Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Disiapkan Oleh:
Tim Penulis Kelas Eksekutif B 27 C
Rizky Delia Windarti Zarhan F
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI
A. PENGANTAR
B. PROFIL PERUSAHAAN
32
A. PENGANTAR
Pada awalnya, PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. adalah perusahaan
yang bergerak dibidang pengolahan makanan dan minuman yang didirikan pada
tahun 1971. Pada akhir tahun 1980, PT Indofood Sukses Makmur Tbk. mulai
bergerak di pasar Internasional dengan mengekspor mi instan ke banyak negara.
Sedangkan, di Indonesia sendiri, PT Indofood Sukses Makmur Tbk. telah
memiliki 15 pabrik yang tersebar di 15 kota di seluruh Indonesia.
Sebagai salah satu produsen mi instan terbesar di dunia, Divisi Mi Instan
Indofood senantiasa berada di posisi terdepan dalam industri mi instan Indonesia,
dikenal atas produknya yang berkualitas dan memiliki cita rasa yang tinggi
dengan harga terjangkau. Perusahaan ini mencanangkan suatu komitmen untuk
menghasilkan produk makanan bermutu, aman, dan halal untuk dikonsumsi.
Aspek kesegaran, higienis, kandungan gizi, rasa, praktis, aman, dan halal untuk
dikonsumsi senantiasa menjadi prioritas perusahaan ini untuk menjamin mutu
produk yang selalu prima.
Dalam beberapa dekade ini, PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk
(Indofood) telah bertransformasi menjadi sebuah perusahaan Total Food Solutions
dengan kegiatan operasional yang mencakup seluruh tahapan proses produksi
makanan, mulai dari produksi dan pengolahan bahan baku hingga menjadi produk
akhir yang tersedia di rak para pedagang eceran.
Seiring perkembangan zaman, teknologi pangan pun ikut berpengaruh
terhadap perkembangan pengolahan bahan makanan sehingga banyak industriindustri yang mengolah bahan makanan yang menggunakan teknologi canggih.
Tak terelakkan PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk juga merupakan salah satu
industri pangan yang mengandalkan kemajuan teknologi tersebut yang mampu
memproduksi makanan dalam jumlah yang banyak dalam waktu yang singkat.
Berkaitan dengan hal itu, kami mahasiswa MMUGM Jakarta mengunjungi PT
Indofood CBP Sukses Makmur Tbk di Cibitung Bekasi, untuk mengetahui secara
langsung proses produksi pembuatan Mi Instant dan operasional PT Indofood
CBP Sukses Makmur Tbk.
B. PROFIL PERUSAHAAN
PT
Bogasari pada tahun 1997 - Mengakuisisi 80% saham perusahaan yang bergerak
di bidang perkebunan, agribisnis serta distribusi. Tahun 2005 - Membentuk
perusahaan patungan dengan Nestl, mengakuisisi perusahaan perkebunan di
Kalimantan Barat.
Pada tahun 2006 - Mengakuisisi 55, 0% saham perusahaan perkapalan
Pacsari Pte. Ltd. Kemudian pada tahun 2007 - Mencatatkan saham Grup
Agribisnis di Bursa Efek Singapura dan menempatkan saham baru.
Pada
tahun2008 - Mengakuisisi 100% saham Drayton Pte. Ltd. yang memiliki secara
efektif 68, 57% saham di PT Indolakto, sebuah perusahaan dairy terkemuka.
Kemudian pada tahun 2009 - Memulai proses restrukturisasi internal Grup CBP
melalui pembentukan PT Indofood CBP Sukses Makmur (ICBP) dan pemekaran
kegiatan usaha mi instan dan bumbu yang diikuti dengan penggabungan usaha
seluruh anak perusahaan di Grup Produk Konsumen Bermerek (CBP), yang
seluruh sahamnya dimiliki oleh Perseroan, ke dalam ICBP. Pada tahun 2010 Menyelesaikan restrukturisasi internal Grup CBP melalui pengalihan kepemilikan
saham anak perusahaan di Grup CBP dengan jumlah kepemilikan kurang dari
100% ke ICBP dan melakukan Penawaran Saham Perdana yang dilanjutkan
dengan pencatatan saham ICBP di Bursa Efek Indonesia pada tanggal 7 Oktober
2010.
PT Indofood CBP Sukses Makmur (ICBP) terbagi dalam beberapa divisi
berdasarkan jenis produk yang dihasilkan, yaitu : dairy products, snacks, biscuits,
food seasonings, beverages & nutritions & special foods, dimana termasuk
didalamnya adalah makanan untukinfants, babies, and expectant & lactating
mothers.
PT Indofood CBP Sukses Makmur (ICBP) memiliki 16 pabrik produksi
mie instant, dimana 15 pabrik terdapat di Indonesia dan 1 pabrik di Malaysia dan
telah mendapat sertifikat halal MUI dan sertifikat halal dari Johor Malaysia.
Pabrik yang didirikan tersebar hampir di seluruh Indonesia bertujuan untuk
mengurangi supply chain cost. Khusus untuk Indonesia bagian timur tidak
terdapat pabrik produksi karena kebutuhan dan permintaan masih dapat dipenuhi
oleh pabrik terdekat meskipun di luar pulau.
PT Indofood CBP Sukses Makmur (ICBP) Cibitung terdiri dari 3 pabrik
dengan luas
terdiri dari 60% warga sekitar pabrik dan memiliki turn over yang kecil. Officehour selama 7 jam termasuk waktu istirahat dan untuk proses produksi terbagi
dalam 3 shift dalam 24 jam dengan tujuan memaksimalkan hasil dari proses
produksi. Set up line produksi dilakukan untuk sehari sekali saja, misal : untuk 1
produk Indomie, dan hari berikutnya diganti untuk produk Sarimi, begitu
seterusnya.
10
Process Focus
Repetitive Focus
Product Focus
Mass Customization
Long runs, a
variety of products
small variety of
variety of products
modules
products
Broadly skilled
Moderately trained
operators
employees
operators
Standardized job
instructions
instructions
Low inventory
Low inventory
High inventory
Flexible operators
made to frequent
build-to-order (BTO)
stored
forecasts
stored
Scheduling is complex
Scheduling is routine
Scheduling is routine
Sophisticated
scheduling
accommodates custom
orders
dependent on flexibility
of the facility
low
11
pemilihan lokasi dari sisi Negara, komunitas atau wilayah, dan site seperti
dinyatakan dalam Heizer dan Render, 2014 yaitu dalam tabel II dibawah ini:
Tabel II. Faktor Kunci Pemilihan Lokasi Terkait Negara, Komunitas dan Site
(diadaptasi dari Heizer dan Render, 2014)
Country Decision
Political risks, government rules,
Region/Community Decision
Corporate desires
Site Decision
Site size and cost
attitudes, incentives
Cultural and economic issues
Location of markets
systems
Zoning restrictions
toward unions
Cost and availaibility of utilities
Proximity of services/supplies
productivity, costs
Availability of supplies,
Environmental regulations of
needed
Environmental impact issues
communication, energy
Exchange rates and currency risk
dari
perusahaan
itu
sendiri.
Penentuan
layaut
harus
12
1.
2.
3.
4.
5.
Main Advantages
The low variable cost per unit usually
associated with high-volume, standardized
Disadvantages
The high volume required because of the large
investment needed to establish the process
13
products
Low material handling costs
Reduced work-in-process inventories
Easier training and supervision
Rapid throughput
whole operation
A lack of flexibility when handling a variety of
products or production rates
14
sendiri,
tetapi
kepemilikan
barang
masih
ditangan
15
Tabel IV. Pendekatan Manajemen Persediaan (diadaptasi dari Wallin et al., 2006)
Inventory
Where is
Who owns
Management
inventory
Benefits
Risks
inventory?
Approach
Inventory
Buyer
located?
Buyer
Inventory on-hand to ll
Inventory investment
customer orders
Protection against future
opportunity cost
Inventory storage,
price increases
Volume discounts and
speculation
reduced
handling and
inboundtransportation
Inventory
Supplier
Supplier
expense
No inventory
obsolescence expense
No inventory
postponement
expense
cost
No inventory storage,
customer demand
Higher inbound
handling and
transportation expense
Subject to future price
trackingexpense
Inventory on-hand to ll
increases
Lost sales when
customer orders
No inventory
Supplier
Buyer
consignment
inventory is not
availablein time to meet
investment opportunity
Reverse
inventory
Buyer
Supplier
investment opportunity
Inventory
trackingexpense
Inventory obsolescence
cost
No inventory
customer demand
Higher inbound
obsolescence expense
transportation expense
Subject to future price
Inventory on-hand at
increases
Inventory investment
supplier location
opportunity cost
16
consignment
price increases
No inventory storage,
Inventory obsolescence
expense
handling and
trackingexpense
Customer Requirements
Inventory Management
Supply Line
Unreliable supply line
Approach
Inventory speculation
DTC
Unpredictable delivery
from
Difcult to predict
and
Supplier provides a
inventory)
customer demand
quantityperformance
uniqueproduct
preferences
CLT > SLT + CT +
Many suppliers to
Inventory postponement
DTC
choose from
Easy to predict
quantityperformance
Supplier provides a
holdsinventory)
or usage requirements
Stable customer
customer demand
non-unique
or usage requirements
product
Rapidly changing
customer preferences
CLT < SLT + CT +
Many suppliers to
Inventory consignment
DTC
Unpredictable delivery
choose from
Difcult to predict
and quantity
Supplier provides a
ownsinventory)
17
customer demand or
performance
usage requirements
non-unique
product
Rapidly changing
customer preferences
CLT > SLT + CT +
Reverse inventory
DTC
from
consignment
Easy to predict
quantityperformance
Supplier provides a
uniqueproduct
holds
customer demand or
usage requirements
inventory)
Stable customer
preferences
Notes: CLT customer order-to-delivery lead-time; SLT supplier order-to-fulllment lead-time; CT
rms cycle time; DTC delivery-to-customerlead-time
2. PENERAPAN
PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk - Pabrik Cibitung Bekasi
merupakan salah satu pabrik yang didirikan di wilayah Jabodetabek untuk
melayani permintaan yang ada di area ???. area distribusi adalah ke wilayah di
sekitar kota dimana pabrik berada (pabrik di 15 kota terdiri dari Medan,
18
19
Dilihat dari lokasi pabrik yang berada ditengah-tengah penduduk saat ini,
mungkin kurang ideal dikarenakan pergerakan barang, terutama material dan hasil
produksi menjadi agak terhambat dikarenakan beban jalan yang sudah terlalu
padat oleh lalu lintas umum (cenderung sudah macet). Apalagi kalau kita melihat
UMK Kota dan Kabupaten Bekasi yang termasuk tertinggi di Indonesia (nomor 2
dan nomor 3 setelah Karawang) untuk tahun 2015. Hal ini sepertinya belum
terjadi di masa awal pendirian pabrik ini, dikarenakan letaknya sendiri sebenarnya
cukup menjauhi pusat kota dan berada di pinggiran kabupaten Bekasi. Beberapa
parameter awal yang menjadi pemilihan lokasi mungkin mengacu pada
kemudahan seperti kondisi lahan yang masih luas dan memudahkan untuk
ekspansi kedepannya, kemudahan dari sisi penyediaan air bersih dan kelistrikan,
serta akses menuju kawasan industri (MM2100 & BFIE) dan jalan raya bebas
hambatan (jalan tol), serta ketersediaan tenaga kerja yang mungkin awalnya relatif
murah dan banyak tersedia.(need more discussion)
Sedangkan terkait layout dari pabrik Indofood, dikarenakan pendekatan
product process oriented, maka layout yang digunakan memang juga sama-sama
menggunakan pendekatan product-oriented layout, dimana pola pikir utamanya
adalah mencari personel terbaik dan penggunaan mesin (utilisasi) yang tinggi
dalam repetitive process atau continuous production. Layout tersebut mempunyai
keunggulan seperti variable cost yang biasanya lebih rendah dikarenakan highvolume products, biaya penanganan material yang lebih rendah, minimnya WIP
serta kemudahan untuk traning kepada karyawan serta keluaran mesin yang tinggi
(high throughput). (need more discussion)
20
2.1
2.2.1
21
b. Air
Air berfungsi sebagai media reaksi antara gluten dan karbohidrat,
melarutkan garam, dan membentuk sifat kenyal gluten. Pati dan gluten
akan mengembang dengan adanya air. Air yang digunakan sebaiknya
memiliki pH antara 6 9, hal ini disebabkan absorpsi air makin
meningkat dengan naiknya pH. Makin banyak air yang diserap, mie
menjadi tidak mudah patah. Jumlah air yang optimum membentuk
pasta yang baik.
c. Garam
Garam berperan dalam memberi rasa, memperkuat tekstur mie,
meningkatkan fleksibilitas dan elastisitas mie serta mengikat air.
Garam dapat menghambat aktivitas enzim protease dan amilase
sehingga pasta tidak bersifat lengket dan tidak mengembang secara
berlebihan.
d. Putih telur
Putih telur akan menghasilkan suatu lapisan yang tipis dan kuat pada
permukaan mie.
22
e. Lesitin
Lesitin pada kuning telur merupakan pengemulsi yang baik, dapat
mempercepat hidrasi air pada terigu, dan bersifat mengembangkan
adonan.
f. Bahan tambahan
Bahan tambahan yang digunakan pada bumbu :
Garam
gula
penguat rasa
bubuk bawang putih
bawang merah
ekstrak ragi
perasa
merica
agen anti pengembang
2.2.2
2.2.3
barang
dengan
menggunakan
tenaga
manusia
yang
23
24
bungkus.
Penggilingan
Proses ini membentuk adonan menjadi tipis. Selain adonan menjadi
homogen, campuran tersebut masuk ke dalam mesin pengepres adonan.
Di dalam mesin pengepres, adonan melalui beberapa roll press. Adonan
akan mengalami peregangan pada saat dipress dan terjadi relaksasi pada
saat keluar dari roll press. Hal ini terjadi beberapa kali pada saat melalui
roll press sehingga terbentuk lembaran yang lembut, homogen, elastik,
dan tidak terputus dengan ketebalan tertentu. Penipisan adonan mie
25
dihasilkan.
Pengukusan
Adonan mie yang telah berbentuk panjang dan bergelombang
digiring
ke
dalam
mesin
steambox
(pengukusan).
Proses
persegi
panjang
berlapis,
selanjutnya
26
pendinginan.
Wrapping dan Packing
Setelah dilakukan proses cooling, mie akan diberi bumbu yang
telah disediakan kemudian di wrapping dan packing. Wrapping
merupakan pembungkusan mie dengan kemasan yang sesuai
dengan mie yang telah dibuat dan kemudian diberi kode produksi
dan tanggal kadaluarsa.
27
c. Tahap Penyimpanan
Mie yang telah jadi kemudian disimpan dalam gudang sebelum
dipasarkan.
28
2.2.5
Proses distribusi
PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk merupakan market leader
yang memiliki jaringan distribusi mie instant yang terluas di Indonesia dan
telah menembus sampai hampir ke setiap sudut kepulauan. Jumlah titik
stok/stock point (gudang) semakin diperbanyak secara agresif sejak tahun
2005, sehingga mampu melakukan penetrasi pasar yang lebih luas melalui
rantai suplai dan penghantaran. Gudang stok ditempatkan pada area-area
yang memiliki outlet retail yang banyak, termasuk pasar tradisional,
sehingga setiap gudang dapat melayani masing-masing area geografis
dalam waktu yang sesingkat mungkin.
Catatan Tambahan
29
terkandung MSG.
Tidak terkandung bahan pengawet pada bumbu, kecap, sambal maupun
mie instant. Bahan-bahan tersebut dapat bertahan lama/awet selama +
8 bulan karena melalui penyempurnaan pada pada proses produksinya
grade).
Mie tidak mengandung lapisan lilin. Buih putih yang sering muncul
pada proses pemasakan terjadi akibat proses pengeringan mie yang
DAFTAR PUSTAKA
Heizer, Jay. andRender, Barry. 2014.Operations Management Sustainability and
Supply Chain Management, Global Edition, Pearson, England.
Wallin, Cynthia., Rungtusanatham, M. Johnny. and Rabinovich, Elliot. What is the
right inventory management approach for a purchased item?,International
Journal of Operations and Production Management. Vol. 26, No. 1, pp 50-68.