Thanks to:
Maladica Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro
Berbagai sumber yang telah kami himpun materinya
Maladica FK Undip
Page 2
Table of Contents
Halaman Sampul .......................................................................................................................... 1
Daftar Isi ...................................................................................................................................... 3
Kode Etik Pencinta Alam .............................................................................................................. 4
Maladica...................................................................................................................................... 5
PTBMMKI .................................................................................................................................... 7
Divisi TBM ................................................................................................................................. 11
Divisi Gunung Hutan .................................................................................................................. 33
Divisi Tali Temali ....................................................................................................................... 63
Divisi Air ................................................................................................................................... 71
Maladica FK Undip
Page 3
Pecinta alam Indonesia sadar bahwa alam dan isinya adalah ciptaan Tuhan Yang
Maha Esa
Pecinta alam Indonesia sebagai bagian dari masyarakat Indonesia sadar akan
tanggung jawabnya terhadap Tuhan, bangsa dan tanah air
Pecinta alam Indonesia sadar bahwa pecinta alam sebagai makhluk yang mencintai
alam sebagai anugerah Tuhan Yang Maha Esa
Sesuai dengan hakekat di atas, kami dengan kesadaran menyatakan :
Maladica FK Undip
Page 4
Maladica
Maladica merupakan akronim dari mahasiswa pecinta alam medica, merupakan suatu wadah
bagi mahasiswa FK UNDIP yang memiliki minat dan bakat baik dalam hal ke-pecinta alaman ataupun pertolongan pertama.
Namun secara umum, Maladica merupakan sebuah Tim Bantuan Medis (TBM) yang
berafiliasi dengan Perhimpunan Tim Bantuan Medis Mahasiswa Kedokteran Indonesia
(PTBMMKI) dan berstatus sebagai suatu Badan Kelengkapan pada Himpunan Mahasiswa
Kedokteran Umum (HIMAKU) FK UNDIP.
Saat ini Maladica memiliki 4 divisi yaitu Gunung Hutan, Tali Temali, Air dan Pertolongan
Pertama.
Visi dan Misi
Visi
Maladica memiliki visi antara lain:
1. Menampung dan mengarahkan kegiatan-kegiatan di alam bagi mahasiswa Kedokteran
Umum Undip.
2. Membina rasa persahabatan dan persaudaraan, kesatuan dan kesatuan di kalangan
mahasiswa Kedokteran Umum UNDIP.
3. Meningkatkan peran serta mahasiswa Kedokteran Umum UNDIP dan khususnya anggota
Maladica dalam pembangunan dan pelayanan kepada masyarakat sebagai pengamalan ilmu.
Misi
Untuk mencapai visi Maladica memiliki misi:
1. Meningkatkan keilmuan dan keterampilan yang berhubungan dengan kegiatan Maladica.
2. Membina dan mengembangkan potensi anggota Maladica untuk meningkatkan kualitas
dalam pengabdian kepada masyarakat.
Lambang
Maladica FK Undip
Page 5
Sejarah
Maladica terbentuk atas minat yang sama yaitu ke-pecinta alam-an dan sebagai sayap senat di
bidang kegiatan luar ruangan. Pada saat itu, bidang III Senat FK UNDIP sangat berpengaruh
dalam mendorong terbentuknya Maladica, selain dikarenakan banyaknya mahasiswa FK
UNDIP yang tidak dapat tertampung di Wapela UNDIP, walau banyak senior Maladica yang
menjadi aktivis di Wapela UNDIP.
Pada awal didirikan, Maladica berfokus pada kemampuan evakuasi medis di alam bebas, baik
di rimba, gunung, sungai dan goa. Organisasi terstruktur mulai terbentuk pada 10 Oktober
1989 walaupun sebenarnya Maladica telah berdiri sejak tahun 1984.
Nama Angkatan Maladica
Mc 90. P : Pendiri
Mc 92. Lr : Leucopsar rothschildi
Mc 93. Hl : Haliaetus leucocephalus
Mc 94. Dd : Delphinus delphis
Maladica FK Undip
Page 6
Maladica FK Undip
Page 7
PTBMMKI
MISI
Menjadikan PTBMMKI sebagai wadah koordinasi diantara organisasi tim bantuan medis
mahasiswa kedokteran se-Indonesia, dalam hal:
a. Mewujudkan Tri Dharma Perguruan Tinggi.
b. Memberikan bantuan kepada korban bencana terutama di bidang kegawatdaruratan
medis.
c. Penyaluran dan pengembangan minat, bakat, dan ilmu bagi mahasiswa kedokteran
Indonesia terutama dalam bidang kegawatdaruratan medis
Struktur Organisasi
Struktur BPP Periode 2013/2014
Ketua Umum : Suherman Palele (Tbm Axis Fkik Untad)
Sekertaris I : Rizal Haryanto (Tbm Axis Fkik Untad)
Sekertaris II : Mutia Nur Rahmi (Tbm Axis Fkik Untad)
Bendahara I : Dewi Larasari (Tbm Axis Fkik Untad)
Bendahara II : Ari Rahmatullah (Tbm Axis Fkik Untad)
Maladica FK Undip
Page 8
Staff Infokom :
1. Ka.Staff Infokom : Tiara Mayang Pratiwi Lio (Tbm Ischiadicus Fk Unhalu)
cp :085241953796
Anggota :
- Novi Lestari ( Tbm Calcaneus Fk Unhas )
- Lya Anggraeni ( Tbm Axis Fkik Untad )
- Eva Yuliani ( Tbm AEM-TEAM Fk Unbrah)
- Amelia Angelin Ligianto ( Tbm Axis Fkik Untad )
- Dedy (Tbm Azygos Fk Unmul )
- Rizky Naldi (Tbm Axis Fkik Untad )
- Tria Pratiwi (Tbm Galenus Fk Maranatha )
- Nurlely Wardeni (KPLA Fk Unair )
- Desti (PMPATD Pakis Fk Unila)
- Gisti (PMPA Vagus)
Maladica FK Undip
Page 9
Page 10
Maladica FK Undip
Page 11
Divisi TBM
Basic Life Support
KRABC
K = Keselamatan
Keselamatan korban
Keselamatan diri sendiri
Keselamatan orang sekitar
Pastikan ketiga keselamatan ini saat menolong korban. Hilangkan segala jenis bahaya yang
mungkin terjadi hingga tidak akan ada korban lagi saat melakukan pertolongan.
Perkenalkan diri anda kepada orang disekitar. Bila ada orang lain yang lebih ahli
untuk menolong, serahkan pada orang itu.
Gunakan APD (Alat Pelindung Diri) bila tersedia. Gunakan benda lain, seperti kertas
ato plastik yang sekiranya dapat melindungi diri dari penularan penyakit tertentu dari
korban. Bila sekiranya korban menderita penyakit menular tertentu. Yah ikutin aja
hati nurani anda mau nolong atau enggak...
Baringkan korban terlentang
Posisi penolong ada di sebelah kanan korban.
Maladica FK Undip
Page 12
R = Respons
1. Respon Jauh/ Panggil/ Suara
Cek respon dengan suara. Panggil korban. Bila tidak ada respon, lanjutkan ke cek
respon selanjutnya.
2. Respon Dekat/ Sentuh
Cek respon dengan sentuhan. Sentuh perlahan korban. Bila tidak ada respon, guncang
korban secara perlahan. Bila masih tidak ada respon, lanjutkan ke respon nyeri.
3. Respon Nyeri
Cek respon dengan memberikan rangsangan nyeri. Rangsang nyeri bisa berupa
cubitan kuat, penekanan pada manubrium sterni atau penekanan pada glabella, bisa
juga dengan menekan bagian putih dari kuku. Reaksi yang terlihat mungkin hanya
membuka mata, erangan, melipat atau menjatuhkan alat gerak, dan gerakan ringan
lainnya.
Metode cepat untuk mengukur tingkat kesadaran
1. A = Alert
Pasien yang sadar secara penuh. Pasien ini akan membuka mata secara spontan,
menanggapi suara dan fungsi motorik yang baik. Pasien yang sadar penuh
menunjukan bahwa ia tidak mengalami gangguan pernafasan. Lanjutkan ke
pemeriksaan vital sign tubuh untuk mengetahui kemungkinan gangguan lain.
2. V = Verbal
Pasien memberikan tanggapan hanya jika penolong berbicara. Respon pasien
mungkin hanya gerakan badan ataupun gumaman
3. P = Pain
Pasien memberikan respon jika diberi rangsang nyeri. Pasien yang sadar akan
mengetahui lokasi nyeri dan menghindarinya, sedangkan pasien yang tidak awas dan
tidak respon terhadap suara biasanya hanya menggerakkan anggota badan yang tidak
menghindari sumber nyeri.
4. U = Unresponsive
Seringkali dianggap sebagai tak sadar, hasil ini dimungkinkan jika pasien tidak
memberikan tanggapan baik mata, suara maupun nyeri.
Panggil bantuan atau mintalah orang di sekitar untuk memanggil ambulance atau
paramedis. Nomor darurat untuk bantuan medis di Indonesia adalah 118 atau 119.
A = Airway
Apabila pasien tidak menunjukan tanda kesadaran. Segera periksa jalan nafasnya, untuk
memastikan ada tidaknya sumbatan pada jalan nafas. Terdapat dua metode pemeriksaan jalan
nafas.
1. Head Tilt and Chin Lift
Head tild dan chin lift merupakan metode umum untuk membersihkan jalan nafas.
Cara ini digunakan apabila kemungkinan pasien menderita cedera leher dapat
dihilangkan.
Maladica FK Undip
Page 13
2. Jaw Thrust
Metode ini digunakan pada korban yang kemungkinan menderita cedera servikal.
Dengan metode ini, kemungkinan pergerakan leher yang cedera dapat diperkecil.
Pada korban kecelakaan, SELALU ASUMSIKAN BAHWA IA MENDERITA
CEDERA SERVIKAL. Apabila anda melihat kecelakaan tersebut, perhitungkan
apakah ia mendertia cedera servikal. Bila tidak, tanyalah kepada saksi mengenai
kronologi kecelakaannya secara singkat. Periksa bagian belakang leher, apakah ada
abnormalitas dari susunan tulang-tulang leher. Bagian yang menonjol seharusnya
hanya terdapat pada vertebra cervical 7.
Pada korban yang dicurigai cedera servikal. Lakukanlah imobilisasi pada daerah leher. Anda
bisa minta bantuan oranglain untuk melakukan imobilisasi ini atau gunakan collar neck.
Maladica FK Undip
Page 14
B = Breathing
Lakukan teknik LOOK, LISTEN and FEEL. Dekatkan pipi anda ke mulut dan hidung korban
serta arahkan pandangan ke arah dada.
Buka jalan nafas dengan teknik head tilt dan chin lift, atau dengan teknik jaw thrust. Tutup
hidung agar udara yang diberikan tidak keluar melalui hidung. Berikan dua kali tiupan nafas
Maladica FK Undip
Page 15
dari mulut ke mulut. Pastikan tidak ada udara yang keluar melalui mulut. Mulut penolong
harus menutupi seluruh mulut korban dengan rapat. Berikan 2 kali tiupan, perhatikan
kenaikan dada dari korban.
Apabila korban bernafas dengan spontan. Awasi terus pernafasannya dan lakukan
pemeriksaan sirkulasi korban. Adakah denyut nadi? Adakah luka terbuka?
Apabila anda enggan memberi bantuan pernafasan dari mulut ke mulut. Anda bisa langsung
memberikan resusitasi jantung paru tanpa pemberian bantuan pernafasan.
C = Circulation
Raba denyut nadinya. Adakah denyut nadi?
Periksa capillary refill dengan menekan ujung kuku hingga berwarna putih kemudian
lepaslah. Warna kuku yang kembali normal dalam waktu kurang dari 2 detik menunjukan
capillary refill time yang normal. Capillary refill time yang abnormal dapat menunjukan
terjadinya syok, dehidrasi maupun berkurangnya aliran darah ke daerah perifer.
Bila denyut nadi ada, namun pasien tetap tidak sadar dan tidak bernapas. Lanjutkan bantuan
pernafasan dengan jumlah 12 kali/menit. Cek denyut nadi di setiap menit.
Bila denyut nadi tidak ada, berikan resusitasi jantung paru.
Resusitasi Jantung Paru
Cari Processus xiphoideus dari sternum dan beri jarak 2 jari.
Letakan kedua tangan diatas dada korban di daerah tersebut, tangan yang paling kuat berada
di atas. (Misal tangan kanan anda lebih kuat, maka tangan kanan yang berada diatas tangan
kiri). Posisi penolong tegak lurus diatas dada pasien dengan siku lengan lurus menekan
tengah-tengah tulang dada. Gerakan bahu anda untuk mulai memijat. Ingat! Yang bergerak
adalah BAHU, bukan SIKU. Gerakan bahu akan memberi kekuatan lebih pada pijatan anda.
Berikan kompresi sedalam minimal 5 cm, dengan kecepatan 100 kompresi/menit, sebanyak
30x. Lanjutkan pemberian 30 kompresi dan 2 bantuan pernafasan.
Maladica FK Undip
Page 16
Jangan lupa berhenti untuk mengecek denyut nadi dan pernafasan setiap menit.
Pemberian RJP dapat dihentikan bila :
1.
2.
3.
4.
Korban sadar
Korban meninggal
Bantuan datang
Anda lelah
Apabila nafas dan denyut jantung korban telah kembali, lanjutkan dengan memeriksa seluruh
tubuh korban untuk mencari kemungkinan luka lain. Periksa apakah terdapat luka terbuka
atau fraktur. Jangan lupa untuk memeriksa denyut nadi di daerah perifer. Apabila terdapat
luka terbuka atau fraktur, segera lakukan penanganan terhadap daerah tersebut. Cek
gangguan saraf dengan bertanya kepada korban apakah dia mengalami kesemutan di daerah
tertentu.
Maladica FK Undip
Page 17
Tetap monitor pernafasan dan sirkulasi sambil menunggu bantuan datang. Letakan pasien
pada posisi seperti dibawah ini untuk mencegah terjadinya sumbatan jalan nafas (lidah jatuh).
Maladica FK Undip
Page 18
BALUT BIDAI
A. PENGERTIAN
Balutan adalah tindakan untuk menyangga atau menahan bagian tubuh agar tidak bergeser
atau berubah dari posisi yang dikehendaki. Bidai atau spalk adalah alat dari kayu, anyaman
kawat bahan lain yang kuat tetapi ringan yang digunakan untuk menahan atau menjaga agar
bagian tulang/ organ yang patah tidak bergerak (imobilisasi) sehingga memberikan istirahat
dan mengurangi rasa sakit.
Page 19
D. PERALATAN
1. Pembalut yang sesuai (Mitella/dasi/pita)
Maladica FK Undip
Page 20
2. Spalk
3. Plaster
4. Kasa steril
5. Handscoon
6. Betadine dan cairan desinfektan
7. Bengkok
8. Korentang
9. Gunting plester
E. PROSEDUR KERJA
1. Memberi salam
2. Jelaskan prosedur kepada klien dan menanyakan keluhan yang dirasakan.
3. Mencuci tangan
4. Menjaga privasi klien dengan membuka bagian yang akan dilakukan tindakan atau
menutup tirai.
5. Melihat bagian tubuh mana yang akan dibalut.
6. Atur posisi klien tanpa menutupi bagian tubuh yang akan dilakukan tindakan.
7. Lepaskan pakaian yang menutupi tempat untuk mengambil tindakan.
8. Perhatikan tempat yang akan dibalut dengan menjawab pertanyaan berikut:
a. Bagian dari tubuh mana
b. Apakah ada luka terbuka atau tidak
c. Bagaimana luas luka tersebut
d. Apakah perlu membatasi gerak tubuh tertentu atau tidak
9. Memakai sarung tangan steril
10. Pilih jenis balutan yang akan dipergunakan atau dikombinasi.
11. Sebelum dibalut, jika luka terbuka, perlu diberi desinfektan.
12. Tentukan posisi balutan dengan mempertimbangkan hal berikut:
a. Dapat membatasi pergeseran atau gerak tubuh lainnya
b. Sesedikit mungkin membatasi gerak tubuh yang lain
c. Tidak mengganggu peredaran darah misalnya pada saat membalut berlapis-lapis
13. Cara melakukan pembalutan:
a. Cara membalut dengan mitela
1) Salah satu mitela dilipat 3-4 cm sebanyak 1-3 kali.
2) Pertahankan sisi yang telah terlipat terletak diluar bagian yang akan
dibalut, lalu ditarik secukupnya dan kedua ujung sisi diikat.
3) Salah satu ujung bebas lainnya ditarik dan dapat diikat pada lipatan, diikat
pada tempat lain,atau dapat dibiarkan bebas.
b. Cara membalut dengan dasi
1) Pembalut mitela dilipat dari salah satu sisi sehingga berbentuk pita dengan
masing-masingujung lancip.
2) Bebatkan pada tempat yang akan dibalut sampai kedua ujungnya dapat
diikat.
3) Diusahakan agar balutan tidak mudah kendur dengan cara sebelum diikat
arahnya salingmenarik.
Maladica FK Undip
Page 21
Maladica FK Undip
Page 22
PRICE
Protection
Rest
Ice
Compression
Elevation
COLD APPLICATION
Decreases pain
Produces vasoconstriction
Controls hemorrhage and edema
Decreases local cell metabolism
Decreases tissues need for oxygen
Reduces hypoxia
Sensations- Cold, burning, aching, numb
SPLINTS
Vacuum splints
Styrofoam chips contained inside an airtight
cloth, pliable sleeve
Molds to shape of injury using a handheld
pump to draw out the air from within the
sleeve
Air splints
Extremity splinting
Provides clear view of injury during x-ray
Maladica FK Undip
Page 23
Maladica FK Undip
Page 24
Di bawah ini perubahan pedoman dari BLS menurut AHA 2005 ke AHA 2010 untuk tenaga awam
terlatih dan penyedia layanan kesehatan :
1. Penilaian segera / langsung dari SCA berdasarkan penilaian respond an
pernafasan tidak normal ( korban tidak bernafas/terengah-engah).
2. Tindakan lihat, dengar, rasakan ( LLF ) dihapus dari algoritma BLS.
3. Hanya tindakan kompresi dada secara konvensional ( Hands-Only ) yang
dilakukan oleh tenaga penolong belum terlatih.
4. Perubahan kompresi sebelum bantuan nafas ( CAB bukan ABC ).
5. Tindakan CPR terus dilakukan sampai kembalinya sirkulasi spontan ( ROSC ) /
penghentian upaya pernafasan.
6. Peningkatan fokus pada metode untuk memastikan bahwa kualitas CPR (
kecepatan & kekuatan kompresi yang benar dan memungkinkan kembalinya
pergerakan dada dan penekanan meminimalkan gangguan dalam kompresi dada &
ventilasi untuk menghindari berlebihan ) dilakukan.
7. Lanjutan pemeriksaan cek nadi bagi tenaga penolong.
8. Algoritma sederahana BLS dikenalkan dengan algoritma tradisional.
9. Revisi rekomendasi dari pendekatan simultan, tindakan simultan untuk
penekanan dada, manajemen jalan nafas, bantuan pernafasan, deteksi irama,
guncangan ( jika diperlukan ) oleh tim penolong terlatih dalam pengaturan
yang sesuai.
EARLY CPR
Laju kompresi dada minimal 100 kali per menit.
Kedalaman kompresi paling sedikit 2 inchi ( 5 cm )
Penolong harus memungkinkan recoil thoraks setelah setiap kompresi, untuk memungkinkan
jantung mengisi sepenuhnya sebelum kompresi berikutnya.
Maladica FK Undip
Page 25
RESCUE BREATHS
1 nafas tiap 6-8 dtk ( 8-10 nafas per menit ) tanpa menyinkronkan nafas
dengan kompresi serta tidak ada jeda dalam kompresi dada untuk pengiriman
ventilasi.
Tujuan utama dari ventilasi selama CPR adalah menjaga oksigenasi dan tujuan sekundernya untuk
menghilangkan karbondioksida.
Tehnik atau cara pemberian bantuan nafas antara lain : mouth to mouth,
mouth to barrier device breathing, mouth to nose and mouth to stoma
ventilation, ventilation with bag and mask, ventilation with a supraglotic
airway ( LMA ), ventilation with an advance airway, passive oxygen versus
positive-pressure oxygen selama CPR, cricoids pressure.
Maladica FK Undip
Page 26
Pengertian
Evakuasi adalah kegiatan memindahkan korban dari lokasi kecelakaan ke tempat lain yang
lebih aman dengan cara-cara yang sederhana di lakukan di daerah-daerah yang sulit
dijangkau dimulai setelah keadaan darurat. Penolong harusmelakukan evakuasi dan
perawatan darurat selama perjalanan.
Syarat Evakuasi
Evakuasi yang dilaksanakan oleh 1 orang terutama dapat dilakukan oleh anggota pemadan
Maladica FK Undip
Page 27
kebakaran
untuk menolong penderita yang tidak sadar di dalam gedung yang terbakar atau yang
melewati jalan/lorong sempit.
Cara mengevakuasi korban kecelakaan yang dalam posisi terlentang dan tidak terdapat patah
tulang punggung. Penolong harus menjaga keseimbangan dengan mengatur posisi kaki
(kuda2) secara benar, berdiri secara bertahap, hingga posisi akhir siap untuk berjalan.
Cara mengevakuasi korban kecelakaan yang dalam posisi tengkurap dan tidak terdapat patah
tulang punggung. Posisi penolong seperti dijelaskan di atas, yaitu harus menjaga
keseimbangan dengan mengatur posisi kaki (kuda2) secara benar, berdiri secara bertahap,
hingga posisi akhir siap untuk berjalan.
Pengangkutan & pemindahan korban:
Merupakan kegiatan pemindahan korban dari tempat darurat ke tempat yang fasilitas
perawatannya lebih baik, seperti rumah sakit. Biasanya dilakukan bagi pasien/ korban cedera
cukup parah sehingga harus dirujuk ke dokter. Tata cara pemindahan korban : dasar
melakukan pemindahan korban; aman, stabil, cepat, pengawasan korban, pelihara udara agar
tetap segar memenuhi syarat pemindahan sesuai prosedur.
Alat bantu : dengan tenaga manusia - satu orang, dua orang, tiga orang atau empat orang.
Dengan tandu - tandu khusus, tanda papan, tandu bambu/dahan, atau matras. Dengan
kendaraan - darat, laut dan udara.
Tahapan : persiapan, pengangkatan korban ke atas tandu, pemberian selimut pada korban,
tata letak korban pada tandu disesuaikan dengan luka atau cedera.Prinsip pengangkatan
korban dengan tandu.
Maladica FK Undip
Page 28
Caranya : harus secara efektif dan efisien dengan dua langkah pokok yaitu gunakan alat
tubuh (paha, bahu, panggul), dan beban serapat mungkin dengan tubuh korban. Sikap
mengangkat, usahakan dalam posisi rapi dan seimbang untuk menghindari cedera. Posisi
siap angkat dan jalan, umumnya posisi kaki korban berada di depan dan kepala lebih tingi
dari kaki., kecuali menaik - bila tungkai tidak cedera dan menurun - bila tungkai luka atau
hipotermia. Mengangkut ke samping - memasukan ke ambulan kecuali dalam keadaan
tertentu-kaki lebih tinggi dalam keadaan shock.
Contoh cara mengangkat dan mengevakuasi korban
Cara mengangkat dan mengevakuasi korban dengan 3 orang yang berada di satu sisi - tangan
berada di bawah badan korban. Perhatikan posisi kaki dan cera berdiri hingga siap berjalan
membawa pasien. Agar tiga orang penolong dapat bergerak secara serempak maka
disarankan salah satu diantaranya agar dapat berperan memberi aba-aba secara pelahan.
Cara mengangkat dan mengevakuasi korban dengan 3 orang yang berada di sisi berlainan,
tangan berada di bawah badan korban dan saling berpegangan.Posisi orang ke dua berada di
tengah. Perhatikan posisi kaki dan cera berdiri hingga siap berjalan membawa pasien. Agar
tiga orang penolong dapat bergerak secara serempak maka disarankan salah satu diantaranya
agar dapat berperan memberi aba-aba secara pelahan.
Maladica FK Undip
Page 29
Cara mengangkat dan mengevakuasi korban dengan 4 orang yang berada di sisi berlainan,
tangan berada di bawah badan korban dan saling berpegangan.Posisi penolong saling
berhadapan di kedua sisi korban - agar lebih kuat menahan beban. Perhatikan posisi kaki
dan cera berdiri hingga siap berjalan membawa pasien. Agar tiga orang penolong dapat
bergerak secara serempak maka disarankan salah satu diantaranya agar dapat berperan
memberi aba-aba secara pelahan.
Dapat pula mengangkat dan mengevakuasi korban dengan 6 orang yang berada di sisi
berlainan, tangan berada di bawah badan korban dan saling berpegangan.Posisi penolong
saling berhadapan di kedua sisi korban - agar kuat menahan beban. Perhatikan posisi kaki
dan cera berdiri hingga siap berjalan membawa pasien. Agar tiga orang penolong dapat
bergerak secara serempak maka disarankan salah satu diantaranya agar dapat berperan
memberi aba-aba secara pelahan.
Mengevakuasi dengan Tandu
Maladica FK Undip
Page 30
Gambar 1 : adalah cara mengangkat penderita dengan kain sprei, perhatikan posisi korban
yang tengkurap - terutama jika ada kecurigaan patah tulang punggung.
Gambar 2 : posisi penolong yang berjumlah 4 orang pada waktu berjalan membawa korban
dengan tandu.
Beragam cara untuk membuat tandu
Maladica FK Undip
Page 31
TRIAGE
KONSEP DASAR KEPERAWATAN GAWAT DARURAT
1. Pasien Gawat Darurat
Pasien yang tiba-tiba dalam keadaan gawat atau akan menjadi gawat dan terancam nyawanya
dan atau anggota badannya (akan menjadi cacat) bila tidak mendapatkan pertolongan
secepatnya. Bisanya di lambangkan dengan label merah. Misalnya AMI (Acut Miocart Infac).
2. Pasien Gawat Tidak Darurat
Pasien berada dalam keadaan gawat tetapi tidak memerlukan tindakan darurat. Bisanya di
lambangkan dengan label Biru. Misalnya pasien dengan Ca stadium akhir.
3. Pasien Darurat Tidak Gawat
Pasien akibat musibah yang datang tiba-tiba, tetapi tidak mengancam nyawa dan anggota
badannya. Bisanya di lambangkan dengan label kuning. Misalnya : pasien Vulnus Lateratum
tanpa pendarahan.
4. Pasien Tidak Gawat Tidak Darurat
Pasien yang tidak mengalami kegawatan dan kedaruratan. Bisanya di lambangkan dengan
label hijau. Misalnya : pasien batuk, pilek.
5. Pasien Meninggal
Label hitam ( Pasien sudah meninggal, merupakan prioritas terakhir. Adapun petugas triage
di lakukan oleh dokter atau perawat senior yang berpengalaman dan petugas triage juga
bertanggung jawab dalam operasi,pengawasan penerimaan pasien dan daerah ruang tunggu..
6. Aspek Psikologis Pada Situasi Gawat Darurat
Cemas
Histeris
Mudah marah
Page 32
Maladica FK Undip
Page 33
Maladica FK Undip
Page 34
Selalu awali pengencangan pertama di tali pinggang kemudian baru tali pundak
dan posisi tali penyetel lainnya. Kurang lebih setengah dari tali pinggang harus
menutupi tulang pinggang
Maladica FK Undip
Page 35
Kencangkan tali pengencang bawah mengurangi beban dari tali penyetel atas /
pundak. ( Penting saat pendakian dan pemanjatan)
Ikatkan Sternum Strap (tali dada) untuk mengikat kedua strap pundak agar
tidak meleset saat digunakan di medan yang sulit.
Semakin dekat barang berat yg kita bawa ke arah tubuh, semakin mudah
memakai ransel dan menyeimbangkan saat dibawa. Barang yg berat kita
tempatkan dengan dikelilingi barang ringan. Hanya barang2 yg sering di
pergunakan kita taruh diluar, tapi banyak macam ransel yang menyediakan
kantung praktis disampingnya untuk menaruh barang, contohnya seperti tiang
tenda. Kantung tidur diletakkan paling bawah ransel.
Rain cover Hujan yang lebat memerlukan rain cover untuk melindungi isi dari
ransel yang dibawa dan dapat melindungi ransel dari kotoran dengan baik.
(Rain cover ini biasanya merupakan aksesoris dari ransel).
Maladica FK Undip
Page 36
MANAJEMEN PERJALANAN
Page 37
2.
3.
4.
5.
Who (Siapa)
siapa dan berapa peserta yang mengikuti kegiatan tersebut termasuk perincian
tugas masing-masing
Why (Mengapa)
apa tujuan dari dilakukannya kegiatan tersebut
When (Kapan)
kapan dan berapa lama kegiatan tersebut dilakukan
How (Bagaimana)
untuk How/Bagaimana merupakan suatu pembahasan yang lebih komprehensif
dari jawaban pertanyaan diatas ulasannya adalah sebagai berikut :
- bagaimana kondisi tempat,
- bagaimana cuaca disana,
- bagaimana perizinannya,
- bagaimana mendapatkan air,
- bagaimana pengaturan tugas panitia, dll
Persiapan matang sangat diperlukan ketika kita melakukan kegiatan di alam bebas.
Alam bebas memiliki medan, cuaca, dan keadaan yang tidak terduga. Oleh karena itu
penggiat alam bebas perlu dibekali pengetahuan dan keterampilan sebelum melakukan
perjalanan.
Menurut Collin Martlock, ada 4 kemampuan dasar yang harus dikuasai:
1. Kemampuan Teknis
kemampuan yang berhubungan dengan ritme dan keseimbangan gerakan serta efisiensi
penggunaan peralatan
2. Kemampuan Kebugaran
mencakup kebugaran spesifik yang dibutuhkan untuk kegiatan, kesehatan tubuh, serta
kemampuan pengkondisian tubuh terhadap tekanan alam
3. Kemampuan Kemanuawian
pengembangan sikap positif dalam segala aspek untuk peningkatan kemampuan yang
mencakup percaya diri, kesabaran, analisa, dan konsentrasi
AMANI
Aturan yang harus dipenuhi dalam hal aman adalah kewaspadaan dan penanganan
yang tepat saat terjadi bahaya. Dalam sebuah perjalanan yang dipimpin seorang penganggung
jawab maka ia harus dapat memutuskan dengan cepat apakah situasi perjalanan dinyatakan
aman atau berbahaya. Faktor penyebab bahaya ada 2:
1. Faktor Subjektif
adalah faktor bahaya yang berada dalam kendali manusia yang menlakukan kegiatan.
Contoh: pemilihan alat yang salah, penggunaan yang salah, dll
2. Faktor Objektif
adalah faktor di luar kendali manusia. Contoh: hujan badai, panas, dll
ACUAN
Faktor yang dijadikan acuan bagi penggiat alam bebas dalam merencakan sebuah
perjalanan adalah faktor alam dan faktor peserta agar jenis perjalanan yang dilakukan sesuai
dengan kemampuan pesertanya.
B. PERLENGKAPAN DAN PERBEKALAN
Keberhasilan suatu perjalanan juga ditentukan salah satunya oleh perencanaan
perlengkapan dan perbekalan yang tepat. Hal-hal yang perlu diperhatikan:
1. Tujuan perjalanan
2. Mengetahui informasi dan data mengenai medan yang akan dihadapi
3. Lama perjalanan
4. Mengetahui kendala dan keterbatasan kemampuan untuk membawa
Maladica FK Undip
Page 38
Satu nomor lebih besar. Melindungi kaki dari lecet dan jeri tertekuk saat
mendaki dan menuruni gunung, dan memungkinkan penggunaan kaus
kaki rangkap untuk menahan dingin.
c. Sepatu dengan leher lebih tinggi. Menutupi mata kaki dan memperkuat
pergelangan kaki. Sepatu lars (tentara) lebih baik jangan karena sulit
terjadi sirkulasi udara. Bagian leher dilapisi dengan bahan lembut untuk
mencegah lecet akibat gesekan dengan tepian leher sepatu.
d. Pengeringan sepatu. Dilakukan di tempat teduh dan berangin, perlu
dimasukkan koran atau tissue dalam sepatu supaya cepat kering.
Pengeringan dengan sinar matahari atau api dapat merusak sepatu.
b.
2. Kaos Kaki
Page 39
Pada dasarnya sama dengan dengan memilih pakaian yang lain. Ini
sangat tergantung pada jenis medan yang dihadapi. Tidak ada pedoman yang
baku manun yang perlu diperhatikan:
a. Berlengan panjang, melindungi dari sengatan panas matahari dan cuaca
dingin.
b. Cukup tersedia, pakaian ganti ada yang secukupnya supaya tidak
menambah beban.
c. Baju tidur harus kering.
d. Ringkas dan fungsional.
5. Topi
Pada dasarnya fungsi topi sama dengan pakaian lain,
yaitu untuk melindungi diri dari cuaca dan harus nyaman dipakai.
6. Ransel/Tas Carier
a. Sleeping bag diletakkan di bagian paling bawah dan dibungkus dengan kantok
kresek untuk mencegah terkena air dan basah
b. Packing yang berat, item yang besar seperti makanan dekat dengan tubuh dan
dekat daerah bagian tengah dari punggung atau di antara tulang rusuk dan tulang
bahu. bagi orang yang pendek mungkin akan lebih merasa nyaman jika makanan
diletakkan di bagian bawah ransel (tepat di atas sleeping bag)
c. Benda-benda seperti sandal/sepatu yang dipakai di basecamp bisa dipakai untuk
mengisi ruang-ruang kecil
d. Alat-alat survival, snack, dan ponco diletakkan di bagian atas atau kantong luar
yang mudah di jangkau
e. Tiap stel pakaian hendaknya dijadikan satu dan dibungkus kantong kresek
f. Wadah penyimpanan air hendaknya diletakkan di tempat yang mudah dijangkau
untuk menjaga agar kita mudah untuk minum
g. Botol bahan bakar hendaknya diletakkan di bawah makanan
h. Isilah ruang kosong seperti bagian dalam misting atau gelas dengan item yang
kecil untuk menghemat tempat. Selain itu pisahkan juga tenda dari tangkainya
untuk menghemat tempat
7. Peralatan Navigasi
Kompas, peta, penggaris, clip board, protaktor, dll
8. Lampu Senter
Lampu senter hendaknya water proof dan dilapisi karet, serta tersedia bohlam
lampu dan baterai cadangan.
Maladica FK Undip
Page 40
Maladica FK Undip
Page 41
I.
MEDAN
Medan adalah sebagian bentuk muka bumi dengan semua benda yang tidak bergerak
di atasnya, baik benda alam maupun buatan manusia.
Ilmu medan adalah pengetahuan yang mempelajari aspek-aspek medan secara
ilmiah melalui pengamatan dan survei di lapangan.
Macam-macam bentuk medan bila ditinjau dari reliefnya ada yang datar dan tidak
datar, ditinjau dari rintangannya ada medan terpotong dan tidak terpotong, serta ditinjau
dari pandangan terdapat medan terbuka dan tertutup.
Cara mempelajari medan dapat dibagi menjadi dua: secara langsung (ilmu geografi,
geologi, dan topografi) dan tidak langsung (melalui lapangan geografi dan peta)
Cuaca adalah keadaan keadaan suatu tempat yang dapat berubah-ubah secara cepat
seperti suhu, arah angina, dll Untuk mengetahui cuaca, diperlukan informasi hasil
pengamatan pada pagi, siang, sore, bahkan malam hari, atau informasi dari masyarakat
atau BMG. Berikut sekilas tentang pengetahuan cuaca praktis.
1. Merah pada malam hari berarti cuaca baik.
PETA
Peta adalah gambaran sebagian atau seluruh permukaan bumi di atas bidang datar
dengan perbandingan-perbandingan tertentu. Dalam kegiatan pecinta alam, peta yang
sering digunakan adalah Peta Topografi, yaitu peta menggambarkan tempat-tempat
dipermukaan bumi yang berketinggian sama dari permukaan laut menjadi bentuk garis
kontur. Bagian-bagian peta yaitu:
1. Judul peta
diletakkan di tengah atas peta mengenai daerah yang yang digambarkan
2. Keterangan pembuatan
menegenai tahun, nama, dan keterangan lain yang diperlukan
3. Nomor helai peta
diletakkan di sebelah kanan atas peta
4. Indeks peta
berisi keterangan-ketarang nomor yang ada di peta dan diletakkan di kiri bawah peta
5. Koordinat peta
a. Koordinat Geografis
sumbu yang digunakan sejajar dengan garis khatulistiwa (lintang utara/LU dan
lintang selatan/LS) dan tegak lurus garis khatulistiwa (bujur timur/BT dan bujur
barat/BB) serta dinyatakan dalam satuan derajat, detik, menit.
b. Koordinat Grid
kedudukan suatu titik dinyatakan dalam jaraknya terhadap titik acuan. Wilayah
Indonesia, titik acuan terletak pada sebelah barat barat Jakarta (6 LU 98 BT).
Garis vertikal (MN) dinomor-urutkan dari bawah ke atas. Garis horizontal (ME)
diurutkan dari barat ke timur. Sistem koordinat Grid dinyatakan dengan tiga
macam tipe:
Maladica FK Undip
Page 42
Page 43
KOMPAS
1. Kompas Silva
Kurang akurat untuk membidik, tetapi membantu dalam pembacaan dan perhitungan
di peta. dapat berfungsi sebagai busur derajat untuk orientasi peta
2. Kompas Bidik
Lebih mudah dan akurat, tetapi dalam pembacaannya di peta perlu dilengkapi dengan
bususr derajat dan penggaris
Cara menggunakan kompas bidik:
a.
b.
c.
d.
e.
Maladica FK Undip
Maladica FK Undip
Page 45
Maladica FK Undip
Page 46
TUMBUHAN BERGUNA
1. Penyimpan air : bambu, rotan, kantung semar, kaktus, tumbuhan rambat
2. Pembuat atap : daun nipah, aren, sagu
3. Pengusir ular, serangga : lemo
4. Indikator air bersih : tespong, selada air
PEDOMAN UMUM UNTUK MEMAKAN
1. Warna tidak mencolok
2. Hindari yg bergetah putih, kec. Sawo
3. Tidak bercahaya
4. Tidak berbau
5. Tidak memberi warna hitam pada benda warna perak
6. Olesakan pada tangan-lengan-bibi cek reaksi alergi
7. Makanan kera makanan manusia
8. Hindari makanan terlalu asam atau pahit
JAMUR
Hindari jamur sulit bedakan yg beracun, kalori sedikit, banyak air
Ciri jamur beracun :
1. Warna mencolok
2. Bau tidak sedap
3. Ditaro ke nasi nasi menguning
4. Mudah hancur
5. Punya cawan bada pokok batang
6. Tumbuh di kotoran
7. Punya getah putih
NAMUN banyak jamur yg tidak berciri diatas tapi beracun Amanita phallolder, A. Verna,
A. virosa; kematian setelah 6 jam
B. ZOOLOGI PRAKTIS
Banyak hewan bisa dimakan TAPI susah mendapatkannya/nangkepnya. Makanya kita perlu
tau hal-hal dibawah ini,
1. Habitat :
a. Paling banyak di pantai/laut dangkal
b. Semakin ke puncak semakin sedikit
c. Hewan butuh minum cari sumber air
2. Perilaku :
a. Saat paling terbaik menangkap musim kawin, hewan jadi kurang peka dgn
sekelilingnya
b. Burung terbang ke arah daerah hangat
c. Salmon berpindah tempat ke sungai untuk bertelur
d. Saat ular bertelur menjadi semakin ganas
3. Binatang Berbahaya
a. Nyamuk di daerah malaria
b. Lalat dayak/kerbau (borneo, celebes, papua) bengkak, gatal, infeksi
c. Lebah : sengatan berlebih akan membunuh
d. Kelabang, kalajengking : gigitan sakit, kurangi dengan ammonia, tembakau,
sambiloto
e. Pacet, lintah : hisap darah, lepaskan dengan siraman air tembakau
f. Ular berbisa :
- kepala segitiga, leher kecil, lekukan antara mata hidung, aktif pada siang hari
- macam taring : AGLYPHA (gigi bias), PHISTOGLYPHA (gigi bias belakang),
PROTEROGLYPHA (gigi bias depan) SOLENOGLYPHA (gigi bias depan,
besar)
Maladica FK Undip
Page 47
6.
Pengolahan
a. Pisces : kecil boleh ga diolah, bila besar buang sisik, sirip dan isi perut. Terbaik
direbus.
Hindari ikan dgn kondisi : mata cekung, bau aneh, warna berubah, lengket,
menyengat
b. Ular : buang kepalanya, potong memanjang, kuliti, buang isi perut
c. Aves : sembelih, cabuti bulu, buang isi perut kec. Cor, liver, lien. Burung pemakan
bangkai rebus dulu, bunuh parasit
d. Pengawetan : diasap, dikeringkan
C. MEMBACA JEJAK
1. Jejak alami : tanda keadaan lingkungan
a. Menyatakan : jenis, arah gerak, ukuran, kecepatan
b. Info tambahan : kotoran tersisa, ranting patah, lumput/tanah di rumput
2. Jejak buatan : dibuat manusia
Maladica FK Undip
Page 48
SURVIVAL
Survival berasal dari kata survive yang dalam arti sederhana adalah upaya untuk mempertahankan
hidup. Basis survival merupakan ilmu yang harus dikuasai oleh penggemar kegiatan alam bebas
dengan harapan tidak pernah digunakan. Survival adalah keadaan dimana diperlukan perjuangan
untuk bertahan hidup. Dalam kondisi survival biasanya akan timbul kondisi-kondisi seperti berikut:
- Perasaan terasing, kesepian, takut, cemas, bosan, tertekan, panik, dan putus asa (pengaruh
psikologis)
- Kelelahan, lapar, haus, sakit, luka, dan kurang tidur (pengaruh fisiologis)
- Medan yang berat, hutan lebat, binatang buas, panas, dingin, hujan, angin (pengaruh
lingkungan)
Untuk bisa keluar dari kondisi tersebut, kunci utama yang harus dijaga adalah semangat HARUS
HIDUP dan hal pertama yang harus dilakukan adala S.T.O.P
1. Stop (Istirahat)
Istirahat sangatlah penting untuk menenangkan pikiran agar tidak panik dan memulihkan
kondisi fisik dalam survival.
2. Thinking (Berpikir)
Sambil beristirahat kita berpikir jernih dan mengingat kembali jalur perjalanan sebelumnya
dan menentukan langkah apa yang akan diambil berikutnya.
3. Observation (Mengamati)
Dengan mengamati keadaan serta medan sekitar kita dapat menentukan akan melanjutkan
perjalanan ataukah melakukan survival statis.
4. Planning (Membuat rencana)
Setelah melakukan ketiga hal di atas, maka kita bisa membuat rencana atau langkah-langkah
selanjutnya agar dapat keluar dari kondisi survival.
Survival dapat dibagi menjadi dua, yaitu survival statis dan dinamis. Survival statis adalah
survival yang dilakukan hanya dengan berdiam diri di suatu tempat sambil menunggu bantuan datang.
Keluar dari tempat berlindung dilakukan ketika mencari makan atau air. Survival dinamis adalah
survival yang dilakukan denganberpindah-pindah tempat mencari jalan keluar sambil menunggu
bantuan datang. Berdasarkan jumlahnya, survival dibagi menjadi survival individu dan kelompok.
Meskipun dengan survival kelompok dapat dilakukan pembagian tugas sehingga memperingan
pekerjaan, tetapi harus diwaspadai adanya konflik dalam mencari solusi karena pengaruh emosi tiap
individu.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa prinsip-prinsip yang harus ditanamkan dalam
kondisi SURVIVAL adalah
1. Sadari situasi
2. Untung malang ada pada individu
3. Rasa takut atasi
4. Viva (semangat untuk hidup)
5. Ingat di mana kamu berada
6. Vacum (kekosongan diisi dengan kegiatan)
7. Adat istiadat setempatdapat ditiru
8. Latih diri selalu
Maladica FK Undip
Page 49
SURVIVAL KIT
1. Korek Api. Koreknya adalah jenis tahan air (waterproof), jika tidak ada, dapat dibuat
dengan mencelupkan pentol korek api kedalam cairan lilin dan kemudian dimasukkan
ke wadah tahan air.
2. Lilin. Berguna dalam pembuatan api unggun.selain itu dapat digunakan sebagai
penerangan di malam hari. Ada jenis lili yang sekali pakai dan ada yang dapat dipakai
berulang-ulang.
3. Flint dan Pengapian. Bermanfaat walaupun dikala basah. Lazim digunakan ketika
persediaan korek api menipis. Flint dilengkapi dengan gergaji kecil untuk
menggesekkannya.
4. Kaca Pembesar. Dipakai untuk memicu api dikala siang. Dengan memusatkan titik
fokus (titik api) pada obyek yang mudah terbkar seperti humus kering atau kapas.
5. Jarum Jahit dan Benang. Beberapa jarum jahit dengan benang berbagai ukuran yang
dililitka di jarum tersebut.
6. Mata Pancing dan Benang. Beberapa ukuran mata pancing dan pemberatnya, disertai
dengan benang panjang.
7. Kompas Kecil/jarum kompas. Sebagai cadangan ketika kompas utama tidak dapat
berfungsi dengan baik.
8. Gergaji Kawat. Terbuat dari kawat besi yang lentur, panjang antara 60-90 cm,
berguna saat dalam kondisi survival.
9. Kawat. Memiliki fungsi sebagai perangkap, pengikat tenda ataupun berfungsi lain.
10. Kantong Plastik/kondom. Bisa digunakan sebagai kantong air dan berbagai keperluan
lainnya.
11. Peniti berbagai Ukuran.
12. Tablet Pemurni Air
13. Heliograph. Merupakan kaca berlubang, digunakan sebagai sinyal ke pesawat atau
obyek yang lainnya ketika tersesat.
14. Kotak Survival kit
Maladica FK Undip
Page 50
HEAT CRAMPS
Heat Cramps atau kram karena panas adalah kejang otot hebat akibat keringat berlebihan,
yang terjadi selama melakukan aktivitas pada cuaca yang sangat panas. Heat
Cramps disebabkan oleh hilangnya banyak cairan dan garam ( termasuk natrium, kalium dan
magnesium ) akibat keringat yang berlebihan, yang sering terjadi ketika melakukan aktivitas
fisik yang berat. Jika tidak segera diatasi, Heat Cramps bisa menyebabkan Heat Exhaustion.
Gejalanya:
-Kram yang tiba - tiba mulai timbul di tangan, betis atau kaki.
-Otot menjadi keras, tegang dan sulit untuk dikendurkan, terasa sangat nyeri.
Penanganannya:
Dengan meminum atau memakan minuman / makanan yang mengandung garam.
HEAT EXHAUSTION
Heat Exhaustion atau kelelahan karena panas adalah suatu keadaan yang terjadi akibat
terkena / terpapar panas selama berjam - jam, dimana hilangnya banyak cairan karena
berkeringat menyebabkan kelelahan, tekanan darah rendah dan kadang pingsan. Jika tidak
segera diatasi,Heat Exhaustion bisa menyebabkan Heat Stroke.
Gejalanya:
-Kelelahan.
-Kecemasan yang meningkat, serta badan basah kuyup karena berkeringat.
-Jika berdiri, penderita akan merasa pusing karena darah terkumpul di dalam pembuluh darah
tungkai, yang melebar akibat panas.
-Denyut jantung menjadi lambat dan lemah.
-Kulit menjadi dingin, pucat dan lembab.
-Penderita menjadi linglung / bingung terkadang pingsan.
Penanganannya:
-Istirahat didaerah yang teduh.
-Berikan minuman yang mengandung elektrolit.
Maladica FK Undip
Page 51
HEAT STROKE
Heat Stroke adalah suatu keadaan yang bisa berakibat fatal, yang terjadi akibat terpapar panas
dalam waktu yang sangat lama, dimana penderita tidak dapat mengeluarkan keringat yang
cukup untuk menurunkan suhu tubuhnya. Jika tidak segera diobati, Heat Stroke bisa
menyebabkan kerusakan yang permanen atau kematian. Suhu 41 Celsius adalah sangat
serius, 1 derajat diatasnya seringkali berakibat fatal. Kerusakan permanen pada organ dalam,
misalnya otak bisa segera terjadi dan sering berakhir dengan kematian.
Gejalanya:
-Sakit kepala.
-Perasaan berputar ( vertigo ).
-Kulit teraba panas, tampak merah dan biasanya kering.
-Denyut jantung meningkat dan bisa mencapai 160-180 kali/menit ( normal 60-100 kali /
menit ).
-Laju pernafasan juga biasanya meningkat, tetapi tekanan darah jarang berubah.
-Suhu tubuh meningkat sampai 40 - 41 Celsius, menyebabkan perasaan seperti terbakar.
-Penderita bisa mengalami disorientasi ( bingung ) dan bisa mengalami penurunan kesadaran
atau kejang.
Penanganannya:
-Pindahkan korban dengan segera ketempat yang sejuk, buka seluruh baju luarnya.
-Bungkus korban dengan selimut yang sejuk dan basah. Usahakan agar selimut tetap basah.
Dinginkan korban hingga suhunya mencapai 38 Celcius.
-Saat temperatur mencapai 38 celcius, ganti selimut basah dengan yang kering, lanjutkan
perawatan pada korban secara hati - hati.
MOUNTAIN SICKNESS
Penyebab utamanya adalah penurunan kadar oksigen didalam darah karena berada
diketinggian tertentu. Faktor yang bisa menjadi penyebabnya adalah :
-Kurangnya aklimatisasi ( proses penyesuaian dua kondisi lingkungan yang berbeda ).
-Pergerakan mencapai ketinggian tertentu yang terlalu cepat.
Gejalanya:
-Pusing.
-Nafas sesak.
-Tidak nafsu makan.
-Mual terkadang muntah.
-Badan terasa lemas, lesu, malas.
-Jantung berdenyut lebih cepat.
-Penderita sukar tidur.
-Muka pucat, kuku dan bibir terlihat kebiru - biruan.
Maladica FK Undip
Page 52
Penanganannya:
-Beristirahat yang cukup, pada umumnya gejala ini akan hilang dengan sendirinya setelah
beristirahat selama 24 s/d 48 jam.
-Jika kondisi tidak membaik turunkan si - penderita dari ketinggian tersebut, sekitar 500 s/d
600 meter.
HYPOTERMIA
Hypotermia adalah suatu keadaan dimana kondisi tubuh tidak dapat menghasilkan panas
disertai menurunnya suhu inti tubuh dibawah 35oC. Hal tersebut disebabkan beberapa faktor,
diantaranya :
Suhu yang ekstrim.
-Pakaian yang tidak cukup sehingga mengenakan pakaian basah.
-Kurangnya makanan yang mengandung kalori tinggi.
Gejalanya:
-Menggigil.
-Dingin, pucat, kulit kering.
-Bingung, sikap - sikap tidak masuk akal, lesu, ada kalanya ingin berkelahi.
-Jatuh kesadaran.
-Bernapas pelan dan pendek.
-Denyut nadi yang pelan dan melemah.
Gejalanya Dilihat dari Suhunya:
-37: Adalah suhu normal
-36 - 35: Menggigil dengan disertai bulu roma berdiri, namun masih bisa terkendali.
Mempengaruhi gerak langkah menjadi lamban dan koordinasi tubuh mulai terganggu.
-35: Menggigil hingga tidak terkendali
-35 - 33: Pengambilan keputusan dan koordinasi tubuh mulai kabur, langkah kaki sering
tersandung, berbicara kasar (dipaksakan untuk keras)
-33: Tubuh semakin menggigil. Denyut nadi dan tekanan darah mulai menurun
-32 - 29: Menggigil berhenti. Kebingungan meningkat, meracau, ingatan hilang, gerakan
tersentak sentak, biji mata mulai membesar.
-29 - 28: Otot menjadi kaku, biji mata membesar, denyut nadi melemah dan tidak teratur,
tarikan nafas melemah, warna kulit tubuh kebiru biruan, tingkah laku kacau, menuju ke arah
tidak sadar
-27: Pingsan dan biji mata tidak lagi menjawab gerakan cahaya, kehilangan gerakan spontan
tampak seperti telah meningal
-26: Koma yang sangat darurat, suhu tubuh mulai menurun dengan cepat sekali
-20: Denyut jantung berhenti
Penanganannya:
-Jangan biarkan orang yang terkena Hypotermia tidur, karena hal ini dapat membuatnya
Maladica FK Undip
Page 53
FROSTBITE
Timbul dalam pendakian gunung es sebagai akibat membekunya sel - sel air dalam sel - sel
antara kulit dan kapiler ( pembuluh darah kecil ). Karena temperature kulit dibawah 10 C
Gejalanya :
Maladica FK Undip
Page 54
Page 55
Maladica FK Undip
Page 56
KOMUNIKASI MARABAHAYA
Hal-hal yang perlu diperhatikan pada komunikasi dalam keadaan marabahaya ini antara lain:
1. Persiapkanlah berita yang akan disampaikan (bila perlu secara tertulis) agar
penyampaian berita efisien dan efektif
2. Usahakan selalu berbicara tepat dimuka mike agar suara/berita dapat diterima dengan
jelas, usahakan berbicara dengan nada yang baik, jelas dan perlahan
3. Usahakan untuk menekan tombol PTT selama satu detik, sebelum anda mulai
mengirimkan berita, hal ini untuk menjaga awal berita tidak terputus, karena
umumnya berbicara lebih cepat dari pada mekanisme tombol PTT
4. Dalam keadaan darurat seorang operator condong untuk berbicara cepat, harus dijaga
supaya berita dapat sampai ke tujuan dengan lengkap dan tepat, jadi usahakan untuk
berbicara perlahan dan jelas, KETEPATAN BERITA ADALAH UTAMA,
KECEPATAN ADALAH KEDUA
5. Hindarkan perasaan emosi di udara karena dapat mengeruhkan situasi/keadaan dan
membawa kesan negative terhadap Amatir Radio
6. Gunakanlah kata-kata yang jelas, penggunaan kode Q seyogyanya dihindarkan karena
dapat disalah artikan
7. Apabila harus menyebutkan nomor supaya dieja perkata, misalnya nomor satu
kosong tiga lima dan tidak seribu tiga puluh lima yang mungkin sulit dicatat
8. Selalu menyebutkan identifikasi yang jelas pada setiap permulaan transmisi karena
NCS (net control station) atau stasiun lainnya, harus segera mengetahui siapa yang
memanggil
9. Jangan mencoba untuk menjadi relay station, apabila tidak diminta oleh NCS
10. Jangan anda menerima begitu saja berita tanpa dimengerti, artinya tanyakan sekali
lagi sehingga anda benar-benar mengerti maksudnya
11. Kirimkanlah berita berdasarkan fakta yang sebenarnya tidak berdasarkan desas desus
12. Harus selalu mengetahui secara tepat lokasinya anda, sehingga memudahkan stasiun
untuk memberikan petunjuk langsung
13. Didalam mengirimkan berita dengan Handy Transceiver (HT) usahakan supaya anda
tetap berada di posisi pada waktu transit dann tidak berjalan-jalan, karena dapat
mengakibatkan berita tidak diterima secara sempurna
14. Stasiun yang tidak mempunyai berita atau tidak dipanggil, tidak perlu mengudara,
anda hanya berbicara kalai ada berita atau dipanggil, usahakan supaya frekuensi selalu
clear
Maladica FK Undip
Page 57
Page 58
Maladica FK Undip
Page 59
API UNGGUN
1. Dapatkan sumber pengapian.
2. Kumpulkan tinder. Tinder menangkap percikan awal dari sumber pengapian dan transfer ke kayu
bakarnya. Jika kayu bakar lembab atau basah, sumbu harus dibakar cukup lama untuk mengeringkan
kayu bakarnya.
Sumber-sumber lain dari sumbu meliputi:
- tanaman kering mati dan rumput
- lilin
- lumut
- serutan kayu
- kertas
- lapangan pinus
- tongkat api
3. Mengumpulkan kayu bakar. Membutuhkan permukaan yang besar terhadap volume dan lebih
massal daripada rabuk sehingga dapat memicu mudah, menghasilkan berkelanjutan panas
terkonsentrasi dan api, dan menyalakan sumber bahan bakar utama.
Sumber yang baik: ranting kering dan potongan-potongan kayu, kardus, potongan-potongan besar
kayu dipotong kecil-kecil, dan bulu tongkat (tongkat dengan serutan potong mereka, namun masih
menempel).
Maladica FK Undip
Page 60
4. Mengumpulkan kayu atau sumber bahan bakar besar lainnya. Bahan bakar yang baik untuk
pembakaran berkelanjutan termasuk kayu kering, rumput kering bengkok, gambut, kering kotoran
hewan dan batu bara. Mengumpulkan lebih banyak bahan bakar daripada yang diperlukan, terutama
jika akan gunakan api untuk tidur.
Bahan bakar basah dapat digunakan, tetapi hanya setelah api didirikan karena akan terbakar lebih
lambat daripada bahan bakar kering.
Kayu lunak / cemara / evergreen memiliki daun berbentuk jarum. Mereka membakar dengan cepat
dan sangat panas, dan mereka juga mengandung resin yang mudah terbakar yang membakar lebih
panas dan membantu dengan memulai api. Karena itu, mereka sering digunakan untuk membakar
juga, karena mereka lebih mudah untuk menyalakan dari kayu keras.
Kayu keras memiliki daun lebar datar dan mereka tidak terbakar semudah kayu lunak. Setelah mereka
melakukannya, namun, mereka membakar untuk jangka waktu yang lebih lama dan melepaskan lebih
banyak panas.
5. Bersihkan area melingkar. Membangun cincin batu atau menggali lubang api beberapa inci
menggunakan sekop. Membangun sebuah cincin batu akan melindungi api. Membangun dinding api
dengan kayu atau batu akan memantulkan panas api, terutama jika hanya akan berada di satu sisi api
(karena jika panas dikirim ke arah lain yang terbuang).
Jika tanah basah, bangun platform dari kayu hijau dan tutupi mereka dengan batu.
Maladica FK Undip
Page 61
6. Tempatkan rabuk pada tumpukan kayu bakar. Nyalakan api dengan sumber pengapian dan secara
bertahap menambahkan lebih banyak kayu bakar. Perlahan meniup udara di atas api penyalaan untuk
membangun panas.
7. Tambahkan kayu bakar dimulai dengan ukuran potongan terkecil dan kemudian besar.
Membangun tepee. Mengatur sumbu dan beberapa batang kayu bakar dalam bentuk kerucut, dan
cahaya mereka di pusat.
Maladica FK Undip
Page 62
Karena api adalah terpanas di ujung api (di mana oksigen membakar api untuk membuat karbon
dioksida) bagian atas teepee adalah di mana panas yang paling intens, jadi jika tongkat lebih tebal di
salah satu ujung, pastikan untuk menempatkan tebal akhir di bagian atas tepee.
Karena susunan tepee, kayu basah dan kayu hijau akan terbakar dengan baik. Namun, karena panas
yang sangat intens yang dihasilkan oleh pengaturan, api membakar melalui kayu agak cepat.
8. Membangun sebuah pondok kayu. Pasang lapisan bolak-balik arah untuk membentuk 4 dinding
dalam bentuk persegi. Meninggalkan ruang yang cukup untuk struktur tepee di tengah, dan pastikan
bahwa udara dapat bersirkulasi.
Efek cerobong asap akan menyedot udara melalui bagian bawah dan biarkan keluar melalui atas
sebagai api yang kuat. Jika api sepertinya tidak mendapatkan oksigen yang cukup yang, menggali
lubang kecil di bawah dinding untuk memungkinkan aliran udara yang lebih baik, atau meniup api
untuk mencapai suhu pembakaran optimal.
Pengaturan ini adalah yang terbaik untuk memasak makanan, karena bentuk persegi menciptakan
panas seragam. Anda dapat menempatkan makanan di atas tumpukan untuk sementara waktu jika
Anda menggunakan lebih besar, potongan kayu hijau di bagian atas.
Mendirikan sebuah piramida. Tempatkan cabang di tanah sehingga mereka sejajar satu sama lain.
Kemudian, menempatkan lapisan padat kayu kecil atau cabang di atas mereka dalam arah tegak lurus.
Tambahkan 3 atau 4 lapisan lebih, setiap kali bolak-balik arah, dan setiap lapisan yang lebih kecil
daripada yang sebelumnya. Cahaya puncak piramida terbakar, dan api secara alami akan melakukan
perjalanan ke arah dasar.
9. Buatlah parit mendalam, dan menempatkan segumpal besar sumbu di tengah. Membangun
piramida dari kayu bakar di atas sumbu tersebut. Parit ini akan memungkinkan udara mengalir melalui
dan memberi makan api.
Maladica FK Undip
Page 63
Divisi Tali
Berbagai Simpul
1. Simpul Pangkal (Clove Hitch)
Termasuk ke dalam salah satu simpul dasar yang penting. Dapat digunakan untuk segala
macam hal karena mudah diikat maupun dilepaskan.
Maladica FK Undip
Page 64
Maladica FK Undip
Page 65
Maladica FK Undip
Page 66
Membuat Bivak
Tempat berlindung dapat dibuat dari alat-alat dan bahan yang diperoleh di sekeliling
tempat kita berada. Tempat perlindungan yang baik adalah tempat yang mampu menjaga
dari kepanasan, kedinginan, kehujanan dan aman dari gangguan binatang buas. Tempat
perlindungan di alam bebas semacam itu disebut bivak atau shelter.
terdapat di alam seperti ; pohon tumbang, lubang pada pohon besar, gua, bivak dari
bambu, bivak dari daun tumbuh - tumbuhan
Bivak buatan, menggunakan plastik, menggunakan fly sheet, menggunakan jas
hujan, menggunakan ponco, dsb.
Untuk berapa lama, dengan merencanakan akan berapa lama berlindung di suatu
tempat, penghematan tenaga dan kesadaran emosi akan terjaga.
Untuk Sendiri atau kelompok, buatlah tempat berlindung yang sesuai dengan
kebutuhan, tidak terlalu luas dan tidak terlau sempit sehingga kehangatan tempat
berlindung tetap terjaga.
Dirikan bivak yang terlindung dari terpaan angin, jangan dirikan bivak ditempat yang
terbuka dari terpaan angin
Dirikan bivak pada tempat yang kering dan rata, untuk daerah yang lembab, buatlah
para - para yang kokoh. Jangan dirikan bivak dilereng gunung atau lembah
Dirikan bivak dibawah kerindangan pohon yang tembus sinar matahari. Jangan dirikan
dibawah pohon yang rapuh dan lapuk
Pada situasi bivak yang permanen, usahakan dirikan pada daerah yang dekat dengan
sumber air. Jangan dirikan bivak dialiran sungai dan jalur lintas binatang.
Di daerah tempat akan mendirikan bivak hendaknya bukan merupakan sarang nyamuk
atau serangga lainnya.
Jangan dirikan bivak di daerah yang rawan terjadi banjir saat hujan. Walaupun tempat
tersebut kering dan bersih, namun akan sangat berbahaya saat terjadi hujan.
Maladica FK Undip
Page 67
Usahakan bivak terbuat dari bahan yang kuat dan pembuatannya baik sebab semuanya
akan menentukan kenyamanan dan keamanan
Bentuk lain dari alam yang bisa dimanfaatkan sebagai bivak yaitu gua, lekukan tebing
atau batu yang cukup dalam, lubang - lubang dalam tanah dan sebagainya.
Apabila memilih gua, harus dipastikan bukan goa tempat persembunyian satwa. Goa
yang akan dijadikan bivak tidak boleh mengandung gas beracun. Cara klasik untuk
mengetahui ada tidaknya gas beracun adalah dengan memakai obor. Kalau obor tetap
menyala dalam gua tadi artinya tak ada racun atau gas berbahaya di sekitarnya.
Tanah berlubang atau tanah yang rendah juga bisa dijadikan sebagai tempat
bivak/berlindung yang aman. Tanah seperti ini biasanya bekas lubang perlindungan
untuk pertahanan, bekas penggalian tanah liat dan lainnya.
Pastikan goa, tanah berlubang atau tempat - tempat lain yang akan digunakan untuk
berlindung tidak langsung menghadap arah angin. Kalau terpaksa menghadap angin
bertiup maka buatlah dinding pembatas dari bahan - bahan alami.
Bivak yang digunakan untuk satu orang berukuran kurag lebih : tinggi 1 m, lebar 1 m, dan
panjang 2 m. Jika akan membuat api pendiangan buatlah sekitar 1 - 2 m dimuka bivak. Bila
bivak akan digunakan untuk beberapa orang dapat dibuat dengan ukuran tinggi 1 ,5 - 1,8 m
dan dalamnya sekitar 1,8 - 2,1 m. Dengan ukuran ini beberapa orang dapat tidur berjajarjajar dengan kaki mengarah ke api supaya tetap hangat.
Cara memasang atap pada rangka bivak harus dimulai dari atas seperti halnya memasang
genting di bangunan rumah. Dengan cara ini atap bivak tidak akan ditembusi air hujan.
Kalau perlu supaya lebih rapat dan kuat di atas atap rumput, alang-alang, dan dedaunan yang
dijadikan atas dijepit lagi dengan tongkat untuk menjaga dari tiupan angin kencang yang
mungkin dapat merontokkannya.
Maladica FK Undip
Page 68
Model 2 :
Cara ke dua untuk mendirikan bivak gubuk yang lebih lengkap dapat dilakukan dengan cara
menyandarkan tongkat pada sebuah pohon bercabang setinggi 1,5 m dari tanah dengan ujung
tongkat
berjarak 2,5 dari pohon. Kemudian sandarkan kayu-kayu pada tongkat dan tutplah dengan
atap dari bahan apa saja, kemudian dilapis dengan lembaran plastik supaya tidak bocor.
Model 3 :
Cara ketiga adalah mendirikan bivak dengan menggunakan ponco (jas hujan) lembar plastik
atau flysheet yang biasanya dibawa sebagai perlengkapan utama ketika dalam kegiatan
penjelajahan di alam bebas atau ketika mendaki gunung. Mudah sekali membuat bivak
bermaterial non alami ini.
Pembuatan bivak dengan material non alami bisa kita improvisasikan dengan menambahkan
Maladica FK Undip
Page 69
bahan-bahan alami sebagai pelengkap dan dengan tujuan agar bivak tersebut bisa sedikit
lebih nyaman. Lihat gambar di bawah ini.
Model 4 :
Model bivak yang dibangun dari bahan/material alami. Sebagaimana di jelaskan di atas ada
banyak sekali bentukan-bentukan alami yang bisa dijadikan sebagai bivak atau tempat
perlindungan, seperti pohon besar yang tumbang, gua, celah batu. Disamping itu dari material
alami kita juga bisa membuat bivak yang cukup nyaman.
Maladica FK Undip
Page 70
Maladica FK Undip
Page 71
Divisi Air
Water Rescue
Kegawatdaruratan air merupakan salah satu penyebab kamatian dalam konteks kecelakaan
atau bencana alam. Sebagai contoh tenggelamnya kapal, banyak korban akibat kecelakaan
tersebut.
Bencana:peristiwa yang disebabkan oleh alam atau ulah manusia secara tiba-tiba atau
perlahan-lahan sehingga menyebabkan hilangnya jiwa manusia, harta benda, dan kerusakan
lingkungan kejadian ini diluar kemampuan manusia dan sumberdayanya
Banjir, bencana alam yang diakibatkan meluapnya air sungai diakibatkan curah hujan yang
tinggi sehingga volume air yang masuk ke sungai meluap dan merendam lingkungan
sekitarnya dan diperparah oleh rusaknya lingkungan,
Banjir bandang, bencana alam yang diakibatkan meluapna air sungai diakibatkan curah hujan
yang tinggi sehingga volume air yang masuk ke sungai meluap dan merendam lingkungan
dengan disertai ikutnya material-material seperti kaya besar dan bongkahan batu.
Water rescue merupakan suatu teknik pertolongan/evakuasi yang dilakukan di air. Atau suatu
tindakan penyelamatan secara efektif dan efisien, jiwa manusia dan segala sesuatu yang
berharga yang berada dalam keadaan mengkhawatirkan di air.
Kemampuan Seorang Water Rescue
1. Perhitungan/pertimbangan; kemampuan penolong untuk memilih dan menentukan
kemampuan dan keterampilan yang dimiliki, serta metode yang harus dilakukan.
Penolong akan mudah memilih prosedur pertolongan yang paling cepat dengan resiko
yang kecil
2. Pengetahuan; banyak bahaya di air, pengetahuan ini sangat perlu karena dapat
diterapkansetiap langkah usaha pertolongan
3. Keahlian; harus mempunyai keahlian pada semua aspek pertolongan
4. Kesiapan fisik; kesiapan fisik juga harus benar-benar siap karena si penolong juga
bisa kena bahaya
Perlengkapan dalam water rescue
Perahu; harus tahan dari benturan dan abrasi serta mudah dikendalikan
Pompa; berfungsi untuk memasukan udara kedalam perahu
Repair kit; terdiri dari lem, benag, nylon, jarum jahit, dan bahan penambal
Tali penyelamat; berfungsi untuk menolong anggota tim yang terjatuh ke sungai dan dapat
berguna juga dalam linning saat scouting. Tali terbuat dari bahan nylon dengan warna
mencolok agar mudah terlihar, dam mempunyai daya apung tinggi
Maladica FK Undip
Page 72
Kamtung kedp air; kantong ini berfungsi untuk menyimpan kamera, obat-obatan, makanan,
dan benda-benda lain agar tidak basah,
Carabiner; berguna untuk menghubungkan satu alat dengan alat lainya
Dayung;berguna dalam manuver, mengatur gerakan perahu dan menambah serta mengurangi
keceparan perahu
Helm
Jaket/pelampung; untuk mengapungkan tubuh dan melindungi bagian tubuh penting dari
benturan keras
P3K; obat-obatan dan perlengkapan perawatan harus disesuaikan dengan medan
Peluit; sebagai alat komunikasi, dengan menggunakan kode
Rescue sled inflatable rescue litter; untuk mengevakuasi korban
Flotation collar; alat tambahan yang digunakan untuk evakuasi korban dengan basket
stretcher agar dapat mengapung
Ring buoy; alat yang digunakan untuk penyelamatan korban tenggelam yang penggunaannya
dengan cara dilemparkan kearah korban
Peralatan selam
Sea view underwater viewer; alat untuk melihat keadaan bawah air
Personal Flotation Device (PFD)
Adalah jaket pelampung yang merupakan perlengkapan utama yang harus digunakan oleh
penolong di air. Ada dua tipe PFD, yaitu:
Pelampung udara; memiliki daya apung tinggi namun tidak tahan benturan
Pelampung padat; tahan benturan namun bila lama terendam air daya apungnya berkurang.
Jenis-jenis perahu
Perahu karet; perahu yang terbentuk dari tabung udara terbuat dari karet. Dalm tabung
terdapat sekat-sekatyang berbentuk sel, sehingga bila ada bagian yang bocor bagian yang lain
tidak ikut bocor. Jenis ini dibagi menjadi dua tipe: LCR yang mempunyai bentuk seperti
tapak kuda dan river boat yang dapat digunkan pada arus deras,
Perahu lesung; contohnya kayak dan kano
Dorry (sampan); perahu berbentuk lancip, terbuka dan lebih besar dari kano
Maladica FK Undip
Page 73
Cataraft; perahu yang terbuat dari lebih dari satu tabung karet berisi udara, disatukan dengan
frame kayu dan aluminium
Inflatable; perahu rakit yang dapat di pompa, dapat digunakan dengan tenaga manusia atau
dengan tenaga mesin, digunakan untuk perairan laut atau danau.
Kegawatdaruratan di Air
Kondisi-kondisi Hipotermia
1
Cedera dingin dapat terlokalisasi di daerah perifer atau lebih dikenal dengan frostbite
Sengatan dingin
a Gejalanya meliputi kebas, kesemutan, nyeri, dan rasa terbakar yang sangat nyata ketika
dihangatkan kembali
b Pada pemeriksaan fisik ditemukan perubahan warna yang akhirnya timbul lepuh pada
kasus yang berat
c
Terapinya berupa penghangatan secara cepat dalam bak air hangat pada suhu 40-42 oC
e Luka harus ditangani secara terbuka, dengan debridement awal hanya pada lepuh-lepuh
yang sudah pecah. Masase merupakan kontradiksi. Jari kaki dan tangan yang mengalami
sengatan dingin harus saling dipisahkan dengan kapas steril secara hati-hati
f
Hipotermia
Menggigil progresif, kehilangan control motorik halus, pikiran kacau dan koma
Terapinya terdiri dari penghangatan kembali suhu inti tubuh secara terkendali
Penyakit Dekompresi
1 Penurunaan cepet tekanan atmosfer atau tekanan air dapat menimbulkan gas-gas inert
(nitrogen) menguap keluar dari larutan tubuh
2
Maladica FK Undip
Page 74
Hipoksia adalah resiko dini, dan paling besar akibat aspirasi air
a Respon terhadap aspirasi adalah laringospsme yang diikuti menelan air ke dalam
lambung
b Bila air yang tertelan banyak maka akan terjadi hipoksia dan hiperkapnia yang berujung
kematian
2 Air garam bersifat hipertonik (konsentrasinya lebih tinggi)disbanding darah sehingga
terjadi pergeseran cairan yang mengganggu pertukaran gas
3 Air tawar bersifat hipotonik (konsentrasinya lebih kecil) dan cepat diserap oleh alveoli
sehingga terjadi kolaps alveolus
4
Akibat dari aspirasi air garam atau air tawar adalah gangguan oksigenasi
Resiko-resiko lain
Mati lemas; akibat keapungan negative atau penyakit seperti serangan jantung, sinkope sinus
carotid
Dampak negative dalam air; perbedaan suhu yang mengejutkan (menyebabkan denyut
jantung berhenti), eksostosis pada saluran telinga (jangka panjang)
Bahaya kimia yang terlarut dalam air
Infeksi
Human eror; kecederaan dan hiperventilasi yang mengakibatkan kehilangan kesadaran
Cuaca, arus, angin kencang, dan sinar matahari
Benda-benda dalam air yang dapat berakibat tumbukan dan benturan
Ancaman dari hewan dan tumbuhan air
Maladica FK Undip
Page 75
Turunan jalan
Air yang mengalir dari lorong-lorong dapat merubah arus air
Sampah-sampah yang hanyut
Slide in entry; digunakan jika kedalaman dan kondisi perairan tidak diketahui,
Buat posisi seaman mungkin di tepi air dan masukan salah satu kaki
2 Step in; dapat digunakan jika air jernih, kedalaman diketahui, dan tidak ada yang
membahayakan dalam air,
a
Ketika telah masuk di air, pastikan lutu dan kaki menekuk/fleksi atau menyentuh bokong
Compact jump; digunakan untuk mencapai kedalaman lebih dari satu meter
b Melangkah pada tepian air dengan satu kaki, dan kaki yang lain mengikuti dengan
bentuk lurus
c
Setelah di dalam air, pengereman dapat dilakukan dengan tangan atau kaki
Maladica FK Undip
Page 76
4 Straddle entry; untuk masuk ke air yang dalam dari ketinggian yang rendah dan dapat
melihat korban, tidak digunakan pada ketinggian diatas satu meter atau perairan dangkal
a
Lakukan loncatan dengan satu kaki lurus dan lainya sedikit menekuk
e Setelah di air, tekan tangan kebawah dan kaki seperti gunting, jaga agar kepala tetap
diatas
5 Shallow dive; diguakan pada air jernih, keadaan dibawah air dapat dilihat dan
kedalamannya diketahui
a
Tekukan lutut dan gunakan tangan untuk membantu mrnambah momentum ke depan
Korban panik
Keadaan korban:
a
Penyelamatan:
Maladica FK Undip
Page 77
Tidak kooperatif
Keadaan korban:
a
Penyelamatan:
a
Masih kooperatif
Korban terluka
Keadaan korban:
a
Penyelamatan:
a
Korban pasif
Keadaan korban:
a
Posisi tengkurap,
Maladica FK Undip
Page 78
tidak kooperatif,
Penyelamatan:
a
Prioritas:
Page 79
Step In
Dapat digunakan jika air jernih, kedalaman dapat dikeyahui dan tidak ada benda berbahaya di
dalam air.
Lihat arah tujuan air
Melangkah dengan hati-hati
Ketika masuk air pastikan lutut menekuk atau kaki menyentuh bokong
Compact Jump
Digunakan untuk mencapai kedalaman yang lebih dari 1 meter.
Letakkan kedua tangan menyikap dada
Melangkah pada tepian air dengan satu kaki, kaki yang lain dan pastikan kedua kaki
menyentuh dasar
Tubuh vertikal dan memakai pelindung
Setelah di dalam air pengereman dapat dilakukan oleh kaki atau tangan
Staddle Entry
Digunakan jika masuk ke air yang dalam dari krtinggian yang rendah dan dapat melihat
korban. Teknik ini tidak digunakan pada ketinggian diatas satu meter atau perairan dangkal.
Ambil jarak yang cukup dari tepian
Lakukan loncatan dengan satu kaki lurus dan kaki lainnya sedikit ditekuk
Tangan lurus ke samping
Pandangan lurus ke depan
Swallow Dive
Digunakan pada yang jernih, keadaan di bawah air dapat dilihat dan kedalaman diketahui.
Berdiri di tepian lihat ke bawah dan ke depan untuk menentukan arah lompatan
Tekuk lutut dan gunakan tyangan untuk membantu meneambah momentum ke depan.
Lakukan lompatan sejauh mungkin ke air
Masuk dengan hamper horizontal dengan permukaan air
Kaki dan tangan diluruskan
Jaga kepala di antara dua tangan dan mata melihat ke air
Mulailah berenang dengan menunaikan kepala ke permukaan
Maladica FK Undip
Page 80