia
3
Cukup rentan
4
Rentan
5
Sangat Rentan
Sumber : Analisa Data, 2014
Variable tata guna lahan dilihat dari penggunaan lahan pada daerah penelitian. Tingkat
kerentanan akan semakin tinggi bila penggunaan lahan digunakan untuk pemukiman dan untuk
kegiatan perekonomian masyarakat. Penilaian variable tata guna lahan ditunjukkan pada table
15.
Tabel 15 Pembagian kelas penggunaan lahan mayoritas
Variabel
Penggunaan Lahan
Deskripsi
Hutan, batuan cadas
Semak Belukar
Ladang
Kebun
Pemukiman, Sawah
Klasifikasi
Skor
Keterangan
Tidak rentan
1
Sedikit rentan
2
Dinilai dari
penggunaan
lahan
Cukup rentan
3
mayoritas pada
Rentan
4
wilayah penelitian
Sangat
5
Rentan
Sumber : Nababan dan Sengaji, 2009
Variable jumlah rumah tangga miskin menggambarkan tingkat kerentanan ekonomi suatu
wilayah. Jumlah rumah tangga miskin menggambarkan kemampuan suatu keluarga untuk dapat
pulih akibat dampak yang ditimbulkan akibat bencana yang terjadi. Semakin banyak jumlah
rumah tangga miskin maka daerah tersebut semakin rentan. Penilaian variable jumlah rumah
tangga miskin ditunjukkan pada table 16.
Variabel
Deskripsi
Klasifikasi
Skor
1
0 - 2100
Tidak rentan
2
2101 - 4200
Sedikit rentan
Jumlah rumah tangga
3
miskin
4201 - 6300
Cukup rentan
(Rumah Tangga)
4
6301 - 8400
Rentan
5
8401 - 10500
Sangat Rentan
Tabel 16 Pembagian kelas jumlah rumah tangga miskin
Keterangan
Dinilai
berdasarkan
jumlah rumah
tangga yang
menerima BLT
Deskripsi
3717 - 4645
2729 - 3716
1859 - 2728
Klasifikasi
Tidak rentan
Sedikit rentan
Cukup rentan
Skor
1
2
3
Keterangan
Dinilai dari luas hutan
alam, hutan lindung,
dan hutan bakau
930 - 1858
0-929
Rentan
Sangat Rentan
4
5
Sumber : Analisa Data, 2014
Variable topografi berkaitan langsung dengan tinggi rendahnya kondisi geografis suatu
wilayah. Ketinggian tempat dikatakan berpengaruh karena daerah yang akan terkena dampak
genangan tsunami pada daerah yang bertopografi rendah akan tergolong sangat rentan. Penilaian
variable topografik ditunjukkan pada table 18.
Tabel 18 Pembagian kelas ketinggian topografi daratan
Variabel
Ketinggian
(meter)
Deskripsi
321 400
241 320
161 240
81 160
0 80
Klasifikasi
Tidak rentan
Sedikit rentan
Cukup rentan
Rentan
Sangat Rentan
Skor
Keterangan
1
Dinilai berdasarkan
2
ketinggian topografi di
3
daratn, semakin rendah
4
semakin rentan.
5
Sumber : Analisa Data, 2014
Variabel
Deskripsi
Klasifikasi
Skor
1
>40 %
Tidak rentan
2
25-40 %
Sedikit rentan
3
15-25 %
Cukup rentan
4
2-15%
Rentan
5
0-2%
Sangat Rentan
Tabel 19 Pembagian kelas kemiringan
Kemiringan Pantai
(%)
Keterangan
Semakin landai lahan
maka semakin rentan
Variable run-up tsunami adalah rayapan muka air laut kea rah daratan hingga elevasinya di atas muka air
laut rata-rata. Semakin tinggi run-up tsunami maka semakin rentan daerah wilayah tersebut terhadap
ancaman tsunami. Penilaian variable run-up tsunami ditunjukkan pada table 20.
Besaran
deskripsi
<0.75 m
0.75 2 m
2. 6 m
6- 16 m
> 16 m
Klasifikasi
skor
Klasifikasi
Tidak rentan
Sedikit rentan
Cukup rentan
Rentan
Sangat Rentan
1
2
3
4
5
Semakin tinggi
run up maka
akan semakin
rentan
Kecamatan
Bakung
Panggungrejo
Wates
Wonotirto
RT
1
1
1
1
T
4
2
2
1
TG
1
3
3
3
KV
1
4
5
5
FU
4
5
4
5
KP
4
5
5
4
SR
4
4
4
5
RM
4
2
5
3
K
5
5
5
5
indeks
23.85
51.64
81.65
50
Keterangan:
RT : Run up Tsunami
T : Tinggi Daratan
TG : Tata Guna Lahan
KV : Kerapatan Vegetasi
FU : Fasilitas Umum
KP : Kepadatan Penduduk
SR : Sex Ratio/Rasio Jenis Kelamin
RM : Rumah tangga Miskin
K : Kemiringan
Menurut Doukakis (2005), penyusunan tingkat kerentanan pantai berdasarkan indeks
kerentanan pantai (IKP) dapat dilihat pada table 22
Tabel 22 Tingkat kerentanan berdasarkan IKP
Analisa indeks kerentanan pesisir diatas merupakan analisa keseluruhan kondisi terkait
kondisi fisik dan social dari kecamatan Bakung, Wates, Wonotirto dan Panggungrejo. Kerentanan
ini melibatkan variabel-variabel yang telah di tentukan yakni 6 variabel fisik dan 3 variabel
sosial. Dari hasil akhir yang didapat daerah dengan kerentanan paling tinggi ada pada Kecamatan
Wates dengan indeks kerentanan 81.65 yang artinya wilayah Kecamatan Wates merupakan
wilayah yang rentan terhadap bencana tsunami.
.
Kesimpulan
Dari hasil analisa Indeks Kerentanan Pesisir (IKP) di atas maka:
1. Kecamatan yang memiliki kerentanan pesisir paling tinggi adalah Kecamatan Wates
dengan indeks kerentanan sebesar 81.65.
2. Indeks Kerentanan Pesisir di atas di dapat dari 6 Variabel Fisik antara lain Ketinggian
rata-rata daratan, Tata Guna Lahan, Run up Tsunami, Kerapatan Vegetasi, Kemiringan
dan Ketersediaan fasilitas Umum. Selain itu juga terdapat 3 variabel social ekonomi yaitu
Kepadatan Penduduk, Rasio jenis kelamin dan Jumlah rumah tangga miskin.