Bidang Kegiatan
PKM-GT
Diusulkan Oleh :
M. PRIMADION S.
040810016
NIM.
DERRY WAHYU S.
NIM. 060911035
KHOLIYAWATI
NIM. 120911103
UNIVERSITAS AIRLANGGA
SURABAYA
2011
HALAMAN PENGESAHAN
USULAN PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA
1. Judul Karya Tulis
: 040810016
c. Jurusan
d. Universitas
e. Alamat Rumah
f. No. Tlpn / HP
: (031)8958060/ HP : 08563474407
g. Alamat e-mail
: primadion@gmail.com
4.
: 2 orang
5. Dosen Pendamping
a. Nama lengkap dan gelar : Widya Sylviana SE, M.Si
b. NIP
: 132315533
c. Alamat Rumah
d. No.Tlpn / HP
: 0817583373
Surabaya, 24 Februari 2011
Menyetujui
Pembina UKM Penalaran
Ketua Pelaksana
Direktur Kemahasiswaan
Dosen Pendamping
KATA PENGANTAR
Dengan terselesaikannya karya tulis yang berjudul Pendirian
ASYAPADA (Asuransi Berbasis Syariah bagi Pahlawan Devisa) dengan Sistem
Takaful Berakad Mudharabah sebagai Perwujudan Kepedulian Pemerintah
Terhadap TKI Di Luar Negeri, kami ingin mengucapkan banyak terima kasih
kepada semua pihak yang telah membantu terselesaikannya karya tulis ini baik
langsung maupun tidak langsung yang tidak mungkin kami tulis semua. Dan
terima kasih kepada beberapa pihak yang telah memberi bimbingan, dorongan
serta motifasi kepada kami. Oleh karenanya kami mengucapkan terima kasih
kepada :
Prof. Dr. Imam Mustofa, drh., M.kes, selaku Direktur Kemahasiswaan
Universitas Airlangga yang telah memberikan izin dan kesempatan
kepada kami untuk berkarya.
2. Hari Soeprandono, S,Si, M.Si, selaku Pembina UKM Penalaran
Universitas Airlangga yang memberi izin dan suport kepada kami
untuk terus berkarya.
3. Kedua orang tua kami yang telah memberikan segala jerih payahnya
kepada kami, sehingga kami bisa kuliah di Universitas Airlangga.
4. Bapak/Ibu Dosen di lingkungan Fakultas Ekonomi Universitas
Airlangga, yang telah membimbing serta memberi banyak motifasi
kepada kami.
5. Kakak-kakak kelas kami di lingkungan Universitas Airlangga, yang
telah banyak memberi dorongan kepada kami untuk membuat karya
ilmiah.
6. Teman-teman di Universitas Airlangga yang telah banyak membantu
kami.
Akhirnya, tak ada gading yang tak retak. Kami menyadari tulisan ini
masih butuh banyak sentuhan-sentuhan untuk dapat disempurnakan. Oleh karena
itu saran dan kritik yang membangun sangat kami harapkan.
1.
Penulis
iii
DAFTAR ISI
Judul
...........................................................................................................i
Lembar Pengesahan............................................................................................... ii
Kata Pengantar...................................................................................................... iii
Daftar Isi................................................................................................................ iv
Ringkasan.............................................................................................................. v
Pendahuluan.......................................................................................................... 1
Latar Belakang...................................................................................................... 1
Tujuan dan Manfaat Penulisan.............................................................................. 2
Gagasan................................................................................................................. 2
Kondisi Terkini Tenaga Kerja Indonesia (TKI) Di Luar Negeri...........................
.............................................................................................................................3
Solusi yang Pernah Diterapkan.............................................................................
.............................................................................................................................5
Alternatif Asuransi Syariah...................................................................................
Pihak-Pihak yang Membantu Mengimplementasikan Gagasan Ini...................... 11
Langkah-Langkah Strategis yang Harus Dilakukan.............................................. 12
Kesimpulan............................................................................................................
Gagasan yang Diajukan.........................................................................................
Teknik Implementasi.............................................................................................
Manfaat dan Dampak gagasan..............................................................................
Daftar Pustaka.......................................................................................................
Daftar Riwayat Hidup...........................................................................................
iv
6
12
13
13
14
14
15
Ringkasan
Konsep asuransi syariah merupakan suatu konsep dimana terjadi saling
memikul resiko diantara sesama peserta, sehingga antara satu dengan yang lainnya
menjadi penanggung atas resiko yang muncul. Saling pikul resiko ini dilakukan
atas dasar saling menolong dalam kebaikan dengan cara masing-masing
mengeluarkan dana tabarru atau dana kebajikan yang ditujukan untuk
menanggung resiko. Asuransi syariah yang menggunakan konsep takaful
ditegakkan di atas tiga prinsip dasar yaitu: (1) saling bertanggung jawab, (2)
saling berkerja sama dan saling membantu, (3) saling melindungi. (Syakir Sula,
Muhammad: 2004, 293-294). Sampai saat ini, Jamsostek merupakan asuransi
tenaga kerja terbesar di Indonesia. Sebanyak 9,4 juta pekerja terdaftar di PT.
Jamsostek (www.jamsostek.go.id), akan tetapi hal itu tidak berlaku pada Tenaga
Kerja Indonesia (TKI) yang bekerja di luar negeri. Sampai saat ini jumlah pekerja
TKI yang ada di seluruh dunia mencapai 2,7 juta jiwa (indonesia.go.id) dan masih
belum adanya perlindungan yang konkrit oleh pemerintah Indonesia. Sedangkan
berbagai penyiksaan, tak dibayarnya gaji TKI, diasingkan, bahkan pembunuhan
TKI masih sering terjadi. Konsep asuransi syariah, terutama sistem Takaful,
mungkin sangat cocok untuk keadaan TKI saat ini karena dapat memberikan rasa
keamanan dan kenyamanan bagi TKI. TKI akan merasa nyaman karena sistem
yang diterapkan oleh asuransi syariah bersifat tolong-menolong, bukan jual beli
yang biasa diterapkan oleh lembaga asuransi yang ada. Adanya skim pembiayaan
yang sesuai dengan ajaran agama ini diharapkan secara emosional akan
mempermudah TKI dalam menerima sistem pembiayaan syariah.
Jadi, Komitment pemerintah dalam pengentasan masalah-masalah
dialami oleh para TKI sangat dibutuhkan oleh semua pihak. Berbagai cara
dilakukan pemerintah untuk segera mengakhiri kasus-kasus yang terjadi
TKI. Asuransi syariah merupakan salah satu sarana pemecahan masalah
dibutuhkan oleh pemerintah untuk menyeleseikan permasalahan TKI.
yang
telah
pada
yang
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Belakangan ini, di Indonesia banyak sekali bermunculan perusahaan
asuransi yang berbasis pada Asuransi Syariah. Asuransi Syariah sendiri muncul
pertama kali pada tahun 1990-an. Berawal dari metode ekonomi Islam yang
dikembangkan oleh beberapa bank di Indonesia, salah satunya adalah Bank
Muamalat. Prinsip asuransi syariah pada intinya adalah kejelasan dana, tidak
mengandung judi dan riba atau bunga. Sama halnya dengan perbankan syariah,
melihat potensi umat Islam yang ada di Indonesia, prospek asuransi syariah sangat
menjanjikan. Pada dasarnya, asuransi syariah digunakan untuk membiayai
nasabah (premi) yang mengajukan klaim kepada lembaga asuransi syariah. Hal ini
sama seperti lembaga asuransi konvensional lain seperti Jamsostek, Bumi Putera,
PT. Asuransi Kredit Indonesia (Askrindo), dan lain sebagainya.
Sampai saat ini, Jamsostek merupakan asuransi tenaga kerja terbesar di
Indonesia. Sebanyak 9,4 juta pekerja terdaftar di PT. Jamsostek
(www.jamsostek.go.id), akan tetapi hal itu tidak berlaku pada Tenaga Kerja
Indonesia (TKI) yang bekerja di luar negeri. Sampai saat ini jumlah pekerja TKI
yang ada di seluruh dunia mencapai 2,7 juta jiwa (indonesia.go.id) dan masih
belum adanya perlindungan yang konkrit oleh pemerintah Indonesia. Sedangkan
berbagai penyiksaan, tak dibayarnya gaji TKI, diasingkan, bahkan pembunuhan
TKI masih sering terjadi. Apabila hal ini tidak segera diselesaikan bukan tidak
mungkin jumlah calon TKI yang akan bekerja di luar negeri akan berkurang dan
akan terjadi pemogokan kerja besar-besaran yang dilakukan oleh TKI seperti yang
terjadi di bawah jembatan Khandara, Arab Saudi.
Pada dasarnya pemerintah Indonesia tidak hanya berpangku tangan
melihat berbagai macam kasus yang terjadi pada TKI yang bekerja di luar negeri
tersebut. Terbukti dengan telah dibentuk suatu asuransi konvensional yang
berbentuk konsorsium untuk menjamin kesejahteraan TKI. Hal tersebut
dicetuskan Menakertrans berdasarkan Kepmenakertrans sebagai langkah positif
dan sesuai amanat UU dalam memperbaiki sistem layanan dan perlindungan TKI.
Akan tetapi, pada pelaksanaan kebijakan konsorsium tersebut mengalami banyak
kendala yang pada akhirnya berakibat tidak efektifnya program tersebut.
Konsep asuransi syariah, terutama sistem Takaful, sangat cocok untuk
keadaan TKI saat ini karena dapat memberikan rasa keamanan dan kenyamanan
bagi TKI. TKI akan merasa nyaman karena sistem yang diterapkan oleh asuransi
syariah bersifat tolong-menolong, bukan jual beli yang biasa diterapkan oleh
lembaga asuransi yang ada. Adanya skim pembiayaan yang sesuai dengan ajaran
agama ini diharapkan secara emosional akan mempermudah TKI dalam menerima
sistem pembiayaan syariah.
Komitment pemerintah dalam pengentasan masalah-masalah yang dialami
oleh para TKI sangatlah gencar. Berbagai cara telah dilakukan pemerintah untuk
segera mengakhiri kasus-kasus yang terjadi pada TKI. Asuransi syariah
merupakan salah satu sarana pemecahan masalah yang dibutuhkan oleh
pemerintah untuk menyeleseikan permasalahan TKI. Sistem pembiayaan asuransi
syariah menitikberatkan pada keamanan dan keselamatan kerja para TKI sehingga
konsep yang ditawarkan mudah diterima. Sistem pembiayaan syariah pada
lembaga asuransi syariah nantinya juga mengandung nilai yang bersifat universal
dan tidak eksklusif sehingga akan mempermudah penerimaan konsep pembiayaan
syariah oleh semua lapisan masyarakat, tanpa memandang latar belakang agama,
suku, ras, dan golongan.
Tujuan dan Manfaat Penulisan
Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penulisan karya tulis ini adalah:
1. Untuk mengetahui perlunya didirikan Perusahaan Asuransi Syariah yang
menjamin kesejahteraan kehidupan TKI.
2. Untuk mengetahui manfaat yang dapat diberikan oleh Perusahaan
Asuransi Syariah dalam menjamin kesejahteraan kehidupan TKI.
Manfaat dari penulisan ini adalah memberikan pemahaman kepada
pemerintah dan masyarakat terhadap pentingnya pendirian lembaga Asuransi
Syariah yang mampu mengatasi permasalahan yang sering kali dialami oleh
Tenaga Kerja Indonesia terkait masalah kesejahteraan, keselamatan, keamanan,
keadilan serta kesehatan kehidupan TKI.
GAGASAN
Kondisi Terkini Tenaga Kerja Indonesia (TKI) Di Luar Negeri
Tenaga Kerja Indonesia atau yang lebih banyak dikenal dengan singkatan
TKI merupakan sebutan bagi warga Indonesia yang bekerja di luar negeri.
Kurangnya ketersediaan lapangan pekerjaan di dalam negeri membuat banyak
warga Indonesia lebih memilih untuk mengadu nasib mereka ke luar negeri
dengan harapan dapat merubah nasib mereka menjadi jauh lebih baik. Selain
alasan sedikitnya ketersediaan lapangan kerja para TKI lebih memilih bekerja ke
luar negeri dengan alasan gaji diluar negeri yang jauh lebih mahal dari pada gaji
bekerja di dalam negeri. Kedua alasan tersebut tentu saja tidak dapat mewakili
semua alasan para TKI yang memilih untuk bekerja di luar negeri tetapi dapat
dipastikan bahwa alasan mereka memilih menjadi TKI adalah karena alasan
ekonomi.
Jumlah penempatan Tenaga Kerja Indonesia (TKI) di luar negeri sampai
awal Februari 2010 mencapai 2.679.536 orang. Dari segi jumlah, Malaysia masih
tetap menjadi negara penempatan terbesar bagi TKI. Jumlah TKI yang bekerja di
Malaysia menurut data resmi pemerintah mencapai 1.200.000 orang. Sedangkan
Arab Saudi menempati urutan kedua terbesar. Di Arab Saudi tercatat 927.500
orang TKI yang bekerja di negara tersebut. Selanjutnya data jumlah TKI yang
bekerja Taiwan berjumlah 130.000 orang, Hongkong mencapai 120.000 dan
Pemantauan
tidak
relevan
Pengawasan
lagi dalam
Penempatan
dan
seperti yang terdapat pada asuransi konvensional. Jika pada masa kontrak
peserta tidak dapat melanjutkan pembayaran premi dan ingin
mengundurkan diri sebelum masa reversing period, maka dana yang
dimasukan dapat diambil kembali, kecuali sebagian dana kecil yang telah
diniatkan untuk tabarru.
f. Pembayaran klaim pada asuransi syariah diambil dari dana tabarru (dana
kebajikan) seluruh peserta yang sejak awal telah diikhlaskan bahwa ada
penyisihan dana yang akan dipakai sebagai dana tolong menolong di
antara peserta bila terjadi musibah. Sedangkan pada asuransi konvensional
pembayaran klaim diambilkan dari rekening dana perusahaan.
g. Pembagian keuntungan pada asuransi syariah dibagi antara perusahaan
dengan peserta sesuai prinsip bagi hasil dengan proporsi yang telah
ditentukan. Sedangkan pada asuransi konvensional seluruh keuntungan
menjadi hak milik perusahaan.
Langkah-Langkah Strategis yang Harus Dilakukan
Telah kita ketahui bersama, penempatan Tenaga Kerja Indonesia (TKI) di
luar negeri sampai awal Februari 2010 jumlahnya mencapai 2.679.536 orang.
Sedangkan pemasukan devisa yang dihasilkan dari remitansi yang dikirimkan TKI
sampai akhir tahun 2009 mencapai US$ 6.615.321.274 milyar
(www.indonesia.go.id). Dengan jumlah TKI yang cukup besar seharusnya
pemerintah memberikan pelayanan yang baik terhadap jiwa TKI. Karena dengan
jumlah TKI yang besar, jumlah penyiksaan dan hal-hal yang mengancam jiwa
TKI juga besar. Pihak asuransi seharusnya tahu bahwa TKI sangat membutuhkan
asuransi yang menjamin jiwanya saat di luar negeri. Akan tetapi hal itu tidak
dilakukan karena pihak asuransi takut terjadi kerugian pada waktu TKI bekerja
maupun pasca TKI telah selesei bekerja. Hal itu diakibatkan oleh beberapa hal
yaitu
1.
Tingkat kematian TKI yang bekerja di luar negeri cukup tinggi. Sepanjang
tahun 2009, jumlah kematiannya mencapai sekitar 1.100 orang. Sekitar 68
persen dari mereka meninggal di Malaysia disusul Arab Saudi sebanyak
20 persen (www.waspada.co.id). Hal ini mengakibatkan jumlah premi
yang dibayarkan juga cukup tinggi.
2.
Jenjang waktu bekerja TKI sangat singkat, sekitar 2-5 tahun, tergantung
kesepakatan antara calon TKI dengan perusahaan yang memperkerjakan
TKI tersebut. Hal ini menyebabkan perusahaan asuransi tidak mempunyai
waktu untuk berinvestasi ke pihak lain sehingga perusahaan asuransi
tersebut tidak mendapatkan keuntungan lebih.
3.
Bila masa kerja TKI habis, maka TKI tersebut bisa mengklaim asuransi
yang telah disetorkan. Jumlah yang diminta juga tergantung kesepakatan
kedua belah pihak atau peraturan perusahaan. Karena pendapatan
perusahaan asuransi sedikit dan harus menyetorkan sejumlah dana untuk
klaim TKI, maka perusahaan asuransi dipastikan rugi.
10
kumpulan dana yang telah diniatkan oleh peserta sebagai iuran dana kebajikan
untuk tujuan saling menolong dan saling membantu dan dibayarkan bila: 1)
peserta meninggal dunia, 2) perjanjian telah berakhir.
Kumpulan dana peserta/TKI ini akan diinvestasikan sesuai dengan syariat
Islam. Keuntungan hasil investasi setelah dikurangi dengan beban asuransi (klaim
dan premi asuransi), akan dibagi antara peserta dan perusahaan menurut prinsip
al-mudharabah dalam suatu perbandingan tetap berdasarkan perjanjian kerjasama
antara perusahaan (takaful) dan peserta.
Akan tetapi, sistem asuransi syariah yang digunakan khusus untuk TKI
adalah perusahaan asuransi syariah yang menerapkan sistem produk saving. Yaitu,
setiap peserta wajib membayar sejumlah uang (premi) secara teratur kepada
perusahaan. Besar premi yang dibayarkan tergantung kepada keuangan peserta.
Akan tetapi, perusahaan menetapkan jumlah minimum premi yang akan
dibayarkan. Setiap premi yang dibayarkan oleh peserta, akan dipisah dalam dua
rekening yang berbeda.
1. Rekening tabungan peserta, yaitu dana yang merupakan milik peserta yang
dibayarkan bila:
Perjanjian berakhir,
11
12
Bagan diatas menjelaskan tentang alur-alur yang harus dilewati calon TKI
untuk bekerja di luar negeri. Di dalam bagan tersebut menjelaskan bagaimana
PJTKI sebagai perusahaan penyalur jasa tenaga kerja Indonesia bekerjasama
dengan perusahaan asuransi syariah untuk memberikan pelayanan terhadap TKI
agar TKI dapat bekerja dengan nyaman di negara tujuan. Apabila terjadi hal-hal
yang tidak diinginkan oleh TKI, maka TKI dapat mengajukan klaim ke
perusahaan asuransi syariah.
Oleh karena itu, sebaiknya perusahaan asuransi syariah memilihi kantor di
negara-negara tujuan TKI yang mempunyai kerjasama dengan PJTKI asal TKI itu
diberangkatkan agar proses pengajuan klaim dilakukan di negara tujuan TKI tanpa
harus kembali ke negara asal TKI.
Pihak-Pihak yang Membantu Mengimplementasikan Gagasan Ini
Dalam upaya untuk merealisasikan asuransi syariah untuk TKI yang
menggunakan konsep takaful ini, maka diperlukan pihak-pihak yang dapat
membantu dalam mengimplementasikan gagasan ini, antara lain:
1. Kementrian Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Kemenakertrans)
Peranan kemenakertrans sebagai suatu sistem pemerintah yang
bertanggung jawab dalam mengurusi tenaga kerja dan transmigrasi memiliki
peranan yang sangat vital dalam membuat, menetapkan, serta melaksanakan
berbagai macam regulasi yang bertujuan untuk mensejahterahkan para Tenaga
Kerja Indonesia yang bekerja di luar negeri. Mengingat tujuan dicetuskannya
gagasan untuk mengadakan asuransi syariah sejalan dengan visi dan misi yang
13
KESIMPULAN
Gagasan yang Diajukan
Asuransi syariah untuk TKI merupakan suatu upaya perlindungan serta
peningkatan kesejahteraan kehidupan TKI yang bekerja di luar negeri. Mengingat
banyaknya terjadi kasus-kasus yang menimpa TKI dan merenggut kesejahteraan
hidup mereka. Oleh karena itu asuransi syariah yang dikhususkan untuk TKI ini
berusaha memberikan solusi yang efisien yaitu dengan menggunakan sistem
takaful dengan akad mudharabah dengan unsur tabungan.
Sistem takaful itu sendiri merupakan suatu konsep yang berdasarkan asas
tolong menolong, sehingga TKI yang telah bergabung menjadi nasabah dalam
asuransi syariah ini secara langsung dapat melindungi kesejahteraan hidupnya
selama bekerja menjadi TKI. Selain itu juga dapat membantu para nasabah lain
14
sesama TKI lain melalui dana tabrru (dana kebajikan) yang telah disepakati
sebelumnya antara perusahaan asuransi syariah TKI dengan para calon nasabah.
Selain menggunakan sistem takaful asuransi syariah ini juga didukung dengan
akad mudharabah yang merupakan "suatu akad serikat dagang antara dua pihak,
pihak pertama sebagai pemodal, sedangkan pihak kedua sebagai pelaksana usaha,
dan keuntungan yang diperoleh dibagi antara mereka berdua dalam persentase
yang telah disepakati antara keduanya." (Al-Aziz oleh ar-Rafi'i 6/3, Aqdul
Mudharabah Fil Fiqhil Islamy, oleh Dr. Zaid bin Muhammad ar-Rummaani, hal.
14, dan Syarikah al-Mudharabah fil Fiqhil Islami, oleh Dr. Sa'ad bin Gharir asSilmy, 37). Sehingga dalam akad ini mengutamakan aadanya aspek bagi hasil
yang secara langsung menghindarkan unsur kecurangan atau adanya pihak-pihak
yang merasa dirugikan.
Selain menggunakan sistem takaful dengan akad mudhabarah, asuransi
syariah ini menggunakan unsur tabungan dikarenakan sistem inilah sebagai
implementasi dari akad takafuli dan mudharabah sehingga asuransi syariah dapat
terhindar dari unsur gharar (ketidak jelasan) dan maisir (perjudian).
Teknik Implementasi
Teknik implementasi yang digunakan untuk mengimplementasikan
gagasan ini adalah:
1. Adanya suatu kesinergisan antar berbagai komponen yang ikut
membangun berdirinya asuransi syariah yakni kemenakertrans, BNP2TKI, PJTKI
dan TKI selaku sasaran asuransi syariah.
2. Kemenarkertrans selaku pemegang wewenang tertinggi dalam
mengurusi sistem ketenagakerjaan dan transmigrasi di Indonesia seharusnya
membuat gran design tentang pola dan alur penerimaan asuransi TKI serta
bekerjasama dengan BNP2TKI dan PJTKI.
3. Kemenakertrans sebagai otoritas tertinggi tentang tenaga kerja dan
transmigrasi seharusnya mampu menginstruksikan kepada PJTKI yang mengirim
jasa TKI keluar negeri untuk segera bekerja sama dengan perusahaan asuransi
syariah yang berfokus pada TKI sehingga pemberian asuransi kepada TKI yang
bermasalah segera tercairkan sehingga permasalahan-permasalahan tersebut
segera terseleseikan.
4. BNP2TKI dan PJTKI mensosialisasikan dan membuka peluang
kerjasama seluas-luasnya demi mendukung perealisasian asuransi yang berbasis
syariah kepada seluruh TKI.
Manfaat dan Dampak Gagasan
Manfaat yang nyata dari gagasan pendirian perusahaan asuransi syariah ini
tentunya akan dirasakan oleh TKI karena sasaran utama dari gagasan ini sendiri
adalah TKI. Mengacu pada konsep asuransi syariah yang menggunakan konsep
takaful (tolong-menolong), akad mudhabarah (bagi hasil), mengggunakan unsur
tabungan yang membebaskan dari adanya gharar (ketidakjelasan) dan maisir
15
DAFTAR PUSTAKA
Adawiah Engku Ali, Engku Rabiah. 2008. Essential Guide To Takaful (Islamic
Insurance). Kuala Lumpur: CERT Publications
Astiwara, Endy M. 2001. Perbedaan Secara Syariah Asuransi Takaful Dengan
Asuransi Konvensional. Muamalatuna Vol. I/Edisi I/Th. I/25 Mei 2001
Budiman, Iskandar. (2004). Dilema Buruh Di Rantau: Membongkar Sistem
Kerja TKI di Malaysia. Yogyakarta:Ar-Ruzz
Dewi, Gemala. Aspek-Aspek Hukum dalam Perbankan dan Perasuransian
syariah di Indonesia. 2004. Jakarta:Prenada Media
Herman, Darmadi. Manajemen Asuransi. 2000. Jakarta:Bumi Aksara
16
Sula, Syakir. 2004. Asuransi Syariah (Life and General): Konsep dan
Operasional. Jakarta:Gema Insani Press
www.indonesia.go.id Diunduh tanggal 21 Februari 2011
www.kompasiana.com Diunduh tanggal 21 Februari 2011
www.waspada.co.id Diunduh tanggal 22 Februari 2011
www.tempointeraktif.com Diunduh tanggal 23 Februari 2011
Daftar Riwayat Hidup
BIODATA PENULIS
PENULIS I
Nama
: M. Primadion Sofyan
Tempat/tanggal lahir
Selai Jeli Toya (Jeruk Nipis, Lidah Buaya, Tomat, dan Pepaya) sebagai
selai kosmetik yang bermanfaat bagi tubuh dan wajah
17
Tempat/tanggal lahir
: Kholiyawati
Tempat/tanggal lahir
18