ANALISIS KANDUNGAN SELENIUM PADA TANAMAN YANG
POTENSIAL UNTUK DIMANFAATKAN SEBAGAI
ANTIKETOMBE
THERESIA INGE PUSPITASARI
JURUSAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM.
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2001RINGKASAN
THERESIA INGE PUSPITASARI. Analisis Kandungan Selenium pada Tanaman yang Potensial untuk
Dimanfaatkan sebagai Antiketombe (Determination of Selenium Levels in Potential Plants to Use as Anti
Dandruff). Dibimbing oleh DJAROT SASONGKO HAMI SENO dan NOVIK NURHIDAYAT,
Penelitian ini dimaksudkan untuk menganalisis kandungan selenium pada beberapa jenis taneman
vit seledri, daun sirih, daun teh, daun ubi, dan daun coklat. Tanaman tersebut diambil dari deerah
dataran tinggi Ciwidey Bendung. “Se yang terekstraksi dari kelima jenis tanaman tersebut diharapkan
‘mampu dimanfeatkan sebagai behan aktif untuk mencegah dan mengatasi jamur penyebab ketombe yaita
P. ovale.
Ketombe merupakan salah setu jenis penyakit pada kulit kepala yang disebebkan oleh berlebihnya
jumlah miktoorganisme P. ovate yang bercampur dengan debu dan minyak di kulit Kepala. Penelitian ini
‘menggunakan teknik bioekstraksi dengan bantuan mikrob (gabungan beberapa spesies Acetobacter dan
Saccharomyces) dan ekstraksi kimia untuk memperoleh ekstrak kasar Se dari sampel tanaman, Daun
seledri, daun ubi, dan daun coklat memberikan basil yang lebih baik bila dickstraksi secara kimia, Daun
sirih dan daun teh memberikan hasil yang lebih baik bila diekstraksi secara hayati (biockstraksi). Daun ubi
‘memiliki Konsentrast Se paling tinggi, sedangkan seledri memiliki daya hambat terhadap P. ovale yang
paling besar.
Konsentrasi Se yang diperoleh secara bioeksttaksi mengalami fluktuasiterhadap pertambahan hari dan
‘memiliki pola Korelasi liner yang cenderung natk, Se dalam ekstrak kasar hasil bioekstraksi yang diyjikan
pada P. ovale memiliki efektivites yang baik dan dibuktikan dengan terbentuknnya suatu zona hambat.
Diameter zona hambat mengalami peningkatan yang konsisten tethedap pertambahan hari pengambilan
ckstrak. Uji perbandingan Se dalam ekstrak dengan balan aktif shampo antiketombe lain menunjukkan
bahwa aktivites ekstrak cokup baik. Konsentrasi ekstrak kasar Se pada kontrol percobaan yang tidak
mengendung mikrob juga mengalami floktvasi terhadap pertambahan hari, dan aktivitesnya terhadap P.
‘ovale lebity kecil dibandingkan aktivitas Se dalam sampel yang diberi perlakuan,ANALISIS KANDUNGAN SELENIUM PADA TANAMAN YANG
POTENSIAL UNTUK DIMANFAATKAN SEBAGAI
ANTIKETOMBE
THERESIA INGE PUSPITASARI
Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Sains
pada
Program Studi Kimia
JURUSAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2001Judul_ : Analisis Kandungan Selenium pada Tanaman yang Potensial untuk
Dimanfeatkan sebagai Antiketombe.
Nama : Theresia Inge Puspitasari
RP; G01497060
Menyetujui,
Si
Drs. Djarot Sasongko Hami Seno,MS
rhidayat
Pembimbing I Perhbimbing Il
lengetahui,
Ketua Program Studi
C 2001
Tanggal Lulus: 3RIWAYAT HIDUP
Penulis ditahirkan di Jakarta pada tanggal 11 Maret 1979 sebagai anak kectiga dari enam bersaudara,
anak dari pasangan L. Sugeng Sukasriono dan T. Arumi Iskandriah.
Pomulis menyelesaikan pendidikan tingkat sekolah dasar pada tahun 1991 dari SDN 14 Pagi Cilandak,
yang dilanjutkan ke SMPN 68 Jakarta sampai tahun 1994, Lulus dari SMUN 66 Jakarta tahun 1997, pada
‘ahun yang sama diterima di IPB melalui jalur Undangan Seleksi Masuk IPB (USM1) pada program studi
kimia.
Selama mengikuti perkuliahan, penulis menjadi asisten praktikum mate kuliah Kimia Dasar I! pada
tahun ajaran 1999/2000 den mata kuliah Biokimia tahun ajaran 2000/2001KATA PENGANTAR
Puji syukur dan kemali
n hanya bagi Allah
‘unggal yang karena kasily-Nya sehingga penulis dapat
‘menyelesaiken karya ilmish ini sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Sains Program
‘Studi Kimnia, Institut Pertanian Bogor. Penelitian yang berjudul Analisis Kandungan Selenia
7
pada
man yang Potensial untuk Dimanfaatkan sebagai Antiketombe dilaksanakan mulai bulan Maret
2001 di Laboratorium Mikrobiologi LIPT, Laboratorium Redickimia serta Laboratorium Instrumentasi dan
Spektroskopi Nuklir Batan,
Dengan selesainya penyusunan karya ilmiah ini, penulis mengucapkan terima kasih kepada berbagai
pilhak yang telah membantu, terutama kepada Dr. Novik Nut
yat dan Drs. Djarot Sasongko Hami Seno,
MS yang telah memberikan arahan, bimbingan, dorongan, dan bantuan selama penelitian dan penyusunan
kearya ilmiah ini. Ucapan teri
akasih juga penulis sampaikan kepada seluruh teman dan keluarga yang
telah mendukung dalam doa dan kasi.
‘Semoga karya ilmiah ini dapat bermanfaat.
Bogor, November 2001
Theresia Inge PuspitasariDAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR TABEL,
DAFTAR GAMBAR,,
DAFTAR LAMPIRAN. son
PENDAHULUAN.....
‘TINIAUAN PUSTAKA. .
“Uraian Umum Mengenai Selenium,
Ketersediaan Se dalam Tanaman....
Peranan Se dalam Kehidupan,
Bentuk dan Sumber Se,
Pengaruh Kekurangan dan Kelebihan Se.
Ketombernesens
Pityrosporum ovale
Ekstraksi Se,
Acetobacter.
\-Saccharomces.
Aktivasi Neutron,
Sistem Spektroskopi Gamma...
BAHAN DAN METODE,
Bahan dan Alt.
Metode,
HASIL DAN PEMBAHASAN,
kstraksi Kimia,
kstraksi feat ee ee
Penguijian Daya Hambat Se Tethadap P. ovale... 7 iia
Perbandingan Daya Hambat Ekstrak i dengan Bahan ‘Antiketombe Lain.
Kontrol Percobaan...
KESIMPULAN DAN SARAN...
Kesimpulan...
Sarar
DAFTAR PUSTAKA...
LAMPIRAN.,DAFTAR GAMBAR
Halaman
|. Bagan aliran mineral dari tanah sampai ke tumbuhit.. ruse : 2
2. Bentuk sel Piyrasporum ovate dalam media agat.rcsnue 4
3, Skema sistem spekttoskopi gamMarneiuinnnwnnnnn 7
4, Perbandingan konsentrasi Se terhadap pertambahan hari pengambilan ekstrak pada tanaman seledr.. 11
5. Perbandingan konsentrasi Se trhadap pertambahan hari pengambilan ekstrak pada daun sitih.wcu. 1
6. Perbandingan konsentrasi Se terhadap pertambahan hari pengambilan ekstrak pada dau ui, cu. TT
7. Perbandingan konsentrasi Se terhadap pertambahan hari pengambilan ekstrak pada daun tehcscou. I
8, Perbandingan konsentrasi Se terhadap pertambahan hari pengambilan ekstrak pada daun cok... 11
9. Hubungan konsentrasi SeO; terhadap diameter hambat.. 2
10, Hasil pengujian Se. terhadap P, oVA¢. ruse 2
11. Masil pengujian ekstrak tanaman terhadap P, ovale ean. 1B
12, Hubungan diameter hambat terhadap hari pengambilan ekstrak. : 8
13, Hasil pengujian ekstrak dalam shampo tethadap P. ovale. Sees |
14, Perbandingan diameter hambat dari beberape jenis bahan aktif antiketombe, aati
DAFTAR TABEL
Halaman
1. Konsentrasi Se dalam lina jenis tanarman hasil ekstraksi kimia, PE eri titi
2. pH beberapa jenis shampo antiketombe yang mengandung bahan aktif yang berbeda. ee)
3. Nilai diameter hambat ekstrak tanaman berdasarkan nilai pH...senmesn a 4
4, Konsentrasi Se dalam kontrol tanaman..... Sao senna V4
5, Diameter hambat Se dalam kontrol terhadap P. V0, ncnnnsnnnnsnen . 141
DAFTAR LAMPIRAN
Konsentrasi Se pada beberapa jenis buah dan sayuran hasil ekstraksiKimiia
i Granadh....
Hasil pengukuran konsentrasi Se pada beberapa jenis tanaman yang bers
dari daerah dateran tinggi Ciwidey....
Hasil penentuan diameter hambat Se lima jenis tanaman terhadap P. ovale...
Kurva kalibrasi spektrometer gamma.
Hasil pengukuran sampel dan standar dengan spektrometer gamma,
Gabungan Acetobacter dan Saecharomyces dalatm Koloni kombucha,
HalamanPENDAHULUAN
Selenium (Se) merupakan mineral _mikro-
esensial yang Keberadaannya dalam tubuh mutlak
dliperlukan Karena unsur ini memegang_ peranan
penting dalam berbagai reaksi biokimiawi dalam
fubuh. Sebagai unsur esensial, Se memiliki
berbagai manfeat bagi tubut, dientaranya adalah
sebagai pencegah ketombe (Kompas, 2001).
Ketombe adalah salah satu jenis penyakit pada
Kult kepala yang diduga diakibatkan oleh jamur,
Ketombe yang berupa serbuk dan berwarna putih
ini banyak menyerang kulit kepala serta dapat
menyebabkan infeksi dan iritasi. Dari has survei
salah satu produsen sampo, diketahui bahwa satu
dari dua responden Indonesia berketombe dalam
enam bulan terakthir. Ketombe ini timbul akibat
berlebihnya jumlah mikroorganisme Pigrasporun
ovale yang bercampur dengan debu dan minyak di
kulit “kepala. Dari beberapa asi penelitian
diketahui bahwa orang yang cukup mengkonsumsi
Se tidak akan mudah “berketombe Karena
pertumbuban mikroorganisme tersebut tethambat
dengan adanya Se, sedangkan orang yang kurang
mengkonsumsi makenan yang mengendung Se
akan mudah berketombe, Oleh Karena itu, uncuk
mengatasi ketombe sering digunakan sampo yang
mengandung bahan aktif Se atau mengkonsumsi
Se dalam jumlah yang cukup (Kompas, 2001).
Kebutulian Se untuk produk-produk tertentu
seperti sampo cukup tinggi. Akan tetapi harga Se
dalam bentuk jadi yang siap digunakan untuk
proses industri tergolong mahal. Se yang tersedia
4 pasoran adalah Se dalam bentuk anorganik. Se
dalam bentuk anorganik ini memiliki sifat_yeng
‘oksik dibandingkan Se dalam bentuk organik, oleh
Karena itu dewasa ini dikembangkan teknik yang,
ekonomis untuk memproduksi Se —organik,
diantaranya melalui_cara.ekstraksi dari tanaman
yang mengandung Se. Tanaman yang dipilih
dalam penelitian ini (daun teh, daun seledri, daun
sirih, daun coklat dan daun ubi jalar) adalah
tanaman yang. diduga mengandung Se dalam
juraah tinggi dan Kurang bemilai ekonomis, atau
tanaman yang bisa digunakan dalam perawatan
rambut. Pendugaan — ‘besamya kandungen Se
tanaman didasarkan pada literatur atau pada
kandungan Se tempat tanaman tersebut tumbu
Penelitian ini bertyjuan untuk menentukan jenis
tanaman yang menghasilkan Se paling tinggi eer
beberapa jenis tanaman sampel. Di samping itu,
penelitin ini juga bertujuan untuk
membandingkan efisiensi_ekstraksi kimia dan
eksttaksi biologi untuk memperoleh ekstrak Se,
dan memperihatkan kemampuan ekstrak kasar Se
dalam mencegah dan mengatasi ketombe.
Hipotesis ari penelitian ini adalah bahwa
tanaman yang diuji diduga mengandung Se yang
diyakini dapat digunakan untuk mencegah” dan
imengatasi ketombe. Hipotesis yang kedua adalah
balnwa ekstraksi kimia dan bioekstraksi yang
digunakan mempuryai kelebihan dan kekurangan
dalam segi-segi tertentu
TINJAUAN PUSTAKA
Uraian Umum Mengenai Selenium
Selenium (Se) adalah unsur nonmetalik yang
berada dalam beberapa bentuk alotropik. Unsur ini
dlitemukan pertama kali pada tahun 1817 oleh J. J
Berzelius dan J, G. Gahn. Nama selenium berasal
dari bahasa Jerman “Selene” yang berarti bulan.
Unsur ini secara kimia menyerupai sulfur dan
telurium sehingga pada sistem periodik, Se
ditempatkan satu golongan dengan $ dan Te, dan
berada di antara S dan Te (Lange, 1956), Se
sebagai unsur nutrisi ditemukan pertama kali pada
tahun 1950 ketika terjadi wabah gangguan miopati
pada domba dan sapi, seria adanya eksudat dintesis
pada ayam (Darmono, 1995).
Selenium merupakan salah satu unsur mineral
mikro_ yang jumlahnya di alam sangat kecil
dibandingkan dengan unsur mikro tainnya. Unsur
ini _mudah membentuk suatu kelompok bila
berikatan dengan unsur mineral dan bahan organik
Jainnya. Ikatan komplek yang terbentuk sangat
kuat dan berguna dalam penyerapan unsur ini oleh
ation secara elektrostatik (Dilaga, 1992), Menurut
Bohn ef al. (1979) dan Georgievskii (1982), Se
‘anorganik terdapat dalam dua bentuk, yaitu selenat
(Se0,") dan selenit (SeO;*). Karena sifat-sifat Se
lebih lemah dari sulfur maka selenat dan selenit
dapat ditahan oleh tanah bersama-sama dengan
sulfur dalam bentak anion, sehingga Se anorganik
banyak ditemukan berikatan dengan sulfur atau
sulfida, selain itu Se juga banyak ditemukan dalam
bentuk selenida
Ketersediaan Se dalam Tanaman
Ketersediaan Se dalam tanaman erat kaitannya
dengan ketersediaan unsur tersebut dalam tana
ddan juga pada kemampuan tanaman tersebut untuk
menyerap mineral Se dari tanah danmengekumulastkannya, Hal ini disebabkan karena
jumah dan mutu zat-zat mutrisi yang terdapat
dalam tanaman berhubungan langsung dengan
Ketersediaan zat-zat tersebut pada tanah tempat
fanamantersebuttumbuh. Secara__umum
ketersediaan unsur mineral dalam tanamen mula
mula berasal dari unsur-unsur dalam tanah yang
berbentule padat dan berikatan dengan senyawa
‘organi, Dari bentuk padat tersebut, sejumlah kecit
proporsi yang bebas dalam bentuk larutan akan
dliserap oieh akar tanaman dan kermudian dialirkan
kke seluruh jaringan tanaman (Gambar 1). Unsur-
vunsur hara yang ada dalam tanah diserap oleh
tanaman melalui suatu mekanisme, yaitu ion-ion
melewati selaput sel akar dengan bantuan
“Pengangkut hara” yang bersifat khas untuk suatu
jon atau sekelompok ion. Mekanisme ini
memungkinkan terjadinya penyerapan ion tertentu
‘dati sekumpulan ion-ion yang ada dalam tanah.
Mineral Mineral Mineral
padat Lp terlarut Ly} dalam
tanaman
Gambar 1. Bagan aliran mineral dari tanah sampai
‘ke tumbuhan
Unsur mineral Se diketahui tidak esensial bagi
tanaman, namun demikian ads tanamen tertentu
yang mengakumulasi Se. Selain faktor tanah dan
Kemampuan tanaman untuk mengakumulasi Sc,
Ketersediaan Se dalam tanaman juga dipengaruhi
oleh umur tanaman, tingkat produksi, sera ikl,
Pada daerah padang penggembslaan, Ketersediaan
Sc pada tanamen sangat terganteng pada
pengelolaan tanahnya. Pengelolaan — padang
penggembalaan yang teratur, termasuk pengapuran
ddan pemberian pupuk yang’ mengandung Se akan
ineningkatkan Konsenirasi Se dalam. tanaman
(Dilaga, 1992).
Berdasarkan ates kandungan Se, beberapa
peneliti (Church (1971), Stadman (1979),
Ammerman et al, (1978), dan Liener (1980))
membagi tanaman dalam’ beberapa_kelompok.
Kelompok _pertama adalah tanaman —dengen
kKandungan Se tinggi (dapat meneapai 10,000 ppm)
sepeiti genus Astragalus racemous, A. bisuleans,
A pectinatus, Machaeranthera, Oonopsis,
Sianleya, dan Xylorhiza. Kelompok kedua adalah
‘anaman_ yang mengandung ratusan ppm Se, dan
Kelompok ketiga adalah tanaman yang
‘mengandung 30 ppm Se atau Kurang,
Pada tanaman yang tumbuh di tanah-tanah
seleniferous, konsentrasi Se yang terbesar ada
dalam daun, kemudian batang dan biji. Kandungan
Se dalam biji tenaman sangat rendah dan
‘membentuk ikatan dengan protein (Dilaga, 1992).
Tanaman sempel yang digunakan dalam
penelitian ini adalah daun seledri, daun teh, daun
sirih, serta daun ubi. Tanaman’tersebut dipilih
bberdasarkan empat hal:
1. Sudah pernah dianalisis kadar Se-nya, dan
ternyata kadarnya tinggi
2. Biasa digunakan untuk perawatan rambut
3. Hidup di daerah yang kaya akan sulfur, seperti
daerah pegunungan
4, Mampu mengakumulasi Se dalam jumlah yeng,
ccukup ting (Diaz ef al., 1994),
Peranan Se dalam Kehidupan
Se memiliki banyak Kegunaan, baik kegunaan
dalam bidang biologi maupun dalam bidang
industri, Dalam bidang biologi, Se memegang
peranan penting dalam berbagai —peristiwa
biokimiawi, Pada tubun hewan dan manusia, Se
rmemiliki fungsi sebagai kofaktor enzim giatation
peroksidase (GSH-Px), sebagai daya kebal tubuh
Karena memilikiperanan penting dalam fungsi
fagositik makrofag, berperan dalam sistem
feproduksi, merangsang tumbuh-kembang serta
produksi woo! pada domba, berfungsi dalam proses
penglihatan Karena membantu reaksi fotokimia
dalam menerima cahaya oleh retina mata
berfungsi sebagai germisida dan fungisida,
berfungsi sebagai pengontrol metabolisine hormon
tiroid (Dilaga,1992).Perananan Se sebagai
fungisida diperlihatkan oleh kemampuannya dalam
mencegah dan mengatasi perkembangbiakan jamur
penyebab ketombe.
‘Sedangkan dalam bidang industri Se banyak
digunakan sebagai bahan baku dalam industri
elektronike, pigmentasi kaca dan keramik, industri
Pengolahan ata pengerasan baja, bahan beku
untuk pembuatan alat lstrik yang dapat mengulbah
arus bolak-balik menjadi arus searah dan sebagai
katalis berbagai proses fotokimin , seperti
Komponen plat fotografi dan mesin fotokopi Xerox
(Staciman, 1979).
Bentuk dan Sumber Se
Se yang dibutubkan oleh makhluk hidup
terutama manusia sebagian besar diperoleh dari
‘bahan makanannya, yaitu dari sayur-sayuran, buah-
bbuahan, roti, sereal, ikan, daging dan unggas.
Selain dari makanan, sebagian kecil Se dapatmasuk ke dalam tubuh melalui minuman,
meskipun kadar Se tettarut paling kecit di antara
'nineral lain yang terlarut dalam air.
Se yang masuk ke dalam tubuh melalui
makanan dan minuman terdapat dalam dua bentuk,
yaitu Se organik dan Se anorgenik. Se anorganik
adalah selenat dan selenit, sedangkan Se organik
adalah Se yang terikat dengan senyawa organi
yaituasam amino, Asam amino yang dapat
brikatan dengan Se membentuk selenoprotein
adalah asam amino yang mengandung unsur sulfur,
arena Se diketahui dapat menggantikan § dalam
asam amino dan protein pada suatu kondisi
tertentu, mongingat kimiawi Se yang
i 10 yang dapat berikatan
dan sistein, membentuk
selenometionin dan selenosistein, Makanan yang
Derasal dari tanaman sebagian besar mengandung,
selenoprotein dalam bentuk selenometionin,
sedangkan makanan yang berasal dari hewan atau
ternak mengandung selenoprotein dalam bentuk
selenosistein dan selenometionin, Se dalam bentuk
selenat atau selenit yang masuk ke dalam tubuh
sebagian besar berasal dari air minum, selain itu
selenat atau selenit juga dapat masuk ke dalam
‘ubub melalui makenan yang berasal dari tanaman
dan hewan ternak.
Semua bentuk Se yang masuk ke dalam tubuh
‘kan terkumpul pada suatu tempat yang merupakan
pusat Se, dan dati
dikitim ke berbagai jaringan untuk melaksanakan
fungsinya, Selenometionin dan selenosistein yang
masuk ke dalam tubuh dikatabolisme teriebih
dabulu sebelum masuk ke pusat Se, sedangkan Se
dalam bentuk anorganik dapat langsung masuk ke
pusat Se (Dilaga, 1992).
Dari has penelitian diketahui bahwa jumiah Se
yang terkandung pada tubuh orang dewasa dengan
bborat 70 kg adalah sekitar 15 mg. Sedangkan bates
maksimum Se yang diperkenankan untuk
dikonsumsi per hati adalah 0,01 mg (Darmono,
1995).
Pengaruh Kekurangan dan Kelebihan Se
Se merupakan unsur mikro.esensial yang
diperlukan oleh tubuh. Se memiliki sifat yang unik,
yaitu merupakan unsur yang bersifat toksike pada
Gosis tertentu, tetapi juga esensial bagi manusia
dan hevvan, Se bersifat toksik apabila jumlah yang
ada_pada buh manusia dan hewan melebihi
Kemampuan manusia dan ewan tersebut untuk
smengeliminasinya (Diaz et af, 1994). Kekurangan
maupunkelebihan Se dalam —tubuh akan
‘mengakibatkan timbulnya hal-hal yang buruk bagi
Kesehatan tubuh, Kondisi kekurangen Se paling
sering terjadidibandingkan dengan kondisi
kelebihan Se.
Kekurangan Se akan menyebabkan terjadinya
bberbagai penyakit seperti kanker, rendahnya
Kemampuan reproduksi, terganggunya penglihatan,
‘imbulnya ketombe pada kulit’ kepala, dan
Sebagainys. Kekurengan Se ini dapat diatasi
dengan meningkatkan Konsumsimakanan yang
mengendung Se sesuai dosis yang diperkenankan.
Kelebitan Se akan_menyebabkan terjadinya
keracunan pada tubuih. Tingkat toksisitas Se adalah
sekitar 10-20 ppm atau lebih (Wahyu, 1985).
Keracunan Se yang kronis dibagi dalam tiga
keadaan:
I. Keracunan yang disebabkan oleh komponen Se
organik yang dapat diekstraksidalam air, ya
metil selenosistein dan _ selenosistationin,
Keracunan ini diakibatkan Karena
mengkonsumsi tanaman yang. mengakumulasi
Se sampai_batas keracunan. Dampak dari
keracunan ini adalah penderita akan berjalan
sempoyongan, selain itu keracumen yang cukup
kronis akan dapat mengakibatkan kematian
pada penderitanya,
Keracunan akibet memakan tanaman yang
‘mengandung persenyawaan antara Se dengan
protein (alkali diseases), yaita selenometionin
ddan selenosistin dalam jumlah yang berlebin,
Keracunan terjadi akibat persaingan antara Se
dengan $ untuk berikatan dengan protein
karena kemiripan sifatnya.
3. Keracuman Se karena mengkonsumsi selenat
atau selenit dalam jumlah yang berlebih.
Ketombe
Ketombe adalah salah satu jenis penyakit pada
kulit kepala, dan diduga timbul akibat berlebihnya
Jumlah mikroorganisme Pityrosporum ovale yang
bercampur dengan debu dan minyak di kulit
kepala. Mikroorganisme ini _merupakan flora
normal kulit kepala, artinya pada kulit Kepala yang.
tidak berketombe pun mikroorganisme ini ada,
hanya saja pada orang yang berketombe jumlah
mikroorgenisme tersebut bertamba,
Mikroorganisme ini senang —hidup dalam
Jingkungan yang berminyak, karenaminyak
‘merupakan sumber energi bagi pertumbuliannya,
Biasanya minyak pada kulit kepala berasal dari
femak yang berlebihan, lemak ini akan mencapai
kKolenjar sebasea dan kelenjar tersebut akan
memproduksi minyak sehingga kulit-kepalamenjadi berminyak dan mikroorganisme semakin
cepat berkembang bik. Faktor-faktor lain yang
dapat menyebabkan munculnya ketombe selain
mikroorganisme yang telah disebutkan di atas
adalah pergantian sel ati, sabun, sampo,
kosmetik. Obet-obatan topikal, makanan, stress,dan
perubalian hormon, Faktor-faktor tersebut dapat
memicu peningkatan minyak di kulit kepala
schingga mendorong timbulnya ketombe (Kompas,
2001).
Pityrosporum ovale (Cook, 1988)
Famili: Cryptococcaceae
Sub famili: Cryptococcoideae
Genus Pityrosporum
Spi : Pityrosporum ovale
Genus Pityrosporum terdiri dari sejumlah
spesies yang mudah dikenali dari bentuk selnya,
yyaitu bentuk botol atau oval (Gambar 2). Bentuk
botol terjadi apabila pada sel induk yang berbentuk
oval tumbuh tunas, schingga gabungan sel induk