Anda di halaman 1dari 2

NAMA: DINA OKTARINA

NIM: DO412016
HUMAS INTERNASIONAL

CONFLICT
IPRA Codes of Conduct

IPRA codes of conduct sendiri merupakan penegasan dari etika professional dari
anggota The International Public Relations Association (IPRA) dan direkomendasikan
kepada praktisi Public Relations di seluruh dunia.1 Dalam IPRA codes of conduct sendiri
terdapat 18 kode etik yang harus dimiliki oleh seorang Public Relations, salah satunya adalah
konflik. Kode etik konflik ini sendiri dimaksudkan bahwa seorang Public Relations yang
baik harus mengatasi sebuah konflik atau permasalahan sesuai dengan kode etik yang telah
ditetapkan. Sesuai dengan kode etik yang ada maka seorang Public Relations harus dapat
menghindar dari suatu konflik kepentingan yang terjadi dan mengungkapkan konflik tersebut
kepada pihak-pihak yang terkait jika diperlukan. Pengungkapan konflik atau permasalahan
yang terjadi kepada pihak-pihak yang terkait pun dapat dilakukan setelah Public Relations
melakukan konseling dengan leader (pemimpin).
Salah satu contoh dari sikap seorang Public Relations dalam menghadapi sebuah konflik atau
permasalahan dapat dilihat dalam kasus delaynya pesawat Lion Air. Maskapai Lion Air
mengalami delay penerbangan pada hari rabu siang tepatnya tanggal 18 februari 2015 yang
terus berlanjut hingga beberapa hari kemudian. Ketika konflik atau permasalahan ini mencuat
ke media, maka langkah awal yang dilakukan Public Relations maskapai Lion Air ialah
menghindari konflik tersebut, dan hanya menghindar ataupun diam ketika berhadapan dengan
berbagai pertanyaan yang muncul dari berbagai media. Bahkan Public Relations maskapai
Lion Air pada awalnya hanya menyampaikan permintaan maaf terkait permasalahan ini lewat
media sosial.
PR Lion Air memilih untuk diam dan menghindar dari masalah ini sebelum
melakukan konseling dengan leader dan menentukan langkah terbaik yang harus dilakukan
dalam upaya menyelesaikan konflik tersebut. Namun setelah Public Relations maskapai Lion
Air melakukan konseling dengan pihak leader Lion Air, maka baru kemudian Public
Relations maskapai Lion Air pun akhirnya memohon maaf kepada seluruh penumpang Lion
Air dan juga mengungkapkan permasalahan yang terjadi terkait delay penerbangan pesawat
1
IPRA Codes, International Public Relations Association, diakses pada 4
Maret 2015, http://www.ipra.org/about/ipra-codes.

Lion Air. Pada tanggal 20 februari 2015, pihak Public Relations maskapai Lion Air baru
memberikan pemberitahuan terkait refund tiket pesawat dan penerbangan gratis bagi
penumpang yang akan mengganti jadwal terbangnya sebagai kompensasi dari batalnya
penerbangan pesawat Lion Air.2 Keputusan refund dan penerbangan gratis pada para
penumpang ini diberitahukan setelah PR melakukan konseling dengan leader maskapai Lion
Air. Keterlambatan pengungkapan permasalahan yang terjadi ini pun karena permasalahan
dan pertimbangan internal yang dilakukan oleh Public Relations dan leader maskapai Lion
Air.
Dengan melihat beberapa langkah dari Public Relations maskapai Lion Air dalam
mengahadapi permasalahan tersebut, maka dapat dilihat gambaran dari konflik dalam IPRA
codes of conduct. Dimana seorang Public Relations harus menghindar dari konflik
kepentingan terlebih dahulu dan setelah melakukan konseling dengan leader, maka barulah
Public Relations dapat mengungkapkan konflik atau permasalahan tersebut kepada pihakpihak yang terkait.

DAFTAR PUSTAKA
International Public Relations Association. IPRA Codes, diakses pada 4 Maret 2015,
http://www.ipra.org/about/ipra-codes.
Wulandari, Dwi. Delay Berkepanjangan, Cuma Ini Langkah PR Lion Air Saat Mengelola
Krisis, 20 Februari 2015, diakses pada 5 Maret 2015, http://mix.co.id/publicrelations/delay-berkepanjangan-cuma-ini-langkah-pr-lion-air-saat-mengelola-krisis/.

2
Delay Berkepanjangan, Cuma Ini Langkah PR Lion Air Saat Mengelola
Krisis, Dwi Wulandari, 20 Februari 2015, diakses pada 5 Maret 2015,
http://mix.co.id/public-relations/delay-berkepanjangan-cuma-ini-langkah-pr-lionair-saat-mengelola-krisis/.

Anda mungkin juga menyukai