Anda di halaman 1dari 15

K

U
R
U
B
I
Z
GI
KELOMPOK 3
ARIEF RAHMAN
MEILATI RARA
NURALIFAH
PUTRI ANGGUN
VIONA
RATIH SURYAGANTINI
SRI MURNI ADDISTY

Mengenal Masalah
Gizi buruk adalah keadaan kurang gizi yang
disebabkan karena kekurangan asupan energi
dan protein juga mikronutrien dalam jangka
waktu lama. Anak disebut gizi buruk apabila
berat badan dibanding umur tidak sesuai
(selama 3 bulan berturut-turut tidak naik) dan
tidak disertai tanda-tanda bahaya. Gizi buruk
atau malnutrisi dapat diartikan sebagai asupan
gizi yang buruk. Hal ini bisa diakibatkan oleh
kurangnya asupan makanan, pemilihan jenis
makanan yang tidak tepat ataupun karena
sebab lain seperti adanya penyakit infeksi yang
menyebabkan kurang terserapnya nutrisi dari
makanan.

Mengenal Penyebab Masalah


Penyebab masalah gizi buruk adalah :
1. Ekonomi
Di Indonesia, masalah ekonomi yang
rendah merupakan salah satu faktor yang
sangat dominan dialami oleh banyak
keluarga. Dalam mencukupi kebutuhan gizi
anak banyak orangtua yang merasa
kesulitan, penyebabnya adalah keadaan
ekonomi yang lemah, penghasilan dari
pekerjaan kurang mencukupi dan harga dari
bahan makanan yang mahal.

2. Sanitasi
Kondisi sanitasi yang kurang baik di rumah
dapat berimbas pada kondisi kesehatan
anggota
keluarga,
terlebih
anak-anak.
Buruknya sanitasi juga dapat mencemari
beberapa bahan makanan yang akan diolah
menjadi masakan.
3. Pendidikan
Orangtua
seharusnya
mempunyai
pengetahuan yang lebih mengenai pentingnya
asupan gizi yang cukup bagi anak. Rendahnya
tingkat pendidikan orangtua sehingga mereka
tidak mampu untuk menyediakan jumlah gizi
yang dibutuhkan anak.

4. Perilaku orangtua
Banyak
dari
orangtua
yang
beranggapan bahwa dirinya adalah
yang
paling
tahu,
sebenarnya
mereka masih memerlukan bantuan
bimbingan dari para ahli gizi dan
medis
untuk
mengatasi
permasalahan kesehatan dan gizi
yang dialaminya. Perilaku dan pola
pikir orang tua yang seperti itu
menyebabkan anak selalu dalam
kondisi gizi buruk dan anak menjadi

Mengenal sifat masalah


Masalah kesehatan yang menimbulkan perhatian
masyarakat cukup besar akhir-akhir ini adalah masalah gizi
kurang dan gizi buruk. Walaupun sejak tahun 1989 telah
terjadi penurunan prevalensi gizi kurang yang relatif
tajam, mulai tahun 1999 penurunan prevalensi gizi kurang
dan gizi buruk pada balita relatif lamban dan cenderung
tidak berubah. Saat ini terdapat 10 provinsi dengan
prevalensi gizi kurang di atas 30, dan bahkan ada yang di
atas 40 persen, yaitu di Provinsi Gorontalo, Nusa Tenggara
Barat (NTB), Nusa Tenggara Timur (NTT), dan Papua.
Kurang energi dan protein pada tingkat parah atau lebih
populer disebut busung lapar, dapat menimbulkan
permasalahan kesehatan yang besar dan bahkan dapat
menyebabkan kematian pada anak. Diperkirakan terdapat
2.200 balita marasmus kwashiorkor. Masalah busung lapar
terutama dialami oleh anak balita yang berasal dari
keluarga miskin.

Mengenal Perkembangan Masalah

Permasalahannya adalah adanya hubungan


antara
pola
makan
anak
terhadap
perkembangan gizi anak. Entah itu pola
makan anak sejak kecil, atau pola makan
Ibu sejak dalam masa kehamilan.
Status gizi itu pada dasarnya adalah
keadaan keseimbangan antara asupan dan
kebutuhan zat gizi yang diperlukan tubuh
untuk tumbuh kembang terutama untuk
anak
balita,
aktifitas,
pemeliharaan
kesehatan, penyembuhan bagi mereka
yang menderita sakit.

Jutaan anak Indonesia rentan terkena gizi


buruk dan gizi kurang, khususnya anak di
bawah usia tiga tahun (batita), anak-anak
pada masa usia nol hingga lima tahun
harus mendapatkan nutrisi sesuai dengan
kebutuhannya, karena kurangnya salah
satu
unsur
saja
akan
membuat
pertumbuhan mereka terganggu. Contoh
mudahnya saja zat besi. Apabila anakanak menerima asupan makanan dengan
tingkat kandungan zat besi yang rendah
maka berakibat kurangnya kemampuan
kerja otak.

Mengenal Kebiasaan
Berikut
adalah
kebiasaan
yang
dilakukan
oleh
masyarakat sehingga terjadi gizi buruk.
Banyak di antara orang tua ketika anaknya sudah tidak
mau makan, mereka diam saja tanpa membujuk agar
anak tersebut maumakan. Terlebih-lebih orangtua
malah menghabiskan jatah makanan anaknya.
Kebiasaan, mitos ataupun kepercayaan / adat istiadat
masyarakat tertentu yang tidak benar dalam
pemberian makan akan sangat merugikan anak .
Misalnya kebiasaan memberi minum bayi hanya
dengan air putih, memberikan makanan padat terlalu
dini, berpantang pada makanan tertentu ( misalnya
tidak memberikan anak anak daging, telur, santan dll),
hal ini menghilangkan kesempatan anak untuk
mendapat asupan lemak, protein maupun kalori yang
cukup.

Mengenal Sebab Kebiasaan


Penyebab

yang berasal dari masyarakat sendiri:


Ketidak tahuan masyarakat akan gizi dan
peran pentingnya dalam kehidupan manusia
karena
kurangnya
pendidikan
dan
pengetahuan.
Adanya pola asuh yang tidak memadai akan
menjadikan anak balita tidak memperoleh
makanan dengan gizi yang cukup.
Penyebab yang berasal dari pihak pemberi
layanan: petugas kesehatan kurang perhatian,
kurang memberikan informasi yang lebih jelas,
dan kurang ramah dan sopan. Sehingga dapat
menyebabkan ibu-ibu tidak mau datang untuk
memeriksakan bayinya.

Merumuskan Perilaku Yang Diharapkan


Pemerintah dalam mengatasi gizi buruk yang
dihadapi rakyat ada beberapa program, yaitu :
Memberi Gisi Tambahan kepada Balita
Imunisasi melindungi balita agar tidak
terjangkit penyakit tertentu.
Menyediakan makanan bergizi untuk Balita.
memantau melalui timbangan berat badan
dan tinggi badan dan memberikan data
balita yang mengalami gizi buruk kepada
tim Tenaga Pelaksana Gizi (TPG).

Mengenal Hambatan
Meskipun pihak pemerintah telah berusaha
mengurangi angka gizi buruk ini dengan usaha
antara lain membagikan susu dan bubur gratis untuk
anak gizi buruk, tetapi hal ini masih belum juga
mengatasi masalah gizi buruk yang terjadi di
masyarakat Indonesia. Kendalanya antara lain karena
selera makan anak yang kurang jadi meskipun sudah
mendapatkan makanan dan orang tua sudah
bersusah payah menyiapkan makanan dengan baik
tetapi sang anak menolak untuk makan. Masalah ini
sering dikeluhkan oleh terutama ibu-ibu di Indonesia.
Penyebab anak tidak mau makan antara lain karena
kurangnya pengetahuan ibu dalam membuat variasi
makanan, anak tidak dibiasakan makan teratur, anak
terbiasa jajan, dan lain-lain.

Mengenai Hal-Hal Mendorong


Dilakukannya
penyuluhan
tentang gizi kedaerah pedalaman
atau
ke
daerah
terpencil,
memberikan
informasi
kepada
masyarakat
betapa
pentingnya
asupan
gizi
bagi
balita.
memfungsikan kembali health care
untuk
korban
gizi
buruk
dan
pemantauan pertumbuhan anak juga
sangat
membantu
meringankan
kasus gizi buruk.

Mengenal Efek Samping


Perilaku yang Baru
Ketakutan masyarakat terhadap gizi
buruk menyebabkan masyarakat lebih
sering mengkonsumsi makanan yang
beraneka
ragam
yang
mengandung
protein, lemak, karbohidrat serta beberapa
mineral lain yang dibutuhkan tubuh dari
beragam jenis makanan yang dikonsumsi
setiap
hari.
Akan
tetapi
kebiasaan
masyarakat yang tidak memperhatikan
jumlah makanan yang dikonsumsi tersebut
dapat menyebabkan gizi berlebih.

SEKIAN DAN
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai