Foto 3.4 Satuan Geomorfologi Perbukitan Blok Patahan dilihat dari Desa Mappu ke arah utara.
Foto 3.5 Lembah Salu Malekko yang memperlihatkan bentuk V; foto menghadap ke tenggara.
Foto 3.6 Lembah Salu Makkamma yang memperlihatkan bentuk U; foto menghadap ke timurlaut.
Foto 3.7 Satuan Geomorfologi Dataran Aluvial di Bone Hau, Desa Pabettengan yang memiliki
lembah berbentuk U; foto menghadap ke selatan.
pada daerah penelitian berupa kekar dan sesar yang tercermin dari pembelokan
aliran sungai yang hampir tegak lurus dan keterdapatan air terjun di beberapa
sungai.
Sungai sungai yang memiliki pola rektangular antara lain Salu Kayang,
Salu Takewetu, Salu Malekko, Salu Paniki, Salu Makkamma, Salu Mao, Salu
Kona, Salu Tiwo, dan Salu Bitakan. Sedangkan sungai yang berpola dendritik
antara lain Salu Pure, Salu Liwayo, dan sungai-sungai lain yang berada pada
punggungan yang sama dengan kedua sungai tersebut.
Gambar 3.1 Tipe genetik dan pola aliran sungai di daerah penelitian.
Pada daerah penelitian terdapat dua sungai utama berorde 3, yaitu Bone
Hau dan Bone Karama, namun Bone Karama hanya terdapat pada bagian
timurlaut daerah penelitian. Arah aliran Bone Hau relatif baratdaya timurlaut
dengan aliran yang berbelok-belok. Pada alirannya dimulai dari bagian baratdaya
daerah penelitian kemudian mengalir ke arah utara. Arah alirannya berbelok ke
arah timur timurlaut untuk bertemu dengan Bone Karama yang mengalir dari
timur. Pembelokan tersebut kemungkinan dipengaruhi struktur. Anak-anak sungai
umumnya memiliki arah aliran relatif barat timur, baratdaya timurlaut, dan
baratlaut tenggara.
Geologi Daerah Pabettengan dan Sekitarnya, Kecamatan Bonehau,
Kabupaten Mamuju, Sulawesi Barat
28
Tipe genetik sungai pada daerah penelitian terdiri dari tiga tipe (Gambar
3.1), yaitu:
1.
Sungai Obsikuen
Merupakan sungai yang arah alirannya berlawanan dengan kemiringan
lapisan batuan. Sungai tipe ini terdapat di Salu Takewetu, Salu
Makkamma, Salu Kona, dan Salu Bitakan.
2.
Sungai Subsikuen
Merupakan sungai yang arah alirannya sejajar dengan jurus lapisan batuan.
Sungai tipe ini terdapat di Salu Makkamma dan Salu Malekko.
3.
Sungai Konsikuen
Merupakan sungai yang arah alirannya searah dengan arah kemiringan
lapisan batuan. Sungai tipe ini terdapat di Salu Paniki yang berarah utara
baratlaut selatan tenggara.
3.2
sedimen pengisi cekungan. Berdasarkan data lapangan daerah ini bisa dibagi
menjadi beberapa kelompok satuan batuan, yaitu:
1. Satuan Batuan Metamorf
4. Satuan Batugamping
2. Satuan Batupasir
5. Satuan Napal
3. Satuan Batupasir-
Batulempung
7. Satuan Aluvial
Lingkungan Pengendapan
Berdasarkan Sukamto dan Simandjuntak (1981), satuan ini diendapkan
pada lingkungan laut dengan mekanisme flysch. Sedimen bertipe flysch ini
kemudian termetamorfosis
menjadi
batusabak,
kuarsit,
batupasir
malih,
Foto 3.8
Singkapan metagraywacke.
(Lokasi : Salu Malekko)
Foto 3.9
Singkapan batulempung
malih.
(Lokasi : Salu Makkamma)
Foto 3.10
Foto 3.11
Singkapan batusabak.
(Lokasi : Salu Makkamma)
Ciri Litologi
Satuan ini terdiri dari perselingan batupasir dan batulempung merah,
dengan sisipan batulempung abu-abu, dan konglomerat.
Batupasir berwarna putih kecoklatan-kemerahan, berukuran butir pasir
sedang sampai kasar, menyudut tanggung membundar tanggung, setempat
konglomeratan, non karbonatan, dengan struktur sedimen laminasi sejajar (paralel
lamination), silang siur (cross bedding), ketebalannya 13 cm 1,5 m, setempat
mencapai 2,4 m. Terdapat suksesi thinning upward di Salu Bitakan. Analisa
petrografi menunjukkan conglomeratic quartz arenite dan lithic arenite
(Lampiran A-4 dan A-5 ).
Batulempung merah hati-keunguan, non-karbonatan, kekompakan sedang,
ketebalan 37cm - 2m.
Sisipan konglomerat berada dibagian tengah satuan. Konglomerat
ini
karakteristik besar butir yang sesuai dengan endapan fluvial (Visher, 1969; dalam
Koesoemadinata, 1985).
Jadi dapat disimpulkan bahwa satuan ini diendapkan pada lingkungan
fluvial.
Hubungan Stratigrafi
Satuan Batupasir ini terletak tidak selaras di atas Satuan Batuan Metamorf
yang merupakan batuan dasar serta selaras di bawah Satuan BatupasirBatulempung dan Satuan Napal. Pada pengamatan lapangan kontak satuan ini
dengan satuan batuan di atas dan di bawahnya tidak terlihat. Kemiringan
perlapisan pada satuan ini relatif sama dengan satuan batupasir-batulempung,
yang menunjukkan kedua satuan tersebut selaras.
Umur
Berdasarkan ciri litologinya maka satuan ini masih termasuk di dalam
batuan - batuan sedimen dari Formasi Toraja dengan kisaran umur Miosen
Tengah - Akhir (Ratman dan Atmawinata, 1993).
Foto 3.12
Batupasir yang
memperlihatkan suksesi
thinning upward.
(Lokasi: Salu Bitakan)