Pertumbuhan Radioaktivitas
Pertumbuhan Radioaktivitas
Dua atau lebih radionuklida yang tidak memiliki ketergantungan (bebas) dalam
keaktifannya, seringkali terdapat dalam suatu campuran. Misalnya, jika NaCl
disinari dengan neutron termal dalam waktu singkat, akan terjadi campuran
radionuklida 24Na (t1/2 = 15,03 jam) dengan 38Cl (t1/2 = 37,2 menit) yang dihasilkan
dari reaksi 23Na (n,) 24Na dan 37Cl (n,) 38Cl.
Secara umum, jika dalam suatu campuran terdapat n komponen radionuklida
bebas, maka keaktifan total, A, pada setiap waktu adalah jumlah dari keaktifan
seluruh komponen tersebut.
A = A1 + A 2 + A 3 + + A n
(1)
A = A1.0 e-t + A2.0 e-t + A3.0 e-t + + An.0 e-t
(2)
Dengan A1.0, A2.0, A3.0, dst berturut-turut adalah keaktifan pada t = 0 dari
radionuklida 1 dengan tetapan peluruhan 1, radionuklida 2 dengan tetapan
peluruhan 2, radionuklida 3 dengan tetapan peluruhan 3 , dst.
Kaitan Peluruhan Radionuklida Induk dan Pertumbuhan Radionuklida
Anak
Bila suatu radionuklida meluruh, inti hasil peluruhan dapat berupa inti sabil atau
radionuklida baru yang memiliki waktu paruh lebih kecil, hampir sama, atau lebih
besar daripada waktu paruh radionuklida induknya.
Peluruhan yang menghasilkan radionuklida baru akan menghasilkan campuran
keradioaktifan total yang merupakan keradioaktifan sisa inti induk dan
keradioaktifan inti anak yang terbentuk.
Ungkapan Umum Pertumbuhan Radionuklida Anak
Andaikan radionuklida induk R1 meluruh dengan tetapan laju peluruhan 1,
menghasilkan radionuklida anak R2 dengan tetapan laju peluruhan 2 :
R 1 1 R 2 2
N 1=N 1.0 e
d N2
= 1 N 1 2 N 2= 1 N 1.0 e t 2 N 2
dt
1
(3)
d N2
+ 2 N 2=1 N 1.0 e t
dt
1
(4)
d N2
+ 2 N 2 e t= 1 N 1.0 e( )t
dt
2
(5)
N 2 e t =
2
1
N 1.0 e( )t +C
1 2
2
(6)
dengan C adalah tetapan.
Dengan membagi persamaan (6) dengan faktor
N 2=
1
N e t +C e
1 2 1.0
1
diperoleh :
(7)
Pada t = 0, maka
N 2=N 2.0
N 2.0=
1
N +C
1 2 1.0
(8)
C=
1
N + N 2.0
1 2 1.0
(9)
Dengan memasukkan persamaan (9) ke persamaan (7) diperoleh ungkapan :
e
(1 te t )
1
N 2=
N
1 2 1.0
2
(10)
R 1 1 R 2 2 R 3 3 R n n
Dengan
anggapan
pada
0,
N n=C 1 e
Dengan :
C1 =
C2 =
3 t
+C 3 e
n t
+ +C n e
(11)
1 2 3 n1
N
( 2 1) ( 3 1) (n 1 ) 1.0
1 2 3 n1
( 1 2) ( 3 2 ) (n 2 )
C3 =
Cn =
2 t
+C 2 e
N 1.0
1 2 3 n1
N
( 1 3 )( 2 3 ) ( n3 ) 1.0
1 2 3 n1
( 1 n )( 2 n ) ( n1 n )
N 1.0
induk
terhadap
banding
jumlah
Dalam kasus ini dikenal waktu yang diperlukan agar keaktifan radionuklida anak
d N2
dt
( )
t m=
1
ln 2
2 1 1
(12)
Pada waktu tersebut, laju peluruhan radionuklida anak,
laju pembentukannya dari radionuklida induk,
2 N 2
sama dengan
1 N 1 .
Kesetimbangan Transien
Jika waktu paruh radionuklida induk lebih besar daripada waktu paruh
radionuklida anaknya (1 < 2), pada suatu waktu akan tercapai kesetimbangan
radioaktif, yaitu pada saat angka banding keaktifan radionuklida induk dan
anaknya menjadi tetap. Hal ini dapat dianalisa dari persamaan (10). Sesudah
waktu t cukup besar, nilai
sehingga
N 1.0 e t
2
N 2=
Karena
Maka :
2 t
1 t
1
N 1.0 e t
2 1
1
(13)
N 1.0 N 1 e t
1
N 1 2 1
=
=tetap
N2
1
(14)
A 1 C 1( 2 1)
=
A2
C 2 2
(15)
Kesetimbangan Sekuler
Karena radionuklida induk memiliki waktu paruh yang jauh lebih besar daripada
waktu paruh radionuklida anak 1 << 2, sehingga keaktifan radionuklida induk
relatif tidak berkurang, maka persamaan (14) menjadi :
N 1 2
= =tetap
N 2 1
(16)
Sehingga
A1 C1
=
A2 C2
(17)