Anda di halaman 1dari 8

Learning Objective

1. Bagaimana cara melakukan informed consent pada skenario ini?


2. Apakah tindakan aborsi merupakan eutanasia?

Jawab
1. JENIS-JENIS INFORMED CONSENT:
1.Implied consent( tersirat/ dianggap telah di berikan): persetujuan yang diberikan pasien
secara tersirat, tanpa pernyataan tegas.
2.expressed consent: persetujuan yang dinyatakan secara lisan atau tulisan, bila yang
akan dilakukan lebih dari prosedur pemeriksaan dan tindakan yang biasa.
SYARAT INFORMED CONSENT:
1.pasal 1320 KUHPerdata
2.adanya kesepakatan antaran kedua belah pihak uang bebas dari paksaan.
3.kedua belah pihak sepakat untuk membuat suatu perjanjian.
4.adanya suatu hal tertanda yang di perjanjikan.
5.perjanjian yang mengenai suatu sifat yang halal.
ISI INFORMED CONSENT:
Identitas pasien mencakup nama, umur, tanggal lahir ,alamat, no telpon.
Adanya pernyataan dirinya sendiri atau wakil kerabat dari si identitas
Pernyataan setuju/menolak untuk dilakukan tindakan medis berupa apa yg akan
dilakukan
Adanya penjelasan dari pasien bahwa pasien tersebut setuju /menolak dilakukan
tindakan medis tersebut
o Tanda tangan dokter
o Tanda tangan nama wali /dirinya sendiri
o Saksi
o Tanggal dan tempat dibuat pernyataan
PIHAK YANG BERHAK MEMBERIKAN PERSETUJUAN
Dalam Pedoman Persetujuan Tindakan medik hal ini diatur dalam pasal 7. yaitu :
a) Pasien sendiri, yaitu apabila pasien telah berumur 21 tahun atau telah menikah.
b) Bagi pasien dibawah umur 21 tahun, Persetujuan (informed consent) atau Penolakan
Tindakan Medik diberikan oleh mereka menurut hak sebagai berikut:
(1) Ayah / ibu kandung.
(2) Saudara-saudara kandung.

c) Bagi yang dibawah umur 21 tahun dan tidak mempunyai orang tua atau orang tuanya
berhalangan hadir, Persetujuan (informed consent) atau Penolakan Tindakan Medis
diberikan oleh mereka menurut urutan hak sebagai berikut :
(l) Ayah/ibu adopsi.
(2) Saudara-saudara kandung.
(3) Induk semang.
d) Bagi pasien dewasa dengan gangguan mental, Persetujuan (informed consent) atau
Penolakan Tindakan Medis diberikan oleh mereka menurut urutan hak sebagai berikut :
( 1 ) Ayah/ibu kandung.
( 2 ) Wali yang sah.
( 3 ) Saudara-saudara kandung.
e)

Bagi pasien dewasa yang berada dibawah pengampuan (curatelle), Persetujuan atau

Penolakan Tindakan Medik di berikan menurut urutan hak sebagai berikut:


(1) Wali.
(2) Curator.
f) Bagi pasien dewasa yang telah menikah / orang tua, persetujuan atau penolakan tindakan
medis diberikan oleh mereka menurut urutan hak sebagai berikut :
a. Suami/istri.
b. Ayah/ibu kandung.
c. Anak-anak kandung.
d. Saudara-saudara kandung.
Adapun tata caranya adalah sebagai berikut:
a.Informasi diberikan dalam konteks nilai, budaya dan latar belakang mereka.
b.Dapat menggunakan alat bantu, seperti leaflet atau bentuk publikasi lain
c. Tawarkan kepada pasien untuk membawa keluarga atau teman dalam diskusi atau
membuat rekaman dengan tape recorder
d. Memastikan bahwa informasi yang membuat pasien tertekan agar diberikan dengan cara
yang sensitif dan empati
e. Mengikutsertakan salah satu anggota tim pelayanan kesehatan dalam diskusi
f. Menjawab semua pertanyaan pasien dengan benar dan jelas
g. Memberikan cukup waktu bagi pasien untuk memahami informasi yang diberikan.
Sebelum akhirnya pasien mengambil keputusan.

PENOLAKAN
INFORMED
CONSENT
(INFORMED
REFUSAL):
Apabila pasien menolak menandatangani informed consent pasien/keluarganya harus
menandatangani lembar informed refusal.
(Samil, Ratna Suprapti, Prof.dr.Sp.OG.Etika Kedokteran Indonesia.2004. Jakarta : Yayasan
Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo)

2. ABORSI
Pada Zaman sekarang ini Aborsi menjadi suatu masalah yang semakin kabur nilainya,
dilihat dari sisi agama Kristen hal ini menjadi tantangan iman yang cukup berat. Dari data
statistik diperoleh bahwa Jepang saja negara yang sudah begitu maju, sejak tahun 1972
telah melakukan Aborsi 1,5 juta orang per-tahun, Inggris sampai tahun 1983 telah
melakukakan Aborsi terhadap 2 juta orang, Amerika Serikat sampai tahun 1986 sudah
mencapai 20 juta orang, sedangkan dari penelitian seorang dokter di Jakarta, dinyatakan
bahwa pada tahun 1990 ada 400 orang melakukan pembunuhan dan 20% diantaranya
melakukan dengan cara Aborsi.
PENGERTIAN ABORSI
Aborsi menurut dr. Agus Abadi dari UPF/ Lab Ilmu Kebidanan dan Penyakit Kandungan
RSUD Dr. Soetomo/ FK Unair, abortus (definisi yang lama) adalah terhentinya
kehidupan buah kehamilan pada usia kehamilan sebelum 20 minggu atau berat janin
kurang dari 500 gram. WHO memperbaharui definisi Aborsi yakni Aborsi adalah
terhentinya kehidupan buah kehamilan di bawah 28 minggu atau berat janin kurang dari
1000 gram. Aborsi juga diartikan mengeluarkaan atau membuang baik embrio atau fetus
secara prematur (sebelum waktunya). Istilah Aborsi disebut juga Abortus Provokatus
(Inilah yang belakangaan ini menjadi ramai dibicarakan). Abortus yang dilakukan secara
sengaja. Jadi Aborsi adalah tindakan pengguguran hasil konsepsi secara sengaja.
JENIS-JENIS ABORSI
Secara garis besar Aborsi dapat kita bagi menjadi dua bagian; yakni Aborsi Spontan
(Spontaneous Abortion) dan Abortus Provokatus (Provocation Abortion). Yang dimaksud
dengan Aborsi Spontan yakni Aborsi yang tanpa kesengajaan (keguguran).
Aborsi Spontan ini masih terdiri dari berbagai macam tahap yakni :
1. Abortus Iminen. Dalam bahasa Inggris diistilahkan dengan threaten Abortion,
terancam keguguran (bukan keguguran). Di sini keguguran belum terjadi, tetapi ada
tanda-tanda yang menunjukkan ancaman bakal terjadi keguguran.
2. Abortus Inkomplitus. Secara sederhana bisa disebut Aborsi tak lengkap, artinya sudah
terjadi pengeluaran buah kehamilan tetapi tidak komplit.

3. Abortus Komplitus. Yang satu ini Abosi lengkap, yakni pengeluaran buah kehamilan
sudah lengkap, sudah seluruhnya keluar.
4. Abortus Insipien. buah kehamilan mati di dalam kandungan-lepas dari tempatnyatetapi belum dikeluarkan. Hampir serupa dengan itu, ada yang dikenal missed
Abortion, yakni buah kehamilan mati di dalam kandungan tetapi belum ada tandatanda dikeluarkan.
Sedangkan Aborsi Provokatus (sengaja) masih terbagi dua bagian kategori besar yakni
Abortus Provokatus Medisinalis dan Abortus Provokatus Kriminalis (kejahatan). Kita
hanya khusus melihat Abortus Provokatus Medisinalis yang terdiri dari;
Dilatation dan Curettage
Jenis ini dilakukan dengan cara memasukkan semacam pacul kecil ke dalam rahim,
kemudian janin yang hidup itu dipotong kecil-kecil, dilepaskan dari dinding
rahim dan dibuang keluar. Umumnya akan terjadi banyak pendarahan, cara ini dilakukan
terhadap kehamilan yang berusia 12-13 minggu.
1. Suction (Sedot)

Dilakukan dengan cara memperbesar leher rahim, lalu dimasukkan sebuah tabung ke
dalam rahim dan dihubungkan dengan alat penyedot yang kuat, sehinggi bayi dalam
rahim tercabik-cabik menjadi kepingan-kepingan kecil, lalu disedot masuk ke dalam
sebuah sebuah botol.
2. Peracunan dengan garam
Jenis ini dilakukan pada janin yang berusia lebih dari 16 minggu, ketika sudah cukup
banyak cairan yang terkumpul di sekitar bayi dalam kantung anak dan larutan garam
yang pekat dimasukkan ke dalam kandungan itu.
3. Histeromi ataau bedah Caesar

Jenis ini dilakukan untuk janin yang berusia 3 bulan terakhir dengan cara operasi
terhadap kandungan.
4. Prostaglandin

Jenis ini dilakukan dengan cara memakai bahan-bahan kimia yang dikembangkan
Upjohn Pharmaccutical Co. Bahan-bahan kimia ini mengakibatkan rahim ibu
mengerut, sehingga bayi yang hidup itu mati dan terdorong keluar.

Berbagai Pertimbangan
Dalam prakteknya, Aborsi hanya dapat dibenarkan dalam beberapa kasus, misalnya:

Janinnya sudah meninggal, maka mau tidak mau harus dikeluarkan.


Apabila membahayakan nyawa si ibu (inipun prakteknya tidak gampang, harus ada
tinjauan dari berbagai pertimbangan etis; dalam konteks iman kita masih tetap kita
tolak)

EUTHANASIA
Pengertian Euthanasia
Istilah euthanasia berasal dari bahasa Yunani: eu ( baik) dan thanatos (kematian). Jadi
euthanasia artinya kematian yang baik atau mati dengan baik.
Euthanasia itu sendiri ada tiga macam, yaitu:
a) Euthanasia pasif adalah apabila dokter atau tenaga medis lainnya secara sengaja tidak
lagi memberikan pengobatan demi memperpanjang kehidupan pasien, misalnya: dengan
mencabut alat-alat yang digunakan untuk mempertahankan hidup, keluarga tidak lagi
merawat pasien di RS. Hal ini terjadi untuk pasien yang benar-benar sudah terminal,
dalam arti tidak bisa disembuhkan lagi, dan segala upaya pengobatan sudah tidak berguna
pula. Belakangan tidak lagi dianggap sebagai euthanasia. Umumnya kalangan dokter dan
agamawan setuju. Karena toh pasien meninggal karena penyakit nya, bukan karena
usaha-usaha yang dilakukan manusia.
b) Euthanasia tidak langsung terjadi apabila dokter atau tenaga kesehatan lainnya
melakukan tindakan medik tertentu yang bertujuan meringankan penderitaan pasien, akan
tetapi tindakan mediknya membawa risiko hidup pasien diperpendek secara perlahanlahan. Misalnya: seorang pasien penderita kanker ganas tak tersembuhkan yang sangat
menderita kesakitan diberi obat penghilang rasa sakit, namun obat tersebut
mengakibatkan hidup pasien diperpendek secara perlahan-lahan. Tindakan ini tidak
bertentangan dengan eksistensi manusia sebenarnya, karena dilakukan agar pasien tidak
berada dalam penderitaan yang terus-menerus dan tak tertahankan.
c) Euthanasia aktif terjadi apabila dokter atau tenaga kesehatan lainnya secara sengaja
melakukan suatu tindakan untuk memperpendek (mengakhiri) hidup pasien.
Euthanasia aktif ada dua; pertama, dokter yang mengambil tindakan mematikan misalnya
dengan suntik mati. Kedua, dokter hanya membantu pasien, misalnya dengan memberi
resep obat yang mematikan dalam dosis besar. Euthanasia ini biasanya disebut bunuh
diri berbantuan atau bunuh diri yang dibantu dokter (tentu ini tidak berlaku bagi
pasien yang untuk bergerak pun tidak bisa).

Alasan Dilakukan Euthanasia


Rasa Sakit yang Tidak Tertahankan
Mungkin argumen terbesar dalam konflik euthanasia adalah jika si pasien tersebut
mengalami rasa sakit yang amat besar. Euthanasia memang sekilas merupakan jawaban
dari stress yang disebabkan oleh rasa sakit yang semakin menjadi.
(Hanafiah, M.Jusuf, Amri Amir. Etika Kedokteran dan Hukum Kesehatan.2008.Jakarta :
EGC)

LEARNING OBJECTIVE
Pertumbuhan Dalam Rahim, Kehamilan, dan Mekanisme Persalinan Normal

DISUSUN OLEH
Nama
Stambuk
Kelompok

: Muhammad Iqbal
: N 101 13 041
: X ( Sepuluh )

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER


FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS TADULAKO

PALU 2014

Anda mungkin juga menyukai