atau7P. Dan bila kredit dalam jumlah yang besar menggunakan studi kelayakan agar
hasilnya bisa lebih tepat dan tidak ada pihak yang dirugikan.
Aspek aspek yang dinilai, antara lain :
a) Aspek Hukum
Dalam aspek hukum menilai keaslian dan keabsahan dokumen dokumen agar
nantinya tidak terjadi masalah. Penilaian aspek hukum meliputi :
Akta Notaris
KTP
TDP
Izin Usaha
IMB
NPWP
Sertifikat-sertifikat yang dimiliki
BPKB
Dan lain lain.
b) Aspek Pasar dan Pemasaran
Aspek ini menilai kredit yang akan dinilai bisa laku di pasar dan stratrgi
pemasaran yang dilakukan. Prospek yang dinilai untuk masa sekarang dan masa
mendatang.
c) Aspek Keuangan
Laporan keuangan yang disertakan adalah tiga tahun terakhir. Analisis
keuangannya meliputu rasio rasio keuangan seperti rasio likuiditas, rasio
leverage, rasio aktivitas, rasio profitabilitas, dan analisi pulang pokok.
d) Aspek Teknis atau Operasi
Aspek ini menilai lokasi usaha, kelengkapan sarana, dan prasarana dari pemohon
kredit.
e) Aspek Manajemen
Aspek ini menilai pengalaman pemohon kredit dalam mengelola usahanya dan
juga sumberdaya yang dimilikinya.
f) Aspek Ekonomi Sosial
Aspek ini menilai dampak usaha yang dimiliki pemohon kredit terutama bagi
masyarakat luas baik sisi ekonomi ataupun sisi sosial.
g) Aspek AMDAL
Aspek ini menilai apakah usaha pemohon kredit sudah memenuhi analisis
dampak lingkungan terhadap lingkungan sekitarnya.
4. Wawancara Pertama
Pada tahap ini menilai pemohon kredit dengan bertemu langsung. Tujuan tahap ini
adalah mendapat keyakinan mengenai berkas berkas sudah sesuai apa belum.
Dalam wawancara ini juga untuk mengetahui keinginan dan kebutuhan nasabah yang
sebenarnya. Wawancara pertama ini harus dibuat serileks mungkin. Pertanyaan
pertanyaan yang dilakukan dalam wawancara pertama ini bisa berupa :
o Terstruktur
o Tidak terstruktur
o Wawancara setres, dan lain sebagainya.
5. Peninjauan ke Lokasi
Aspek ini melakukan peninjauan ke lokasi sebagai obyek kredit. Lalu mencocokkan
dengan aspek ke empat. Tujuan dari aspek ini adalah memastikan dan meyakinkan
bahwa obyek kredit benar benar ada dan sesuai dengan apa yang tertulis di proposal.
Agar tujuan dapat tercapai sebaiknya saat melakukan peninjauan ke lokasi tidak
melakukan pemberitahuan kepada pemohon kredit.
6. Wawancara Kedua
Pada tahap ini dilakukan perbaikan perbaikan berkas dan akan melengkapi bila
terjadi kekurangan. Dengan aspek aspek sebelumnya dilakukan kecocokan dan
dinilai kesusaiannya.
7. Keputusan Kredit
Setelah melalui tahap satu sampai dengan tahap enam maka tahap selanjutnya adalah
keputusan kredit. Apakah keputusannya diberikan atau ditolak. Keputusan ini dibuat
biasanya berdasarkan keputusan tim. Keputusan kredit meliputi :
a) Akad kredit yang akan ditandatangani
b) Jumlah uang yang diterima
c) Jangka waktu kredit
d) Biaya biaya yang harus dibayar.
8. Penandatanganan Akad Kredit atau perjanjian lainnya
Tahap ini merupakan kelanjutan dari tahap ketujuh. Di tahap ini calon nasabah
menandatanagni akad kredit lalu mengikat jaminan kredit dengan hipotek atau surat
perjanjian. Penandatangan ini dilaksanakan antara bank dengan debitur secara
langsung ataupun melalui notaris.
9. Realisasi Kredit
Realisasi kredit diberikan setelah menandatangani dengan membuka rekening giro
atau tabungzn di bank yang bersangkutan. Pencairan kredit sesuai realisasi kredit
tergantung dari kesepakatan kedua belah pihak bisa dilakukan secara langsung
ataupun bertahap.
I. Kualitas Kredit
Usaha perbankan dipengaruhi oleh jumlah kredit yang disalurkan dalam suatu periode.
Semakin banyak kredit yang disalurkan maka semakin besar laba yang diperoleh bank
tersebut. Pada saat ini hampr semua bank mengandalkan pendapatan utama dan terbesarnya
dari jumlah penyaluran kredit (spread based). Selain itu bank tentunya juga mengandalkan
biaya biaya yang dibebankan ke nasabah (fee based). Dalam prakteknya, kredit yang
diberikan kepada nasabah harus diimbangi dengan kualitas kredit tersebut. Karena semakin
berkualitas suatu kredit maka resiko kredit bermasalah akan semakin kecil. Dalam
menyalurkan kredit, perbankan harus berhati hati agar tidak ada masalah dan kerugian yang
akan ditimbulkan.
Dalam menyalurkan kredit agar kredit tersebut berkualitas perlu memperhatikan beberapa
hal, antara lain :
a. Tingkat Perolehan Laba (Return)
Jumlah laba yang akan diperoleh dari kredit yang diberikan harus baik.
b. Tingkat Resiko (Risk)
Tingkat resiko atas kerugoan atau kemungkinan masalah yang akan dihadapi oleh
pihak bank terkait kredit yang diberikan.
Kemudian pihak bank juga harus memperhatikan beberapa faktor, antara lain :
a.
b.
c.
d.
Selain itu dalam memberikan kredit yang berkualitas juga pihak perbankan perlu
menganalisis resiko resiko, antara lain :
a.
b.
c.
d.
Resiko Lingkungan
Resiko Manajemen
Resiko Penyerahan
Resiko Keuangan