Anda di halaman 1dari 56

March 2015

Free Issue 63

Liputan
+ Pako Festa
+ Fairfield Summer Series
+ Clayton Street Festival
Travel
+ Point Lonsdale
Art
+ Urat Jagat
Lifestyle
+ How to Survive in Melbourne
Tips For Incoming Students

Cover Story
+ Empat Lima:
Dara Puspita dari Australia

MENJAGA IMAN
DI TANAH SEBERANG
KEEPING FAITH WHILE OVERSEAS

PERWIRA

Pengurus Baru,
Semangat Baru

THE INDONESIAN SOCIETY OF VIC INC

THE INDONESIAN
SATAY FESTIVAL 2015
BOX HILL TOWN HALL
SUNDAY, 10 MAY 2015
1022 WHITEHORSE RD, BOX HILL 3128
11AM - 8PM

erhimpunan Warga Indonesia di Victoria (PERWIRA) teah resmi


berganti pengurus. Dalam Annual General Meeting (AGM), Sabtu
February 2015, Riza Radjatjut terpilih sebagai ketua yang baru
menggantikan Nunung Bonser. Peralihan ini disambut gembira banyak
pihak karena menandai masuknya banyak pengurus muda ke dalam
PERWIRA. Sudah bukan rahasia kalau salah satu organisasi paling tua
ini dianggap kumpualnnya para orang tua. Dengan masuknya Riza dan
kawan-kawan, diharapkan memberikan darah segar bagi perkembangan
PERWIRA.
Pengurus baru langsung dihadapkan dengan tugas di depan mata, Satay
Festival 2015. Acara yang cukup legendaris ini akan dilaksanakan pada
Minggu, 10 Mei 2015 di Box Hill Town Hall. Durasi acara dibuat lebih panjang dari jam 11.00 AM hingga 20.00 PM. Dengan penambahan waktu ini
diharapkan partisipasi pengisi stall dan pengunjung dapat meningkat.
Kami ingin agar semakin banyak yang datang ke acara Satay Festival,
ujar Ahmad Subardja, sesepuh PERWIRA yang masih terus aktif membantu kegiatan. Kami percaya pengurus baru akan bisa mengundang
pengunjung usia muda supaya festival ini semakin meriah.
Harapan yang senada juga disampaikan oleh Nunung Bonser. Semoga
Satay Festival 2015 berjalan lancar dan ramai.

Apa saja yang akan ditampilkan dalam Satay Festival kali ini? Selain berbagai jenis sate dan makanan Indonesia lainnya, pakaian dan kerajinan
khas Nusantara, juga ada penampilan para seniman yang siap menghibur
pengunjung.
Acara terbesar komunitas Indonesia di Victoria ini didukung oleh Victorian Multicultural Commision, Garuda Indonesia dan OZIP sebagai media
partner.
Ayo, catat waktunya dan nantikan berbagai kejutan di Satay Festival 2015.
Foto: dok. PERWIRA

A CHANCE TO WIN
RETURNED TICKET TO JAKARTA FROM MELBOURNE
OR RETURNED TICKECT TO DENPASAR/BALI FROM MELBOURNE
ENTRANCE FEE: $3 ADULT, $2 CHILD/PENS, $8 FAMILY.
INFO: ACHMAD SUBARDJA 0409700539 RIZA RADJADJUT 0433343318
TRI MARDJUKI 0420280862 NUNUNG 040135817
Sponsored by

10

11

Daftar Isi

13

3 LIPUTAN PERWIRA: Pengurus Baru, Semangat Baru


5 EVENT CALENDAR
9 OPINI NUIM Tahun Kambing
10 LIPUTAN Clayton Street Festival:
Dari Kopi Hingga Orkes Jawi
11 LIPUTAN MAV: Fairfield Summer Series 2015
Piknik dan Musik di Tepi Sungai Yarra
13 COVER STORY Empat Lima:
Dara Puspita dari Australia
SPECIAL REPORT (bilingual)
15 Keeping Faith While Overseas
16 Pastor Boni Buahendri, SVD:
Keeping Faith is Always a Challenge
18 Dr. Nadirsyah Hoesein:
Indonesian Migrants Need a Forum That
Runs Across Religious and Ethical Divides
20 The Rvd. Kuncoro Rusman:
Worship at Church is Sometimes Not Easy
22 Ustadz Hamim Jufri :
We Think and Act for the Progress of Indonesia
24 Towards Religious Diplomacy

16

22

41
4

ozip.com.au

26 FINANCE Meminimalisir Pajak


28 DIASPORA CORNER Kenangan Indah dari
Wheelers Hill Library
30 EVENT Alun-Alun PPI Victoria
32 BUSINESS Imigrasi, Populasi dan
Pertumbuhan Ekonomi
33 LIFESTYLE 6 Macam PR
34 LIFESTYLE How To Survive in Melbourne,
Tips For New Comer Students
33 HEALTH Pengaruh Rokok dan Kesehatan Kulit
38 EVENT Urat Jagat: Diplomasi di Panggung Puisi
41 LIFESTYLE Lets Know More About Batik
42 LIPUTAN Upacara Ngaben
45 MOTIVASI Perputaran Kehidupan
46 TRAVEL Point Lonsdale
51 LIPUTAN Pako Festival:
Pesta Budaya Terbesar di Australia
54 FOOD REVIEW Famili Ria:
Kedai Pempek Khas Palembang

46

18

38

54

EVENT CALENDAR

Whats On
Moomba Festival
6 9 Maret 2015

Antara Birrarung Marr, Alexandra Gardens,


dan Yarra River, antara Princes Bridge dan
Street Bridge.

Moomba Parade:
9 Maret 2015. 11AM.

St.Kilda Rd (Domain Rd - Southbank Blvrd)


Inilah festival terbesar di Australia dengan
aneka hiburan gratis untuk segala usia.
Bertempat di 5 lokasi antara Birrarung
Marr dan Alexandra Gardens. Pengunjung
yang bisanya mencapai ratusan ribu orang
bisa menikmati musik, penampilan para
seniman dan berbagai aktivitas Arena
Utama dan Zona Anak-anak. Jangan lewatkan aneka kegiatan menghibur di Skate
Park, The Green, Moomba Masters di
sepanjang Yarra River, Birdman Rally dan
tentu saja Moomba Parade. Ssst, kontingen Indonesia tak pernah absen mengikuti
parade tahunan ini. Ayo, catat waktunya
dan jangan sampai ketinggalan.

VIVA Multicultural Festival


22 Mar 2015. 12 - 6pm.
Federation Square

Melbourne International
Comedy Festival
25 Mar 2015 - 19 Apr 2015
Melbourne Town Hall

Inilah salah satu dari tiga festival komedi


terbesar di dunia, bersama Edinburgh Festival Fringe dan Montreal Just for Laughs
Festival. The Melbourne International
Comedy Festival akan merayakan ulang
tahun ke-29 pada tahun 2015 ini. Festival
ini juga menempatkan Melbourne sebagai
ibukota komedi Australia, menampilkan
stand-up comedy, kabaret, teater, seniman jalanan, film, televisi, radio, dan seni
visual.

Viva Victoria Multicultural Festival untuk ketujuh kalinya akan diadakan di Federation Square di Melbourne. Ini adalah acara bebas
dan terbuka untuk merayakan keragaman budaya, bahasa dan
agama di Victoria sebagai penanda masyarakat yang harmonis.
Festival ini menawarkan program penuh hiburan dan kegiatan.
Penampilan musik dan tari di empat panggung, makanan, seni,
lokakarya, film, kegiatan anak-anak dan pertunjukan keliling,
yang mewakili keragaman budaya Australia. Anda bisa membawa keluarga dan teman-teman, atau kekasih tercinta. Pasti
ada sesuatu yang baru yang akan anda temukan. Catat: Saman
Melbourne dan White Shoes & the Couples Company Band akan
ikut menghibur anda. Jangan sampai terlewatkan.

WANITA (Womens Arts

Network Indonesia to Australia)


29 Mar 2015

Copacabana, Collingwood, Victoria.

Program ini mendukung kegiatan komunitas perempuan multi talenta di Indonesia


dan Australia. Wanita memungkinkan
para seniman, aktris, maupun para musisi
perempuan untuk berkolaborasi dan
bertukar ide dengan seniman lainnya dari
Indonesia maupun Australia. Di antaranya
akan menampilkan Wanita Art Market dan
Dance Party yang akan menghadirkan
White Shoes And The Couples Company.
Band yang cukup kondang ini akan membawakan irama retro disco hingga klasik
jazz.

Melbourne International Coffee Expo


13 15 Maret 2015

Melbourne Showgrounds, Epsom Road, Ascot Vale, Victoria


Melbourne International Coffee Expo 2015 kembali hadir sebagai
ajang kopi terbesar dan paling dinamis untuk industri kopi di
wilayah Australasia. MICE 2015 akan menampilkan lebih dari
100 peserta pameran yang menampilkan penemuan terbaru
dalam teknologi kopi, tuan rumah kompetisi kopi nasional dan
menawarkan pendidikan kopi kelas dunia. MICE adalah forum
yang tepat bagi para pebisnis untuk datang bersama-sama
berbagi informasi, membuat jejaring baru dan berbisnis. MICE
2015 akan menjadi tuan rumah Lets Talk Coffee yang diikuti
produsen kopi dari 20 negara, belajar tentang pengolahan kopi
yang menarik dan memproduksi inovasi, serta mendiskusikan
topik-topik seperti perubahan iklim, volatilitas, dan transparansi
rantai pasokan.
ozip.com.au

Great Ocean Road

Chinese/English
Bilingual Guided Tour

45

We offer a big variety of other tours.


Please come in and talk to our friendly consultants

2 1

Buy Get Free

2 x Day Tour

Saturday/ Sunday Sepecial

Super Value

3 x Day Tour $210

(Choice of Phillip Island/ Gold Trail/ Puffing Billy/ Mornington Peninsula)

or

72

Phillip Island

6 Attractions

FREE

Great Ocean Road


*Condition Apply
Day Tour

Buy 2 Get 1 Free

Melbourne One Day Tour

*Condition Apply

or
The Gold Trail
5 Attractions

Departure Date:
3 Apr 2015

Coach transportation
Professional tour guide
GST

Easter Special

439*
pp

Hong Kong: +852 3500 2143

From

$330*

From

759*

pp

From

$465*

From

Gold Caost Theme Park Package


+

was $

rice

Special P

249

95

Hamilton Island
From

490*pp

pp

Departure
Every
Saturday

Price Includes

Accommodation at 4.5 Star


Desert Garden Hotel
Breakfast
Admission to all sight seeing
Wine & Nibbles, Coffee/Tea
Professional Tour Guide

China: +86 9504 038 2643

$348*

1 Mar - 21 Mar 2015

*These Airfare Prices do not include fuel surcharges and taxes.

Hamilton Island 4 Day Tour

ibooking-extragreen

$340*

1 Mar - 30 Jun 2015

Extragreen & Queensland Tourism


Offer Best Promotional Tours to

Rock & Uluru


285* Ayers2 Days
Fully Guided Tour

ExtragreenLtd#

$280*

1 Mar - 21 Mar 2015

1 Mar - 31 Mar 2015

Easter Special

$368*

1 Mar - 3 Apr 2015

1 Mar - 31 Mar 2015

From

Melbourne
City: 260 Swanston St, Melbourne VIC, 3000
Box Hill: 5 Market St, Box Hill VIC, 3128
Glen Waverley: Shop 2B IKON, 39 Kingsway, Glen Waverley VIC 3150
Sydney: Shop G1B Citymark Building, 683-689 George St NSW 2000
Brisbane: Shop A, 9 Lewina St, Sunnybank QLD 4109
Gold Coast: Shop 2, 12 Elkhorn Avenue, Surfers Paradise QLD 4217
extragreenholidays

From

(return)

(return)

Daily Breakfast
1 Seafood Lunch (Day 4) - Crab catching
Coach & Ferry transportation
Professional Tour Guide (Not on Tangalooma)
GST

3 nights accommodation
(1 night in Canberra & 2 nights in Sydney)
3 breakfasts*
Coach transportation & sightseeing
GST

*All Prices Excluding Taxes

Melbourne to Denpasar

twin/triple share

(one night Tangalooma Resort)

Price Includes

$2XX*

AIRFARE !!

Lowest Price
Guarrantee

4 Days Fully Guided Tour

72 *

5 Attractions

STUDENT SPECIALS

Departure Date:
27 Mar, 3 Apr 2015

Daily Departure

Mornington
Peninsula

Melbourne to Jakarta

Price Includes
3 nights accommodation in Tasmania and
one night on Spirit of Tasmania
3 breakfasts*
Sightseeing with Luxury Coach
Professional tour guide*
GST

Sydney
Canberra

6 Attractions

Tunjukkan kartu pelajar


kepada staff kami dan akan
kami berikan harga special
untuk produk-produk Extragreen.

Tasmania 5 Days

Price Includes
3 night accommodation

69

Puffing Billy

untuk pelajar-pelajar.

Tour Highlights:
Warrnambool, Mt Gambier, Blue Lake, Robe,
Kingston SE, Big Lobster, Glenelg, Barossa Valley,
Hahndorf, Victor Harbour, Granite Island, Ararat, Ballarat.

Guided Cruise Tour

68

or

140

Promo special

Adelaide 4 Days

Price Includes
3 Nights Accommodation
3 Breakfast and all sightseeing
Return Transfer with luxury coach

was

Fraser Island 3/4 Day Tour

Gold Coast + Hamilton Island 7 Day Tour

Tangalooma 2 Day Tour

4 DAYS TOUR

From

*
$575pp

Highligts:
Twin Share
Auckland, Taupo, Rotorua,
Skyline Gondola

pp

extragreenholidays

$979*

NEW ZEALAND NORTH ISLAND

538*

Tel: 03 9623 9900


Tel: 03 9899 2788
Tel: 03 9561 0311
Tel: 02 8324 5628
Tel: 07 3105 1450
Tel: 07 5538 0725

Outbound Dep: 9623 9911

Sydney+Canberra+Hamilton Island 7 Day Tour $865*

From

Hamilton Island + Cairns 7 Day Tour

$580*

4 Star Accommodation
Daily Breakfast
Sightseeing
Transfers
Skyline buffet

Domestic Dep: 1300 006 888

1010670567

1196239900

$1079*

fr$549*
$260*

KOREA

5 DAY TOUR

Departure
Every Wednesday,
Friday & Sunday

From

750*

pp
Price Includes
4 Nights accommodation at the 3-4 Star Hotels
Daily breakfast
English speaking local tour guide
All sightseeing as per itinerary
All meals as per itinerary

Shenzhen: Office 1605, 2019 Dongle Mansion, Shennan East Road,


Shenzhen, Guangdong, China
Beijing: Office 1802, Building 16, Anhuidongli, Chaoyang District, Beijing, China
Beijing: Office 601, 46 DongZhiMenWai Road, Tianheng Building,
Dongcheng District, Beijing, China
Malaysia: Office 32, Level 4, Central Shopping Plaza,Jalan Banjaran Kepayan
Ridge, 88200, Kota Kinabalu, Sabah, Malaysia
Singapore: Blk531 Upper Cross Street #04-55 Hong Lim Complex Singapore 050531
extragreen

The Best
To
in the Wo ur
rld

1296239900

E-mail: enquiries@extragreen.com.au

Tel: 0755 2224 9332


Mob: +86 136 0250 3831
Tel: +86 135 2288 2454
Tel: 010 8460 8802
Mob: +86 158 6151 6151
Tel: +6088 240 305
Tel: 0065 6534 0818
*Conditions Apply
Extragreen Holidays

Forsper Victoria Pty Ltd


P.O.Box 3211
Wheelers Hill, VIC 3150
t. 61 3 9780 777
info@ozip.com.au | www.ozip.com.au
EXECUTIVE EDITOR
EDITOR
ASSISTANT EDITOR
MARKETING/SALES
PUBLIC RELATION
DESIGNER
ADMINISTRATION
JOURNALISTS

PHOTOGRAPHERS

Lydia Johan
Iip Yahya
Tim Flicker
Windu Kuntoro
Patricia Dara
Widi Baskoro
Inez Johan
Iip Yahya
Ivan Ciputra Halim
Patricia Dara
Maria Serenade Sinurat
Ketut Efrata
Windu Kuntoro
Ineke Iswardojo
Steven Tandijaya

Advertorial and Sales Related Enquiries


Lydia
Phone: 0430 933 778
E-mail: lydia@ozip.com.au
Windu Kuntoro
Phone: 0433 452 234
E-mail: adsales@ozip.com.au
Articles Related and General Enquiries
Iip Yahya
E-mail: ozipeditor@gmail.com
Design Contributors:
Ray Gamaliel | Aditya Hiracahya | Daniel M Lim | Adela Saputra
Column Contributors:
Andrew Chan | Adrian Pranata | Andrie Wongso | Jane Lim
Joceline Fanjaya | Nuim Khaiyath | Nuni Berger
Priscilla Handoko | Yapit Japoetra | Hendrarto Darudoyo
Aland Juanda | Emmanuel Setyawan | Marcella Flaorenzia
Bintang Marisi | Pingkan Palilingan | Minawati Munanto
Christsan Tandika | Larasati | Narita
Photographers (Contributors):
Andrew S | Andreas Budiman | Widi Baskoro | Priscillia Lucky
The views and reviews expressed in this publication are not
necessarily those of the OZIP Magazine and the publisher,
nor do we endorse the advertisements or the contents.
Any materials (statements, views, opinions, articles, photographs,
advertisements) supplied to OZIP magazine by any contributor
or advertiser are at their own risk or responsibility and do not
necessarily represent the views of the publisher,
OZIP magazine and its staff. As we accept no liability for any
inaccuracy, misstatement, misrepresentations or omissions.
No part of this publication can be produced in whole part or
part without permission of OZIP.

FROM THE
EDITOR
Basa-Basi Redaksi

Mungkin, bayangan orang sekampung kita tentang kehidupan di Australia ini


sangat bebas dan jauh dari nilai-nilai agama. Kita pun yang saat ini tinggal di
Australia, barangkali dianggap sudah menjadi manusia bebas pula. Tentu ada
pendatang asal Indonesia yang menikmati kebebasan itu. Namun, banyak dari
mereka yang justru semakin taat menjalankan ritual keagamaan. Kebebasan
di Australia ini juga berarti bebas untuk menjalankan ajaran agama masingmasing. Tak ada larangan pengajian, misa, kebaktian atau persembahan, yang
ada adalah aturan parkir yang sangat ketat. Kalau ada sebuah tempat ibadah
yang diberi peringatan atau ditutup sementara, itu bukan karena larangan
ibadahnya melainkan akibat tak taat aturan parkir kendaraan.
Menjaga iman di tanah seberang merupakan bagian tak terpisahkan dari
kehidupan para pendatang Indonesia. Mereka terbagi dalam kelompokkelompok etnik dan agama, membuat berbagai kegiatan yang pada gilirannya
ikut mempromosikan nama baik Indonesia. Tantangan dan hambatan tak
pernah mengendurkan semangat mereka untuk mencari kehidupan yang lebih
baik. Selain penghasilan yang cukup mereka juga dapat memenuhi kebutuhan
rohaninya.
OZIP edisi Maret 2015 ini coba mengupas serba-serbi menjaga iman di tanah
seberang dengan narasumber terpercaya. Ditambah artikel kontributor dan
liputan para jurnalis, membuat sajian kali ini semakin lengkap.
Selamat membaca!

DISTRIBUTION POINTS

VICTORIA: ABBOTSFORD: Ying Thai Rest | BRUNSWICK: Mix Groceries


| CARLTON: Killiney Kopitiam, Indomix, Es Teler 77 | CARNEGIE: Kimchi
Grandma Rest | CAULFIELD: Nusantara Rest, Caulfield Grocery | IPC
Church | CHADSTONE: Bamboe Caf & Rest | CITY: KJRI Melbourne,
Mid City Internet, Es Teler 77, Laguna Oriental Market, Nelayan Indo
Rest, Nusantara Rest, Kantor Garuda Indonesia, Blok M Express, Shalom
Rest, Kedai Satay, Bali Bagus Rest, Extragreen, Batavia Caf CLAYTON:
Hui Li Asian Groceries, Warung Gudeg, Dapur Indo | Pondok Bamboe
Noodle House | Hongkong Supermarket | FOOTSCRAY: KFL Groceries
GLENHUNTLY: Indosari Rest | GLEN WAVERLEY: Kimchi Hut | GEELONG:
Geelong International Fellowship | Indonesian Association of Geelong |
HAWTHORN: Indomart, Laguna, Nelayan Rest, Wantilan Bali | LAVERTON:
QC Groceries | MT WAVERLEY: Alfamart NORTHCOTE: Yunis Kitchen |
POINT COOK: Glory Asian Grocery, Point Cook Town Center | SOUTH
MELBOURNE: Garamerica Rest, Meetbowl Rest, Ayam Penyet Ny. Ria,
Garage Caf | RESERVOIR: Broadway Asian Toko
SYDNEY: CITY: Shalom Indo Rest, Garuda Indonesia | KINGSFORD:
White Lotus Grocery, Rosebery Martabak Baksos House, Shalom Indo Rest,
Ayam Goreng 99, Rest Indorasa | MAROUBRA: KJRI Sydney, Mie Kocok
Bandung Rest | RANDWICK: Randwick Oriental Supermarket
CANBERRA: Indonesian Embassy
BRISBANE: COOPERS PLAINS: Sendok Garpu | FORTITUDE VALLEY:
Yuens Market | NEW FARM: Jakarta Rest | SUNNYBANK: Malindo
WEST END: Makanan Indo
ADELAIDE: CITY: 5EBI Radio Station, Pondok Bali | NORTH ADELAIDE:
Ketuts Kitchen | NORTH EAST ADELAIDE: De Sate | SOUTH ADELAIDE:
Bakulan Indonesian/Asian Groceries.
Cover: Windu Kuntoro Model: Empat Lima Band

salah seekor angonannya begitu energik, menandak dan meloncat-loncat


setelah memakan biji sebuah pohon yang tumbuh di sekitar tempat ia
mengembala ternaknya itu. Ketika ia melakukan pemeriksaan ia mendapati
bahwa penyebab gairah dan gelora semangat yang menyulut kambingnya
itu adalah biji dari tumbuh-tumbuhan yang kini kita kenal sebagai kopi. Dan
sejak itu manusia pun dapat tersemangati dengan meneguk minuman kopi.
Sungguh patut dikasihani orang yang tidak suka minum kopi.

TAHUN KAMBING

Kambing juga adalah hewan yang tangguh. Ketika menjadi TKI gelap di Arab
Saudi lebih 50 tahun silam, saya memelihara seekor kambing betina yang
setiap hari saya perah susunya sebelum saya lepaskan untuk mencari makan.
Di negeri yang tandus itu sangat langka rumput yang menjadi makanan
utama kambing (di Medan kambing sangat lahap makan daun pohon
nangka). Kambing saya, sebagaimana halnya dengan kambing-kambing lain
di kawasan tempat saya tinggal waktu itu, umumnya mencari kertas-kertas
yang berserakan di berbagai tempat, seperti kertas koran. Karena suhu udara
yang sangat tinggi kertas-kertas ini menjadi kekar hingga mirip opak dan
kambing sangat menyukainya. Seminggu sekali saya belikan rumput kering
untuk kambing saya. Namun, biar pun hanya makan kertas koran kambing
saya saban hari tetap menghasilkan susu. Untuk menangkal agar kambing saya
jangan sampai diperah orang lain, saya pakaikan semacam kutang sebelum
kambing dilepas.
Suatu kali saya membeli sehelai kemeja katun yang setelah saya cuci dan
jemur lupa saya simpan dalam almari. Keesokan harinya, yang tinggal hanyalah
kancing-kancingnya saja, sedangkan bagian lain dari kemeja saya itu telah
menjadi santapan kambing yang setiap malam ikut menginap di tempat saya
dan beberapa TKI lainnya indekos.

Tidak ayal lagi dalam budaya Tiongkok kambing niscaya punya tempat yang
terhormat. Oleh sebab itulah dalam penanggalan Tiongkok ada Tahun
Kambing, seperti sekarang ini (circa 2015).
Namun tidak dalam semua budaya atau keyakinan kambing menempati
kedudukan yang begitu terhormat.
Dalam budaya Indonesia, kambing jantan bandot punya makna tersirat
yang sangat tidak memuji kaum lelaki lelaki mata keranjang/hidung
belang disebut bandot. Mungkin sebab itulah ada kepercayaan di kalangan
umumnya bangsa Indonesia bahwa daging kambing kurang berkhasiat,
atau malahan terlalu berkhasiat. Banyak sekali perempuan Indonesia yang
sangat alergi terhadap daging kambing.
Suatu kali ketika makan siang bersama seorang dokter (Indonesia) yang
pernah memperdalam ilmunya di Amerika Serikat, saya tanyakan, Dok, apa
benar daging kambing berbahaya misalnya menyebabkan darah tinggi atau
orang yang memang menderita darah tinggi akan semakin tinggi tekanan
darahnya kalau makan daging kambing?
Sang dokter terhening sebentar, sebelum menjawab, Kalau sama Anda saya
akan mengatakan daging kambing aman-aman saja, tetapi kalau pasien saya
yang bertanya pasti akan saya katakan daging kambing berbahaya, sebab
kalau tidak maka saya akan ditinggalkan oleh banyak dari pasien saya (karena
kepercayaan akan bahaya daging kambing sudah mendarah daging).
Kasihan kambing.
Dalam budaya Inggris dikenal istilah kambing hitam. Ini gara-gara kekeliruan
penerjemahan Bible oleh seorang Inggris bernama William Tyndale. Dalam
tahun 1530 William Tyndale nekat melakukan sesuatu yang waktu itu
dilarang keras oleh Gereja menerjemahkan Bible ke dalam bahasa Inggris.
Ketika menerjemahkan perkataan Ibrani Azazel (nama setan/iblis), William
Tyndale menafsirkannya sebagai ez ozel yang berarti kambing yang
pergi escapegoat yang kemudian terpotong huruf e-nya hingga menjadi
scapegoat yang berarti dihukum karena kesalahan orang lain. Dalam budaya
Indonesia kemudian muncul istilah kambing hitam yang maknanya mirip
siapa yang makan nangka siapa yang kena getahnya. (Agar diketahui William
Tyndale kemudian menjalani hukuman dibakar atas perintah Gereja karena
kelancangannya menerjemahkan Bible dari bahasa Latin ke bahasa Inggris).
Bagi kita yang gemar dan bahkan sudah candu minum kopi mungkin kita
patut merasa berhutang budi pada kambing. Karenanya sebelum anda
menikmati sate kambing atau kambing guling atau gulai kambing, kenanglah
jasa kambing yang dapat disimpulkan telah menemukan biji kopi.
Bukankah sudah menjadi kepercayaan umum bahwa seorang pengembala
kambing di Ethiopia (Afrika) sekian waktu yang lalu, terheran-heran melihat

Pemerintah Australia sendiri pernah melakukan eksperimen untuk menjadikan


jutaan lembar kertas yang sudah tidak lagi dapat digunakan sebagai makanan
domba, cuma ternyata kertas yang mengkilap kurang disukai oleh domba
Australia.
Dalam berbagai budaya ada dongeng-dongeng penuh hikmah mengenai
kambing. Salah satu di antaranya mengisahkan tentang dua ekor kambing
jantan yang hendak melalui sebuah jembatan dari arah yang berlawanan.
Akhirnya kedua kambing ini bertemu di pertengahan jembatan dan tidak
ada yang mau mengalah. Kambing yang lebih besar kemudian mengajak
berduel, sementara kambing yang lebih kecil (dan lemah) ternyata punya
kebijaksanaan yang lebih unggul. Ia menyarankan sebaiknya mereka tidak
berlaga karena bisa saja kedua-duanya tercebur ke dalam sungai yang
deras dan hanyut untuk kemudian dimakan buaya. Ia mengusulkan untuk
merebahkan dirinya dan kambing yang lebih besar berjalan di atas badannya.
Dua-duanya selamat. Ibarat rambut tak putus tepung pun tak berserak,
Dalam budaya Skandinavia dongeng kambing juga dijadikan kisah yang
berhikmah. Tiga ekor kambing hendak menyeberangi sebuah sungai yang di
tengah-tengahnya bercokol gergasi. Ketiga kambing berunding bagaimana
agar dapat menyeberangi sungai tanpa harus menjadi santapan gergasi.
Akhirnya diputuskan agar yang terlebih dahulu menyeberang adalah yang
paling kecil. Ketika si kecil dihadang sang gergasi ia mengatakan, Jangan
makan saya, sebab ada yang lebih besar yang hendak menyeberang
dan dagingnya lebih banyak. Sang gergasi mengangguk-ngangguk dan
membiarkan si kecil menyeberang. Kemudian yang berukuran sedang
melakukan penyeberangan dan ketika dihadang sang gergasi meyampaikan
usul yang sama, dan dia pun selamat. Barulah kemudian si bandot
menyeberang dan ketika berhadapan dengan gergasi ia menggunakan
tanduknya dengan cekatan hingga gergasi tadi tewas. Begitulah ketiga-tiga
kambing itu akhirnya sampai ke seberang sungai di mana terbentang padang
rumput hijau yang subur. Jadi jangan anggap enteng sama bandot.
Di Australia ada perusahaan keuangan yang menggunakan kambing sebagai
logo perusahaannya.
Di Australia Selatan dan bagian-bagian lain Australia kambing gunung dianggap
hama yang sangat mengganggu para petani hingga setiap orang yang berhasil
menembak atau membunuh seekor kambing gunung akan mendapat
imbalan. Wallahu alam.

Nuim Khaiyath
Writer
ozip.com.au

LIPUTAN

Clayton

Street Festival
Dari Kopi Hingga Orkes Jawi

estival budaya di seputar Melbourne, Victoria itu tak ada habisnya.


Terus mengalir seperti air dalam setahun dengan keunikan acara
di empat musim yang berbeda. Anda yang tinggal sementara
untuk belajar atau bekerja, tak akan bisa menyaksikan semua sajian budaya itu. Tidak perlu jauh-jauh, di sekitar tempat anda tinggal, pasti ada
festival lokal. Seperti di Clayton, kota tempat kampus Monash University
berdiri.
Kota Clayton, 40 menit naik kereta api dari kota Melbourne, dihuni oleh
banyak warga Indonesia. Tak heran jika sebagian orang menyebutnya
Klaten, karena di kota kecil ini mudah sekali menemukan pernak-pernik
Indonesia, mulai dari mie instan hingga makanan khas seperti gudeg.
Setiap tahun, di pertengahan bulan Februari, kota Clayton punya hajat
bernama Clayton Street Festival (CSF). Untuk tahun ini, CSF berlangsung pada hari Minggu, 15 Februari 2015, tepat sehari setelah Valentines
Day.
Panas terik terasa cukup menyengat siang itu. Tetapi ribuan orang
tumpah ruah, menyaksikan penampilan para seniman dari berbagai
etnik, mencicipi kopi dan teh dari berbagai negara, mengikuti parade
budaya, atau sekedar berkeliling ke setiap stall yang tersedia.
Stall kami didatangi oleh dua anggota parlemen lokal, ujar Luki Kalonta,
koordinator kontingen Indonesia. Mereka protes atas rencana eksekusi
pelaku Bali Nine. Sekalipun agak kaget, saya jelaskan agar mereka
menyampaikan protes kepada perwakilan resmi pemerintah, yaitu KJRI
Melbourne, lanjut aktivis budaya yang tak kenal lelah itu.
Luki tentu tak bisa menolak kehadiran anggota parlemen itu. Siapa saja
berhak mendatangi stall Indonesia, termasuk lebih dari 300 pengunjung
yang mencicipi aneka teh dan kopi khas Indonesia yang disajikan dalam
gelas mini. Ia merasa puas karena kerja kerasnya dihargai oleh para
pengunjung.
Saya suka sekali rombongan Indonesia yang berbaju khas Jawa, ujar
Sandi Berger, pengusaha asal Solo yang sudah menetap di Melbourne.
Mereka tampil sangat atraktif. Nggak rugi saya berpanas-panas menonton aksi mereka, sambungnya.
Sore hari, mulai jam 18.00 pm, sengatan matahari belum juga berkurang.
Tapi the show must go on. Siang memang lebih panjang di musim panas
ini. Panggung di tengah Hawkers Night Market itu pun segera berbenah.
Diawali penampilan warga senior Korea yang kalem, penonton kemudian dihibur orkes campursari Orkes Jawi Waton Muni (OJWM). Inilah
orkes baru yang tengah naik daun. Para pemainnya terdiri dari pelajar
S2/S3 atau pasangan plus anak-anak mereka.
Saya belum pernah ke Indonesia, tetapi menyaksikan sajian musik ini
membuat saya serasa berada di Indonesia, ujar Amara Hamid, pejabat
Multicultural Community City of Monash yang sore itu menjadi pembawa acara. Inilah indahnya kebersamaan kita sebagai warga City of
Monash.
Setiap kota punya acara, tinggal pilih mau berkujung ke festival yang
mana yang anda suka.

Foto: Sandi Berger, Widi Baskoro & dok. OZIP

EVENT
LIPUTAN

MAV: Fairfield
Summer Series 2015

Piknik dan Musik di Tepi Sungai Yarra

ulticultural Arts Victoria kembali menggelar


Fairfield Summer
Series, pada tanggal 7, 14, 21
dan 28 Februari 2015. Terletak di sebuah sudut sungai
Yarra, Amphitheatre ini cukup
mudah dijangkau dan unik,
mengingat banyak amphitheatre yang biasanya hanya
jadi hiasan kota, tempat ini malah jadi sarana untuk berkarya. Tipikal artis
yang berperanserta kali ini adalah artis-artis yang mampu interaksi dengan
penonton.
Mayor Yarra City & CEO Multicultural Arts Vic
membuka acara Fairfield Summer Series

Circus Trick Tease salah satunya, beranggotakan 3 orang yang energetic


serta penuh canda. Ada juga Mikelangelo, Elvis wannabe yang membawakan
lagu berirama rock jadul dan bergoyang bak Elvis. Satu lagi yang mungkin
unik bagi orang Indonesia yang datang menonton, adalah band Empat Lima,
yang menurut vokalis-nya, Steph, terinspirasi dari lagu-lagu pop Asia jadul,
termasuk Indonesia dan karya-karya mereka sangat mengundang untuk
bergoyang.
Tak hanya itu, ada juga workshop di tiap Minggu
nya dan ini ajang bagi anak-anak untuk terjun
ke tengah amphitheatre dan belajar macammacam. Seperti workshop hula hoop yang
diajarkan oleh Circus trick Tease dan workshop
tarian Aboriginal yang merupakan impersonasi
dari binatang-binatang lokal Australia yang
diperagakan oleh Maurial.
Acara ini family-friendly. Banyak sekali yang membawa
keluarga dan anda dibolehkan (bahkan dianjurkan)
untuk membawa perlengkapan piknik untuk menikmati
acara ini. Acara-acara multicultural biasanya memang
unik dan banyak sekali yang gratis. Sangat potential mengundang turis juga mempromosikan bakat para artis
lokal dan dunia.
Teks & Foto: Widi Baskoro

ozip.com.au

11

COVER STORY

Empat Lima
Dara Puspita dari Australia

aat mendengar nama sebuah band, Empat Lima, mungkin


yang terbayang adalah sebuah band asal Indonesia. Tetapi ini
tidak. Empat Lima adalah sebuah garage-rock band dengan
sentuhan warna musik era 60-an, yang terdiri dari tiga orang perempuan berkarakter unik, Rachael Sooji Kim (bassist), Stephanie Brett
(gitaris dan vocalis), dan Carla Ori (drummer).

Ditambahkan lagi pengalaman Sooji yang pernah tinggal di Indonesia untuk beberapa waktu, begitu juga dengan Carla yang sempat
mempelajari seni dan budaya Indonesia di Yogyakarta, juga Stephanie yang mempunyai ketertarikan akan budaya Indonesia sejak lama,
membuat band ini tidak raguragu untuk menyandang nama Empat
Lima.

Nama Empat Lima sendiri sengaja diambil dari tahun kemerdekaan


Indonesia, 1945. Selain tertarik dengan unsur sejarah dari angka
tahun kemerdekaan tersebut, nama itu dipilih sebagai wujud kekaguman mereka terhadap band asal Indonesia, Dara Puspita. Dara
Puspita adalah band wanita Indonesia yang sangat terkenal di era
60an, yang banyak menelurkan lagulagu popular seperti Surabaya, A Go Go, dan Pantai Pataya. Sooji menyebutkan ketertarikannya kepada Dara Puspita karena sebagai band wanita yang sangat
jarang ada di Indonesia pada era tersebut, band ini juga telah berhasil
membuat sejarah dalam industri musik Indonesia. Dara Puspita tidak
hanya berhasil mengusung warna musik yang penuh energi dan dinamis, namun juga memberikan kesan kebebasan berekspresi untuk
perempuan Indonesia masa itu.

Penggemar setia mereka terdiri dari perempuan muda dan dewasa,


ataupun para penikmat musik yang menyukai warna musik yang unik,
yang datang dari berbagai latar belakang budaya.
Band tiga dara itu baru saja merampungkan road-show di Bandung,
Jatiwangi (Jawa Barat), Jakarta, dan Yogyakarta. Mereka masih akan
melanjutkan perjalanannya untuk mengunjungi beberapa tempat
lain di Indonesia. Band in memang mengusung semangat juang empat lima dalam bermusik.

ozip.com.au

13

COVER STORY

Empat Lima
Dara Puspita from Australia

hen you hear a bands name, Empat Lima, you may think they are
from Indonesia. Not this one. Empat Lima is a garage-rock band
with a touch of music from the 60s. The band consists of three
charming women with unique and strong personalities, Rachael Sooji Kim
(bassist), Stephanie Brett (guitarist and vocalist) and Carla Ori (Drummer).

The name intentionally depicts the year of Indonesian independence,


1945. Other than their interests with history behind the year, the name
represents their admiration to Indonesian old band, Dara Puspita. In the
60s, Dara Puspita was very famous with their songs like Surabaya, A Go Go and
Pantai Pataya. Sooji admires the band as female artists were extremely rare in
that era, yet they were successful to have their names in the music history of
Indonesia. Other than their much-liked energetic and high-beat type of music,
they also exemplified freedom of expression for Indonesian women of their
era.
With Soojis experience living in Indonesia, Carlas study of Indonesian art and
culture in Yogyakarta, and Stephanis long interest to Indonesian culture, they
are confident to have Empat Lima as their brand.
Empat Limas fans come from various cultural backgrounds and
are mostly young and adult women, or music enthusiasts who like
unique and different style of songs.
After their road show in Bandung, Jakarta, Yogyakarta and
Jatiwangi, Empat Lima will continue to visit and have their gigs in
some other places in Indonesia. Their spirit in music and inspiring
women will strengthen their name in the music industry of both
Australia and Indonesia.

Katrini Nathisarasia
Photos: Windu Kuntoro
Make-up Artist: Irtishellia dan Katrin

14

ozip.com.au

LAPORAN UTAMA / SPECIAL REPORT

Menjaga Iman di Tanah Seberang


Keeping Faith While Overseas

ain lubuk lain ikan, lain padang lain ilalang. Itulah peribahasa
yang bermakna universal. Setiap wilayah di dunia ini memiliki
ciri mandiri, yang membuat para pendatang harus menyesuaikan diri, di mana bumi dipijak di situ langit dijunjung. Sekalipun
demikian, para pendatang itu, terutama dari generasi pertama, tak
bisa sepenuhnya membuang begitu saja adat istiadat leluhur yang
sudah mendarah daging dalam jiwanya. Kompromi antara pendatang
dengan tanah dan negara baru itu akan berlangsung terus menerus
sampai menemukan keseimbangan yang saling menguntungkan.
Mereka diterima seutuhnya di tempat baru sementara akar dan jejak
leluhur mereka juga tetap terpelihara.
Australia adalah tanah baru bagi lebih dari 200 suku bangsa dari
seluruh dunia. Secara umum negeri Kangguru ini menerapkan sistem
sekuler, mengikuti sistem Eropa sebagai pendatang terbanyak dan
terkuat. Semakin sejahtera kondisi masyarakat di negeri ini, kian
menjauh pula mereka dari kesibukan beragama. Jaminan pendidikan, kesehatan dan hari tua, membuat mereka tak lagi membutuhkan agama sebagai sandaran hidup. Kenyataan itu ditegaskan
oleh hasil riset sebagaimana dikutip oleh pegiat dialog antariman Dr.
Nadirsyah Hosen, Semakin makmur sebuah negara maka kian jauh
penduduknya dari agama.
Namun, di tengah situasi demikian, pendatang Indonesia justru
semakin terpacu untuk menemukan religiusitas mereka. Para
pendatang yang Muslim berusaha keras agar di lokasi mereka tinggal dapat membangun masjid untuk jamaah Indonesia. Di Victoria
mereka berhimpun dalam IMCV (Indonesian Muslim Community of
Victoria). Pendatang beragama Hindu yang kebanyakan datang dari
Bali, juga tengah berproses agar dapat memiliki pura sendiri. Mereka terkumpul dalam MAHINDRA (Masyarakat Hindu Dharma). Bagi
yang menganut Kristen dan Katolik, kondisinya lebih menguntungkan
karena mereka bisa memilih gereja yang sangat banyak terdapat
di seluruh wilayah Australia yang sesuai dengan kayakinannya. Mereka tinggal mengatur jadwal kebaktian atau misa yang dilaksanakan
dalam bahasa Indonesia. Penganut Kristen yang terdiri dari lebih 20
gereja dan persekutuan, terhimpun dalam BKS (Badan Kerjasama
umat Kristen). Sementara jemaat Katolik terkumpul dalam KKI (Keluarga Katolik Indonesia).
Mengapa mereka perlu membentuk kelompok ibadah sesama pendatang Indonesia dan tidak membaur saja dengan pendatang lain
yang menganut keyakinan yang sama? Soal ibadah adalah soal yang
sangat pribadi, menyatu dalam jiwa dan rasa percaya. Di situlah akar
etnisitas dan keyakinan mengambil tempat yang mencengkeram
kuat. Beribadah memerlukan rasa nyaman dan aman. Tak ada yang
bisa mengalahkan kebersamaan dengan orang sekampung halaman
dan seiman.
Fakta membuktikan, berada jauh di tanah seberang, para pendatang
Indonesia tetap berusaha kuat untuk menjaga iman, agar tidak larut
dalam berbagai godaan. Sungguh, ini sesuatu yang layak disyukuri.

ont measure others by your own yardstick (lain lubuk, lain


ikan, lain padang lain ilalang). This idiom has universal meaning. Every region of the world has its own independent characteristics, which means migrants have to adjust, where the Earth
meets the sky. Nevertheless, migrants, especially first generation
ones, cannot entirely throw away their ancestral customs ingrained
in their soul. Compromise between newcomers to the land and the
new state continue to be ongoing until finding a mutually beneficial
balance. Newcomers receive a whole new place temporarily and
ensure their ancestral roots are also maintained.
Australia is a new land for more than 200 ethnic groups from all
over the world. In general, the Kangaroo country applies a secular
system, with the European migration system being the largest and
the strongest. The increasing prosperity of people in this country, the
further away they drift from religion. Garuntee of education, health
and old age, mean they no longer need religion in their lives. Interfaith dialogue advocate Dr. Nadirsyah Hosen emphasies this fact in
her research stating, The more prosperous a country the greater
the distance between the people and religion.
However, in the midst of this situation, Indonesian migrants have
become increasingly more determined to discover their religiosity.
Muslim migrants trying hard to find a location to build mosques for
Indonesian pilgrims. In Victoria they gather in the IMCV (Indonesian Muslim Community of Victoria). Hindu migrants mostly from
Bali, also wish to have their own temple. They gather in MAHINDRA
(Masyarakat Hindu Dharma, Hindu Dharma Society). For those who
embrace Christianity and Catholicisim, the conditions are better
as they can choose from churches that are very widely available
across Australia in accordance with their beliefs. They can choose to
organise sermons or Mass in Indonesian. Christianity is composed
of over 20 churches and fellowships, assembled in the BKS (Badan
Kerjasama umat Kristen, Christian Cooperation Body). While the
Catholic Church is gathered in the KKI (Keluarga Katolik Indonesia,
Indonesia Catholic Family).
Why do they need to form groups of fellow Indonesian migrants
and not just blend with other migrants that hold the same beliefs?
Worship is a very personal matter, unites ones spirit and faith. Thats
where the roots of ethnicity and faith play such a powerful role. Worship requires a sense of comfort and safety. Nothing can beat the
feeling of being together with your own sisters and brothers.
Facts prove, far from home, Indonesian migrants remain strong to
their faith, and do not give into temptations. This truly is something
to celebrate.
OZIP Main Report was written by Iip Yayha and translated by Tim Flicker.
Photographs from Windu Kuntoro, Ineke Iswardojo, Djaka Dwiandi, Zaky
Syamsalam, PM Faiz, and a collection of other sources.
ozip.com.au

15

LAPORAN UTAMA

Menjaga Iman Selalu Ada Tantangannya


Pastor Boni Buahendri, SVD
Chaplain KKI Melbourne

eluarga Katolik Indonesia (KKI) Melbourne adalah sebuah chaplaincy,


wadah resmi setaraf Paroki dalam Keuskupan Agung Melbourne, yang
berdiri 27 tahun lalu. Tugas utamanya mengurus semua pelayanan
pastoral, sakramental dan rohani bagi semua orang Katolik Indonesia yang
berada di Victoria dan sekitarnya. Semakin hari anggotanya kian bertambah,
bukan hanya yang datang dari Indonesia tetapi juga dari kelahiran anakanak warga KKI yang sudah menjadi permanent resident atau citizen Australia. Itu terlihat dari jumlah pembaptisan bayi yang berjumlah 3- 4 orang
setiap misa Minggu kedua di Gereja St. Joseph, Port Melbourne.
Pelayanan rohani untuk umat Katolik di Melbourne sudah jelas dan teratur, dengan adanya struktur kepengurusan yang diakui secara resmi oleh
Keuskupan Agung Melbourne. Dalam sebulan, KKI Melbourne mengadakan
perayaan misa kudus empat kali di empat tempat yang berbeda: Minggu
pertama di Gereja St. Martin De Porres-Laverton, Minggu kedua di Gereja St.
Joseph-Port Melbourne, Minggu ketiga di St. Gereja St. Francis-Melbourne
CBD dan Minggu ke-empat di Gereja St. Paschal-Box Hill. Dalam pelayanan
pastoral kategorial, terutama untuk Orang Muda Katolik (OMK), ada lagi
sejumlah perayaan misa lainnya dalam tiap bulan seperti: Sabtu pertama
ada misa Muda-Mudi Katolik (MUDIKA) pukul 12 siang di Monastery Hall of
St. Francis Church, Sabtu kedua ada pendalaman iman Anak Indonesia
Katolik Australia (AIKA) di South Easthern suburb, Sabtu keempat ada misa
di Persekutuan Doa Karismatik Katolik (PDKKI) di St. Augustine Church-City,
dan sebentar lagi akan hadir misa Jumat pertama dalam setiap bulan bagi
Komunitas Tritunggal Mahakudus (KTM) di Camberwell. Itu semua belum
terhitung misa-misa wilayah dan kegiatan tematis lainnya seperti Rosario,
Bible Sharing, ulang tahun kelahiran dan kematian yang biasanya dibuat di
rumah-rumah umat KKI sendiri.

Kemudahan
Dalam hubungan dengan Tatacara Ibadat keagamaan, salah satu kekhasan
Gereja Katolik adalah sifatnya yang Apostolic, Katolik dan Universal. Dalam
arti bahwa pada perayaan misa itu sendiri, semua urutan tata perayaan,
bacaan- bacaan suci dan doa-doanya pada setiap hari, minggu, bulan serta
tahun, selalu sama untuk setiap gereja Katolik di seluruh dunia. Kami mempunyai apa yang disebut MISALE, Kalederium Gereja Katolik Sejagat. Karena
itu siapa saja yang datang misa di gereja lokal apalagi misa KKI Melbourne, dia
tidak mempunyai masalah kecuali dalam hal bahasa (Inggris) bagi mereka
yang datang di gereja lokal untuk pertama kalinya.
Karena sifatnya yang universal, warga Gereja Katolik lokal di Melbourne
terbuka bagi warga Katolik overseas yang mau bergabung dalam aktivitas
kehidupan gereja lokal terutama dalam perayaan misa atau liturgi. Sebagai
contoh, sudah ada umat KKI yang dilibatkan dalam perayaan misa gereja lokal seperti aktif sebagai Misdinar/pelayan altar, Lektor/pembaca bacaan suci
atau menjadi anggota koor. Ada juga kelompok kategorial lainnya yang mulai
terlibat dalam pelayanan pastoral orang sakit atau kegiatan sosial menjelang
Natal dan Paskah. Selain itu ada juga umat KKI yang terlibat di Paroki lokal,
tempat dimana mereka berada, sebab salah satu tujuan chaplaincy KKI
adalah umatnya diharapkan being rooted in the local church too.

Tantangan
Menjaga iman di tanah seberang selalu ada tantangannya. Selain tantangan
klasik seperti sekularisme, globalisasi, teknologi dan komunikasi, masalah
penting yang kami rasakan ke depan adalah tentang keluarga muda dan
iman dari anak-anak yang dilahirkan di Australia. Apalagi di Australia, agama
tidak diajarkan secara resmi di sekolah. Pertanyaan sekaligus kecemasan
umat KKI adalah siapa yang mengajarkan fondasi/dasar agama kepada
anak-anak kami? Mereka cemas dengan gaya hidup dan cara pandang yang
berbeda ditambah lagi sekularisme yang menjadi akar budaya di Australia. Kami sudah mulai dengan Sekolah Minggu yang mengajarkan sejumlah
Ajaran Dasar Iman Katolik serta beberapa Nilai Dasar Katolik yang diungkapkan lewat seni, sesuai dengan model yang biasanya diajarkan di sekolah di
Australia.
Dari segi jumlah, umat KKI di Melbourne masuk dalam empat besar untuk
kelompok migran Katolik di Keuskupan Agung Melbourne. Jumlah itu diprediksi akan semakin besar setiap tahunnya. Dari satu sisi kami sangat bangga
dengan kuantitas itu, tetapi tantangannya adalah mereka semua tinggal ber-

16

ozip.com.au

jauhan, terpencar di delapan penjuru angin Melbourne. Walaupun mereka


semua adalah umat Katolik Indonesia, mereka juga berasal dari daerah dan
kota besar berbeda di Indonesia. Terkadang, pengurus KKI dan chaplainnya
tidak bisa memenuhi semua kebutuhan umat yang memang berbeda.

Harapan
Dalam 15 tahun terakhir, Catholic Bishops Conference of Australia (Konferensi Wali Gereja Katolik Australia) sudah mengakui, menghargai dan bahkan mengagumi kehadiran Ethnic Migrant of the Catholic di negara ini. Hampir di setiap keuskupan Agung Metropolitan di kota besar seperti Melbourne,
sudah dibentuk secara resmi Chaplaincy for the Ethnic Migrant for the
Catholic Church, termasuk KKI. Dengan dukungan spiritual dari Keuskupan
Agung Melbourne, seluruh kegiatan pastoral dan sakramental KKI berjalan
dengan baik. Kami terus dituntut untuk mencari model pelayanan pastoral
yang sesuai dengan kebutuhan umat.
Dalam perjalanan sebagai bangsa perantau yang sedang mengembara
menuju tanah terjanji negeri Kanaan, bangsa Israel diberikan sebuah
panduan dalam bentuk Hukum Taurat Musa. Dalam hukum tauratnya,
sang nabi berpesan kepada bangsa Israel sebuah hukum KASIH, sebagai
pedoman dan pegangan untuk bangsa Israel dan suku perantau yang
sedang mengembara: Kasihilah Tuhan Allahmu dengan segenap hatimu,
dengan segenap jiwamu, dan dengan segenap akal budimu. Dan kasihilah
sesamamu manusia seperti dirimu sendiri. Dalam Perjanjian Baru, Yesus
menggarisbawahi perkataan nabi Musa dengan mengatakan: pada kedua
hukum inilah tergantung seluruh hukum taurat dan kitab para nabi (Matius
22: 36 40).
Menjaga iman di tanah seberang terutama mengasihi Tuhan dan sesama
seperti diri sendiri, selalu tidak gampang. Secercah harapan akan muncul kalau umat KKI berpedoman pada sifat Katolik dari ajaran. Ciri khas
persatuan, kekeluargaan dan persaudaraan akan merekatkan kita semua
bangsa perantau, yang pada gilirannya bisa membuat iman umat KKI di
tanah seberang akan tetap terjaga.
Semoga, KKI bisa menjadi rumah bersama warga Katolik di Melbourne,
Victoria.
Edited by: Ivan Ciputra Halim

SPECIAL REPORT

Keeping Faith is Always a Challenge


Pastor Boni Buahendri, SVD
Chaplain KKI Melbourne

Challenges
Keeping faith across land there is always a challenge. Besides the usual
challenges of secularism, globalisation, technology and communication,
another important issue we feel is with young families and the faith of their
children who were born in Australia. Especially in Australia, where religion is
not taught formally in school. The question causes anxiety for KKI Catholics
as who will teach foundation/basis of religion to our children? They worry
about a lifestyle and different outlook that secularism brings to the cultural
roots of Australia. We have already started Sunday School that teaches
a number of Basic Doctrines of the Catholic Faith as well as several Basic
Catholic Values expressed through art, which correspond to the model that
is usually taught in schools.

he Indonesia Catholic Family (KKI) Melbourne is a chaplaincy, the


official Parish of the Archidose of Melbourne, which was founded 27
years ago. The main task is taking care of all pastoral services, sacremental and spirtual for all Indonesian Catholics who are living in Victoria
and surrounding areas. As the days pass their members continue to grow,
not only those coming from Indonesia but also the birth of the children of
KKI citizens who have already become permanent residents or Australian
citizens. It is evident from the number of infant baptisims, with a total of
3-4 babies every second Sunday mass at the Church of St. Joseph, Port
Melbourne.
Spiritual services for Catholics in Melbourne are clear and orderly, with the
Archidose of Melbourne officially recognising the management structure.
Within a month, KKI Melbourne held celebrations for Holy Mass four times
in four different places: first Sunday in the Church of St. Martin De PorresLaverton, second Sunday in the Church of St. Joseph-Port Melbourne, the
third Sunday in St. Church St. Francis-Melbourne CBD and fourth Sunday
at the Church of St. Paschal-Box Hill. In the area of pastoral care, especiall
for Young Catholics (OMK), there are a number of other Mass celebrations
in each month such as: the first Saturday there is Mass for Young Catholics
(MUDIKA) at 12 midday Monastery Hall of St. Francis Church, the second
Saturday there is a deepening of faith with the Australian Catholic Indonesian Children (AIKA) in the South Eastern suburbs, the fourth Saturday
there was a Mass in the Catholic Charismatic Prayer (PDKKI) in St. Augustine
Church-City, and soon there will be a Friday Mass in the first Friday of every
month for the Community of the Holy Trinity (KTM) in Camberwell. That
is not counting all the other regional Masses and other thematic activities
such as the Rosary, Bible Sharing, the commemorative ceremonies of birth
and death usually held in the homes of the Catholics themselves.

Services
In relation to the procedure of religious worship, one of the unique qualities
of the Catholic Church is that it is Apostolic, Catholic and Universal. In the
sense that the celebration of Mass itself, everything has an ordered sequence for celebration, sacred prayers for each day, week month and year,
are always the same for every Catholic Church throughout the world. We
have what is called MISSAL, the Universe of Catholic Church Kalderium (Calendar). It is because of that anyone that comes to Mass in the local church
especially KKI Church Melbourne, does not have any problems except in
terms of language (English) for those who come to the local church for the
first time.

In terms of quantity, KKI Catholics are in the top four for the migrant groups
in the Catholic Archdiocese of Melbourne. The number is predicted to
get bigger every year. We are very proud of the quantity, but the challenge
is they all live far away, scattered across the 8 different locations of Melbourne. Although they are all Indonesian Catholics, they also come from different regions and major cities in Indonesia. Sometimes, the administrators
and chaplains cannot meet the needs of the different groups.

Hope
In the last 15 years, the Catholic Bishops Conference of Australia (Konferensi Wali Gereja Katolik Australia) have acknowledged, their respect and
even admiration of the Ethnic Migrant presence of the Catholic church in
this country. Almost every Metropolitan Archdiocese in major cities such as
Melbourne have been officially formed Chaplaincies for the Ethnic Migrant
of the Catholic Church, including KKI. With the spiritual support of the Archdiocese of Melbourne all the pastoral and sacremental activities of the KKI
have gone well. We continue to search for a model of pastoral care that is in
accordance with the needs of the people.
In the course of migration wandering toward the promise land of Canaan,
the Israelites were given a guide in the form of the Law of Moses. In His Law,
the prophet commanded to Israel as the Great Commandments, a guide
and a handle to the nation of Israel and the tribe of nomads who were wandering: Love the Lord your God with all your heart, with all your soul, and
with all your mind. And your neighbour as yourself . In the New Testament,
Jesus underlined the words of the prophet Moses, saying: on these two
commandments hang all the law and the prophets (Matthew 22: 36-40).
Keeping faith across land especially love God and your neighbor as yourself, is not always easy. Though a Glimmer of hope will emerge if KKI Catholics follow the principles of the Catholic doctrine. Characteristics of unity,
kinship and brotherhood will glue migrants together, which in turn could
make the faith of KKI Catholics across the lands remain intact.
Hopefully, KKI can become a home for the Catholic community in Melbourne, Victoria.
Edited by: Ivan Ciputra Halim

Due to it being universal, citizens of the local Catholic Church in Melbourne


are open to overseas Catholics who want to join the activities of the local
church, particularly in the celebration of Mass or liturgy. For example, there
are KKI Catholics who are involved in the celebration of local Church Masses
such as Acolytes/alter boys, Lectors/readers of the sacred readings or as
members of the choir. There are also other categorical groups involved in
pastoral care for the sick or social events for Christmas and Easter. In addition, there are also people involved in KKI for a local parish, as one of the
aims of the KKI Chaplaincy is expected to being rooted in the local church
too.

ozip.com.au

17

LAPORAN UTAMA

Pendatang Indonesia
Perlu Wadah Lintas Agama dan Etnik
Associate Professor Nadirsyah Hosen
Pegiat Interfaith Dialogue

emakin makmur sebuah negara maka kian jauh penduduknya dari agama. Demikian menurut survey Pippa Norris
dan Ronald Inglehart yang dilakukan di 80 negara. Semakin masyarakat merasa aman dengan ekonomi dan masa
depan, mereka semakin sekuler. Sepinya gereja-gereja di Australia misalnya, menjadi bukti kebenaran survey itu.
Namun, lain halnya dengan para pendatang Indonesia. Sekalipun sebagian dari mereka sudah makmur kehidupannya,
ternyata masih setia mengikuti kegiatan-kegiatan keagamaan. Seseorang yang tadinya rajin beribadah, saat pindah ke
Australia tetap menjaga ketaatannya itu. Sementara ada juga yang tadinya jauh dari agama, setelah pindah ke sini justru
merasa hidupnya kurang bermakna dan menemukan kedamaian dalam kegiatan-kegiatan agama. Apalagi sistem kerja di
Australia memungkinkan seseorang memiliki waktu untuk aktif dalam kegiatan agama dan masyarakat. Terlebih lagi bagi
mereka yang sudah pensiun.
Memang, ada dua penanda para pendatang Indonesia di Australia, kegiatan agama dan etnik (budaya). Dua hal itulah
yang paling mewarnai mayoritas kegiatan warga Indonesia, upacara keagamaan dan acara kedaerahan. Kedua hal itu pula
yang paling menarik ditanyakan kepada pendatang baru, keyakinannya dan asal daerahnya. Tanpa sadar, secara alamiah,
sesama orang Indonesia makin sering berkumpul karena dua hal tersebut. Ikatan dalam kesamaan keyakinan dan asal
daerah itu jauh lebih kuat dibandingkan hubungan dengan warga di luarnya. Etnik dan agama memang telah menjadi
penanda keindonesiaan.

Keuntungan dari kedekatan itu ialah bisa melepas kerinduan yang sama, seperti pada makanan dan bahasa dan budaya daerah. Maklumlah, setelah sibuk dengan pekerjaan dan berbahasa Inggris, ngobrol bersama kawan sedaerah asal sambil menyantap hidangan a la kampung halaman, akan menjadi
hiburan yang tak tergantikan. Tentu saja kebiasaan itu ada minusnya juga, yakni kesempatan bagi warga Australia atau pendatang dari negara lain untuk
memahami keragaman etnik dan agama Indonesia, menjadi berkurang. Padahal kalau pendatang Indonesia tidak bergaul dengan warga Australia yang
lain, maka komunitas di Australia menjadi terkotak-kotak. Memang, fenomena itu bukan hanya terjadi di tengah komunitas Indonesia, tetapi juga di tengah komunitas lain. Karena Australia adalah negeri multikultural.
Keterikatan pendatang Indonesia dengan tanah airnya itu semakin diperkuat dengan adanya ikatan organisasi baik di bidang agama maupun etnik.
Warga Muslim yang terafiliasi dengan Nahdlatul Ulama misalnya, membentuk cabang istimewa untuk kawasan Australia dan New Zealand. Tetapi ada
juga kelompok keagamaan warga Indonesia di Australia yang tumbuh mandiri dan tidak menginduk ke salah satu lembaga di tanah air. Untuk menjembatani keragaman lembaga keagamaan ini, ada baiknya dibuat satu wadah lintas lembaga agama yang bertujuan untuk mendorong diplomasi antar
warga Indonesia dengan Australia. Dengan wadah yang lintas itu, kontribusi pendatang Indonesia di Australia akan semakin diperhitungkan. Setidaknya
wadah yang melintasi keragaman agama dan etnik ini akan menjadi tempat berbagi informasi, khususnya untuk lebih melibatkan pendatang Indonesia
dalam lembaga-lembaga sosial Australia (community service). Karena kegiatan sosial ini sangat penting bagi warga Australia. Namun harus disadari,
tidak semua orang punya kemampuan untuk melintasi diri, agama, dan etniknya.
Terkait dengan dialog antariman yang dilakukan selama ini, tidak hanya di Australia melainkan
juga di negara lain, sifatnya sangat terbatas, karena dialog hanya terjadi di tingkat pemuka
agama. Kalau ulama bertemu uskup, rabbi, dan pemuka agama lain, semua berjalan baik,
sebab di tingkat elit itu tidak ada masalah. Yang menjadi tantangan ialah membuka ruang dialog
dengan umat/jemaat yang berpandangan keras, fundamentalis, ignorant, karena merekalah
yang biasanya sulit diajak berdialog bahkan cenderung tidak mau mendengarkan pihak lain.

Upacara Kuningan MAHINDRA Bali di KJRI Melbourne.

18

ozip.com.au

SPECIAL REPORT

Indonesian Migrants Need a Forum That


Runs Across Religious and Ethical Divides
Associate Professor Nadirsyah Hosen
Interfaith Dialogue Activist

he more prosperous a country the greater the distance between the people and religion. At least according to Pippa
Norris and Ronald Ingleharts survey conducted in 80 countries. The more people feel confident with the economy
and the future, the more they become secular . The emptiness of churches in Australia for instance, is evidence of
the facts of this survey. However, this cannot be seen with Indonesian migrants. Even though some of them lead prosperous lives, they still retain their faith and attend religious activities. The people who were previously diligent in their worship,
continue to be diligent when moving to Australia. While those that used to be removed from religion, having moved here
(Australia) feel life to be less meaningful and find peace through religious activites. Moreover, the employment system in
Australia allows one to have time to be active in religious and social activities. Especially, for those that have already retired.
Indeed, there are two markers of Indonesian migrants in Australia, religious and ethnic (cultural) activities. These two
things give colour to the majority of Indonesian citizens activities, religious ceremonies and regional events. These two are
the most attractive for newcomers, their beliefs and identification with their orgins. Unknowingly, naturally, fellow Indonesians gather for these two things. Ties through a common faith and origin have a much stronger relationship compared to
the citizens on the outside. Ethnicity and relgion have indeed become a sign of being Indonesian.
The advantage of proximity helps them escape the longing they share, such as the food and language and culture of the area. Maybe you can understand, after being busy with work and always speaking English, chatting with your hometown friends whilst eating a meal like that from your hometown
(kampung halaman), becomes an irreplaceable entertainment. Of course, there are negative sides with this also, namely the opportunities for Australian citizens or migrants from other countries to undertand the ethnic and religious diversity in Indonesia, is also reduced. If Indonesian migrants do not
socialise with Australian citizens then the Australian community becomes fragmented. Indeed, this phenomenon does not only happen to the Indonesian community, but happens in other communities too. This is due to the fact that Australia is a multicultural country.
Indonesian migrants attachment to their homeland is further strengthened through organisational ties in both religion and ethnicity. For instance, Muslims affiliated with Nahdlatul Ulama, formed a special branch for the Australian and New Zealand region. But, there are also religious groups of Indonesian citizens in Australia who grew independently in Australia and do not have links to an institution from the homeland. To bridge the diversity between
these religious institutions, it would be best to make a forum across religious institutions in the aim of encouraging diplomacy between Indonesian and
Australian citizens. Through this forum, the contribution of Indonesian migrants can be taken into account. At least this forum can cross religious and
ethnic diversity to become a place to share information, particularly for greater involvement of Indonesian migrants in Australian social institutions
(community service). Because these social activities are very important for the citizens of Australia. However, it must be acknowledged that not all
people have the ability to cross personal, religious and ethnic divides.
In relation to the interfaith dialogue that has already been conducted, not only in
Australia but also in other countries, it is very limited, because the dialogue only
occurs at the level of religious leaders. If scholars meet bishops, rabbis, and other
religious leaders, all goes well, because at the elite level there is no problem. The
challenge is to open up dialogue with the communities/congregations that are
tough-minded, fundamentalist, ignorant, because these are the groups that are to
difficult to start a dialogue and tend to listen to other sides.

ozip.com.au

19

LAPORAN UTAMA

Beribadah di Gereja itu Kadang Tidak Mudah

Pdt. Kuncoro Rusman


Indonesian Congregation Camberwell

Ketiga, kerena segi kultural. Pergi ke gereja bukan hanya untuk beribadah saja
tetapi juga berkumpul dengan sesama bangsa sendiri. Setelah beribadah
mereka bisa ngobrol kesana kemari, saling curhat mengutarakan apa yang
ada dalam hati mereka kepada orang-orang yang sebangsa dan senasib. Di
Indonesian Congregation Camberwell (ICC), setelah kebaktian hari Minggu selesai, selalu ada makan malam bersama yang disediakan secara gratis. Sambil
menyantap makanan Indonesia, mereka berbincang-bincang, berusaha lebih
mengenal satu dengan yang lain dan merasakan suasana seperti di tengah
keluarga sendiri.
Keempat, karena Hamba Tuhan atau Pendetanya orang Indonesia. Sebagian
besar lebih cenderung untuk mempunyai Pemimpin Rohani dari Indonesia.
Soal jarak tidak menjadi penghambat bagi mereka untuk pergi ke Gereja
Indonesia. Seperti di ICC, sebagian besar jemaat tidak tinggal di Camberwell. Di
antara mereka ada yang menempuh waktu satu jam dengan berkendara untuk
pergi ke gereja.

Gereja St. Johns Anglican Camberwell


Saya melayani di Gereja St. Johns Anglican Camberwell baik yang berbahasa
Inggris maupun yang berbahasa Indonesia. Setiap hari Minggu ada empat
kebaktian. Tiga kebaktian berbahasa Inggris dan setiap jam tiga sore kebaktian
berbahasa Indonesia. Hubungan jemaat Indonesia antara satu dengan yang
lain itu sangat erat. Mereka bukan hanya bertemu setiap hari Minggu tapi juga
menjalin persahabatan di luar Gereja. Setelah kebaktian, kami merayakan
hari-hari yang spesial bagi mereka, seperti ulang tahun, hari pernikahan, dan
lain-lain.

ustralia adalah negera yang dihuni oleh banyak bangsa pendatang dari
pelbagai negara. Termasuk salah satu pendatangnya adalah dari Indonesia. Untuk orang Indonesia bukan hanya mempraktekan kebudayaan
dan adat istiadat akan tetapi juga terus berusaha menjalankan perintah agama
mereka sesuai dengan iman masing-masing. Saya ingin menggambarkan kegiatan warga Kristen Indonesia yang tinggal di Melbourne dan sekitarnya, dengan
mengambil contoh Jemaat Indonesia yang saya layani dan pimpin di Gereja St
Johns Anglican Camberwell.

Gereja Indonesia
Ada 20 lebih Gereja dan persekutuan yang ada di Melbourne dan sekitarnya.
Gereja-gereja itu dikunjungi oleh masyarakat Indonesia dari pelbagai macam
denominasi dan latar belakang yang berbeda. Setiap hari Minggu mereka
beribadah berbahasa Indonesia dengan tata cara seperti gereja mereka di
Indonesia. Tetapi ada juga orang Indonesia yang beribadah ke gereja lokal,
bergabung dengan orang Australia, beribadah berbahasa Inggris. Tapi sebagian besar, mereka beribadah di Gereja Indonesia yang menyebar di daerah
Melbourne dan sekitarnya. Ada banyak macam alasan kenapa orang Indonesia
pergi beribadah ke Gereja Indonesia:
Pertama, karena segi bahasa. Dengan memakai bahasa Indonesia, mereka
benar-benar bisa meresapi, menghayati dan mengerti seperti layaknya mereka beribadah di Indonesia.
Kedua, karena denominasi Gereja. Sebagian dari mereka memilih Gereja Indonesia yang sama dengan denominasi gereja mereka di Indonesia.

Untuk anak-anak, kami membina rohaninya di Sekolah Minggu. Berbagai aktivitas diadakan agar anak-anak tertarik untuk datang. Selain mempelajari Alkitab,
berdoa, anak-anak juga diberi kesempatan untuk tampil di depan gereja
untuk menyanyi. Mereka juga diberi waktu untuk menggambar, membuat kue,
bermain piano, dan lain-lain. Di Sekolah Minggu, waktu untuk bertemu muka
antara guru dan anak-anak adalah sangat singkat. Maka dari itu, kita menganjurkan agar para orang tua juga membimbing rohani anak-anak mereka selain
di hari Minggu. Peranan orang tua sangat penting untuk pertumbuhan rohani
anak-anak mereka. Anak-anak baik yang lahir di Indonesia maupun di Australia,
mereka dibaptis. Kami mengadakan acara khusus untuk keperluan tersebut.
Di ICC, meskipun jemaatnya sebagian besar sudah lama tinggal di Australia,
masih menjalin hubungan baik dengan gereja-gereja di Indonesia. Selain mengirim bantuan dalam bentuk dana, di antara kami juga meluangkan waktu untuk
mengunjungi mereka di Indonesia.

Tantangan
Menjaga iman di negara Australia punya tantangan tersendiri. Bagi orang yang
bekerja, hari Minggu biasanya waktu untuk beristirahat. Minggu adalah waktu
untuk keluarga, membersihkan rumah, berkebun, belanja. Bagi sebagian dari
kami, untuk pergi beribadah ke gereja pada hari Minggu adalah tantangan
tersendiri. Sebagian orang Indonesia yang menikah dengan orang Australia,
pergi ke gereja itu kadang tidak mudah. Karena banyak orang Australia yang
tidak lagi ke gereja atau bahkan tidak pernah ke gereja. Kondisi seperti ini menjadi salah satu hambatan untuk beribadah setiap hari Minggu.
Hidup di negara seperti Australia yang serba ada dan tidak berkekurangan,
bisa membuat iman kita menjadi turun. Meskipun tidak bekerja, kita mendapat
santunan dari Centerlink sehingga tanpa meminta pertolongan Tuhan-pun,
kita masih bisa makan. Kalau sakit, tidak masalah, hanya dengan menunjukkan
kartu Medicare kita bisa mendapatkan perawatan secara cuma-cuma. Semua
serba ada. Semua kemudahan itu bisa membuat orang tidak lagi memerlukan
Tuhan.
Bagi anak-anak dan remaja, berada di lingkungan yang ada seperti di Australia
sangat tidak mudah. Di sekolah yang dikelola oleh pemerintah, hampir tidak
ada mata pelajaran agama. Jadi kalau anak dimasukkan di sekolahan pemerintah dan tidak pernah dibawa ke gereja, maka bisa jadi mereka itu kurang mengenal dengan benar tentang Tuhan. Lalu, banyak kegiatan anak-anak dan remaja seperti olah raga atau seni yang sering diadakan pada hari Minggu. Orang tua
kadang harus memilih antara pergi ke Gereja atau mengantar anaknya. Dengan
semua tantangan di atas, Gereja Indonesia seperti ICC, punya peranan yang
sangat penting untuk menjaga dan mendukung pertumbuhan iman di antara
jemaat Indonesia.
Tuhan memberkati. Salam kasih dan salam damai sejahtera.

20

ozip.com.au

SPECIAL REPORT

Worship at Church is Sometimes Not Easy

The Rvd. Kuncoro Rusman


Indonesian Congregation Camberwell

ustralia is a country inhabited by many nations of migrants from various


countries. Included are migrants from Indonesia. For Indonesians they
wish not only to practice their culture and customs, but also to carry out
their religious practices in accordance with their faith. I would like to describe
the activities of Indonesian Christians living in Melbourne and surrounding
areas, by taking the example of the Church of Indonesia which I serve and lead
at St Johns Anglican Church Camberwell.

Indonesian Church
There are more than 20 churches and fellowships in Melbourne and surrounding areas. Indonesian people from various dominations and backgrounds visit
these churches. Every Sunday they worship in Indonesian language with the
same manner as they would in their churches back in Indonesia. But, there are
also people in Indonesia who worship at local churches, with Australians, worshipping in English. But mostly, they worship at Indonesian Churches spread
throughout the suburbs of Melbourne and surrounding areas. There are many
reasons why Indonesians worship at Indonesian Churches:
Firstly, because of language. By using Indonesian, they really can absorb, appreciate and understand like when they worship back home in Indonesia.
Secondly, because of the denomination of the Church. Most of them chose
the same Church denomination as their church denominations in Indonesia.
Thirdly, because of the cultural aspect. Going to church is not only about
worship, but also to gather with fellow countrymen. After the service they can
talk to and fro, to vent what they are feeling in their heart to people from the
same country and kinship. In the Indonesian Congregation Camberwell (ICC),
after Sunday service is completed, there is always a dinner provided free of
charge. While eating Indonesian food, they talk, trying to get to know one another and feel the atmosphere like being surrounded by their own family.
Fourthly, because of the Servant of God or Indonesian Pastor. Most are more
likely to have a Spiritual Leader from Indonesia.
Distance is no barrier for them to go to an Indonesian Church. For instance
with the ICC, most people do not live in Camberwell. Amongst them there are
some who take an hours drive to go to the church.

St Johns Anglican Church Camberwell

spiritual guidance rather than just on Sunday. The role of the parent is very
important for the spiritual growth of their children. Children born both in Indonesia and Australia, are baptised. We hold special events for this purpose.

I serve St Johns Anglican Church Camberwell in both English and Indonesian.


Every Sunday there are four services. Three services in English and at 3pm
there is one in Indonesian. The relationship between the Indonesians who go
to church is very strong. They do not only meet every Sunday, but also make
friends outside of the Church. After the service, we celebrate special days with
them, such as birthdays, weddings, and others.

At ICC, although most of the congregation has been living here in Australia for
a long time, many still have a good relationship with churches in Indonesia. In
addition to sending aid in the form of funds, we also take the time to visit them
in Indonesia.

For the children, we develop their spirituality at Sunday School. Various activities are held so that the children want to come. In addition to Bible Studies,
praying, children are also given the opportunity to sing in front of the church.
They are also given the chance to draw, bake, play piano and other activities.
In Sunday School, the time to meet face to face between the teacher and
children is very short. Therefore, we recommend the parents to offer their

Challenges
Keeping your faith in Australia has its own challenges. For people who work,
Sunday is usually the time for rest. Sunday is time for family, house cleaning,
gardening, shopping. For some of us, to go to church on a Sunday is a challenge
in itself. For Indonesians who marry Australians, going to church is sometimes
not easy. This is due to the fact many Australians do not go to church anymore
or have never even been to church. These conditions become some of the
obstacles to worship every Sunday.
Living in a country like Australia which already has everything and nothing is
needed, this can make our faith waver. Although we may not work, we can
ask help from Centrelink without even asking for Gods help, we can still eat. If
were sick, no problem, we just show our Medicare card and receive treatment
free of charge. Everything we need is there. All these conveniences can make
people no longer need God.
For children and adolescents, the environment in Australia is certainly not
easy. In government run schools, there are almost no religious subjects. If a
child is entered into a government school and never brought to church, then
they might not be familiar with who is God. Then, there are many activities for
children and adolescents such as sports or arts that are held on Sunday. The
parents sometimes have to choose between going to church or dropping off
their children. With all the above challenges, Indonesian Churches such as ICC,
have a very important role to maintain and support the growth of faith in the
Indonesian church.
God bless. With love and greetings of peace.
ozip.com.au

21

LAPORAN UTAMA

Kita Berpikir dan Bertindak demi


Kemajuan Indonesia
Ustadz Hamim Jufri
Pengurus IMCV
remaja usia SMA dan mahasiswa untuk saling mengenal bersilaturrahmi, membuat jejaring, dan belajar tentang Islam dan topik-topik sosial
kemasyarakatan lainya. Untuk anak-anak, kami mengelola madrasah
yang diselenggarakan setiap akhir pekan di semua centre.
IMCV menjalin hubungan dengan lembaga-lembaga agama resmi di
Indonesia yang sampai saat ini masih bersifat adhoc, belum secara
formal dan mengikat. Kegiatan-kegiatan santunan sosial, pemberdayaan ekonomi, beasiswa, penyaluran kurban, masih kami lakukan
sebatas kebutuhan. Dengan format itu, IMCV menjadi lebih fleksibel
dan bisa kerjasama dengan berbagai lembaga di Indonesia tanpa
ada batas. Namun, ke depan akan mulai disiapkan lembaga-lembaga
formal yang memungkinkan IMCV untuk bisa membantu lebih banyak
lagi di Indonesia.

ndonesian Muslim Community of Victoria (IMCV) adalah wadah organisasi yang menaungi seluruh kegiatan di lingkungan masyarakat
Muslim Indonesia di wilayah Victoria. Kegiatannya cukup berragam,
mulai dari kegiatan kegamaan (kajian keislaman dan pelaksanaan ritual
keagamaan), kegiatan sosial, dan pendidikan. Semuanya berpusat di
tiga centre yaitu Masjid Westall di Westall, Surau Kita di Coburg, dan
Baitul Makmur di Laverton. Secara pribadi saya saat ini diamanahi
memimpin program Beasiswa IMCV, yang tugas pokoknya adalah menyalurkan zakat, sedekah dan donasi lainya untuk memberi beasiswa
pendidikan (scholarship) kepada anak-anak kurang mampu di Indonesia. Saat ini kami memberikan bantuan untuk 148 anak yang tersebar
di seluruh Indonesia. Ke depan kami akan tingkatkan jumlah dan juga
kualitas dari program ini.
Salah satu fungsi IMCV adalah memberikan dukungan yang segera
kepada para orang tua sejak mereka memiliki anak di Australia. Dukungan ini termasuk pendidikan anak dan menyiapkan interaksi sosial
yang baik di antara mereka. Misalnya membentuk jejaring ibu-ibu
muda untuk saling mengenalkan anak-anaknya, membuat program
reguler, termasuk pembinaan agama.
Para pendatang Muslim Indonesia di Australia, memang merasa lebih
nyaman untuk melaksanakan ibadah bersama-sama pendatang
Indonesia lainnya. Sebenarnya tidak ada yang berbeda dalam tata
pelaksanaan ibadah ritualnya. Kalau Muslim Indonesia mengadakan
kegiatan-kegiatan keagamaan sesama masyarakat Indonesia lainya,
itu lebih karena faktor kesamaan latar belakang budaya dan bahasa.
Itu terjadi juga pada masyarakat imigran lainya seperti Greek, Italy, Chinese, dan lainya. Bahkan kelompok-kelompok ini memilih untuk tinggal
di daerah tertentu di wilayah Melbourne, sementara warga Indonesia
sebenarnya lebih menyebar.
Kondisi itu, biasanya terjadi pada pendatang generasi pertama. Pada
generasi berikutnya, dengan sendirinya akan luntur karena mereka
lahir dan tumbuh di Australia. Generasi ini jauh lebih fleksibel dalam
bergaul, terbuka dan menjangkau banyak kalangan lewat proses pendidikan dan pergaulan.
Untuk para remaja, kami mempunyai kegiatan bernama YIMSA (Young
Indonesian Muslim Students Association) dan juga MYSK (Melbourne
Youth Seeking Knowledge). Keduanya untuk memberi wadah bagi

22

ozip.com.au

Dalam kaitan ini, saya mempunyai harapan bahwa suatu saat IMCV
akan memiliki lembaga pendidikan formal di Melbourne yang mengajarkan kurikulum Australia layaknya lembaga pendidikan formal lainya,
kemudian ditambah dengan muatan keislaman dan keindonesiaan.
Lembaga ini juga bisa digunakan untuk menjadi jembatan transfer
pengetahuan bagi guru-guru di pelosok Indonesia untuk menimba
sistem pengajaran di Australia untuk kemudian bisa diterapkan di
sekolah-sekolah tempat mereka mengajar di Indonesia.
Pada akhirnya, sebagai masyarakat Indonesia yang tinggal di Australia ini, lembaga seperti IMCV ini tetap berpikir dan bertindak demi
kemajuan bangsa Indonesia. Sekalipun berada jauh di tanah seberang,
masih banyak hal yang bisa kita lakukan untuk tetap meberikan sumbangsih bagi Indonesia.
Foto: Madania, Zaky Syamsalam

... saya mempunyai harapan bahwa suatu


saat IMCV akan memiliki lembaga pendidikan
formal di Melbourne... untuk menjadi jembatan
transfer pengetahuan bagi guru-guru di
pelosok Indonesia... untuk kemudian bisa
diterapkan di sekolah-sekolah tempat mereka
mengajar di Indonesia.

SPECIAL REPORT

We Think and Act for


the Progress of Indonesia
Ustadz Hamim Jufri
IMCV Commitee

he Indonesian Muslim Community of Victoria (IMCV) is the umbrella organisation that houses all the activities of the Indonesian Muslim community in the region of Victoria. The activities
are quite diverse, ranging from religious activities (Islamic studies and
religious rituals), social activities, and education. Everything is based
around three main centres namely Westall Mosque (Masjid Westall) in
Westall, Surau Kita in Coburg, and Baitul Makmur in Laverton. Personally, I am currently in charge of the IMCV Scholarship program, the
main task is the distributing of alms (zakat and sedekah) and other
donations to provide educational scholarships to less fortunate
children in Indonesia. Currently we provide assistance to 148 children
throughout Indonesia. Going forward, we will increase the number and
quality of the program.
One of the functions of IMCV is to provide immediate support to parents since they have children in Australia. This support includes education for the children and prepares them for good social interaction.
For example, establishing networks of young mothers to introduce
their children, making regular programs, including the development of
religion. Indonesian Muslim migrants in Australia feel more comfortable to carry out their worship amongst other Indonesian migrants.
There is really no difference in the running of ritual worship. If Indonesian Muslims hold religious activities with other fellow Indonesians, it
is more because of the similarity of cultural and linguistic background.
The same occurs with other immigrant communities such as the
Greeks, Italians, Chinese, and others. These groups even choose to
live in a certain region of Melbourne, while Indonesian citizens are
actually more spread out.

The situation usually occurs in the first-generation of migrants. In the


next generation, it starts to dissipate as the migrants were born and
grew up in Australia. This generation is much more flexible and integrated, open and reach out to many groups through education and
socialisation. For youths, we have a group that runs activities named
YIMSA (Young Indonesian Muslim Students Association) and also
MYSK (Melbourne Youth Seeking Knowledge). Both of these provide a
forum for high school students and university students to know each
other and form friendships, create networks, and learn about Islam
and other social topics in the community. For children, we manage an
Islamic school (madrasah) held every weekend in the all centre.
IMCV has a relationship with official religious institutions in Indonesia that is still ad hoc, yet to become formal and binding. Activities
of social benefit, economic empowerment, scholarships, sacrificial
distribution, we carry out with limited needs. With this format, IMCV
has greater flexibility and can cooperate with various institutions in
Indonesia without any limit. However, in the future more formal institutions will begin to be set up to allow IMCV to be even more helpful in
Indonesia.
In this sense, I hope that someday IMCV will have a formal education
institution in Melbourne that teaches the Australian curriculum such
as other formal education institutions, and then also teaches about
Islamic and Indonesian values. This institution can also be used to
bridge the knowledge transfer for teachers throughout Indonesia,
to draw on teaching systems in Australia to then be applied in the
schools where they teach in Indonesia.
Finally, for the Indonesian community who live in Australia, institutions
such as IMCV still think and act for the betterment of the Indonesian
nation. Even though we may be far away from home, there is still much
we can do to contribute to Indonesia.

... I hope that someday IMCV will have a


formal education institution in Melbourne ...
to bridge the knowledge transfer for
teachers throughout Indonesia ... to then be
applied in the schools where they teach
in Indonesia.

ozip.com.au

23

LAPORAN UTAMA / SPECIAL REPORT

Menuju
Diplomasi Agama

Towards
Religious Diplomacy

enjaga iman di Australia itu ternyata penuh tantangan.


Demikian terbaca dari penuturan para pemuka agama dalam
laporan utama OZIP kali ini. Beribadah ke gereja, sekalipun
hanya seminggu sekali, ternyata tak semudah dibayangkan. Minggu
adalah hari keluarga, saat-saat terbaik untuk menemani pasangan
hidup atau anak-anak setelah sepekan sibuk bekerja.

t turns out keeping your faith in Australia is full of challenges. As


can be read from the narratives of religious leaders in Australia in
the main report for OZIP this month. Worshipping in church, even
once a week, is not as easy as one imagines. Sunday is family day,
and is the best time to accompany a spouse or children after a busy
week at work.

Sebagian orang Indonesia yang menikah dengan orang Australia,


pergi ke gereja itu kadang tidak mudah. Karena banyak orang Australia yang tidak lagi ke gereja atau bahkan tidak pernah ke gereja, ujar
Pendeta Kuncoro dari Indonesian Congregation Camberwell.

For Indonesians who marry Australians, going to church is sometimes not easy. This is due to the fact many Australians do not go to
church anymore or have never even been to church, stated Pastor
Kuncoro of the Indonesian Congregation Camberwell.

Begitu pula ketersediaan sarana ibadah yang sangat terbatas seperti


yang dialami oleh para penganut Hindu. Misalnya dalam upacara Hari
Raya Kuningan, untuk sementara mereka laksanakan di KJRI Melbourne. Sementara bagi jamaah Muslim, salat Hari Raya Idul Fitri dan
Idul Adha dilaksanakan di hall besar yang mereka sewa, karena belum
ada lokasi khusus yang dapat menampung luapan jamaah yang melebihi kapasitas masjid-masjid yang ada.

Similarly, the availability of worship facilities is very limited as experienced by Hindus. For instance, in the Kuningan Day (Hari Raya
Kuningan) ceremony they carry out their activities at the Indonesian
Consulate in Melbourne. While for Muslims, the prayer for Idul Fitri
Day (Hari Raya Idul Fitri) and Idul Adha is conducted in a large hall
that the group rents, because there is currently no specific location that can accomadate a congregation of that size and currently
exceeds the capacity of existing mosques.

Di tengah semua tantangan itu, tak membuat mereka menyerah, justru memacu untuk berprestasi yang pada gilirannya membawa nama
baik Indonesia. MAHINDRA Bali umpamanya, terpilih sebagai rolemodel di Victoria sebagai warga pendatang yang taat aturan/hukum.
Sebagai penghargaan atas capaian itu, pada 2013 mereka menjadi
penampil utama dalam acara resmi Parlemen Victoria. Sementara
jemaat KKI saat ini merupakan terbesar keempat penganut Katolik di
Victoria. Mereka mempunyai Rumah Doa di Our Lady of Ta Pinu Marian Centre, Bacchus Marsh. Rumah Doa ini diresmikan perberkatannya oleh Mgr. Greg Bennet, Vicar General Archdiocese of Melbourne.
Dari beberapa capaian itu, terlihat bahwa kegiatan keagamaan
ternyata mampu menembus ruang-ruang diplomasi yang tak bisa
ditembus oleh cara-cara konvensional. Ketika warga Australia
menerima sepenuhnya pendatang Indonesia, itulah sejatinya buah
diplomasi antarwarga yang selama ini diinginkan. Pendekatan agama
terbukti punya kekuatan untuk itu.
Sudah ada umat KKI yang dilibatkan dalam perayaan misa gereja
lokal seperti aktif sebagai Misdinar/pelayan altar, Lektor/pembaca bacaan suci atau menjadi anggota koor, tutur Chaplain KKI Melbourne
Pastor Boni Buahendri, SVD. Selain itu ada juga yang terlibat dalam
Paroki lokal, tempat dimana mereka berada, sebab salah satu tujuan
chaplaincy KKI adalah being rooted in the local church too.
Dalam ungkapan lain Ustadz Hamim Jufri menyatakan, Pada akhirnya, sebagai masyarakat Indonesia yang tinggal di Australia, lembaga keagamaan seperti IMCV ini tetap berpikir dan bertindak demi
kemajuan bangsa Indonesia.
Rasanya, sebagai pendatang Indonesia, kita harus semakin banyak
bersyukur kepada Tuhan. Keragaman kita dalam etnik dan keyakinan,
justru bisa menjadi kekuatan besar dalam menunjang diplomasi
bangsa. Persoalannya tinggal bagaimana kita mengatur strategi agar
tujuan mulia itu tercapai. Menjaga iman di tanah seberang, ternyata
dapat pula menjadi sarana diplomasi.

24

In the midst of these challenges, it does not make them want to


give up, it acts as a trigger to bring respect to the name of Indonesia.
MAHINDRA Bali for example, was chosen as role-model for migrants
who obey the rules/law. In recognition of these achievements, in
2013 they became the main performers in an official ceremony at
Victorian Parliament. While the Indonesian Catholic Family (KKI) is
currently the fourth largest Catholic group in Victoria. They have
a House of Prayer at Our Lady of Ta Pinu Marian Centre, Bacchus
Marsh. Mgr. Greg Bennett, Vicar General Archdiocese of Melbourne
officially unveiled the House of Prayer.
From some of the achievements, it can be seen that the religious
activities were able to penetrate areas of diplomacy that could not
be penetrated by conventional methods. When Australians fully
embrace Indonesian migrants, it is actually a sign of the diplomacy
that until now has been desired. The religious approach has proven
to have this as a strong point.
There are KKI Catholics who are involved in the celebration of local
Church Masses such as Acolytes/alter boys, Lectors/readers of the
sacred readings or as members of the choir, said Chaplain KKI Melbourne Pastor Boni Buahendri, SVD. There are also people involved
in KKI for a local parish, as one of the aims of the KKI Chaplaincy is
expected to being rooted in the local church too.
In other words Islamic teacher (Ustadz) Hamim Jufri says Finally, for
the Indonesian community who live in Australia, institutions such as
IMCV still think and act for the betterment of the Indonesian nation.
It feels, as an Indonesian migrant, we need to give even more praise
to God. Our diversity in ethnicity and faith, can be a major force in
supporting national diplomacy. The problem is how we set the strategy to achieve this goal. Keeping faith away from home, it turns out
can also be a means of diplomacy.
Photo: Sastra Wijaya, OZIP doc.

ozip.com.au

ozip.com.au

25

FINANCE

MEMINIMALISIR
PAJAK

ebagai warga negara yang baik kita harus selalu mematuhi


peraturan yang ada, salah satunya dengan membayar pajak
atas penghasilan yang kita peroleh. Semua orang yang
memperoleh penghasilan di Australia (baik yang merupakan
penduduk maupun bukan penduduk menurut pajak), harus
membayarkan pajak atas penghasilan tersebut berdasarkan tarif
pajak yang telah ditentukan oleh pemerintah.
Namun demikian dengan tarif pajak yang cukup tinggi
menyebabkan banyak wajib pajak yang berupaya mengelak
untuk memenuhi kewajiban mereka dengan melakukan cash on
hand maupun tidak melapokan keseluruhan pendapatan yang
sebenarnya. Harus diketahui bahwa Australian Taxation Office
(ATO) memiliki wewenang untuk mengenakan denda berikut bunga
(atas jumlah hutang pajak yang seharusnya dibayarkan) apabila
mereka melakukan audit terhadap anda dan menemukan ketidak
cocokan antara data yang anda laporkan dengan hasil pemeriksaan
mereka.
Agar dapat menghindari risiko tersebut maka wajib pajak harus
dapat merencanakan strategi bagaimana caranya agar dapat
memenuhi kewajiban pajak namun sekaligus juga meminimalisir
pajak yang harus dibayarkan dengan cara yang benar dan
diperbolehkan. Sebagian dari anda mungkin sudah sangat familiar
dengan peraturan pajak di Australia, namun demikian mungkin juga
masih terasa asing untuk sebagian orang.
Beberapa informasi di bawah ini mungkin bisa membantu untuk
memahami bagaimana caranya meminimalisir pajak yang harus
dibayarkan dengan cara yang diperbolehkan :
Membuat laporan penyusutan properti
Jika anda memiliki investasi atas suatu properti, maka Laporan
Penyusutan Properti (Property Depreciation Report) yang dibuat
oleh Quantity Surveyor memungkinkan anda untuk mengklaim
penyusutan dan capital allowances dalam properti tersebut.
Melindungi Pendapatan Anda
Asset terbesar dari kita adalah kemampuan kita untuk
menghasilkan pendapatan. Income Protection Insurance dapat
menggantikan gaji anda sampai dengan 75% jika anda tidak dapat
bekerja dikarenakan karena suatu penyakit atau kecelakaan. Premi
dari asuransi ini merupakan tax deductible yang dapat digunakan
untuk mengurangi penghasilan kena pajak anda.

26

ozip.com.au

Kepemilikan Atas Investasi


Strategi Perencanaan Pajak Jangka Panjang dapat membantu
untuk meninjau kembali kepemilikan atas investasi anda. Jika ada
perubahan atas kepemilikan sebaiknya direncanakan dengan sebaik
mungkin karena berhubungan dengan Capital Gain Tax dan juga
Stamp Duty.
Investasi yang dimiliki oleh Family Trust memiliki keuntungan
tersendiri, dengan adanya fleksibilitas atas pendistribusian
pendapatan tahunan kepada anak ataupun cucu.
Biaya Dibayar Dimuka
Biaya-biaya yang berhubungan dengan aktivitas investasi dapat
dibayarkan dimuka sebelum 30 Juni. Salah satu contohnya
anda dapat membayar di muka sampai dengan 12 bulan untuk
bunga pinjaman atas properti atau investasi saham sebelum 30
Juni, selanjutnya biaya-biaya tersebut dapat diclaim sebagai tax
deduction saat pelaporan pajak. Begitu pula dengan biaya-biaya
lainnya yang berhubungan dengan investasi anda seperti perbaikan
atas rental property, membership, dan subscriptions.
Mengalihkan Gaji ke Superannuation
Pengalihan gaji (salary sacrifice) ke superannuation merupakan
salah satu cara yang dapat dilakukan untu meminimalisir pajak
karena kontribusi ini hanya dikenakan pajak di dana super sebesar
15% (syarat dan kondisi tertentu berlaku), yang biasanya kurang
dari jumlah pajak yang seharusnya anda bayarkan apabila employer
membayarnya sebagai gaji ataupun upah sehingga tidak hanya
dapat meningkatkan superannuation anda tetapi di sisi lain juga
untuk mencegah anda membayar pajak yang lebih besar karena
Marginal Tax Rate untuk individual bisa dikenakan pajak sampai
dengan 47% (termasuk 2 % atas Medicare Levy untuk tahun pajak
2014/2015).
The Materials are provided for general information purposes only
and are not intended as professional advice and should not be
substituted for, or replace, such professional advice.

ozip.com.au

27

DIASPORA CORNER

Kenangan Indah
dari Wheelers Hill Library

aat Anda membaca tulisan ini, aku sudah kembali ke Tanah Air. Jadi
tulisan ini untuk salah satu tempat favorit keluarga, yang menjadi
alasan kami betah di Victoria. Ini hanyalah sebuah perpustakaan lokal
di Kota Monash, Wheelers Hills Library namanya, sekitar 35 km dari Kota
Melbourne. Kami bisa membaca, menulis, menggambar atau sekedar online
menghabiskan waktu sambil menikmati pemandangan dari sebuah ruangan
berdinding kaca. Tempat yang asyik untuk mengisi akhir pekan.
Biasanya kami tidak sendiri. Para mahasiswa sudah sejak pagi hari menguasai cubical atau meja-meja di sekitar colokan listrik, membuka laptop,
memasang earphone, dan setumpuk buku di sampingnya. Sementara
para warga senior datang untuk sekedar membaca koran atau novel. Dan
para orang tua pun tidak ingin ketinggalan mengajak anak-anaknya ke pojok
khusus Kids Space. Untungnya masih ada meja tersisa menghadap dinding
kaca. Segera kami membuka lapak dan larut dengan urusan masing-masing:
aku menulis thesis, Mia istriku yang keren merampungkan buku memasaknya, dan Athar anak kebanggaan kami menggambar sambil bolak-balik
mengumpulkan buku-buku dari pojok anak-anak.
Tidak hanya di Wheelers Hills, perpustakaan-perpustakaan lokal juga terdapat di berbagai suburb (semacam kecamatan) yang dikelola oleh Pemerintah Kota Monash, yaitu Clayton, Glen Waverley, Mount Waverley, Mulgrave
Neighbourhood, Oakleigh, dan Monash Federation Centre. Perpustakaanperpustakan ini seolah berlomba memberikan pelayanan terbaik bagi warga
secara cuma-cuma. Untuk anak-anak, jejaring perpustakan ini rutin mengadakan pembacaan cerita (story telling), program liburan sekolah, klub
mengerjakan tugas sekolah, lomba menulis, dan program menarik lainnya.
Sedangkan untuk dewasa, macam ragam program dirancang bervariasi, dari
mulai klub membaca, kelas melukis, merajut, klub percakapan bahasa Inggris bagi penutur asing (conversation circle), pelajaran bahasa lain, pelatihan
komputer, internet, IELTS, dan lain sebagainya.
Selain paling indah dibandingkan perpustakaan lainnya di Kota Monash, di
Wheelers Hills juga terdapat Monash Gallery of Art. Museum of Indonesian
Arts sering berpameran di sini, memperkenalkan produk budaya dan seni
Indonesia. Sementara Clayton Community Center mempunyai pusat kesehatan ibu dan anak (maternity and child health), gymnasium, kolam renang,
taman kanak-kanak (pre-school), penitipan anak (child care), theatter, klub
lansia (senior club) juga klub berbasis hobi dan etnis.
Istriku, Mia, sangat rajin berkeliling dari satu perpustakaan ke perpustakan
lain untuk mengikuti kelas percakapan conversation circle. Ia ingin bahasa
Inggrisnya semakin lancar sebelum mengikuti ujian instruktur untuk pijat
bayi di Royal Melbourne Hospital. Pernah juga, Mia dan teman-temannya
mengikuti seminar tentang zat adiktif pada makanan anak di Wheelers Hills
library. Sedangkan sebelum masuk kinder, Athar rutin kami ajak ke program
story telling di setiap perpustakaan di Kota Monash. Ia paling senang jika diajak ke Oakleigh library karena story teller-nya yang ekspresif dan energik. Elleen namanya. Usut punya usut, ternyata Elleen ini pernah menjuarai lomba

28

ozip.com.au

story telling dan menyabet gelar story teller terbaik di Victoria. Menariknya,
semua program itu gratis alias tanpa biaya sama sekali. Bermodal dengkul
dan mengantongi niat, kita bisa menikmati semua fasilitas dari itu.
Para relawan juga diundang untuk mengisi program-program di perpustakaan tanpa bayaran, seperti pemandu conversation cirlce biasanya
seorang mahasiswa, juga pemandu kelas merajut biasanya berasal dari
klub merajut di kecamatan setempat, dan demikian seterusnya. Sehingga
label community center betul-betul berbasis komunitas, dan negara cukup
menfasilitasinya.
Ringkas kata, setiap warga Kota Monash difasilitasi untuk belajar dan
mengembangkan keterampilannya masing-masing melalui perpustakaan
yang tersebar di setiap suburb. Mungkin inilah yang menyebabkan Indeks
Pembangunan Manusia (Human Development Index) Australia, menurut
United Nations Development Programme (UNDP), menduduki peringkat
ke-2 dunia, sementara Indonesia masih terus berjuang agar keluar dari
peringkat ke-121. Dengan capaian ini, tak penting lagi siapa dan seperti
apa leluhur warga Australia saat pertama kali datang ke Bumi Kangguru ini.
Pembangunan Community Center di Victoria ini yang masif, sistematis, dan
terstruktur dalam memfasilitasi dan membuka berbagai ragam kesempatan
bagi setiap warga negara agar menjadi pembelajar sejati sesuai minat hanya
dengan bermodal niat.
Aku membayangkan hal yang sama bisa terwujud di Indonesia. Aku percaya,
orang Indonesia itu super kreatif. Aku membayangkan, jika pusat komunitas
seperti Wheelers Hills dapat dibangun dengan fasilitas lengkap oleh masingmasing pemerintah daerah di seantero kepulauan Nusantara, maka kita
akan menyaksikan kelahiran penulis seimajinatif
Rowling dari Samarinda,
pujangga sekaliber Tagore
dari Pekanbaru, ilmuwan
secerdas Habibie dari Sigli,
pejuang kemanusiaan
setulus Niteangel dari Poso,
hukum dan politik kita
disucikan oleh negarawannegarawan sekelas Gandhi,
Mandela, dan Mohammad
Hatta dari tiap-tiap pulau
di Nusantara. Setiap warga
negara tanpa terkecuali
bisa merayakan apapun
yang diinginkannya karena
kesempatan yang dibuka
seluas-luasnya oleh negara.
O, alangkah indahnya!
AM. Sidqi

Yapit Japoetra MARN 0213101 - YNJ Migration Consultants

Pengertian 2 tahun sekolah di Australia - CRICOS Registered 92 Minggu


RRV Untuk Lima Tahun
Peraturan dua tahun sekolah di Australia diberlakukan untuk mengakui
bahwa ada nilai tambah yang diperoleh pelajar dari kualifikasi Australia,
di mana perkenalan dengan budaya dan masyarakat di Australia selama
mereka belajar dapat membantu untuk mendapatkan pekerjaan dan tinggal
di Australia.
Untuk memenuhi 2 tahun sekolah di Australia, pelajar harus menyelesaikan
satu atau lebih degree, master atau doctoral dari institusi pendidikan di
Australia, sebagai hasil dari satu kursus/sekolah yang:
1. Terdaftar dalam Commonwealth Register of Institutions and Courses
for Overseas Student (CRICOS).
2. Diselesaikan dari hasil sekolah dengan menggunakan bahasa Inggris
minimum 2 tahun akademik atau diselesaikan dalam waktu yang tidak
kurang dari 16 bulan.
3. Ketika menjalani studi, mereka mempunyai visa yang
memperbolehkan sekolah dan semua bahasa pengantar dalam Bahasa
Inggris
4. Berhubungan dekat dengan nominasi pekerjaan jika anda
memasukkan aplikasi visa untuk Temporary Graduate Visa Graduate
Work Stream. Untuk visa ini anda juga bisa menghitung periode
sekolah diploma atau kualifikasi trade
Untuk membuktikan bahwa anda telah sekolah 2 tahun akademik
di Australia, pelajar harus bisa membuktikan bahwa mereka telah
meyelesaikan ekuivalen dari 2 tahun sekolah pada 100% full time load.
Jika mereka, diberikan kredit dari prior learning, ini akan mengurangi lama
sekolah yang telah mereka selesaikan.
DIAC akan berpedoman pada CRICOS untuk mementukan standard dari
durasi sekolah. Kursus yang terdaftar dengan durasi minimum 92 minggu
dalam CRICOS diputuskan memenuhi syarat sekolah dua tahun di
Australia untuk keperluan imigrasi.

Contoh:
Jika suatu kursus terdaftar dalam CRICOS untuk 138 minggu (3 tahun)
dan mempunyai 24 subjects, 100% fulltime enrolment adalah 4 unit (mata
kuliah) per semester atau 8 matakuliah per tahun. Jadi pelajar harus
menyelesaikan 16 matakuliah untuk memenuhi 2 tahun akademik. Artinya
jika seorang pelajar bisa mendapatkan kredit untuk prior learning sampai 8
matakuliah dan masih menyelesaikan masa dua tahun akademik.
Jika suatu kursus terdaftar dalam CRICOS untuk 92 minggu (2 tahun)
dan mempunyai 12 subjects, 100% fulltime enrolment adalah 3 unit
(matakuliah) per semester atau 6 matakuliah per tahun. Pelajar harus
menyelesaikan semua 12 subjects untuk memenuhi persyaratan dua tahun
kuliah. Pelajar yang mengambil kursus yang seperti ini dan diberikan kredit
untuk prior learning tidak akan menyelesaikan dua tahun sekolah dan
mungkin harus menyelesaikan sebuah degree, diploma atau kualifikasi
trade tambahan untuk memenuhi persyaratan dua tahun kuliah.
Artikel ini ditulis hanya sebagai informasi umum dari informasi yang ada
di website Imigrasi Australia sampai tanggal 15 Pebruari 2015 dan bukan
sebagai pengganti nasihat keimigrasian. Jika anda membutuhkan informasi
yang akurat tentang kemungkinan anda mendapatkan PR Australia,
anda bisa menghubungi Yapit Japoetra, MARN 0213101 (YNJ Migration
Consultants) di (03) 9650 0895 atau agen-agen imigrasi terdaftar lainnya.
Yapit Japoetra (MARN 0213101) adalah agen imigrasi terdaftar asal
Indonesia lulusan MBA dari Monash University. Yapit menyelesaikan
kursus hukum imigrasi Australia dari Deakin University dan Migration
Institute of Australia pada tahun 2002. Yapit adalah anggota dari
Migration Institute of Australia dan Migration Alliance. Yapit memiliki
lebih dari 12 tahun pengalaman dalam hukum imigrasi dan dapat
membantu anda dalam proses aplikasi atau memberikan nasehat
tentang bagaimana mendapatkan permanent resident dan visa lainnya
di Australia.
Untuk informasi lebih lanjut, hubungi Yapit Japoetra di YNJ Migration
Consultants di (03) 9650 0895 atau email yapit@tpg.com.au.

Tema
Wisata Nusantara di
Alun-Alun PPIA 2015

usim kuliah telah


dimulai. Wajahwajah baru
bermunculan di seantero
Victoria. Perhimpunan
Pelajar Indonesia Australia (PPIA) Cabang Victoria pun kembali sibuk
menyambut para pelajar
baru itu melalui acara
tahunan Alun-alun. Acara
ini akan diikuti oleh seluruh ranting PPIA Victoria
dan mengambil tema
Wisata Nusantara. Setiap
ranting akan menampilkan stall dengan pakaian adat tertentu. Konsep ini melanjutkan tradisi
yang sudah dimulai tahun lalu yang berjalan sukses. Dengan konsep
ini, diharapkan dapat meningkatkan Visit Indonesia di luar Bali. Banyak
lokasi wisata menarik yang belum diketahui warga Australia, bahkan oleh
banyak warga Indonesia juga.
Kami akan melanjutkan program yang sudah berjalan seperti sebelumnya seperti Alun-alun ini, ujar Ketua PPIA Victoria Mutiasari Handaling.
Tapi di bulan Agustus nanti akan ada acara kejutan untuk menyambut
HUT RI ke-70, sambungnya berteka-teki.
Alun-alun PPIA 2015 akan dilangsungkan di KJRI Melbourne pada 21 Maret 2015, jam 10.00 am hingga 4 pm. Selain stall ranting PPIA se-Victoria
akan ada juga stall KJRI yang melayani Lapor Diri bagi warga Indonesia
yang baru menginjakkan kakinya di Victoria.
Jangan sampai ketinggalan, ya.

Makin Ngeri dengan Korupsi

erakan pemberantasan korupsi di Indonesia terancam mengalami kemunduran besar. Hal ini ditandai dengan menguatnya
upaya pelemahan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) secara
sistematis mulai dari kriminalisasi pimpinan hingga aksi-aksi teror terhadap sejumlah staf KPK. KPK mengalami pengeroposan besar-besaran.
Di tengah lemahnya komitmen pemberantasan korupsi di elemen penegak hukum lainnya, KPK masih dianggap oleh publik sebagai lembaga
yang memiliki rekam jejak paling baik dalam pemberantasan korupsi di
Indonesia. Meski presiden telah menunjuk tiga pimpinan sementara KPK,
namun rentetan proses yang sudah terjadi telah memberi efek kerusakan pada KPK sebagai institusi. Hal ini menunjukkan langkah-langkah
penuh kompromi dalam upaya pemberantasan korupsi.

Namun dalam empat bulan terakhir gebrakan Presiden Jokowi dalam


penegakan hukum dan pemberantasan korupsi nampak mengalami
penumpulan akibat masih kuatnya pengaruh oligarki lama yang dalam
sistem pemerintahan yang melanggengkan praktek korupsi.
Peserta diskusi juga
melihat bahwa Presiden
Joko Widodo nampak
memiliki posisi politik
yang lemah dan kurang
mampu mengatasi
tekanan oligarki ini. Bahkan dalam beberapa
kasus Presiden justru
menunjuk orang-orang yang selama ini dianggap tidak memiliki komitmen dan rekam jejak yang relatif bersih dalam posisi-posisi penting yang
terkait dengan penegakan hukum.
Namun demikian, peserta diskusi secara umum masih memiliki optimisme bahwa proses ini akan pelan pelan diatasi. Indikasi paling penting
adalah tetap aktifnya, bahkan makin menguatnya gerakan masyarakat
sipil untuk mengkritisi dan memberi tekanan kepada negara untuk memberikan perhatian utama pada pemberantasan korupsi. Pengorganisasian kekuatan masyarakat dianggap akan menjadi jawaban kunci untuk
menjaga kewarasan bangsa.

Demikian benang merah diskusi Mau Kemana Arah Pemberantasan Korupsi di Indonesia? yang diadakan oleh Komunitas Bhinneka Melbourne
pada 28 Februari 2015. Diskusi itu melibatkan berbagai elemen warga Indonesia mulai dari akademisi, mahasiswa, jurnalis, maupun permanent
resident ini dilaksanakan di Royal Botanical Garden, Melbourne.
Dalam diskusi ini peserta menggarisbawahi bahwa terpilihnya Joko
Widodo sebagai presiden tidak lepas dari kuatnya harapan dan kerinduan masyarakat terhadap tata pemerintahan yang baik dan bersih.

30

ozip.com.au

Diskusi menekankan agar kekuatan masyarakat sipil juga menggerakkan


isu yang lingkupnya lebih kecil dan kongkrit untuk mendorong pemberantasan korupsi, misalnya melalui isu agraria, perempuan, birokrasi.
Melakukan aktivisme yang paling dekat yang bisa dilakukan kelompok
sosial dengan caranya masing-masing diharapkan akan memastikan lilin
perjuangan pemberantasan korupsi tetap menyala.
Laporan: Komunitas Bhinneka Melbourne
Foto: Diana Pertiwi

LIPUTAN

Lunar New Year di


Crown Resorts

unar New Year selalu meriah di Crown Resorts. Baju warna merah
mendominasi arena. Pernak-pernik khas China memenuhi ruangan. Acara yang berlangsung pada 12/2/2015 di Crown Tower itu
dihadiri oleh John Eren, Menteri Pariwisata dan Acara Besar, Menteri
Olahraga dan Veteran. Jurnalis OZIP Ketut Efrata ikut pula menyaksikan
kemeriahan Crowns Lunar New Year Festival and Hawkers Bazaar itu.
Saat ini Melbourne mejadi rumah bagi lebih
dari 600.000 orang yang berasal dari kawasan
di Asia Timur Laut dan Asia Tenggara, ujar
Chief Operating Officer Xavier Walsh dalam
sambutannya. Jumlah itu dalam 13 tahun
terakhir telah meningkat 50 %. Kita sekarang
menjadi masyarakat yang benar-benar multikultural, maka penting bagi kita untuk saling
menghormati dan merayakan setiap budaya
yang ada.
Acara pembukaan ditandai dengan Dotting
The Eyes (menghiasi mata) barongsai sebelum mereka menari yang merujuk pada tradisi
Cina. Dengan menjaga tradisi ini diharapkan
akan membawa semangat bagi perusahaan,
keberuntungan dan kemenangan.
Untuk merayakan tahun kambing ini, diadakan
prosesi khusus barongsai, demo memasak
dan lebih dari 50 jenis makanan, kedai-kedai
kuliner khas Asia dan berbagai kegiatan budaya, pameran dan hiburan lainnya.
Gong Xi Fa Cai!
Foto: Karon (Crown Resorts)

BUSINESS

Imigrasi, Populasi dan


Pertumbuhan Ekonomi

ahukah anda, tahun 2030-an diproyeksikan bahwa kemungkinan


bakal lebih banyak warga Australia yang wafat ketimbang mereka
yang lahir? Australia termasuk negara-negara dengan populasi
yang menua, dimana jumlah warga berusia 65 tahun keatas semakin
meningkat. Sementara, sebagai bangsa yang bukan penganut prinsip
banyak anak, banyak rejeki, tingkat kelahiran di negeri ini terbilang masih
rendah. Kurang penduduk juga berarti kurangnya mereka dari usia kerja.
Kecenderungan demikian dapat menjurus kepada kelangkaan tenaga
kerja, naiknya biaya-biaya kesehatan dan kesejahteraan, berkurangnya
pertumbuhan ekonomi, serta turunnya standar hidup warga Australia.
Kata Steve Bracks, Premier Victoria (1999-2007), sebagaimana termuat
dalam salah satu media nasional, dari semula enam orang usia kerja per
manula pada awal 2000-an bisa jadi tinggal separonya tahun 2031. Jika
kekurangan populasi ini tidak segera diatasi, Australia menghadapi persoalan menciutnya angkatan kerja, yang selanjutnya menyulitkan negeri
ini untuk mempertahankan tingkat pertumbuhan produktifitas tinggi
yang dibutuhkan bagi kesinambungan perekonomian yang modern lagi
kompetitif. Singkat cerita, menurut Bracks, banyak yang dapat diperoleh
Australia dari jumlah warga yang lebih banyak.
Pertumbuhan populasi melalui imigrasi senantiasa menjadi satu dari
sejumlah bahan perdebatan hangat di Australia. Kelompok yang setuju
berpendapat bahwa meningkatnya jumlah migran akan merangsang perekonomian. Sebaliknya, mereka yang anti punya pandangan bahwa dengan kian bertambah banyaknya pendatang berarti berkurangnya sumber
daya alam Australia. Belum lagi, mereka beralasan pula, para migran yang
berusia lebih tua, kurang trampil dan tidak berbahasa Inggris bakal menambah jajaran pekerja berketrampilan rendah yang menganggur.
Kalangan bisnis Australia sendiri berkeyakinan, Australia justru menjadi
lebih kuat dan lebih kaya dikarenakan negeri ini terbuka bagi kaum migran.
Berdasarkan beberapa studi di Australia dan mancanegara, sebagaimana
termuat dalam salah satu sambutan dari bos Dewan Bisnis Australia beberapa waktu lalu, keberagaman etnis, budaya dan sosial sebagai akibat
imigrasi dan pertumbuhan populasi merupakan sejumlah faktor utama
yang memberi kontribusi terhadap produktifitas yang lebih tinggi dan
pertumbuhan ekonomi.
Di antara ketiga kategori utama dalam program imigrasi (keluarga, ekonomi, dan pengungsi atau kemanusiaan) negara-negara tujuan migrasi
tradisional (seperti misalnya, Amerika Serikat, Kanada, dan Australia),
menurut salah seorang penulis dalam buku mengenai kebijakan migrasi
dan pengungsi, para pembuat kebijakan jauh lebih tertarik dengan skema
migrasi bisnis. Di Australia dan Kanada, skema ini ternyata malah meng-

32

ozip.com.au

undang banyak kritikan dari masing-masing kalangan media setempat.


Baru-baru ini pers Australia menyoroti kebijakan imigrasi yang memungkinkan orang-orang berkebangsaan tertentu dari golongan kaya saja
untuk membeli jalan masuk mereka ke negeri ini.

... peningkatan human


capital akan menjadikan
peningkatan produktifitas,
yang kemudian menciptakan lebih
banyak lapangan kerja.
Berbagai program migrasi bisnis bertujuan untuk menarik modal dan
investor. Hanya saja, sebagaimana diutarakan dalam buku tadi, kebanyakan investasi lari ke real estate ketimbang menciptakan lapangan kerja.
Australia memang memberikan preferensi kepada kalangan individual
dengan pengalaman bisnis yang betul-betul sukses dan bermodal
banyak untuk ditanamkan. Namun, mereka yang memiliki modal budaya
yang sifatnya tidak kentara pun, seperti contohnya bakat kewirausahaan
dan kreatifitas, tentunya turut dipertimbangkan. Dengan demikian, mereka ini dapat menempuh jalur-jalur lain untuk menjadi migran ekonomi
tanpa melalui skema bisnis.
Terlepas dari kebijakan imigrasi yang lebih mementingkan masuknya
pebisnis sukses, investor besar, dan modal kakap, kalangan ekonom
berkeyakinan bahwa bagaimanapun peningkatan human capital akan
menjadikan peningkatan produktifitas, yang kemudian menciptakan
lebih banyak lapangan kerja. Masalahnya, Australia dikenal sebagai negara
tujuan migrasi yang sulit dan mahal untuk dimasuki. Pemerintah Australia gigih berupaya menyaring masuknya migran
ekonomi yang tepat untuk dapat memberikan
kontribusi terhadap perekonomian. Bukan cuma
calon migran tetapi para agen migrasi mesti pula
terus mengikuti perkembangan terbaru, menilik
revisi yang kerap dilakukan dan kian rumitnya
persyaratan untuk migrasi yang ditetapkan oleh
pihak birokrat.
Hendrarto Darudoyo
Peneliti dan Penulis

LIFESTYLE

Mengenal Para Pencari PR


Majalah OZIP edisi Februari 2015 yang menurunkan laporan utama tentang Lika-liku Menjadi Permanent Resident
(PR) di Australia menarik banyak peminat. Mereka menganggap informasi tentang PR yang selama ini cukup terbatas.
Laporan OZIP dianggap sangat informatif dan membagikan banyak pengalaman. Untuk melengkapi laporan edisi lalu,
berikut adalah macam-macam para pencari PR yang ada di Australia. Mungkin anda termasuk salah satu di dalamnya.
Para pendatang asal Indonesia yang kemudian mendapatkan status warga tetap (permanent resident), terbagi dalam
berbagai kelompok. Agen migrasi senior Paul Tirtha, sedikitnya membagi para pencari PR ke dalam enam kelompok.
Menurutnya, semua kelompok ini pada dasarnya baik dan tidak ada yang salah. Hanya saja ia mengingatkan, bagi yang
mempunyai PR tetapi tidak permanen tinggal di Australia, akan kesulitan mempertahankan status PR-nya setelah 5
atau 10 tahun kemudian.

PR terpaksa. Misalnya untuk memenuhi


rencana orang tua. Banyak anak muda Indonesia dikirim orang tuanya untuk study
di Australia dengan tujuan agar setelah
lulus bisa mendapatkan PR. Tugas study
ini biasanya karena orang tua menginginkan
anaknya mendapatkan yang lebih baik dari pada
hidup di Indonesia. Atau suatu ketika seluruh keluarga bisa migrasi ke Australia melalui sponsor
dari anaknya. Jadi tujuannya tidak murni atas
keinginan pribadi sang anak.

PR Aji mumpung. Kelompok ini menginginkan PR untuk memanfaatkan fasilitas social, terutama fasilitas Medicare
yang diberikan secara cuma-cuma oleh
pemerintah Australia. Mumpung punya
PR, kalau melahirkan anak bisa gratis, jika ada
penyakit di masa tua tidak pusing memikirkan
beaya.

PR masa depan. Kelompok ini adalah


pasangan muda dengan 1-3 anak
dan sudah mempunyai kehidupan
dan pekerjaan yang baik di Indonesia,
tetapi mulai memikirkan masa depan
anak-anaknya. Mereka adalah calon PR yang
mempunyai tujuan yang murni untuk masa
depan yang dianggap lebih baik di Australia dari
pada di Indonesia.

PR cadangan. Seseorang yang sudah


punya Warga Negara Indonesia tetapi
masih mau alternatif. Kelompok ini
adalah mereka yang ingin PR untuk
bisa siap setiap saat, dalam keadaan
tertentu, meninggalkan Indonesia. Atau mereka
yang masih ingin tinggal atau bekerja/berbisnis
di Indonesia, tetapi ingin mempunyai pilihan di
masa depan untuk bisa memilih tinggal di Australia kalau diperlukan.

PR Keluarga. Ini adalah kelompok yang


mengajukan PR untuk orang tuanya
(Parent Visa), anaknya (Child Visa) atau
pasangannya (Partner Visa). Tujuannya
bisa seperti salah satu yang diatas sudah disebutkan, tetapi juga ada keinginan untuk
membangun keluarga di Australia.

PR untuk menjadi Australian


Citizen. Ini juga biasanya keinginan
orang tua yang leluhurnya bukan dari
Indonesia yang mempunyai alasan
tersendiri dan ingin anak-anaknya
menjadi warganegara lain. Mereka menyuruh
anak-anaknya pergi ke negara mana saja untuk
studi kemudian menjadi Citizen negara tersebut. Mereka tidak mau memegang paspor
Indonesia sebab dianggap susah saat traveling.
Australia termasuk negara tujuan untuk maksud
tersebut.

Apakah Anda termasuk salah satunya?


ozip.com.au

33

LIFESTYLE

HOW TO SURVIVE IN MELBOURNE -By Galih Ramadhan Wilujatmoko

Former Office Bearer at the Student Union University of Melbourne

What do new students have to be


aware of at campus?

Who can help meet the needs of new students in a


campus environment?

The most important place on campus are


your student administration office. A lot of
students only pay attention to where their
lecture theatres, library and food court are,
but those are usually easy to find and they
will likely be places you visit often anyway.
One of the most useful and underestimated
places on campus is your Student Administration Office.

Apart from your Student Administration Office, Student


Unions, and International Student Association are a wonderful resource for students. These groups often can give you
advice and information onthings such as housing and accommodation, advocacy in case you dont agree with a decision
your university or teachers make, and your general welfare
and mental health while youre away from home.

Every University will call it something different, but this is the


place where you submit your paperwork for
just about everything throughout your time in University, from
enrolling into subjects, swapping subjects and even applying for
extensions. This is also the place where you can ask about the
rules and policies of your university.It can be hard understanding
all the different rules and policies of your university, especially if
its in English, the staff here are usually friendly and can help you
with almost anything related to University. If youre ever confused
or unsure about anything related to your studies, dont be embarrassed to ask them. If they cant help you, they will definitely
be able to tell you where you can find answers.

What should be done if there are important issues related to


the study in the early semesters?

What do new students usually forget to do?


Melbournians like to talk about the weather a lot. This isnt because
were boring, its because our weather is definitely ... strange. Temperatures in Melbourne can range from 2C at night and 40C in the
afternoon, and thats just in one week. No matter what season you
arrive in, always bring clothes for all types of weather.

What does it mean to say, to become a student here you


must be independent ?
There are two ways that you have to be independent. Firstly, you are
likely to be living on your own. Even if you are living with family, you
will likely be expected to be an adult and no longer a ABG (anak baru
gede).

Many students also dont think about identification. In Indonesia all


people should have a KTP. In Melbourne, there are two common
types of identification used. The first is a Drivers Licence/Learners
Permit and the second is a Keypass. A Learners permit can be
obtained from VicRoads with a test, and a Keypass can be obtained
from any Police Station. These cards can be used to prove that you
are over 18, and to prove your identity.

Secondly, you also have to be independent in your studies. It doesnt


just mean studying by yourself, but it also means you have to take
responsibility for your own academic progress. You wont have a
teacher or parent checking on you or asking if you are behind. This
doesnt mean that you must never fall behind. It happens to everyone at some point during their studies. When you do fall behind, or
find difficulties with your assessments, it is your responsibility to go
look for help.

The last thing that many students dont prepare for, is a Tax File
Number. If you intend to work while in Australia, you will need to
obtain a TFN. Without a TFN, the government will withhold 45% of
your income. You can organise a Tax File Number once you have an
Australian bank account through the Australian Tax Office.

Part of being a successful student is knowing when simply studying harder isnt enough. Dont be embarrassed to ask for help your
teachers and the university staff wont judge you for not knowing
something, after all if you already knew it, you wouldnt need to be at
university.

What can and cannot be done by new students?


The first thing that most people get caught with is the food that
they can bring to Australia. Australia has very strict customs laws
to protect our environment from foreign pests. All foods, even
snacks from the plane and most organic materials such as wood
and plant materials must be declared at the customs check. If
you do not give them accurate information, you may get into
trouble.
The second is public transport concession tickets students in
Melbourne are eligible for reduced price tickets from trains, trams
and busses. But in order to be eligible for these concession tickets, you must have a concession card issued by the train station,
or public transport authority. Your University issued student card
does not entitle you to a public transport concession ticket.

34

If anything happens that may affect your studies, such as illness, sudden
changes to your living conditions, or issues back at home in Indonesia, you
must let your Student Administration Office know. They will be able to let
you know what your options are, and how it may affect your studies and
visa. Even if you think it is a personal matter or if you feel you should be
able to get over it, let your Student Administration Office know anyway. If
anything out of your control can affect your studies, you may be eligible for
special consideration (please mention special consideration in English
too) in your assessments.

ozip.com.au

Please explain briefly the (university) class atmosphere at


campuses in Melbourne
Campus life in Melbourne is really diverse and friendly. Students from all
over the world come to study at Melbourne. In your first few weeks everyone is trying to make new friends, so dont be afraid to start a conversation.
Dont be embarrassed if your English isnt very good, students from other
countries will be able to empathise, and local students are patient and
friendly.

-- TIPS FOR INCOMING STUDENTS


What do new students need to consider at their boarding houses/apartments?
Australia has very strong laws to protect tenants. You should always confirm how long your tenancy will last and what happens when the contract is over. If it is not mentioned in writing what happens when your tenancy runs out it usually becomes a month-to-month contract, so be
sure to read your contract and ask questions.
The first thing you should do when you first move in to your new home is take pictures of any damage, and note anything broken in your new
home. If at the end of your tenancy your landlord or agent withholds your bond over existing damage, you can use your pictures as evidence to
contest it. You should also find out how to get around in your new neighbourhood. Melbourne has a very good and organised public transport
system. The Journey Planner function on the Public Transport Victoria website is very useful for international students as well as locals.
Later on in your studies you might look into moving houses. You can save a lot of money by simply moving a few suburbs further from campus.
On campus housing and Student Accommodation may be good while youre still getting to know Melbourne, but it is very expensive. By moving
20 minutes further away from campus by train, you could save half of your rent. And if youre worries that 20 minutes might be too long to travel,
just think about how long commuting takes back home.

Welcome to Melbourne everyone!

HEALTH

Pengaruh Rokok dan


Kesehatan Kulit

Menghindari rokok merupakan salah satu tip kecantikan bagi


kaum wanita, juga tip kesehatan kulit bagi pria dan wanita.
Apabila kita suka merokok maka setiap sel dalam tubuh akan
terpengaruh dan terkena beban racun rokok.
Kita dapat melihat bahwa perokok terlihat lebih tua
dibandingkan usia sebenarnya, kulit kering dan cepat keriput.
Pernah ada sebuah penelitian yang terkenal dengan sepasang
anak kembar perempuan pada usia 39, si kembar yang perokok
tampak berusia sekitar 30 tahun. Sedangkan saudarinya yang
tidak merokok tampak seolah-olah ia berada di akhir usia dua
puluhan.
Kebiasaan merokok akan menyakiti dan merusak kulit dan sulit
untuk menyembunyikan efek yang timbul karenanya. Merokok
menuakan usia kulit dan memiliki efek negatif, setara dengan
kerusakan akibat sinar matahari.
Akibat yang terjadi antara lain:
1. Menyebabkan kerusakan instan pada kulit, rambut dan kuku.
2. Meningkatnya produksi enzim yang bisa menghambat
pasokan kolagen pada kulit sehingga akan berkerut dan
melorot sebelum masanya, dan berakibat hilangnya cahaya dan
penampilan sehat.
3. Zat kimia dalam asap rokok bisa merusak serat pada kulit yang
berfungsi untuk menjaga ke elastisan dan kekenyalan kulit. Ini
memberikan efek buruk bagi kulit seperti kulit keriput, kantong
mata mengendor, dan terjadinya penuaan dini pada wajah.
4. Selain kulit wajah, merokok juga akan merusak payudara
yaitu membuatnya jadi kendur.

36

ozip.com.au

5. Menipisnya vitamin A dan C. Merokok membatasi


penyerapan vitamin-vitamin ke dalam tubuh. Vitamin A
sangat penting dalam memperbaiki sel kulit, dan Vitamin C
adalah antioksidan serta membantu tubuh menyerap zat besi.
Akibatnya, banyak perokok akhirnya menderita anemia. Tubuh
pun cenderung mengalami dehidrasi akibat merokok, dan kulit
menjadi kering, seperti pengelupasan atau bibir pecah-pecah.
6. Merokok juga ada hubungannnya dengan kanker kulit, akibat
menipisnya kulit, maka kulit akan memiliki 3 kali lipat risiko
kerusakan kulit akibar sinar matahari dibandingkan orang lain
yang bukan perokok
7. Membuat kulit jauh lebih rentan terhadap Psoriasis
dibandingkan non-perokok. (Psoriasis adalah salah satu jenis
penyakit kulit)
8. Dapat mengubah warna kulit.
9. Mempengaruhi sistem peredaran darah , dan berakibat
penampilan menjadi tidak segar dan kusam.
10.Mempercepat timbulnya keriput dibandingkan orang yang
tidak merokok. rona kulit akan berubah seiring dengan masa
kita merokok, terutama terpapar pada asap rokok secara rutin
Dengan beberapa contoh akibat merokok maka bagi kaum
wanita ataupun pria yang ingin mempunyai kulit sehat, sekalipun
kita menggunakan bahan cosmetic yang baik, mahal ataupun
dengan treatment kulit yang modern, tidak akan mencapai
hasil yang maksimal selama kita tidak meninggalkan kebiasaan
merokok.
Yanti (Jane Lim)
Beauty Therapist and Paramedical Aesthetics
Cantique Skin and Beauty Clinic

ozip.com.au

37

LIPUTAN

Diplomasi di
Panggung
Puisi
Di jalan seueur mobil.
Bad arangkat ka mana ari mobil?
Mobil bad arameng.
Da ayeuna th dinten Minggu.
Di jalan banyak mobil.
Mau berangkat ke mana mobil itu?
Mobil mau bermain.
Sebab sekarang hari Minggu.
There are cars in street.
Where are those cars going?
Cars are in cruising.
Today Sunday.
(Si Ujang Jalan-jalan/Cruising)

ubungan Indonesia-Australia itu ibarat judul lagu, benci tapi


rindu. Kedua negara tetangga ini selalu menjalani love and
hate relation. Berbagai isu dari yang remeh temeh hingga
politik tingkat tinggi bisa meningkatkan tensi diplomasi. Uniknya,
ketegangan itu selalu melibatkan warga, seperti yang terlihat dalam
isu Bali Nine yang sedang menghangat akhir-akhir ini. Namun, upaya
untuk saling memahami di antara warga Indonesia-Australia juga tak
pernah berhenti, salah satunya melalui puisi.
Itulah yang dilakukan oleh para penyair kedua negara yang memanggungkan Urat Jagat (Veins of the Universe), sekumpulan puisi
berbahasa Sunda karya Godi Suwarna, yang diterjemahkan ke dalam
Bahasa Inggris oleh Safrina Noorman. Mereka tampil dan menggelar
workshop di empat kota: Bandung, Jakarta, Serang, dan Bali di bawah
arahan sutradara Sandra Fiona Long, 14-24 Februari 2015.

(Depan) Wawan Sofwan, Mall Webb, Godi Suwarna, Sandra Fiona Long, Helina Sinaga.
(Belakang) Sahlan Bahuy dan Jodee Mundy.

38

ozip.com.au

Sandra tak sendirian datang dari Melbourne, ia membawa serta Mall


Webb (musikus dan ahli vokal) dan Jodee Mundy (pemain teater).
Sementara Godi kali ini tampil didukung oleh sejumlah pemain
teater kawakan, Wawan Sofwan, Sahlan Bahuy, dan Heliana Sinaga.
Di belakang panggung, Aji Sangiaji dan Deden Bulqini yang menata
lampu dan multimedia. Penampilan mereka kali ini merupakan
hasil produksi Mainteater Bandung dengan dukungan banyak pihak
seperti Multicultural Art Victoria. Dua tahun sebelumnya, Urat Jagat
tampil memukau di La Mama Theatre, Melbourne. Di panggung puisi,
diplomasi dua negara terasa ringan dan kocak tetapi sarat dengan
arti.
Urat Jagat adalah sekumpulan puisi terbaik karya Godi Suwarna
yang memperdengarkan suara alam dan keindahan kata-kata dalam
bahasa Sunda yang penuh irama, yang mengambarkan kegelisahan, kemarahan dan rasa sakit, tetapi penuh dengan humor. Godi
adalah sastrawan Sunda paling penting saat ini. Ia meraih tiga hadiah
sastra Rancage untuk puisi, cerita pendek, dan novel. Ia juga seorang
pemain teater serta pembaca puisi yang piawai. Dalam pementasan
kali ini tiga belas puisinya dibacakan, antara lain: Urat Jagat, Libanon,
Grand Prix, Orkes Malayu; Jagat Alit,, Si Ujang Jalan-jalan, Studio
Armagedon, dan Simpening Simpe.
Bahasa Sunda mempunyai keunggulan pada lentong (intonasi) yang
penuh ekspresi dan itu ternyata tak bisa dikejar oleh bahasa Inggris,
tutur Godi dengan bangga. Keteguhan pada bahasa Sunda ini pula
yang menjadi keunggulan karya-karyanya dan telah membawanya
berkeliling Australia dan Eropa.
Urat Jagat ditampilkan secara bilingual. Sebuah tontotan yang masih
jarang bagi publik Indonesia. Ketika Godi membacakannya dalam bahasa Sunda, penonton tentu sudah tidak asing lagi. Tapi saat Sandra,
Jodee, dan Mal Webb membawakannya dalam versi bahasa Inggris,
itu menjadi sajian yang unik. Saat tampil di Melbourne, ditambah
dengan bahasa isyarat yang dibawakan oleh Jodee.
Pertunjukan Urat Jagat memadukan antara kekuatan kata-kata, olah
tubuh para pemain dan dukungan visualisasi multimedia. Misalnya
pada pada puisi berjudul Libanon, para aktor menampilkan aksi
tembakan, burung-burung terbang, desau angin, dan suara bom.
Ditambah latar gambar-gambar Lebanon di layar besar, suasana
mencekam dan kehancuran kota itu terasa menyesakkan dada.
Sementara pada puisi Orkes Malayu, ditampilkan gambar penyanyi
dangdut dan para aktor beraksi seperti fans berat dangdut lengkap
dengan goyangan dan teriakannya yang khas.
Di panggung puisi, seniman Indonesia memperkenalkan keindahan
bahasa Sunda sebagai salah satu di antara ratusan bahasa daerah
yang ada. Sementara seniman Australia coba memahami kekayaan budaya itu dalam bahasa Inggris. Dan saat kata-kata tak bisa
menjembatani, bahasa tubuh menyatukan mereka. Puisi Godi pun
menjadi cair dan mudah dicerna. Puisi, terbukti bisa menjadi alat
diplomasi dan wahana untuk saling memahami.
Jadi, mari kita berpuisi.
Laporan: Pungkit Wijaya
Foto: Mega A Noviandari & Asep Supriatna.

Sahlan Bahyu, Wawan Sofwan, Helina Sinaga, Mall Webb, dan Sandra Fiona Long.

ozip.com.au

39

LIFESTYLE

Tips merawat Batik:


- Gunakan layanan Dry Clean
mesin),
- Atau cuci dengan tangan (bukan
lembut
yang
rgen
dete
kan
guna
meng
an
deng
atau Lerak.
poo)
sham
kan
guna
(bisa juga dengan meng
- Kucek dengan lembut.
g, sebaiknya
- Setelah mencuci jangan digantun
mendatar atau
yang
yang
pat
tem
pada
kan
letak
horizontal.
ung.
- Hindari paparan sinar matahari langs
sedang.
- Setrika dengan suhu panas yang

Yuk, Kenali Batik


Lebih Dekat

aat ini, Batik telah mendunia. Bicara tentang batik, sesungguhnya adalah bicara tentang sebuah proses seni. Batik adalah
rangkaian proses yang melibatkan pemilihan bahan kain, memberi lilin batik (malam), pewarnaan, desain pola dan motif, pencucian, dan pengeringan. Proses mewarnai ataupun menggambar pola
batik bisa dilakukan baik secara tulis atau lukis dengan menggunakan
alat serupa corong kecil yang disebut sebagai canting, ataupun dengan cara cap dengan menggunakan alat cetak khusus yang terbuat
dari tembaga.
Kata Batik sendiri, sebenarnya berasal dari kata ambatik yang
mempunyai arti selembar kain dengan pola berupa titiktitik. Suku
kata tik berarti titiktitik. Kelak, perbedaan proses pembuatan batik,
secara tulis maupun cap, akan membedakan kualitas dari level kesulitan pembuatan yang berujung pada perbedaan harga.
Di Indonesia, penggunaan Batik sebagai pakaian telah tercatat sejak
abad ke 12 hingga menjadi salah satu identitas budaya nya. Masyarakat Indonesia biasanya menggunakan Batik untuk acara yang bersifat
resmi. Akan tetapi saat ini, kita dapat batik juga dipakai dalam kesempatan yang informal. Batik selain bisa digunakan untuk seragam
sekolah ataupun kantor, menghadiri resepsi, juga dapat digunakan
untuk kesempatan santai, seperti window shopping ataupun sekedar
jalan- jalan sore. Modifikasi motif dan desain pakaian membuat batik
tampil lebih kasual dan diminati oleh kalangan usia muda. Batik juga
bisa digunakan untuk syal ataupun scarf, tas, dompet, taplak meja,
sepatu, dan kerajinan tangan lainnya.
Meskipun banyak ahli yang menyatakan bahwa pada beberapa abad
lampau juga ditemukan sample sample batik di Turki, India, China,
Jepang dan Afrika, tetapi Batik yang berasal dari Indonesia, khususnya Jawa, mempunyai keunikan dalam teknik pembuatan yang
sangat detail dan memerlukan ketelatenan khusus.
Sehingga pada tahun 2009, UNESCO menobatkan Batik Indonesia
sebagai Masterpiece of Oral and Intangible Cultural Heritage of
Humanity (Warisan Kemanusiaan untuk Budaya Lisan dan Nonbendawi). Indonesia pun menjadikan setiap tanggal 2 Oktober sebagai Hari Batik Nasional. Para hari tersebut selain sekolah dan kantor
mewajibkan memakai batik, di jalanjalan maupun pusat perbelanjaan pun banyak ditemui masyarakat Indonesia yang memakai batik.
Batik mempunyai ribuan motif dan design yang berbedabeda, yang
secara umum terdiri dari motif geometris dan motif bebas. Masingmasing batik Indonesia yang berasal dari Yogyakarta, Cirebon,
Pekalongan, Madura, dan lainlain, mempunyai ciri khas yang unik.
Motif batik klasik yang bertahan sepanjang masa seperti Kawung,
Ceplok, Parang, bersaing dengan motifmotif lain yang menonjolkan
semangat kreatifitas yang tinggi dari para pembatik.

40

ozip.com.au

Lets Know More


About Batik

owadays, Batik is becoming more popular around


the world. Talking about Batik, actually is talking
about an art-process. Batik is a combination process of selecting and preparing the fabric, applying wax,
dyeing, designing the pattern, washing, and drying. Pattern designing is done by hand either by drawing dots
and lines of the wax with a spouted tool called canting, or by printing the wax by using a copper stamp.
The word batik is derived from the word ambatik
which means a cloth with little dots. The suffix
tik means little dot, drop, point or to make dots.
Differences in process, whether drawing or
printing, will result in different quality from
level of difficulty and their price.
In Indonesia, the use of Batik as clothing was already recorded in the 12th
century, and it becomes a strong
source of identity for Indonesians.
We often wear Batik for formal
occasions, but nowadays we
can see Batik in any casual or
non-formal events. Batik can
be worn not only as school
or office uniform, or any
particular party or reception, but we can wear batik
in our relaxing window-shopping, even only for afternoon
strolling. The modification of
the motif and cloth design are
successfully transforming Batik into
casual clothing that can win youth
segment as well. Batik may also be seen
on shawl or scarf, bag, purse, tablecloth,
shoes, and many other kind of handicrafts.
Although many experts say that samples
of Batik is also found in the history of India,
China, Japan and Africa, Batik from Indonesia,
especially from Java, has their own uniqueness
in its details that requires special talents. Thus,
in 2009, the UNESCO awarded Indonesian Batik
Masterpiece of Oral and Intangible Cultural Heritage of Humanity. To celebrate the momentum,
Indonesia devotes the 2nd of October National
Batik Day when people wears batik to school or
work, as well as those who go for shopping or strolling around.
There are thousands of motifs and designs in Batik.
Every region has their own character that is different like those from Yogyakarta, Cirebon, Pekalongan
or Madura. Classic motifs such as Kawung, Ceplok,
Parang are competing with other contemporary motifs
developed by modern batik crafters.

Some tips to maintain batik:


- Use dry clean service.
ine-wash,
- Or hand-wash, rather than mach
or Lerak.
poo)
sham
(or
t
rgen
with soft dete

Katrini Nathisarasia
Photos: Windu Kuntoro
Models: Hanna, Katrin, Meg Larkin, Bina Candra, Ghian
Batiks: Avni Batik Collections

- Wash gently.
put them
- Do not hang after washing and
horizontally.
- Avoid direct sunlight.
- Medium ironing.

ozip.com.au

41

LIPUTAN

Upacara Ngaben I Ketut Repug


Awal dan Akhir Perjalanan Manusia

ak terhitung titikan air mata yang jatuh membasahi tanah siang itu,
22 Januari 2015. Menyaksikan raga seorang kakek untuk terakhir kalinya.
Suasana sedih terasa menyelimuti. Ia, kaku dan tak bergerak. Tak berkedip atau bernafas, namun ia tampak tersenyum. Kedamaian menyelimuti
wajah keriput milik I Ketut Repug itu.
Hari itu, proses Ngaben dilakukan. Jenazahnya telah kembali dipulangkan,
setelah disemayamkan di Rumah Sakit Sanglah, kira-kira empat minggu
lamanya. Ketut Repug wafat tepat pada Natal, 25 Desember 2014.
Di saat yang sama, warga banjar bersiap-siap untuk mengusung jasad Ketut
Repug ke bade atau bale-bale (wadah jasad yang terbuat dari kayu dan
kertas) untuk segera diarak ke kuburan. Puluhan warga bahu-membahu
mengangkat bade lalu berjalan menuju kuburan.
Bade bertingkat ini menjadi tempat diusungnya jasad Ketut Repug. Di tingkatan paling atas,
terpasang foto setengah badannya, yang mengenakan baju safari dan udeng putih.

Siang itu, Ngaben dilakukan. Proses permandian mengawalinya. Alunan gong


mengiri proses permandian. Beberapa perempuan menyanyikan lagu-lagu
kematian, menambah pilunya kesedihan keluarga. Seluruh sanak saudara
ikut serta dan menyaksikan proses ini. Mengusap raga tak bernyawa itu
adalah salah satu bukti rasa sayang mereka. Menyentuh untuk terakhir kali.
Meski, raga yang fana itu tak lagi merasakan hangatnya sentuhan orang-orang
yang menyanginya.
Seorang ibu paroh baya tak kuasa menitikkan air matanya. Dalam diam, air
mata itu jatuh juga membasahi pipinya yang tirus. Dia adalah Ni Ketut Genjer.
Dia terpaku melihat tubuh ayah mertuanya itu dibasuh air oleh tangantangan anggota keluarga yang lain. Ni Nengah Monteg, sang istri, juga tak kuasa
menahan tangis. Pilu merasuk wajahnya. Entah berapa ribu kenangan yang
dihabiskan bersama suami tercintanya itu. Baik kenangan yang indah juga
yang buruk.
Saat permandian usai, keluarga memasangkan pakaian adat Bali lengkap
untuknya. Udeng, baju safari, dan kain. Semua serba putih. Raganya terlihat
segar, siap menghadap Sang Pencipta. Inilah perjumpaan terakhir keluarga
dengannya. Proses permandian itu dilakukan di halaman rumah yang dihuninya bersama anak, cucu, dan cicitnya.
I Ketut Ridia Andreas, anak angkat juga anak satu-satunya Ketut Repug, tampak lebih tegar menatap raga ayahnya itu. Dia merasa lega sudah melakukan yang terbaik sebagai seorang anak. Bersyukur. Kematian ini tidak perlu
disesali karena memang sudah saatnya Tuhan memanggil dan beliau tidak
lagi merasakan sakit yang dideritanya saat masih hidup, ungkapnya dengan
tenang.
Keluarga jauh juga hadir pada upacara hari itu. Puluhan warga turut serta.
Ketut Repug adalah anggota di Banjar Peliatan, Kelurahan Kerobokan, Kecamatan Kuta Utara, Kabupaten Badung, Bali.
Saat proses permandian selesai, seluruh keluarga melakukan persembahyangan sebagai penghormatan terakhir, bersimpuh dan memanjatkan doadoa yang dipimpin oleh seorang sulinggih atau pendeta.

42

ozip.com.au

Sebelum meninggal, pekak (kakek, red)


sempat berpesan bahwa ingin diaben dengan
upacara yang sangat sederhana, tapi kami
ingin memberikan yang terbaik untuk terakhir
kalinya, kata Kadek Juni, sang cucu. Kedua
matanya berkaca-kaca. Tak kuasa, saat itu pula
air matanya menitik sambil menatap bade yang
ada di belakangnya.
Keluarga dan warga hampir tak ada bedanya
di sini. Mereka membaur menjadi satu untuk
menyelesaikan upacara besar tersebut. Mereka
sudah hadir sejak beberapa hari sebelumnya.
Bahkan saat ketut Repug meninggal, warga sebanjar hadir silih berganti setiap malam untuk
melakukan penghiburan kepada keluarga. Magebangan, demikian masyarakat Bali menyebut aktivitas yang mirip ronda itu.
Mereka biasanya melakukan hal-hal yang menghibur, seperti bermain kartu
atau hanya mengobrol tanpa topik yang pasti. Momen ini juga menjadi
media untuk mendekatkan diri dengan warga yang lain. Asas kekeluargaan
masih kental di sini. Mereka terlibat dari awal proses hingga proses pengabenan benar-benar selesai.
Ngaben adalah salah satu dari rentetan upacara kematian umat Hindu di
Bali. Harus juga dilakukan Nyekah, saat Ngaben diselenggarakan. Nyekah
merupakan upacara untuk membersihkan dosa-dosa yang dilakukan
semasa hidup. Ngaben dimaknai sebagai proses melepas atma untuk dapat
memasuki rantai kehidupan selanjutnya, karena umat Hindu memercayai
adanya proses reinkarnasi yaitu adanya kelahiran kembali setelah kematian.
Dua proses lanjutan dari Ngaben adalah Mukur dan Semaya. Mukur dilakukan untuk memanggil kembali arwah yang meninggal untuk ditempatkan di
Sanggah atau pura di halaman rumah. Sedangkan Semaya adalah upacara
otonan (ulang tahun Bali yang diperingati sekali dalam enam bulan) dan
dibuatkan oleh pihak keluarga. Dan reinkarnasi dipercaya akan dimulai saat
seluruh upacara diselesaikan.
Ketut Efrata
Foto: Kadek Juni Wahyuni

EVENT

You and I
Not even the gods above
Can separate the two of us
No, nothing can come between
You and I

Barang yang
dijual pun
beragam mulai dari kaos,
bendera,
photoset,
topi, gantungan kunci, dan
mug.

etelah hadir di Sydney dan Brisbane, One Direction menyambangi


Melbourne dalam tour dunianya yang bertajuk On the Road Again yang
bertepatan pada hari kasih sayang, 14 Februari 2015.

Bagi mereka yang beruntung mendapatkan tiket untuk tanggal 14 Februari,


dapat merayakan valentines day bersama boy band idola ini di Etihad Stadium. Tetapi untuk mereka yang tidak mendapatkan tiket, bisa menyaksikan
keesokan harinya.
On the road again tour merupakan tur untuk mempromosikan album ke-4 mereka yaitu FOUR dan
menyambangi negara-negara yang belum sempat
mereka datangi di konser dunia mereka sebelumnya. Tiket konser sudah dijual sejak pertengahan
tahun lalu, memiliki ragam pilihan harga, mulai dari
70 dollar sampai dengan 500 dollar. Para calon
pembeli dapat membelinya secara online.
Keramaian terlihat jelas begitu kita memasuki kawasan Etihad Stadium. Tak
hanya para remaja, para orang tua pun ikut terlihat menemani anak-anak
mereka menonton konser. Mereka tak lupa memakai asesoris band idola, ada
yang memakai baju bergambar One Direction, bendera ataupun banner yang
mereka tunjukan saat menonton.
Sebelum menyaksikan
konser, para penonton
juga melengkapi merchandise One Direction yang disediakan
panitia di beberapa
toko souvenir di dalam
dan luar stadium.

43

ozip.com.au

Konser One
Direction di
Australia juga ikut
diramikan oleh
Samantha Jade,
pemenang X Factor Australia dan
juga group band
rock asal Inggris
McBusted.
Karena bertepatan dengan hari valentine, para fans pun membuat rencana
spesial yang mereka telah sebarkan melalui Twitter dan Facebook. Yaitu memakai baju pink atau merah dan membawa gambar hati yang di print di kertas
berwarna pink atau putih, yang diangkat bersama-sama pada saat lagu You & I.
Sekitar jam 21.00, One Direction menaiki panggung dan membuka konser
dengan lagu Clouds, dari album terbaru mereka FOUR. Para penonton pun
ikur terhanyut bersama lagu-lagu boy band idola ini. Total 23 lagu dibawakan
oleh Niall Horan, Zayn Malik, Liam Payne, Harry Styles dan Louis Tomlinson
dalam 2,5 jam konser pada malam itu.
Setelah menyelesaikan turnya di Australia, One Direction akan melanjutkan tur
dunia mereka ke beberapa kota di Asia. Di Indonesia, mereka akan menjumpai
penggemarnya pada 24 Maret 2015.
Teks & Foto:
Andrea Kartika

ozip.com.au

43

EVENT

Menghayati
Tujuh Kalimat
Terakhir
Yesus

onser The Seven Last Words of Christ (Tujuh Kalimat Terakhir Yesus) ini merupakan karya komposer Prancis FranoisClment Thodore Dubois (1837 1924). Sebuah komposisi
yang menggambarkan penyaliban Yesus Kristus menjadi suatu cerita
yang sangat menyentuh. Jeritan dan ratapan kematian saat Kristus
disalibkan yang dirangkai dengan nyanyian tenor dan sopran yang
bersahut-sahutan.
Konser ini menggambarkan penderitaan Yesus melalui tujuh kalimat
terakhirnya, sebelum disalibkan di Golgota. Dia yang tidak berdosa
justru harus mati tersalib menanggung dosa semua manusia.
Seorang Juru Selamat pun menderita karena harus menanggung
beban berat di pundaknya, yakni kayu salib.
Karya ini merupakan bentuk meditasi melodis di saat penderitaan
terakhir Tuhan Yesus. Ucapan beliau saat penderitaan terakhirnya
akan dibawakan oleh penyanyi tenor dan bariton. Sementara sebagai
pencerita diwakili penyanyi soprano dan tenor, dan kata-kata rakyat
yang menghujat, serta murid-murid Yesus dibawakan oleh chorus.
Thodore Dubois adalah seorang organis penting, komposer
dan guru musik di Paris pada akhir 1800-an. Pada tahun 1861 ia
dianugerahi pernghargaan bergengsi Prix de Rome untuk bidang
komposisi. Ia belajar di Reims dan Paris Conservatory di mana ia
kemudian menjadi direktur pada 1896 - 1905. Ia adalah komposer
untuk empat opera, balet skala besar, beberapa oratorio, dan Misa
Requiem serta banyak karya orkestra.
Dubois menggarap The Seven Last Words of Christ pada tahun
1867 untuk Saint Clotilde di Paris, tempat ia menjadi direktur paduan
suara (Maitre de chapelle). Awalnya dia menggarap kompsisi untuk
orkestra penuh, paduan suara, dan solois, namun kemudian direvisi
hanya mencakup organ, timpani dan kecapi. Versi revisi inilah yang
paling sering didengar saat ini. The Seven Last Words of Christ disajikan dalam delapan gerakan, pengantar untuk soprano dan orkestra
diikuti dengan gerakan untuk setiap kalimat Kristus di kayu salib.
Dalam suasana paskah dan menjelang hari kenaikan Yesus Kristus,
konser ini diharapkan dapat memberikan warna tersendiri dalam
dunia seni musik di Melbourne, khususnya bagi komunitas Indonesia.
(Disarikan dari berbagai sumber).

44

ozip.com.au

ozip.com.au

44

EVENT
MOTIVATION

Perputaran Kehidupan
Foto: Windu Kuntoro

History doesnt repeat, but it rhymes.

Mark Twain (1835-1910)

da ungkapan, hidup laksana sebuah roda. Artinya, selalu berputar, kadang di atas, kadang di bawah. Yang jadi masalah adalah
bagaimana kalau saat berada di bawah kelamaan? Apa tidak jadi
beban yang berkepanjangan? Di sinilah sebenarnya kekuatan seseorang
diuji. Sebab, saat di bawah itulah, pilihan paling memungkinkan hanyalah
berputar naik. Artinya, saat berada di level paling bawah, sebenarnya kita
sedang mengumpulkan energi untuk naik ke atas.
Coba lihat seekor burung yang hendak terbang. Dalam sebuah tayangan
di sebuah stasiun televisi, saya melihat bagaimana gerak yang diperlambat sepersekian ribu detik burung yang hendak terbang naik ke atas.
Bagi sebagian besar orang pasti akan mengatakan, sayapnyalah yang
membuat ia naik ke atas. Tak salah. Tapi, jika diperhatikan lebih detail, yang
membuat burung bisa bertolak naik terbang adalah pijakannya. Kalau pijakannya tidak kokoh, burung terbangnya cenderung lebih sulit. Misalnya,
kalau dahannya meliuk ke bawah, saat ditekan kaki burung yang hendak
terbang, ia awalnya seperti hendak jatuh. Beda kalau yang dipijak adalah
bagian yang keras atau tidak lentur, burung dengan mudah terbang ke atas.
Gambaran tersebut adalah sebuah analogi betapa penting masa-masa
di bawah. Betapa pentingnya injakan yakni masa-masa sulit untuk
menjadi titik tolak kita bisa terbang atau berputar ke atas. Di sinilah
sebuah sudut pandang atau mindset menjadi penentu bagaimana
seseorang akan bersikap. Kalau sadar roda akan terus berputar, maka
dengan ikhlas ia akan menerima kondisi keterpurukan sebagai masa
pembelajaran.

... betapa pentingnya injakan...


untuk menjadi
titik tolak kita terbang.
Momen Dejavu
Pun demikian sebuah perputaran kehidupan. Yang namanya berputar,
pasti akan mengalami masa kembali ke titik awal untuk kemudian menuju
titik berikutnya. Di sinilah seni-nya sebuah perputaran. Ini juga mengapa
saya mencuplik ungkapan Mark Twain, seorang pengarang dan sastrawan
yang sangat ternama. Ia menyebut sejarah tak akan berulang, tapi ia akan
membentuk pola layaknya sebuah irama puisi.
Jika ditilik ke belakang, dan kemudian kita lihat sejenak apa yang sudah
dan sedang terjadi, pernahkah kita mengalami satu momen yang kita
merasa mirip dengan sebuah kejadian. Kadang, kita menyebutnya
dengan dejavu merasa mengulangi sebuah kejadian tertentu yang mirip
dengan kejadian di masa lalu. Mungkin sebagaian besar dari kita pernah
mengalami kejadian-kejadian yang mirip. Di sinilah salah satu bagian penting dari seni perputaran.

Tanpa sadar, sebenarnya kita sedang berputar dalam roda kehidupan,


yang mengantar kita pada satu peristiwa ke peristiwa lain yang memiliki kemiripan. Atau, kalau pun tidak mirip, setidaknya kita pasti pernah
berkaca dari pengalaman orang lain yang kemudian jadi referensi untuk
melakukan sesuatu, karena merasa kejadian yang dialami mirip dengan
yang kita alami saat ini.

... Jika kita bisa menandai


berbagai peristiwa di masa
lampau... kita akan bisa melakukan berbagai antisipasi saat
terjadi peristiwa tertentu.
Antisipasi
Apa pentingnya memahami seni perputaran kehidupan? Jika kita bisa
menandai berbagai peristiwa di masa lampau dengan aneka pembelajaran, di masa kini dan masa depan, kita akan bisa melakukan berbagai
antisipasi saat terjadi peristiwa tertentu. Konon, John Naisbitt dengan
Megatrends 2000-nya, sebenarnya juga meramalkan masa depan dengan berkaca dari pengalaman di masa lalu. Dari buku yang cukup menghebohkan dunia itulah, Naisbitt berhasil menjadikan perputaran zaman
sebagai pembelajaran untuk meraih keberhasilan.
Maka, seperti yang diungkap Mark Twain, jika kita bisa merasakan perputaran kembali pada sebuah titik, kita akan bisa merasakan irama sajak
yang bisa membimbing kita untuk jadi manusia yang selalu lebih baik
dari sebelumnya. Ambil pelajaran di masa lalu dan jadikan sebagai bekal
menghadapi masa depan, agar kita memiliki kekuatan untuk meraih yang
didambakan. Di mana dan kapan pun titik kita berada saat ini, jika dirasa
berat, jangan pernah putus asa. Kalau kita berada di titik yang terasa
penuh kebaikan dan prestasi luar biasa, jangan pula merasa sombong,
karena itu pun tak akan bertahan selamanya.
Mari, sadari dan nikmati perputaran
kehidupan yang kita alami. Jadikan setiap
momen sebagai momen berharga untuk
terus belajar, sehingga kita akan menjadi
manusia yang lebih baik, lebih bijak, dan
lebih fleksibel dalam menghadapi berbagai
keadaan.
Salam sukses, luar biasa!
Andrie Wongso
Motivator No. 1 Indonesia
Dapatkan cerita dan artikel motivasinya di
www.AndrieWongso.com
ozip.com.au

45

TRAVEL

Point Lonsdale
Lokasi Berlibur yang Komplit

Tempat menarik berikutnya adalah dermaga Point Lonsdale yang


dikonstruksi pada tahun 1890. Dermaga ini merupakan tempat favorit
tidak hanya bagi para pemancing ikan tetapi juga sering dipilih sebagai objek para photographer karena memiliki vantage point yang
fantastis.

ali ini saya berkesempatan


berlibur ke Point Lonsdale,
kota kecil nan indah di tepi
pantai yang kaya akan sejarah.
Berjarak hanya 90 menit dari kota
Melbourne, Point Lonsdale dijamin
akan membuat anda merasa nyaman dan santai. Selama saya tinggal
di rumah pondokan, stres dan
beban dari kesibukan sehari-hari buyar. Setiap harinya tuan rumah
menyiapkan santapan pagi yang lezat dan sisa waktu saya habiskan
untuk berjalan-jalan melihat panorama yang menawan.

Di seberang jalan dari tempat penginapan


terbentang pantai luas dimana anak-anak bersama keluarga bermain dan berenang. Para
peselancar pun dapat menunjukkan aksi mereka di pantai bagian belakang Point Lonsdale,
Back Beach. Tidak jauh dari situ, mercusuar
yang terdaftar dalam situs bersejarah Victoria
itu berdiri dengan megahnya. Dibangun di
tahun 1901, Point Lonsdale Lighthouse merupakan salah satu menara suar berawak yang
tersisa di pantai Victoria.

Kawasan Point Lonsdale awalnya didiami oleh orang-orang Wautharong dari bangsa Kulin. Namum setelah European Settlement tanah
tersebut dijual kepada publik. Transaksi jual beli tanah Point Lonsdale
terjadi pertama kalinya pada tanggal 24 Februari 1892 di Mr.Craigs
Royal Hotel, Ballarat. Oleh karena itu kebanyakan penduduk yang tinggal di Point Lonsdale berasal
dari Ballarat dan tanah milik
mereka tersebut diwariskan
secara turun temurun.
Point Lonsdale terletak di
semenanjung Bellarine yang
merupakan lokasi bagi banyak
perkebunan anggur dan produsen zaitun. Perkebunanperkebunan ini menawarkan
wine tasting experience dan
tentunya kita dapat menikmati santapan super lezat ala
fine dining yang menggunakan
bahan-bahan lokal segar dari
produsen setempat.
Teks & Foto:
Ineke Iswardojo

Banks Rd. Vineyard

46

ozip.com.au

ADVERTORIAL

Extra Green Holidays

Harga Istimewa
untuk Lokasi Wisata yang Luar Biasa

Mereka tinggal pilih mau yang 7, 14, 24, 45, 53 atau 57 seats. Semuanya
ada layanan free wifi, ujarnya seraya tersenyum. Cabang kami ada di
berbagai kota di Australia, jadi pelajar Indonesia bisa mendatangi agen
kami yang terdekat.

nda yang tinggal di Australia tentu tak akan asing lagi dengan Extra Green Holidays. Agen travel berpengalaman dan terpercaya.
Kenyamanan selama berwisata itu sangat penting, dan itulah
yang jadi jaminan Extra Green kepada semua pelanggannya.
Kami selalu jaga kyualitas layanan. Bus yang kami gunakan selalu
yang terbaru dengan sopir berpengalaman dan berlisensi, ujar Rose
MC Yong, Managing Director Extra Green saat ditemui Tim OZIP di
kantornya di kawasan Coolin Street, Melbourne. Untuk lokasi tertentu
kami mendapat fasilitas khusus, seperti di Mt. Buller bus Extra Green
bisa langsung naik ke atas menuju lokasi wisata. Anggota rombongan
tidak perlu lagi repot menggunakan feeder. Kami juga baru saja membangun food court yang sangat luas dan nyaman di sana.
Dengan kemampuan untuk terus berkembang itu Extra Green Holidays semakin mengukuhkan diri sebagai Your One Stop Travel Shop.
Sekali anda membeli, semua urusan beres. Dari tiket kendaraan
hingga masuk obyek wisata. Dari hotel hingga pilihan restoran. Semua
terpulang kepada paket wisata yang anda inginkan. Dengan harga yang
termurah, Extra Green memberikan jaminan layanan yang terbaik.

Untuk pengunjung dari Indonesia yang dating secara rombongan, Extra Green dapat menyediakan pemandu wisata yang bisa berbahasa
Indonesia. Dan khusus untuk pelajar Indonesia di Australia yang ingin
berwisata, Rose Yong menjanjikan harga istimewa.

48

ozip.com.au

Kesuskesan Yong membangun kerajaan bisnisnya tentu tak datang


begitu saja. Untuk sukses berbisnis di Australia, diakuinya, itu menuntut kerja lebih keras, disiplin waktu, dan semangat membaja. Dengan
itulah ia berhasil mempertahankan reputasi perusahaannya sebagai
agen wisata terbesar sekaligus termurah di kota Melbourne. Pengalaman selama lebih dari 20 tahun telah menempanya untuk jadi pengusaha perempuan yang tangguh.
Kantor cabangnya terus bertambah di berbagai kota di Australia.
Mitra kerjanya semakin luas sesuai dengan kebutuhan untuk melayani
pelanggan perorangan dan rombongan. Berbagai penghargaan terus
diraihnya baik dari maskapai penerbangan (best performance) maupun pengelola wisata (top seller).
Ingin berwisata di seputar Australia dengan nyaman dan aman?
Jangan ragu, pilihlah Extra Green Holidays. Anda akan mendapatkan
layanan terbaik dengan harga sangat terjangkau.
Foto: Windu Kuntoro

Dapatkan voucher $ 50

Jika kamu mendapat harga lebih murah


dari agen travel yang lain untuk paket yang sama.

Minggu II:

Minggu III:

2.30 pm - 3.30 pm

54 Lygon Street, Carlton 3053 VIC


Kebaktian Umum: Minggu 5pm (English
interpreter provided)
Sekolah Minggu: Minggu 5pm
Persekutuan Doa: Rabu 7pm
Persekutuan Pemuda: Sabtu 2pm

LIPUTAN

50

ozip.com.au

Pako Festa

Pesta Budaya Terbesar


di Australia

ako Festa tetap menjadi daya tarik sekalipun berbagai festival budaya tumbuh bak cendawan di musim hujan di seluruh
wilayah Victoria. 100.000 orang lebih tumpah ruah pada hari
Sabtu yang teduh, 28 Februari 2015 itu. Mereka menikmati sajian
makanan lintas budaya, tarian tradisional, mengikuti berbagai workshop dan pameran seni, melihat berbagai display kerajinan, dan sejumlah kegiatan untuk anak-anak, dan tentu saja acara yang ditunggutunggu: parade.
Saya sangat gembira melihat antusiasme warga Indonesia di Gelong
dan sekitarnya yang berpartisipasi dalam Tim Indonesia di Pako Festa
2015. Ada sekitar 90 orang yang ikut dalam pawai, ikut menari dan
mengisi food stall Indonesia, ujar Ririn Erinawati, penasehat Indonesian Association of Geelong (IAG).
Dalam IAG itulah warga Indonesia saling berhubungan dan mendukung satu sama lain. IAG tak pernah absen mengikuti Pako Festa sejak
awal mula dan meraih prestasi yang membanggakan. Patisipasi IAG
kali ini didukung oleh Konsulat Jenderal Republik Indonesia dan tim
Rampak Kendang dari Pasundan Melbourne, membuat kafilah Indonesia tampil semakin meriah.
Tahun ini KJRI bekerjasama dengan Atase Pendidikan dan Kebudayaan KBRI Canberra dan IAG berpartisipasi pada parade, food stall, dan
worshop batik, ujar Konsul Pensosbud KJRI Melbourne Ita Puspitasari.
Pako adalah ajang yang sangat bagus untuk promosi Indonesia,
sambungnya.
Tema Pako Festa 2015 adalah Different Therefore Equal. Perbedaan
itu membuat kita setara. Perbedaan itu sesuatu yang harus dirayakan
karena kita setara dan dapat saling menghormati sebagai sesama
manusia.
Ririn yang mengikuti perjalanan Pako tak membayangkan peserta
dari Indonesia akan sebesar sekarang. Setiap tahun jumlah kontingen
Indonesia memang terus bertambah. Hal itu karena jumlah warga
Indonesia di Geelong terus naik, baik yang menetap atau sekedar
melanjutkan studi di Deakin University. Tak heran jika warga Indonesia di Geelong merupakan yang kedua terbesar di Victoria setelah
Melbourne.
Tim Indonesia selalu berhasil menyedot banyak perhatian dalam
semua bagian. Kontingen parade merupakan salah satu yang terbesar,
tarian yang ditampillkan sangat menarik perhatian pengunjung, dan
antrian panjang terlihat di warung makan Indonesia, lanjut Ririn.
Ririn berharap agar IAG terus dapat mengakomodasi antusiasme
warga Indonesia yang ada di Geelong dan sekitarnya. Anggota keluarga, kawan, dan para pelajar bisa berpartisipasi dalam IAG. Dengan dukungan KJRI Victoria dan Tasmania yang berkelanjutan, Ririn percaya
IAG akan terus berkembang dan maju.
Sampai jumpa di Pako Festa 2016!
Foto: Windu Kuntoro

Register online now!


Simply scan this QR Code!

ACCOMMODATION

FINANCES & MORTGAGES

ORGANISATIONS

RESTAURANTS

Disewakan bulanan atau harian:


kamar-kamar murah dekat city (zone 1)
Lokasi dekat Melbourne UNI dan transportasi
(train & tram)
M 0403 613 820

SEA Accountant
Registered Tax Agent & Public Accountant
T 03 9974 2833 M 04 3437 8718
E virdaersan@tpg.com.au

IKAWIRIA INC
(IKATAN WARGA INDONESIA DI VICTORIA)
PO BOX 479, Glen Waverley, VIC 3150
T 9803 8388
F 9802 6996

GRAND TOFU
314 Race Course Road, Flemington
(03) 9376 0168

AIRLINES & TRAVEL AGENTS


GARUDA INDONESIA
A Lev 1, 30 Collins St, Melb VIC 3000
T 1300 365 330
F 1300 365 364
EXTRAGREEN
City Head Office / T 9623 9900
A 260 Swanston St, Melb VIC 3000
Glen Waverley / T 9561 0311
A Shop 3, 53 Kingsway, Glen Waverley VIC 3150
Box Hill / T 9899 2788
A 537 Station St Box Hill 3128
W www.extragreen.com
E enquiries@extragreen.com.au

BEAUTY SALON
CANTIQUE SKIN & BEAUTY CLINIC
A 15 Buckingham Dr. Rowville VIC 3178
T 9755 6846
M 0413 770 929

CHURCHES/FELLOWSHIPS
Camberwell Indonesian Congregation
St.Johns Anglican Church
Kebaktian Minggu jam 3 sore
552 Burke Rd, Camberwell Vic 3124
Pdt. Kuncoro Rusman
M 0408 570 967

AR HOMELOANS
2 EDINBURGH ST, CLAYTON VIC 3168
T +613 8510 9847
M 0450 420 908 and 0401 255 655
F +613 9478 0195
COMMUNITY NETWORK
T 9679 9672
F 9679 9684
M 0405 282 261
E robert_prasetyo@yahoo.com.au
MORTGAGE 3000
Sendy Junawan
M 0423 734 270
E mortgage3000@gmail.com
YC FINANCES
T 9830 8010
F 9830 8381
W www.ycfinance.com.au
E info@ycfinance.com.au

FREIGHT
ALTRANS INDO CARGO
A 19 Cresswell Avenue, Williams Landing, VIC 3027
M 0401 586 721 / 0408 334 418 (Indria)
P/F (03) 8360 9848
W www.altransindocargo.com.au
E info@altransindocargo.com.au
UNIAIR CARGO AUSTRALIA - MELBOURNE
A Unit 6 / 25 Osarry St, Mascot, NSW 2020
M 0402 689 100 (Inge)
W www.uniaircargo.com.au
E melbourne@uniaircargo.com.au

END-TIME CHURCH OF CHRIST


A Cnr. Willesdan Rd & Warrigal Rd, Oakleigh VIC 3166
M 0402 124 037
ATLANTIC CONTAINER LINE (ACL)
A 78 Belmore Road, Balwyn, VIC 3103
Emmanuel Baptist Church
T 0416 408 050
Kebaktian Minggu: 10.30 am - 12.30 pm
524-530 Elizabeth St., Melbourne
INDONESIAN EMBASSY
Sony: 0425840823 Elvi: 0413557202
4:00pm - 5:30pm : 2 Lum Road, Wheelers Hill
KEDUTAAN BESAR RI UTK AUSTRALIA
Pdt. Victor Liu: 0416621226
A 8 Darwin Avenue, Yarralumia, ACT 2600
T 02 6250 8600
ENSAMPLE CHURCH
W www.kbri-canberra.org.au
- GEREJA KELUARGA KRISTEN INDONESIA Sunday Service: 11am
KONSULAT JENDERAL RI UNTUK VICTORIA
80 Ross Street, Port Melbourne VIC 3207
& TASMANIA
Contact: Ruth (0430155765), Siti (0432290722)
A 72 Queens Road, Melbourne, VIC 3004
T 03 9525 2755
GEREJA BETHANY INTERNATIONAL
W www.kjri-melbourne.org
A 29-37 Ballantyne Street, South Melbourne
T 03 9699 9077
KONSULAT JENDERAL RI UNTUK NSW
W www.bethanymelb.org.au
A 236-238 Maroubra Rd, Maroubra, NSW 2035
GEREJA REFORMED INJILI INDONESIA MELBOURNE T 02 9344 9933
W www.kjri-sydney.org
54 Lygon St, Carlton, Minggu 5pm
Pdt. Budy Setiawan, M.Div (0433 944 584)
www.griimelbourne.org
INDONESIAN CHRISTIAN CHURCH (ICC)
Kebaktian pagi Bahasa Indonesia: Minggu, 10.30.am
Werner Brodback Hall
156 Collin St, VIC 3000
M 0402 310 402
W www.icc-melbourne.org
INDONESIAN PRAISE CENTRE (IPC)
A 514 Dandenong Rd, Caulfield North 3161
Melway Ref 59B10
Pendeta: Rev Agus Budiman
M 0405 757 580
W www.ipc-online.net
KELUARGA KATOLIK INDONESIA
Gereja St. Joseph
Setiap minggu kedua 11.00am
A 95 Strokes St, Port Melb, VIC 3207
Gereja St. Pascal
Setiap minggu keempat 11.00am
A 98-100 Albion Rd, Box Hill 3128
M 0405 282 261 (Heru)
Melbourne Praise Centre
1536 Malvern Road
Glen Iris VIC 3146
www.melbournepraisecentre.org.au
PLACE OF JOY (POJ)
Sunday 11.00am Victoria University
Conference Room Lv 12
A 300 Flinders St, Melb, VIC 3000
M 0431 155 886 (Pastor Yuwandi)
W www.placeofjoymelbourne.org
REPLIQUE INDONESIAN CHURCH
Sunday Service: 10.30am
58 Franklin Street, Melbourne CBD
www.repliqueministry.org
SIDANG BAPTIS INDONESIA
(Indonesian Baptist Congregation)
A 517 Whitehorse Rd, Surrey Hills VIC 3127
W www.sbimelbourne.org.au
E bpi@sbimelbourne.org.au

REAL ESTATES
PENTA PROPERTIES
A Level 3 / 480 Collins Street, Melbourne, VIC 3000
P 03 8610 6952
E info@pentaproperties.com.au
W www.pentaproperties.com.au
CASA REAL ESTATE
A Suite 15 A&C, Ground Floor 566 St.Kilda Rd, Melb
VIC 3004
M 0422 234 725 (Mario Setiawan)
M 0423 801 300 (Ferdi Setiawan)
W www.casarealestate.com.au
iPROPERTY
Gus Koesasih
A Suite 307/227 Colliins St., Melbourne VIC 3000
T 9639 9280
M 0430 888 838

LOCKSMITHS
JULIUS LOCKSMITH AND HANDYMAN
24 hours service, MLAA member
Free quote, Lock out
T 9530 9326
M 0407 543 798 (Julius)

KILLINEY KOPI TIAM


114 Lgon St., Carlton
(03) 9650 9980
BAMBOE Cafe & Restaurant
643 Warrigal Rd, Chadstone
(03) 9568 5311 / (03) 9568 5377
WANTILAN BALI
571 Burwood Rd., Hawthorn 3122
(03) 9819 9280
Shalom Indo Restaurant
474 Little Lonsdale St.
Melbourne VIC 3000
Ph 9600 0802

TRANSLATORS
DR. RON WITTON (Indonesia-Inggris)
A: 22 Moore St, Austinmer, NSW 2515
M 0409399 752
E rwitton@uow.edu.au
Web: http://ronwitton.blogspot.com.au/
EXPRESS TRANSLATION - SEHARI JADI
Ratri Kumudawati - NAATI accreditation Level 3
1 Ironbank Grove
Bella Vista (Sydney) NSW 2153
M 0414 957 181
E: indooz@iinet.net.au

DENTIST
Dr. Salim Sjaifuddin
1122 Burke Rd, Balwyn North VIC 3104
T 9859 3533
W www.beautifulsmile.com.au
E info@beautifulsmile.com.au
The Dental Suites
Dr Donny Mandrawa
Balwyn, ph 98579966
Point Cook, ph: 9395 8388

SOLA GRACIA
A 1/23 Manchester Grove, Glen Huntly, VIC 3163
PO BOX 363, Carnegie, VIC 3163
T 9569 3668 / 9571 8990
M 0422 358 178 / 0423 093 668
E solagracia@ozemail.com.au
YNJ MIGRATION CONSULTANT
Suite 905, Level 9, 227 Collins Street
Melbourne Victoria 3000
T 9650 0895
M 0430 588 899
E yapit@tpg.com.au
MIGRASI AUSTRALIA
G10A/838 Collins Street
Melbourne VIC 3008
T 0430 882 324
E migration@migrasiaustralia.com

MOSQUE
A 660 Sydney Rd, Brunswick 3056
Melway Ref:29H6
T 9386 8423
A 19 Michael St, Brunswick 3056
Melway Ref: 29G9
T 9387 8783 / 9387 1700
A 31 Nicholson St, Coburg 3058
Melway Ref: 29K4
T 9386 5324
M 0438 194 640
A 201 Sayers Rd, Truganina 3030
Melway Ref: 203C7
T 9369 6010
A 320-324 Huntingdale Rd, Huntingdale 3167
Melway Ref: 69J10-J11
T 9543 8037
M 0409 313 786

A 66-68 Jeffcott St, West Melb 3003


Melway Ref: 2EK2 43E7
T 9328 2067 / 9328 2382

ozip.com.au

PERWIRA INC.
(Perhimpunan Warga Indonesia di Victoria Inc)
PO BOX 71, Nunawading 3131
T 9701 5238
W www.perwira.com.au
E info@perwira.com.au

WARUNG GUDEG
276 Clayton Rd, Clayton VIC 3168
(03) 9558 6409

MIGRATION AGENTS

A Hudson Circuit, Meadow Heights 3048


Melway Ref: 179H12

52

PERHIMPUNAN PELAJAR INDONESIA AUSTRALIA


(PPIA) Cab. Victoria
W www.ppia-vic.org

A 90 Cramer St, Preston 3072


Melway Re: 18D12
T 9470 5936 / 9470 2424

WANTED

Taniela AHOKAVA

THEFT - DECEPTIONS
PRAHRAN - OCTOBER 24, 2014

Police are investigating


a series of deceptions
in Prahran on 24 and
25 October 2014.

DOB:
15 Jul 1993
HEIGHT:
180 cm
BUILD: Solid
EYES: Brown
HAIR: Black
COMPLEXION: Tanned/
Taniela AHOKAVA was allegedly
involved in an affray, assault and
criminal damage in Footscray
in 2013.
He is also wanted for alleged
drug and firearms offences in
Deer Park in 2013.
AHOKAVA is also known to go
by the name of Guelah, and
to frequent the Deer Park and
Western Suburbs.
Two warrants for his arrest have
been issued at the Sunshine
Magistrates Court.

A bank card was allegedly stolen from a


car parked on Mount
Street between 6pm
on 24 October and
6.30am on 25 October.
The bank card was later fraudulently used at various retail stores in the
Prahran area.
Police have released images of two women whom they believe may be
able to assist them in their enquiries.
One woman is described as African in appearance with dark hair, the other
woman in described as Caucasian in appearance, with red hair and was
wearing a grey long sleeved jumper with adidas on it.
Both women are believed to be aged in their late teens and both have a
small build.
(Please quote reference number CA7674)

Pengumuman
Pergantian Service
Ensample Church
Geelong
Corner of Sydney Avenue & Sydney Parade,
Geelong, Vic 3220
Sunday Service :
3.30 P.M. (ENGLISH)

Advertise Here!
Melbourne
contact - Lydia
mobile - 0430 933 778

Brisbane
contact - Aland
mobile - 0403 730 858

contact - Windu
mobile - 0433 452 234

Adelaide
contact - Bintang
mobile - 0431 563 249

email - adsales@ozip.com.au

Cantique
Skin & Beauty

Advanced Facial
(Jerawat, anti aging, sensitive, dehydrated)
Microdermabrasion & Peel Treatment
Face Lift & Oxygen Facial
Paket perawatan pra nikah
Waxing, Manicure, Pedicure, Lulur

Bridal/Bridal Party makeup


by Marlene Neysa
Qualified Makeup Artist

(Facebook: Marlene Neysa makeup / Instagram: marlene.neysa)

Yanti (Jane Lim)


Beauty Therapist and Paramedical Aesthetics
(03) 9755 6846 / 0413 770 929
(by appointment only)

Dentist

Dr. Salim Sjaifuddin


1122 Burke Road
Balwyn North VIC 3104

Melway reference (Mel 45K3)

Ph. 9859 3533


info@beautifulsmile.com.au
www.beautifulsmile.com.au

FOOD REVIEW

Famili Ria

Kedai Pempek Khas Palembang

nda yang doyan pempek khas Palembang, kini bisa setiap saat
menikmati makanan favorit itu di Melbourne. Kedai Familia Ria
yang berlokasi di 1115 Riversdale Road Surrey Hills Victoria, menyediakan aneka jenis pempek dengan rasa yang nyaris sempurna. Kedai ini
dikelola oleh keluarga Hana Tondas sejak dua tahun lalu. Lokasinya bisa
dijangkau dengan kendaraan umum. Kedai ini terletak persis di depan
pemberhentian terakhir tram nomor 70.
Hana memang pembuat pempek yang piawai. Pengalamannya mengolah makanan khas wong kito itu tak kurang dari 20 tahun.
Saya melakukan ujicoba melalui kawan dekat dan para pelanggan, ujar
Hana berbagi cerita. Saat membuka warung pempek di Jakarta, banyak
pelanggan yang sengaja pesan untuk di bawa ke luar negeri, sambungnya.
Makanan berbahan tepung kanji dan ikan itu telah ada di Palembang
karena masuknya perantau Tionghoa pada abad ke-16, saat Sultan
Mahmud Bararuddin II berkuasa di kesultanan Palembang-Darussalam.
Nama empek-empek atau pempek dipercaya berasal dari sebutan
apek, yaitu panggilan untuk lelaki tua keturunan Tionghoa. Berdasarkan
cerita rakyat, sekitar tahun 1617 seorang apek yang berusia 65 tahun
yang tinggal di daerah Perakitan (tepian sungai Musi) merasa prihatin
menyaksikan tangkapan ikan yang berlebih di Sungai Musi yang hanya
digoreng dan dipindang, ia kemudian mencoba pengolahan lain supaya
seluruh bagian ikan dapat dimaanfatkan. Ia mencampur daging ikan yang
sudah digiling dengan tepung tapioka sehingga menghasilkan makanan
baru. Makanan baru tersebut dijajakan oleh para apek dengan bersepeda keliling kota. Sebab penjualnya dipanggil dengan sebutan pek ..
apek, maka makanan tersebut akhirnya dikenal sebagai empek-empek
atau pempek.

Anda yang ingin mencoba


semuanya, bisa memesan satu
paket bernama Pempek Sampler yang merupakan kombinasi
semua jenis pempek itu.
Penyajian pempek ditemani oleh
saus bewarna hitam kecoklatan
yang disebut cuko (cuka). Cuko
dibuat dari air yang dididihkan
kemudian ditambah gula merah,
udang ebi dan cabe rawit tumbuk,
bawang putih, dan garam.
Selain aneka jenis pempek, Famili Ria juga menyediakan makanan khas
Indonesia lainnya seperti sate ayam, ayam cabe hijau, ayam bakar
pedas, aneka bakmie, bakso, tekwan dan nasi goreng. Bakmie pedasnya
termasuk yang banyak dicari pelanggan. Namun, sajian pempek tetap
menjadi ciri khas Famili Ria.

Atas permintaan para pelanggannya,


Hana menggunakan ayam yang halal
untuk semua hidangannya.
Banyak orang Australia yang menjadi
pelanggan kami, bahkan ada yang
datang setiap hari, lanjut Hana. Kalau
akhir pekan, pelanggan bisanya mengantri.

Famili Ria menyediakan banyak pilihan pempek. Salah satu yang terkenal
adalah kapal selam, yaitu telur ayam yang dibungkus dengan adonan
pempek dan digoreng dalam minyak panas. Pelengkap dalam menyantap makanan berasa khas ini adalah irisan dadu timun segar dan mie
kuning. Ada juga pempek lenjer, pempek bulat (adaan), pempek tahu,
pempek pistel (isinya irisan pepaya muda rebus yang sudah dibumbui),
dan pempek telur kecil.

54

ozip.com.au

Penasaran dengan rasa pempek yang


otentik di Melbourne? Coba cicipi
olahan pempek Hana Tondas di Famili
Ria.

Jam buka:
Senin - Sabtu : 11.30am - 03.00pm

: 05.30 pm - 09.00 pm
Selasa
: Tutup
Minggu
: 02.00 pm - 09.00 pm

rices
Meal P
From

.9

$7 - $9

H A L A L

108 Bourke Street, Melbourne


Mon to Sat: 11am to 10pm
Sunday: Opening soon
9663 5818

IN 2 LOCATIONS

114 Lygon Street, Carlton


Tues - Fri: 11.30am to 10pm
Sat & Sun: 11am till late

www.killiney-kopitiam.com.au

9650 9880

Dapatkan majalah OZIP di sini

MELBOURNE
SYDNEY

JAKARTA
SURABAYA

KUALA LUMPUR
| PENANG

DIRECTORS

PENJUALAN | PINJAMAN | MANAJEMEN | VALUASI

Apartment di Melbourne CBD


Mulai dari $387,000
Dekat dengan Universitas
Dekat dengan pertokoan, transportasi, caf dan juga restoran

Apartment di Docklands
Mulai dari $392,500
Harbour View dan City View
Dekat dengan caf, restoran dan pertokoan

House & Land


di Point Cook

Townhouse
di Truganina

Dekat dengan Supermarket dan Bus Stop


Hemat Stamp Duty
Hubungi kami untuk penawaran spesial

Hanya 30 menit dari City


Dekat dengan Wetbourne Grammar School

4 bedroom mulai dari $447,980

3 bedroom, 1 bathroom, 1 car $398,000

Townhouse di
Heidelberg Heights

3 bedroom, 2 bathroom, 1 carport


$589,000 - $628,000
Dekat dengan La Trobe University dan
NMIT Tafe
Hanya 10 km dari City

Dapatkan First Home Owner


Grant $10,000 + 50% stamp duty reduction*
Non resident bisa beli

HEMAT STAMP DUTY *

Townhouse di Coburg North


2 bed 2 bath 1 car $540,000

Dekat dengan shopping center


& Bus Stop
Hanya 9 km dari City
D P 10% sisanya sewaktu serah terima

PENTA MENYEDIAKAN PROPERTI DI:

SouthMelbourne
Doncaster
Perth
Clayton
Point Cook

Williams Landing
Brunswick
Carlton
Sydney
Brisbane, dll.

PENTA MENGERJAKAN A - Z UNTUK ANDA


PENTA MEMILIKI LEBIH DARI 50 PROYEK DAN 10,000 PROPERTI DI AUSTRALIA

KONSULTASI GRATIS

Hubungi:

Klara Bunjamin

HP: 0416 736 526


Email: klara@pentapr

om.au

INVESTASI PROPERTI
DI AUSTRALIA
DAN KEUANGANNYA

*) Syarat dan Ketentuan berlaku

Anda mungkin juga menyukai