Anda di halaman 1dari 21

PARAMETER PENILAIAN

TARJAMAH AL QURAN

Drs. Muhammad Thalib

PARAMETER PENILAIAN TARJAMAH


AL QUR'AN
1. Pengertian Tarjamah
Tarjamah atau terjemah adalah pengalihan kalimat/kata dari
bahasa pertama kepada bahasa kedua.

2. Macam-macam tarjamah
Tarjamah dalam pengertian di atas ada 2 macam, yaitu
tarjamah harfiah dan tarjamah tafsiriah.
a. Tarjamah harfiah yaitu pengalihan kalimat/kata dari bahasa
pertama kepada kesamaannya dalam bahasa kedua, baik
dalam tata bahasanya maupun arti kata perkata. Terjemah
harfiah yaitu menurut huruf, kata demi kata (tidak menurut
makna yang terkandung dalam kalimat). (Sumber: Kamus
Bahasa Indonesia, Pusat Bahasa Departemen Pendidikan
Nasional Jakarta, 2008, hal 510)
b. Tarjamah tafsiriah yaitu pengalihan kalimat/kata dari
bahasa pertama kepada kesamaan makna/maksud dalam
bahasa kedua tanpa terikat oleh tata bahasa, susunan
kalimat atau ungkapan dari bahasa pertama.

3. Tarjamah Al-Qur'an
Dr. Muhammad Husain Adz Dzahabi menyatakan
bahwa tarjamah Al-Qur'an secara harfiah mutlak tidak dapat
dilakukan, karena perbedaan prinsip dalam susunan kalimat AlQur'an yang memiliki nilai sastra tinggi dan penggunaan
ungkapan-ungkapan halus yang tidak terdapat pada bahasa
lain. Susunan kalimat semacam ini hanya menjadi ciri khusus
bahasa Arab yang menjadi bahasa Al-Qur'an. Jika Al-Qur'an
dengan bahasa Arab semacam ini diterjemahkan secara harfiah
3

dapat menimbulkan pengertian yang kacau bagi pembaca


bahasa terjemahan.

Contoh: Surah Bani Israil ayat 29:


$Y=t y)tFs t69$# . $y6s? u y7) 4n<) 's!=t x8yt ygrB u
#t
Tarjamah harfiahnya adalah:
"Dan janganlah kamu jadikan tanganmu terbelenggu pada
lehermu dan janganlah kamu terlalu mengulurkannya karena
itu kamu menjadi tercela dan menyesal."
Timbul pertanyaan:

Adakah orang yang berakal mau membelenggu


tangannya sendiri ke lehernya atau mengulurkan kedua
tangannya terus-menerus? Tentu tidak ada.

Lalu dari kalimat terjemahan harfiah ayat itu, apa yang


dapat dipahami oleh pembaca?

Apa arti larangan Allah pada ayat tersebut, padahal


orang yang berakal tidak akan melakukan perbuatan
semacam itu?

Jika ayat di atas diterjemahkan secara tafsiriah, maka


kalimatnya berbunyi:
"dan janganlah kamu berlaku kikir, tetapi jangan pula kamu
berlaku boros, karena kelak kamu akan menjadi hina dan
menyesal atas sikapmu yang berlebihan."
Pembaca terjemah ayat ini langsung memahami
maksud ayat di atas. Ayat di atas melarang manusia berlaku
kikir dan boros.
Dengan fakta ini, Dr. Adz Dzahabi dan Syeikh Ali Ash
Shabuni berpendapat bahwa menerjemahkan Al-Qur'an secara
harfiah, hukumnya haram. (Lihat: At Tibyan fi 'Ulumil Qur'an
4

oleh Muhammad Ali Ash Shabuni dan At Tafsir wal Mufassirun


oleh Dr. Muhammad Husain Adz Dzahabi)
4. Hukum Tarjamah Al Qur'an
Tarjamah harfiah Al Quran hukumnya haram,
sebagaimana dinyatakan oleh Dewan Fatwa Kerajaan Arab
Saudi no: 63947 tanggal 19 Jumadil Ula 1426 H atau 26 Juni
2005 dan Keputusan dari Fakultas Tarbiyah Universitas King
Saud, Saudi Arabia yang dihimpun oleh Sulthan bin Abdullah Al
Hamdan. Dalam fatwa tersebut juga ditegaskan bahwa
tarjamah Al Quran yang dibenarkan adalah tarjamah tafsiriah.

5. Koreksi terhadap Tarjamah Al-Qur'an DEPAG


Tarjamah Al Qur'an DEPAG disusun oleh tim
penerjemah bentukan DEPAG tahun 1965 di masa Menteri
Agama Saifuddin Zuhri dan mulai diterbitkan secara massal kirakira tahun 1969.
Dalam Kata Pengantar Ketua Lembaga Penyelenggara
Penterjemah Kitab Suci Al Qur'an, disebutkan:
Terjemahan dilakukan seleterlijk (seharfiah) mungkin.
Apabila dengan cara demikian terjemahan tidak dimengerti, maka
baru dicari jalan lain untuk dapat dipahami dengan menambah
kata-kata dalam kurung atau diberi not.

Tarjamah Al-Qur'an DEPAG ini setelah kami cermati terdapat


banyak kesalahan yang tidak boleh diabaikan. Parameter untuk
menilai kesalahan terjemah Al-Qur'an DEPAG kami
kelompokkan sebagai berikut:

a. Menyalahi aqidah salaf


Contoh: Surah An Nisa' ayat 159
yu)9$# ttu ( ?t 6s% / ss9 ) =tG39$# r& i )u
#Yy n=t 3t
5

Tidak ada seorangpun dari Ahli Kitab, kecuali akan beriman


kepadanya (Isa) sebelum kematiannya[380]. Dan di hari kiamat
nanti Isa itu akan menjadi saksi terhadap mereka.
[380]. Tiap-tiap orang Yahudi dan Nasrani akan beriman kepada
'Isa sebelum wafatnya, bahwa dia adalah Rasulullah, bukan
anak Allah. Sebagian mufassirin berpendapat bahwa mereka
mengimani hal itu sebelum wafat.
Tarjamah dan catatan kaki pada tarjamah Al-Qur'an DEPAG
menyalahi hadits-hadits shahih mutawatir, antara lain:
Sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dari Abu
Hurairah, Rasulullah saw. bersabda: "Demi jiwaku yang ada di
tangan Tuhanku, 'Isa sudah hampir turun ke tengah kalian. 'Isa
menjadi penguasa yang adil. 'Isa menghancurkan salib,
membunuh babi, membebaskan pajak. Saat itu kekayaan
berlimpah, sehingga tidak ada orang yang mau menerima
sedekah. Saat itu orang melakukan shalat merasa lebih baik
daripada mendapatkan seluruh harta dunia."
Pada hadits lain riwayat Imam Ahmad dari Abu Hurairah
ditambahkan bahwa semua orang Yahudi dan Nasrani ketika itu
masuk Islam sebelum'isa wafat. (Baca : Tafsir Al Mishbah Al
Munir halaman 339)
Dari Sahabat Ibnu Abbas dikatakan bahwa Ahli Kitab beriman
kepada 'Isa sebelum matinya. Kata ganti "nya" menunjuk
kepada 'Isa, bukan pada tiap-tiap ahli Kitab yang akan mati.
Sedangkan atsar-atsar dari tabi'in antara lain, Muhammad bin
'Ali bin Abi Thalib, Qatadah, Ibnu Zaid bin Al Muhajir, Abi Malik
Al Ghifari, Al Hasan Al Basri. (Baca: Tafsir Ad Durrul Mantsur juz
2 hal 241)
Apabila sebuah ayat Al-Qur'an sudah dijelaskan oleh Nabi
saw. dalam riwayat yang shahih, maka tidak boleh ada orang
yang menggunakan pendapat siapapun yang menyalahi hadits
Nabi saw. yang shahih. Apa yang dilakukan tim Penerjemah AlQur'an DEPAG menyalahi prinsip ini. Apalagi berkenaan dengan
masalah aqidah.

Tim Penerjemah Al-Qur'an DEPAG ketika menerjemahkan


ayat ini jelas mengabaikan aqidah salaf yang secara tegas
dijelaskan dalam hadits-hadits shahih di atas, yaitu di akhir
zaman 'Isa akan turun kembali ke dunia sebagai salah satu
tanda kiamat telah dekat. Pada saat itu semua orang Yahudi
dan Nasrani tanpa kecuali beriman kepada 'Isa dan masuk Islam
sebagaimana kaum muslim sendiri.
Hal ini dalam Tarjamah Al-Qur'an DEPAG sama sekali tidak
ditampilkan secara jelas, sehingga aqidah salaf yang shahih ini
menjadi kabur. Karena itu timbul pertanyaan, apakah tim
Penerjemah Al-Qur'an DEPAG mengingkari aqidah salaf yang
shahih ini. Jika memang demikian, maka Tarjamah Al-Qur'an
DEPAG dari sisi aqidah diragukan kebenarannya dan tidak boleh
dipakai oleh kaum muslim.
Maka terjemah Surah An Nisa' ayat 159 di atas yang benar
adalah:
"Sungguh sebagian Ahli Kitab kelak benar-benar beriman
kepada Isa ketika ia turun kembali ke dunia dan sebelum 'Isa
wafat. Pada hari kiamat Isa menjadi saksi atas keimanan
mereka."

b. Menyalahi kaidah logika :


Contoh: Surah Al Qashash ayat 10
r& Is9 / 7Fs9 Ny$2 ) ( %s 4y d& #x yxt7r&u
9$# z 3tG9 $y6=s% 4n?t $ot/
Dan menjadi kosonglah hati ibu Musa[1114]. Sesungguhnya
hampir saja ia menyatakan rahasia tentang Musa, seandainya
tidak Kami teguhkan hati- nya, supaya ia termasuk orang-orang
yang percaya (kepada janji Allah).
[1114]. Setelah ibu Musa menghanyutkan Musa di sungai Nil,
maka timbullah penyesalan dan kesangsian hatinya lantaran
kekhawatiran atas keselamatan Musa bahkan hampir-hampir ia
7

berteriak meminta tolong kepada orang untuk mengambil


anaknya itu kembali, yang akan mengakibatkan terbukanya
rahasia bahwa Musa adalah anaknya sendiri.
Tim Penerjemah Al Qur'an DEPAG memberi catatan
kaki untuk ayat di atas bahwa setelah ibu Musa menghanyutkan
Musa di sungai Nil, maka timbullah penyesalan dan kesangsian
hatinya lantaran kekhawatiran atas keselamatan Musa. Padahal
kita tahu bahwa ibu Musa menghanyutkan bayi Musa di sungai
Nil karena mengikuti perintah Allah kepada dirinya yang
diterimanya lewat ilham.
Apakah logika manusia yang sehat dapat menerima ibu
Musa yang beriman penuh kepada Allah itu menyesali
perbuatan yang ia lakukan atas perintah Allah itu? Berbeda
halnya jika ibu Musa adalah perempuan biasa yang
menghanyutkan bayinya ke sungai tanpa adanya jaminan dari
Allah seperti yang Allah janjikan kepada ibu Musa.
Dengan demikian catatan kaki yang dibuat oleh tim
Penerjemah Al Qur'an DEPAG dilakukan oleh orang yang patut
dipertanyakan kesehatan logika dan kebenaran aqidahnya.
Tarjamah tafsiriah ayat 10 Surah Al Qashash yang benar
adalah:
"Ibu Musa setelah menghanyutkan bayinya, hatinya sangat
khawatir atas nasib bayinya . Ibu Musa nyaris membuka rahasia
tentang bayinya, sekiranya Kami tidak teguhkan hatinya.
Dengan keteguhan hatinya itu Kami masukkan dia dalam
golongan orang mukmin."

c. Menyalahi struktur bahasa Arab:


Contoh Surah Al Mumtahanah: 13
z (#t s% n=t !$# |=x $s% (#9utGs? (#t#u t%!$# $pr't
7)9$# =ptr& $(39$# }t $yx. tzF$#
8

Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu jadikan


penolongmu kaum yang dimurkai Allah. Sesungguhnya mereka
telah putus asa terhadap negeri akhirat sebagaimana orangorang kafir yang telah berada dalam kubur berputus asa.
Dalam struktur bahasa Arab, kata  (ya-i-sa) selalu
diikuti oleh kata depan  (min), sehingga susunan kata-katanya
menjadi   (ya-i-sa min), artinya berputus-asa atau tidak
punya harapan. Struktur kalimat dalam bahasa Arab, yang

 ( al kuffaar:
menjadi fa-il (subyek) dari kata ya-i-sa adalah
 

( 
 al kuffaar
orang-orang kafir)
bukan
min ash-haabil qubuur: orang-orang kafir yang telah berada
dalam kubur).
Kitab-kitab tafsir yang sangat terkenal, antara lain: tafsir
Ibnu Katsir, tafsir Bahrul 'Ulum oleh Imam As Samarqandi, tafsir
Al Muntakhab oleh Kementerian Waqaf Mesir dan At Tafsir Al
Wajiz oleh Dr. Wahbah Zuhaili menyebutkan bahwa subyek
dari kata ya-i-sa adalah al kuffar bukan al kuffaar min ashhaabil qubuur.
Dengan demikian terjemah yang benar dari ayat 13
Surah Al Mumtahanah adalah:
"Wahai orang-orang beriman, janganlah kalian menjadikan
kaum yang Allah murkai sebagai teman karib kalian. Mereka
adalah orang-orang yang tidak mengharapkan pahala akhirat,
sebagaimana orang-orang kafir berputus asa terhadap hidup
kembalinya keluraganya yang telah mati."
Ayat di atas diterjemahkan seperti itu didasarkan pada
tafsir Thabari jilid 23 halaman 238 seperti dikutip dalam Tafsif
Al Mishbah Al Munir halaman 1397.
Kesalahan yang dilakukan oleh tim Penerjemah Al-Qur'an
DEPAG terhadap ayat 13 Surah Al Mumtahanah menimbulkan
pertanyaan besar, antara lain:
1. Apakah tim yang terdiri dari beberapa pakar bahasa Arab
tidak memahami struktur bahasa Arab yang sangat
sederhana itu? Padahal Prof Mukhtar Yahya, Prof. Bustami
Abdul Gani dan KH. Ali Maksum pimpinan Pesantren
9

Krapyak Yogyakarta pakar andalan bahasa Arab di


Indonesia.
Kemungkinan ini sulit diterima oleh akal sehat.
2. Apakah ada tim siluman di balik tim resmi yang tercantum
namanya dalam Buku Tarjamah Al-Qur'an DEPAG? Wallahu
a'lam bish shawab.
3. Apakah tim Penerjemah Al-Qur'an DEPAG mengerjakan
tejemah Al-Qur'an ini sekedar melaksanakan proyek. Apa
yang menjadi kehendak pemilik proyek itulah yang
dipenuhi, sekalipun menyalahi kebenaran. Orang yang mau
melakukan pekerjaan semacam ini terhadap kitab suci
hanyalah orang oportunis. Wallahu a'lam bish shawab.

d. Maksud ayat menjadi tidak jelas


Contoh: Surah Al Qashash ayat 45
_ $Z$rO |M2 $tu 4 9$# n=t tu$stGs $Z% $t'tr& !$3s9u
,# $2 $3s9u $uFt#u n=t (#=Gs? tt r&
Tetapi Kami telah mengadakan beberapa generasi, dan
berlalulah atas mereka masa yang panjang, dan tiadalah kamu
tinggal bersama-sama penduduk Madyan dengan membacakan
ayat-ayat Kami kepada mereka, tetapi Kami telah mengutus
rasul-rasul.
Terjemahan Al-Qur'an DEPAG di atas menimbulkan beberapa
pertanyaan:
1. Siapakah yang dimaksud dengan kata "mereka" dalam
kalimat: " dan berlalulah atas mereka masa yang panjang"?
2. Masa yang panjang yang dimaksud pada kalimat di atas,
mulai dari masa siapa sampai dengan masa siapa?

10

3. Siapa yang dimaksud dengan "rasul-rasul" dalam kalimat "


Kami telah mengutus rasul-rasul"? Rasul-rasul dalam ayat
ini diutus pada masa kapan dan kepada kaum/umat apa?
Terjemahan ayat ini yang ternyata menimbulkan
ketidak jelasan pengertian bagi pembacanya. Tim penerjemah
Al-Qur'an DEPAG telah gagal menyajikan kejelasan makna ayat
tersebut kepada pembaca terjemah Al-Qur'an ini. Karena itu
siapakah yang bertanggung jawab bila pembaca terjemahan ini
memahami ayat tersebut menyalahi prinsip-prinsip ajaran
Islam? Maka untuk menjaga kebersihan aqidah umat, terjemah
Al-Qur'an yang dibuat oleh tim dari DEPAG patut direvisi total,
atau umat Islam tidak membaca terjemah Al-Qur'an DEPAG ini.
Tarjamah yang mendekati maksud dari ayat di atas
adalah tarjamah tafsiriah berikut ini:
Akan tetapi, sesudah itu Kami telah menciptakan beberapa
generasi Bani Israil. Generasi-generasi itu ada yang hidupnya
jauh sesudah Musa, sehingga mereka lupa dengan ajaran
Musa. Wahai Muhammad, kamu tidak semasa dengan Musa,
saat ia menyampaikan dahwahnya kepada penduduk Madyan,
sehingga kamu dapat menyaksikan kejadiannya. Akan tetapi,
kamu dapat menyampaikan kisah itu kepada kaum Quraisy,
karena Kami jadikan kamu sebagai salah seorang rasul Kami.
(Diambil dari tafsir Al Muntakhab, Kementrian Waqaf Mesir)

e. Maksud ayat menjadi keliru


Contoh: Surah Al Baqarah ayat 34
uy93tF$#u 4n1r& }=/) H) (#yf|s tyK (#f$# s3n=u=9 $o=% )u
(s39$# z t%x.u
Dan (ingatlah) ketika Kami berfirman kepada para malaikat:
"Sujudlah[36] kamu kepada Adam," maka sujudlah mereka
11

kecuali Iblis; ia enggan dan takabur dan adalah ia termasuk


golongan orang-orang yang kafir.
[36]. Sujud di sini berarti menghormati dan memuliakan Adam,
bukanlah berarti sujud memperhambakan diri, karena sujud
memperhambakan diri itu hanyalah semata-mata kepada Allah.
Munculnya kata "Iblis" pada kalimat "maka sujudlah
mereka kecuali Iblis", menimbulkan pengertian yang keliru pada
pembaca terjemah ini. Dari terjemah semacam ini dipahami
bahwa iblis masuk golongan malaikat yang diperintah oleh Allah
agar sujud kepada Adam.
Pertanyaannya adalah apakah benar iblis itu dari
golongan malaikat? Padahal pada Surah Al Kahfi ayat 50 dengan
tegas disebutkan bahwa iblis dari golongan jin. Dengan
demikian terjemah Al-Qur'an DEPAG atas ayat Surah Al Baqarah
ayat 34 ini menimbulkan paham keliru yang fatal. Sehingga
banyak sarjana muslim Indonesia yang tidak mengerti bahasa
Arab dengan benar, apalagi membaca kitab tafsir berkeyakinan
bahwa iblis dari golongan malaikat. Sebagai contoh adalah
almarhum Ir. Imaduddin Abdurrahim, dosen ITB pada tahun
1975.
Dalam bahasa Indonesia memang tidak dikenal adanya
logika bahasa berbentuk pengecualian langsung dan
pengecualian terpisah. Akan tetapi dalam bahasa Arab, logika
bahasa semacam ini menjadi karakter bahasa Arab. Dalam
bahasa Arab dikenal dengan istilah istitsna' muttashil
(pengecualian langsung) dan istitsna' munqathi' (pengecualian
terpisah). Sebagai contohnya adalah kasus iblis pada ayat 34
Surah Al Baqarah ini pengecualiannya bersifat munqathi',
sedangkan pada ayat 50 Surah Al Kahfi ini pengecualiannya
bersifat muttashil.
Karena itu harus dilakukan tarjamah tafsiriah yang
benar atas ayat 34 Surah Al Baqarah agar tidak menyesatkan
pembaca, yaitu:
Wahai Muhammad, ingatlah ketika Kami berfirman kepada
para malaikat dan jin: Sujudlah kalian kepada Adam. Para
12

malaikat pun bersujud, tetapi iblis dari golongan jin tidak mau.
Iblis benci kepada Adam dan bersikap congkak kepada Allah.
Iblis termasuk golongan kafir.
Dengan tarjamah tafsiriah semacam ini pembaca tidak
mungkin memahami Surah Al Baqarah ayat 34 bahwa iblis
sebagai bagian dari malaikat. Menganggap iblis sebagai bagian
dari malaikat merupakan aqidah yang sesat.
Pertanyaan yang sekarang adalah apakah tim
Penerjemah Al-Qur'an DEPAG dengan sengaja tidak
memperdulikan hal-hal pokok yang sensitif sehingga perlu
kecermatan dalam penerjemahan Al-Qur'an? Atau tim ini
bekerja tanpa tanggung jawab aqidah?
Dengan kesalahan ini semakin jelas kita menyikapi
Terjemah Al-Qur'an DEPAG sebagai sebuah terjemah Al-Qur'an
yang tidak patut dibaca oleh kaum muslim Indonesia. Sebab
terjemahan ini sangat mengaburkan aqidah Islam yang wajib
kita bersihkan dari segala unsur-unsur syubhat.

Tambahan:
a. Terjemah Al-Qur'an DEPAG terbitan tahun 1969 Surah An Nisa'
ayat 5 tertulis:
Dan djanganlah kamu serahkan kepada orang-orang jang belum
sempurna akalnja[268], harta (mereka jang ada dalam
kekuasaanmu) jang kamu sendiri didjadikan Allah sebagai
pemeliharanja. Berilah mereka belandja dan pakaian (dari hasil
harta itu) dan berkatalah kepada mereka dengan kata-kata jang
baik.
Pada terbitan tahun 1418 H terjemahannya berubah sebagai
berikut:
Dan janganlah kamu serahkan kepada orang-orang yang belum
sempurna akalnya[268], harta (mereka yang ada dalam
kekuasaanmu) yang dijadikan Allah sebagai pokok kehidupan.
Berilah mereka belanja dan pakaian (dari hasil harta itu) dan
ucapkanlah kepada mereka kata-kata yang baik.
13

Tolong pembaca cermati perbedaan mencolok antara


terjemahan yang terbit tahun 1969 pada kata-kata ' jang kamu
sendiri didjadikan Allah sebagai pemeliharanja' dengan
terjemahan terbitan sesudahnya yang berganti dengan kata-kata
'yang dijadikan Allah sebagai pokok kehidupan'. Perubahan
terjemahan ini tanpa ada penjelasan. Karena itu kita bertanya
mana yang benar dari dua terjemahan itu atas ayat yang sama?
Pembaca sendiri tidak mengambil keputusan pasti. Karena itu
DEPAG wajib menjelaskan perbedaan terjemahan yang
menimbulkan kekacauan pengertian terhadap ayat 5 Surah An
Nisa' ini.

b. Tarjamah Al Qur'an Kemenag yang terbit tahun Februari 2010


yang ditanda tangani Menteri Agama Suryadarma Ali setelah
dicermati ternyata kesalahannya lebih banyak dan lebih fatal.
Tarjamah beberapa ayat yang ada pada terbitan sebelumnya
sudah benar, pada terbitan tahun 2010 ini justru salah.
Contohnya : surah An Naas, surah Al Falaq, surah Al Ikhlas dan
surah Al Lahab (baca lampiran).

Rujukan:

1.

Tafsir Thabari oleh Abu Ja'far Muhammad bin Jarir Ath


Thabari

2.

Tafsir Bahrul 'Ulum oleh Imam Samarqandi

3.

Tafsir Ad Durrul Mantsur oleh Imam Suyuthi

4.

Tafsir Al Jalalaini oleh Jalaluddin Al Mahalli dan


Jalaluddin As Suyuti

5.

Tafsir Al Qur'anil 'Adhim oleh Ibnu Katsir

6.

Tafsir Maalimut Tanzil oleh Al Baghawi

7.

Tafsir Al Muharrar Al Wajiz oleh Ibnu Athiyyah

8.

Tafsir Al Jawaahirul Hissaanu oleh Ats Tsalabi

9.

Tafsir Al Muntakhab, Kementerian Waqaf Mesir


14

10. Tafsir Al Mishbah Al Munir oleh Tim Ulama India


11. At Tafsir Al Wajiz oleh Dr. Wahbah Zuhaili
12. Tafsir Al-Muyassar, Rabithah Alam Islami
13. At Tafsir wal Mufassirun oleh Dr. Muhammad Husain
Adz Dzahabi
14. At Tibyan fi 'Ulumil Qur'an oleh Muhammad Ali Ash
Shabuni
15. Shahih Bukhari
16. Shahih Muslim
17. Tarjamatul Qur'an, Dhawabith wa Ahkam, Sulthan bin
'Abdullah al-Hamdani
18. Kamus Al Mu'jam Al Wasith oleh Dr. Ibrahim Unais dkk.
19. Kamus Al Qur'an Ishlahul Wujuh wan Nadha-ir oleh
Imam Al Husaini bin Muhammad Ad Damaghani
20. Kamus Bahasa Indonesia, Pusat Bahasa Departemen
Pendidikan Nasional Jakarta

15

KARAKTERISTIK DAN MISI AL QURAN

A. Karakteristik Al Quran:

1. Makna setiap ayat jelas


79$# =tG39$# Mt#u 7=?
Itulah ayat-ayat Al-Quran yang jelas. (QS. Yusuf: 1)
2. Penjelasannya rinci
tn=t 5s)j9 $|/tt $#u% Gt#u Mn=_ =tG.
Al-Qur'an adalah sebuah kitab yang ayat-ayatnya dijelaskan
dengan rinci. Al-Qur'an adalah kitab suci berbahasa Arab dan
pelajaran bagi kaum yang mau memahami isinya. (QS. Fushilat:
3)

3. Makna ayat tegas dan mudah dipahami


A7yz A3ym $! Mn=_ O Gt#u My3m& =tG.
Al-Qur'an itu ayat-ayatnya singkat lagi mudah dipahami. Ayatayat Al-Qur'an itu menjelaskan semua urusan dengan rinci. (QS.
Hud: 1)
4. Pilihan kata-katanya sederhana
#t9 $Ys% / u?u )G9$# / tet6F9 $|=/ to $y*s
Wahai Muhammad, sesungguhnya Al-Quran ini Kami
mudahkan penyampaiannya dengan bahasamu, agar kamu
dapat menyampaikan kabar gembira kepada orang-orang yang
taat dan bertauhid, dan menyampaikan ancaman kepada kaum
kafir. (QS. Maryam: 97)

16

5. Penyampaiannya
sempurna

ringkas

dengan

perumpamaan

yang

M/$rO $y=r& Bt7hs ;tyftx. Zt6hs Zy=x. WsWt !$# z>u y#x. ts? s9r&
!$y9$# $ysu
Wahai manusia, apakah kalian tidak melihat bagaimana Allah
memberikan perumpamaan kalimat tauhid laksana sebatang
pohon kurma, akarnya menghunjam ke bumi dan pelepahnya
menjulang ke langit? (QS. Ibrahim: 24)
6. Isinya mudah diterima akal
=)s? 3=y9 $w/tt $u% o9tr& !$)
Sungguh, Kami telah menurunkan Al-Quran dengan bacaan
dalam bahasa Arab, supaya kalian mengerti. (QS. Yusuf: 2)
7. Kandungan ayatnya mencerahkan akal dan hati
#Z %[`#uu */ !$# n<) $#yu
Wahai Nabi, engkau menjadi orang yang menyampaikan
perintah Allah dan menjadi penyuluh bagi seluruh manusia ke
jalan yang benar. (QS. Al Ahzab: 46)
8. Penyajian satu masalah dipaparkan dengan pola kalimat
berbeda-beda untuk memantapkan makna dan pemahaman
t%!$# =_ t)s? u$sW $Y6ttF $Y6tG. ]pt:$# z|mr& tt !$#
!$# y y79s 4 !$# . 4n<) /=%u =_ ,#s? O 5u ts
>$y s9 $ys !$# = tu 4 !$to t / u
Allah telah menurunkan perkataan yang sebaik-baiknya berupa
Al-Qur'an. Kalimat dalam Al-Qur'an ada yang diulang-ulang. AlQur'an menyebabkan orang-orang yang takut kepada Tuhan
mereka, bulu kuduknya berdiri, kulit-kulit mereka menjadi
segar. Hati mereka tenang dengan membaca Al-Qur'an.
17

Demikian itu karena hidayah Allah, petunjuk yang diberikan


kepada siapa yang dikehendaki-Nya. Siapa saja yang
mengingkari Al-Qur'an, Allah jadikan dia sesat, dan tidak ada
seorang pun yang dapat memberinya petunjuk ke jalan Allah.
(QS. Az Zumar: 23)

B. Misi Al Quran
1. Menjadi petunjuk ke jalan yang benar
z)F=j9 W |=u =tG69$# y79s
Itulah Al-Quran yang tiada diragukan kebenaran datangnya dari
Allah. Al-Quran menjadi petunjuk bagi orang-orang yang taat
kepada Allah dan mengesakan-Nya. (QS.Al Baqarah: 2)
2. Membedakan yang hak dari yang bathil
zi ;Moit/u $=j9 W #u)9$# t& %!$# t$tu y
4 $s%(9$#u 3y9$#
Pada bulan Ramadhan Al-Quran diturunkan sebagai petunjuk
bagi manusia dan penjelasan rinci tentang petunjuk itu. AlQur'an menjadi pembeda antara yang hak dan yang batil. (QS.
Al Baqarah:185)
3. Memberikan rahmat dan barakah, yaitu menjadikan manusia
dermawan, kasih sayang, tolong menolong, dll
t 99$# 3s9u >y9$#u y9$# t6% 3y_ (#9u? r& 99$# }9
t$y9$# tA#uu zh;9$#u =tG39$#u x6n=y9$#u zF$# u9$#u !$$/ zt#u
t,#!$9$#u 69$# t$#u t3|y9$#u 4ytGu9$#u 4n1)9$# s m6m 4n?t
#s) y/ 9$#u n429$# tA#uu n4n=9$# u$s%r&u U$s%h9$# u

18

t%!$# y7s9'& 3 't79$# tnu !#9$#u !$y't79$# t99$#u ( (#yt


t)G9$# y7s9'&u ( (#%y|
Wahai kaum mukmin, hakikat taat kepada Allah itu bukanlah
sekedar kalian menghadapkan diri ke arah timur dan barat.
Orang yang taat kepada Allah yang sebenarnya adalah orang
yang beriman kepada Allah, hari akhirat, para malaikat, kitabkitab-Nya, dan para nabi-Nya. Dia juga memberikan harta yang
dicintainya kepada kaum kerabat, anak-anak yatim, orangorang miskin, orang-orang yang terlantar dalam perjalanan,
orang-orang yang meminta karena miskin, dan untuk
membebaskan budak. Dia juga melaksanakan shalat dan
mengeluarkan zakat. Juga orang-orang yang memenuhi janjijanji mereka bila berjanji, serta bersabar menghadapi
malapetaka, bencana, dan saat terjadi peperangan. Orangorang itulah yang dikatakan benar-benar beriman. Mereka
itulah orang-orang yang taat kepada Allah dan mengesakanNya. (QS. Al Baqarah: 177)
4. Menjelaskan hal-hal ghaib dengan tegas, contoh:
Surah Al Qariah
3t tt t$s)9$# $t y71ur& !$tu t$s)9$# $t t$s)9$#
9$$2

$t6f9$#

3s?u

^Z6y9$#

#tx(9$$2

$9$#

7u# 7t us ut Mn=)rO t $r's \(y9$#


u $t y71ur& !$tu t$y 's ut M(yz t $r&u
8u%tn $t
1. Peristiwa yang mencekam.
2. Apakah peristiwa yang mencekam itu?
3. Wahai Muhammad, apakah kamu tahu tentang peristiwa
yang mencekam itu?
19

4. Peristiwa yang mencekam adalah saat manusia berjatuhan


bagaikan laron-laron yang berguguran.
5. Gunung-gunung bagaikan bulu-bulu yang beterbangan.
6. Siapa saja yang bobot amal shalihnya lebih berat daripada
dosanya,
7. akan hidup dalam surga yang menyenangkan.
8. Adapun siapa saja yang bobot dosanya lebih berat daripada
amal shalihnya,
9. tempat tinggalnya adalah neraka Hawiyah.
10. Wahai Muhammad, apakah kamu tahu tentang neraka
Hawiyah itu?
11. Neraka Hawiyah adalah api neraka yang sangat panas dan
dapat melelehkan apa saja yang dibakarnya.
5. Menegaskan keesaan Allah dan membatalkan syirik
&! 3t s9u s9 s9u $#t s9 y9$# !$# ymr& !$# u %
7ymr& #(2
Wahai Muhammad, katakanlah: Allah adalah Tuhan Yang Esa.
Allah Maha Menjamin segala kebutuhan makhluk-Nya. Allah
tidak melahirkan dan tidak pula dilahirkan. Tidak ada sesuatu
pun yang menyamai Allah. (QS. Al Ikhlash: 1-4)
6. Membuka cakrawala pengetahuan
<'T[{ ;MtU $p]9$#u 9$# #n=Fz$#u F{$#u Nuy9$# ,=yz )
/_ 4n?tu #Y%u $Vu% !$# t.t t%!$# =t69F{$#
Wt/ #xy |M)n=yz $t $u/u F{$#u Nuu9$# ,=yz t6x(tGtu
$9$# z>#xt $o)s y7oys6
Penciptaan langit dan bumi, peredaran malam dan siang adalah
bukti-bukti kebenaran adanya Allah bagi orang yang mau
memikirkan kehidupan akhirat. Orang yang mau memikirkan
kehidupan akhirat adalah orang-orang yang mau mengingat
Allah ketika berdiri atau berbaring. Mereka mau memikirkan
20

penciptaan langit dan bumi. Mereka berdo'a: Wahai Tuhan


kami, semua ini Engkau ciptakan dengan tidak sia-sia. Mahasuci
Engkau dari berbuat sia-sia. Karena itu, selamatkanlah kami dari
adzab neraka. (QS. Ali Imran: 190-191)
Dengan karakteristik dan misi semacam ini, Al Quran selalu
menggunakan kalimat-kalimat yang sederhana, jelas, tegas,
menyeluruh dan mudah dipahami. Dengan demikian tarjamah Al
Quran harus memenuhi kerakteristik dan misi ini.

21

Anda mungkin juga menyukai