: HAIDIR
NIM
: 03121003094
KELOMPOK
: II (DUA)/JUMAT SIANG
I. NAMA PERCOBAAN
: Pembuatan Tempe
adalah
makanan
yang
dibuat
dari
kacang
kedelai
yang
makanan
sejenis,
yaitu
koji1
kedelai
yang
difermentasikan
Tempe Tradisional
Tempe dikenal oleh masyarakat Eropa melalui orang-orang Belanda yang
menjajah Indonesia. Pada tahun 1895, Prinsen Geerlings (ahli kimia dan mikrobiologi
dari Belanda) melakukan usaha yang pertama kali untuk mengidentifikasi kapang
yang digunakan dalam pembuatan tempe. Perusahaan-perusahaan tempe yang
pertama di Eropa dimulai di Belanda oleh para imigran dari Indonesia.
Melalui Belanda, tempe telah populer di Eropa sejak tahun 1946. Pada tahun
1984 sudah tercatat 18 perusahaan tempe di Eropa, 53 di Amerika, dan 8 di Jepang.
Di beberapa negara lain, seperti Republik Rakyat Tiongkok, India, Taiwan, Sri Lanka,
Kanada, Australia, Amerika Latin, dan Afrika, tempe sudah mulai dikenal di kalangan
terbatas. Dapat dikatakan tempe sudah dikenal di luar Indonesia sejak lama.
Pada tahun 1940-an dilakukan usaha untuk memperkenalkan tempe ke
Zimbabwe sebagai sumber protein yang murah. Namun demikian, usaha ini tidaklah
berhasil karena masyarakat setempat tidak memiliki pengalaman mengkonsumsi
makanan hasil fermentasi kapang. Indonesia merupakan negara produsen tempe
terbesar di dunia dan menjadi pasar kedelai terbesar di Asia. Sebanyak 50% dari
konsumsi kedelai Indonesia dilakukan dalam bentuk tempe, 40% tahu, dan 10%
dalam bentuk produk lain (seperti tauco, kecap, dan lain-lain). Konsumsi tempe ratarata per orang per tahun di Indonesia saat ini diduga sekitar 6,45 kg.
Perhatian yang begitu besar terhadap tempe sebenarnya telah dimulai sejak
zaman pendudukan Jepang di Indonesia. Pada saat itu, para tawanan perang yang
diberi makan tempe terhindar dari disentri dan busung lapar. Menurut Onghokham,
dengan adanya tempe dan kandungan gizi yang dimilikinya, serta harga yang sangat
terjangkau, menyelamatkan masyarakat miskin dari malagizi (malnutrition).
Tempe kaya akan serat, kalsium, vitamin B dan zat besi. Berbeda dengan tahu,
tempe terasa agak masam. Tempe banyak dikonsumsi di Indonesia, tetapi sekarang
telah mendunia. Terutama kaum vegetarian di seluruh dunia banyak yang telah
menemukan tempe sebagai pengganti daging. Dengan ini sekarang tempe diproduksi
di banyak tempat di dunia, tidak hanya di Indonesia.
Dari kelas bawah, tempe terangkat menjadi makanan primadona yang kaya
gizi. Berbagai macam kandungan dalam tempe mempunyai nilai obat, seperti
antibiotika untuk menyembuhkan infeksi dan antioksidan pencegah penyakit
degeneratif. Namun demikian, beberapa negara maju berlomba-lomba membuat
varian dan mempatenkan tempe. Hal tersebut dikhawatirkan dapat mengancam
keberadaan tempe dari makanan rakyat menjadi sumber komoditi yang bersifat
monopoli pemegang lisensi.
3.3.
mengingat tempe memiliki kandungan gizi tinggi, terutama protein nabati dan
memiliki beberapa khasiat antara lain menurunkan kolesterol darah. Kacangkacangan dan biji-bijian seperti kacang kedelai, kacang tanah, biji kecipir, koro,
kelapa dan lain-lain merupakan bahan pangan sumber protein dan lemak nabati yang
sangat penting peranannya dalam kehidupan. Asam amino yang terkandung dalam
proteinnya tidak selengkap protein hewani, namun penambahan bahan lain seperti
wijen, jagung atau menir adalah sangat baik untuk menjaga keseimbangan asam
amino tersebut. Kandungan protein yang banyak pada tempe dikarenakan bahan
bakunya berupa kacang-kacangan yang mengandung banyak protein.
Kacang-kacangan dan umbi-umbian cepat sekali terkena jamur (aflatoksin)
sehingga mudah menjadi layu dan busuk. Untuk mengatasi masalah ini, bahan
tersebut perlu diawetkan. Hasil olahannya dapat berupa makanan seperti keripik, tahu
dan tempe, serta minuman seperti bubuk dan susu kedelai. Kedelai mengandung
protein 35 % bahkan pada varitas unggul kadar proteinnya dapat mencapai 40 - 43 %.
Dibandingkan dengan beras, jagung, tepung singkong, kacang hijau, daging,
ikan segar, dan telur ayam, kedelai mempunyai kandungan protein yang lebih tinggi,
hampir menyamai kadar protein susu skim kering. Bila seseorang tidak boleh atau
tidak dapat makan daging atau sumber protein hewani lainnya, kebutuhan protein
sebesar 55 gram per hari dapat dipenuhi dengan makanan yang berasal dari 157,14
gram kedelai. Kedelai dapat diolah menjadi tempe, keripik tempe, tahu, kecap, susu,
dan lain-lainnya. Proses pengolahan kedelai menjadi berbagai makanan pada
umumnya merupakan proses yang sederhana, dan peralatan yang digunakan cukup
dengan alat-alat yang biasa dipakai di rumah tangga, kecuali mesin pengupas,
penggiling, dan cetakan.
Tabel 1. Komposisi kedelai per 100 gram bahan
Komponen
Protein
Kadar (%)
35-45
Lemak
18-32
Karbohidrat
12-30
Air
7
sumber : Sofian, 2010
Tabel 2. Perbandingan antara kadar protein kedelai dengan bahan makanan lain
Bahan Makanan
Kedelai
Protein (% berat)
35,00
36,00
Kacang hijau
22,00
Daging
19,00
Ikan segar
17,00
Telur ayam
13,00
Jangung
9,20
Beras
6,80
Tepung singkong
1,10
sumber : Sofian, 2010
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa kandungan gizi tempe cukup banyak.
Tempe adalah campuran biji kedelai dengan massa kapang. Hifa kapang tumbuh
dengan intensif dan membentuk jalinan yang mengikat biji kedelai yang satu dengan
biji yang lain sehingga menjadi massa yang kompak dan kuat.
Mutu I
13 %
Mutu II
14 %
Mutu III
16 %
Kotoran maksimum
1%
2%
5%
Butir rusak
2%
3%
5%
Butir keriput
0%
5%
8%
Butir belah
1%
3%
5%
0%
5%
10 %
Dalam praktek terjadi kesulitan memperoleh laru daun karena laru daun tidak
dapat disimpan lama dan jumlah pemakaian sulit dipastikan. Oleh karena itu banyak
pengrajin tempe membeli laru buatan berbentuk tepung di pasar. Bahan-bahan lain
yang digunakan untuk membuat laru adalah beras, terigu dan air bersih. Air bersih
dipakai juga dalam proses produksi tempe untuk mencuci serta merebus biji kedelai
sebelum proses fermentasi. Bahan pembungkus tempe adalah daun pisang maupun
plastik berlubang-lubang.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan pada proses pengolahan tempe agar
diperoleh hasil yang baik ialah:
1. Kedelai harus dipilih yang baik (tidak busuk) dan tidak kotor
2. Air harus jernih, tidak berbau dan tidak mengandung kuman penyakit
3. Cara pengerjaannya harus bersih
4. Bibit tempe (ragi tempe) harus dipilih yang masih aktif (bila diremas membentuk
butiran halus atau tidak menggumpal).
Jasad renik atau mikroorganisme adalah mahluk hidup yang terdiri dari satu
atau beberapa kumpulan sel dengan ukuran beberapa mikron (1 mikron = 0,001 mm).
Saking kecilnya, mahluk ini hanya bisa dilihat melalui mikroskop berukuran tertentu.
Jasad renik bisa disebut juga sebagai bakteri. Di dalam tubuh, terutama dalam proses
enzimatik, jasad renik ini memiliki peran di dalam proses perubahan senyawa organik
(karbohidrat, protein dan lemak) menjadi energi dan senyawa anorganik. Jadi
tidaklah mengherankan kalau bahan makanan sejak bahan baku sampai menjadi
bahan makanan yang siap di makan tidak terbebas dari dari kehadiran jasa renik, baik
yang menguntungkan maupun yang merugikan.
Keuntungan yang diberikan oleh jasa renik dalam berbagai macam proses
adalah:
1. Berperan didalam proses fermentasi
Tempe, kecap, oncom, taoco, sosis, keju, tapai, bir, brem, anggur adalah
beberapa jenis makanan yang dihasilkan dari proses fermentasi yang biasa pula
dikenal dengan istilah 'peragian'. Ada beberapa jasad renik yang bertugas dalam
pembuatan tempe. Oleh karena itu Rhizopus oligosporus lebih umum dikenal dengan
nama jamur tempe. Fermentasi pada tempe dapat dilakukan untuk menghilangkan bau
langu dari kedelai yang disebabkan oleh aktivitas dari enzim lipoksigenase. Rhizopus
oligosporus inilah yang berperan sebagai jamur dalam proses fermentasi tersebut.
Beberapa sifat penting dari jamur rhizopus oligosporus antara lain meliputi :
1. Aktivitas enzimatiknya
2. Kemampuan menghasilkan antibiotika
3. Biosintesa vitamin-vitamin B
4. Kebutuhannya akan senyawa sumber karbon dan nitrogen
5. Perkecambahan spora
6. Penertisi miselia jamur tempe ke dalam jaringan biji kedelai
Tubuh multiseluler.
2.
3.
4.
Reproduksi:
a. Vegetatif: dengan spora.
b. Generatif: dengan konyugasi hifa (+) dengan hifa (-) akan menghasilkan
zigospora yang nantinya akan tumbuh menjadi individu baru.
10
11
DAFTAR PUSTAKA
B. Sarwono. 2002. Membuat tempe dan oncom. Jakarta : Penerbit Swadaya.
Collins,C.1985. Microbiological Methods. British: Butterworths.
Dwidjoseputro, D. 1978. Pengantar Mikologi. Bandung : Erlangga.
Prawirohartono, S. 2000. Sains Biologi. Bandung : Bumi Aksara.
Hidayat, N. 2012. Mikrobiologi Industri. Jakarta : Penerbit Andi