Anda di halaman 1dari 55

PENGOLAHAN LIMBAH INDUSTRI

KARYA TULIS ILMIAH


Dibuat untuk Melengkapi Salah Satu Syarat Mengikuti UAS Bahasa Indonesia
oleh
HENNI RAHMAN
MICHAEL ALAN
NAOMI GOWIN

2013620068
2013620084
2013620110

UNIVERSITAS

KATOLIK

PARAHYANGAN
FAKULTAS

TEKNOLOGI

INDUSTRI
JURUSAN TEKNIK KIMIA
BANDUNG
2014

PRAKATA

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena
telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk menyelesaikan karya tulis
ilmiah ini. Tanpa bantuan dan penyertaan-Nya, karya tulis ini bukanlah apa-apa.
Karya tulis ini berjudul Pengolahan Limbah Industri untuk memenuhi syarat
mengikuti UAS Bahasa Indonesia. Alasan penulis mengambil judul ini karena

penulis ingin mendapatkan informasi mengenai limbah industri dan cara


pengolahannya dengan baik dan benar.
Dalam mengumpulkan data dan informasi-informasi, penulis mendapat
sedikit hambatan dan kesulitan. Terutama dalam hal pencarian data dan informasi
yang berhubungan dengan pokok bahasan yang akan digunakan. Dalam membuat
karya tulis ilmiah ini, tentu banyak pihak yang sangat menbantu penulis, baik
secara materi maupun dukungan dan dorongan semangat. Untuk itu, penulis
mengucapkan banyak terima kasih kepada:
1

Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan hikmat kepada penulis.

Orang tua penulis yang telah mendukung dalam penulisan karya tulis ilmiah ini.

Dr. Ratna Djuwita Bandono, M.Hum., selaku guru pembimbing Bahasa Indonesia
yang membimbing tim penulis serta memeriksa karya tulis ilmiah ini.

Teman-teman yang mendukung tim penulis melalui suasana yang menghibur dan
menyenangkan.

Semua pihak yang turut terlibat dalam pembuatan karya tulis ini.
Penulis berharap karya tulis ilmiah ini dapat bermanfaat dan penelitian
dapat dilanjutkan tim penulis maupun orang lain.
Dalam penulisan karya tulis ilmiah ini mungkin ditemukan
ketidaksempurnaan dalam hal penulisan atau penelitian. Penulis mohon saran dan
kritik dari pembaca untuk perbaikan karya tulis ilmiah yang akan datang.

i| P R A K A T A

Bandung, 13 Mei 2013

Tim Penulis

ABSTRAK
Limbah industri merupakan hasil buangan dari aktivitas rumah tangga
maupun aktivitas pabrik yang sudah tidak terpakai. Namun, seringkali limbah
industri dibuang secara sembarangan tanpa diolah terlebih dahulu menjadi limbah
yang siap dibuang secara bebas tanpa mengganggu atau mencemari lingkungan
hidup. Limbah yang dibuang begitu saja memiliki beberapa dampak bagi
keseimbangan ekosistem di lingkungan hidup. Sebagai contoh yaitu limbah pabrik
yang dibuang ke laut tanpa diolah. Hal tersebut akan menyebabkan laut menjadi
terkontaminasi dan hewan-hewan laut tidak lagi aman untuk dimakan. Apabila
sudah termakan oleh manusia maka akan menyebabkan kelainan gen sehingga
manusia dapat sakit.

i| P R A K A T A

Tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan bagaimana cara yang benar
dalam melakukan pengolahan limbah industri sehingga bisa mengolah limbah
industri sebelum dibuang. Hasil dari penelitian adalah dampak yang ditimbulkan
dari pembuangan limbah secara sembarangan serta kendala yang dihadapi dalam
pengolahan limbah. Hasil lainnya yaitu cara untuk mengolah limbah pabrik secara
umum serta keuntungan yang bisa didapat dari pengolahan limbah tersebut.
Kata kunci : limbah, industri, pengolahan

DAFTAR ISI
Halaman
JUDUL.........
i
PRAKATA ...................................................................................
ii
ABSTRAK...................................................................................
iii
DAFTAR ISI ................................................................................
v
DAFTAR LAMPIRAN....................................................................
vii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang dan Perumusan Masalah.......
1
1.1.1 Latar Belakang Masalah........................
1
1.1.2 Rumusan Masalah.................................
2
1.2 Tujuan dan Manfaat Penelitian.......................
3
1.2.1 Tujuan Penelitian....................................
3
1.2.2 Manfaat Penelitian..................................
3
1.2.2.1 Bagi Penulis.................................
3
1.2.2.2 Bagi Pembaca..............................
3
1.3 Lingkup Kajian...............................................
4
1.4 Metode dan Teknik Pengumpulan Data .........
4
1.4.1 Kajian Pustaka ......................................
4
1.4.2 Teknik Pengumpulan Data ....................
5
1.5 Sistematika Penulisan.....................................
5
BAB II
DASAR TEORI
2.1 Pengertian Limbah..........................................
7
2.2 Macam- Macam Limbah Industri...................
7
2.2.1 Limbah Cair...........................................
7
2.2.2 Limbah Padat.........................................
10
2.2.3 Limbah Gas dan Partikel........................
11
2.2.4 Limbah B3 (Bahan Berbahaya dan Beracun).... 17
BAB III
ANALISIS LIMBAH INDUSTRI

i| P R A K A T A

3.1
3.2
3.3

Dampak Limbah Industri Terhadap Lingkungan Hidup 24


Dampak Limbah Industri Terhadap Kesehatan Masyarakat 28
Penanganan Limbah Industri................................
30
3.3.1 Limbah Cair.................................................
17
3.3.1.1 Pengolahan Primer............................
3
3.3.1.2 Pengolahan Sekunder.......................... 3
3.3.1.3 Pengolahan Tersier.............................. 3
3.3.1.4 Desinfeksi............................................. 3
3.3.1.5 Pengolahan Lumpur............................. 3
3.3.2 Limbah Padat.................................................. 17
3.3.2.1 Penimbunan Terbuka............................ 3
3.3.2.2 Sanitary Landfill................................... 3
3.3.2.3 Insinerasi.............................................. 3
3.3.2.4 Pembuatan Kompos Padat dan Cair.........3
3.3.2.5 Daur Ulang.......................................
3
3.3.3 Limbah Gas dan Partikel............................... 17
3.3.3.1 Mengontrol Emisi Gas Buang............ 3
3.3.3.2 Menghilangkan Materi Partikulat dari Udara
Pembuangan............................................ 3
3.3.4 Limbah B3.................................................
17
3.3.4.1 Metode Pengolahan Secara Kimia, Fisik dan

Biologi.................................................
3.3.4.2 Metode Pembuangan Limbah B3........
3.4
Kendala dalam Pengolahan Limbah Industri.............
3.5
Pengolahan Limbah Industri Bagi Masyarakat.........
3.6
Pembahasan Data Angket................................
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
4.1 Kesimpulan....................................................
4.2 Saran...............................................................
DAFTAR PUSTAKA ..
LAMPIRAN .................................................................................
RIWAYAT HIDUP ..

3
3
30
30
30
31
31
33
34
53

DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Angket Limbah Industri ..............................................
Diagram Jawaban Angket I...........................................................

Halaman
9
11

i| P R A K A T A

Diagram Jawaban Angket II.........................................................12


Diagram Jawaban Angket III..........................................................
Diagram Jawaban Angket IV..........................................................
Diagram Jawaban Angket V...........................................................
Diagram Jawaban Angket VI...........................................................
Diagram Jawaban Angket VII.........................................................
Diagram Jawaban Angket VIII........................................................
Diagram Jawaban Angket IX...........................................................
Diagram Jawaban Angket X............................................................

13
13
14
14
15
16
16
19

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang dan Rumusan Masalah


1.1.1 Latar Belakang

i| P R A K A T A

Bentuk limbah dapat berupa gas, debu, cair ataupun padat. Limbah yang
beracun atau berbahaya dikenal sebagai limbah Bahan Berbahaya dan Beracun
(Limbah B3). Bila ditinjau lebih lanjut, limbah ini terdiri dari bahan kimia
senyawa organik dan senyawa anorganik. Dengan konsentrasi dan kuantitas
tertentu, limbah dampak berdampak sangat buruk bagi kesehatan manusia dan
lingkungan sekitar. Namun, tingkat bahaya racun yang dimiliki oleh limbah
tergantung pada jenis limbah apa yang dikeluarkan.
Di era globalisasi ini, banyak industri-industri kimia yang bermunculan di
Indonesia. Sebut saja seperti Jakarta, Bekasi, Cikarang, dan di daerah dekat
Karawang ada sebuah daerah yang dikhususkan sebagai kawasan industri. Tidak
terbayang banyaknya limbah yang dihasilkan di kawasan seperti itu. Kurangnya
penangulangan limbah yang akan dibuang bisa menimbulkan masalah yang serius.
Contoh yang dapat kita ambil yaitu bila membuang limbah industri tanpa diolah
terlebih dahulu ke laut atu sungai.
Limbah tersebut dapat membuat ekosistem di daerah tersebut menjadi
rusak. Contoh yang cukup terkenal akibat pembuangan limbah tanpa diproses
terlebih dahulu adalah tragedi Minamata yang terjadi di Jepang. Hal ini
disebabkan

zat merkuri yang mencemari teluk Minamata dan menyebabkan

munculnya berbagai penyakit. Penduduk sekitar menderita kejang-kejang,


lumpuh, serta menderita gangguan fungsi kerja sistem syaraf lainnya. Tidak hanya
manusia, hewan pun terkena dampaknya. Kasus di atas merupakan satu dari
sekian banyak kasus yang terjadi akibat limbah pabrik yang dibuang tanpa diolah
terlebih dahulu.

i| P R A K A T A

Sementara itu, limbah pemukiman juga membawa dampak yang buruk.


Contohnya, penyakit diare, tifus, demam, dan batuk berdarah. Hal ini terjadi
karena munculnya berbagai virus dan bakteri karena limbah tidak ditangani
dengan benar. Pemerintah pun menyadari bahwa masalah limbah pemukiman juga
cukup serius untuk ditangani. Walaupun dianggap sepele namun limbah
pemukiman semakin hari akan semakin banyak seiring dengan pertumbuhan
penduduk Indonesia. Limbah pemukiman terdiri dari pembuangan sisa-sisa
makanan, bungkus makanan, bungkus deterjen dan sebagainya yang memberikan
aroma tidak sedap pada lingkungan tersebut. Kiranya pemerintah dapat
memberikan penanggulangan yang cepat dan tepat bagi limbah yang ada untuk
menghindari terjadinya dampak buruk yang ditimbulkan oleh limbah tersebut.
1.1.2

Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, muncul persoalan yang dapat dirumuskan


seperti berikut:

Apa yang dapat kita lakukan sebagai masyarakat untuk mencegah limbah

bertambah banyak?
Apakah limbah yang dihasilkan oleh industri rumahan dan pabrik

memiliki dampak yang buruk?


Bagaimana cara mengolah limbah agar menjadi limbah yang aman untuk

dibuang?
Apa kendala yang didapatkan saat mengolah limbah pabrik?
Mengapa limbah pabrik dikatakan sangat mengganggu lingkungan hidup
dan masyarakat sekitar?

i| P R A K A T A

1.2 Tujuan dan Manfaat Penelitian


1.2.1 Tujuan Penelitian
Tujuan yang hendak dicapai melalui penulisan laporan penelitian ini ialah untuk:

mengetahui dampak dari pembuangan limbah tanpa diolah terlebih dahulu,


mengetahui cara yang dapat dilakukan untuk menekan jumlah limbah yang

dibuang,
mengetahui cara untuk mengolah limbah yang akan dibuang sehingga
tidak mencemari lingkungan sekitar.

1.2.2

i| P R A K A T A

1.2.3 Manfaat Penelitian


1.2.3.1 Bagi Penulis
Sehubungan dengan penelitian yang dilakukan, terdapat manfaat- manfaat
bagi penulis. Penulis dapat mengetahui cara- cara yang dilakukan untuk mencegah
bertambahnya jumlah limbah pabrik dan mengolahya. Dampak-dampak buruk
yang dihasilkan dari adanya limbah pabrik dapat diketahui oleh penulis. Penulis
dapat mengetahui kendala- kendala yang didapatkan dalam mengolah limbah
pabrik. Penulis juga dapat mengethui penyebab- penyebab yang ditimbulkan oleh
limbah pabrik yang mengganggu lingkungan hidup dan masyarakat.

1.2.3.2 Bagi Pembaca


Adapun penelitian yang dilakukan memberi manfaat- manfaat bagi pembaca.
Pembaca dapat mengetahui dampak- dampak yang dihasilkan dari pembuangan
limbah yang tidak diolah terlebih dahulu. Pembaca dapat mengetahui cara-cara
yang dapat dilakukan untuk menekan jumlah limbah yang dibuang. Pembaca
dapat mengetahui cara- cara yang digunakan untuk mengolah limbah yang akan
dibuang agar tidak mencemari lingkungan sekitar. Pembaca juga dapat memilah
penggunaan barang yang dapat menghasilkan limbah dalam jumlah yang besar.

i| P R A K A T A

1.3 Lingkup Kajian


Untuk menjawab rumusan masalah di atas perlu pengkajian beberapa pokok,
yaitu:

pencegahan bertambahnya limbah pabrik,


dampak buruk limbah pabrik,
pengolahan limbah pabrik,
kendala saat mengolah limbah pabrik,
penyebab limbah pabrik menjadi pengganggu lingkungan hidup dan
masyarakat.

1.4 Metode dan Teknik Pengumpulan Data


1.4.1 Kajian Pustaka
Pada penelitian kali ini kajian pustaka digunakan dalam menginformasikan
kepada pembaca hasil- hasil penelitian lain yang berkaitan erat dengan penelitian
yang dilakukan saat itu. Kajian pustaka menghubungkan penelitian dengan
literatur- literatur yang ada. Kajian pustaka dapat mengisi celah- celah dalam
penelitian- penelitian sebelumnya. Kajian pustaka digunakan untuk memahami
latar belakang teoritis masalah penelitian. Kajian pustaka juga dapat membuktikan
bahwa penelitian yang dilakukan saat ini berbeda dengan penelitian- penelitian
sebelumnya.

1.4.2

Teknik Pengumpulan Data

i| P R A K A T A

Sehubungan dengan metode penelitian, adapun teknik pengumpulan data


yang kami gunakan adalah teknik pengumpulan data kualitatif. Teknik
pengumpulan data kualitatif tersebut adalah studi literatur, wawancara, dan
penyebaran angket. Studi liStudi literatur dilakukan dengan cara membaca
literatur yang berkaitan dengan penelitian. Wawancara dilakukan melalui tatap
muka dan tanya jawab langsung antara pengumpul data atau peneliti dengan nara
sumber atau sumber data. Penyebaran angket dilakukan dengan cara memberikan
seperangkat pertanyaan atau pernyataan kepada orang lain yang dijadikan
responden untuk dijawab.

1.5 Sistematika Penulisan


BAB I Pendahuluan
1.1 Latar Belakang dan Rumusan Masalah
1.1.1 Latar Belakang
1.1.2 Rumusan Masalah
1.2 Tujuan dan Manfaat Penelitian
1.2.1 Tujuan Penelitian
1.2.2 Manfaat Penelitian
1.2.2.1 Bagi Penulis
1.2.2.2 Bagi Pembaca
1.3 Lingkup Kajian
1.4 Metode dan Teknik Pengumpulan Data
1.4.1 Kajian Pustaka
1.4.2 Teknik Pengumpulan Data
1.5 Sistematika Penulisan
BAB II Dasar Teori
2.1 Pengertian Limbah
2.2 Macam-Macam Limbah Industri
2.2.1 Limbah Cair
2.2.2 Limbah Padat
2.2.3 Limbah Gas dan Partikel
2.2.4 Limbah B3 (Bahan Berbahaya dan Beracun)
BAB III Analisis Limbah Industri
3.1 Dampak Limbah Industri Terhadap Lingkungan Hidup
3.2 Dampak Limbah Industri Terhadap Kehidupan Masyarakat

i| P R A K A T A

3.3 Penanganan Limbah Industri


3.3.1 Limbah Cair
3.3.1.1 Pengolahan Primer (Primary Treatment)
3.3.1.2 Pengolahan Sekunder (Secondary Treatment)
3.3.1.3 Pengolahan Tersier (Tertiary Treatment)
3.3.1.4 Desinfeksi (Desinfection)
3.3.1.5 Pengolahan Lumpur (Slude Treatment)
3.3.2 Limbah Padat
3.3.2.1 Penimbunan Terbuka
3.3.2.2 Sanitary Landfill
3.3.2.3 Insinerasi
3.3.2.4 Pembuatan Kompos Padat dan Cair
3.3.2.5 Daur Ulang
3.3.3 Limbah Gas dan Partikel
3.3.3.1 Mengontrol Emisi Gas Buang
3.3.3.2 Menghilangkan Materi Partikulat dari Udara Pembuangan
3.3.4 Limbah B3
3.3.4.1 Metode Pengolahan Secara Kimia, Fisik dan Biologi
3.3.4.2 Metode Pembuangan Limbah B3
3.4 Kendala dalam Pengolahan Limbah Industri
3.5 Pengolahan Limbah Industri bagi Masyarakat
3.6 Pembahasan Data Angket
BAB III Kesimpulan
4.1 Kesimpulan
4.2 Saran

i| P R A K A T A

BAB II
DASAR TEORI

2.1 Pengertian Limbah


Limbah merupakan pokok bahasan yang akan penulis bahas. Menurut
Kamus Besar Bahasa Indonesia, pengertian limbah adalah:
lim.bah (1) sisa proses produksi; (2) bahan yg tidak mempunyai nilai atau
tidak berharga untuk maksud biasa atau utama dl pembuatan atau
pemakaian: -- pabrik mencemarkan air di daerah sekitarnya; (3) barang
rusak atau cacat dl proses produksi (http://kamusbahasaindonesia.org).
Dalam karya ilmiah ini akan penulis bahas mengenai limbah industri.
Berikut penjelasan limbah industri.
Limbah industri bisa dikategorikan sebagai limbah yang berbahaya karena
limbah ini mempunyai kadar gasyang beracun, pada umumnya limbah ini
dibuang di sungai-sungai disekitar tempat tinggal masyarakat dan tidak
jarang warga masyarakat mempergunakan sungai untuk kegiatan seharihari, misalnya MCK(Mandi, Cuci, Kakus) dan secara langsung gas yang
dihasilkan oleh limbah pabrik tersebut dikonsumsi dan dipakai oleh
masyarakat. (http://teknologikimiaindustri.blogspot.com).

i| P R A K A T A

Dilihat dari penjelasan limbah industri, maka penulis ingin sekali


membahas tentang limbah industri. Menurut penulis Perdana Gintings, limbah
industri perlu diolah, berikut kutipan dari bukunya:
Melihat pada sifat sifat limbah, karakteristik dan akibat yang
ditimbulkan pada masa sekarang maupun pada masa yang akan datang
diperlukan langkah pencegahan, penanggulangan dan pengelolaan
(Perdana Gintings, 1992).
Pada sub-bab berikutnya akan penulis bahas mengenai berbagai macam limbah
industri.
2.2 Macam- Macam Limbah Industri
Berikut ini adalah macam- macam limbah industri yaitu limbah cair,
limbah padat, limbah gas dan partikel, dan limbah B3 (Bahan Berbahaya dan
Beracun).
2.2.1 Limbah Cair

Limbah cair bersumber dari pabrik yang biasanya banyak menggunakan


air dalam sistem prosesnya. Di samping itu ada pula bahan baku yang
mengandung air sehingga dalam proses pengolahannya air harus dibuang. Air
tersebut ikut dalam proses pengolahan kemudian dibuang, misalnya ketika
dipergunakan untuk mencuci suatu bahan sebelum diproses lanjut. Air ditambah
bahan kimia tertentu kemudian diproses dan setelah itu dibuang. Semua jenis
perlakuan ini mengakibatkan buangan air.

i| P R A K A T A

Industri primer pengolahan hasil hutan merupakan salah satu penyumbang


limbah cair yang berbahaya bagi lingkungan. Bagi industri-industri besar, seperti
industri pulp dan kertas, teknologi pengolahan limbah cair yang dihasilkannya
mungkin sudah memadai, namun tidak demikian bagi industri kecil atau sedang.
Besarnya dampak yang ditimbulkan limbah cair bagi lingkungan, penting bagi
sektor industri kehutanan untuk memahami dasar-dasar teknologi pengolahan
limbah cair.

Teknologi pengolahan air limbah adalah kunci dalam memelihara


kelestarian lingkungan. Apapun macam teknologi pengolahan air limbah domestik
maupun industri yang dibangun harus dapat dioperasikan dan dipelihara oleh
masyarakat setempat. Jadi teknologi pengolahan yang dipilih harus sesuai dengan
kemampuan teknologi masyarakat yang bersangkutan.

Berikut adalah penjelasan mengenai limbah cair dari pemerintah:

Limbah cair adalah sisa dari suatu hasil usaha atau kegiatan yang berwujud
cair (PP 82 thn 2001). Jenis-jenis limbah cair dapat digolongkan
berdasarkan

pada

a. Sifat Fisika dan Sifat Agregat . Keasaman sebagai salah satu contoh sifat
limbah

dapat

diukur

dengan

menggunakan

metoda

Titrimetrik.

b. Parameter Logam, contohnya Arsenik (As) dengan metoda SSA.


c. Anorganik non Metalik contohnya Amonia (NH3-N) dengan metoda
Biru

Indofenol.

i| P R A K A T A

d. Organik Agregat contohnya Biological Oxygen Demand (BOD).


e.

Mikroorganisme

contohnya

Coli

dengan

metoda

MPN.

f. Sifat Khusus contohnya Asam Borat (H 3BO3) dengan metoda


Titrimetrik.
g. Air Laut contohnya Tembaga (Cu) dengan metoda SPR-IDA-SSA
(http://sulaimantap.wordpress.com)
2.2.2 Limbah Padat

Limbah padat berasal dari kegiatan industri dan domestik. Limbah


domestik pada umumnya berbentuk limbah padat rumah tangga, limbah padat
kegiatan perdagangan, perkantoran, peternakan, pertanian serta dari tempattempat umum. Jenis-jenis limbah padat: kertas, kayu, kain, karet/kulit tiruan,
plastik, metal, gelas/kaca, organik, bakteri, dan kulit telur.

Berikut penjelasan mengenai limbah padat:

Limbah padat adalah hasil buangan industri berupa padatan, lumpur, bubur
yang berasal dari sisa proses pengolahan. Limbah ini dapat dikategorikan
menjadi dua bagian yaitu limbah padat yang dapat didaur ulang dan
limbah padat yang tidak mempunyai nilai ekonomis. Limbah padat yang
tidak mempunyai nilai ekonomis dapat ditangani dengan beberapa cara,
antara lain ditimbun pada suatu tempat, diolah kembali, dibuang, dan
dibakar. (http://36.72.228.72:3007).

i| P R A K A T A

2.2.3 Limbah Gas dan Partikel

Berikut pengertian mengenai limbah gas dan polusi yang dihasilkan:

Polusi udara adalah tercemarnya udara oleh berberapa partikular zat


(limbah) yang mengandung partikel (asap dan jelaga), hidrokarbon, sulfur
dioksida, nitrogen oksida, ozon (asap kabut fotokimiawi), karbon
monoksida dan timah. Udara merupakan media pencemar untuk limbah
gas. Limbah gas atau asap yang diproduksi pabrik keluar bersamaan
dengan udara. (http://forester-untad.blogspot.com).

Secara alamiah udara mengandung unsur kimia seperti O2, N2, NO2,
CO2, dan H2. Penambahan gas ke dalam udara melampaui kandungan alami
akibat kegiatan manusia dapat menurunkan kualitas udara. Zat pencemar melalui
udara diklasifikasikan menjadi dua bagian yaitu partikel dan gas. Partikel adalah
butiran halus dan masih mungkin terlihat dengan mata telanjang seperti uap air,
debu, asap, kabut, dan fume. Sedangkan pencemaran berbentuk gas hanya dapat
dirasakan melalui penciuman (untuk gas tertentu) ataupun akibat langsung. Gasgas ini antara lain SO2, NOx, CO, CO2, dan hidrokarbon.

2.2.4 Limbah B3 (Bahan Berbahaya dan Beracun)

Berikut ini penjelasan mengenai limbah B3 (Bahan Berbahaya dan


Beracun):

i| P R A K A T A

Menurut PP No. 18 tahun 1999, yang dimaksud dengan limbah B3 adalah


sisa suatu usaha dan atau kegiatan yang mengandung bahan berbahaya dan
atau beracun yang karena sifat dan atau konsentrasinya dan atau
jumlahnya, baik secara langsung maupun tidak langsung, dapat
mencemarkan

dan

atau

merusakan

lingkungan

hidup

dan

atau

membahayakan lingkungan hidup, kesehatan, kelangsungan hidup manusia


serta mahluk hidup lain. (http://limbahb3-limbahb3.blogspot.com).

Selain itu ada definisi lain mengenai limbah B3(Bahan Berbahaya dan
Beracun):

Definisi limbah B3 berdasarkan BAPEDAL (1995) ialah setiap bahan sisa


(limbah) suatu kegiatan proses produksi yang mengandung bahan
berbahaya dan beracun (B3) karena sifat (toxicity, flammability, reactivity,
dan corrosivity) serta konsentrasi atau jumlahnya yang baik secara
langsung

maupun

tidak

langsung

dapat

merusak,

mencemarkan

lingkungan, atau membahayakan kesehatan manusia. (http://limbahb3limbahb3.blogspot.com).

i| P R A K A T A

BAB III
ANALISIS LIMBAH INDUSTRI

3.1 Dampak Limbah Industri Terhadap Lingkungan Hidup


Limbah industri apabila tidak ditangani atau tidak diolah terlebih dahulu
akan membawa dampak yang buruk bagi lingkungan hidup. Misalnya,
pencemaran darat yang ditimbulkan oleh timbunan sampah. Ditinjau dari segi
kesehatan, timbunan sampah tersebut dapat menjadi tempat bersarangnya lalat dan
nyamuk yang menyebarkan bibit penyakit. Ditinjau dari segi keindahan, timbunan
sampah tentu saja dapat menurunkan nilai estetika lingkungan hidup.

Cairan rembesan sampah yang masuk ke dalam drainase atau sungai akan
mencemari air. Berbagai organisme termasuk ikan dapat mati sehingga beberapa
spesies akan lenyap. Hal ini mengakibatkan berubahnya ekosistem perairan
biologis. Penguraian sampah yang dibuang ke dalam air akan menghasilkan asam
organik dan gas- cair organik, seperti metana. Selain berbau kurang sedap, gas ini
dalam konsentrasi tinggi dapat meledak.

Ciri- ciri pencemaran perairan yang ditimbulkan oleh sampah adalah

i| P R A K A T A

terjadinya perubahan warna dan bau pada air perairan tersebut. Penyebaran bahan
kimia dan mikroorganisme berbahaya dapat terjadi dengan terbawanya bahan
kimia dan mikroorganisme berbahaya tersebut oleh air hujan, kemudian tanah
akan menyerapnya sehingga mencemari sumur dan sumber air. Bahan-bahan
pencemar yang masuk kedalam air tanah dapat muncul ke permukaan tanah
melalui air sumur penduduk dan mata air. Jika bahan pencemar itu berupa B3
(bahan berbahaya dan beracun), misalnya air raksa (merkuri), khrom, timbal,
cadmium masuk ke dalam tubuh manusia, maka dapat menyebabkan gangguan
pada syaraf, cacat pada bayi, kerusakan sel-sel hati, dan ginjal. Seharusnya baterai
bekas tidak dibuang sembarangan karena mengandung merkuri atau cadmium.

Macam pencemaran udara yang ditimbulkannya misalnya mengeluarkan


bau tidak sedap, debu, dan gas-gas beracun. Pembakaran sampah dapat
meningkatkan

karbonmonoksida

(CO),

karbondioksida

(CO2),

nitrogenmonoksida (NO), gas belerang, amoniak, dan asap di udara. Asap yang
ditimbulkan dari pembakaran bahan plastik bersifat karsinogen. Karsinogen
artinya bahan yang dapat menimbulkan kanker.

Cairan dari limbah- limbah yang masuk ke sungai akan mencemarkan


airnya sehingga mengandung virus-virus penyakit. Berbagai ikan dapat mati
sehingga mungkin lama- kelamaan akan punah. Tidak jarang manusia juga
mengkonsumsi atau menggunakan air untuk kegiatan sehari-hari sehingga
manusia akan terkena dampak limbah tersebut, baik secara langsung maupun tidak
langsung. Selain mencemari air, banjir juga dapat terjadi karena banyak orang

i| P R A K A T A

yang membuang limbah rumah tangga ke sungai sehingga pintu air tersumbat.
Akibatnya, pada musim hujan air tidak dapat mengalir sehingga air naik
menggenangi rumah-rumah penduduk.

3.2 Dampak Limbah Industri Terhadap Kehidupan Masyarakat


Dampak limbah industri bagi kehidupan masyarakat lebih mempengaruhi
tingkat kesehatan manusia. Timbunan sampah yang terjadi karena pembuangan
limbah rumah tangga dapat menyebabkan munculnya bakteri- bakteri baru.
Penyakit diare, kolera, dan tifus menyebar dengan cepat karena virus ini berasal
dari timbunan sampah, kemudian dapat bercampur dengan air minum. Penyakit
demam berdarah dan jamur pada kulit dapat meningkat dengan cepat di daerah
yang pengelolaan sampahnya kurang memadai. Penyakit juga dapat menyebar
melalui rantai makanan. Salah satu contohnya adalah suatu penyakit yang
dijangkitkan oleh cacing pita. Cacing ini sebelumnya masuk ke dalam
pencernaaan binatang ternak melalui makanannya yang berupa sisa makanan atau
sampah, kemudian kita memakan binatang ternak tersebut sehingga cacing pita
bisa masuk ke dalam tubuh kita.

Terdapat kasus yang berkaitan dengan masalah limbah bagi kesehatan


manusia. Di daerah Teluk Minamata, Jepang, penduduk sekitar teluk tersebut
mengalami keracunan makanan karena ikan yang mereka tangkap. Ternyata Teluk
Minamata telah terkontaminasi oleh merkuri. Hal tersebut terjadi karena pabrik

i| P R A K A T A

yang berada di sekitar Teluk Minamata membuang limbahnya begitu saja ke laut.

3.3 Penanganan Limbah Industri

Berikut adalah macam- macam penanganan yang dapat dilakukan untuk


menangani : a. limbah cair, b. limbah padat, c. limbah gas dan partikel, dan
d. limbah B3 (Bahan Berbahaya dan Beracun).

3.3.1 Limbah Cair

Metode- metode yang dapat dilakukan dalam penanganan limbah cair


dapat dirumuskan seperti berikut:

3.3.1.1 Pengolahan Primer (Primary Treatment)


Tahap pengolahan primer limbah cair sebagian besar adalah berupa proses
pengolahan secara fisika :

a. Penyaringan (Screening)
Pertama, limbah yang mengalir melalui saluran pembuangan disaring
menggunakan jeruji saring. Metode ini disebut penyaringan.

Metode

penyaringan merupakan cara yang efisien dan murah untuk menyisihkan bahanbahan padat berukuran besar dari air limbah.

b. Pengolahan Awal (Pretreatment)

i| P R A K A T A

Kedua, limbah yang telah disaring kemudian disalurkan ke suatu tangki


atau bak yang berfungsi untuk memisahkan pasir dan partikel padat teruspensi
lain yang berukuran relatif besar. Tangki ini dalam bahasa inggris disebut grit
chamber. Cara kerjanya adalah dengan memperlambat aliran limbah sehingga
partikel- partikel pasir jatuh ke dasar tangki sementara air limbah terus dialirkan
untuk proses selanjutnya,

c. Pengendapan
Setelah melalui tahap pengolahan awal, limbah cair akan dialirkan ke
tangki atau bak pengendapan. Metode pengendapan adalah metode pengolahan
utama dan paling banyak digunakan pada proses pengolahan primer limbah cair.
Di tangki pengendapan, limbah cair didiamkan agar partikel- partikel padat yang
tersuspensi dalam air limbah dapat mengendap ke dasar tangki. Endapan partikel
tersebut akan membentuk lumpur yang kemudian akan dipisahkan dari air
limbah ke saluran lain untuk diolah lebih lanjut.

d. Pengapungan (Floation)
Metode ini efektif digunakan untuk menyingkirkan polutan berupa
minyak atau lemak. Proses pengapungan dilakukan dengan menggunakan alat
yang dapat menghasilkan gelembung- gelembung udara berukuran kecil ( 30
120 mikron). Gelembung udara tersebut akan membawa partikel- partikel
minyak dan lemak ke permukaan air limbah sehingga dapat disingkirkan. Bila
limbah cair hanya mengandung polutan yang telah dapat disingkirkan melalui

i| P R A K A T A

proses pengolahan primer, maka limbah cair yang telah mengalami proses
pengolahan primer tersebut dapat langsung dibuang ke lingkungan (perairan).
Namun, bila limbah tersebut juga mengandung polutan lain yang sulit
dihilangkan melalui proses tersebut, misalnya agen penyebab penyakit atau
senyawa organik dan anorganik terlarut, maka limbah tersebut perlu disalurkan
ke proses pengolahan selanjutnya.

3.3.1.2 Pengolahan Sekunder (Secondary Treatment)


Tahap pengolahan sekunder merupakan proses pengolahan secara biologis,
yaitu dengan melibatkan mikroorganisme yang dapat mengurai atau mendegradasi
bahan organik. Mikroorganisme yang digunakan umumnya adalah bakteri aerob.
Terdapat tiga metode pengolahan secara biologis yang umum digunakan yaitu
metode penyaringan dengan tetesan (trickling filter), metode lumpur aktif
(activated sludge), dan metode kolam perlakuan (treatment ponds / lagoons).

a. Metode Trickling Filter


Pada metode ini, bakteri aerob yang digunakan untuk mendegradasi
bahan organik melekat dan tumbuh pada suatu lapisan media kasar, biasanya
berupa serpihan batu atau plastik dengan ketebalan 1 3 m. Limbah cair
kemudian disemprotkan ke permukaan media dan dibiarkan merembes melewati
media tersebut. Selama proses perembesan, bahan organik yang terkandung
dalam limbah akan didegradasi oleh bakteri aerob. Setelah merembes sampai ke
dasar lapisan media, limbah akan menetes ke suatu wadah penampung dan
kemudian disalurkan ke tangki pengendapan. Dalam tangki pengendapan,
i| P R A K A T A

limbah kembali mengalami proses pengendapan untuk memisahkan partikel


padat tersuspensi dan mikroorganisme dari air limbah. Endapan yang terbentuk
akan mengalami proses pengolahan limbah lebih lanjut, sedangkan air limbah
akan dibuang ke lingkungan atau disalurkan ke proses pengolahan selanjutnya
jika masih diperlukan.
b. Metode Activated Sludge
Pada metode activated sludge atau lumpur aktif, limbah cair disalurkan
ke sebuah tangki dan didalamnya limbah dicampur dengan lumpur yang kaya
akan bakteri aerob. Proses degradasi berlangsung didalam tangki tersebut selama
beberapa jam, dibantu dengan pemberian gelembung udara aerasi (pemberian
oksigen). Aerasi dapat mempercepat kerja bakteri dalam mendegradasi limbah.
Selanjutnya, limbah disalurkan ke tangki pengendapan untuk mengalami proses
pengendapan, sementara lumpur yang mengandung bakteri disalurkan kembali
ke tangki aerasi. Seperti pada metode trickling filter, limbah yang telah melalui
proses ini dapat dibuang ke lingkungan atau diproses lebih lanjut jika masih
diperlukan.

c. Metode Treatment Ponds (Lagoons)


Metode treatment ponds atau lagoons atau kolam perlakuan merupakan
metode yang murah namun prosesnya berlangsung relatif lambat. Pada metode
ini, limbah cair ditempatkan dalam kolam-kolam terbuka. Algae yang tumbuh
dipermukaan kolam akan berfotosintesis menghasilkan oksigen. Oksigen
tersebut kemudian digunakan oleh bakteri aerob untuk proses penguraian atau

i| P R A K A T A

degradasi bahan organik dalam limbah. Pada metode ini, terkadang kolam juga
diaerasi. Selama proses degradasi di kolam, limbah juga akan mengalami proses
pengendapan. Setelah limbah terdegradasi dan terbentuk endapan didasar kolam,
air limbah dapat disalurkan untuk dibuang ke lingkungan atau diolah lebih
lanjut.

3.3.1.3 Pengolahan Tersier (Tertiary Treatment)


Pengolahan tersier dilakukan jika setelah pengolahan primer dan sekunder
masih terdapat zat tertentu dalam limbah cair yang dapat berbahaya bagi
lingkungan atau masyarakat. Pengolahan tersier bersifat khusus, artinya
pengolahan ini disesuaikan dengan kandungan zat yang tersisa dalam limbah cair
atau air limbah. Umumnya, zat yang tidak dapat dihilangkan sepenuhnya melalui
proses pengolahan primer maupun sekunder adalah zat-zat anorganik terlarut,
seperti nitrat, fosfat, dan garam. Pengolahan tersier sering disebut juga
pengolahan lanjutan (advanced treatment).

Pengolahan ini meliputi berbagai rangkaian proses kimia dan fisika.


Contoh metode pengolahan tersier yang dapat digunakan adalah metode saringan
pasir, saringan multimedia, precoal filter, microstaining, vacum filter, penyerapan
dengan karbon aktif, pengurangan besi dan mangan, dan osmosis bolak-balik.
Metode pengolahan tersier jarang diaplikasikan pada fasilitas pengolahan limbah.
Hal ini disebabkan biaya yang diperlukan untuk melakukan proses pengolahan
tersier cenderung tinggi sehingga tidak ekonomis.

i| P R A K A T A

3.3.1.4 Desinfeksi (Desinfection)


Desinfeksi atau pembunuhan kuman bertujuan untuk membunuh atau
mengurangi mikroorganisme patogen yang ada dalam limbah cair. Mekanisme
desinfeksi dapat secara kimia, yaitu dengan menambahkan senyawa atau zat
tertentu, atau dengan perlakuan fisik. Dalam menentukan senyawa untuk
membunuh mikroorganisme, terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan,
yaitu :

daya racun zat,


waktu kontak yang diperlukan,
efektivitas zat,
kadar dosis yang digunakan,
tidak boleh bersifat toksik terhadap manusia dan hewan,
tahan terhadap air,
biayanya murah.

Contoh mekanisme desinfeksi pada limbah cair adalah penambahan klorin


(klorinasi), penyinaran dengan ultraviolet (UV), atau dengan ozon (O3). Proses
desinfeksi pada limbah cair biasanya dilakukan setelah proses pengolahan limbah
selesai, yaitu setelah pengolahan primer, sekunder atau tersier, sebelum limbah
dibuang ke lingkungan.

3.3.1.5 Pengolahan Lumpur (Slude Treatment)


Setiap tahap pengolahan limbah cair, baik primer, sekunder, maupun
tersier, akan menghasilkan endapan polutan berupa lumpur. Lumpur tersebut tidak
dapat dibuang secara langsung, melainkan perlu diolah lebih lanjut. Endapan
lumpur hasil pengolahan limbah biasanya akan diolah dengan cara diurai atau
i| P R A K A T A

dicerna secara aerob (anaerob digestion), kemudian disalurkan ke beberapa


alternatif, yaitu dibuang ke laut atau ke lahan pembuangan (landfill), dijadikan
pupuk kompos, atau dibakar (incinerated).

3.3.2 Limbah Padat

Hal-hal yang dapat dilakukan dalam penanganan masalah limbah padat


dapat dirumuskan seperti berikut:

3.3.2.1 Penimbunan Terbuka


Terdapat dua cara penimbunan sampah yang umum dikenal, yaitu metode
penimbunan terbuka (open dumping) dan metode sanitary landfill. Pada metode
penimbunan terbuka. Di lahan penimbunan terbuka, berbagai hama dan kuman
penyebab penyakit dapat berkembang biak. Gas metan yang dihasilkan oleh
pembusukan sampah organik dapat menyebar ke udara sekitar dan menimbulkan
bau busuk serta mudah terbakar. Cairan yang tercampur dengan sampah dapat
merembes ke tanah dan mencemari tanah serta air.

3.3.2.2 Sanitary Landfill


Pada metode sanitary landfill, sampah ditimbun dalam lubang yang dialasi
lapisan lempung dan lembaran plastik untuk mencegah perembesan limbah ke
tanah. Pada landfill yang lebih modern lagi, biasanya dibuat sistem lapisan ganda

i| P R A K A T A

(plastic- lempung- plastic- lempung) dan pipa-pipa saluran untuk mengumpulkan


cairan serta gas metan yang terbentuk dari proses pembusukan sampah. Gas
tersebut kemudian dapat digunakan untuk menghasilkan listrik.

3.3.2.3 Insinerasi
Insinerasi adalah pembakaran sampah/limbah padat menggunakan suatu
alat yang disebut insinerator. Kelebihan dari proses insinerasi adalah volume
sampah berkurang sangat banyak (bisa mencapai 90 %). Selain itu, proses
insinerasi menghasilkan panas yang dapat dimanfaatkan untuk menghasilkan
listrik atau untuk pemanas ruangan.

3.3.2.4 Pembuatan Kompos Padat dan Cair


Metode ini dilakukan dengan mengolah sampah organik seperti sayuran,
daun-daun kering, kotoran hewan melalui proses penguraian oleh mikroorganisme
tertentu. Pembuatan kompos adalah salah satu cara terbaik dalam penanganan
sampah organik. Berdasarkan bentuknya kompos ada yang berbentuk padat dan
cair.

Pembuatannya

dapat

dilakukan

dengan

menggunakan

kultur

mikroorganisme, yakni menggunakan kompos yang sudah jadi dan bisa


didapatkan di pasaran seperti EMA efectif microorganism 4. EMA merupakan
kultur campuran mikroorganisme yang dapat meningkatkan degaradasi limbah
atau sampah organik.

i| P R A K A T A

3.3.2.5 Daur Ulang


Daur ulang adalah proses untuk menjadikan suatu bahan bekas menjadi
bahan baru dengan tujuan mencegah adanya sampah yang sebenarnya dapat
menjadi sesuatu yang berguna, mengurangi penggunaan bahan baku yang baru,
mengurangi penggunaan energi, mengurangi polusi, kerusakan lahan, dan emisi
gas rumah kaca jika dibandingkan dengan proses pembuatan barang baru. Daur
ulang adalah salah satu strategi pengelolaan sampah padat yang terdiri atas
kegiatan pemilahan, pengumpulan, pemrosesan, pendistribusian dan pembuatan
produk atau material bekas pakai, dan proses hierarki sampah 3R (Reuse, Reduce,
and Recycle). Material- material yang dapat didaur dapat dirumuskan seperti
berikut:

a. Bahan Bangunan
Material bangunan bekas yang telah dikumpulkan dihancurkan dengan
mesin penghancur, kadang-kadang bersamaan dengan aspal, batu bata, tanah,
dan batu. Hasil yang lebih kasar bisa dipakai menjadi pelapis jalan semacam
aspal dan hasil yang lebih halus bisa dipakai untuk membuat bahan bangunan
baru semacam bata.

b. Baterai
Banyaknya variasi dan ukuran baterai membuat proses daur ulang bahan
ini relatif sulit. Baterai harus disortir terlebih dahulu dan tiap jenis memiliki

i| P R A K A T A

perhatian khusus dalam pemrosesannya. Misalnya, baterai jenis lama yang masih
mengandung merkuri dan kadmium, harus ditangani secara lebih serius demi
mencegah kerusakan lingkungan dan kesehatan manusia. Baterai mobil
umumnya jauh lebih mudah dan lebih murah untuk didaur ulang.

c. Barang Elektronik
Barang elektronik yang populer seperti komputer dan handphone
umumnya tidak didaur ulang karena belum jelas perhitungan manfaat
ekonominya. Material yang dapat didaur ulang dari barang elektronik misalnya
adalah logam yang terdapat pada barang elektronik tersebut (emas, besi, baja,
silikon, dll) ataupun bagian-bagian yang masih dapat dipakai (microchip,
processor, kabel, resistor, plastik). Namun tujuan utama dari proses daur ulang
yaitu kelestarian lingkungan, sudah jelas dapat menjadi tujuan diterapkannya
proses daur ulang pada bahan ini meski manfaat ekonominya masih belum jelas.

d. Logam
Besi dan baja adalah jenis logam yang paling banyak didaur ulang di
dunia. Termasuk salah satu yang termudah karena mereka dapat dipisahkan dari
sampah lainnya dengan magnet. Daur ulang meliputi proses logam pada
umumnya, yaitu peleburan dan pencetakan kembali. Hasil yang didapat tidak
mengurangi kualitas logam tersebut.Contoh lainnya adalah alumunium, yang
merupakan bahan daur ulang paling efisien di dunia. Pada umumnya, semua
jenis logam dapat didaur ulang tanpa mengurangi kualitas logam tersebut.

i| P R A K A T A

e. Bahan Lainnya
Kaca dapat juga didaur ulang. Kaca yang didapat dari botol dapat
dibersihkan dari bahan kontaminan dengan melelehkan botol berkontaminan
tersebut dengan material kaca baru. Kaca daur ulang tersebut dapat dipakai
sebagai bahan bangunan dan jalan. Sudah terdapat Glassphalt

yaitu bahan

pelapis jalan dengan menggunakan 30% material kaca daur ulang.Kertas juga
dapat didaur ulang dengan mencampurkan kertas bekas yang telah dijadikan
pulp dengan material kertas baru. Namun, kertas akan selalu mengalami
penurunan kualitas jika terus didaur ulang. Hal ini menjadikan kertas harus
didaur ulang dengan mencampurkannya dengan material baru atau mendaur
ulangnya menjadi bahan yang berkualitas lebih rendah.Plastik dapat didaur ulang
sama halnya seperti mendaur ulang logam. Hanya saja, terdapat berbagai jenis
plastik di dunia ini. Saat ini di berbagai produk plastik terdapat kode mengenai
jenis plastik yang membentuk material tersebut sehingga mempermudah untuk
mendaur ulang. Suatu kode di kemasan yang berbentuk segitiga 3R dengan kode
angka di tengah-tengahnya adalah contohnya. Suatu angka tertentu menunjukkan
jenis plastik tertentu dan kadang- kadang diikuti dengan singkatan, misalnya
LDPE untuk Low Density Poly Etilene, PS untuk Polistirena sehingga
mempermudah proses daur ulang.

3.3.3 Limbah Gas dan Partikel

Hal- hal yang dapat dilakukan dalam penanganan limbah gas dan partikel
i| P R A K A T A

dapat dirumuskan seperti berikut:

3.3.3.1 Mengontrol Emisi Gas Buang


Gas-gas buang seperti sulfur oksida, nitrogen oksida, karbon monoksida,
dan hidrokarbon dapat dikontrol pengeluarannya melalui beberapa metode. Gas
sulfur oksida dapat dihilangkan dari udara hasil pembakaran bahan bakar dengan
cara desulfurisasi menggunakan filter basah (wet scrubber). Mekanisme kerja
filter basah ini akan dibahas lebih lanjut pada pembahasan berikutnya, yaitu
mengenai metode menghilangkan materi partikulat, karena filter basah juga
digunakan untuk menghilangkan materi partikulat. Gas nitrogen oksida dapat
dikurangi dari hasil pembakaran kendaraan bermotor dengan cara menurunkan
suhu pembakaran. Produksi gas karbon monoksida dan hidrokarbon dari hasil
pembakaran kendaraan bermotor dapat dikurangi dengan cara memasang alat
pengubah katalitik (catalytic converter) untuk menyempurnakan pembakaran.
Selain cara-cara yang disebutkan diatas, emisi gas buang jugadapat dikurangi
kegiatan pembakaran bahan bakar atau mulai menggunakan sumber bahan bakar
alternatif yang lebih sedikit menghasilkan gas buang yang merupakan polutan.

3.3.3.2 Menghilangkan Materi Partikulat Dari Udara Pembuangan


a. Filter Udara
Filter udara dimaksudkan untuk yang ikut keluar pada cerobong atau
stack, agar tidak ikut terlepas ke lingkungan sehingga hanya udara bersih yang
saja yang keluar dari cerobong. Filter udara yang dipasang ini harus secara tetap

i| P R A K A T A

diamati (dikontrol), kalau sudah jenuh (sudah penuh dengan abu/ debu) harus
segera diganti dengan yang baru.
Jenis filter udara yang digunakan tergantung pada sifat gas buangan yang
keluar dari proses industri, apakah berdebu banyak, apakah bersifat asam, atau
bersifat alkalis dan lain sebagainya

b. Pengendap Siklon
Pengendap Siklon atau Cyclone Separators adalah pengedap debu / abu
yang ikut dalam gas buangan atau udara dalam ruang pabrik yang berdebu.
Prinsip kerja pengendap siklon adalah pemanfaatan gaya sentrifugal dari udara /
gas buangan yang sengaja dihembuskan melalui tepi dinding tabung siklon
sehingga partikel yang relatif berat akan jatuh ke bawah.
Ukuran partikel / debu / abu yang bisa diendapkan oleh siklon adalah
antara 5 u 40 u. Makin besar ukuran debu makin cepat partikel tersebut
diendapkan.

c. Filter Basah
Nama lain dari filter basah adalah Scrubbers atau Wet Collectors. Prinsip
kerja filter basah adalah membersihkan udara yang kotor dengan cara
menyemprotkan air dari bagian atas alt, sedangkan udara yang kotor dari bagian
bawah alat. Pada saat udara yang berdebu kontak dengan air, maka debu akan

i| P R A K A T A

ikut semprotkan air turun ke bawah. Untuk mendapatkan hasil yang lebih baik
dapat juga prinsip kerja pengendap siklon dan filter basah digabungkan menjadi
satu. Penggabungan kedua macam prinsip kerja tersebut menghasilkan suatu alat
penangkap debu yang dinamakan.

d. Pegendap Sistem Gravitasi


Alat pengendap ini hanya digunakan untuk membersihkan udara kotor
yang ukuran partikelnya relatif cukup besar, sekitar 50 u atau lebih. Cara kerja
alat ini sederhana sekali, yaitu dengan mengalirkan udara yang kotor ke dalam
alat yang dibuat sedemikian rupa sehingga pada waktu terjadi perubahan
kecepatan secara tiba-tiba (speed drop), zarah akan jatuh terkumpul di bawah
akibat gaya beratnya sendiri (gravitasi). Kecepatan pengendapan tergantung pada
dimensi alatnya.

e. Pengendap Elektrostatik
Alat pengendap elektrostatik digunakan untuk membersihkan udara yang
kotor dalam jumlah (volume) yang relatif besar dan pengotor udaranya adalah
aerosol atau uap air. Alat ini dapat membersihkan udara secara cepat dan udara
yang keluar dari alat ini sudah relatif bersih.
Alat pengendap elektrostatik ini menggunakan arus searah (DC) yang
mempunyai tegangan antara 25 100 kv. Alat pengendap ini berupa tabung
silinder di mana dindingnya diberi muatan positif, sedangkan di tengah ada
sebuah kawat yang merupakan pusat silinder, sejajar dinding tabung, diberi

i| P R A K A T A

muatan negatif. Adanya perbedaan tegangan yang cukup besar akan


menimbulkan corona discharga di daerah sekitar pusat silinder. Hal ini
menyebabkan udara kotor seolah olah mengalami ionisasi. Kotoran udara
menjadi ion negatif sedangkan udara bersih menjadi ion positif dan masingmasing akan menuju ke elektroda yang sesuai. Kotoran yang menjadi ion negatif
akan ditarik oleh dinding tabung sedangkan udara bersih akan berada di tengahtengah silinder dan kemudian terhembus keluar.

3.3.4 Limbah B3 (Bahan Berbahaya dan Beracun)

Hal- hal yang dapat dilakukan unutk menangani masalah limbah B3 dapat
dirumuskan seperti berikut:

3.3.4.1 Metode Pengolahan Secara Kimia, Fisik dan Biologi


Proses pengolahan limbah B3 dapat dilakukan secara kimia, fisik, atau
biologi. Proses pengolahan limbah B3 secara kimia atau fisik yang umumnya
dilakukan adalah stabilisasi/ solidifikasi . stabilisasi/solidifikasi adalah proses
pengubahan bentuk fisik dan sifat kimia dengan menambahkan bahan peningkat
atau senyawa pereaksi tertentu untuk memperkecil atau membatasi pelarutan,
pergerakan, atau penyebaran daya racun limbah, sebelum dibuang. Contoh bahan
yang dapat digunakan untuk proses stabilisasi/solidifikasi adalah semen, kapur
(CaOH2), dan bahan termoplastik. Metode insinerasi (pembakaran) dapat
diterapkan untuk memperkecil volume B3 namun saat melakukan pembakaran
perlu dilakukan pengontrolan ketat agar gas beracun hasil pembakaran tidak

i| P R A K A T A

mencemari udara.
Proses pengolahan limbah B3 secara biologi yang telah cukup berkembang
saat ini dikenal dengan istilah bioremediasi dan viktoremediasi. Bioremediasi
adalah penggunaan bakteri dan mikroorganisme lain untuk mendegradasi/
mengurai limbah B3, sedangkan Vitoremediasi adalah penggunaan tumbuhan
untuk mengabsorbsi dan mengakumulasi bahan-bahan beracun dari tanah. Kedua
proses ini sangat bermanfaat dalam mengatasi pencemaran oleh limbah B3 dan
biaya yang diperlukan lebih muran dibandingkan dengan metode Kimia atau
Fisik. Namun, proses ini juga masih memiliki kelemahan. Proses Bioremediasi
dan Vitoremediasi merupakan proses alami sehingga membutuhkan waktu yang
relatif lama untuk membersihkan limbah B3, terutama dalam skala besar. Selain
itu, karena menggunakan makhluk hidup, proses ini dikhawatirkan dapat
membawa senyawa-senyawa beracun ke dalam rantai makanan di ekosistem.

3.3.3.2 Metode Pembuangan Limbah B3


a. Sumur Dalam/ Sumur Injeksi (Deep Well Injection)
Salah satu cara membuang limbah B3 agar tidak membahayakan manusia
adalah dengan cara memompakan limbah tersebut melalui pipa kelapisan batuan
yang dalam, di bawah lapisan-lapisan air tanah dangkal maupun air tanah dalam.
Secara teori, limbah B3 ini akan terperangkap dilapisan itu sehingga tidak akan
mencemari tanah maupun air. Namun, sebenarnya tetap ada kemungkinan
terjadinya kebocoran atau korosi pipa atau pecahnya lapisan batuan akibat
gempa sehingga limbah merembes kelapisan tanah.

i| P R A K A T A

b. Kolam Penyimpanan (Surface Impoundments)


Limbah B3 cair dapat ditampung pada kolam-kolam yang memang
dibuat untuk limbah B3. Kolam-kolam ini dilapisi lapisan pelindung yang dapat
mencegah perembesan limbah. Ketika air limbah menguap, senyawa B3 akan
terkosentrasi dan mengendap di dasar. Kelemahan metode ini adalah memakan
lahan karena limbah akan semakin tertimbun dalam kolam, ada kemungkinan
kebocoran lapisan pelindung, dan ikut menguapnya senyawa B3 bersama air
limbah sehingga mencemari udara.

c. Landfill Untuk Limbah B3 (Secure Landfils)


Limbah B3 dapat ditimbun pada landfill, namun harus dengan
pengamanan yang tinggi. Pada metode pembuangan secure landfill, limbah B3
ditempatkan dalam drum, kemudian dikubur dalam landfill yang didesain khusus
untuk mencegah pencemaran limbah B3. Landffill ini harus dilengkapi peralatan
moditoring yang lengkap untuk mengontrol kondisi limbah B3 dan harus selalu
dipantau. Metode ini jika diterapkan dengan benar dapat menjadi cara
penanganan limbah B3 yang efektif. Namun, metode secure landfill merupakan
metode yang memliki biaya operasi tinggi, masih ada kemungkinan terjadi
kebocoran, dan tidak memberikan solusi jangka panjang karena limbah akan
semakin menumpuk.

3.4 Kendala Dalam Pengolahan Limbah Pabrik

i| P R A K A T A

Pengolahan limbah memerlukan biaya tambahan yang cukup besar,


sehingga faktor biaya tersebut merupakan kendala bagi industri dalam melakukan
pengelolaan limbah, khususnya bagi industri-industri skala kecil dan mencegah.
Permasalahan inilah yang menyebabkan terjadinya pencemaran dan perusakan
lingkungan yang kondisinya akan semakin parah bila dibarengi dengan lemahnya
penegakan hukum.Bila kita melakukan kebijakan lingkungan hanya sebatas pada
pendekatan daya dukung lingkungan dan pengolahan akhir pipa, maka kondisi
lingkungan kita akan semakin parah sehingga memungkinkan timbulnya bencana
alam yang dapat mengancam keselamatan dan kesehatan manusia dan makhluk
hidup lainnya.Oleh karena pencemaran dan perusakan lingkungan saat ini telah
mengancam kesehatan dan keselamatan manusia, maka masalah ini merupakan
masalah global yang harus menjadi tanggung jawab bersama. Setiap negara
dituntut untuk meminimalisir dan mencegah pencemaran/perusakan lingkungan.
Oleh karena itu kita juga harus menempatkan aspek lingkungan hidup dalam
masalah tidak tertanganinya limbah pabrik. Sehingga kiranya biaya yang besar
tidak akan menjadi penghalang demi tetap menjaga kelangsungan ekosistem
lingkungan hidup.

3.5 Pengolahan Limbah Pabrik Bagi Masyarakat


Pengolahan limbah pabrik bisa menjadi keuntungan bagi masyarakat yang
dapat mengolahnya. Contohnya adalah pengolahan sampah. Sampah yang dapat
didaur ulang bisa dijadikan suatu kreativitas tangan oleh masyarakat sekitar.
Misalnya yaitu pembuatan kerajinan tangan berbahan baku dari barang bekas

i| P R A K A T A

ataupun kertas daur ulang. Hal diatas merupakan pemanfaatan kembali secara
langsung. Sedangkan pemanfaatan kembali secara tidak langsung dapat berupa
menjual barang bekas, plastic, botol bekas, koran bekas, kaleng, dll. Pemanfaatn
lainnya yang juga sangat berguna bagi masyarakat adalah dengan membuat
kompos sendiri. Sampah dapat menjadi kompos yang ramah lingkungan dan juga
menyuburkan tanaman. Sehingga kita tetap dapat melestarikan lingkungan hidup
karena tidak terdapat bahan kimia yang dapat merusak lingkungan hidup.

3.6 Pembahasan Data Angket


Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode angket. Angket ini
dibagikan ke dua puluh responden. Menurut pengertian responden limbah adalah
sisa-sisa bahan industri yang tidak bisa digunakan kembali dan juga sebagai sisasisa bahan industri yang dapat mencemari lingkungan. Responden kebanyakan
mengetahui jenis-jenis limbah industri, namun masih ada beberapa responden
yang kurang mengetahui jenis-jenis limbah industri tersebut. Dan jenis-jenis
limbah industri yang responden ketahui adalah limbah padat, limbah cair dan
limbah gas.
Dari berbagai jenis limbah tersebut responden telah menyadari dan
mengetahui bahwa limbah-limbah tersebut memiliki dampak-dampak yang buruk.
Menurut pemikiran responden, dampak-dampak yang dapat dihasilkan dari
limbah industri antara lain dapat mencemari lingkungan seperti pencemaran tanah
dan pencemaran air. Selain itu limbah-limbah industri dapat menganggu kesehatan

i| P R A K A T A

manusia dan makhluk hidup khususnya dalam sistem respirasi makhluk hidup.
Diluar itu limbah industri juga dapat menurunkan penghasilan warga sekitar yang
memiliki tempat tinggal dan tempat kerja di sekitar tempat industri tersebut.
Misalnya, dapat menurunkan harga jual-beli tanah dan bangunan yang berada
disekitar wilayah tersebut dan juga dapat merusak lahan pertanian.
Menurut responden, limbah-limbah industri tersebut masih dapat diolah
kembali agar dapat menghasilkan produk yang lebih berguna. Dan dari segala
dampak-dampak buruk limbah industri tersebut pihak yang pantas untuk
disalahkan dan yang seharusnya bertanggung jawab adalah pihak perusahaan
industri tersebut karena tidak mampu mengolah limbah-limbah tersebut dengan
benar dan baik. Seharusnya perusahaan industri tersebut mengolah limbah-limbah
industri tersebut menjadi lebih berguna seperti menyaring limbah cair agar
kandungan air yang terbuang didalamnya dapat digunakan kembali. Selain itu
seharusnya perusahaan juga membuat jalur pengaliran limbah pabrik tersebut agar
tidak mengganggu atau mencemari lingkungan hidup dan warga di sekitarnya.
Namun bisa saja limbah industri tersebut tidak mampu diolah dengan baik oleh
perusahaan karena membutuhkan biaya yang besar sehingga anggaran perusahaan
menjadi semakin besar atau membengkak.
Menurut hasil pemikiran responden, perusahaan-perusahaan di Indonesia
masih kurang proffesional dalam mengolah limbah industri dikarenakan salah satu
penyebabnya perusahaan tidak mau untuk menambah anggaran mereka untuk
mengolah limbah industri tersebut. Namun sekarang ada peraturan bahwa setiap
perusahaan harus mampu mengolah limbah-limbah tersebut sehingga tidak

i| P R A K A T A

mencemari lingkungan. Tetapi perusahaan-perusahaan di Indonesia masih belum


melakukannya, maka dari itu perusahaan-perusahaan di Indonesia masih belum
proffesional dalam mengolah limbah.

BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 Kesimpulan
Limbah industri apabila tidak ditangani atau tidak diolah terlebih dahulu akan
membawa dampak yang buruk untuk lingkungan hidup dan kehidupan
masyarakat. Contoh dampak buruk yang ditimbulkan limbah industri terhadap
lingkungan hidup adalah penceman air, pencemaran udara, dan pencemaran tanah.
Contoh dampak buruk yang ditimbulkan limbah industri terhadap kehidupan
masyarakat adalah menurunnya tingkat kesehatan masyarakat. Bakteri- bakteri
yang terdapat dalam limbah industri mencemari lingkungan hidup manusia

i| P R A K A T A

sehingga manusia dapat tenjangkit penyakit. Penanganan limbah industri dapat


dilakukan melalui beberapa metode sesuai bentuk limbah tersebut. Dalam
pengolahan limbah industri terdapat beberapa kendala. Salah satu kendala tersebut
adalah besarnya biaya yang dibutuhkan dalam pengolahan limbah tersebut.
Limbah industri dapat ditangani dengan baik, apabila ada kesadaran dalam diri
sendiri. Kesadaran tersebut dapat berupa rasa ingin menjaga lingkungan hidup
manusia agar mendapat hidup yang lebih layak.

4.3 Saran
Berdasarkan analisis limbah industri diatas, saran dapat disimpulkan seperti
berikut:

Pakailah barang yang bisa digunakan berkali- kali agar pengolahan limbah

dapat teratasi,
Gunakan barang semaksimal mungkin agar limbah yang didapat tidak

teralu banyak,
Pilihlah barang yang menghasilkan sedikit limbah,
Pemerintah harus membuat aturan yang tegas mengenai pengolahan
limbah industri.

i| P R A K A T A

DAFTAR PUSTAKA
1. 2010. Pengelolaan Limbah Bahan Beracun dan Berbahaya (B3)
http://limbahb3-limbahb3.blogspot.com/
2. 2011. Kendala- kendala dalam Pengelolaan Sampah
https://newberkeley.wordpress.com/2011/06/30/kendala-kendala-dalampengelolaan-sampah/
3. 2013. Penanganan Limbah Padat, Cair, Gas dan Partikel, dan B3.
http://herisuhaeri13008.blog.teknikindustri.ft.mercubuana.ac.id/?p=394
4. Gintings, Perdana. 1992. Mencegah dan Mengendalikan Pencemaran
Industri. Pustaka Sinar Harapan.
5. Hidayat, Rahmat. 2014. Jenis- Jenis dan Pengertian Limbah Berdasarkan
Karakteristik.
http://forester-untad.blogspot.com/2014/01/jenis-jenis-dan-pengertianlimbah.html?m=1
6. Kamus Bahasa Indonesia Online

i| P R A K A T A

http://kamusbahasaindonesia.org/limbah
7. Kikho. 2013. Pengertian Limbah, Dampak Terhadap Lingkungan dan
Kesehatan Serta Penanggulangannya.
http://kikhodinobaggio.wordpress.com/2013/01/22/pengertian-limbahdampak-terhadap-lingkungan-dan-kesehatan-serta-penanggulangannya/
8. Mengidentifikasi Jenis Limbah.
http://36.72.228.72:3007/elearning/course/info.php?id=18
9. Simata, Djoel. 2011. Limbah.
http://teknologikimiaindustri.blogspot.com/2011/02/limbah.html
10. Standtek, Asdep. 2002. Kebijaksanaan Produksi Bersih di Indonesia.
http://www.menlh.go.id/kebijaksanaan-produksi-bersih-di-indonesia/
11. Sule. 2011. Jenis- Jenis Limbah.
http://sulaimantap.wordpress.com/2011/03/04/jenis-jenis-limbah/

i| P R A K A T A

LAMPIRAN
1. Angket.
ANGKET
LIMBAH INDUSTRI
1. Menurut Anda, Apakah limbah itu?
a. Sisa-sisa bahan industri yang tidak bisa digunakan
kembali.
b. Sisa bahan industri yang dapat mencemari lingkungan.
c. Jawaban a dan b.
d. Tidak tahu.
e. Lain-lain.
2. Apakah Anda tahu jenis-jenis limbah industri?
a. Tahu. (Lanjut ke nomor 3).
b. Tidak tahu. (Lanjut ke nomor 4).
3. Jenis-jenis limbah industri apa yang anda ketahui?
a. Limbah Cair.
b. Limbah Padat.
c. Limbah Gas.
d. Jawaban a, b dan c.
e. Lain-lain.
4. Apakah Anda tahu dampak-dampak apa sajakah yang dihasilkan
dari limbah industri?
a. Tahu. (Lanjut ke nomor 5).
b. Tidak tahu. (Lanjut ke nomor 6).
5. Dampak-dampak limbah industri apa yang anda ketahui?
a. Pencemaran lingkungan (seperti pencemaran tanah dan
pencemaran air).
b. Mengganggu kesehatan manusia dan makhluk hidup
(khususnya dalam sistem respirasi makhluk hidup).
c. Penurunan penghasilan warga sekitar wilayah industri
(seperti penurunan harga jual-beli tanah dan bangunan di
sekitar wilayah tersebut dan rusaknya lahan pertanian).
d. Jawaban a, b dan c.
e. Lain-lain.
6. Menurut Anda, Apakah limbah-limbah industri tersebut dapat
diolah kembali agar dapat menghasilkan produk yang lebih
berguna?
a. Bisa diolah kembali.
b. Tidak bisa.
7. Menurut Anda, Manakah pihak yang seharusnya disalahkan
karena limbah industri tersebut mengganggu wilayah
disekitarnya?
a. Pihak perusahaan industri tersebut (karena tidak dapat
mengolah limbah industri dengan benar dan baik).

i| P R A K A T A

b. Pihak warga sekitar sendiri (karena tidak mampu


memperoleh solusi yang benar dan baik untuk
menjauhkan limbah industri tersebut dari lingkungan
mereka).
c. Pihak lainnya (seperti pihak pemerintah karena telah
memberikan izin membangun industri tersebut diwilayah
pemukiman warga).
d. Tidak tahu.
e. Lain-lain.
8. Menurut Anda, Apakah yang seharusnya dilakukan perusahaan
tersebut agar dapat mengolah limbah industrinya?
a. Mengolah limbah-limbah yang tidak dapat digunakan
tersebut menjadi lebih berguna (seperti menyaring limbah
cair agar air yang terbuang dapat digunakan kembali).
b. Membuat jalur pengaliran limbah pabrik yang tidak
mengganggu lingkungan hidup dan warga disekitarnya.
c. Lain-lain.
9. Menurut Anda, Apa sajakah kendala-kendala yang dihadapi
perusahaan tersebut karena tidak mampu mengolah limbah
industri tersebut dengan baik dan benar?
a. Butuh biaya yang lebih besar (karena menambah
anggaran perusahaan).
b. Manajemen limbah yang tidak proffesional.
c. Sudah adanya kesepakatan antara perusahaan dengan
warga atau antara perusahaan dengan pihak lainnya.
d. Tidak tahu.
e. Lain-lain.
10.Menurut Anda, Apakah perusahaan-perusahaan di Indonesia
sudah professional dalam mengelola limbah pabrik?
a. Belum.
b. Sudah.

2. Diagram Jawaban Pertanyaan Angket

Pertanyaan I

5; 5% 1; 15%
2; 15%
3; 65%

DIAGRAM I

i| P R A K A T A

Pertanyaan II

2; 15%

1; 85%

DIAGRAM II

Pertanyaan III

5; 5% 1; 10%
2; 10%
3; 5%
4; 70%

DIAGRAM III

Pertanyaan IV

1; 100%

DIAGRAM IV

i| P R A K A T A

Pertanyaan V

5; 5% 1; 10%
2; 5%
3; 5%

4; 75%

DIAGRAM V

Pertanyaan VI

2; 10%

1; 90%

DIAGRAM VI

Pertanyaan VII

4; 10%
3; 25%
1; 60%
2; 5%

DIAGRAM VII

i| P R A K A T A

Pertanyaan VIII

2; 50%

1; 50%

DIAGRAM VIII

Pertanyaan IX

4; 10%
2; 5%

1; 85%

DIAGRAM IX

Pertanyaan X

2; 20%

1; 80%

DIAGRAM X

i| P R A K A T A

RIWAYAT PENULIS

enni Rahman, gadis kelahiran Tangerang, 19 Agustus 1995


ini

kini

sedang

mengambil

program

sarjananya

di

Universitas Katolik Parahyangan


Bandung Jurusan Teknik Kimia.

Anak pertama dari dua bersaudara ini memulai


pendidikannya di TK Tarsisius Vireta Tangerang, yang
kemudian dilanjutkan di SD Tarsisius Vireta Tangerang.
Setelah lulus dari SD, ia melanjutkan studinya di SMP
Tarsisius Vireta Tangerang dan SMAK Penabur Gading Serpong Tangerang dan
sekarang ia memilih kota kembang sebagai tempatnya mencari ilmu. Keseharian
Henni selalu dimotivasi dengan motto hidupnya yaitu Dont Cry Because Its
Over, Cry Because Its Happened.

i| P R A K A T A

ichael Alan Surya Wijaya, pria


kelahiran Purwokerto, 06 Juli
1995 ini merupakan anak
pertama dari tiga bersaudara.

Riwayat pendidikannya dimulai dari TK Kasih Ibu


Purwokerto, SD Santa Maria Purwokerto, dan SMP
Susteran Purwokerto. Setelah itu ia melanjutkan
studinya di Semarang, tepatnya di SMA Kolese Loyola Semarang. Setamatnya
dari sana ia melanjutkan pendidikan tingginya di Universitas Katolik Parahyangan
Bandung Jurusan Teknik Kimia. Pria yang kini berusia 19 tahun ini selalu
termotivasi hidupnya dengan motto yang sama dengan motto SMAnya yaitu Ad
Maiorem Dei Gloriam yang berarti Demi Lebih Besarnya Kemuliaan Allah.

i| P R A K A T A

aomi Gowin, gadis yang kini


sedang

melanjutkan

studi

di

Universitas Katolik Parahyangan


Bandung Program Sarjana Teknik

Kimia ini merupakan anak kedua dari tiga bersaudara. Ia


memulai

pendidikannya

di

TK

Kristen

Kanaan

Tangerang, SD Yos Sudarso Purwakarta, SMAN 1 Purwakarta dan sekarang di


Kota Bandung. Gadis kelahiran Tangerang, 26 Mei 1995 dalam kesehariannya
selalu termotivasi disebabkan oleh motto hidupnya yaitu Diatas Langit Masih
Ada Langit.

i| P R A K A T A

i| P R A K A T A

Anda mungkin juga menyukai