OTOMOTIF
A. Pendahuluan
I. Definisi Kontrol
"Kontrol"
dapat
didefinisikan
sebagai
sesuatu
yang
dilakukan
(dapat
menyesuaikan diri)
Adaptive artinya kemampuan suatu sistem untuk menyesuaikan
dan melakukan perbaikan pada dirinya terhadap perubahan
yang tidak diinginkan. Suatu kontrol sistem yang mempunyai
kemampuan melakukan adaptasi, yaitu sistem yang dapat
menemukan perubahan dan melakukan pembetulan sesuai
dengan parameter yang telah ditentukan agar performanya
tetap optimal, disebut dengan 'adaptive control system'.
III. Kontroler
Controller
melakukan
perbandingan
antara
rencana output dengan input (target value)
kemudian melakukan koreksi dengan tujuan untuk
menghasilkan
sinyal
kontrol
yang
bisa
menghilangkan atau menurunkan penyimpangan ke
tingkat yang lebih kecil. Pada saat ini controller
tersebut menggunakan computer yang didalammya
terdapat microprocessor. Penggunaan computer
tersebut memiliki keuntungan harga relative murah,
ukuran yang kecil dan berat yang ringan,
penggunaan yang flexible dan memiliki kecepatan
berfikir yang cepat.
Komponen dasar
computer
1. central processing unit
(CPU)
2. input and output devices
(I/O)
3. memory
4. program
5. clock for timing purposes.
BATT
EC
U
Constantvoltage circuit
+B
sensor posisi throttle
5V
V
C
05V
5V
Microprocessor
E2
E1
Microproc
essor
Pickup
coil
2. Binary code
Computer mengubah urutan sinyal
digital menjadi bilangan biner (binary),
dibuat jadi 1 dan 0. Tegangan diatas
nol di konversi menjadi nilai 1
tegangan nol dikonversi menjadi 0.
Masingmasing
1
atau
0
merepresentasikan
bit informasi.
Delapan bit sama dengan satu byte.
3. Interface
Mikroprosesor adalah jantungnya computer, tapi membutuhkan
beberapa
pendukung
fungsi,
salah
satunya
adalah
interface.
komponen
mikroprosesor
yang
peka
terhadap
Input
interface
sinyal
input
dan
output.
Sinyal analog
4. Memories
Mikroprosesor adalah computer kecil yang
dapat menghitung dan membuat semua
keputusan, atau memproses data, tapi tidak
dapat menyimpan informasi. Pada dasarnya
computer memiliki tiga memori yaitu read
only memory (ROM), Programable read only
memory (PROM), dan random access
memory (RAM).
5. Clock pulse
Untuk memelihara aliran informasi yang
masuk, keluar dan hubungan antar computer,
quartz crystal digunakan untuk menghasilkan
sinyal waktu yang konsisten dan kontinu.
6. Data links
Apabila computer dihubungkan dengan alat
elektronik lain seperti control panel, modul,
sensor atau computer lain dalam format
sinyal digital, mereka mengkomunikasikan
melalui sirkuit data links
B. ECU
Pada sistem kontrol elektronik di kendaraan ECU adalah salah satu
prosessor yang menerima input dan memerintah lewat out put.
Konfigurasi :
1. Komponen power supply
a.
b.
c.
Ignition
switch
ECU
IGSW
Engine ECU
BATT
EFI
+B
BATT
EFI
Ignition
switch
+B
+B1*
M-REL
E1
EFI
main relay
E1
rasio udara-bahan
bakar sensors
Key
unlock
warning
switch
2. Input circuit
a. Analogue input processing. Sinyal input
analog tidak dapat diproses oleh
Microcomputer karena itu diperlukan
analogue/digital converter untuk
merubah ke sinyal digital.
b. Digital input processing: Microcomputer
mempunyai circuit untuk memperoses
sinyal input dari switch on/off untuk
menghasilkan sinyal digital high/low.
3. Micro-computer
Microcomputer
menerima
bermacam
sinyal
sensor
kemudian memproses sinyal
tersebut dengan menggunakan
program dan data yang telah
disimpan,
kemudian
mengirimkan
hasilnya
(misalnya
periode
waktu
penginjeksian bahan bakar) ke
output circuit. Micro-computer
terdiri
dari
CPU
(central
processing unit) yang membaca
perintah, memory dan I/O
dihubungkan
melalui
jalur
transmisi sinyal yang disebut
dengan 'bus'.
4. Output circuit
a. Komponen penggerak injector
b. Komponen penggerak ignition
c. Komponen penggerak ISA (idle speed
advancer)/ISC
d. Control relay dan solenoid valves
C. EMS
1. Latarbelakang
Fig. 1-4 Perbandingan output dan pemakaian bahan bakar antara sistem karburator dan injeksi
5) Output meningkat
Karburator mengandalkan ventury untuk
menghasilkan campuran gas., yang pada
akhirnya mengurangi area di jalur intake,
sehingga tahanan hisap meningkat dan
efisiensi berkurang. Sistem kontrol secara
elektronik adalah lebih baik dibandingkan
dengan sistem karburator dimana injektor
tidak memerlukan ventury, sebagai gantinya
adalah saluran intake yang rancangannya
tergantung dari efek semptoran di dalam
intake agar dapat menaikkan output engine.
Manifold
pressure
sensor
Air fRendahmeter
ECU
Injektor
Sensor
oksigen
Sensor
oksige
n
Deskripsi
Sistem EFI menggunakan beragam
sensor untuk mendeteksi kondisi
jalan motor dan kendaraan. Dan
ECU menghitung volume injeksi
bahan
bakar
optimal,
dan
menyebabkan
injektor
untuk
menginjeksikan bahan bakar.
Deskripsi
Udara
Air
Intake manifold
Deteksi
intake air
mass
Manifold pressure
sensor
Injeksi
motor
Kecepatan motor
ECU
Intake manifold
Kontrol volume
injeksi
Injektor
Deteksi
intake
manifold
Bahan bakar pressure
ECU
Injeksi
motor
Injector
Kecepatan motor
Bahan bakar
Kontrol volume
injeksi
Tipe EFI
Ada dua tipe sistem EFI
yang diklasifikasikan
dengan metode jumlah
deteksi intake udara.
1. L-EFI (Tipe kontrol
aliran udara)
Tipe ini menggunakan air
flow meter untuk
mendeteksi jumlah udara
yang mengalir di dalam
intake manifold.
2. D-EFI (Tipe manifold
pressure control)
Tipe ini mengukur tekanan
di dalam intake manifold
untuk mendeteksi jumlah
intake udara dengan
menggunakan densitas
intake udara.
Deskripsi
Bahan bakar diambil dari tangki
bahan bakar oleh pompa bahan
bakar dan disemprotkan dengan
tekanan oleh injektor.
Tekanan bahan bakar dalam jalur
bahan bakar harus diatur untuk
menjaga injeksi bahan bakar
yang stabil dengan pressure
regulator dan pulsation damper.
Pressure regulator
Fuel pump
Fuel pump filter
Fuel filter
Delivery pipe
Pulsation
damper
Fuel tank
Injector
Pressure regulator
Delivery pipe
Pulsation
damper
Fuel tank
Fuel filter
Fuel pump
Fuel pump filter
Fuel pump
assembly
1. Basic operation
relay EFI
Circuit
opening
relay
Fuel pump
IG
ST
Ignition
switch
ECU
FC
E1
STA
Sinyal NE
NE
Microprocessor
1.Pengoperasian Dasar
Pompa bahan bakar hanya beroperasi saat motor bekerja.
Walaupun ignition switch berada pada posisi ON, apabila motor
tidak bekerja, pompa bahan bakar tidak bekerja.
relay EFI
Circuit
opening
relay
Fuel pump
IG
ST
Ignition
switch
ECU
FC
E1
STA
Sinyal NE
NE
Microprocessor
relay EFI
Circuit
opening
relay
Fuel pump
IG
ST
Ignition
switch
ECU
FC
E1
STA
Sinyal NE
NE
Microprocessor
relay EFI
Circuit
opening
relay
Fuel pump
IG
ST
Ignition
switch
ECU
FC
E1
STA
Sinyal NE
NE
Microprocessor
relay EFI
Circuit
opening
relay
Fuel pump
IG
ST
Ignition
switch
ECU
FC
Microprocessor
E1
Bahan bakar
STA
Sinyal NE
NE
+B
FP
relay EFI
PETUNJUK SERVIS:
DLC 1
SST
Circuit
opening
relay
DLC1
Fuel pump
IG
ST
Ignition
switch
ECU
FC
E1
STA
Sinyal NE
NE
Microprocessor
Fuel pump
A
B
IG
ST
Ignition
switch
Resistor
ECU
FP
FC
E1
STA
Sinyal NE
NE
Microprocessor
Fuel pump
FPC
ECU
D1
relay EFI
Circuit
opening
relay
Fuel pump
IG
ST
Ignition
switch
ECU
FC
Microprocessor
STA
Sinyal NE
NE
E1
GSFC
GSW
Indipendent (Sequential)
grup
Simultan
360
sudut Crankshaft
720
Injeksi bahan
bakar
1
3
4
2
0
360
sudut Crankshaft
720
1080
grup
Intake stroke
Ignition
2 grup
1
5
3
6
2
4
3 grup
1
5
3
6
2
4
4 grup
1
8
4
3
6
5
7
2
2. Group
Bahan bakar diinjeksikan untuk tiap group sekali setiap
dua rotasi crankshaft.
2 group
3 group
4 group
360
sudut Crankshaft
720
1080
Simultan
Intake stroke
Ignition
Injeksi bahan
bakar
1
2
3
4
0
360
720
sudut Crankshaft
1080
Durasi injeksi
Durasi injeksi dasar+durasi injeksi koreksi
Start
enrichment
ON
Start
Power
enrichment
koreksi temp.
Intake air
Power enrichment
Koreksi lain
Berbagai koreksi
Sensor
Signal
VG / PIM
Sensor posisi
Crankshaft
NE
Sensor posisi
camshaft
Sensor temperatur
air
THW
IDL
Sensor posisi
Throttle
Sensor oksigen
VTA
OX1A, OX1B
Durasi
injeksi
dasar
Start
enrichment
Koreksi
Warm-up
Acceleration Fuel cut-off
feedback
enrichment Rasio udara- enrichment
bahan bakar
Power
enrichment
Berbagai Koreksi
Berbagai koreksi
1. Start enrichment
1.Start enrichment
Durasi dasar tidak dapat dihitung dari jumlah intake udara karena
putaran motor rendah dan perubahan dalam jumlah intake udara
besar di saat starter. Karenanya, durasi saat starter ditentukan
oleh suhu pendingin. Suhu pendingin dideteksi oleh water
temperature sensor.
Semakin rendah suhu air, penguapan bahan bakar semakin
buruk. Karenanya, campuran udara-bahan bakar diperkaya
dengan memperlama durasi. ECU menentukan bahwa motor
sedang distarter saat putaran motor adalah 400 rpm atau kurang.
Saat putaran tiba-tiba turun di bawah 400 rpm akibat penambahan
beban mendadak, hysteresis digunakan untuk mencegah ECU
mendeteksi motor yang sudah di starter, starter kembali, kecuali
putaran motor jatuh hingga di bawah 200 rpm.
START
ON
Long
durasi
injeksi
Short
Rend
ah
Coolant temp.(C)
400rpm
keadaan
start
200rpm
Hysteresis
Tingg
i
kondisi
normal
PETUNJUK SERVIS:
Apabila ada kerusakan dengan water temperature sensor, dapat
dianggap kondisi starter paling buruk.
REFERENSI:
Untuk meningkatkan kemampuan starter saat motor dingin, tipe
lama EFI memiliki injektor starter dingin dan switch time-nya selain
injektor biasa untuk meningkatkan volume bahan bakar saat
starter.
Berbagai Koreksi
2. Warm-up enrichment
Berbagai koreksi
2.Warm-up enrichment
Jumlah injeksi bahan bakar ditingkatkan karena penguapan
bahan bakar buruk selama motor dingin. Saat suhu
pendingin rendah, durasi ditambah agar campuran udarabahan bakar lebih gemuk untuk mendapatkan kemampuan
berkendara selama motor dingin. Koreksi maksimum adalah
dua kali lebih panjang dari suhu normal.
Besar
PETUNJUK SERVIS:
Apabila ada kerusakan dengan water temperature sensor,
dapat dianggap kondisi berkendara buruk.
Jumlah koreksi
durasi injeksi
Kecil
Rendah
0
Coolant temp.(C)
Tinggi
Berbagai Koreksi
Sensor oksigen
Berbagai koreksi
3. Air-fuel ratio feedback correction (Untuk kebanyakan
model)
Apabila tidak ada fluktuasi besar pada beban atau putaran motor,
seperti pada engine idling atau berkendara dengan kecepatan
konstan setelah pemanasan, bahan bakar (campurannya dekat
dengan rasio teoritis) disuplai sesuai dengan intake udara. Koreksi
berikut diberikan saat berkendara dengan kecepatan konstan
setelah pemanasan.
Rich
0.45 V
Lean
ECU
Rich
Penentuan ECU
Lean
Koreksi
feedback
Menurun
Menurun
Meningkat
Meningkat
ECU
Volume injeksi
Menurun
Berbagai Koreksi
Berbagai koreksi
Variable
resistor
Richer
Meningkat
Leaner
Injektor
Rich mixture
Lean mixture
SST
180
Berbagai Koreksi
4. Acceleration enrichment
Berbagai koreksi
Besar
Volume
koreksi
Kecil
Kecil
Perubahan jumlah
intake air
Besar
Akselerasi tiba-tiba
Besar
Volume
koreksi
Akselerasi pelan
Kecil
Waktu
4.Acceleration enrichment
Rasio menjadi lebih tipis, terutama selama awal
akselerasi karena kekurangan suplai bahan bakar terjadi
selama akselerasi akibat perubahan intake udara saat
pedal gas diinjak.
Karenanya, durasi injeksi ditambah untuk menambah
volume. Akselerasi ditentukan oleh kecepatan perubahan
pada sudut bukaan throttle valve. Koreksi selama
akselerasi meningkat tajam pada awal akselerasi dan
berkurang sampai peningkatan berakhir.
Semakin besar akselerasi, volume injeksi juga bertambah.
Berbagai Koreksi
5. Fuel cut-off
Berbagai koreksi
5.Fuel cut-off
Selama deselerasi, operasi injeksi berhenti sesuai kondisi
deselerasi untuk mengurangi gas buangan berbahaya dan
meningkatkan efek rem motor. Kemudian sistem fuel cutof diaktifkan untuk memutus aliran bahan bakar. Kondisi
deselerasi ditentukan oleh bukaan throttle valve dan
putaran motor. saat katup tertutup dan kecepatan tinggi,
kendaraan melambat.
Kecepatan
motor
Fuel cut-off
Rendah
Injection resumption
( Injeksi lagi )
Temperatur
pendingin
Tinggi
Berbagai Koreksi
6. Power enrichment
Berbagai koreksi
6.Power enrichment
Saat beban berat, ada intake udara yang besar, seperti
pada jalan menanjak Karenanya sulit untuk mencampur
bahan bakar dengan intake udara. Sebagian intake udara
tidak digunakan dalam pembakaran.
Karena itu, lebih banyak bahan bakar diinjeksikan agar
semua intake udara terpakai dan meningkatkan kekuatan.
Beban berat ditentukan dari bukaan throttle position sensor,
putaran motor, dan massa intake udara (VG atau PIM).
Semakin besar VG atau PIM atau lebih besar kecepatan,
rasio pertambahan bertambah.
Jumlah juga ditambah saat sudut bukaan throttle valve
mencapai nilai tertentu atau lebih.
Koreksi pertambahan berkisar 10% hingga 30%.
Berbagai Koreksi
Koefisien koreksi
Berbagai koreksi
7. Koreksi suhu intake udara
Densitas udara berubah tergantung suhu udara.
Karenanya, koreksi dilakukan untuk meningkatkan atau
mengurangi volume bahan bakar sesuai dengan suhu intake
udara untuk mengoptimalkan rasio campuran. Suhu intake
udara dideteksi oleh intake air temperature sensor. ECU
diset ke suhu standar 20C (68F).
Jumlah koreksi ditentukan saat suhu lebih atau kurang dari
suhu ini. Saat suhu intake udara rendah, jumlah dinaikkan
karen densitas udara tinggi. Saat suhu tinggi, jumlah
dikurangi karena densitas udara rendah. Koreksinya berkisar
10%
1.0
Ren
dah
20
(68)
temperatur Intake air C (F)
Tinggi
PETUNJUK:
Untuk air flow meter tipe hot-wire, meterannya meng-output
sinyal korektif untuk suhu intake udara. Karenanya, koreksi
suhu tidak diperlukan.
Deskripsi
Deskripsi
Deskripsi
High
kecepatan motor
Deskripsi
Konstruksi
IDL
VG
ECU
PIM
KNK
G
IGT
IGF
Konstruksi
Sistem ESA terdiri dari berbagai
sensor, ECU, igniter, ignition coil, dan
busi.
Kumparan Ignition
dengan igniter
THW
NE
Sensor Manifold
pressure
OX1A
Deskripsi
Konstruksi
IDL
Meteran aliran udara
Konstruksi
Peranan sensor
Camshaft position sensor (sinyal G):
Ini mendeteksi sudut crank standar dan
camshaft timing.
VG
ECU
PIM
KNK
G
IGT
IGF
sensor
Ignition coil
denfan igniter
THW
NE
Manifold
pressure
OX1A
Sensor oksigen
No.1
Deskripsi
Konstruksi
Konstruksi
IDL
Meteran aliran udara
VG
PIM
KNK
G
IGT
IGF
ECU
THW
sensor
Manifold
pressure
Ignition coil
with igniter
Camshaft
position
sensor
NE
OX1A
Sensor oksigen
No.1
Sensor temperatur air
sensor posisi camshaft
sensor ketukan
Peranan ECU
ECU menerima sinyal dari sensor,
menghitung waktu pengapian optimal
untuk kondisi motor, dan mengirim
sinyal (IGT) ke igniter.
Deskripsi
Konstruksi
Konstruksi
IDL
Meteran aliran udara
VG
PIM
KNK
G
IGT
IGF
ECU
sensor
Manifold
pressure
Ignition coil
with igniter
THW
NE
OX1A
Sensor oksigen
No.1
Water
temperature sensor
sensor posisi camshaft
sensor ketukan
Peranan igniter
Igniter merespon sinyal IGT yang di
output ECU untuk sewaktu-waktu
memberikan tegangan ke ignition
coil. Ia juga mengirim sinyal
konfirmasi pengapian (IGF) ke ECU.
Rangkaian Pengapian
Deskripsi
Ignetion coil
+B
with igniter
ECU
Constant
voltage
circuit
IGT
Drive
circuit
G
Microprocessor
NE
Sinyal IGF
generation
circuit
IGF
Spark plug
ECU
Ignition order
IGT1
IGT3
IGT4
IGT2
IGF
No.1 cylinder
No.3 cylinder
No.4 cylinder
No.2 cylinder
DIS (Direct Ignition System)
IGT1 ON
OFF
IGT3 ON
OFF
IGT4 ON
OFF
IGT2 ON
OFF
IGF ON
OFF
Deskripsi
ECU menentukan waktu
pengapian berdasarkan sinyal G,
sinyal NE dan sinyal dari sensor
lain. Saat waktu pengapian sudah
ditentukan, ECU mengirim sinyal
IGT ke igniter. Ketika sinyal IGT
yang dikirim ke igniter adalah ON,
arus primer mengalir ke ignition
coil. Ketika sinyal IGT mati, arus
primer juga terputus. Pada saat
yang sama, sinyal IGT dikirim ke
ECU. Saat ini, rangkaian
pengapian utama yang digunakan
adalah DIS (Direct Ignition
System). ECU mendistribusikan
arus tegangan tinggi ke silinder
dengan mengirim tiap sinyal IGT
ke igniter dengan urutan
pengapian. Ini memungkinkan
didapatkannya kontrol waktu
pengapian yang sangat akurat.
Rangkaian Pengapian
1. Sinyal IGT /
2. Sinyal IGF
TDC
TDC
TDC
Ignition
IGT
180 (4 cylinders)
120 (6 cylinders)
Ignition
TDC
IGT
Advance angle
Initial ignition timing 5, 7 or 10 BTDC
(tergantung model motor)
Ignition order
IGT1 ON
OFF
IGT3 ON
OFF
IGT4 ON
OFF
IGT2 ON
OFF
IGF ON
OFF
Kontrol ESA
1.Starting
ignition control/
2.After-start
ignition control
At starting
After starting
Corrective ignition advance angle
waktu pengapian aktual
(Actual ignition timing
Ignition
timing
control
After-start ignition
control
Kontrol ESA
1.Starting ignition control/
2.After-start ignition control
Engine ECU
Microprocessor
Back-up IC
G
NE
IGT
Back-up IC
G
NE
Microprocessor
Engine ECU
Various
signals
(VG, PIM etc.)
IGT
Kontrol ESA
Basic ignition
advance angle
kecepatan motor
tinggi
Ignition timing
(advanced angle)
0 rendah
High
Jumlah intake air
(Manifold pressure)
kecepatan motor
Tinggi
petaESA
PETUNJUK:
Pada beberapa model motor, sudut basic ignition advance
diubah baik pada kondisi AC ON atau OFF. (Lihat area
bertitik di kiri.) Sebagai tambahan, untuk model ini,
beberapa memiliki sudut lanjut 0 selama idling speed
standar.
2.Kontrol saat sinyal IDL pada posisi OFF
Waktu pengapian ditentukan sesuai dengan sinyal NE dan
sinyal VG atau PIM berdasarkan data dalam ECU.
Tergantung dari modelnya, dua sudut basic ignition
advance disimpan dalam ECU. Data salah satunya
digunakan menentukan nilai oktan bahan bakar, sehingga
data yang sesuai dengan bahan bakar yang digunakan
dapat dipilih. Sebagai tambahan, beberapa model
kendaraan dengan kemampuan penilaian oktan bahan
bakar menggunakan sinyal KNK untuk secara otomatis
mengubah data yang digunakan untuk menentukan waktu
pengapian.
Kontrol ESA
1.Warm-up correction
2.Koreksi over-temperature
Advance angle
0
80*
(140)
Coolant temperature C (F)
*bergantung model motor
2.Koreksi over-temperature
Saat suhu pendingin sangat tinggi, waktu
pengapian dimundurkan untuk mencegah
ketukan dan overheating. Sudut waktu
pengapian dimundurkan hingga ke maksimal 5
dengan koreksi ini.
2
Advance angle
PETUNJUK:
Untuk beberapa model motor, sinyal IDL atau
sinyal NE digunakan sebagai sinyal yang
berhubungan dengan koreksi ini.
-5
100*
(230)
Coolant temperature C (F)
*bergantung model motor.
PETUNJUK:
Beberapa model kendaraan juga
menggunakan sinyal berikut untuk koreksi.
Sinyal massa intake udara (VG atau PIM),
Sinyal putaran motor (NE), Sinyal posisi
throttle (IDL) dll.
Kontrol ESA
Retard
angle
Advance
angle
Minus
0
Perbedaan dari target idle speed
Plus
Kontrol ESA
4.Koreksi ketukan
Advance angle
Lemah
Ketukan motor
Waktu dimajukan
kuat
Waktu dimundurkan
Kontrol ESA
Advance angle
35 45
-10 0
Kontrol ESA
Sudut waktu
Standard ignition
E1
TE1
E1
TC
DLC1
DLC3
Initial
Model motor ignition timing
TE1
DLC2
CG
Fixed ignition
advance angle
Standard
ignition timing
Type 1
10 BTDC
0 BTDC
10 BTDC
Type 2
5 BTDC
5 BTDC
10 BTDC
Type 3
7 BTDC
0 BTDC
7 BTDC
Deskripsi
Deskripsi
StarterTurbocharger
Starter
Neutral
startstart
switch
Neutral
switch
IDL
IDL
STASTA
sensor
sensorposisi
posisithrottle
throttle
NSW
NSW
SPD
SPD
ECU
ECU
ISCV
ISCV
ELS
ELS
A/CA/C
THW
THW
NENE
sensor
sensor
kecepatan kendaraan
kecepatan
kendaraan
Electric load
Electric load
Supercharger
Sensor
temperatur
Sensor temperatur air
air
A/C amplifier
A/C amplifier
Deskripsi
Sistem ISC (Idle Speed
Control) diberikan dengan
rangkaian yang membypass throttle valve, dan
volume udara yang ditarik
dari rangkaian bypass yang
dikontrol oleh ISCV (Idle
Speed Control Valve).
ISCV menggunakan sinyal
dari ECU untuk mengontrol
motor pada idling speed
optimal sepanjang waktu.
Deskripsi
Deskripsi
Deskripsi
Starter
1. Saat starter
IDL
STA
NSW
SPD
ECU
ISCV
ELS
A/C
THW
NE
A/C amplifier
sensor posisi crankshaft
Deskripsi
Deskripsi
Deskripsi
Starter
STA
IDL
NSW
SPD
ECU
ISCV
ELS
A/C
THW
NE
A/C amplifier
sensor posisi crankshaft
Deskripsi
Deskripsi
Deskripsi
Starter
IDL
STA
NSW
SPD
ECU
ISCV
ELS
A/C
THW
NE
sensor kecepatan kendaraan
Electric load
A/C amplifier
sensor posisi crankshaft
Tipe ISCV
Tipe ISCV
Turbocharger
Throttle valve
Throttle valve
ISCV
Throttle
control
motor
ECU
ETCS-i
Tipe Stepper Motor
1.Cara Kerja
kumparan
magnetpermanen
Valve
ke Air intake dari Air cleaner
chamber
Tinggi
buka
kumparan
Duty ratio
IC
RSO
1. Cara Kerja
Saat duty ratio tinggi, IC
menggerakkan katup ke arah bukaan,
dan ketika duty rasio rendah, IC
menggerakkan katup ke arah
menutup. ISCV melakukan
pembukaan dan penutupan dengan
cara ini.
ECU
Rendah
Tutup
PETUNJUK:
Apabila ada masalah, misalnya
rangkaian terbuka, yang
menyebabkan listrik berhenti
mengalir ke ISCV, katup dibuka pada
posisi tertentu oleh gaya magnet
permanen. Ini akan menjaga idling
speed rata-rata 1000 hingga 1200
1.Cara Kerja
Tipe Stepper Motor
Valve
Stopper pin
Ke Air intake
chamber
Valve shaft
1.Cara kerja
Motor step menggunakan prinsip menarik dan
memantulkan magnet permanen (rotor) ketika medan
magnet dihasilkan listrik yang mengalir dalam kumparan.
Pada gambar di kiri bawah, arus mengalir pada C1
menyebabkan magnet tertarik. Ketika arus ke C1 diputus
disaat yang sama, arus dibuat mengalir ke C2, dan
magnet ditarik ke C2. Pergantian arus dari C3 dan C4
dengan cara yang sama digunakan untuk merotasi
magnet. Magnet juga dapat berotasi ke arah berlawanan
dengan mengubah arah arus dari C4 ke C3, C2, dan C1.
Pengaturan digunakan untuk memindahkan magnet ke
posisi yang ditentukan sebelumnya.
Motor step aktual menggunakan 4 kumparan untuk
menciptakan 32 langkah untuk 1 rotasi magnet (rotor).
(Beberapa motor memiliki 24 langkah per rotasi.)
Ignition
switch
ECU
IGSW
Engine ECU
BATT
EFI
+B
BATT
EFI
Ignition
switch
+B
+B1*
M-REL
E1
EFI
main relay
E1
rasio udara-bahan
bakar sensors
Key
unlock
warning
switch