Anda di halaman 1dari 19

BAB I

PENDAHULUAN

1.1

Latar Belakang

Perkembangan merupakan tahapan-tahapan yang pasti terjadi selama hidup


manusia. Perkembangan pada manusia terjadi mulai dari dalam kandungan.
Perkembangan ini tidak dapat diukur seperti halnya pertumbuhan.
Perkembangan manusia tercepat terjadi pada masa kanak-kanak sampai remaja.
Seorang anak yang normal lebih cepat merekam dan memahami informasi yang
diterimanya. Perkembangan anak dapat dilihat melalui kapan dia dapat berjalan,
kapan dia dapat mengucapkan kata-kata, dan sebagainya. Faktor-faktor yang
memengaruhi perkembangan juga penting untuk diketahui. Selain itu,
perkembangan anak dapat dideteksi melalui beberapa cara seperti dengan KPSP.
Deteksi dini perkembangan anak dapat meminimalisir gangguan perkembangan
yang biasanya terjadi pada anak.

1.2

Rumusan Masalah

1.

Apa definisi perkembangan?

2.

Apa saja ciri-ciri dan prinsip perkembangan anak?

3.

Apa saja aspek-aspek perkembangan anak?

4.

Bagaimana tahapan perkembangan anak

5.

Apa saja faktor yang memengaruhi perkembangan anak?

6.

Bagaimana deteksi dini penyimpangan perkembangan anak?

1.3
1.3.1

Tujuan
Tujuan Umum

Untuk memenuhi tugas mata kuliah Ilmu Keperawatan Dasar II


1.3.2 Tujuan Khusus
1.

Untuk mengetahui definisi perkembangan

2.

Untuk mengetahui ciri-ciri dan prinsip perkembangan anak

3.

Untuk mengetahui aspek-aspek perkembangan anak

4.

Untuk mengetahui tahapan perkembangan anak

5.

Untuk mengetahui faktor yang memengaruhi perkembangan anak

6.

Untuk mengetahui deteksi dini penyimpangan perkembangan anak

1.4

Manfaat

Mahasiswa lebih memahami dan mengerti secara mendalam mengenai definisi, ciriciri dan prinsip, aspek-aspek, tahapan perkembangan anak, faktor yang
memengaruhi perkembangan anak dan deteksi dini penyimpangan perkembangan
anak serta mahasiswa dapat menerapkan teori-teori tersebut dalam dirinya sendiri
maupun orang di sekitarnya.

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Definisi Perkembangan


Perkembangan adalah bertambahnya struktur dan fungsi tubuh yang lebih
kompleks dalam bidang motorik kasar,motorik halus,kemampuan berbahasa
maupun sosialisasi dan kemandirian (Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Jawa
Timur, 10).
Menurut Soetjiningsih (1995:1), perkembangan (development) adalah
bertambahnya kemampuan (skill) dalam struktur dan fungsi tubuh yang lebih
kompleks dalam pola yang teratur dan dapat diramalkan, sebagai hasil proses
pematangan. Disini menyangkut adanya proses diferensiasi dari sel-sel tubuh,
jaringan tubuh, organ-organ dan sistem organ yang berkembang sedemikian rupa

sehingga masing-masing dapat memenuhi fungsinya. Termasuk juga perkembangan


emosi, intelektual dan tingkah laku sebagai hasil interaksi dengan lingkungannya.
Perkembangan juga adalah sebagai perubahan pada struktur, pendapat dan
tingkah laku individu. Ia terhasil daripada fungsi biologi, faktor pemakanan dan
pengaruh alam sekitar. Perkembangan juga merupakan perubahan yang bersifat
kualitatif tetapi dapat dilihat dengan membandingkan sifat yang terdahulu dengan
sifat yang terbentuk. Dengan kata lain, perkembangan boleh juga dianggap sebagai
proses di mana individu itu mencapai kematangan, pengukuhan dan kestabilan,
(Bakar: http://eprints.utm.my/10348/1/bab2.pdf).
Perkembangan mencakup kedua unsur yaitu; kematangan dan pertumbuhan.
Perkembangan merupakan istilah umum yang merujuk pada kemajuan dan
kemunduran yang terjadi hingga akhir hayat. (Yudanto :
http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/pendidikan/Yudanto,%20S.Pd.%20Jas.
%20M.Pd./MATERI%20PM%203.%20DEFINISI%20DAN%20KONSEP
%20PERKEMBANGAN%20MOTORIK.pdf).
Hasinuddin (2011:1) berpendapat bahwa perkembangan adalah bertambahnya
kemampuan (skill) dalam struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks dari
kemajuan yang sederhana ke keterampilan yang lebih kompleks melalui proses
belajar.
Menurut IDAI Jawa Timur (11), berkembang yaitu bertambahnya kemampuan,
struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks dan bersifat kualitatif.
Dalam Bakar (http://eprints.utm.my/10348/1/bab2.pdf) perkembangan menurut
Crow dan Crow, merupakan perubahan secara kualitatif serta cenderung ke arah
lebih baik dari segi pemikiran, rohani, moral dan sosial. Manakala menurut Karl E.
Garrison, perkembangan adalah dihasilkan daripada tindakan yang saling berkaitan
di antara perkembangan jasmani dan pembelajaran.
Perkembangan adalah perubahan struktur dan fungsi tubuh menuju kematangan
dengan pola yang teratur yang dipengaruhi faktor dalam (internal),faktor luar
(eksternal) dan faktor pendukung lainnya.

2.2 Ciri-Ciri dan Prinsip Perkembangan Anak


2.2.1 Ciri-Ciri Perkembangan Anak
Narendra (2002) dalam Hasinuddin (2011:3) mengatakan bahwa perkembangan
memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

a.
Perkembangan selalu melibatkan proses pertumbuhan yang diikuti dari
perubahan fungsi, seperti perkembangan sistem reproduksi akan diikuti perubahan
pada fungsi alat kelamin.
b.
Perkembangan memiliki pola yang konstan dengan hukum tetap, yaitu
perkembangan dapat terjadi dari daerah kepala menuju ke arah kaudal atau dari
bagian proksimal ke bagian distal.
c.
Perkembangan memiliki tahapan yang berurutan mulai dari kemampuan
melakukan hal yang sederhana menuju kemampuan melakukan hal yang sempurna.
d.
Perkembangan setiap individu memiliki kecepatan pencapaian perkembangan
yang berbeda.
e.
Perkembangan dapat menentukan pertumbuhan tahap selanjutnya, dimana
tahapan perkembangan harus melewati tahap demi tahap.
Selain itu, menurut IDAI Jawa Timur (22), perkembangan berkolerasi dengan
pertumbuhan. Pada saat pertumbuhan cepat, maka perkembangan pun demikian.
2.2.2 Prinsip-Prinsip Perkembangan Anak
Prinsip-prinsip perkembangan berdasarkan IDAI Jawa Timur (23), yaitu:
1.

Perkembangan merupakan hasil proses kematangan dan belajar

Kematangann merupakan proses yang terjadi dengan sendirinya, sesuai dengan


potensi yang ada pada individu. Belajar merupakan perkembangan yang berasal
dari latihan dan usaha.
2.

Pola Perkembangan dapat diramalkan

Terdapat persamaan pola perkembangan bagi semua anak. Dengan demikian


perkembangan seorang anak dapat diramalkan. Perkembangan berlangsung dari
tahapan umum ketahapan spesifik, dan terjadi berkesinambungan.

2.3 Aspek-Aspek Perkembangan Anak


Aspek-aspek perkembangan anak meliputi, motorik kasar atau gerak kasar, motorik
halus atau gerak halus, kemampuan bicara dan bahasa, sosialisasi dan
kemandirian.
2.3.1 Motorik Kasar
Gerak kasar atau motorik kasar adalah aspek yang berhubungan dengan
kemampuan anak melakukan pergerakan dan sikap tubuh yang melibatkan otototot besar seperti duduk, berdiri, dan sebagainya (IDAI Jawa Timur, 21).

Frankerburg dkk (1981) dalam Dompas (2009:40) mengemukakan gross motor


(motorik kasar) merupakan aspek yang berhubungan dengan pergerakan dan sikap
tubuh.
Perkembangan motorik kasar berlangsung secara sefalokaudal yakni mulai dari
bagian kepala sampai ke kaki. Usia 1 bulan mulai dapat mengontrol kepala secara
minimal, usia 2-3 bulan dapat menggerakkan kepala ke kiri-kanan, mengangkat
kepala dan dada pada posisi tengkurap,usia 5 bulan sudah mampu mengangkat
kepala pada waktu terlentang. Usia 8 bulan mampu berguling-guling dari depan ke
belakang dan duduk sendiri tanpa dibantu. Usia 9-10 bulan mampu berdiri
bersanggah, sedangkan 12 bulan dapat berdiri tanpa dibantu. Seiring dengan
perkembangan tersebut terjadi juga perkembangan bergerak (lokomosi),
(Hasinuddin, 2011:9).
2.3.2 Motorik Halus
Frankerburg dkk (1981) dalam Dompas (2009:39) mengatakan bahwa fine motor
adaptive (gerakan motorik halus) adalah aspek yang berhubungan dengan
kemampuan anak untuk mengamati sesuatu, melakukan gerakan yang melibatkan
bagian-bagian tubuh tertentu saja dan dilakukan otot-otot kecil, tetapi memerlukan
koordinasi yang cermat. Misalnya, kemampuan anak menggambar, memegang
suatu benda.
Kemampuan motorik halus meliputi meraih,menggenggam dan melepaskan dengan
tangan. Bayi baru lahir memiliki refleks menggenggam bila telapak tangannya
disentuh dengan jari kita. Usia 4 bulan menggenggam benda dengan seluruh jari
dan telapak tangan, usia 6 bulan memegang benda dengan ibu jari dan 2 jari
lainnya. Mengambil benda dengan ibu jari dan jari lainnya pada usia 12 bulan,
sedangkan usia 18 bulan mampu melepaskan mainan dari tangannya dengan baik
(Hasinuddin, 2011:10).
Gerak halus atau motorik halus menurut IDAI Jawa Timur (21) adalah aspek yang
berhubungan dengan kemampuan anak melakukan gerakan yang melibatkan
bagian-bagian tubuh tertentu dan dilakukan oleh otot-otot kecil, tetapi memerlukan
koordinasi yang cermat seperti mengamati sesuatu, menjimpit, menulis, dan
sebagainya.
2.3.3 Kemampuan Bicara dan Bahasa
Berbicara merupakan suatu keterampilan alamiah dimana anak-anak belajar
melalui penyerapan bahasa di lingkungan tersebut. Anak kecil perlu diajak
berbicara dan dilatih membaca, (Ling, 2009:9).
IDAI Jawa Timur (21) mengemukakan bahwa kemampuan bicara dan bahasa adalah
aspek yang berhubungan dengan kemampuan untuk memberikan respon terhadap
suara, berbicara, berkomunikasi, mengikuti perintah dan sebagainya.

Frankerburg dkk (1981) dalam Dompas (2009:40), Language (bahasa) adalah


kemampuan untuk memberikan respon terhadap suara, mengikuti perintah dan
berbicara spontan.
2.3.4 Sosialisasi dan Kemandirian
Frankerburg dkk (1981) dalam Dompas (2009:39) menjelaskan bahwa personal
social (kepribadian/tingkah laku sosial) yaitu aspek yang berhubungan dengan
kemampuan mandiri, bersosialisasi, dan berinteraksi dengan lingkungannya.
Sosialisasi dan kemandirian adalah aspek yang berhubungan dengan kemampuan
mandiri anak (makan sendiri, membereskan mainan selesai bermain) berpisah
dengan ibu/pengasuh anak, bersosialisasi, berinteraksi dengan lingkungannya dan
sebagainya (IDAI Jawa Timur, 21).
Dalam hal ini, peran orang tua adalah memberikan anak-anak mereka waktu dan
dorongan untuk menguasai masalah-masalah mereka (Ling, 2009:11).

Ada juga yang membagi perkembangan balita menjadi 7 aspek perkembangan


seperti pada buku petunjuk BKB (Bina Keluarga Balita) yaitu perkembangan:
1.

Tingkah laku sosial

2.

Menolong diri sendiri

3.

Intelektual

4.

Gerakan motorik halus

5.

Komunikasi pasif

6.

Komunikasi aktif

7.

Gerakan motorik kasar (Soetjiningsih, 1995:30)

2.4 Faktor yang Memengaruhi Perkembangan Anak


Proses perkembangan anak terkadang tidak sesuai dengan yang diinginkan. Hal ini
karena banyak faktor yang ikut berperan dalam perkembangan seorang anak.
Faktor tersebut ada yang tidak dapat diubah, yaitu faktor yang berkaitan dengan
gen dan faktor yang dapat diubah yakni faktor selain faktor keturunan.
Soetjiningsih (1995:2) berpendapat bahwa faktor-faktor yang memengaruhi tumbuh
kembang anak secara garis besar dibagi menjadi 2, yaitu: faktor genetik dan faktor
lingkungan.

Hasinuddin (2011:6) menjelaskan beberapa faktor yang memengaruhi


perkembangan anak, yaitu:
1.

Faktor dalam (internal)

1) Perbedaan ras/etnik atau bangsa


Bila seseorang dilahirkan sebagai ras Eropa,maka tidak mungkin memiliki faktor
herediter ras orang Indonesia.
2) Keluarga
Ada kecenderungan keluaraga yang memiliki posturtubuh tinggi, pendek, gemuk
atau kurus.
3) Umur
Kecepatan pertumbuhan yang pesat adalah pada masa prenatal,tahun pertama
kehidupan dan masa remaja.
4) Jenis Kelamin
Fungsi reproduksi anak perempuan berkembang lebih cepat daripada anak laki-laki.
5) Genetik
Ada kelainan-kelainan genetik yang menyebabkan kekerdilan.
6) Kelainan Kromosom
2.

Faktor luar (eksternal)

1) Faktor Prenatal
a.

Gizi

Nutrisi ibu hamil terutama dalam trimester akhir kehamilan akan memengaruhi
pertumbuhan janin.
b.

Mekanis

Posisi fetus yang abnormal bisa menyebabkan kelainan kongenital seperti clubfoot.
c.

Toksin/zat kimia

Beberapa obat-obatan dapat menyebabkan kelainan kongenital seperti palatoskisis.


d.

Endokrin

Diabetes melitus dapat menyebabkan makrosomia, kardiomegali, dan hiperlapsia


adrenal.

e.

Radiasi

Paparan radium dan sinat rontgen dapan menyebabkan kelainan pada janin seperti
mikrosefali.
f.

Infeksi

Infeksi pada trimester pertama dan kedua oleh TORCH (Toksoplasma, Rubella,
Sitomegalo virus, Herpes simpleks) dapat menyebabkan kelainan pada janin.
g.

Kelainan imunologi

Eritroblastolis fetalis dapat menyebabkan hemolisis yang selanjutnya


mengakibatkan hiperbilirubinemia dan Kern icterus yang akan menyebabkan
kerusakan jaringan otak.
h.

Anoksia embrio

Anoksia embrio disebabkan oleh gangguan fungsi plasenta.


i.

Psikologi ibu

Kehamilan yang tidak diinginkan, perlakuan salah / kekerasan mental pada ibu
hamil dan lain-lain.
2) Faktor Persalinan
Komplikasi persalinan dapat menyebabkan kerusakan jaringan otak.
3) Faktor Pascanatal
a.

Gizi

Untuk tumbuh kembang bayi diperlukan zat makanan yang adekuat.


b.

Penyakit kronis/kelainan kongenital

Penyakit kronis/kelainan kongenital dapat memengaruhi perkembangan anak.


c.

Lingkungan fisis dan kimia

Lingkungan yang kurang baik mempunyai dampak negatif.


d.

Psikologis

Hubungan anak dengan orang sekitarnya.


e.

Sosio-ekonomi

Kemiskinan selalu berkaitan dengan kekurangan makanan, kesehatan lingkungan


yang jelek dan ketidaktahuan, akan menghambat pertumbuhan dan perkembangan.

f.

Lingkungan pengasuhan

Interaksi ibu dan anak sangat memengaruhi tumbuh kembang anak.


g.

Stimulasi

Perkembangan memerlukan rangsangan/stimulasi khususnya dalam keluarga.

2.5

Tahapan Perkembangan

a.

Tahapan Perkembangan Piaget

Tabel 1. Tahap perkembangan menurut John Piaget


Tahap
Usia
Tingkah laku yang signifikan
Sensorimotor
0-2 tahun
Perilaku preverbal, kegiatan motorik sederhana terkoordinasi, dapat mempersepsikan perasaan yang berbeda
Preoperasional
3-7 tahun
Egocentrism:dapat menghubungkan konsep suatu benda dengan kenyataan,
konsep elaborate (rumit / panjang), mengajukan pernyataan
Concrete operation
7-11 atau 12 tahun
Pemecahan masalah: mulai mengerti hubungan seperti ukuran, mengetahui kiri dan
kanan, mempunyai pendapat atau sudut pandang
Formal Operation
11-15 atau 16 tahun
Hidup dalam sekarang / nyata dan bukan sekarang / tidak nyata, lebih
memfokuskan kepada sesuatu yang mungkin, dapat menggunakan alasan ilmiah,
dapat menggunakan logika

b.

Tahapan Perkembangan Anak Menurut Ikatan Dokter Anak Indonesia

Tahapan perkembangan normal anak seiring dengan pertumbuhannya. Tahapan


perkembangan terjadi secara berurutan. Tahapan perkembangan yang dicapai pada
usia awal akan menentukan pencapaian tahapan perkembangan selanjutnya yang
lebih kompleks.

Tabel 2. Tahapan perkembangan normal sesuai usia


Umur
Perkembangan
0-3 bulan

Mengangkat kepala setinggi 45

Menggerakkan kepala dari kiri/kanan ke tengah

Melihat dan mentap wajah ibu

Bereaksi terkejut terhadap suara keras

Mengenal ibunya dengan penglihatan, penciuman, pendengaran, kontak

Mengoceh spontan atau bereaksi dengan mengoceh

Suka tertawa keras membalas tersenyum ketika diajak bicara / tersenyum

3-6 bulan

Berbalik dari telungkup ke telentang

Mengangkat kepala setinggi 90

Mempertahankan posisi kepala tetap tegak

Menggenggam pensil

Meraih benda yang ada dalam jangkauannya

Memegang tangannya sendiri

Berusaha memperluas pandangan

Mengarahkan matanya pada benda kecil

Bersuara gembira bernada tinggi atau memekik

Tersenyum bila melihat mainan / gambar pada saat bermain sendiri

6-9 bulan

Duduk (sikap tripoid-sendiri)

Belajar berdiri, kedua kakinya menyangga sebagian berat badan

Merangkak meraih mainan atau mendekati seseorang

Memindahkan benda dari satu tangan ke tangan lainnya

Memungut 2 benda, masing-masing tangan pegang 1 benda

Memungut benda kecil sebesar kacang dengan cara meraup

Bergembira dengan melempar benda

Mengeluarkan kata tanpa arti (mamama, babababa, tatatata, dadadada)

Mencari benda atau mainan yang dijatuhkan

Bermain tepuk tangan / ciluk-ba

Makan kue sendiri

9-12 bulan

Mengangkatbadannya ke posisi berdiri

Belajar berdiri selama 30 detik atau berpegangan di kursi

Dapat berjalan dengan dituntun

Mengulurkan lengan / badan untuk maraih mainan yang diinginkan

Menggenggam erat pensil

Memasukkan benda ke mulut

Mengulang / menirukan bunyi yang didengar

Bicara 2-3 suku kata yang sama tanpa arti

Mengeksplorasi sekitar ingin tahu, menyentuh apa saja

Bereaksi terhadap suara yang perlahan atau bisikan

Senang diajak bermain ciluk-ba

Mengenalanggota keluarga, takut pada orang yang belum dikenal

12-18 bulan

Berdiri sendiri tanpa berpegangan

Membungkuk memungut mainan kemudian berdiri kembali

Berjalan mundur 5 langkah

Memanggil ayah dengan kata papa, memanggil ibu dengan kata mama.

Menumpuk 2,kubus. Memasukkan kubus di kotak.

Menunjuk apa yang diinginkan tanpa menangis/merengek, anak bisa


mengeluarkan suara yang menyenangkan atau menarik tangan ibu

Memperlihatkan rasa cemburu / bersaing

18-24 bulan

Berdiri sendiri tanpa berpegangan 30 detik

Berjalan tanpa terhuyung-huyung

Bertepuk tangan, melambai-lambai

Menumpuk 4 buah kubus

Memungut benda kecil dengan ibu jari dan jari telunjuk

Menggelindingkan bola ke arah sasaran

Menyebut 3-6 kata yang mempunyai arti

Membantu/menirukan pekerjaan rumah tangga

Memegang cangkir sendiri, belajar makan-minum sendiri

24-36 bulan

Jalan naik tangga sendiri

Dapat bermain dan menendang bola kecil

Mencoret-coret pensil pada kertas

Bicara dengan baik, menggunakan 2 kata

Dapat menunjuk 1 atau lebih bagian tubuhnya ketika diminta

Melihat gambar dan dapat menyebut dengan benar nama 2 benda atau lebih

Membantu memungut mainannya sendiri atau membantu mengangkat piring


jika diminta

Makan nasi sendiri tanpa banyak tumpah

Melepas pakaiannya sendiri

36-48 bulan

Berdiri 1 kaki 2 detik

Melompat kedua kaki diangkat

Mengayuh sepeda roda tiga

Menggambar garis lurus

Menumpuk 8 buah kubus

Mengenal 2-4 warna

Menyebut nama,umur,tempat

Mengerti arti kata di atas, di bawah, di depan

Mendengarkan cerita

Mencuci dan mengeringkan tangan sendiri

Bermain bersama teman, mengikuti aturan permainan

Mengenakan sepatu sendiri

Mengenakan celana panjang, kemeja, baju

48-60 bulan

Berdiri 1 kaki 6 detik

Melompat-lompat 1 kaki

Menari

Menggambar tanda silang

Menggambar lingkaran

Menggambar orang dengan 3 bagian tubuh

Mengancing baju atau pakaian boneka

Menyebut nama lengkap tanpa dibantu

Senang menyebut kata-kata baru

Senang bertanya tentang sesuatu

Menjawab pertanyaan dengan kata-kata yang benar

Bicaranya mudah dimengerti

Bisa membandingkan/membedakan sesuatu dari ukuran dan bentuknya

Menyebut angka,menghitung jari

Menyebut nama-nama hari

Berpakaian sendiri tanpa dibantu

Menggosok gigi tanpa dibantu

Bereaksi tenang dan tidak rewel ketika ditinggal ibu.

60-72 bulan

Berjalan lurus

Berdiri dengan 1 kaki selama 11 detik

Menggambar dengan 6 bagian, menggambar, orang lengkap

Menangkap bola kecil dengan kedua tangan

Menggambar segiempat

Mengerti arti lawan kata

Mengerti pembicaraan yang menggunakan 7 kata atau lebih

Menjawab pertanyaan tentang benda yang terbuat dari apa dan kegunaannya

Mengenal angka, bisa menghitung angka 5-10

Mengenal warna-warni

Mengungkapkan simpati

Mengikuti aturan permainan

Berpakaian sendiri tanpa dibantu

2.6 Deteksi Dini Penyimpangan Perkembangan Anak


Deteksi dini penyimpangan perkembangan anak dilakukan di semua tingkat
pelayanan kesehatan mulai Posyandu, Pos PAUD/BKB, Pustu, Puskesmas,
Polindes,Bidan dan dokter praktek hingga rumah sakit. Pelaksana skrining adalah
petugas lembaga tersebut, guru TK, tenaga kesehatan atau petugas terlatih lainnya
(Hasinuddin, 2011:14). Deteksi tersebut terdiri dari:
1.
Deteksi penyimpangan perkembangan anak menggunakan Kuesioner Pra
Skrining Perkembangan (KPSP)
KPSP sebagai alat skrining perkembangan yang baik, harus memenuhi beberapa
kriteria, yaitu mudah dilakukan, murah, dapat diterima untuk masyarakat, akurat,
sensitif, spesifik, serta dapat diulang oleh orang lain dengan tingkat reliabilitas yang
baik. Dalam beberapa penelitian Penggunaan KPSP jika dibandingkan dengan
Denver II mempunyai nilai sensitivitas 95% dan spesifisitas 63%. Hal ini mungkin
disebabkan karena metode KPSP merupakan suatu kuesioner tertutup yang
jawabannya hanya ya dan tidak. Sementara itu ibu di Indonesia sering malu untuk
mengakui bahwa anaknya tidak sepandai anak lain dengan usia sebaya sehingga
jawaban yang dikeluarkan tidak sesuai dengan kenyataan, atau pemahaman
terhadap pertanyaan yang diterima oleh ibu membingungkan.
Kuesioner pra skrining perkembangan merupakan kuesioner untuk skrining
pendahuluan anak umur 3 bulan sampai 6 tahun yang dilakukan oleh orangtua.
Terdapat 10 pertanyaan mengenai kemampuan perkembangan anak, yang harus
diisi (atau dijawab) oleh orangtua dengan jawaban ya dan tidak, sehingga hanya
membutuhkan waktu 10-15 menit. KPSP sebagai alat skrening dapat
mengidentifikasi berbagai aspek perkembangan, diantaranya gerakan kasar,
sosialisasi dan kemandirian, bicara dan bahasa, dan gerak halus.
Tujuan deteksi/skrining ini untuk mengetahui apakah perkembangan anak normal
atau tidak. Jadwal skrining KPSP rutin dilakukan pada saat umur anak mencapai 3,
6, 9, 12, 15, 18, 21, 24, 30, 36, 42, 48, 54, 60, 66 dan 72 bulan. Bila orang tua
datang dengan keluhan anaknya mempunyai masalah tumbuh kembang pada usia
anak di luar jadwal skrining, maka gunakan KPSP untuk usia skrining terdekat yang
lebih muda (Hasinuddin, 2011:14)
Cara penggunaan KPSP
Alat yang dipakai, yaitu formulir KPSP menurut kelompok umur. Formulir KPSP berisi
9-10 pernyataan tentang kemampuan perkembangan yang telah dicapai anak,
petugas memeriksa/menanyakan kepada orang tua dan anak. Formu-lir KPSP
tersedia untuk setiap kelompok umur anak dari 3 bulan hingga 72 bulan
(Hasinuddin, 2011:14).

Penggunaan KPSP sebagai alat screning perkembangan yang sangat mudah serta
memiliki efek sangat besar dalam upaya pencegahan gangguan perkembangan
pada anak, apabila dimanfaatkan oleh keluarga dalam mendeteksi sejak dini
tumbuh kembang anak. Kemudahan penggunaan KPSP dapat dilihat sebagaimana
cara berikut menentukan umur anak dengan menjadikannya dalam bulan, sebagai
contoh apabila umur anak lebih dari 16 hari dibulatkan menjadi 1 bulan, setelah
menentukan umur anak pilih KPSP yang sesuai dengan umur anak. KPSP terdiri dari
2 macam pertanyaan, yaitu pertanyaan yang dijawab oleh ibu/pengasuh anak.
Contoh : dapatkah bayi makan kue sendiri? Perintah kepada ibu/pengasuh anak
atau petugas untuk melaksanakan tugas yang tertulis pada KPSP. Contoh : pada
posisi bayi anda terlentang, tariklah bayi pada pergelangan tangannya secara
perlahan-lahan ke posisi duduk. Baca dulu dengan baik pertanyaan-pertanyaan
yang ada, apabila tidak jelas atau ragu-ragu tanyakan lebih lanjut agar mengerti
sebelum melaksanakan, pertanyaan dijawab berurutan satu persatu, setiap
pertanyaan hanya mempunyai satu jawaban YA atau TIDAK, teliti kembali semua
pertanyaan dan jawaban.
Interpretasi Hasil KPSP
Dalam menentukan interpretasi hasil KPSP caranya adalah dengan menghitung
jawaban Ya (bila dijawab bisa atau sering atau kadang-kadang), hitung jawaban
tidak (bila jawaban belum pernah atau tidak pernah). Apabila jawaban YA = 9-10,
perkembangan anak sesuai dengan tahapan perkembangan (S), apabila jawaban YA
= 7 atau 8, perkembangan anak meragukan (M), apabila jawaban YA = 6 atau
kurang, kemungkinan ada penyimpangan (P), dan rincilah jawaban TIDAK pada
nomor berapa saja.
2.

Tes Daya Dengar (TDD)

Tujuan tes ini untuk menemukan gangguan pendengaran sejak dini agar dapat
segera ditindaklanjuti untuk meningkatkan kemampuan daya dengan dan bicara
anak. Jadwal TDD setiap 3 bulan pada bayi (usia kurang dari 12 bulan), dan setiap 6
bulan pada anak usia 12 bulan ke atas.
Pemeriksa memakai instrumen TDD sesuai usia anak, gambar-gambar binatang dan
manusia serta mainan. Pada anak usia < 24 bulan, semua pertanyaan dijawab oleh
orang tua/pengasuh, sedangkan anak usia > 24 bulan pertanyaan berupa perintahperintah kepada anak melalui orang tua/pngasuh untuk dikerjakan anak.
Interpretasi hasil pemikiran: bila ada satu atau lebih jawaban TIDAK kemungkinan
anak mengalami gangguan pendengaran. Intervensinya: bila perlu dilakukan
pemeriksaan ulang dua minggu kemudian bila positif terdapat gangguan, maka
anak dirujuk ke rumah sakit..
3.

Tes Daya Lihat (TDL)

Tujuan tes ini untuk menemukan gangguan /kelainan daya lihat anak sejak dini agar
dapat segera ditindaklanjuti sehingga kesempatan memperoleh katajaman daya
lihat menjadi lebih besar. Jadwal TDL setiap 6 bulan pada anak usia pra-sekolah (3672 bulan). Untuk pemeriksaan TDL, memakai ruangan yang bersih, tenang dengan
penyinaran yang baik. Pemeriksa memakai alat TDL: 2 buah kursi (1untuk anak dan
1 untuk pemeriksa) dan poster E digantung atau dipegang setinggi mata anak. Jarak
pemeriksa dengan anak 3 meter.
Interpretasi hasil pemikiran: bila anak tidak dapat mencocokkan sampai baris ketiga
poster E dengan kedua matanya maka diduga anak mengalami gangguan daya
lihat. Intervensinya: pemeriksaan ulang 2 minggu kemudian bila positif terdapat
gangguan, maka anak dirujuk ke rumah sakit.

BAB III
PENUTUP

1.1 Kesimpulan
Perkembangan adalah perubahan struktur dan fungsi tubuh menuju kematangan
dengan pola yang teratur yang dipengaruhi faktor dalam (internal),faktor luar
(eksternal) dan faktor pendukung lainnya. Sementara itu, fase-fase perkembangan
meliputi periodisasi biologis, didaktis dan psikologis. Pada setiap fase terdapat
aspek-aspek perkembangan yaitu,motorik kasar dan halus, kemampuan bicara dan
bahasa, serta kemandirian dan sosialisasi. Aspek-aspek tersebut diperlukan untuk
melihat ciri-ciri perkembangan anak pada masing-masing tahapan perkembangan.
Deteksi dini penyimpangan perkembangan anak dibutuhkan untuk mengetahui
apakah adapenyimpangan dalam perkembangan seorang anak dari semua segi
perkembangan. Deteksi ini dapat dilakukan melalui cara KPSP, TDD dan TDL.

1.2 Saran
Sebagai perawat hendaknya mengetahui segala hal tentang perkembangan
terutama cara mendeteksi dini penyimpangan perkembangan. Karena dengan
pengetahuan itu, maka, perawat dapat membantu seorang ibu untuk lebih
mengamati, mengikuti dan mendeteksi perkembangan anak-anaknya.
Sehingga,apabila terjadi gangguan pada perkembangan anakdapat segera
ditangani.

Demikian makalah mengenai konsep perkembangan anak. Makalah ini jauh dari
sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun sangat kami
butuhkan demi kemajuan makalah ini.
Sekian, semoga bermanfaat bagi pembaca.

DAFTAR PUSTAKA

Soetjiningsih. 1995. Tumbuh Kembang Anak. Jakarta:EGC.


Dompas,Robin. 2009. Buku Saku Kebidanan : Ilmu Kesehatan Anak. Jakarta:EGC.
Ling,Stephanie. 2009. Raising Toddlers: Membangun Landasan yang Tepat dan
Kokoh bagi Anak Usia 1-3 Tahun. Jakarta:Prestasi Pustaka Raya.
Hasinuddin,M. 2011. Buku Ajar Tumbuh Kembang Anak. Sidoarjo:Quality
Development.
Hastuti. 2012. Psikologi Perkembangan anak. Yogyakarta:Tugu Publisher.
IDAI Jawa Timur. Deteksi Dini Tanda dan Gejala Penyimpangan Pertumbuhan dan
Perkembangan Anak.

Referensi Online:
http://file.upi.edu/Direktori/FIP/JUR._PEND._LUAR_SEKOLAH/194412051967101KOKO_DARKUSNO_A/PENGERTIAN_DAN_CIRI_PERKEMBANGAN.pdf
Diakses: selasa, 11 Desember 2012, Pukul : 09.10 WIB

http://apps.um-surabaya.ac.id/jurnal/files/disk1/1/umsurabaya-1912-aazizalimu-242-optimali-k.pdf
Diakses: Rabu, 12 Desember 2012, Pukul : 06.35 WIB

http://eprints.utm.my/10348/1/bab2.pdf
Diakses: Rabu, 13 Desember 2012, Pukul : 14.17 WIB

Anda mungkin juga menyukai