Anda di halaman 1dari 40

dr.

Elvieda
Sariwati,M.Epid.
dr. Elvieda
Sariwati,M.Epid.
Subdit
ISPA,
Dit PPML Ditjen
Subdit
Pengendalian
ISPA PPPL
HP 081316033031 / email : vielang@yahoo.com
Ditjen PP & PL

SISTEMATIKA
1. Pengertian, cara penularan &

Data Epidemiologi
2. Strategi & Upaya yg telah
Dilakukan Kemenkes
3. Kesimpulan

Pengertian MERS
CoV

MERS CoV adalah singkatan dari Middle

East Respiratory Syndrome Corona Virus.


Virus ini merupakan jenis baru dari
kelompok Coronavirus (Novel Corona
Virus).
Virus ini pertama kali dilaporkan pada
bulan September 2012 di Arab Saudi
Virus SARS tahun 2003 juga merupakan
kelompok virus Corona dan dpt
menimbulkan pneumonia berat akan
tetapi berbeda dari virus MERS CoV

Penyakit MERS CoV


MERS-CoV adalah penyakit sindroma

pernapasan yang disebabkan oleh virus


Corona yang menyerang saluran pernapasan
mulai dari yg ringan s/d berat.
Gejalanya adalah demam, batuk dan sesak
nafas, bersifat akut, biasanya pasien
memiliki penyakit ko-morbid.
Median usia 49 tahun (range 2-94 tahun)
kasus laki laki : Perempuan = 2 : 1
49% kasus laki laki dengan usia >40 tahun
Masa inkubasi 2-14 hari

Kasus dengan Ko-morbid


Dari laporan 47 kasus pertama infeksi MERS CoV di

Saudi arabia, 60% kasus memiliki penyakit komorbid


Penyakit penyakit komorbid tersering adalah :
No

Ko-Morbid

Jumlah Kasus

1.

Diabetes

32

68%

2.

Penyakit ginjal kronis

23

49%

3.

Penyakit jantung kronis

13

28%

4.

Hipertensi

16

34%

5.

Penyakit paru kronis

12

26%
NEJM 2013

Kenapa menjadi
perhatian
?
Virus ini dapat menyebabkan
infeksi serius pada
manusia dan kematian
Dapat menyebar lewat perjalanan internasional
Memiliki kemampuan menularkan antar manusia
(penularan antar manusia yang terbatas)
Beberapa kasus klaster
Penularan pada petugas kesehatan
Sebagian besar kasus tanpa kontak dengan binatang

Banyak hal yang belum diketahui seperti sumber

infeksi, reservoir, rute transmisi, luas penyebaran


dll

Kurva Epidemi MERS


CoV

The cause of the rapid increase in cases in April is unknown

Hasil investigasi WHO ke Jeddah (7 Mei 2014) :


Tidak ada bukti transmisi luas di
masyarakat (pola transmisi tidak berubah).
Penularan mayoritas pada tenaga
kesehatan di RS
Usia mayoritas > 50 tahun
Transmisi sekunder di masyarakat lebih
sedikit dibanding di petugas kesehatan
Beberapa kasus konfirmasi MERS-CoV
menunjukkan gejala yang ringan, dan ada
juga yang asimptomatis
Rekomendasi : setiap negara melanjutkan
surveilans ISPA berat dan kewaspadaan.

WHO update 9 Mei (www.who.int)


Sept 2012 s/d 16 Mei 2014 jml kss global 572

dan 173 meninggal (CFR 30%).


Sejak 24 Maret 2014 Saudi Arabia melaporkan
290 kasus 15 negara terinfeksi.
17 negara yang melaporkan ada kasus
Usia median 49 tahun, 65,6% laki-laki
Jumlah kasus yang didapat di RS meningkat
(terjadi KLB di RS)
Jumlah kasus yang terinfeksi bukan dari manusia
(tidak ada kontak dengan kasus konfirmasi,
sebagian kontak dengan binatang termasuk unta)
juga meningkat.

WHO statement (14 Mei


2014) :
MERS-CoV belum
menjadi PHEIC

Situasi di Indonesia
Dari Jan 16 Mei 2014 (pukul 07.00) jumlah

suspek MERS 99 orang


79 orang negatif, 19 dalam proses
pengambilan/pengiriman/pemeriksaan
spesimen
Provinsi yang melaporkan suspek : 18 provinsi
Kelompok usia 45-64 (52%), 65+ (26%)
WNI positif MERS di Saudi Arabia 2 orang ( 1
TKI, meninggal dan 1 jamaah umroh asal sulsel
masih dirawat di RS King Fahd Jeddah, kondisi
stabil)

Berdasarkan Sumber Informasi


KASUS DALAM INVESTIGASI

Cara penularan MERSCoV


Virus ini dapat menular antar manusia

secara terbatas, dan tidak terdapat transmisi


penularan antar manusia di komunitas yang
berkelanjutan.
Kemungkinan penularannya dapat
melalui :
Langsung : melalui percikan dahak (droplet)

pada saat pasien batuk atau bersin.


Tidak Langsung : melalui kontak dengan
benda yang terkontaminasi virus.

Pencegahan dan
Pengobatannya
Belum ada vaksin yang tersedia.
Pengobatan yang bersifat spesifik

belum ada, dan pengobatan yang


dilakukan tergantung dari kondisi
pasien.
Pencegahan dengan PHBS, menghindari
kontak erat dengan penderita,
menggunakan masker, menjaga
kebersihan tangan dengan sering
mencuci tangan dengan sabun dan
menerapkan etika batuk ketika sakit.

Definisi Kasus Dalam investigasi


(suspek)

a.Seseorang dengan InfeksiSaluranPernapasanAkut(ISPA) dengan tiga keadaandi bawah ini:


Demam (38C) atau adariwayat demam,
Batuk,
Pneumoniaberdasarkangejalaklinis
ataugambaranradiologisyangmembutuhkanperawatan dirumah sakit. Perlu waspada pada
pasiendengan gangguan systemkekebalan tubuh(immunocompromised)karena gejala dan
tanda tidak jelas.

DAN
salah satukriteriaberikut:
1)Seseorangyang memiliki riwayat perjalanan keTimurTengah(negara terjangkit) dalam
waktu 14hari sebelum sakit kecualiditemukanetiologi/penyebab penyakitlain.
2)Adanya petugas kesehatan yangsakit dengan gejala sama setelah merawatpasienISPA
berat (SARI / Severe Acute Respiratory Infection), terutama pasien yang memerlukan perawatan
intensif, tanpa memperhatikan tempat tinggal atau riwayat bepergian,kecuali
ditemukanetiologi/penyebab penyakitlain.
3)Adanya klaster pneumonia (gejala penyakit yang sama)dalamperiode14hari, tanpa
memperhatikan tempat tinggal atau riwayat bepergian,kecuali ditemukanetiologi/penyebab
penyakitlain.
4)Adanya perburukan perjalanan klinis yang mendadak meskipun dengan pengobatan yang
tepat,tanpa memperhatikan tempat tinggal atau riwayat bepergian,kecuali
ditemukanetiologi/penyebab penyakitlain.

b.Seseorang dengan InfeksiSaluranPernapasanAkut(ISPA) ringan sampai berat yangmemiliki


riwayat kontak eratdengan kasus konfirmasi ataukasus probableinfeksiMERSCoVdalamwaktu14hari sebelumsakit

Definisi Kasus Probabel

Definisi Kasus Konfirmasi


Seseorang dengan hasil pemeriksaan

laboratorium positif MERS CoV

Klaster yang perlu


diwaspadai

Pemeriksaan Lab
Pemeriksaan spesimen MERS CoV dilakukan

dengan menggunakan reverse transcriptase


polymerase chain reaction (RT-PCR)
Bahan pemeriksaan :
Spesimen dari saluran napas atas (hidung,
nasofaring dan/atau swab tenggorokan)
DAN
Spesimen saluran napas bagian bawah (sputum,
aspirat endotracheal, kurasan bronkoalveolar)
Tempat pemeriksaan :
Laboratorium Badan Litbangkes RI Jakarta

Tujuan Kesiapsiagaan

Terwujudnya upaya kesiapsiagaan menghadapi


MERS-CoV untuk melindungi WNI di negara
terjangkit dan yang pergi ke negara terjangkit,
serta memutus rantai penularan dan
meminimalisir kasus kematian di Indonesia

Strategi

Penguatan Koordinasi lintas program dan lintas

Sektor.
Advokasi dan Sosialisasi
Surveilans di pintu masuk ke Indonesia
Surveilans di Pelayanan Kesehatan Dasar dan Rumah
Sakit
Penguatan jejaring laboratorium
Komunikasi Risiko /KIE
Penguatan kapasitas
Tata laksana kasus
Pengendalian Infeksi

Hal yang dilakukan


Pemerintah
1. Peningkatan kegiatan pemantauan di

point of entry, pintu masuk negara.


2. Penguatan Surveilans epidemiologi
termasuk surveilans pneumonia.
3. Pemberitahuan ke seluruh Dinkes
Provinsi ttg kesiapsiagaan menghadapi
MERS CoV
4. Pemberitahuan ke 100 RS Rujukan Flu
Burung, RSUD dan RS Vertikal tentang
kesiapsiagaan dan tatalaksana MERS
CoV.

5. Menyiapkan dan membagikan 5 (lima)

dokumen terkait persiapan


penanggulangan MERS CoV, yang
terdiri dari :
a.
b.
c.
d.

e.

Pedoman umum MERS CoV


Tatalaksana klinis
Pencegahan Infeksi
Surveilans di masyarakat umum dan di
pintu masuk negara
Diagnostik dan laboratorium

6. Semua petugas TKHI sudah dilatih

dan diberi pembekalan dalam


penanggulangan MERS-CoV.
7. Menyiapkan pelayanan kesehatan
haji di 15 Embarkasi / Debarkasi
(KKP)
8. Meningkatkan kesiapan
laboratorium termasuk
penyediaan reagen dan alat
diagnostik.

9. Diseminasi informasi ke masyarakat

terutama calon jemaah haji dan umrah


serta petugas haji Indonesia.
10. Meningkatkan koordinasi lintas
program dan lintas sektor seperti
BNP2TKI, Kemenhub, Kemenag,
Kemenlu, dll tentang kesiapsiagaan
menghadapi MERS CoV.
11. Melakukan kordinasi dengan pihak
kesehatan Arab Saudi.
12. Meningkatkan hub. Internasional
melalui WHO, CDC dll.

Kementerian Kesehatan Arab Saudi


merekomendasikan pengunduran
ibadah haji/umroh bagi :
1. Orang tua (diatas usia 65 tahun)
2. Jamaah dengan penyakit-penyakit kronis

3.
4.
5.
6.

(misalnya penyakit jantung , penyakit ginjal,


penyakit saluran pernafasan, diabetes)
Jamaah dengan defisiensi kekebalan tubuh
Jamaah dengan Keganasan, kanker
Jamaah dengan Penyakit-penyakit terminal
wanita hamil dan anak-anak (usia dibawah
12 tahun)

Saran untuk masyarakat/


jamaah haji dan umroh
Selalu menjaga kesehatan dengan melaksanakan Perilaku

Hidup Bersih Sehat (PBHS), seperti makan makanan


bergizi, cukup istirahat, tidak merokok, dll;
Rajin mencuci tangan dengan sabun (Cuci Tangan Pakai
Sabun/CTPS) dan air mengalir;
Bila tidak memungkinkan menghindari kerumunan orang,
disarankan untuk menggunakan masker;
Hindari kontak erat dengan orang yang mengalami gejala
sakit pernapasan;
Apabila memiliki penyakit kronik (penyakit jantung paru
kronik, gangguan ginjal, dan lainnya), disarankan untuk
menunda perjalanan ke negara-negara di kawasan Timur
Tengah,dan disarankan untuk melakukan pemeriksaan ke
dokter. Bagi penderita penyakit kronik disarankan agar
obat rutin tetap digunakan secara teratur.
30

Saran untuk masyarakat/ jamaah


haji dan umroh
Menutup hidung dan mulut dengan masker, tisu/sapu tangan
atau lengan baju bila batuk dan bersin. Buang tisu yang telah
terpakai di tempat sampah tertutup;
Apabila selama berada di negara-negara Timur Tengah terdapat
keluhan batuk, demam, sesak nafas, segera konsultasi kepada
petugas kesehatan;
Apabila dalam kurun waktu 14 hari sampai di Tanah Air
mengalami keluhan batuk-batuk, demam, sesak nafas, segera
konsultasikan kepada petugas kesehatan dan beritahukan
bahwa anda baru kembali dari negara-negara Timur Tengah.
Apabila terdapat rencana untuk melakukan ibadah umroh atau
bepergian ke negara-negara kawasan Timur Tengah, agar
selalu mengikuti berita mengenai perkembangan MERS-CoV
ini.
31

Pesan Untuk Petugas


Kesehatan
Meningkatkan kewaspadaan dan deteksi dini
akan munculnya kasus MERS CoV
Meningkatkan dan menerapkan infection
control di pelayanan kesehatan
Pedoman kesiapsiagaan menghadapi MERS
CoV, leaflet, brosure, poster dari Kemkes RI
dapat di unduh di
ispa.pppl.depkes.go.id
www.pppp.depkes.go.id

33

ALUR PENEMUAN KASUS DAN RESPON DI PINTU MASUK


Perjalanan dari negara terjangkit
Jamaah Haji
TKHI (Dokter Kloter)

Demam, batuk

Pneumonia

Pelaku perjalanan lainnya

Pneumonia yang perlu


perawatan di RS

Skrining temperatur

YA

Pemeriksaan lebih lanjut di


Poliklinik KKP

Masker
Edukasi : etika batuk,
CTPS, PHBS
Pulang

gejala berlanjut

DEMAM

pneumonia

Pengobatan
Masker
Edukasi
Notifikasi
Pulang

Pneumonia yang perlu


perawatan di RS

Pulang, HAC
pemantauan selama
14 hari

Puskesmas /
RS setempat

gejala bertambah berat

Rujuk RS

TIDAK

tata laksana kasus dan rujukan


sesuai SOP
Pengambilan dan pengiriman
specimen
Lakukan tindakan thd barang dan
alat angkut
Laporkan dlm 24 jam ke Posko KLB
cc Dinkes Prov
Pemantauan kontak kasus

ALUR PENEMUAN KASUS DAN RESPON DI WILAYAH


Jamaah Haji

Masyarakat

Pelaku perjalanan lainnya

Gejala Demam, batuk dengan riwayat bepergian dari negara terjangkit

Klaster pneumonia

Puskesmas / RS

Pemeriksaan lebih lanjut :


HAC/ K3JH, riw penyakit
Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan penunjang

Pneumonia

Pengobatan
Pemantauan kontak
Edukasi, pulang
Isolasi diri
Laporkan dlm 24 jam ke Dinkes Kab/kota
Penyelidikan epid
Bila gejala bertambah berat

Rujuk RS

Pneumonia yang perlu


perawatan di RS

tata laksana kasus dan rujukan sesuai SOP


Pengambilan dan pengiriman specimen
Laporkan dlm 24 jam ke Dinkes Kab/kota
Penyelidikan Epid
Penanggulangan awal
Pemantauan kontak kasus
Surveilans ketat

ALUR JEJARING KERJA SURVEILANS


Puskes Haji

DITJEN BUKD

Ditjen PP
PL cq
POSKO
KLB

Puskomlik
Pusdatin
Pusat Promkes

KKP

DITJEN BUKR

Balitbangkes
RS Pusat

Subdit
Surveilans

Subdit
Karkes

Subdit ISPA

UPT
Provinsi

Dinkes
Provinsi

RS
Provinsi

UPT
Kab/kota

Dinkes
Kab/Kota

RS
Kab/kota

Kemenlu
Kemenag
Kemendagri
Kemenpar
& eko-kreatif
Otoritas
bandara/pela
buhan/PLBD
WHO
Organisasi
profesi
K/L terkait
lain
Masyarakat

KESIMPULAN
1. Telah terjadi peningkatan kasus MERS CoV

yg sangat signifikan di Timur Tengah,


namun WHO belum menyatakan sebagai
KLB.
2. Pemerintah Indonesia perlu memberikan
perhatian yg tinggi karena banyaknya WNI
yg ada di Arab Saudi sebagai TKI, jamaah
haji & umroh
3. Perlu meningkatkan kegiatan Surveilans
Epidemiologi sebagai bagian dari Early
Warning Outbreak Respon System (EWORS).
38

4. Perlu peningkatan kordinasi lintas

program & lintas kementerian untuk


mengantisipasi penularan MERS CoV.
5. Perlu meningkatkan kegiatan penyebaran
informasi/ KIE kpd masyarakat khususnya
para calon jamaah haji & umroh.
6. Perlunya menerapkan syarat istitoah
(memenuhi syarat kesehatan) secara
benar bagi para calon jamaah haji &
umroh.
39

Terima Kasih
Pedoman kesiapsiagaan menghadapi MERS CoV, leaflet,
brosure, poster dari Kemkes RI dapat di unduh di
www.ispa.pppl.depkes.go.id
www.pppp.depkes.go.id

No Telp Posko KLB : 021 4257125 (poskoklb@yahoo.com


Halo Kemkes : (kode lokal) 500567

Anda mungkin juga menyukai