Anda di halaman 1dari 10

PEMISAHAN SENYAWA DAN CAMPURAN

Secara umum materi dapat dibagi atas zat murni (tunggal) dan campuran
(majemuk). Zat murni ada dua, yaitu unsur dan senyawa, senyawa terbentuk
dari dua unsur atau lebih dengan komposisi tertentu sedangkan campuran
adalah gabungan dua zat murni dengan komposisi sembarangan dan masih
memiliki sifat-sifat asalnya. Campuran dibagi menjadi 2 macam, yaitu :
a.Campuran Heterogen
Campuran heterogen adalah campuran yang tidak serba sama, membentuk dua
fasa atau lebih dan terdapat batas yang jelas diantara fasa-fasa. Adapun empat
proses pemisahan campuran heterogen, yaitu :
1.sedimentasi
2.flotasi
3.sentrifugasi
4.filtrasi
contohnya : Campuran tepung beras dengan air, campuran kapur dengan
pasir,dll
b.Campuran Homogen
Campuran homogen adalah campuran homogen antara zat terlarut (solute) dan
zat pelarut (solvent) dan dapat berwujud cair, padat, dan gas. Adapun beberapa
metode yang digunakan untuk terjadinya suatu fasa baru sehingga dapat
dipisahkan adalah :
1.Absorpsi
2.Adsorpsi
3.Destilasi
4.Kromatografi
5.kristalisasi
6.ekstraksi, dll
metode pemisahan merupakan aspek penting dalam bidang kimia, karena
kebanyakan materi yang terdapat di alam berupa campuran. Contohnya, tanah
yang terdiri dari berbagai senyawa dan unsur baik dalam wujud padat, cair
maupun gas. Udara yang kita hirup, mengandung oksigen, nitrogen, dan
sebagainya. Melalui teknik pemisahan, ternyata menghasilkan materi yang lebih
penting dan lebih mahal harganya (BBM)
campuran dapat dipisahkan melalui peristiwa fisika dan kimia. Pemisahan secara
fisika tidak mengubah zat selama pemisahan, sedangkan secara kimia satu
komponen atai lebih direaksikan dengan zat lain sehingga dapat dipisahkan.Cara
atau teknik pemisahan campuran bergantung pada jenis, wujud dan sifat
komponen yang terkandung di dalamnya.
Adapun cara pemisahan campuran antara lain :
a.Destilasi
Pemisahan campuran yang didasarkan pada perbedaan titik didih campuran atau

lebih. Jika campuran dipanaskan, maka komponen yang titik didihnya lebih
rendah akan menguap lebih dulu. Contohnya memisahkan air dengan alkohol.
Titik didih air dan alkohol masing-masing 100o C dan 78o C jika campuran
dipanaskan dalam labu destilasi pada suhu 78o C, maka alkohol akan menguap
sedikit demi sedikit, uap itu akan mengembun dalam pendingin dan akhirnya
didapat alkohol murni.
b.Rekristalisasi
Pemisahan campuran yang didasarkan pada perbedaan titik beku komponen.
Perbedaan itu harus cukup besar dan sebaliknya komponen yang akan
dipisahkan berwujud padat dan yang lainnya cair pada suhu kamar. Contohnya
garam dapat dipisahkan dari air karena garam berupa padatan. Air garam bila
dipanaskan perlahan dalam bejana terbuka, maka air akan menguap sedikit
demi sedikit. Pemanasan dihentikan saat larutan tepat jenuh. Jika dibiarkan
akhirnya terbentuk kristal garam.
c.Ekstraksi
Pemisahan campuran yang didasarkan pada perbadaan kelaruran komponen
dalam pelarutyang berbeda. Contohnya campuran dua komponen (misalkan A
dan B) dimasukkan dalam pelarut X dan Y. Syaratnya kedua pelarut ini tidak
dapat bercampur seperti air dan minyak. Semuanya dimasukkan kedalam corong
pisah dan dikocok supaya bercampur sempurna dan kemudian didiamkan sampai
X dan Y memisah kembali. Kini zat A dan B berada dalam kedua pelarut X dan Y,
tetapi perbandingannya tidak sama. Misal A lebih banyak dari X sedangkan B
lebih banyak dari Y. Akhirnya A dan B telah terpisah meski tidak sempurna.
Kedua pelarut dapat dipisahkan dengan membuka kran corong perlahan-lahan
dan ditampung dalam bejana bersih.
d.Kromatografi
Pemisahan campuran yang didasarkan pada perbedaan distribusi molekulmolekul komponen diantara dua fasa (fasa gerak dan fasa diam) yang
kepolarannya berbeda. Cara ini dipakai jika campuran tidak dapat dipisahkan
dengan cara lain. Keberhasilan pemisahan kromatografi bergantung pada daya
interaksi komponen-komponen campuran dengan fasa diam dan fasa gerak.
Apabila dua atau lebih komponen memiliki daya interaksi dengan fasa diam atau
fasa gerak yang hampir sama maka komponen-komponen tersebut sulit
dipisahkan.
Berdasarkan jenis eluen (fasa gerak) dan adsorbennya (fasa diam), kromatografi
dapat dibagi menjadi 4 cara :
1)Kromatografi kolom
Adalah kromatografi yang adsorbennya (berupa padatan dalam bentuk tepung)
2)Kromatografi kertas
Adalah kromatografi yang menggunakan kertas sebagai adsorbennya dan zat
cair sebagai eluennya.
3)Kromatografi lempeng tipis (KLT)
Adalah kromatografi menggunakan lempeng tipis (seperti kaca atau lempengan
logam) yang dilumuri padatan sebagai adsorben
4)Kromatografi Gas
Adalah kromatografi yang menggunakan gas sebagai eluennya, sedangkan
komponen didalam alat akan diubah menjadi gas dan mengalir bersama eluen.

PEMISAHAN CAMPURAN
METODE PEMISAHAN CAMP[URAN
Metode pemisahan merupakan suatu cara yang digunakan untuk
memisahkan atau memurnikan suatu senyawa atau skelompok senyawa
yang mempunyai susunan kimia yang berkaitan dari suatu bahan, baik
dalam skala laboratorium maupun skala industri. Metode pemisahan
bertujuan untuk mendapatkan zat murni atau beberapa zat murni dari
suatu campuran, sering disebut sebagai pemurnian dan juga untuk
mengetahui keberadaan suatu zat dalam suatu sampel (analisis
laboratorium).
Berdasarkan tahap proses pemisahan, metode pemisahan dapat
dibedakan menjadi dua golongan, yaitu metode pemisahan sederhana
dan metode pemisahan kompleks.
Metode Pemisahan Sederhana
Metode pemisahan sederhana adalah metode yang menggunakan cara
satu tahap. Proses ini terbatas untuk memisahkan campuran atau larutan
yang relatif sederhana.
Metode Pemisahan Kompleks
Metode pemisahan kompleks memerlukan beberapa tahapan kerja,
diantaranya penambahan bahan tertentu,pengaturan proses mekanik
alat, dan reaksi-reaksi kimia yang diperlukan. Metode ini biasanya
menggabungkan dua atau lebih metode sederhana. Contohnya,
pengolahan bijih dari pertambangan memerlukan proses pemisahan
kompleks.
Keadaan zat yang diinginkan dan dalam keadaan campuran harus
diperhatiakn untuk menghindari kesalahan pemilihan metode pemisahan
yang akan menimbulkan kerusakan hasil atau melainkan tidak berhasil.
Beberapa faktor yang perlu diperhatikan antara lain :
1. Keadaan zat yang diinginkan terhadap campuran,
apakah zat ada di dalam sel makhluk hidup, apakah
bahan terikat secara kimia, dan sebagainya.
2. Kadar zat yang diinginkan terhadap campurannya,
apakah kadarnya kecil atau besar.

3. Sifat khusus dari zat yang diinginkan dan campurannya,


misalnya zat tidak tahan panas, mudah menguap,
kelarutan terhadap pelarut tertentu, titik didih, dan
sebagainya.
4. Standar kemurnian yang diinginkan. Kemurnian 100%
memerlukan tahap yang berbeda dengan 96%.
5. zat pencemar dan campurannya yang mengotori
beserta sifatnya.
6. Nilai guna zat yang diinginkan, harga, dan biaya proses
pemisahan.

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam Kimia dan teknik kimia, proses pemisahan digunakan untuk
mendapatkan dua atau lebih produk yang lebih murni dari suatu
campuran senyawa kimia. Sebagian besar senyawa kimia ditemukan di
alam dalam keadaan yang tidak murni. Biasanya, suatu senyawa kimia
berada dalam keadaan tercampur dengan senyawa lain. Untuk beberapa
keperluan seperti sintesis senyawa kimia yang memerlukan bahan baku
senyawa kimia dalam keadaan murni atau proses produksi suatu senyawa
kimia dengan kemurnian tinggi, proses pemisahan perlu dilakukan. Proses
pemisahan sangat penting dalam bidang teknik kimia.
Secara mendasar, proses pemisahan dapat diterangkan sebagai
proses
perpindahan
massa.
Proses
pemisahan
sendiri
dapat
diklasifikasikan menjadi proses pemisahan secara mekanis atau kimiawi.
Pemilihan jenis proses pemisahan yang digunakan bergantung pada
kondisi yang dihadapi. Proses pemisahan suatu campuran dapat dilakukan
dengan berbagai metode. Metode pemisahan yang dipilih bergantung
pada fasa komponen penyusun campuran. Pada berbagai kasus, dua atau
lebih proses pemisahan harus dikombinasikan untuk mendapatkan hasil
pemisahan yang diinginkan.
B.
Tujuan Penulisan
Pembuatan makalah ini selain untuk melengkapi salah satu tugas mata
pelajaran Kimia, juga untuk mengetahui :
1.
Jenis pemisahan campuran Filtrasi, Kristalisasi, dan Destilasi

2.
3.

Proses pemisahan campuran melalui Filtrasi, Kristalisasi, dan Destilasi


Contoh Filtrasi, Kristalisasi, dan Destilasi dalam kehidupan sehari hari

BAB II
PEMBAHASAN
A.

B.
1.

Definisi Campuran
Campuran adalah gabungan dua macam zat atau lebih. Campuran
dapat berupa larutan, koloid atau suspensi.
Metode Pemisahan Campuran
Filtrasi (Penyaringan)

Filtrasi (penyaringan) adalah cara pemisahan campuran berdasarkan


perbedaan ukuran dari partikel-partikel komponen campuran dengan
menggunakan penyaring. Partikel yang mempunyai ukuran lebih kecil
akan lolos saringan dan partikel yang lebih besar akan tertinggal pada
saringan. Cara pemisahan dengan cara penyaringan ini dapat dilakukan
untuk memisahkan padatan yang mempunyai ukuran berbeda dan untuk
memisahkan padatan dengan cairan.
Pemilihan ukuran penyaring disesuaikan dengan ukuran zat-zat yang akan
dipisahkan. Saringan untuk memisahkan pasir dan kerikil akan berbeda
dengan saringan untuk memisahkan santan dengan ampasnya.
Hal yang paling utama dalam filtrasi adalah mengalirkan fluida melalui
media berpori. Filtrasi dapat terjadi karena adanya gaya dorong,
misalnya ; gravitasi, tekanan dan gaya sentrifugal. Fluida yang difiltrasi
dapat berupa cairan atau gas; aliran yang lolos dari saringan mungkin
saja cairan, padatan, atau keduanya. Seringkali umpan dimodifikasi
melalui beberapa pengolahan awal untuk meningkatkan laju filtrasi, misal
dengan pemanasan, kristalisasi, atau memasang peralatan tambahan
pada penyaring seperti selulosa atau tanah diatomae.
Contoh : penyaringan kerikil dari pasir. Pemisahan zat-zat yang
mempunyai perbedaan kelarutan juga dapat dilakukan dengan
penyaringan. Misalnya memisahkan garam yang bercampur pasir, dimana

garam mudah larut dalam air sedangkan pasir tidak larut. Campuran
tersebut dimasukkan dalam air, garam akan larut sedangkan pasir tidak.
Setelah disaring pasir akan tertinggal di kertas saring, dan air garam lolos
menembus kertas saring. Zat yang tertahan di kertas saring dinamakan
residu dan cairan yang dapat menembus kertas saring dinamakan filtrat.
2.

Kristalisasi (Penguapan)

Kristalisasi merupakan salah satu cara untuk memisahkan zat padat dari
komponen-komponen lain penyusun campuran. Kristalisasi ada dua
macam, yaitu kristalisasi penguapan ytdan kristalisasi pendinginan.
Kristalisasi penguapan dilakukan jika zat yang akan dipisahkan tahan
terhadap panas dan titik bekunya lebih tinggi daripada titik didih pelarut.
Pemisahan secara kristalisasi dilakukan untuk memisahan zat padat dari
larutannya dengan jalan menguapkan pelarutnya. Zat padat tersebut
dalam keadaan lewat jenuh akan membentuk kristal. Contoh Kristalisasi
penguapan dilakukan oleh para petani garam. Pada saat air pasang,
tambak-tambak garam akan terisi air laut. Pada saat air surut maka air
laut yang sudah mengisi tambak garam akan tetap berada di tempat itu.
Adanya pengaruh sinar matahari mengakibatkan komponen air dari air
laut dalam tambak akan menguap dan komponen garamnya akan tetap
dalam larutan. Jika penguapan ini terus berlangsung, lama-kelamaan
garam tersebut akan membentuk kristal-kristal garam tanpa harus
menunggu sampai airnya habis.
Kristalisasi pendinginan dilakukan dengan cara mendinginkan larutan.
Pada saat suhu larutan turun, komponen zat yang memiliki titik beku lebih
tinggi akan membeku terlebih dahulu, sementara zat lain masih larut
sehingga keduanya dapat dipisahkan dengan cara penyaringan. Zat lain
akan turun bersama pelarut sebagai filtrat, sedangkan zat padat tetap
tinggal di atas saringan sebagai residu.

contoh : penguapan air laut (larutan garam) untuk memperoleh kristal


garam.
3.

Destilasi (Penyulingan)

Destilasi (penyulingan) yaitu memisahkan campuran berupa zat cair


terlarut dari pelarutnya. Pemisahan campuran dengan destilasi didasarkan
pada perbedaan titik didih. Cara ini dapat digunakan untuk memisahkan
campuran yang mempunyai titik didih berbeda.
Campuran antara air dan bensin pun dapat dipisahkan dengan cara
destilasi. Semakin jauh perbedaan titik didih, semakin mudah campuran
tersebut dipisahkan. Destilasi ada bermacam-macam, diataranya destilasi
sederhana dan destilasi bertingkat.
Pemisahan spiritus yang bercampur dengan air dapat dilakukan dengan
cara destilasi. Campuran spiritus dengan air kita masukkan dalam labu
destilasi, kemudian dipanaskan. Proses yang terjadi adalah campuran air
dan spiritus dipanaskan hingga suhu 80oC sehingga spiritus menguap
sedang air belum menguap.
Uap spiritus didinginkan dalam pendingin Liebieg, sehingga mengembun
dan menetes di tabung erlenmeyer. Zat yang dihasilkan dari destilasi
yang disebut destilat.
Salah satu contoh destilasi terbesar saat ini adalah proses pengolahan
minyak bumi menjadi fraksi-fraksi minyak bumi, seperti LPG, bensin,
minyak tanah, solar, pelumas, dan aspal.

BAB III
PENUTUP
A.

Kesimpulan
Pada dasarnya hampir semua campuran dapat dipisahkan. Metode
pemisahan campuran yang dapat dijadikan dasar pemisahan campuran
bergantung pada sifat fisika dari partikel-partikel penyusun campuran
tersebut. Sifat fisika yang dapat dijadikan dasar pemisahan campuran
adalah ukuran partikel, titik didih partikel, dan kelarutan. Dalam
pemisahan campuran, terdapat beberapa jenis proses, yaitu melalui
Filtrasi, Kristalisasi, Destilasi, Sublimasi, Kromatografi, dan Ekstraksi.
Filtrasi (penyaringan) adalah cara pemisahan campuran berdasarkan
perbedaan ukuran dari partikel-partikel komponen campuran dengan
menggunakan
penyaring, kristalisasi (penguapan)
yaitu
cara
memisahkan zat terlarut dari pelarutnya menggunakan pemanasan atau
penyerapan kalor,Destilasi (penyulingan) yaitu memisahkan campuran
berupa zat cair terlarut dari pelarutnya, dll. Contoh pemanfaatan metode
pemisahan campuran ini dapat kita lihat pada proses pemurnian garam
dapur, pemurnian air minum, dan juga pengolahan minyak bumi menjadi
berbagai macam bahan bakar.

B.

Saran
Saat ini, sudah lebih dari satu macam metode pemisahan campuran,
smeoga semakin berkembangnya sains dan teknologi, dapat pula
meningkatkan berbagai metode dalam sains tersebut.

Pemisahan
Ditulis oleh Zulfikar pada 19-12-2010

Proses pemisahan merupakan proses perpindahan masa, perpindahan dapat terjadi jika senyawasenyawa yang ada dalam campuran memiliki sifat fisika atau sifat kimia yang berbeda. Perbedaan
sifat inilah yang menyebabkan kita dapat memisahkannya. Sebagai contoh kita dapat pisahkan
satu zat karena berbeda dalam hal ukuran partikelnya, pemisahan dapat kita lakukan dengan
pengayakan. Beberapa sifat fisika zat yang dapat dipergunakan misalnya berat jenis, muatan
listrik, titik didih, titik beku dan lainnya. Selain itu sifat-sifat kimia juga dapat dipergunakan
khususnya adalah interaksi kimia antara satu zat dengan zat lainnya.
Secara teknis, pemisahan suatu campuran dapat dapat dilakukan dengan berbagai metode.
Umumnya pemisahan dilakukan dengan mempertimbangkan fasa komponen dari campuran
tersebut. Suatu campuran dapat berupa campuran homogen (satu fasa) atau campuran heterogen
(lebih dari satu fasa). Campuran heterogen dapat dibentuk dari beberapa fasa misalnya padatpadat, padat-cair, padat-gas, cair-cair, cair-gas, gas-gas, atau campuran ketiganya padat-cair-dan
gas. Sehingga dalam proses pemisahan seringkali kita melakukan beberapa kali proses pemisahan
serta mengkombinasikan berbagai teknik pemisahan agar mendapatkan hasil pemisahan yang
diinginkan.
Teknik pemisahan, secara umum dapat kita klasifikasikan sebagai pemisahan secara mekanik atau
berdasarkan sifat fisika dan pemisahan secara kimia. Atas dasar ini teknik pemisahan kita bahas.

Anda mungkin juga menyukai