PENDAHULUAN
Pengilhatan kabur merupakan salah satu keluhan pada mata yang sering
kita temukan sehari-hari. Keluhan penglihatan kabur ini dapat bervariasi, dapat
dibagi menjadi beberapa jenis menurut beberapa kategori seperti onset, keluhan
penyerta, penyebab, dan sebagainya. iritasi biasa akibat paparan angin dan debu,
hingga penyakit mata lain yang lebih serius. Masalah penglihatan kabur yang
cukup sering ditemukan yaitu katarak.
Semua kekeruhan yang terjadi pada lensa atau kehilangan kejernihan dari
lensa yang menyebabkan adanya gangguan penglihatan disebut katarak. Katarak
dapat disebabkan oleh berbagai macam faktor diantaranya diabetes mellitus,
penggunaan kortikosteroid jangka panjang atau riwayat operasi intraocular
terdahulu. Gambaran klinis yang terlihat pada katarak sangat bervariasi tergantung
pada individu, dapat berupa penurunan tajam penglihatan yang signifikan, adanya
kilauan cahaya, dapat terjadi perbaikan presbiopia dimana mereka akan
merasakan penglihatan yang baik pada penglihatan jarak dekatnya.
Katarak merupakan penyebab kebutaan tertinggi di seluruh dunia dan
masih menjadi masalah serius sebagai penyebab penurunan tajam penglihatan dan
kebutaan di Amerika Serikat. Katarak juga menjadi kasus kebutaan yang memiliki
tingkat penyembuhan tertinggi di populasi Amerika dan Afrika.
Pasien dengan katarak mengeluh gangguan penglihatan yang dapat berupa
merasa silau, mata terasa seperti berkabut/berasap, sukar melihat di malam hari
atau penerangan redup, melihat ganda melihat warna terganggu, sinar, dan
penglihatan menurun.
Pengobatan katarak adalah tindakan pembedahan. Setelah pembedahan
lensa diganti dengan kacamata afakia, lensa kontak atau lensa tanam intraokular.
Katarak juga menyebabkan disabilitas aktivitas sehari-hari pada seorang
individu, operasi pengangkatan lensa dengan implantasi intraocular lens menjadi
pilihan untuk mengatasi masalah ini. Diagnosis awal katarak dapat dikerjakan di
berbagai tingkat pelayanan kesehatan. Oleh karena itu sebagai dokter yang bekerja
di pelayanan kesehatan primer ada baiknya jika kita mengetahui tentang katarak.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi
Katarak berasal dari kata yunani Katarrhakie yaitu air terjun. Dalam
bahasa indonesia disebut bular dimana penglihatan seperti tertutup air terjun
akibat lensa yang keruh. Katarak adalah setiap keaddan kekeruhan pada lensa
yang dapat terjadi akibat hidrasi (penambahan cairan) lensa, denaturasi protein
lensa terjadi akibat kedua-duanya.
Katarak senil adalah semua kekeruhan lensa yang terdapat pada usia
lanjut, yaitu usia di atas 50 tahun. Penyebabnya sampai sekarang tidak diketahui
secara pasti.
2.2 Epideomilogy dan Faktor Resiko
Epideomiologic models memperkirakan kira-kira terdapat 30 juta orang
buta pada seluruh dunia, 50 persen diantaranya disebabkan oleh katarak, Insiden
dari penyakit kebutaan berbeda pada tiap negara tergantung dari tingkat status
nutrisi dan penyebab infeksius dari kebutaan yang dapat dieridikasi, dan
kemampuan negara untuk melakukan terapi pada penyakit mata yang dapat
diobati seperti katarak.
The Eye Diseases Prevalalence Research Group (EDPRG) memperkirakan
penyebab kebutaan dan gangguan penglihatan pada amerika dengan melakukan
penelitian population-based di amerika utara, eropa barat, dan australia antara
tahun 1990 dan 2001. EDPRG memperkirakan 0,78 persen dari seseorang yang
berumur 40 tahun di amerika akan mengalami kebutaan, 1,98 persen mengalami
penurunan tajam penglihatan, dan hanya dapat dikoreksi sampai visus mencapai
20/40 dan 20/200. Katarak diperkirakan berhubungan kira-kira 50% dari kasus
penurunan tajam penglihatan.
Menurut Beaver Dam Eye Study, seseorang dengan umur 43-53 tahun
mempunyai resiko 1,5% menderita katarak dan dapat meningkat hingga 57% pada
umur 75 tahun.
Paparan sinar ultraviolet berasosiasi dengan katarak, walaupun belum ada
bukti yang jelas karena beberapa studi tidak memeriksa hal ini secara individual.
Katarak imatur
bertambah, iris terdorong, bilik mata depan dangkal, dan shadow test positif.
Kekeruhan lensa dapat terjadi karena penumpukan matriks-matriks serta protein
pada lensa. Cairan lensa yang bertambah dapat terjadi dikarenakan . Bilik mata
depan dangkal bisa disebabkan karena overhidrasi pada lensa yang menyebabkan
penekanan lensa pada iris dan membuat bilik mata depan menjadi lebih dangkal.
Hal ini dapat menyebabkan glaukoma sekunder. Pada katarak imatur dapat
ditemukan adanya iris shadow. Iris shadow merupakan pemeriksaan dengan
menggunakan senter dan di arahkan ke arah mata pasien dari arah temporal
sebesar 45o, iris shadow dikatakan positif bila ditemukan adanya gambaran terang
seperti bulan sabit pada lensa. Iris shadow pada katarak imatur masih positif,
sedangkan iris shadow akan menunjukan hasil negatif pada katarak matur atau
hipermatur.
Diagnosis Katarak biasanya didiagnosis melalui pemeriksaan rutin mata.
Pemeriksaan yang dilakukan pada pasien katarak adalah pemeriksaan sinar celah
(slit- lamp), funduskopi pada kedua mata bila mungkin, tonometer selain daripada
pemeriksaan prabedah yang diperlukan lainnya seperti adanya infeksi pada
kelopak mata, konjungtiva, karena dapat penyulit yang berat berupa panoftalmitis
pasca bedah dan fisik umum.
2.5 Terapi
Perawatan
pada
pasien
katarak
memerlukan
konsultasi
kepada
Eye Drop 0,005% dengan dosis 4 kali sehari. Pirenoxin sodium bekerja
menginhibisi selenite atau calcium ion yang merupakan faktor-faktor yang
membentuk
BAB III
LAPORAN KASUS
3.1 IDENTITAS PASIEN
Nama Penderita
: Wayan Seranti
Umur
: 50 tahun
Alamat
Pekerjaan
: Petani
Agama
: Hindu
Suku/Bangsa
: Bali/Indonesia
3.2 ANAMNESA
Keluhan Utama : Pandangan kabur
Riwayat penyakit sekarang :
Pasien mengeluhkan pandangan kabur pada kedua matanya sejak 2 tahun
yang lalu. Pasien mengatakan penglihatan kabur terjadi secara bersamaan
pada kedua mata. Penglihatan kabur dikatakan semakin memberat dari hari ke
hari. Awalnya pasien hanya merasakan adanya pandangan kabur pada mata
kanan dan kirinya, semakin hari dikatakan keluhan pandangan kaburnya ini
juga disertai juga dengan pandangan yang silau. Pandangan kabur ini
dialaminya sepanjang hari sehingga sangat mengganggu pekerjaan seharihari. Pasien juga mengatakan sudah 6 bulan belakangan ini ia tidak lagi
bekerja karena pandangannya sangat kabur. Untuk melakukan pekerjaan
sehari-hari di rumah pasien masih bisa melakukan, tetapi terganggu karena
pasien tidak bisa melihat dengan jelas. Tidak jarang juga pasien
membutuhkan bantuan keluarganya untuk melakukan kegiatan sehari-hari.
Rasa perih dirasakan lebih berat pada mata sebelah kiri.
Keluhan lain seperti nyeri pada mata, perih, gatal,pusing, demam,
pilek,nyeri tenggorokan, dan pandangan seperti melihat pelangi disangkal
oleh pasien.
Riwayat Pengobatan:
Pasien mengatakan ia tidak pernahke dokter untuk mengatasi keluhan mata
kaburnya, pasien juga tidak pernah menggunakan tetes mata untuk mengatasi
keluhan mata kaburnya ini. Pasien pernah mengalami operasi katarak pada
mata kanannya yaitu tanggal 7 Juli 2014.
: Compos mentis
Tekanan darah
: 110/70 mmHg
Nadi
: 80 kali / menit
Temperatur aksila
: 36 C
Staus Lokalis
Okuli Dekstra
(OD)
6/12
6/7,5
Visus
Refraksi/Pin Hole
Supra cilia
Okuli Sinistra
(OS)
1/60
1/60
Madarosis
Sikatriks
Palpebra superior
Edema
Hiperemi
Enteropion
Ekteropion
Benjolan
Palpebra inferior
Edema
Hiperemi
Enteropion
Ekteropion
Benjolan
Pungtum lakrimalis
Pungsi
Benjolan
Konjungtiva tarsal superior
Hiperemi
Folikel
Sikatriks
Benjolan
Sekret
Papil
Konjungtiva tarsal inferior
Hiperemi
Folikel
Sikatriks
Benjolan
Konjungtiva bulbi
Kemosis
Hiperemi
- Konjungtiva
- Silier
Perdarahan subkonjungtiva
Pterigium
Pingueculae
Sklera
Warna
Pigmentasi
Limbus
8
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak dilakukan
Tidak ada
Tidak dilakukan
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Putih
Tidak ada
Putih
Tidak ada
Arkus senilis
Kornea
Odem
Infiltrat
Ulkus
Sikatriks
Keratik presipitat
Kamera okuli anterior
Kejernihan
Kedalaman
Iris
Warna
Koloboma
Sinekia anterior
Sinekia posterior
Iris Shadow
Pupil
Bentuk
Regularitas
Refleks cahaya langsung
Refleks cahaya konsensual
Lensa
Kejernihan
Dislokasi/subluksasi
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Jernih
Normal
Jernih
Normal
Coklat
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Ada
Coklat
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Ada
Bulat
Reguler
Ada
Ada
Bulat
Reguler
Ada
Ada
Jernih
Tidak ada
Keruh
Tidak ada
3.4 RESUME
Pasien perempuan, 50 tahun, mengeluh mata kanan dan kiri kabur sejak 2
tahun yang lalu. Keluhan disertai dengan pandangan yang silau dan mata
merah pada kedua mata beberapa minggu setelah keluhan mata kaburnya.
Keluhan dikatakan muncul perlahan-lahan dan memberat dari hari ke hari.
Riwayat pengobatan menggunakan obat tetes mata disangkal oleh pasien.
Riwayat penyakit sama sebelumnya disangkal. Riwayat penyakit sistemik
disangkal.
Pemeriksaan lokal mata
OD
6/12 pH 6/7,5
Normal
Pemeriksaan
Visus
Palpebra
OS
1/60
Normal
Normal
Konjungtiva
Jernih
Dalam
Bulat, regular
Sentral, bulat, isokor,
RP (+)
IOL (+)
Positif
Kornea
BMD
Iris
Pupil
Lensa
Refleks
Fundus
OD Pseudophakia
10
Normal
Jernih
Dalam
Bulat, regular
Sentral, bulat, isokor,
RP (+)
Keruh
Positif
BAB IV
PEMBAHASAN
1.
2.
A
Faktor Resiko seseorang menderita katarak diantaranya paparan sinar UV
yang berlebih, adanya riwayat penyakit DM, adanya riwayat merokok dan
mengonsumsi alcohol. Pada pasien ini ditemukan faktor resiko meningkatnya
11
paparan sinar UV B karena pasien dahulu bekerja sebagai petani, pasien juga
mengatakan ia menderita DM yang baru terdiagnosis 2 tahun yang lalu. Sehingga
pasien tergolong seseorang yang memiliki resiko menderita katarak.
Pada Katarak imatur ditemukan sebagian lensa keruh, cairan lensa
bertambah, iris terdorong, bilik mata depan dangkal, dan shadow test positif. Pada
pemeriksaan pada pasien ditemukan adanya kekeruhan lensa pada mata sebelah
kiri, dan didapatkan iris shadow positif. Bilik mata depan yang dangkal bias
terjadi jika telah terjadi overhidrasi dari isi lensa yang menekan iris dan membuat
bilik mata depan semakin dangkal sehingga sesuai dengan gejala yang ditemukan
pada penderita katarak immature.
Terapi pembedahan merupakan terapi definitif untuk mengobati
gangguan penglihatan pada katarak. Dengan teknik bedah yang mutakhir,
komplikasi atau penyulit menjadi sangat jarang. Hasil pembedahan yang baik
dapat mencapai 95%.Pada bedah katarak resiko ini kecil dan jarang terjadi.
Keberhasilan
tanpa
komplikasi
pada
pembedahan
dengan
ECCE
atau
operasi
dapat
diberikan
terapi
antibiotic,
steroid
atau
NSAID
(direkomendasikan oleh Grade A.) Sehingga pada pasien ini direncanakan untuk
operasi ECCE phacoemulsifikasi, dipilih tehnik ini karena stadium pasien
tergolong immature dan Ciprofloxacin 2 x 500 mg digunakan untuk mencagah
infeksi sekunder . Asam Mefenamat 3 x 500 mg dan Xitrol Eye (Deksametason
0,1%, neomycin, mopolimycin) Drop 6 x 1 tetes merupakan NSAID yang
berfungsi untuk mengurangi rasa nyeri
12
DAFTAR PUSTAKA
Cynthia AM, David LS, Ian LB et all, Optometric Clinical Practice Guideline
Care of the Adult Patient with Cataract, American Optometric Association, 2004.
Ilyas DSM, Sidarta,. Penuntun Ilmu Penyakit Mata. Fakultas Kedokteran
Universitas Indonesia. Jakarta. 2011.
Vaughan, Daniel G. dkk. Oftalmologi Umum. Widya Medika. Jakarta. 2000.
13