10 2008 263
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS
KRISTEN KRIDA WACANA
JL ARJUNA UTARA NO.6, JAKARTA 11210
(tu.fk@ukrida.ac.id)
ABSTRAK
Leukemia atau kanker darah adalah sekelompok penyakit neoplastik yang
beragam, ditandai oleh perbanyakan secara tak normal atau transformasi
maligna dari sel-sel pembentuk darah di sumsum tulang dan jaringan
limfoid. Anamnesis yang benar dapat membantu mendiagnosis penyakit
yang dihidapi pasien. Pemeriksaan fisik untuk jenis LLA yaitu ditemukan
splenomegali (86%), hepatomegali, limfadenopati, nyeri tekan tulang
dada, ekimosis, dan perdarahan retina. Pada penderita leukemia jenis LLA
ditemukan leukositosis (60%) dan kadang-kadang leukopenia (25%)
LLA merupakan leukemia yang paling sering terjadi pada anakanak.Diagnosis banding untuk LLA adalah Leukimia Mieloid Akut,Leukimia
Mielogenik Kronik dan Leukimia Limfositik Kronik.Etiologi LLA tidak
diketahui dengan pasti,namun kemungkinan besar berkaitan dengan
virus. Sel-sel yang belum matang, yang dalam keadaan normal
berkembang menjadi limfosit, berubah menjadi ganas. Sel leukemik ini
tertimbun di sumsum tulang, lalu menghancurkan dan menggantikan selsel yang menghasilkan sel darah yang normal.Pengobatan LLA dengan
Vinkristin,Prednison dan Aspraginase. Prognosis LLA buruk.
PENDAHULUAN
Leukemia atau kanker darah adalah sekelompok penyakit neoplastik yang
beragam, ditandai oleh perbanyakan secara tak normal atau transformasi
maligna dari sel-sel pembentuk darah di sumsum tulang dan jaringan
limfoid. Sel-sel normal di dalam sumsum tulang digantikan oleh sel tak
normal atau abnormal. Sel abnormal ini keluar dari sumsum dan dapat
ditemukan di dalam darah perifer atau darah tepi. Sel leukemia
mempengaruhi hematopoiesis atau proses pembentukan sel darah normal
dan imunitas tubuh penderita. Kata leukemia berarti darah putih, karena
pada penderita ditemukan banyak sel darah putih sebelum diberi terapi.
Sel darah putih yang tampak banyak merupakan sel yang muda, misalnya
promielosit. Jumlah yang semakin meninggi ini dapat mengganggu fungsi
normal dari sel lainnya.1
Leukimia Limfositik Akut merupakan leukemia yang paling sering terjadi
pada anak-anak.
Leukemia jenis ini merupakan 25% dari semua jenis kanker yang
mengenai anak-anak di bawah umur 15 tahun.
Paling sering terjadi pada anak usia antara 3-5 tahun, tetapi kadang
terjadi pada usia remaja dan dewasa.2
KASUS
3,4,5
PEMERIKSAAN FISIK
4,5,6,11,13
10. Jika terdapat infiltrasi ke dalam susunan saraf pusat, dapat ditemukan
tanda meningitis.
11. Peningkatan cairan cerebrospinal mengandung protein.
12. Penurunan glukosa.
PEMERIKSAAN PENUNJANG4,5,6,11,13
Pemeriksaan Darah Tepi
Pada penderita leukemia jenis LLA ditemukan leukositosis (60%) dan kadangkadang leukopenia (25%)
Selain itu,adanya:
normoblas.
Pada hitung jenis terdapat limfoblas. Jumlah limfoblas dapat
menyampai 100%.
Trombositopeni, uji tourniquet positif dan waktu perdarahan
memanjang.
Retikulositopenia.
DIAGNOSIS KERJA
2,4,5,11,13
DIAGNOSIS BANDING7,8,9,12
Leukimia Mieloid Akut7,12
Leukemia Mieloid (mielositik, mielogenous, mieloblastik, mielomonositik,
LMA) Akut adalah penyakit yang bisa berakibat fatal, dimana mielosit
(yang dalam keadaan normal berkembang menjadi granulosit) berubah
menjadi ganas dan dengan segera akan menggantikan sel-sel normal di
sumsum tulang.
Leukemia ini bisa menyerang segala usia, tetapi paling sering terjadi pada
dewasa.
Sel-sel leukemik tertimbun di dalam sumsum tulang, menghancurkan dan
menggantikan sel-sel yang menghasilkan sel darah yang normal.
Sel kanker ini kemudian dilepaskan ke dalam aliran darah dan berpindah
ke organ lainnya, dimana mereka melanjutkan pertumbuhannya dan
membelah diri.
Mereka bisa membentuk tumor kecil (kloroma) di dalam atau tepat
dibawah kulit dan bisa menyebabkan meningitis, anemia, gagal hati,
gagal ginjal dan kerusakan organ lainnya.
PENYEBAB :Pemaparan terhadap radiasi (penyinaran) dosis tinggi dan
penggunaan beberapa obat kemoterapi antikanker akan meningkatkan
kemungkinan terjadinya LMA.
GEJALA
Gejala pertama biasanya terjadi karena sumsum tulang gagal
menghasilkan sel darah yang normal dalam jumlah yang memadai.
Gejalanya berupa:
- lemah
- sesak nafas
- infeksi
- perdarahan
- demam.
Gejala lainnya adalah sakit kepala, muntah, gelisah dan nyeri tulang dan
sendi.
DIAGNOSA
Hitung jenis darah merupakan bukti pertama bahwa seseorang menderita
leukemia.
Sel darah putih muda (sel blast) akan terlihat dalam sediaan darah yang
diperiksa dibawah mikroskop.
Biopsi sumsum tulang hampir selalu dilakukan untuk memperkuat
PROGNOSIS
50-85% penderita LMA memberikan respons yang baik terhadap
pengobatan.
20-40% penderita tidak lagi menunjukkan tanda-tanda leukemia dalam
waktu 5 tahun setelah pengobatan; angka ini meningkat menjadi 40-50%
pada penderita yang menjalani pencangkokan sumsum tulang.
Prognosis yang paling buruk ditemukan pada:
- penderita yang berusia diatas 50 tahun
- penderita yang menjalani kemoterapi dan terapi penyinaran untuk
penyakit lain.
DIAGNOSA
LMK sering terdiagnosis pada pemeriksaan darah rutin. Jumlah sel darah
putih sangat tinggi, mencapai 50.000-1.000.000 sel/mikroliter darah
PENGOBATAN
Sebagian besar pengobatan tidak menyembuhkan penyakit, tetapi hanya
memperlambat perkembangan penyakit. Pengobatan dianggap berhasil
apabila jumlah sel darah putih dapat diturunkan sampai kurang dari
50.000/mikroliter darah. Pengobatan yang terbaik sekalipun tidak bisa
menghancurkan semua sel leukemik.
Satu-satunya kesempatan penyembuhan adalah dengan pencangkokan
sumsum tulang. Pencangkokan paling efektif jika dilakukan pada stadium
awar dan kurang efektif jika dilakukan pada fase akselerasi atau krisis
blast. Obat interferon alfa bisa menormalkan kembali sumsum tulang dan
menyebabkan remisi.
Hidroksiurea per-oral (ditelan) merupakan kemoterapi yang paling banyak
digunakan untuk penyakit ini. Busulfan juga efektif, tetapi karena memiliki
efek samping yang serius, maka pemakaiannya tidak boleh terlalu lama.
Terapi penyinaran untuk limpa kadang membantu mengurangi jumlah sel
leukemik. Kadang limpa harus diangkat melalui pembedahan
(splenektomi) untuk:
- mengurangi rasa tidak nyaman di perut
- meningkatkan jumlah trombosit
- mengurangi kemungkinan dilakukannya transfusi.
PROGNOSIS
Sekitar 20-30% penderita meninggal dalam waktu 2 tahun setelah
penyakitnya terdiagnosis dan setelah itu sekitar 25% meninggal setiap
tahunnya. Banyak penderita yang betahan hidup selama 4 tahun atau
lebih setelah penyakitnya terdiagnosis, tetapi pada akhirnya meninggal
pada fase akselerasi atau krisis blast. Angka harapan hidup rata-rata
setelahkrisis blast hanya 2 bulan, tetapi kemoterapi kadang bisa
memperpanjang harapan hidup sampai 8-12 bulan.
Leukimia Limfositik Kronis9,12
DEFINISI
Leukemia Limfositik Kronik (LLK) ditandai dengan adanya sejumlah besar
limfosit (salah satu jenis sel darah putih) matang yang bersifat ganas dan
pembesaran kelenjar getah bening. Lebih dari 3/4 penderita berumur lebih
dari 60 tahun, dan 2-3 kali lebih sering menyerang pria.
Pada awalnya penambahan jumlah limfosit matang yang ganas terjadi di
kelenjar getah bening. Kemudian menyebar ke hati dan limpa, dan
keduanya mulai membesar. Masuknya limfosit ini ke dalam sumsum
tulang akan menggeser sel-sel yang normal, sehingga terjadianemia dan
penurunan jumlah sel darah putih dan trombosit di dalam darah. Kadar
dan aktivitas antibodi (protein untuk melawan infeksi) juga berkurang.
Sistem kekebalan yang biasanya melindungi tubuh terhadap serangan
dari luar, seringkali menjadi salah arah dan menghancurkan jaringan
tubuh yang normal. Hal ini bisa menyebabkan:
- penghancuran sel darah merah dan trombosit mypotik
- peradangan pembuluh darah
- peradangan sendi (artritis rematoid)
- peradangan kelenjar tiroid (tiroiditis).
Beberapa jenis leukemia limfositik kronik dikelompokkan berdasarkan
jenis limfosit yang terkena. Leukemia sel B (leukemia limfosit B)
merupakan jenis yang paling sering ditemukan, hampir mencapai 3/4
kasus LLK. Leukemia sel T (leukemia limfosit T) lebih jarang ditemukan.
Jenis yang lainnya adalah:
- Sindroma S?zary (fase leukemik dari mikosis fungoides)
- leukemia sel berambut adalah jenis leukemia yang jarang, yang
menghasilkan sejumlah besar sel darah putih yang memiliki tonjolan khas
(dapat dilihat dibawah mikroskop).
PENYEBAB
Penyebabnya tidak diketahui.
GEJALA
Pada stadium awal, sebagian besar penderita tidak memiliki gejala selain
pembesaran kelenjar getah bening. Gejala yang timbul kemudian bisa
berupa:
- lelah
- hilang nafsu makan
- penurunan berat badan
- sesak nafas pada saat melakukan aktivitas
- perut terasa penuh karena pembesaran limpa.
Pada stadium awal, leukemia sel T bisa menyusup ke dalam kulit dan
menyebabkan ruam kulit yang tidak biasa, seperti yang terlihat pada
sindroma S?zary. Lama-lama penderita akan tampak pucat dan mudah
memar. Infeksi bakteri, virus dan jamur biasanya baru akan terjadi pada
stadium lanjut.
DIAGNOSA
Kadang-kadang penyakit ini diketahui secara tidak sengaja pada
pemeriksaan hitung jenis darah untuk alasan lain. Jumlah limfosit
meningkat sampai lebih dari 5.000 sel/mikroL. Biasanya dilakukan biopsi
sumsum tulang. Hasilnya akan menunjukkan sejumlah besar limfosit di
dalam sumsum tulang.
Pemeriksaan darah juga bisa menunjukkan adanya:
- anemia
- berkurangnya jumlah trombosit
- berkurangnya kadar antibodi.
PENGOBATAN
Leukemia limfositik kronik berkembang dengan lambat, sehingga banyak
penderita yang tidak memerlukan pengobatan selama bertahun-tahun
sampai jumlah limfosit sangat banyak, kelenjar getah bening membesar
atau terjadi penurunan jumlah eritrosit atau trombosit.
Anemia diatasi dengan transfusi darah dan suntikan eritropoietin (obat
yang merangsang pembentukan sel-sel darah merah). Jika jumlah
ETIOLOGI3,4,5,6,11,13
Sebagian besar kasus tampaknya tidak memiliki penyebab yang pasti.
Radiasi, bahan racun (misalnya benzena) dan beberapa obat kemoterapi
diduga berperan dalam terjadinya leukemia.
Kelainan kromosom juga memegang peranan dalam terjadinya leukemia
akut.
Faktor resiko untuk leukemia akut adalah:
- sindroma Down
- memiliki kakak/adik yang menderita leukemia
- pemaparan oleh radiasi (penyinaran), bahan kimia dan obat.
Penyebab LLA sampai sekarang belum jelas, namun kemungkinan besar
karena virus (virus onkogenik).
PATOFISIOLOGI2,10,12
GEJALA KLINIS
2,3,4,5,11,13
PENATALAKSANAAN4,5,11,13
Induksi Remisi(4-6 minggu)
Vinkristin 1,5 mg/m2 (maks 2mg) IV/minggu
Prednison 40 mg/m2 (maks 60mg) PO/hari
Aspraginase (E.coli) 10.000 U/m2/hari 2 mingguan IM
Terapi Intratekal
Terapi tripel :
MTX*
HC*
Ara-C*
Mingguan 6x selama induksi dan kemudian tiap 8minggu untuk 2
bulan
Terapi Lanjutan Sistemik
6-MP 50 mg/m2/hari PO
MTX
10mg
12,5mg
15mg
HC
10mg
12,5mg
16mg
Ara-C
20mg
25mg
30mg
KOMPLIKASI2
Kematian mungkin terjadi karena infeksi (sepsis) atau perdarahan yang tidak terkontrol.
Komplikasi yang paling sering terjadi adalah kegagalan leukemia untuk berrespon terhadap
kemoterapi.
PROGNOSIS2
Kebanyakan pasien LLA dewasa mencapai remisi tapi tidak sembuh dengan
kemoterapi saja, dan hanya 30% yang bertahan hidup lama.
Kebanyakan pasien yang sembuh dengan kemoterapi adalah usia 15 20 tahun
dengan faktor prognostik baik lainnya.
Overall disease-free survival rate untuk LLA dewasa kira-kira 30%
faktor prognostik uantuk lamanya remisi LLA dewasa
KESIMPULAN
Hipotesis diterima. Anak perempuan 5 tahun itu menderita leukemia
limfositik akut (LLA) dengan gejala pucat, perdarahan, pembesaran
kelenjar getah bening dan pembesaran limpa.
DAFTAR PUSTAKA
1. Medicastore. Leukemia Limfositik Akut. Diunduh dari :www.medicastrore.com. Last
update : Jan 2010..
2. Leukimia Limfositik Akut. Diunduh
dari :http://antyass.wordpress.com/2009/10/12/acute-lymphoblastic-leukemia-atauleukemia-limfositik-akut/. 12 Oktober 2009
3. Acute Lymphoblastic Leukimia. Diunduh dari :http://sipunsafin.blogspot.com/2010/11/leukemia-limfositik-akut.html. 15 November 2010
4. Behrman, Kliegman, Arvin. 2000. Ilmu Kesehatan Anak. EGC
5. Nelson Textbook of Pediatrics. Volume 2; 18th Edition.2008. : pg
2116-2121
6. Leukimia. Diunduh dari :http://www.scribd.com/doc/48449357/Mengapa-Laki2lebih-sering-Leukemia-Lengkap. 28 Maret 2008
7. Leukimia Mieloid Akut. Diunduh
dari :http://mypotik.blogspot.com/2010/05/mengenal-leukemia-mieloid-akut.html.
May 2010
8. Leukimia Mielositik Kronis. Diunduh dari :
http://mypotik.blogspot.com/2011/02/leukemia-mielositik-kronis.html. Februari 2011
9. Leukimia Limfositik Kronis. Diunduh dari :
http://mypotik.blogspot.com/2011/02/leukemia-limfositik-kronis.html. Februari 2011
10. Patofisiologi ALL. Diunduh dari :http://www.scribd.com/doc/37405532/PatofisiologiALL. 2009
11. Dr Herawati Sudiono, Dr Ign Iskandar, SpPK, Dr Harny Edward SpPK, Dr Sanarko
Lukman Halim, SpPK, Dr Regie Santoso. Leukemia. Penuntun Patologi Klinik
Hematologi. 2009 hal : 142-52
12. Price SA, Wilson LM. Patofisiologi : Konsep klinis proses-proses penyakit. ed.6.
vol.1. cet.1. Jakarta:EGC;2006.p.272-277.
13. Panji I F. Leukemia limfoblastik akut. Pusat Penerbitan IPD FKUI. Jakarta: 2007; 72843