/ 110342422027
Nuril Islami
/110342422020
/ 110342422035
PENDAHULUAN
tahun
2010
tercatat
237,6
juta
jiwa
dengan
laju
penduduk yang seimbang, kesejahteraan ekonomi, spiritual, dan sosial budaya penduduk
Indonesia. Program ini diharapkan dapat secara efektif mengatur jumlah anak yang
dimiliki oleh pasangan suami istri yaitu sebanyak 2 anak saja.
Untuk mengetahui efektifitas program KB khsusnya di wilayah Malang,
dilakukan observasi secarang langsung di salah satu daerah yang mewakili yaitu di Jl.
Muharto, Kecamatan Kedungkadang. Kami memilih daerah ini karena daerah ini
merupakan
BKKBN untuk periode 2012, peserta KB aktif tertinggi berasal dari daerah ini yaitu
sebesar 8.404 orang dan persentasenya 100%.
1.2 Rumusan Masalah
1.2.1 Apakah yang dimaksud program KB dan tujuannya ?
1.2.2 Bagaimanakah hubungan biologi sosial dengan pertambahan penduduk ?
1.2.3 Bagaimanakah efektifitas program KB khususnya di Daerah Muharto, Kec.
1.2.4
1.3 Tujuan
1.3.1
1.3.2
1.3.3
1.3.4
BAB 2
PEMBAHASAN
Menurut kepala program Keluarga Berencana BKBPM kota Malang, program KB ini di
rasa cukup efisien, efektif, dan berhasil diterapkan di masyarakat khususnya daerah Muharto,
Dengan demikian jumlah keluarga sejahtera di kawasan Muharto semakin lama semakin
meningkat. Selain itu, program KB ini juga diharapkan mampu menstabilkan kehidupan sosial
dengan sumber daya yang ada.
Selain informasi tentang keefektifan program KB di daerah Muharto. petugas Badan
Pemberdayaan Masyarakat dan Keluarga Berencana Kota Malang juga memberikan informasi
mengenai kekurangan dan kelebihan tujuh metode alat kontrasepsi yang beredar di masyarakat,
berikut ini penjelasannya :
1. Suntikan
KB suntik dilakukan setiap 1 atau
3 bulan ini, mengandung hormon
progesteron dan estradiol. Pada Ibu
menyusui, penggunaan KB suntik
selama1 bulan. Namun, bila seorang
Ibu menyusui secara eksklusif, maka
paket KB suntik yang digunakan
sampai 3 bulan. Efetivitas KB suntik ini sebesar 99,0-99,7%.
Kelebihan:
KB suntik dapat disesuaikan dengan masa menyusui, dapat digunakan
pembengkakan pinggul.
Memperkecil kemungkinan kurang darah dan nyeri haid.
Tidak mengganggu hubungan intim dengan pasangan
Kekurangan:
2. Pil
Kelebihan :
Kekurangan :
Penggunaan pil KB pada wanita yang memiliki darah tinggi, merokok, dan
berusia 35 tahun ke atas beresiko terserang stress dan serangan jantung.
dan
dapat
digunakan
hingga
menopause.
Kekurangan :
Mengganggu siklus haid. Haid bisa lebih banyak dan lebih lama sehingga
dapat menyebabkan kekurangan haid.
4. Implan
Kelebihan :
Kekurangan :
5. Tubektomi (MOW)
Tubektomi adalah prosedur bedah sukarela untuk menghentikan kesuburan
seorang perempuan secara permanen.
Kelebihan :
Kekurangan :
Timbul perasaan menyesal yang sangat dalam jika kemudian hari ingin
memiliki anak.
6. Vasektomi
Vasektomi adalah prosedur klinis untuk menghentikan kapasitas repsoduksi pria
dengan cara okusi vasa diferensia sehingga alur transportasi sperma terhambat dan
proses fertilisasi tidak terjadi.
Kelebihan :
Sangat efektif dan permanen dan tidak ada efek samping jangka panjang.
Kekurangan :
7. Kondom
Kelebihan :
Murah dan mudah dibeli secara umum dan tidak perlu pemeriksaan
khusus.
Kekurangan :
(Kondom Wanita)
(Kondom Pria)
Kedung Kandang merupakan salah satu kecamatan yang berada di Kota Malang.
Kecamatan ini merupakan kecamatan yang memiliki masyarakat yang aktif mengikuti KB
tertinggi dibandingkan kecamatan lainnya. Pernyataan ini di dapatkan berdasarkan pernyataan
salah satu petugas KB di Badan Keluarga Berencana Dan Pemberdayaan Masyarakat (BKBPM).
Berdasarkan pengamatan yang kami lakukan di kawasan Muharto tepatnya di RT 07 yang
memiliki jumlah kepala keluarga 25, diperoleh informasi rata-rata penduduk memang mengikuti
program KB. Para pasangan yang baru menikah biasanya mengikuti program KB ini setelah
memiliki anak pertama.
Walaupun program KB dinilai cukup sukses namun masih terdapat beberapa kasus,
dimana ditemukan 2 keluarga yang memiliki jumlah anak 3 dan keluarga yang memiliki jumlah
anak hingga 8. Keluarga Ibu Wiwik memiliki 4 anak dengan jarak kelahiran yang sangat dekat
yakni sekitar 1,5 tahun. Ibu Wiwik menyatakan bahwa beliau sebelumnya mengikuti program
KB sejak awal pernikahannya. Namun berkali-kali mengganti alat kontrasepsi karena
ketidakcocokan. Penggantian metode KB yang dilakukan Ibu Wiwik juga lebih banyak
mengikuti saran dari para tetangga daripada konsultasi kepada petugas kesehatan terdekat. Hal
ini disebabkan karena kurangnya kesadaran Ibu Wiwik tentang kesehatan reproduksi dan jasmani
beliau. Selain Ibu Wiwik, ada Ibu Ramelan yang memiliki anak berjumlah 8. Jarak dari anak
yang dilahirkannya kurang lebih berselisih 1 tahunan setengah. Alasan yang beliau ungkapkan
adalah sama yakni ketidakcocokan terhadap alat kontrasepsi yang digunakan.
Berdasarkan kedua kasus tersebut, kami memperoleh pernyataan dari ketua RT setempat
bahwa permasalahan seperti itu tidak pernah diungkapkan warga sebelumnya, dan juga
penyelesaian dari permasalahan warga ini juga belum pernah dilakukan dikarenakan tidak
adanya pengawasan dari badan khusus KB yang meninjau lokasi warga secara langsung. Selama
ini, petugas khusus program KB hanya melakukan penyuluhan di tempat-tempat tertentu selama
setahun sekali namun jarang sekali ada warga yang mengikuti penyuluhan tersebut dikarenakan
info tentang adanya penyuluhan tersebut hanya dari mulut ke mulut.
2.4 Pemecahan yang Di Ajukan
Banyaknya warga yang masih memiliki anak lebih dari tiga bukan disebabkan karena
mereka tidak ikut program KB, akan tetapi disebabkan karena ketidakcocokan alat kontrasepsi
yang digunakan. Banyak warga yang mengganti alat kontrasepsinya karena adanya berbagai efek
samping yang ditimbulkan, salah satunya adalah penurunan berat badan, dan gangguan haid,
timbulnya flek hitam yang berlangsung ketika penggunaan alat kontrasepsi tersebut. Hal tersebut
disebabkan karena mereka tidak banyak mengetahui tentang macam alat kontrasepsi dan efek
samping yang ditimbulkan. Kebanyakan mereka memilih alat kontrasepsi berdasarkan dari alat
yang paling banyak digunakan oleh orang. Kurangnya penyuluhan tentang KB juga menjadi
salah satu faktor penyebabnya. Untuk mencegah terjadinya hal tersebut, harus diakdakan
penyuluhan yang menyeluruh tentang KB, pasangan suami istri (untuk menggunakan suatu alat
kontrasepsi harus mendapat persetujuan dari suami dan istri) harus melakukan diskusi dan
konsultasi pada bidan dan dokter kandungan yang akan menjelaskan tentang macam alat
kontrasepsi, kekurangan dan kelebihan, efek yang ditimbulkan dan syarat yang harus dipenuhi
untuk menggunakan suatu alat kontrasepsi tersebut.
Berkaitan dengan hal di atas yang menjadi penting dalam solusi tersebut adalah
megetahui riwayat kesehatan dari pengguna maupun calon pengguna, karena pentingnya
memilih alat kontrasepsi berdasarkan kesesuian akan gaya hidup yang dijalani agar alat yang
terpilih untuk digunakan dapat secara efektif bekerja serta menjamin terbebas dari penyakit
seksual yang menular.
BAB 3
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
DAFTAR RUJUKAN
Anonim, 2010. BKKBN : Program KB Kedodoran, Perlu Revitalisasi. (http : bkkbn.
go.id/berita_bkkbn). diakses tanggal 9 Oktober 2013.