PENDAHULUAN
ototnya hipertrofik. Agangglionis ini mulai dari arah anus kearah oral.
Menurut Bowring dan Kern (1977) gejala utama pada bayi baru lahir
adalah muntah hijau, pengeluaran mekonium yang terlambat serta perut
membuncit. Gejala timbul pada umur 2-3 hari dan dapat sampai terjadi gangguan
pernafasan serta dehidrasi. Bila dilakukan colok anus, tinja akan keluar
menyemprot. Diagnosis ditegakkan setelah dilakukan pemeriksaan enema barium
dan biopsy rectum (dengan biopsy hisap). Pengobatan ialah dengan operasi.
Penyakit ini ditemukan pada bayi yang cukup bulan dan merupakan
kelainan bawaaan tunggal. Jarang sekali terjadi pada bayi premature atau
bersamaan dengan kelaianan bawaan lain. Penyakit ini merupakan penyebab
tersering gangguan pasase usus pada bayi. Obstipasi merupakan tanda utama dan
pada bayi baru lahir dan dapat merupakan gejala obstruksi akut.
1.2 TUJUAN
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini antara lain :
o Untuk memenuhi tugas mata kuliah Askeb Neonatus pada semester III
di Akbid Poltekkes Depkes Padang
o Untuk mengetahui tentang Penyakit Hischprung pada Neonatus.
1.4 METODE
Dalam penulisan makalah ini penulis menggunakan metode dari buku
sumber
BAB II
ISI
2.1. DEFENISI
Penyakit
aganglionosis
atau
megacolon (aganglionic megacolon) yaitu tidak adanya sel ganglion dalam rectum
dan sebagian tidak ada dalam kolon. Merupakan keadaan tidak ada atau kecilnya
syaraf ganglion parasimpatik pada pleksus mienterikus dari kolon distalis.
Disebabkan oleh adanya sel ganglion parasimpatis dari plexus auerbach di
kolon. Sebagian besar segmen aganglionik mengenai rectum dan bagian bawah
kolon sigmoid dan terjadi hypertrofi serta distensi yang berlebihan pada kolon
yang lebih proksimal.
2.2. ETIOLOGI
Penyakit hischprung ini sering terjadi pada :
o Anak dengan Down Syndrome
o Kegagalan sel neural pada masa embrio dalam dinding usus,gagal
eksistensi kraniokaudal pada myenterik dan submukosa dinding
plexus.
2.3. PATOFISIOLOGI
1. Persyarafan para simpatik colon didukung oleh ganglion . Persyarafan
Parasimpatik yang tidak sempurna pada bain usus yang aganglionik
menyebabkan peristaltic abnormalsehingga terjadi konstipasi dan
obstruksi.
2. Tidak adanya ganglion disebabkan oleh kegagalan dalam migrasi sel
ganglion selama perkembangan embriologi. Karena sel ganglion tersebut
bermigrasi pada bagian kaudal saluran gastrointestinal (Rectum), kondisi
ini akan memperluas hingga proksimal dari anus.
3. Semua ganglion pada intra mural plexus dalam usus berguna untuk
kontrol kontraksi dan relaksasi peristaltikn secara normal.
4. Penyempitan pada lumen usus, tinja dan gas akan terkumpul di bagian
proksimaldan terjadi obstruksi dan menyebabkan di bagian kolon
tersebut melebar ( megacolon ).
2.5. DIAGNOSA
1. Konstipasi berhubungan dengan obstruksi karena aganglion pada usus
2. Resiko berkurangnya volume cairan berhubungan dengan persiapan
pembedahan, intake yang kurang, mual dan muntah.
3. Gangguan integritas kulit berhubungan dengan colostomy dan perbaikan
pembedahan
4. Resiko infeksi berhubungan dengan prosedur pembedahan dan adanya
insisi
pengetahuan
berhubungan
dengan
kebutuhan
irigasi
2.6.
Daerah transisi
Gambaran kontaksi usus yang tidak teratur dibagian yang menyempit
Enterokolitis pada segmen yang melebar
Terdapat retensi barium setelah 24-48 jam
2. Biopsi rectal.
Ini dilakukan dibawah anastesi umum. Hal ini melibatkan baik
diperolehnya sampel lapisan otot rectum untuk pemeriksaan adanya sel
ganglion dari pleksus auerbach atau biopsy yang lebih superficial untuk
memperoleh mukosa dan submukosa bagi pemeriksaan pleksus missner.
Jika dilakukan biopsy dalam, terdapat bahaya adhesi dan infeksi jaringan
dalam.
3. Manometri aneorektal,
Pada uji ini suatu balon ditempatkan dalam rectum dan
dikembangkan. Secara normal dikembangkannya balon menghambat
sphingter ani interna. Pada penyakit hischprung efek inhibasi ini tidak ada
dan jika balon berada dalam usus aganglionik dapat diidentifikasi
gelombang rectal yang abnormal. Ini merupakan suatu uji sederhana tetapi
pada masa neonates dapat diperoleh hasil baik yang positif palsu maupun
negative palsu.
2.7.
PENATALAKSANAAN
Penatalaksanaan Terapeutik.
Pengkajian status bising usus untuk melihat pola bunyi hyperaktif pada
bagian proksimal karena obstruksi
2.8. PERENCANAAN
Perencanaan Perawatan
1. Pengeluaran tinja dan lembek tanpa retensi dan anak tidak menunjukkan
ketidakseimbangancairan dan elektrolit yang ditandai dengan membrane
mukosa lembab, gravitasi urine atau berat jenis urin normal, sodium,
potassium dan bikarbonat dalam batas normal.
Implementasi :
Mencegah atau mengatasi konstipasi dan mempertahankan hidrasi yang
adekuat, yaitu :
-
2. Inisiasi bekas pembedahan tidak ada pus atau exudates, tidak bias
kemerahan, drainage dan tanpa pendarahan maka anak akan terbebas dari
infeksi.
Implementasi :
Mencegah infeksi pembedahan dan colostomy serta mempertahankan
keutuhan kulit di sekeliling area pembedahan:
-
Kaji warna stoma, perdarahan, dan kaji kerusakan sekeliling area insisi
pembedahan
3. Bising usus dalam batas normal, pengeluaran tinja mudah dan tidak tandatanda dehidrasi
Implementasi :
-
Puasakan anak hingga bising usus positif dan ada buang gas (flatus)
Pertahankan NGT
Kaji pola tidur dan hindari hal-hal yang tidak dibutuhkan oleh anak
10
Perencanaan Pemulangan
-
Ajarkan orang tua untuk mengkaji fungsi usus dan perlunya diit tinggi
serat.
2.8. KOMPLIKASI
11
12
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Penyakit
aganglionosis
atau
megacolon (aganglionic megacolon) yaitu tidak adanya sel ganglion dalam rectum
dan sebagian tidak ada dalam kolon.
Penyakit ini ditemukan pada bayi yang cukup bulan dan merupakan
kelainan bawaaan tunggal. Jarang sekali terjadi pada bayi premature atau
bersamaan dengan kelaianan bawaan lain. Penyakit ini merupakan penyebab
tersering gangguan pasase usus pada bayi. Obstipasi merupakan tanda utama dan
pada bayi baru lahir dan dapat merupakan gejala obstruksi akut.
Gejala yang sering ditemukan adalah:
1. Mekonium yang lambat keluar (lebih dari 24 jam setelah lahir)
2. Perut kembung
3. Muntah bewarna hijau
Pada anak-anak yang sudah mulai besar kadang terdapat diare atau
enterokolitis kronik lebih menonjol daripada tanda obstipasi.
Pemeriksaan colok anus
Pemeriksaan ini sangat penting karena dengan pemeriksaaan tersebut jari
kana merasakan jepitan dan pada waktu ditarik akan diikuti dengan kelauarnya
udara dan mekonium atau tinja yang menyemprot.
Pemerikasaan diagnostic
13
Pada foto polos abdomen tegak akan dilihat usus melebar atau terdapat
gambaran obstruksi usus rendah. Pemeriksaan dengan barium enema sangat
penting dan diperlukan secepatnya.
Dangan pemeriksaan tersebut akan ditemukan:
1.
2.
3.
4.
Daerah transisi
Gambaran kontaksi usus yang tidak teratur dibagian yang menyempit
Enterokolitis pada segmen yang melebar
Terdapat retensi barium setelah 24-48 jam
Penatalaksanaan medis Hanya dengan operasi. Bila belum dapat dilakukan
3.2 SARAN
Pemeriksaan dan pengawasan yang cermat terhadap neonatus dalam 48
jam pertama merupakan hal yang penting, karena ada beberapa kelainan bedah
yang memerlukan tindakan operasi secepatnya sesudah diagnosis dibuat dan
keadaan bayi serta fasilitas yang ada memadai.
Dengan demikian angka mortalitas dan angka morbiditas dapat diturunkan.
Waktu yang baik untuk melakukan operasi adalah pada waktu berumur kurang
dari 48 jam, karena pada umur tersebut volume darah bila dihubungkan dengan
berat badan relative lebih banyak lebih banyak dihubungkan dengan umur bayi
yang lebih tua.
14
Pada keadaan seperti ini jumlah cairan yang diperlukan minimal dan juga
pemecahan sel darah merah secara fisiologis belum dimulai. Penundaan operassi
akan merugikan, oleh karena kemungkinan memburuknya keadaan umum bayi
yang disebabkan oleh muntah, aspirasi, gangguan pernafasan, infeksi, dehidrasi,
hiperbilirubinemia dan sebagainya, sehingga timbul kesulitan untuk melakukan
anesthesia, perawatan dan pengobatan pada waktu sebelum, sedang dan sesudah
operasi.
Ingat kenali dengan tepat tanda-tanda penyulit yang nampak, jika
ditemukan tanda-tanda penyulit atau gejala segera rujuk bayi ke sarana kesehatan
dengan fasilitas yang lengkap.
15