Anda di halaman 1dari 46

Penyakit Ibu dan

Janin

Afriani
109170002

Penyakit Ibu pada Masa


Kehamilan

1. Hiperemis Gravidarum
Definisi
Mual dan muntah berlebihan sehingga pekerjaan sehari-hari terganggu dan
keaaan umum menjadi buruk.

Etiologi
Belum pasti diketahui, namun beberapa factor mempunyai pengaruh antara lain:
Faktor predisposisi, yaitu primagravida, mola hidatiosa dan kehamilan ganda.
Faktor organic, yaitu alergi, masuknya vili khoralis dalam sirkulasi, perubahan
metabolic akibat hamil dan resistensi ibu yang menurun.
Faktor psikologi

Lanjutan
Patofisiologi
Perasaan mual akibat kadar esterogen yang meningkat. Mual dan muntah
terus menerus dapat menyebabkan dehidrasi, hiponatremia, hipokloremia,
penurunan klorida urin. Selanjutnya terjadi hemokonsentrasi yang mengurangi
perfusi darah ke jaringan dan menyebabkan tertimbunnya zat toksik. Pemakaian
cadangan karbohidrat dan lemak menyebabkan oksidasi lemak tidak sempurna
sehingga terjadi ketosis. Hypokalemia akibat muntah dan sekresi yang
berlebihan selanjutnya menambah frekuensi muntah dan merusak hepar. Selaput
lendir esophagus dan lambung dapat robek sehingga terjadi perdarahan
gastrointestinal.

Lanjutan
Manifestasi klinis
Tingkat 1:
muntah terus menerus yang mempengaruhi keadaan umum, menimbulkan
rasa lemah, nafsu makan tidak ada, berat badan turun dan nyeri epigastrium
frekuensi nadi naik sekitar 100x/menit, tekanan darah sistolik turun, turgor
kulit berkurang, lidah kering dan mata cekung.
Tingkat 2:
Pasien tampak lemah dan apatis, lidah kotor, nadi kecil dan cepat, suhu
kadang naik, dan mata sedikit ikterik. Berat badan pasien turun, timbul
hipotensi, hemokonsentrasi, oliguria, konstipasi, dan napas berbau aseton.
Tingkat 3:
Kesadaran pasien menurun dari somnolen sampai koma, muntah berhenti,
nadi kecil dan cepat, suhu meningkat dan tekanan darah makin turun.

2. Abortus
Definisi
Ancaman atau pengeluaran hasil konsepsi pada usia kehamilan kurang dari 20 minggu
atau berat janin 500 grm.

Etiologi
Kelainan pertumbuhan hasil konsepsi, bisa menyebabkan abortus pada
kehamilan sebelum usia 8 minggu. Faktor yang menyebabkan kelainan
ini adalah :
Kelainan kromosom, terutama trisomy autosom dan monosomi X
Lingkungan sekitar tempat implantasi kurang sempurna
Pengaruh tetratogen akibat radiasi
Kelainan pada plasenta, misalnya endarteritis vili korialis karena
hipertensi menahun.
Faktor internal, seperti pneumonia, tifus, anemia berat, keracunan
Kelainan traktus genitalia (mioma uteri, dll)

Lanjutan
Pathogenesis
Pada awal abortus terjadi perdarahan desiduabasalis, diikuti nekrosis
jaringan sekitar yang menyebabkan hasil konsepsi terlepas dan dianggap
benda asing dalam uterus. Kemudian uterus berkontraksi untuk mengeluarkan
benda asing tersebut.
Pada kehamilan kurang dari 8 minggu, vili korialis belum menembus
desidua secara dalam, jadi hasil konsepsi dapat dikeluarkan seluruhnya. Pada
kehamilan 8-14 minggu, penembusan sudah lebih dalam hingga plasenta tidak
dilepaskan sempurna dan menimbulkan banyak perdarahan.

Lanjutan
Manifestasi Klinis
Terlambat haid atau amenore 20 minggu
Pemeriksaan fisik: keadaan umum tampak lemah atau kesadaran menurun,
tekanan darah normal atau menurun, denyut nadi normal atau cepat dan kecil,
suhu badan normal dan meningkat
Perdarahan pervaginam, mungkin disertai keluarnya jaringan hasil konsepsi
Rasa mulas atau kram perut di daerah atas simfisis, sering disertai nyeri
pinggang akibat kontraksi uterus.

3. Kehamilan Ektopik
Definisi
Adalah implantasi dan pertumbuhan hasil konsepsi di luar
endometrium kavum uteri.

Etiologi
Faktor tuba, yaitu salpingitis, perlekatan tuba, kelaina kongenital
tuba, pembedahan sebelumnya, endometriosis, tumor yang
mengubah bentuk tuba, dan kehamilan ektopik sebelunya
Kelainan zigot, yaitu kelainan kromosom dan malformasi
Factor ovarium
Penggunaan hormone eksogen (estrogen) seperti pada
kontrasepsi oral.

Pathogenesis
Kehamilan ektopik dapat berupa kehamilan tuba,
kehamilan
ovarial,
kehamilan
intraligamenter,
kehamilan servikal dan kehamilan intraabdominal
Manifestasi Klinik
Amenore
Gejala kehamilan muda
Nyeri perut bagian bawah
Perdarahan pervaginam berwarna coklat tua

4. Mola Hidatiosa
Definisi
Mola hidatidosa adalah kehamilan abnormal di mana hamper seluruh vili
korialisnya mangalami perubahan hidrofik.

Etiologi
Belum diketahui pasti. Ada yang menyatakan akibat infeksi, defisiensi
makanan, dan genetik. Yang paling cocok ialah teori Acosta Sison, yaitu
defisiensi protein. Faktor resiko terdapat pada golongan sosioekonomi rendah,
usia di bawah 20 tahun dan pariatas tinggi.

Lanjutan
Patogenesis
Mola hidatidosa berkembang dari trofoblas ekstraembrionik.
Mola hidatidosa terbagi menjadi:
Mola hidatidosa kompleks (klasik), jika tidak ditemukan janin
Mola hidotidosa inkomplet (parsial), jika disertai janin atau
bagian janin.

Lanjutan
Manifestasi Klinis
Amenore dan tanda tanda kehamilan
Perdarahan pervaginam berulang. Darah cenderung berwarna coklat. Pada
keadaan lanjut kadang keluar gelembung mola
Pembesaran uterus lebih besar dari usia kehamilan
Tidak terabanya bagian janin pada palpasi dan tidak terdengarnya BJJ
sekalipun uterus sudah membesar setinggi pusar atau lebih
Preeklampsia atau eklampsia yang terjadi sebelum kehamilan 24 minggu

Lanjutan
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan sonde uterus (hanifa)
Tes Acosta Sison. Dengan tang abortus gelembung mola dapat dikeluarkan
Peningkatan kadar beta hCG darah atau urin
Ultrasonografi menunjukkan gambaran badai sulju (snow flake pattern)
Foto toraks ada gambaran emboli udara
Pemeriksaan T3 dan T4 bila ada gejala tirotoksikosis

Komplikasi
Anemia, syok, infeksi, eklampsia dan tirotoksikosis.

Lanjutan
Diagnosis
Anamnesis perdarahan pervaginam/ gambaran mola, gejala toksemia pada
trisemster I-II, hiperemis gravidarum, gejala tirotoksikosis, dan gejala emboi
paru.
Pemeriksaan fisik uterus lebih besar dari usia kehamilan, kista lutein,
balotemen negative, denyut jantung janin negative.
Pemeriksaan penunjang pada tes Acosta Sison dapat dikeluarkan jaringan
mola. Pada tes Hanifa sonde dapat masuk tanpa tahanan dan diputar 360
dengan deviasi sonde kurang dari 10.

Diagnosis Banding
Kehamilan dengan mioma, abortus, hidramnion, dan gemeli.

5. Preklampsia dan Eklampsia


Preeklampsia adalah timbulnya hipertensi disertai
proteinuria dan edema akibat kehamilan setelah usia kehamilan
20 minggu atau segera setelah persalinan.
Ekslampsia adalah preeklampsia yang disertai kejang dan/
atau koma yang timbul bukan akibat kelainan neurologi.
Superimposed preeclampsia-eklampsia adalah timbulnya
preeclampsia atau eklampsia pada pasien yang menderita
hipertensi kronik.

Etiologi
Sampai saat ini belum diketahui dengan pasti.

Manifestasi klinis
Disebut preeclampsia berat bila ditemukan gejala berikut:
Disebut preeclampsia berat bila ditemukan gejala berikut:
Tekanan darah sistolik 60 mmHg atau diastolik 110 mmHg
Protenuria + 5 g/ 24 jam atau 3 pada tes celup
Oliguria (< 400 ml dalam 24 jam)
Sakit kepala hebat atau gangguan penglihatan
Nyeri epigastrium dan ikterus
Edema paru atau sianosis
Trombositopenia
Pertumbuhan janin terhambat

Pemeriksaan Penunjang
Urin: protein, reduksi, bilirubin, sedimen urin
Darah: trombosit, ureum, kreatini, SGOT, LDH, dan bilirubin
USG

6. Plasenta Previa
Definisi
Plasenta Previa adalah plasenta yang letaknya abnormal, yaitu pada
segmen bawah uterus sehingga dapat menutupi sebagian atau seluruh
pembukaan jalan lahir.

Etiologi
Belum diketahui pasti. Frekuensi plasenta previa meningkat pada grande
multipara, primigravida tua, bekas seksio sesarea, bekas aborsi, kelainan janin
dan leiomyoma uteri.

Manifestasi Klinis
Anamnesis : perdarahan jalan lahir berwarna merah segar tanpa rasa nyeri,
tanpa sebab, terutama pada multigravida pada kehamilan setelah 20 minggu.
Pemeriksaan fisik:
Pemeriksaan luar, bagian terbawah janin biasanya belum masuk pintu
atas panggul, ada kelainan letak janin.
Pemeriksaan inspekulo: perdarahan berasal dari ostium uteri eksternum.

Pemeriksaan Penunjang
USG untuk diagnosis pasti, yaitu menentukan letak plasenta
Pemeriksaan darah: hemoglobin, hematokrit

7. Solusio Plasentae
Definisi
Adalah lepasnya plasenta dari insersi sebelum waktunya.

Etiologi
Belum diketahui pasti. Factor predisposisi yang mungkin ialah hipertensi
kronik, trauma eksternal, tali pusat pendek, dekompresi uterus mendadak,
anomaly atau tumor uterus, defisiensi gizi, merokok, konsumsi alcohol,
penyalahgunaan kokain, serta obstruksi vena kava inferior dan vena ovarika.

Lanjutan
Patofisiologi
Terjadinya Solusio Plasentae dipicu oleh perdarahan ke dalam desidua
basalis yang kemudian terbelah dan meninggalkan lapisan tipis yang melekat
pada myometrium sehingga terbentuk hematoma desidual yang menyebabkan
pelepasan, kompresi, dan akhirnya penghancuran plasenta yang berdekatan
dengan bagian tersebut.
Rupture pembuluh darah arteri spiralis desidua menyebabkan hematoma
retroplasenta yang akan memutuskan lebih banyak pembuluh darah, hingga
pelepasan plasenta makin luas dan mencapai tepi plasenta. Karena yterus tetap
berdistensi dengan adanya janin, uterus tidak mampu berkontraksi optimal
untuk menekan pembuluh darah tersebut. Selanjutnya darah yang mengalir
keluar dapat melepaskan selaput ketuban.

Lanjutan
Manifestasi Klinis
Perdarahan biasanya pada trimester ketiga, perdarahan pervaginam
berwarnakehitam hitaman yang sedikit sekali dan tanpa rasa nyeri sampai
dengan yang disertai nyeri perut, uterus tegang, perdarahan pervaginam yang
banyak, syok, dan kematian janin intrauterine.
Tanda vital dapat normal sampai menunjukkan tanda syok.
Nyeri tekan uterus dan tegang, bagian bagian janin sukar dinilai, denyut
jantung janin sulit dinilai atau tidak, air ketuban berwarna kemerahan karena
tercampur darah.

Lanjutan
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan laboratorium darah: hemoglobin, hematokrit, trombosit, waktu
protrombin, waktu pembekuan, waktu tromboplasti parsial, kadar fibrinogen,
dan elektrolit plasma.
KTG untuk menilai kesejahteraan janin.
USG untuk menilai letak plasenta, usia gestasi, dan keadaan janin.

Penyakit-penyakit pada
masa kehamilan

Penyakit-penyakit pada masa kehamilan


Penyakit jantung
Diabetes Melitus Gestasional
Asma Bronkial
Tuberkulosis
Anemia

Penyakit Janin

1. Eritroblastosis Fetalis
Definisi
Eritroblastosis fetalis adalah suatu sindroma yang ditandai oleh anemia
berat pada janin dikarenakan ibu menghasilkan antibodi yang menyerang sel
darah janin. Sindroma ini merupakan hasil dari inkompabilitas kelompok
darah ibu dan janin terutama pada sistem rhesus.

2. Teratoma
Definisi
Teratoma adalah tumor yang mengandung jaringan derivat dua, tiga lapis
benih. Terjadi saat janin masih embrio. Terjadinya teratoma adalah karena
embrio awal (tingkat clivage, blastula, awal grastula) lepas dari kontrol
organizer.

Patofisiologi
Teratoma berasal dari sel germinal terjadi pada testis pada pria dan ovarium
pada wanita. Teratoma berasal dari sel embrio biasanya terjadi pada garis
tengah subjek: di otak, di tempat lain di tengkorak , di hidung, di lidah, bawah
lidah, dan di leher (teratoma serviks), mediastinum , retroperitoneum , dan
melekat pada tulang ekor. Namun, teratoma juga dapat terjadi di tempat lain:
sangat jarang di organ padat (terutama jantung dan hati) dan organ berongga
(seperti perut dan kandung kemih), dan lebih umum pada jahitan tengkorak .

Manifestasi Klinis
Teratoma mengandung rambut, gigi, tulang dan, sangat
jarang, organ yang lebih kompleks seperti mata, badan dan
tangan , kaki , atau anggota badan.

3. Sindrom Down
Definisi
Sindrom down merupakan kelainan fisik janin dengan ciri ciri yang khas
seperti retardsi mental, kelainan jantung bawaan, otot-otot melemah
(hypotonia), leukimia, hingga gangguan penglihatan dan pendengaran,.
Kelainan ini terjadi karena kelainan pada kromosom yaitu pada kromosom 21.
Pada penderita ini memiliki tiga unting kromosom 21.

Etiologi
Pada kebanyakan kasus karena kelebihan kromosom (47 kromosom, normal
46, dan kadang-kadang kelebihan kromosom tersebut berada ditempat yang
tidak normal)
Ibu hamil setelah lewat umur (lebih dari 40 th) kemungkinan melahirkan bayi
dengan Down syndrome.
Infeksi virus atau keadaan yang mempengaruhi susteim daya tahan tubuh
selama ibu hamil.

Manifestasi klinis
Berat badan waktu lahir dari bayi dengan syndrom down umumnya kurang
dari normal.
Memiliki wajah seperti orang Mongolia dan jarak antara mata yang kanan
berbeda jauh dengan jarak mata yang sebelah kiri
Anak-anak yang menderita kelainan ini umumnya lebih pendek dari anak
yang umurnya sebaya.
Kepandaiannya lebih rendah dari normal.
Lebar tengkorak kepala pendek, mata sipit dan turun, dagu kecil yang mana
lidah kelihatan menonjol keluar dan tangan lebar dengan jari-jari pendek.
Pada beberapa orang, mempunyai kelaianan jantung bawaan.

4. Sindrom Edward
Definisi
Adalah kelainan pada janin karena kromosom janin mengalami kelainan.
Kelainan ini terjadi karena kromosom 18nya mengalami kelebihan yaitu
terdapat tiga untai kromosom 18. ciri kelaian janin ini adalah retardasi mental
berat, gangguan pertumbuhan, ukuran kepala dan pinggul kecil, kelaianan
pada tangan dan kaki.

Manifestasi klinis
Dalam rahim : anomali jantung, diikuti oleh sistem saraf pusat anomali seperti
kelainan bentuk kepala. Anomali intrakranial yang paling umum adalah adanya kista
pleksus koroid, yang merupakan kantung cairan pada otak yang tidak bermasalah
dalam dirinya sendiri tetapi mungkin menjadi penanda untuk trisomi 18. Kadangkadang kelebihan cairan ketuban atau polihidramnion adalah dipamerkan.
Bayi : malformasi ginjal, cacat jantung struktural saat lahir (yaitu, cacat septum
ventrikel , defek septum atrium , patent ductus arteriosus ), usus yang menonjol di luar
tubuh (omphalocele), atresia esofagus , keterbelakangan mental, keterlambatan
perkembangan, defisiensi pertumbuhan, kesulitan makan, kesulitan bernapas, dan
arthrogryposis (gangguan otot yang menyebabkan kontraktur sendi beberapa saat
lahir).

5. Sindrom Patau
Definisi
Nama lain dari kelaianan janin ini adalah trisomi 13. hal ini karena terjadi
kelainan pada kromosom ke13 dari pendeita tersebut, yaitu memiliki tiga untai
kromosom 13.

Manifestasi Klinis

Bibir sumbing,
Ganggaun berat pada perkembangan otak, jantung, ginjal, tangan dan kaki
Biasanya jika gejalanya sangat berat janin akan mati setelah beberapa saat
dari kelahiran.
Musculoskeletal dan kulit
Polydactyly (digit tambahan)
Cacat kaki yang dikenal sebagai rocker-bawah kaki
Cleft palate (Langit-langit yg terbelah)
Urogenital Urogenital
Abnormal genitalia
Lainnya
Arteri umbilikalis tunggal

6. Thalasemia
Definisi
Talasemia adalah salah satu kelainan pada janin.
Talasemia ini memiliki ciri dimana tubuh kekurangan salah
satu zat pembentuk hemoglobin (Hb) sehingga penderita
mengalami anemia berat akibatnya harus transfusi darah
seumur hidup.

7. Fenilketinoria
Definisi
Adalah gangguan metabolisme salah satu jenis asam amino pembentuk
protein yaitu fenilalanin yang menyebabkan hambatan atau radiasi mental.
Kelainan ini jika dideteksi sejak dini dapat diminimalkan dengan cara
memberi asupan fenilalanin yang banyak terdapat pada keju, susu, telur, ikan,
daging, pemberian obat atau vitamin tertentu.

Etiologi
Fenilketonuria (PKU) adalah penyakit genetik, yang berarti diturunkan
melalui keluarga. Kedua orang tua memiliki gen yang rusak sehingga bayi
memiliki kondisi tersebut. Ini disebut sifat resesif autosom.
Bayi dengan PKU yaitu hilangnya sebuah enzim yang disebut hidroksilase
fenilalanin, yang diperlukan untuk memecah asam amino esensial disebut
fenilalanin. Substansi yang ditemukan dalam makanan yang mengandung
protein.
Tanpa enzim, kadar fenilalanin dan dua zat yang berhubungan erat
membangun dalam tubuh. Zat ini berbahaya bagi sistem saraf pusat dan
menyebabkan kerusakan otak.

Penatalaksanaan

Kepala ukuran secara signifikan di bawah normal


Hiperaktif, perilaku agresif atau melukai diri sendiri
Menyentak gerakan lengan atau kaki
Mental retardasi
Kejang
Kulit ruam yang menyerupai eksim dan kulit berwarna terang
mual dan muntah
bau badannya menyerupai tikus (keton) karena di dalam air kemih dan
keringatnya mengandung asam fenil asetat (hasil pemecahan fenilalanin)
Terkadang bayi tampak mengantuk atau tidak mau makan.
Rambut pirang dan mata biru, oleh karena rendahnya tirosin menyebabkan
rendahnya pigmen melanin.

8. Hipotiroid Konginetal
Definisi
Merupakan penyakit yang dibawa sejak janin atau bisa disebut dengan
kelainan janin. Hal ni karena tubuh tidak mampu atau hanya mampu sedikit
memproduksi hormon tiroid. Karena hormon tiroid adalah hormon
petumbuhan maka jika kekurangan hormon ini maka pertumbuhan fisik dan
mental akan terganggu. Pencegahan dapat dilakukan dengan memberi
suplemen tiroid sejak dini.

9. Fokomelia
Definisi
Cacat pada lengan, merupakan cacat yang disebabkan oleh Thalidomide.
10 % dari wanita hamil yang memakan obat ini periode sensitive akan
melahirkan bayi cacat.

10. Selosomi
Definisi
Kelainan pada waktu menutupnya dinding perut. Organ-organ visceral
dan terdapat di luar rongga perut.

11. Kraniorakiskisis
Definisi
Kegagalan bumbung neural untuk menutup. Tidak ada rongga kepala,
tidak berbentuk lengkung vertebra.

TRIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai