Pendidikan
terutama
A.
Filosofi
Pendidikan
Kejuruan
Filosofi adalah apa yang diyakini sebagai suatu pandangan hidup yang diianggap benar dan
baik. Dalam pendidikan kejuruan ada dua aliran filosofi yang sesuai dengan keberadaanya,
yaitu
eksistensialisme
dan
esensialisme.
Eksistensialisme berpandangan bahwa pendidikan kejuruan harus mengembangkan
eksistensi manusia untuk bertahan hidup, bukan merampasnya. Sedangkan esensialisme
berpandangan bahwa pendidikan kejuruan harus mengaitkan dirinya dengan sistem-sistem
yang lain seperti ekonomi, politik, sosial, ketenaga kerjaan serta religi dan moral.
B.Tujuan
pendidikan
kejuruan
pendidikan
kejuruan
di
Indonesia
Karakteristik
Pendidikan
Teknologi
dan
Kejuruan
domain afektif, kognitif dan psikomotor berikut paduan integralnya yang siap
untuk dipadukan baik pada situasi kerja yang tersimulasi lewat proses
belajar mapupun nanti dalam situasi kerja yang sebenarnya. Ini termasuk
sikap kerja dan orientasi nilai yang mendasari aspirasi, motivasi dan
kemampuan
kerjanya.
4.
Kriteria
keberhasilannya
Berlainan dengan pendidikan umum, kriteria untuk menentukan
keberhasilan suatu lembaga pendidikan kejuruan pada dasarnya
menerapkan ukuran ganda yaitu in school succes dan out of school succes.
Kriteria pertama meliputi aspek keberhasilan siswa dalam memenuhi
persyaratan kurikuler yang sudah diorientasikan ke persyaratan dunia kerja,
sedang kriteria yang kedua diindikasikan oleh keberhasilan atau penampilan
lulusan
setelah
berada
di
dunia
kerja
yang
sebenarnya.
5.
Kepekaannya
terhadap
perkembangan
masyarakat
Karena komitmen yang tinggi untuk selalu berorientasi ke dunia kerja,
pendidikan kejuruan mempunya ciri lain berupa kepekaan atau daya suai
yang tinggi terhadap perkembangan masyarakat dan dunia kerja.
Perkembangan ilmu dan teknologi pasang surutnya dunia suatu bidang
pekerjaan, inovasi dan penemuan-penemuan baru di bidang produksi barang
dan jasa, semuanya itu sangat besar pengaruhnya terhadap kecenderungan
perkembangan
pendidikan
kejuruan.
6.
Perbekalan
Dilihat dari segi peralatan belajar, maka untuk mewujudkan
pengalaman belajar yang dapat mencerminkan situasi dunia
realistis dan edukatif diperlukan banyak perlengkapan,
perbekalan logistik yang lain. Bengkel dan laboratorium adalah
umum
yang
menyertai
eksistensi
suatu
sekolah
logistiknya
situasi atau
kerja secara
sarana dan
kelengkapan
kejuruan.
7.
Hubungannya
dengan
masyarakat
dunia
usaha.
Hubungan lebih jauh dengan masyarakat yang mencakup daya dukung dan
daya serap lingkungan yang sangat penting perannya bagi hidup dan
matinya suatu lembaga pendidikan kejuruan. Perwujudan hubungan timbal
balik yang menunjang ini mencakup adanya dewan penasehat kurikulum
kejuruan (curriculum advisory commite), kesediaan dunia usaha
menampung anak didik sekolah kejuruan dalam program kerjasama yang
memungkinkan
kesempatan
pengalaman
belajar
dilapangan.
E. Peningkatan
mutu
lulusan
metode belajar mengajar juga jadi ujung tombaknya. Melihat latar belakang
perkembangan kurikulumnya, tercatat bahwa pada kurikulum tahun 1994
telah
dicantumkan
istilah
pembelajaran
berbasis
kompetensi
atau competency based training (CBT). Namun pelaksanaannya belum
optimal. Dan pada tahun 1999 Direktorat Dikmenjur meluncurkan suplemen
untuk penyempurnaan pelaksanaan konsep pembelajaran berbasis
kompetensi ini. Konsep CBT merupakan gabungan antara pendidikan
kentrampilan,
pengetahuan,
dan
sikap.
Standar kompetensi itu pun disusun setelah berkonsultasi dengan para
pengelola industri, pengelola perusahaan, para pekerja, dan asosiasi profesi.
Setiap program keahlian harus memiliki sederet kompetensi. Ukurannya
menyangkut pada dua hal, yaitu presisi dan waktu. Misalnya, seorang
tenaga kerja cleaning service di sebuah hotel dikatakan memiliki kompetensi
jika ia bisa membersihkan toilet dalam waktu 7 menit. Artinya, seseorang
dikatakanan kompeten jika ia dapat menyelesaikan pekerjaan di bidangnya
dengan cermat, tepat, dan cepat sesuai standar waktu yang telah
ditentukan. Kurikulum berbasis kompetensi yang mengacu pada CBT, isinya
lebih sederhana dibandingkan dengan kurikulum tahun 1994 yang lalu.
Kurikulum berbasis kompetensi, lebih menekankan pada tujuan (hasil) atau
out put nya, dan bukan pada proses yang terlalu mengacu pada text
book (buku panduan pelajaran/buku paket). Dalam pelaksanaannya,
diberikan pula rekomendasi tahapan-tahapan yang harus dicapai. Namun
tahapan ini hanya bersifat acuan saja, dan proses pencapaiannya menjadi
tanggung jawab dan kreatifitas sekolah masing-masing. Selain itu,
Direktorat Dikmenjur juga memasukkan pelajaran komputer dan
kewirausahaan sebagai mata pelajaran wajib bagi semua siswa SMK di
seluruh
Indonesia.
Pertimbangannya adalah tuntutan kebutuhan yang cukup tinggi dari dunia
industri atas kompetensi siswa di bidang komputerisasi dan kewirausahaan.
Tongkat estafet peningkatan mutu lulusan SMK, dilanjutkan Dr. Joko
Sutrisno dengan peningkatan kualitas guru kejuruan yang juga dibidani oleh
P4TK (Pusat Pengembangan Penataran Pendidik dan Tenaga Kependidikan)
melalui program pendidikan dan pelatihan yang diadakan rutin lima tahun
sekali dengan jumlah peserta sekitar 4.000 s/d 5.000 orang guru kejuruan.
Joko menuturkan bahwa pelaksanaan diklat selama ini belum mempunyai
format yang baku. Untuk kedepan, ia mengharapkan Direktorat Jenderal
PMPTK (Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan) dapat
membuat format baku pelatihan yang sesuai dengan kebutuhan
pengembangan dan peningkatan mutu lulusan SMK. Di sisi lain, Direktorat
Dikmenjur juga menuturkan masih kurangnya pasokan tenaga guru
kejuruan dari lulusan pendidikan guru kejuruan. Selama ini pasokan tenaga
guru kejuruan hanya mencapai angka 4.500 pertahun dan masih jauh dari
kebutuhan tenaga guru (sebanyak 10.000 orang pertahunnya) di seluruh
Indonesia.
Tapi Joko tetap optimis. Direktorat Dikmenjur sedang melakukan penelitian
jumlah kebutuhan guru SMK di seluruh Indonesia yang dipandu oleh
Universitas Negeri Semarang. Targetnya diselesaikan akhir tahun 2007.
Data kebutuhannya akan lebih detail. Dan pihak kami akan terus mendorong
pemerintah pusat dan daerah untuk menambah jumlah rekrutmen tenaga
guru
kejuruan,
tegas
Joko.
Perkembangan mutu lulusan SMK kini dipandu oleh kurikulum baru.
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Penerapannya, dibawah
bimbingan BSNP (Badan Standar Nasional Pendidikan). Sekolah sudah bisa
improvisasi
dalam
penyusunan
kurikulum.
Hal
ini
mendukung
pengembangan bobot jam belajar teori dan ptraktik. Kini, bobot disamakan
menjadi sama rata, dan bukan mengurangi jam belajar teori untuk
kemudian
menggelembungkan
waktu
belajar
praktik.
Dalam rangka mendukung upaya peningkatan mutu lulusan SMK,
pemerintah mengalokasikan anggaran khusus untuk peningkatan mutu
SMK. Tahun 2007, alokasi dananya naik sebesar 50% dibanding tahun
2006, menjadi sekitar Rp 1,6 triliun. Untuk anggaran peningkatan mutu SMK
tahun 2008, sudah ada kenaikan mencapai 25% hingga dananya meningkat
menjadi Rp 1,9 triliun. Jumlah yang sangat menggembirakan untuk
mendukung
program
peningkatan
mutu
para
lulusannya.
Pihak Direktorat Dikmenjur juga sangat optimis terhadap kompetensi lulusan
SMK. Joko menjelaskan bahwa sesungguhnya SMK melahirkan para lulusan
yang lebih siap adaptasi dan siap latih. Kami melahirkan para lulusan yang
bukan hanya siap kerja saja, tetapi juga cerdas dan kreatif, ujarnya sedikit
berpromosi.
Idealnya pihak dunia usaha, industri, dunia kerja yang lebih berperan
menentukan, mendorong, dan menggerakkan pendidikan kejuruan, karena
mereka adalah pihak yang lebih berkepentingan dari sudut kebutuhan
tenaga
kerja.
Asosiasi kejuruan di Indonesia merupakan kumpulan lembaga pendidikan
kejuruan (SMK, Program Diploma, Politeknik, FT, FPTK, JPTK, P3G Teknologi
dan Kesenian, dan Balai-balai Diklat Industri), serta kumpulan orang-orang
sebagai pendidik (guru, instruktur, dosen, widyaiswara) pada lembaga
pendidikan
teknologi
dan
kejuruan.
Referensi
Kejuruan
Harus
Demokratis.
2008
- khalidmustafa.wordpress.com/2008/01/17/strategi-pendidikan-nasional
- Djojonegoro, Wardiman, 1998, Pengembangan Sumber Daya Manusia,
Jakarta.
- Andini, Ayu N. Sistem Pendidikan Kejuruan Berbasiskan Kompetensi.
2007