ABSTRAK
Letusan Gunung Merapi menimbulkan bencana yang luar biasa serta kerugian yang sangat
besar. Salah satu dampak kerugian yang ditimbulkan erupsi merapi terjadi pada kegiatan
industri kecil di kawasan sekitar Merapi terutama di Kecamatan Cangkringan, Sleman mulai
dari terganggunya aktivitas hingga terhentinya kegiatan industri. Diperlukan pemetakan dan
klasifikasi dampak erupsi Merapi terhadap aktivitas industri
berdasarkan tingkat
kerusakannya sebagai acuan mengenai kebijakan yang harus diambil untuk industri yang
bersangkutan serta analisis potensi pengembangan industri pasca erupsi. Pemetaan dampak
industri dilakukan dengan mengumpulkan data melalui beberapa cara yaitu wawancara
observasi, dan studi kepustakaan. Data yang diperoleh meliputi data aktivitas industri sebelum
dan pasca erupsi Merapi di kawasan Cangkringan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
tingkat kerusakan pada sektor industri di wilayah Cangkringan mencapai hampir 50% dengan
kelompok industri yang terkena dampak terbesar pada jenis industri makanan dan industri
batu/pasir. Dari penelitian yang dilakukan dapat diamati juga bahwa ada dua potensi industri
yang bisa dikembangkan pasca erupsi yaitu industri yang diolah dari bahan dasar batu dan
pasir seperti batako dan cobek serta industri gula kelapa untuk dikembangkan dengan lebih
professional sehingga nantinya mampu menjadi industri khas dan unggulan dari wilayah
tersebut.
Kata-kata kunci: erupsi Merapi, industri, dampak, Cangkringan
PENDAHULUAN
Gunung Merapi yang terletak di perbatasan Yogyakarta (30 Km), Kabupaten Magelang
(25 Km) dan Kabupaten Klaten (17,5 Km) merupakan salah satu gunung api yang
mempunyai daya rusak yang tinggi dan paling aktif diantara 75 gunung api yang
terletak di Indonesia serta merupakan gunung terganas di dunia. (Khatulistiwa, 2009).
Gunung Merapi terakhir meletus pada tahun 2006 silam. Letusan-letusan kecil terjadi
setiap 2 - 3 tahun, dan yang lebih besar sekitar 10-15 tahun sekali. Pada tanggal 26
Oktober 2010, Merapi meletus lagi sejak 4 tahun terakhir dengan skala letusan yang
lebih besar dan menyebabkan bencana yang luar biasa serta kerugian yang sangat besar.
Salah satu dampak kerugian yang ditimbulkan erupsi merapi terjadi pada kegiatan
industri kecil di kawasan sekitar merapi meliputi Kecamatan Cangkringan, Pakem, dan
Turi. Data dari Badan Pusat Statistik menunjukkan pada tahun 2009 terdapat lebih dari
2000 industri kecil dan menengah di Kabupaten Sleman khususnya daerah di sekitar
Merapi seperti yang ditunjukkan pada Tabel 1.
Tabel. 1 Data Jumlah Perusahaan Kecil dan Menengah di sekitar Merapi
Kecamatan
Turi
Pakem
Cangkringan
IK
2007
IK
481
225
565
2008
IBM
2
2
0
IK
481
254
586
2009
IBM
1
3
0
IK
485
294
610
IBM
1
4
0
Seminar Nasional: Pengembangan Kawasan Merapi : Aspek Kebencanaan dan Pengembangan Masyarakat Pasca Bencana - 182
Seminar Nasional: Pengembangan Kawasan Merapi : Aspek Kebencanaan dan Pengembangan Masyarakat Pasca Bencana - 183
Jumlah
Pengolahan Batu/Pasir
Kerajinan Kayu/Bambu
Makanan
14
13
53
Lain-lain
Kondisi
Rusak berat/hilang
Rusak berat/hilang
70% Rusak berat/hilang
30% Rusak Sedang
Rusak berat/hilang
b. Desa Umbulharjo
Dari sembilan dusun yang terdapat di wilayah Umbulharjo ada dua dusun yang
mengalami kerusakan total yaitu dusun Kinahrejo dan dusun Pengukrejo. Industri
yang terdapat di dua dusun ini meliputi sekitar 20% dari keseluruhan jumlah industri
yang terdapat di Desa Umbulharjo dengan jenis industri terpusat di dua kategori yaitu
industri pengolahan batu/pasir dan industri mebel.
Seminar Nasional: Pengembangan Kawasan Merapi : Aspek Kebencanaan dan Pengembangan Masyarakat Pasca Bencana - 184
Jumlah
Kondisi
Pengolahan Batu/Pasir
10
Rusak berat/hilang
Kerajinan Kayu/Bambu
Rusak berat/hilang
Makanan/tempe
Rusak berat/hilang
c. Desa Argomulyo
Dusun yang mengalami kerusakan terparah di desa Argomulyo adalah dusun Bakalan
dan Gadingan dengan tingkat kerusakan mencapai hampir 100%. Sedangkan daerah
lain yang juga mengalami kerusakan dengan tingkat kerusakan mencapai 20% yaitu
dusun Cangkringan, Jaranan, Karanglo, Jetis, dan Suruh. Kelompok industri utama
di daerah Gadingan ini adalah industri Gula Jawa. Untuk sementara industri ini
mengalami kelumpuhan dikarenakan banyak pohon kelapa sebagai bahan baku utama
mati sehingga tidak dapat digunakan lagi disamping dikarenakan infrastruktur dan
tempat industri (perumahan penduduk) yang rusak akibat banjir lahar dingin yang
terjadi.
Tabel 4 Kondisi Industri Argomulyo Pasca Erupsi
Kelompok Industri
Jumlah
Kondisi
Pengolahan Batu/Pasir
Rusak berat/hilang
Kerajinan Kayu/Bambu
13
Rusak berat/hilang
d. Desa Glagaharjo
Hampir 50% wilayah Glagaharjo mengalami kerusakan akibat erupsi merapi dengan
tingkat kerusakan bervariasi antara 50% hingga rusak total. Dusun yang mengalami
kerusakan terparah adalah dusun Srunen, Kalitengah Kidul dan Kalitengah Lor
dengan tingkat kerusakan mencapai hampir 100%. Sedangkan daerah lain yang juga
mengalami kerusakan dengan tingkat kerusakan mencapai 80% yaitu dusun
Ngancar, Glagah Malang, Singlar, dan Besalen. Kelompok industri yang terkena
dampak paling signifikan di desa ini adalah industri Gula Kelapa dimana terdapat 42
usaha tersebut di Desa Glagaharjo. Kerusakan pada tanaman kelapa sebagai bahan
baku utama pembuatan gula kelapa mengakibatkan terhentinya industri ini untuk
sementara waktu. Kelompok industri lain yang mengalami kerusakan adalah industri
Mebel kayu dan Bambu yang terdapat di dusun Srunen, dikarenakan rusaknya tempat
usaha (perumahan) akibat erupsi. Industri yang mengalami kerusakan di dua dusun
ini dapat dilihat dalam Tabel 5 berikut:
Seminar Nasional: Pengembangan Kawasan Merapi : Aspek Kebencanaan dan Pengembangan Masyarakat Pasca Bencana - 185
Jumlah
Kondisi
Pengolahan Batu/Pasir
Kerajinan Kayu/Bambu
12
Rusak berat/hilang
42
Rusak berat/hilang
e. Desa Wukirsari.
Secara umum dampak erupsi Merapi di wilayah Wukirsari tidak terlalu signifikan
dibandingkan dengan daerah lain. Dusun yang mengalami kerusakan total hanya dusun
Ngepringsari dimana tidak terdapat kelompok industri besar di dusun tersebut.
Kelompok industri yang ada adalah sentra kerajinan bamboo di dusun Bedoyo sebanyak
14 unit usaha dan kerajinan cobek di dusun Plupuh sebanyak 11 unit usaha. Namun dari
hasil survey yang dilakukan tidak terdapat dampak yang cukup signifikan terhadap
kedua jenis industri ini, hanya sempat terhenti beberapa waktu dikarenakan
penduduk/pekerja yang mengungsi selama erupsi.
DISKUSI
Dari survey yang dilakukan dapat diamati bahwa ada beberapa potensi industri yang
bisa dikembangkan pasca erupsi. Beberapa industri tersebut adalah:
a. Industri pengolahan batu/pasir
Disamping menimbulkan kerusakan di banyak wilayah, disisi lain erupsi merapi
juga memberikan manfaat bagi penduduk sekitar. Lahar dingin membawa material
vulkanik berupa pasir, batu dan lumpur material pasir sejumlah 150 juta m di
puncak Gunung Merapi dan sekitarnya (www.pu.go.id) . Hal ini merupakan potensi
yang sangat menguntungkan untuk dimanfaat. Beberapa industri dapat dibangun
berbasiskan material vulkanik Merapi disamping beberapa juga sudah dilakukan
oleh penduduk sekitar, yaitu:
b. Industri Gula Jawa/Gula Kelapa
Gula kelapa atau gula semut adalah gula yang diperoleh dari pemekatan cairan hasil
sadapan tongkol bunga kelapa yaitu nira kelapa. Gula kelapa merupakan bahan
baku sangat penting dalam indutri makanan seperti kecap, jenang dan indutri
makanan lainnya. Saat ini di Kecamatan Cangkringan terdapat sekitar 60 unit
industri gula kelapa rumahan Hal ini merupakan suatu potensi yang layak untuk
dikembangkan lebih professional sehingga nantinya mampu menjadi industri khas
dan unggulan dari wilayah tersebut.
KESIMPULAN
Dari pembahasan diatas dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Tingkat kerusakan pada sektor industri di wilayah Cangkringan mencapai hampir
50% dengan kelompok industri yang terkena dampak terbesar pada jenis industri
makanan (gula kelapa,tempe) dan industri batu/pasir (batako,cobek dsb)
2. Daerah yang terkena dampak terbesar yaitu dusun Kepuharjo yang meliputi hampir
100%.
3. Terdapat beberapa jenis industri yang berpotensi untuk dikembangkan di kawasan
Cangkringan pasca erupsi yaitu industri pengolahan batu/pasir dan gula kelapa.
Seminar Nasional: Pengembangan Kawasan Merapi : Aspek Kebencanaan dan Pengembangan Masyarakat Pasca Bencana - 186
DAFTAR PUSTAKA
Badan Pusat Statistik, (2009) Johansyah, 2010., UMKM Lumpuh Total Terkena
Dampak Merapi. Available at
http://www.tribunnews.com/2010/11/16/aktivitas-900-umkm-lumpuhtotal-terkenadampak-merapi
Khatulistiwa (2009). Gunung Merapi. Available at http://www.khatulistiwa.info/
gunung/42-gunung-merapi.html
Okezone (2010). Data Korban Tewas Pengungsi Merapi. http://news.okezone.com
Potensi Industri Kecil Kecamatan Cangkringan (2009), Dinas Perindustrian
Perdagangan dan Koperasi Kabupaten Sleman
Pranowo (2010).
Industri
Kecil
Di
Sekitar
Merapi
Lumpuh.
http://www.neraca.co.id
Suara Merdeka (2010). Awan Panas dan Mematikan. http://suaramerdeka.
Suprapto H. dan Hardjono. (2010). Kerugian akibat Bencana Merapi Ratusan
Miliar Rupiah per Desa. www.mediaindonesia.com
Seminar Nasional: Pengembangan Kawasan Merapi : Aspek Kebencanaan dan Pengembangan Masyarakat Pasca Bencana - 187