Eksplorasi CBM
Eksplorasi CBM
gas (peringkat
1)
dan low
quality
gas (peringkat
2)
dianggap
ketebalan dari lapisan batubara, kedalaman dari lapisan batubara, keberadaan dari
batubara terbakar dan keberadaan dari pekerjaan-pekerjaan dibawah permukaan.
MetodaGeofisikayangdigunakanuntukeksplorasigasmetanabatubara(CBM)antara
lain:
1. Metoda Seismik Fisika Batuan
Penggunaan metoda ini bertujuan untuk mempelajari perilaku gelombang elastik pada
batubara yang mendekati keadaan sesungguhnya pada lapisan CoalBed Methane di
alam serta untuk memperoleh pengetahuan tentang hubungan antara sifat fisis
(porositas, arah retakan, saturasi fluida dan jenis fluida pengisi pori) dan karakter
perambatan gelombang (frekuensi, kecepatan, atenuasi, dan bentuk gelombang) pada
batubara penghasil gas methana. Sehingga dapat dipelajari teknik-teknik estimasi
distribusi CBM, kandungan CBM, peringkat batubara melalui seismik. Perilakuperilaku fisis yang diungkap adalah relasi perambatan gelombang elastik dan sifat
fisika batubara pada beragam kondisi, yaitu: temperatur, tekanan overburden, tekanan
pori, tekanan efektif, pada batubara penghasil gas methana, terutama pada lapangan
Sumatera bagian Selatan dan Kalimantan bagian Timur sebagai deposit CBM terbesar
di Indonesia.
Hasil ini akan sangat berguna untuk dijadikan panduan eksplorasi CBM di suatu
daerah, sehingga biaya eksplorasi CBM dapat lebih efektif dan efisien. Hasil semua
pengukuran akan disimpan dalam sebuah Database Seismic Rock Physics. Upscalling
data dari skala laboratorium selanjutnya dikorelasikan dengan data dan skala lapangan
agar hasil kegiatan ini bisa dimanfaatkan dalam persoalan yang lebih makro. Namun
hubungan antara keberadaan gas metana (CBM) dengan gelombang seismik belum
diteliti secara detil oleh peneliti domestik maupun di luarnegeri. Maka dengan
kegiatan ini seismik dapat berperan sebagai pendeteksi gas metana batubara bawah
permukaan secara tak langsung. Dengan demikian, menjadikan kegiatan ini dapat
dipakai untuk mereduksi biaya eksplorasi dan meluaskan jangkauan eksplorasi,
sehingga untuk menjadikan potensi CBM menjadi potensi terukur yang lebih pasti
dan tentunya tidak memerlukan banyak lobang bor.
Gambar1.Skemapengukuransampel
batubaradalamtemperaturdantekanan
reservoar
Semua akuisisi data harus dapat merekam secara baik dengan ketelitian yang tinggi
untuk analisa spektrum frekuensi dan atenuasi gelombang saat melewati medium
dengan berbagai perubahan parameter fisis sampel dan sifat kimia fluidanya. Diagram
alir pengukuran pada kegiatan ini digambarkan sebagai berikut:
Gambar2.DiagramAlirPengukuran
2.MetodaResistivitasFisikaBatuan
Penggunaan metoda ini bertujuan untuk mempelajari perilaku perambatan (arus)
listrik di batubara yang mendekati keadaan sesungguhnya pada lapisan CoalBed
Methane di alam serta untuk memperoleh pengetahuan tentang hubungan antara sifat
fisis (porositas, arah retakan, saturasi fluida dan jenis fluida pengisi pori) dan sifat
kelistrikannya (hambatan jenis DC, hambatan jenis bergantung frekuensi dan
hambatan jenis kompleks) pada batubara penghasil gas metana. Perilaku-perilaku
yang akan diungkap dari kegiatan ini adalah relasi resistivitas dan sifat fisika batubara
pada beragam kondisi, yaitu: temperatur, tekanan overburden, tekanan pori, tekanan
efektif, pada batubara penghasil gas metana, terutama pada lapangan Sumatera bagian
Selatan dan Kalimantan bagian Timur sebagai deposit CBM terbesar di Indonesia.
Hasil ini akan sangat berguna untuk dijadikan panduan eksplorasi CBM di suatu
daerah, sehingga biaya eksplorasi CBM dapat lebih efektif dan efisien sekaligus
murah.
Gambar3.KonfigurasiPengukuranSeismikPantul
UntukEksplorasiCBM
Gambar4.CitraSeismikUntukLapisanBatubara
Gambar 4 memperlihatkan citra seismik untuk lapisan batubara, bagaimana kita
mendapatkan informasi bahwa batubara tersebut mempunyai kandungan CBM atau
tidak, hal tersebut harus dijawab dalam kegiatan ini untuk penentuan strategistrateginya melalui:
seperti gambar 5. Hasil yang didapat akan digabungkan dengan analisa resistivitas
rock physics seperti terlihat pada gambar 6,7.
Gambar5.IlustrasiPengambilanDataGeolistrik2D,PosisiElektroda,JarakSpasi
Dan
PosisiDatumPoint
Gambar6.Penampang2DHasilInversiGeolistrik
UntukEksplorasiBatubaraPadaKondisi
LapanganYangBerbeda
(Ibrahim,E,2007)
Berikutdibawahiniadalahcontohgeolistrik2DuntukpembedaanVariasiKadarAir
padaLapisanBatubara:
Gambar8.Penampang2DHasilInversiGeolistrik
UntukPerbedaanVariasiKadarAirDan
Komposisi
PadaLapisanBatubara
sama(Ibrahim,E,
2008)
6.MetodaElektromagnetik(GPR)
GPR(GroundPenetratingRadar)merupakansalahsatumetodegeofisikabersifat
nondestructive berdasarkanprinsipprinsipteorielektromagnetikdenganrentang
frekuensigelombangradioantara1sampai1000MHz(Annan,A.P,2001).Sistim
GPRterdiridariduaantenayangdigunakanuntukmentransmisikandanmenerima
sinyalsinyalradar.Pengaktifsinyalmelaluiantenapemancarakanmemancarkan
sinyaldanmasukkedalamtanahdansinyaltersebutakandipantulkanolehmasing
masinglapisan.Sinyalyangkembalikepermukaanmembuatcitralapisanpemantul
diterima oleh antena penerima. Aplikasi GPR fokus utamanya untuk memetakan
struktur dalam tanah dimana selanjutnya digunakan untuk struktur non logam.
PenyelidikanGPRpertamakaliadalahuntukmemetakanketebalandarilembaran
lembaranesdanketebalanglasierdiArcticdanAntartika(Annan,A.P,2001).
Gambar9.HasilSimulasi2DUntukPosisi
BatubaradidalamLempung
Gambar10.HasilSimulasi3DUntukVariasiOrientasi
AntenaPadaRekahanBatubara
Gambar11.ImplementasiGPRDenganVariasiOrientasi
AntenaPadaSingkapanBatubaraLapangan
Gambar12.ImplementasiGPRUntukEksplorasi
BatubaraDenganKondisiLapanganYang
Berbeda
DAFTAR PUSTAKA
Ibrahim, E., 2010, Peranan Metode Geofisika Dalam Eksplorasi Gas Metana Batubara
(Coal Bed Methane), Fakultas Teknik Universitas Sriwijaya, Inderalaya.
http://myrawardatis.blogspot.sg/2013/05/coal-bed-methane-cbm.html (diakses 15 Februari
2015)
http://id.wikipedia.org/wiki/Coal_Bed_Methane (diakses 15 Februari 2015)