Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN LABORATORIUM

PROGRAM STUDI TEKNIK TELEKOMUNIKASI

15
NON-INVERTING AMPLIFIER

NAMA PRAKTIKAN
NAMA REKAN KERJA

: 1. Firda Ocktavianti
: 2. Wilis
3. Lusi Oktaviani

KELAS/KELOMPOK
TANGGAL PELAKSANAAN PRAKTIKUM
2013
TANGGAL PENYERAHAN LAPORAN

: TT 3A/01
: 13 Desember
: 20 Desember 2013

JURUSAN TEKNIK ELEKTRO


POLITEKNIK NEGERI JAKARTA

DAFTAR ISI
Halaman Judul
1
Daftar Isi

1
2
3
4
5

Tujuan
Dasar Teori
Peralatan dan Alat yang Digunakan
Langkah Percobaan
Data Hasil Percobaan
5
6 Analisa dan Pembahasan
10
7 Kesimpulan
Daftar Pustaka
Lampiran

3
3
4
4

12

NON-INVERTING AMPLIFIER

1. Tujuan
- Memahami IC Operational Amplifier LM 741
- Memahami penggunaan IC Operational Amplifier LM 741 sebagai
non-Inverting Amplifier
2. Dasar Teori
Sinyal input diberikan ke terminal Non-Inverting (+) (Gambar 1).
Pembagi tegangan antara R1 dan Rf dari sinyal output diberikan
pada terminal inverting (-). Polaritas tegangan output Vout sama
dengan polaritas tegangan input Vin.
R1

Rf

U1

3
6

V1
12 V

741

RL
0

Gambar 2. Non-Inverting Amplifier


Selama tidak ada arus yang mengalir pada terminal input VD = 0,
arus input adalah :
Vin
I = R1
Tegangan Vout adalah :
Vout = If x (R1 + Rf)
Vin
Vout = R 1 x (R1 + Rf)
Vout = Vin x (

R 1+ Rf
)
R1

Penguatan loop tertutup dari amplifier ACL adalah :

ACL =

Vout
Vin

= (

R 1+ Rf
)
R1

3. Alat & Komponen Yang Digunakan


- IC 741
- Multimeter analog/digital
- Osiloskop
- Function Generator
- Sumber Tegangan DC
- Resistor R1 = 1 K
- Resistor R2 = 470 K
- Resistor RL = 1 K
- Kabel-kabel penghubung

4. Cara Melakukan Percobaan


1) Merakit rangkaian sesuai dengan Gambar 3.
Rf
1k
7

0
470

U1

3
6

2
4

741

3
RL
1k
0

Gambar 3. Rangkaian Non-Inverting Amplifier


2) Memberikan tegangan supply sebesar +12 V dan -12 V.
3) Menghidupkan osiloskop dan menghubungkan Channel-1 ke Input
dan Channel-2 ke Output rangkaian.
4) Menghidupkan Function Generator

dan

mengatur

agar

mengeluarkan sinyal sinusoida dengan frekuensi 1 KHz/1 Vpp,


kemudian menghubungkan ke input rangkaian.

5) Memperhatikan dan mengukur tegangan input serta output yang


terbaca pada osiloskop.
6) Mengubah frekuensi input sesuai tabel hasil percobaan.
5. Data Hasil Percobaan
INPUT
Vin =
1 Vpp

100
Hz

500
Hz

1 KHz

OUTPUT
Frekuen Tegang
si

100,2 Hz

500 Hz

1 KHz

an

3,16
Vpp

3,16
Vpp

3,24
Vpp

Gambar

20

20,04

KHz

KHz

50

50,02

KHz

KHz

80

79,87

KHz

KHz

100

100,4

2,72

KHz

KHz

Vpp

3,2 Vpp

3,2 Vpp

3 Vpp

120

120,2

KHz

KHz

150

149,8

KHz

KHz

200

200,4

KHz

KHz

250
KHz

250 KHz

2,4 Vpp

2 Vpp

1,6 Vpp

1,28
Vpp

300

299,95

1,12

KHz

KHz

Vpp

350

350,14

0,96

KHz

KHz

Vpp

400

395,8

0,84

KHz

KHz

Vpp

500

506,75

0,72

KHz

KHz

Vpp

1 MHz

1,3 MHz

0,44
Vpp

Perhitungan AV (penguatan) dalam dB :

100 Hz : AV = 20 log 3.16 / 1 = 9,99


500 Hz : AV = 20 log 3,16 / 1 = 9,99
1 KHz : AV = 20 log 3,24 / 1 = 10,21
20 KHz : AV = 20 log 3,2 / 1 = 10,10
50 KHz : AV = 20 log 3,2 / 1 = 10,10
80 KHz : AV = 20 log 3 / 1 = 9,54
100 KHz : AV = 20 log 2,72 / 1 = 8,69
120 KHz : AV = 20 log 2,4 / 1 = 7,6
150 KHz : AV = 20 log 2 / 1 = 6,02
200 KHz : AV = 20 log 1,6 / 1 = 4,08
250 KHz : AV = 20 log 1,28 / 1 = 2,14
300 KHz : AV = 20 log 1,12 / 1 = 0,98
350 KHz : AV = 20 log 0,96 / 1 = -0,35
400 KHz : AV = 20 log 0,84 / 1 = -1,51
500 KHz : AV = 20 log 0,72 / 1 = -2,85
1 MHz : AV = 20 log 0,44 / 1 = -7,13

Dari hasil tersebut maka untuk mencari bandwidth frekuensi maka


dapat dicari dengan rumus :
BW = fh-fl / fc
Dimana : fh = frekuensi tertinggi
fl = frekuensi terendah
fc = frekuensi tengah
Dengan melihat semilog maka didapatkanlah hasil berupa :

Fh = nilai tertinggi dalam frekuensi dikurangi dengan 3 dB


= 10,21dB 3dB = 7,21 dB
(kemudian pada titik 7,21 dB ditarik garis putus-putus seperti yang
terlihat pada gambar semilog tersebut, sehingga didapatkan nilai fh
= 130KHz)
Fl = 100Hz
Fc = frekuensi tengah antara fh dan fl
= 64,95 KHz
Maka :
BW = {(Fh Fl) /Fc}
= {(130KHz 100 Hz) / 64,95 KHz}
= 20,01 Hz
6. Analisa dan Pembahasan
Pada praktikum ini berjudul Non-Inverting Amplifier bertujuan
untuk memahami IC Operational Amplifier LM 741 dan memahami
penggunaan IC Operational Amplifier LM 741 sebagai non-Inverting
Amplifier. Rangakaian non inverting amplifier menggunakan IC
operator amplifier LM 741. Sinyal input dan sinyal outputnya berada
dalam satu fasa karena sinyal input (Vin) diaplikasikan pada input
(+) non inverting amplifier. Rangkaian ini merupakan rangkaian
close loop karena adanya nilai Rf dan Ri.
Non-inverting amplifier merupakan voltage amplifier yang ideal
karena impedansi inputnya yang tinggi, impedansi outputnya yang rendah
dan voltage yang umumnya stabil. Sumber tegangan tidak memberikan
arus pada terminal input non- inverting amplifier, sehingga pada sumber
tegangan (Vin) memiliki nilai impedansi output yang tinggi. Karena itulah
tidak ada proses kerja pada sumber tegangan input. Negatif feedback
mempengaruhi nilai impedansi output (Zout) pada non-inverting amplifier.
Saat RL tinggi, maka akan sedikit arus yang akan melewati impedansi
output dan tegangan output akan semakin tinggi. Ini menyebabakan akan
semakin banyak sinyal ouput yang di feedback ke inverting input pada op
amp. Saat Rl rendah, maka banyak arus yang akan melewati impedansi
output dan tegangan output akan semakin rendah. Karena itu, semakin
sedikit tegangan yang di feedback ke inverting input.

Pada percobaan yang dilakukan input yang diberikan adalah


sebesar 1 Vpp untuk semua percobaan, sedangkan besar frekuensi
yang diberikan berganti-ganti sesuai yang terdapat pada table.
Namun untuk memberikan nilai input sebesar 1 Vpp maka frekuensi
yang menjadi outputnya adalah sebesar 1KHz, hal itu dikarenakan
pada saat frekuensi inputnya sebesar 1KHz maka didapatkan nilai
Vpp yang stabil. sehingga untuk frekuensi selanjutnya yang terus
diubah-ubah tak perlu lagi mengubah Amplitudo yang telah
ditetapkan.
Dari hasil percobaan yang dilakukan didapat terlihat pada
frekuensi mana saja yang dapat diterima oleh rangkaian tersebut
yang berarti gelombang outputnya tidaklah cacat. Karna jika
gelombang

outputnya

cacat

maka

rangkaian

tersebut

telah

melewati batas saturasinya. Dari hasil itu tersebut dapat pula


terlihat

bahwa

pada

rangkaian

non-inverting

ini

mempunyai

batasan=batasan frekuensi yang tepat, yaitu antara 100Hz-20KHz.


sedangkan

pada

saat

frekuensi

berada

diatas

20KHz

maka

gelombang outputnya mengalami cacat.

7. Kesimpulan
Dari data hasil percobaan yang telah diakukan dapat disimpulkan
bahwa :
1) Pembagi tegangan antara R1 dan Rf dari sinyal output diberikan
pada terminal inverting (-).
2) Non-inverting amplifier merupakan voltage amplifier yang ideal karena
impedansi inputnya yang tinggi, impedansi outputnya yang rendah dan
voltage yang umumnya stabil.

3) Jika gelombang outputnya cacat maka rangkaian telah melewati


batas saturasinya.

LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai