Anda di halaman 1dari 8

Load Sheeding System Sebagai Proteksi Pada Sistem Pembangkitan dan

Penyaluran Energi Listrik


http://ferryxseven.blogspot.com/2011/01/load-sheeding-system-sebagai-proteksi.html
Load Sheeding ialah suatu bentuk tindakan pelepasan beban yang terjadi secara otomatis
ataupun manual untuk pengamanan operasi dari Unit-unit pembangkit dari kemungkinan
terjadinya padam total (Black out). Pembangkitan tenaga listrik pada suatu sitem tenaga
seringkali mendapat gangguan yang tidak dapat dihindari, misalnya dengan terjadinya
pembebanan secara tiba-tiba karena ada beban melebihi kapasitas dibebannkan ke system
atau dapat juga dengan terjadinya Trip satu unit pembangkit (Generator).
Apabila terjadi keadaan dimana berkurangnya daya pembangkit hanya berkisar 10% s.d
15 % maka penrunan frekuensi akan terjadi secara perlahan karena Governor pembangkitpembangkit masih sempat bekerja dan daya cadangan panas yang ada (Spinning Reserve)
sebesar 10% s.d 15 % dapat digunakan dengan merubahnya menjadi daya listrik. Tetapi
apabila berkurang nya jumlah pembangkitan terlampau besar, maka turun nya frekuensi akan
semakin cepat dan mencapai harga yang relatif rendah, hanya dalam waktu yang singkat.
Governor dan cadangan daya panas yang ada tidak banyak membantu, untuk menjaga suatu
sistem dari kegagalan atau kerusakan dan mengganggu operasi produksi karena turunnya
frekuensi, maka solusi yang diambil adalah melepaskan sebagian beban,sehingga beban yang
dipikul oleh sistem berkurang sehingga diharapkan frekuensi dapat kembali normal sesegera
mungkin.
Pada perencanaan pelepasan beban dapat ditentukan terlebih dahulu beban-beban yang akan
dilepaskan, dimana dibagi dalam dua kategori yaitu :
1. Beban-beban yang penting ( Essential Load )
Yang dimaksud dengan beban-beban yang penting ialah beban-beban yang memegang
peranan dalam proses suatu produksi dimana bila terjadi suatu gangguan dapat menyebabkan
berhentinya Operasional pabrik atau merusak / mengurangi mutu dan hasil produksi tersebut.
2. Beban-beban yang kurang penting ( Non Essential Load )
Yang dimaksud dengan beban-beban yang kurang penting adalah beban-beban yang tidak
mempunyai pengaruh langsung terhadap proses pengolahan Produksi, seperti perangkat untuk
pengisian kekapal (Loading Crane), perkantoran, perumahan, perbengkelan, dan lain
sebagainya. Pelepasan beban dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu secara manual (manual
Load Shedding), dan secara otomatis (Automatic Load Shedding).
a. Manual Load Shedding
Pelepasan beban secara manual hanya di gunakan dalam keadaan yang tidak begitu penting
atau pada saat control Load Shedding tidak bekerja sebagaimana mestinya (tidak dalam
keaadaan normal) . Bila ditinjau dari kekurangan cara ini yaitu harus mempekerjakan tenaga
operator yng banyak , dilepaskannya beban yang
kadang-kadang melebihi beban yang seharusnya dilepaskan, dan adanya faktor keterlambatan
dalam tindakan operator (Human Error).
b. Automatic Load Shedding
Sistem pelepasan beban otomatis seringkali merupakan perpanjangan relay pengaman

generator seperti Under frequency Relay ( UFR ). Relay ini digunakan untuk mendeteksi
adanya perubahan frekuensi generator dan system sampai kepada batas-batas tertentu. Bebanbeban yang akan dilepaskan harus ditentukan dahulu dan akan secara bertahap pada tiap-tiap
frekuensi yang telah ditentukan. Masalah pokok dalam pelepasan beban di sebuah sistem
adalah :

Besar beban yang akan dilepas pertingkat.

Menentukan jumlah tingkat pelepasan beban.

Kelambatan waktu yang direncanakan pada setiap waktu pelepasan.

Frekuensi dimana setiap tingkat dilepas.

Kriteria (syarat pokok) yang diinginkan dari setiap Program Load Shedding adalah :

Program harus menahan Frekuensi system agar tidak melewati batas minimum
tertentu untuk kehilangan pembangkitan terberat yng diperkirakan ( Beban yang
dilepas harus cukup).

Program harus sedemikian rupa sehingga tidak ada suatu kondisi kehilangan
pembangkitan tertentu yang hanya diikuti pelepasan beban yang tidak terlalu kecil,
sehingga memungkinkan frekuensi system terlalu lama pada daerah berbahaya.

Frekuensi pelepasan beban bukan untuk mengatur frekuensi. Maka pelepasan beban
sebaiknya hanya dilakukan pada saat dibutuhkan, jadi jika tingkat penurunan
frekuensi system masih dalam batas yang diizinkan sebaiknya pengaturan dilakukan
melalui AVR (Atomatic Voltage Regulator) yang mempunyai fungsi untuk mengatur
output tegangan dari generator atau Governor (alat Bantu turbin yang berfungsi
mengontrol putaran turbin agar selalu tetap stabil).

I. Klasifikasi dan Pengertian Gardu Induk


Gardu induk adalah suatu instalasi yang terdiri dari peralatan listrik yang merupakan pusat
beban yang diambil dari saluran Transmisi yang secara spesifik berfungsi untuk:
1. Mentransformasi tenaga listrik dari tegangan tinggi ke tegangan tinggi
lainnya atau dari tegangan tinggi ke tegangan menengah.
2. Pengukuran, pengawasan operasi serta pengaturan dari pengamanan dari
sistem tenaga listrik.
Pengaturan daya ke gardu-gardu induk lainnya melalui tegangan tinggi dan gardu-gardu
induk distribusi melalui feeder tegangan menengah. Gardu induk dapat dibedakan atas tiga
hal, yaitu (petunjuk pengoperasian pemeliharaan peralatan untuk instalasi gardu induk,
1995) :
1. Menurut tegangan
a. Gardu induk transmisi,
yaitu gardu induk yang mendapat daya dari saluran transmisi untuk kemudian
menyalurkannya ke daerah beban (industri, kota, dan sebagainya). Gardu induk transmisi
yang ada di PLN adalah tegangan tinggi 150 KV dan tegangan tinggi 30 KV.
b. Gardu induk distribusi;
yaitu gardu induk yang menerima tenaga dari gardu induk transmisi dengan menurunkan
tegangannya melalui transformator tenaga menjadi tegangan menengah (20 KV, 12 KV atau 6
KV) untuk kemudian tegangan tersebut diturunkan kembali menjadi tegangan rendah
(127/220 V atau 220/380 V) sesuai dengan kebutuhan.
2. Menurut penempatan peralatan
Menurut penempatan peralatannya, gardu listrik dapat dikelompokkan atas beberapa jenis
antara lain:
a. Gardu induk pasangan dalam (indoor substation)
Gardu induk yang semua peralatannya dipasang didalam gedung atau ruang tertutup. Jenis
pasangan dalam ini dipakai untuk menjaga keselarasan dengan daerah sekitarnya dan untuk
menghindari bahaya kebakaran dan gangguan suara.
b. Gardu induk pasangan luar (out door substation)
Gardu induk yang semua peralatannya berada diluar gedung atau ruang terbuka. Alat control
serta alat ukur berada dalam ruangan atau gedung, ini memerlukan tanah yang begitu luas
namun biaya kontruksinya lebih murah dan pendinginannya murah.
c. Gardu induk sebagian pasangan luar (combine out door substation)
Sebagian peralatan gardu induk jenis ini dipasang dalam ruang tertutup dan yang lainnya
dipasang diluar dengan mempertimbangkan situasi dan kondisi lingkungan.
d. Gardu induk pasangan bawah tanah (underground substation)
Gardu induk jenis ini umumnya berada dipusat kota. Karena tanah yang tidak memadai jadi
semua peralatan dipasang dalam bangunan bawah tanah kecuali pendingin
e. Gardu induk sebagian pasang dibawah tanah (semi underground

substation) Gardu induk jenis ini yang sebagian peralatannya dipasang bawah tanah.
Biasanya transformator daya dipasang bawah tanah dan peralatan lainnya dipasang diluar
diatas tanah.
f. Gardu induk mobil (mobile substation)
Peralatan gardu induk jenis ini diletakkan diatas trailler hingga dapat dipindahkan ketempat
yang membutuhkan, biasanya di pakai dalam keadaan darurat dan sementara waktu guna
pencegahan beban lebih
berskala dan guna pemakaian sementara ditempat pembangunan.
II. Komponen Utama Gardu Induk
Gardu induk dilengkapi komponen utama sebagai fasilitas yang diperlukan sesuai dengan
tujuannya serta mempunyai fasilitas untuk operasi dan pemeliharaan, komponen tersebut
antara lain :
1. Transformator Daya
2. Pemisah
3. Pemutus Tenaga
4. Transformator Tegangan
5. Transformator Arus
6. Arrester
7. panel kontrol.
8. Baterai
9. Busbar
10. Sistem pentanahan titik netral
Dari komponen-komponen diatas dapat dijelaskan satu persatu yaitu :
1.1 Transformator Daya
Transformator daya atau tenaga merupakan peralatan listrik yang berfungsi untuk
menyalurkan tenaga listrik dari tegangan tinggi (500 KV) ke tegangan menengah (200 KV)
atau sebaliknya (mentransformasikan tegangan).
1.2 Pemisah
Pemisah (PMS) adalah alat yang dipergunakan untuk menyatakan secara visual bahwa suatu
peralatan listrik sudah bebas dari tegangan kerja. Oleh karena itu pemisah tidak boleh
dihubungkan atau dikeluarkan dari rangkaian listrik dalam keadaan berbeban. Adapun fungsi
pemisah adalah menghubungkan atau memutuskan
rangkaian dalam keadaan tidak berbeban.Cara pemasangan PMS dibedakan ataspasangan
dalam dan pasangan luar. Tenaga penggerak dari PMS adalah secara manual, motor,
pneumatic atau angin dan hidrolis.
Sesuai dengan fungsi dan kegunaannya maka pemisah dapat dibagi menjadi:
1. Pemisah peralatan
Sebagai pengamanan peralatan atau instalasi yang bertegangan saat
dihubungkan dan melepaskan pemutus arus dalam keadaan tanpa beban.
2. Pemisah tanah
Berfungsi untuk mengamankan peralatan dari sisa tegangan yang timbul
sesudah SUTT / SUTM diputuskan.

1.3
Pemutus
Tenaga
(Circuit
Breaker)
Pemutus tenaga (PMT) adalah peralatan atau saklar untuk menghubungkan atau memutuskan
suatu rangkaian/jaringan listrik sesuai dengan ratingnya. PMT memutuskan hubungan daya
listrik bila terjadi gangguaan, baik dalam keadaan berbeban maupun tidak berbeban dan
proses ini di lakukan dengan cepat. Pada saat PMT dalam keadaan gangguan menimbulkan
arus
yang
relatif
besar,
PMT
dibedakan
menjadi
tiga,
yaitu
:
1.
PMT
dengan
menggunakan
udara
sebagai
pemadam
busur
api
2.
PMT
dengan
menggunakan
minyak
sebagai
pemadam
busur
api
3. PMT dengan menggunakan gas sebagai pemadam busur api
1.4 Trafo Tegangan
Trafo tegangan disebut juga potensial transformator adalah trafo yang berfungsi menurunkan
tegangan tinggi menjadi tegangan menengah dan tegangan rendah, untuk sumber tegangan
alat-alat ukur dan alat-alat proteksi. Fungsi trafo tegangan (potensial transformer) :
1. Memperkecil besaran tegangan pada system tenaga listrik menjadi
besaran tegangan untuk system pengukuran atau proteksi.
2. Mengisolasi rangkaian sekunder tehadap rangkaian primer.
3. Memungkinkan standarisasi rating tegangan untuk peralatan sisi
sekunder.
Penggunaan/pemakaian tegangan sekunder potensial transformer antara
lain:
1. Matering atau pengukuran
a. KV meter, MW meter, MVar meter, KWH meter.
2. Proteksi atau pengaman
a. Relai jarak (distance relay).
b. Relai sinkron (synchron relay).
c. Relai berarah (directional relay).
d. Relai frekuensi (frequency relay).
e. Relai tegangan (voltage relay).
Prinsip kerja trafo tegangan
Hampir sama dengan trafo-trafo pada umumnya arus bolak-balik yang mengalir
mengelilingi suatu inti besi maka inti besi itu akan berubah menjadi magnit dan apabila
magnit tersebut dikelilingi oleh suatu belitan maka kedua ujung tersebut akan tejadi beda
tegangan yang membedakan hanya dalam trafo tegangan arus dan daya nya kecil.
Klasifikasi transformator tegangan dibedakan menurut tipe kontruksinya yaitu :
a. Trafo tegangan induktif (inductive voltage transformer atau electromagnetic voltage
transformer) yang terdiri dari lilitan priemer dan lilitan sekunder, dan tegangan pada lilitan
priemer akan mengiduksikannya ke lilitan sekunder.
b. Trafo tegangan kapasitif (capacitor voltage transformer) terdiri dari rangkaian kondensator
yang berfungsi sebagai pembagi teganganpada sisi tegangan tinggi dari trafo pada tegangan
menengah
yang
menginduksikan
tegangan
ke
lilitan
sekunder.
c. Trafo tegangan trafo tegangan 1 phasa, 2 phasa dan, 3 phasa.
1.5 Trafo arus
atau disebut juga current transformer (CT) berfungsi untuk menurunkan arus besar pada
tegangan tinggi menjadi arus kecil pada tegangan rendah untuk keperluan pengukuran dan
pengaman.
Menurut
tipe
kontruksinya
:
a.
Tipe
Cincin
(ring/window
tipe)

b.
Tipe
Tangki
c. Tipe cor-coran Cast Resin (mounded cast resin tipe)

Minyak

1.6

Arrester
Berfungsi sebagai alat untuk melindungi isolasi atau mengamankan instalasi (peralatan
listrik pada instalasi) dari gangguan tegangan lebih yang diakibatkan oleh sambaran petir atau
tegangan transient yang tinggi dari suatu penyambungan atau pemutusan rangkaian, alat ini
bersifat sebagai by-pass disekitar isolasi yang membentuk jalan yang mudah dilalui oleh arus
kilat sistem pentanahan sehingga akan menimbulkan tegangan lebih yang tinggi dan
tidakmerusak isolasi peralatan listrik. By- pass ini harus sedemikian rupa sehingga tidak
mengganggu aliran daya ke konsumen. Jadi pada keadaan normal arrester berlaku sebagai
isolator, bila timbul tegangan surya maka alat ini bersifat konduktor yang tahanannya lebih
rendah, sehingga dapat menyalurkan arus yang tinggi ketanah. Setelah surya hilang, arrester
harus dapat dengan cepat kembali menjadi isolasi. Sesuai dengan fungsinya, maka arrester
dipasang pada setiap ujung saluran udara tegangan tinggi yang memasuki gardu induk.
Bentuk umum arrester yang digunakan pada Gardu Induk.
1.7
Panel
Kontrol.
Jenis-jenis panel kontrol yang ada dalam suatu gardu induk terdiri dari panel kontrol utama,
panel
relay.
a.
Panel
kontrol
utama.
Yang terdiri dari panel instrumen dan panel operasi. Pada panel instrument terpasang alat-alat
ukur dan indikator gangguan, dari panel ini alat-alat tersebut dapat diawasi dalam keadaan
sedang beroperasi. Indikator-indikator yang ada pada rel kontrol antara lain:
1.
400
V
AC
fault
1.
24
V
DC
charger
2.
110
V
DC
charger
3.
Low
pressure
4.
Distance
protective
trip
5.
Isolating
switch
on
load
control
6.
Auto
recloser
7.
PLC
equipment
fault
8.
Breaker
failure
protection
trip
9.
Motor
over
run
10.
150
KV
apparatus
motor
fault
11.
Busbar
protection
fault
12.
Busbar
VT
secondary
MCB
fault
13. Busbar breaker failure protection trip
Pada panel operasi terpasang saklar operasi pemutus tenaga, pemisah serta lampu indikator
posisi saklar dan diagram rail. Diagram ril (mimic bus), saklar dan lampu indikator diatur
letak dan hubungannya sesuai dengan rangkaian yang sesungguhnya sehingga keadaan dapat
dilihat dengan mudah.
b. Panel relay
Pada panel ini terdapat relay pengaman untuk trafo dan sebagainya. Relay pengaman
differensual trafo dan sebagainya. Bekerjanya relay dapat diketahui dari penunjukkan pada
relay itu sendiri dan pada indikator gangguan dipanel kontrol utama. Pada gardu induk ada
yang memanfaatkan sisi depan dari panel dipakai sebagai panel utama dengan instrument dan

saklar, kemudian sisi belakangnya dipakai sebagai panel relay. Pada gardu induk yang
rangkaiannya rumit, maka panel relay terpasang pada panel tersendiri.
1.8 Baterai
Sumber tenaga untuk sistem kontrol dan proteksi selalu mempunyai keandalan dan stabilitas
yang tinggi, maka batere dipakai sebagai sumber tenaga kontrol dan proteksi pada gardu
induk. Peranan dari batery sangat penting karena pada saat gangguan terjadi, batery sebagai
sumber tenaga untuk menggerakkan alat-alat kontrol dan proteksi. Bentuk fisik baterai yang
digunakan pada gardu induk :
Menurut bahan elektrolit yang digunakan maka baterai dapat dibedakan atas
dua, yaitu:
a. Baterai timah hitam (lead acid storage batery)
bahan elektrolitnya adalah larutan asam belerang. Baterai timah hitam ada
dua macam yaitu:
1. Lead-antimony
2. Lead-calcium
b. Baterai alkali (alkali stroge batery)
Bahan elektrolitnya adalah larutan alkali (patassium hydroxide). Batery alkali ada dua macam
yaitu:
1. Nickel-iron-alkaline storage batery (NI-Fe batery).
2. Nickel-cadmium battery (Ni-Cd battery).
1.9 Busbar
Busbar atau rel berfungsi sebagai titik pertemuan atau hubungan trafo-trafo tenaga saluran
udara tegangan tinggi (SUTT) dan peralatan listrik lainnya untuk menerima dan menyalurkan
tenaga dan daya listrik. Bahan dari rel terbuat dari bahan tembaga (bar copper atau hollow
conductor). Pada dasarnya sistem rel/busbar dapat dibagi, yaitu (petunjuk pengoperasian dan
pemeliharaan peralatan instalasi gardu induk PT. PLN. 1995) :
1. Rel tunggal
Rel tunggal adalah sistem rel yang paling sederhana, karena hanya memerlukan sedikit
peralatan dan ruang, maka dari segi ekonomis sistem ini sangat menuntungkan. Sistem ini
dapat dipakai pada gardu induk berskala kecil yang hanya mempunyai sedikit saluran keluar.
Namun jika terjadi gangguan sehingga pelayanan aliran listrik akan terputus sama sekali.
2. Rel ganda
Rel ganda adalah tipe gardu induk dengan dua rel pengumpul daya. Biasanya daya yang
terkumpul dan daya yang disalurkan lebih besar dari pada sistem rel tunggal. Apabila terjadi
gangguan pada salah satu rel, kita dapat memindahkan beban ke rel lain yang tidak
terganggu.
3. Rel gelang (ring)
Ring gelang memerlukan ruang kecil dan baik untuk pemutusan bagian dari pelayanan dan
pemeriksa pemutus beban. Sistem ini jarang dipakai karena mempunyai kerugian disisi
operasi dan sistem ini tidak begitu leluasa seperti rel ganda.
1.10 Sistem Pentanahan Titik Netral
Pentanahan titik netral atau disebut juga Netral Ground Resistant (NGR) adalah suatu sistem

yang melalui kumparan petersen, tahanan (resistor) atau langsung (solldy) yang berfungsi
untuk menyalurkan arus gangguan fasa pada sistem. Arus yang melalui pentanahan
merupakan besaran ukur alat proteksi. Pada trafo yang sisi primernya ditanahkan dan sisi
sekundernya juga ditanahkan, maka gangguan fasa ketanah disisi primer selalu dirasakan
pada sisi sekunder dan sebaliknya.
Source : From Various Source
Posted by Ferry Xseven at 12.20
Berbagi ke Facebook
Labels: Electricity

Kirimkan Ini lewat Email BlogThis! Berbagi ke Twitter

http://anak-elektro-ustj.blogspot.com/2013/09/v-behaviorurldefaultvmlo.html

Anda mungkin juga menyukai