Anda di halaman 1dari 18

PEMICU

1. Bayi berusia 1 hari, ASI belum diberikan ke bayi karena ASI belum ada. Ibu
memberikan pisang kepada bayi. Pemberian pisang sebanyak 3 kali sehari
hingga bayi berusia 1 bulan NILAI & KEYAKINAN PADA ANAK.
2. Anak balita 4,5 tahun sedang berenang di kolam plastic. Anak mencoba
keluar dari kolam plastic dan masuk kembali ke dalam kolam plastic
berulang-ulang. Saat mau masuk ke kolam anak terpeleset dan jatuh
terbentur lantai kemudian menangis. Ibu menangisi kondisi anaknya dan
membawa ke RS KEBUTUHAN KENYAMANAN DAN KEAMANAN KLIEN ANAK.
3. Gadis 11 tahun, tergolong anak yang periang dan suka bergaul. Satu bulan
terakhir mengalami panas dan menyendiri. Anak mengalami demam tinggi
dan kejang. Hasil pemeriksaan fisik dan forensic anak mengalami jejas pada
area anus dan kemaluan KEBUTUHAN SEKSUALITAS DAN REPRODUKSI KLIEN
ANAK.

STRES DAN KOPING PADA ANAK


- Anak yang tinggal dengan orang tua tunggal semakin meningkat pemicu
stres kurang kasih sayang dan perhatian dari salah satu orang tua
perasaan iri terhadap teman yang memiliki orang tua lengkap stres
karena merasa tidak adil dalam kehidupan ini.
The Nature of Stress
- Stres adalah reaksi tubuh terhadap situasi fisik/ emosional dikarenakan
ketidakseimbangan kehidupan.
- Stres yang timbul pada anak bisa lebih dari satu dalam satu waktu.
- Tanda stres: merubah kebiasaan sehari-hari marah, cemas, kurang
napsu makan, cengeng, agresif, malas, insomnia, menghisap jempol,
grinding teeth, menggigit kuku, dsb.
The Typical Sign and Symptoms of Stress for Children
- Preschool: kurang control diri (mengompol), perubahan pada kebiasaan
makan, insomnia dan menjadi pendiam.
- Usia anak sekolah: agresif, complain tentang sekolah, mimpi buruk,
rendah konsentrasi.
- Remaja awal: sakit kepala, masalah dengan kulit, insomnia, be agitated,
act irresponsibly.
Building Safety Nets for Stress
- Reaksi anak terhadap stres berbeda-beda strategi koping.
- Anak umumnya menangis atau marah-marah dalam menghadapi situasi
yang tidak menyenangkan.
- Anak dapat memutuskan, menemukan solusi dan menemukan pengganti
yang nyaman bagi mereka.
- Resilient in the ability to bounce back from stress and crisis.
Factors that Support Children

- Hubungan baik dengan orang tua


- Perkembangan yang baik dalam jiwa sosial
- Perkembangan yang baik dalam menyelesaikan masalah
- Bertindak mandiri
- Memiliki strategi koping
- Memiliki harga diri yang positif
- Keyakinan yang kuat
- Memiliki ketertarikan dan hobby lainnya
Coping with Stress
- Koping melibatkan mental dan fisik.
- Kunci untuk mengurangi stres adalah lingkungan yang bebas stres.
- Lingkungan bebas stres merupakan penunjang sosial berpikir mengenai
solusi, antisipasi terhadap stres dan belajar untuk menghindarinya.
- Patterns of Coping: denial, regression, withdrawal, impulsive acting out,
altruism, humor, suppression, anticipation, sublimation.
- Dukungan sosial dalam mengurangi stres: memperingati anak,
menghargai anak, acknowledge feelings, meninjau pandangan positif
anak terhadap kehidupan, terapkan aktivitas kerjasama bukan kompetisi,
libatkan orang tua keluarga dan teman.
- Foresee Stressful Situation and Avoid Them: identifikasi penyebab stres,
cara untuk menghindari/ menghadapinya; mendorong anak untuk bangga
terhadap diri sendiri; offer personal space (dipersilahkan untuk
menyendiri jika mau); ajarkan relaksasi dan teknik napas dalam; ajarkan
strategi conflict-resolution (cara alternative).
Stressors of Hospitalization
- Respon anak: protes, despair, detachment.
- Respon keluarga: reaksi orang tua, reaksi saudara kandung, altered family
roles.
Nursing Care of The Child Who is Hospitalized
- Preventing separation
- Meminimalisasikan kurangnya control diri dan autonomi
- Mencegah luka tubuh/ menyakiti diri
- Menyediakan aktivitas yang tepat
- Gunakan teknik bermain dan expressive untuk meminimalkan stres
- Mendukung anggota keluarga
PAIN MANAGEMENT (nyeri)
- Nyeri adalah pengalaman subjektif dan most bewildering, menakutkan
bagi anak; pengalaman emosional dan sensori yang tidak menyenangkan
yang bertahap dari kejadian actual hingga potensial akibat kerusakan
jaringan.

Anak-anak dapat menunjukkan dimana rasa nyeri tsb; toddler hanya


menunjukkan area yang sakit; penggunaan Wong Baker Scale saat anak
usia 3 tahun.
- Jenis nyeri:
1. Acute Pain: durasi kurang dari 3 bulan; identifikasi penyebab/ operasi/
penyakit; subsides with healing.
2. Chronic Pain: durasi lebih dari 6 bulan dan berhubungan dengan
penyakit.
Consequences of Pain
- Endokrin: peningkatan hormone stres, peningkatan metabolic rate,
peningkatan detak jantung dan water retention.
- Imun: impaired immune functions.
- Paru: rendahnya aliran dan volume jantung.
- Jantung: cardiac rate, systemic vascular resistance, peripheral
vascular resistance ( blood pressure, myocardial oxygen).
- GI: menghindari dari gastric and bowel function.
- Musculoskeletal: menurunkan fungsi otot, pusing dan imobilitas.
Personalizing the Approach
- Mengkaji level perkembangan anak dan situasi
- Mendapatkan riwayat nyeri dari anak/ orang tua
- Pelajari kata-kata yang menunjukkan rasa nyeri dari anak (hurt, boo-boo,
owie)
- Infant: mendeskripsikian nyeri dengan tidak menangis, moaning/ quietly
crying, whimpering, berhenti menangis ketika digendong.
- Toddler: menjadi pendiam, tidak aktif, menyatakan (owie, boo-boo), orang
tua melaporkan bahwa anak tidak bertindak seperti biasanya.
- School age: menunjukkan nyeri dengan
menggunakan skala nyeri,
menunjukkan area yang terasa nyeri.
Assessment
- PQRSTU
- Provocative/ Palliative Factors: apa penyebab nyeri Anda terasa lebih sakit
atw lebih baik?
- Quality: seperti apa rasa nyeri Anda?
- Region/ Radiation: dimana area yang terasa nyeri?
- Severity: menggunakan skala nyeri.
- Timing: apakah rasa nyeri itu timbul secara konstan/ intermittent/
continuous?
- How is the pain affecting you (U): apakah mempengaruhi Anda saat di
sekolah/ bekerja?

Infant: nyeri tampak dari raut wajah, menangis keras.


Toddler: anxiety, menunjukkan area yang sakit, mempunyai kata-kata
unik jika merasa kesakitan.
Pre school:
School age: secara verbal memberitahu rasa nyeri.
Adolescent: mengontrol diri.

Pemberian farmakologi: opioids (moderate to severe pain); morphine;


fentanyl (alternative dari morphine, digunakan jika rasa nyeri sudah tidak
bisa dikontrol); pethidine

SAFETY PRECAUTIONS; INJURY (Mencegah Luka)


- Mortalitas: angka kematian per 100,000.
- Morbidity: menunjukkan rasio sakit-sehat dalam komunitas.
- Infant mortalitas: angka kematian anak per 1,000 kehidupan sebelum usia
satu tahun.
- Injury: penyebab umum kematian pada anak akibat dari rasa ingin tahu
yang besar, hasrat untuk memiliki kemampuan yang baru dan
impulsiveness.
Infant
Toddler
Preschool
School Age
Adolesce
nt
- SIDS
- MVA
- MVA
- MVA, jalan - Trauma
kaki
- MVA
- Fraktur
- Trauma
- MVA
- Olahraga
(kecelakaan
- Racun
- Racun
- Komplik
motor)
asi
- Asma,
- Asma,
- Infeksi
kehamilan
respirasi
respirasi
- Dehidrasi
- Bunuh
- Muntah,
- Drowning
diri
- Respirasi
dehidrasi
- Kekerasan
- Racun
- Kekerasan
- Kekerasan
anak
- Drownin
anak
anak
g

Common Safety Problems


- Aspirasi: memasukkan benda asing ke jalur respirasi akibat dari
ketertarikan anak pada tubuhnya, dan newly found openings. Preventif:
menghindari mainan puzzle; tidak makan permen, kacang, hot dogs;
mengawasi anak saat makan.
- MVA: gunakan pelindung pagar; awasi keaktifan anak saat bermain kejarkejaran. Preventif: menggunakan car restraints; mengawasi saat anak
bermain diluar, hindari anak bermain dibelakang mobil; lock fences/
gates.
- Luka bakar: dapat memanjat, menggapai kompor, rokok. Preventif:
simpan korek api di tempat aman; tutupi sumber aliran listrik.
- Drowning: (tenggelam/ kelelep) penasaran dengan air. Preventif: awasi
ketika anak dekat dengan kolam air; ajarkan berenang.
- Fraktur: anak suka memanjat, berlari, meloncat; dalam tahap
mengembangkan keseimbangannya. Preventif: kunci jendela; pasang
pagar di atas dan bawah tangga; removed unsecured rugs; tidak
meninggalkan anak di shopping chart; tidak memberikan benda runcing
ke anak; tidak makan lollipop sambil berlari.

Poisoning: kaji anak bukan kaji racun (TTV/ kaji ABC; memantau fungsi
respirasi); hindari anak dari paparan (mengosongkan mulut dari pil,
membersihkan wajah dengan air; membersihkan kulit dengan sabun;
bawa anak ke udara yang lebih segar); mengidentifikasi racun (jumlah
racun yang dikonsumsi; 1,5-3 tahun = 4.5 ml; dewasa = 15 ml);
menghapuskan racun dan mencegah absorpsi. Intervensi: posisikan anak
side lying untuk menurunkan terjadinya aspirasi; lead poisoning also
called plumbism.
Lead poisoning pathophysiology:
Lead in the body moves in the blood to soft tissues and organs, teeth,
bones
Competes with calcium interfering with the regulation of calcium
Interferes with neurotransmission in the brain causing encephalopathy
and mental retardation
Interferes with synthesis of heme causing anemia
Damage tubules in the renal system

PEDIATRIC SAFETY AND PREVENTION


- Imunisasi: children be immunized against 14 communicable diseases
before they reach 2 years of age.
- Pertussis not give for children over 6.

Kaji reaksi 15-30 menit setelah injeksi; epineprin 1:1,000.

KEAMANAN DAN KENYAMANAN TUMBANG ANAK PRASEKOLAH


Konsep keamanan dan keselamatan
- Keselamatan: keadaan seseorang yang terhindar dari ancaman
bahaya/ kecelakaan.
- Keamanan: keadaan yang memberikan rasa aman dan tentram. Usaha
individu untuk melindungi dirinya dari risiko cedera.
- Faktor yang mempengaruhi keamanan
Internal
Usia dan perkembangan: sebab di tiap tahap tumbuh kembang
memiliki ancaman keselamatan yang berbeda.
Gaya hidup: tingkat stress, kecemasan, dan kelelahan klien, tempat
klien bekerja, tempat klien tinggal, penghasilan klien yang tidak
cukup untuk biaya hidup.
Mobilitas dan status kesehatan: kelumpuhan, penyakit paralisis,
kelemahan otot, keseimbangan yang buruk, cedera korda spinal,
terpasang gips.
Perubahan sensori-persepsi: gangguan persepsi pada indra peraba,
pendengar, perasa, penciuman, dan penglihatannya.

Status kognitif: tingkat kesadaran klien.


Kemampuan komunikasi: menerjemahkan tanda-tanda atau simbolsimbol yang menunjukkan bahaya.
Kesadaran terhadap keamanan: klien tidak membaca terlebih
dahulu tanggal kadaluarsa di kemasan.
Eksternal
Faktor lingkungan: pencahayaan yang adekuat, alarm asap
berfungsi dengan baik, adanya alat keselamatan kerja, dan
pengaturan sanitasi yang baik.
Faktor penyedia pelayanan kesehatan
Perkembangan biologi: anak mampu mengontrol gerakan motorik
kasar dan halus tapi perkemb. Otot dan tulang belum mature
aktivitas berlebihan berisiko pada faktor keamanan yaitu melukai
jaringan halus.
Kemampuan motorik kasar: naik sepeda roda tiga; berjalan berjinjit;
berdiri dengan satu kaki selama beberapa detik; melompat dan
meloncat; menaiki dan menuruni tangga.
Kemampuan motorik halus: menggunakan gunting; menggunakan
pensil warna; memakai baju dan sepatu.
Perkembangan kognitif: berpikir secara lebih komplek gabungan
fantasi dan pengetahuan dapat menimbulkan rasa takut terhadap
kegelapan, hewan, Guntur, staf medis, dsb.
Perkembangan psikososial: anak menyukai kegiatan yang penuh
energy konflik terjadi saat anak melampaui batas kemampuannya
dan mengalami rasa bersalah perhatian orang tua memberikan rasa
aman.
Etiologi risiko jatuh: kelemahan musculoskeletal dan saraf; gangguan
sensori dan perceptual; penurunan status mental; penurunan
kesadaran; lingkungan tidak aman.
Cemas pada anak: perpisahan dengan orang tua, rasa takut dengan
nyeri dan cedera tubuh; kehilangan aktivitasnya seperti bermain
Dx keamanan dan kenyamanan: nyeri berhubungan dengan cedera
fisik pada wajah; ansietas berhubungan dengan perawatan di RS;
deficit pengetahuan keluarga.

Konsep Nilai dan Keyakinan pada Anak


- Definisi at risk: kemungkinan terjadinya penyakit/ cidera akibat
berbagai faktor; suatu peluang munculnya suatu kondisi yang
mengancam masyarakat yang mengakibatkan masalah kesehatan.
- Population at risk: sekumpulan orang yang mempunyai risiko/
kemungkinan timbulnya masalah kesehatan.

Budaya: nilai, kepercayaan, kebiasaan yang dipelajari di masyarakat.


Budaya: seperangkat nilai, kepercayaan dan kebiasaan yang dipelajari
di suatu masyarakat.
Nilai: segala yang sudah ditetapkan oleh penganut budaya yang baik/
buruk.
Keyakinan: ditunjukkan seseorang ketika merasa cukup tau dan
menyimpulkan apa yang diketahui adalah benar; tapi keyakinan tidak
selalu benar.
Perkembangan kognitif (Piaget): (0-2 tahun) tahap sensori motor.
Mampu mengasimilasi dan mengakomodasi informasi dengan cara
melihat mendengar menyentuh dan aktivitas motorik.
Kapasitas lambung pada bayi baru lahir belum matur yaitu sekitar 90%
(waktu pengosongan lebih cepat); asam lambung dan pepsin
meningkat mendekati jumlah untuk orang dewasa pada 4-6 bulan.
Fisik: kebutuhan enzim belum mencapai jumlah yang cukup. Amylase:
diproduksi pankreas (untuk mencerna makanan kasar); maltase/
isomaltase/
sukrase (enzim
pencernaan
karbohidrat);
lipase
(pencernaan lemak).
Perkembangan psikoseksual (Freud): tahap oral (12-18 bulan).
Perkembangan psikososial (Erikson): trust vs mistrust. Rasa percaya
(percaya diri/ percaya orang lain/ dunia).
Kebutuhan nutrisi bayi: bayi 1 bulan mengonsumsi ASI sekitar 18-21
ons per hari; jumlah ini meningkat selama 6 bulan pertama dan
menurun setelah pengenalan makanan padat. Manfaat ASI: antibody
IgA (mencegah mikroorganisme masuk ke dalam mukosa usus);
kolostrum (kadar laktosa rendah dan mengandung IgA).
Faktor tidak keluarnya ASI: faktor menyusui (tidak melakukan IMD,
memberikan MP ASI); faktor psikologis ibu (stres, ketidakbahagiaan
ibu); faktor fisik ibu (sakit, lelah, penggunaan kontrasepsi hormonal,
perokok); faktor bayi (prematur); tidak melakukan ANC.
IMD: meletakkan bayi di atas dada ataupun perut ibu setelah dilahirkan
dan membiarkan bayi mencari puting ibu kemudian menghisap
payudara ibu.
Bayi menyusu minimal 8 kali perhari. Produksi ASI sangat dipengaruhi
oleh seringnya bayi menyusu karena kadar hormon prolaktin dan
oksitosin.
MP-ASI dini mengakibatkan sistem gastroinestinal bayi bekerja lebih
keras untuk mengolah dan memecah makanan.
Makanan prelakteal: makanan yang diberikan kepada bayi sebelum
keluarnya ASI.
Teknik menyusui:

Latch on: teknik perlekatan atau penempelan bayi dengan ibu.


Penempelan mulut bayi yang baik: penempelan yang dalam di
mana seluruh mulut bayi menempel pada payudara ibu.
ASI = pisang.
Pisang mengandung kalium, magnesium, tryptophan membuat otot
tubuh rileks bayi tidur nyenyak.
Pisang mengandung melatonin bayi lebih tenang.
Dx
Ketidakefektifan pemberian ASI bd kurangnya pengetahuan: kaji
kemampuan bayi untuk latch on dan menghisap; tentukan
keinginan dan motivasi ibu untuk menyusui; pantau keterampilan
ibu dalam menempelkan bayi ke putting.
Disfungsi proses keluarga bd nilai dan keyakinan yang dianut
keluarga

DETEKSI DINI GANGGUAN TUMBANG BALITA


- Dilakukan melalui anamnesis, pemeriksaan fisis rutin, skrining
perkembangan dan pemeriksaan lanjutan.
- Pemeriksaan fisis rutin: TB, BB, bentuk dan ukuran lingkar kepala,
kelainan organ-organ lain, pemeriksaan neurologi dasar.
- Skrining
perkembangan:
menggunakan
kuesioner
pra
skrining
perkembangan (KPSP) berisi 10 pertanyaan. Skrining perkembangan
Denver II: mendeteksi gangguan gerak kasar, gerak halus, berbahasa dan
personal sosial; mendeteksi gangguan penglihatan, koordinasi mata
tangan, pendengaran, pemahaman, komunikasi verbal-non verbal.
Tumbang Anak
- Pertumbuhan: bertambahnya ukuran-ukuran fisik anak (PB/ panjang
badan, pertambahan lingkar kepala). Bersifat kuantitatif.
- Perkembangan: bertambahnya kemampuan fungsi-fungsi individu antara
lain: kemampuan gerak halus dan kasar, pendengaran, penglihatan,
komunikasi, bicara, emosi-sosial, kemandirian, intelegensia.
KEBUTUHAN KEAMANAN DAN KENYAMANAN
- Kebutuhan yang terpenuhi dari kenyamanan:
ketentraman (kepuasan yang meningkatkan penampilan sehari-hari),
kelegaan (perasaan setelah kebutuhan telah terpenuhi),
transenden (keadaan tentang sesuatu yang melebihi masalah/nyeri).
- Pertumbuhan anak usia prasekolah (3-5 tahun):
BB: normalnya akan bertambah 2,5 kg per tahun dengan rata-rata
berat badan pada usia 3 tahun 16 kg.
TB: normalnya akan bertambah 2,4 sampai 3 inchi per tahunnya.

Teori psikoanalitikal Freud: masuk dalam tahap falik ; memiliki pusat


kesenangan pada area genital ; mengalami kompleks Oedipus
(ketertarikan anak laki-laki kepada ibunya) dan elektra (ketertarikan
anak perempuan terhadap ayahnya).
Teori perkembangan psikososial Erikson: inisiatif vs rasa bersalah
Teori perkembangan Havighurst: mempelajari perbedaan jenis kelamin
dan kesopanan seksual, perkembangan bahasa dan kemampuan dasar
untuk merumuskan konsep, mengembangkan kesiapan membaca,
serta membedakan benar dan salah.
Kognitif (Piaget): fase praoperasional (2-7 tahun)
Moral (Kohberg): fase prakonvensional, dimana anak keinginan untuk
berkembang, takut melakukan kesalahan, serta menemukan
persetujuan dari orang tua.
Spiritual (Fowler): tahap intuitif-proyektif, dimana anak belum mengerti
konsep spiritual dan meniru kebiasaan orang tua.
Gangguan keamanan pada anak usia sekolah: kecelakaan jatuh: jatuh
ketika berlari, jatuh ketika menaiki/menuruni tangga, dan jatuh ketika
melompat.
Disabilitas: ketidakmampuan melaksanakan suatu aktifitas layaknya
orang normal, disebabkan oleh kondisi kehilangan atau ketidakmampuan
baik psikologis, fisiologis, maupun kelainan struktur atau fungsi anatomis
penyebab disabilitas: fraktur. Integritas kulit luka bakar.
Anak-anak memiliki sedikit lemak, jaringan ikat yang lebih elastis, rangka
atau skleton yang masih belum terlalu kuat untuk melindungi daerah
abdominal dan dada sehingga cedera yang ditimbulkan dapat meluas dan
trauma yang serius.
Pengkajian: metode CAB (Circulation, Airway/ jalan napas, Breathing).
Memastikan jalan napas paten, pernapasan yang memadai, peredaran
darah baik. Memastikan bahwa pasien memiliki oksigenasi optimal,
ventilasi dan perfusi yang baik terutama perfusi ke otak.
Airway: bahwa udara akan menuju paru-paru tanpa terhalang oleh
obstruksi.
Breathing: Nilai normal respiration rate untuk anak prasekolah adalah 2234 x per menit.
Circulation: Denyut nadi normal untuk usia prasekolah yaitu 70-110 per
menit ; Tekanan darah: tekanan darah yang normal untuk usia prasekolah
yaitu 110/60 mmHg.
Disability: tingkat kesadaran dengan metode AVPU (alert, responsive to
voice, responsive to pain, unresponsive).
Abdomen: Bising usus yang hiperaktif dapat menandakan adanya
perdarahan disaluran pencernaan.

Koping pasif (kooperatif) cenderung merasakan nyeri yang lebih intens


daripada anak-anak yang menggunakan koping aktif (melawan atau
menyerang).
Farmakologi untuk nyeri: Obat NSAID dan asetaminofen dapat digunakan
untuk mengatasi nyeri ringan sampai sedang. Sedangkan opioid
digunakan untuk mengatasi nyeri sedang sampai berat.
Pemeriksaan Lab: khususnya pemeriksaan white blood cells, hemoglobin
dan hematokrit. Peningkatan jumlah leukosit mengindikasikan terjadi
infeksi akibat adanya luka terbuka pada klien.
Dx: Nyeri akut berhubungan dengan cedera ; Risiko infeksi berhubungan
dengan luka akibat cedera ; Ansietas/takut berhubungan dengan
pembedahan, perpisahan dari sistem pendukung, lingkungan asing,
kurang pengetahuan.
Defisit pengetahuan berhubungan dengan mengabaikan keamanan
lingkungan di sekitar anak ; Nyeri akut berhubungan dengan cedera yang
dialami anak ; Risiko infeksi berhubungan dengan cedera di kepala ;
Masalah kesehatan anak pra sekolah: nutrisi, masukan harian berkisar
1800 kalori ; tidur, Anak usia pra sekolah tidur sekitar 12 jam ; peglihatan,
mendeteksi adanya penglihatan yang tidak binokuler dan trasbismus.

Konsep Luka, Dampak Trauma Kepala pada Anak


- Luka: angguan dari kondisi normal pada kulit.
- Berdasarkan tingkat kontaminasi
Clean Wounds (Luka bersih): luka bedah tak terinfeksi; menghasilkan
luka yang tertutup.
Clean-contamined Wounds (Luka bersih terkontaminasi).
Contamined Wounds (Luka terkontaminasi), termasuk luka terbuka,
fresh, luka akibat kecelakaan.
Dirty or Infected Wounds (Luka kotor/infeksi), terdapat mikroorganisme
pada luka
- Berdasarkan kedalaman dan luas luka
Stadium I: Luka Superfisial (Non-Blanching Erithema), terjadi pada
epidermis kulit.
Stadium II: Luka Partial Thickness: tanda klinis seperti abrasi, blister
atau lubang yang dangkal.
Stadium III: Luka Full Thickness, hilangnya kulit keseluruhan meliputi
kerusakan atau nekrosis jaringan subkutan yang dapat meluas.
Stadium IV: Luka Full Thickness, yang telah mencapai lapisan otot,
tendon.
- Kerusakan pada lapisan otak paling atas (korteks serebri) biasanya akan
mempengaruhi kemampuan berfikir, emosi dan perilaku seseorang.

1. Kerusakan lobus frontalis: Lobus frontalis pada korteks serebri


terutama mengendalikan keahlian motorik (misalnya menulis,
memainkan alat musik atau mengikat tali sepatu). Lobus frontalis juga
mengatur ekspresi wajah dan isyarat tangan.
2. Kerusakan lobus parietalis: Sejumlah kecil kemampuan matematikan
dan bahasa berasal dari daerah ini.
3. Kerusakan lobus temporalis: Lobus temporalis mengolah kejadian yang
baru saja terjadi menjadi dan mengingatnya sebagai memori jangka
panjang ; memahami suara dan gambaran, menyimpan memori dan
mengingatnya kembali serta menghasilkan jalur emosional.
Pemeriksaan tingkat kesadaran klien: Cara yang pailing sering digunakan
adalah Glasgow Coma Scale (GCS). tiga kategori: terbukanya mata,
respon verbal dan repon motoric.
Dampak yang dirasakan anak saat hospitalisasi:
Cemas akibat perpisahan; Lingkungan Asing; Cedera Tubuh dan Nyeri;

KEBUTUHAN SEKSUALITAS DAN REPRODUKSI


- Pertumbuhan fisik anak usia sekolah: Selama usia sekolah, berat badan
anak mengalami kenaikan sebanyak 3 kg per tahun dan pertambahan
tinggi badannya sebanyak 6 cm per tahun ; Berat badan anak usia 11
tahun adalah sekitar 36 kg, sedangkan tinggi badannya kurang lebih 143
cm.
- Kelenjar pituitari dan hipotalamus: mendorong pertumbuhan fisik anak.
- Anak perempuan (8-12 tahun): pertumbuhan payudara (breast bud/
penonjolan putting dan pelebaran aerola); menarche.
- Perkembangan psikoanalitik/ psikoseksual (Freud): merujuk pada id, ego,
dan superego seseorang ; usia 11 tahun pada perkembangan laten (5-11/
13 tahun) atau perkembangan genital (11-13 tahun).
Tahap laten
merupakan tahap saat anak membangun hubungan dengan teman
sebayanya yang bergender sama. Tahap genital: energy diarahkan untuk
kematangan dan fungsi seksual yang utuh.
- Perkembangan Erikson: perkembangan psikososial: industry (kemampuan
untuk berguna atau produktif) atau inferiority (perasaan rendah diri).
- Perkembangan
kognitif:
ada
4
tahapan,
yaitu
sensorimotor,
praoperasional, operasi konkrit, dan operasi formal. Usia 11 tahun
tahapan operasi konkret memahami hubungan seperti ukuran, mengerti
kanan dan kiri, serta sadar akan sudut pandang.
- Konsep diri yang positif: kemampuan untuk mengekspresikan pendapat,
bekerja sama dengan prang lain, dan memulai percakapan.
- Sexual abuse: oral-genital, genital-genital, genital-rektal, tangan-genital,
tangan-rektal, atau kontak tangan-payudara; pemaparan anatomi seksual,

melihat dengan paksa anatomi seksual, dan menunjukan pornografi pada


anak atau menggunakan anak dalam produksi pornografi.
Dampak fisik sexual abuse:
Gangguan GI: Gangguan ini berhubungan dengan peristiwa stres
sehingga berdampak pada peningkatan sekresi asam lambung dan
motilitas usus.
Gangguan ginekologi: Tanda-tanda dari gangguan ginekologi adalah
cedera pelvis kronis, dismenorhea, dan menstruasi tidak teratur.
Dampak kesehatan mental: dampak psikologis pada anak, meliputi
gangguan harga diri, perkembangan normal anak, dan terganggunya
adaptasi di lingkungan.
Pengkajian: Pengkajian fisik dilakukan dengan prinsip head to toe,
terutama pada area anal dan genital.
1. Supine frog-leg position

2. Lithotomy position

3. Prone knee-chest position

Kejang demam atau febrile convulsion ialah bangkitan kejang yang terjadi
pada kenaikan suhu tubuh (suhu rectal di atas 38C) yang disebabkan
oleh proses ekstrakranium
Dx: Risiko akibat kejang ; Demam akibat infeksi ; hipertermi berhubungan
dengan respon trauma pada anus dan kelamin ; Sindrom trauma
perkosaan berhubungan dengan perkosaan ; Isolasi sosial berhubungan
dengan trauma ;

PEMERIKSAAN PERKEMBANGAN (Kuliah Umum Ibu Nur Agustin)


- Fungsi skrining: perlu evaluasi/ pemeriksaan lanjutan; perlu monitoring
hebat; perlu monitoring lanjutan dalam konteks Tumbuh Kembang
optimal.
- Skrining perkembangan: pemeriksaan langsung dengan instrument
SDDPTK (Skrining Deteksi Dini Penyimpangan Tumbuh Kembang); DDST II
(Denver Developmental Screening Test).

KPSP
: Kuesioner Pra Skrining Perkembangan
Tipe KPSP berdasarkan usia :
3, 6, 9, 12, 15, 18, 21, 24, 30, 36, 42, 48, 54, 60, 66, 72 bulan
Bila anak berusia diantaranya maka KPSP yang digunakan adalah
yang lebih kecil dari usia anak
Cara menggunakan: Tentukan umur anak dengan menjadikannya
dalam bulan.
Interpretasi hasil: Ya/ Tidak. Pengelompokan perkembangan anak
sesuai dengan tahapan perkembangan (S) ; perkembangan anak
meragukan (M) ; kemungkinan ada penyimpangan (P).
TDD: Tes Daya Dengar
Jadwal TDD: Setiap 3 bulan pada bayi kurang dari 12 bulan ; Setiap
6 bulan pada anak lebih dari 12 bulan.
Cara melakukan: Pertanyaan-pertanyaan berupa perintah melalui
orang tua/pengasuh untuk dikerjakan oleh anak.
Interpretasi hasil: Bila ada satu atau lebih jawaban TIDAK,
kemungkinan anak mengalami gangguan pendengaran

TDL: Tes Daya Lihat


Jadwal TDL: Setiap 6 bulan pada anak usia 36 72 bulan
Pelaksanaan: letakan sebuah kursi sejauh 3 meter dari poster E
menghadap ke poster E
KMME
: Kuesioner Masalah Mental Emosional : usia 36-72 bulan; terdiri
dari 12 pertanyaan untuk mengenali problem mental emosional.
CHAT : Checklist for Autism in Toddlers : usia 18 36 bulan.
Tanda autis: keterlambatan berbicara, gangguan komunikasi/
interaksi sosial, perilaku yang berulang-ulang.
GPPH : Gangguan Pemusatan Perhatian dan Aktivitas : menggunakan
Abreviated Conner Rating Scale bagi anak usia 36 bulan ke atas.
Kondisi anak hiperaktivitas: tidak dapat duduk tenang, selalu
bergerak tanpa tujuan, tidak mengenal lelah, perubahan suasana
hati yang mendadak.
Tanda *: Deteksi dilakukan atas indikasi
KEBUTUHAN SEKSUALITAS DAN REPRODUKSI
- Tahap usia sekolah dimulai saat gigi susu mulai tanggal, yaitu sekitar usia
6 tahun. Masa ini berlangsung sekitar usia 6-12 tahun.
- Usia 6-12 tahun: pertumbuhan sekitar 5 cm per tahun. BB bertambah 2-3
kg per tahun. Tinggi rata-rata anak usia usia 6 tahun adalah sekitar 116
cm dan berat badannya sekitar 21 kg; tinggi rata-rata anak usia 12 tahun
adalah sekitar 150 cm dan berat badannya mendekati 40 kg.
- Usia sekolah belum pubertas terjadi perubahan sensitivitas
hipotalamus dan hipofisis, yang menyebabkan peningkatan sintesis
gonadotropin.
- Pengkajian seksualitas: fungsi reproduksi, fungsi eliminasi urin dan feses,
dan struktur eksternal. Pengkajian aktivitas seksual seperti ejakulasi
pertama, menstruasi, dan pengalaman koitus juga dikaji pada saat
pemeriksaan genital.
- Pengkajian genital anak laki-laki: perlu dicatat adalah penampilan
eksterna glans dan bagian penis, prepusium, meatus uretra, dan kantung
buah pelir (skrotum). penis tampak kecil semenjak kelahiran hingga usia
pubertas. Ukuran testis pada masa anak usia sekolah berkisar antara 1,52 cm.
- Refleks krematerik terjadi saat testis menerima rangsangan dingin, dan
sentuhan berulang.

Pengkajian genital anak perempuan: indikasi perdarahan akibat


masuknya benda asing yang mengiritasi, robekan himen, atau berasal
dari endometrium.
Indikasi pemeriksaan genital: munculnya perdarahan vagina, sekresi
vagina berlebihan, adanya massa, lesi ulseratif, kelainan kongenital, dan
riwayat kekerasan seksual.
Pemeriksaan pada korban sexual abuse: Pengkajian tumbuh kembang ;
Perbandingan dengan anatomi dan fisiologi normal ; Pengkajian head to
toe ; Inspeksi detail area genital.
Pengkajian diagnostic: Ananda F mengalami demam tinggi dan kejang
Febris ini disebabkan oleh infeksi bakteri Clamidia trachomatis Bakteri ini
menjadi penyebab infeksi genital nonspesifik (IGNS), yang mudah
berpindah akibat hubungan seksual.
Hitung normal sel darah putih adalah 4.500-10.000 sel per mikroliter
darah. Hasil hitung lebih dari 10.000 menunjukkan adanya infeksi.

SLEEP AND REST IN CHILDHOOD


- Infants: waktu tidur lebih panjang di malam hari; bayi 3 bulan (10-16 jam/
hari dengan waktu tidur 30 menit 4 jam); 3-6 bulan (14 jam/ hari); 6-12
bulan (12-14 jam/ hari).
- Types of infant sleep: REM/ active sleep [mata buka tutup, 30-40% infant
tertidur] ; NREM/ a deep sleep [mata tertutup, respirasi regular, 60-70%
infant tertidur].
- Toddler: waktu tidur 10-12 jam.
- Preschoole: waktu tidur 9-11 jam.
- School age: 8-12 jam bergantung pada tingkat aktivitas anak.
- Adolescent: butuh 9 jam waktu tidur, tapi umumnya hanya 6 jam.

Anda mungkin juga menyukai