Agama Islam adalah sebagai sumber nilai akhlak harus dijadikan landasan dalam
membina akhlak remaja, karena agama merupakan pedoman hidup serta memberi landasan yang
kuat bagi diri setiap remaja, maka dari itu penting sekali untuk menanamkan nilai-nilai akhlak
yang terpuji yang bersumber pada ajaran Islam, serta membiasakan berakhlakul karimah dalam
kehidupan sehari-hari, karena dengan menciptakan akhlakul karimah akan terlaksananya
kemaslahatan yang baik dalam pergaulan sehari-hari.[4]
B. Bentuk dan Contoh Perilaku Akhlak Terpuji dalam Pergaulan Remaja
Al-Quran dan hadits Nabi Muhammad SAW, telah memberi petunjuk tentang hal-hal
yang diharuskan sebagai perbuatan terpuji dan hal-hal yang harus di tinggalkan sebagai
perbuatan tercela. Di antara bentuk prilaku atau perbuatan terpuji dalam bergaul yang di muat
dalam al-Quran dan hadits adalah:
Artinya: Hai manusia, Sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan
seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa - bangsa dan bersuku-suku supaya kamu
saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah
orang yang paling taqwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui lagi Maha
Mengenal. (QS. al-Hujurat [49]: 13)
2. Taawun atau tolong menolong dalam hal kebaikan, dengan adannya taawun akan terjalin kerja
sama, saling tolong menolong, dan Bantu membantu. Seperti membantu teman yang sedang
kesusahan, meringankan beban hidup oaring lain yang sedang kesusahan, mengunjungi tetangga
yang sedang sakit. Firman allah:(al-Maidah [5]:2)
...
...
Artinya: ...dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan
jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran.... (QS. al-Maidah [5]: 2)
3. Tasamuh atau toleran, lapang dada dan tenggang rasa, seperti bertetangga dengan baik walaupun
berbeda pandangan, saling menghargai dan menghormati satu sama lain, dan tidak mengganggu
teman yang berbeda keyakinan. Agar terjalin hubungan yang baik satu dengan yang lain, perlu
adanya sikap tasamuh dalam batas-batas yang ditentukan agama. Firman Allah:(al-Kafirun [109]:
6)
Jujur yang berarti lurus hati atau berkata apa adanya, sedangkan adil yang berarti tidak memihak
salah satu atau tidak berat sebelah. Firman Allah: (an-Nahl [16]: 90)
...
Artinya: Sesungguhnya Allah menyuruh (kamu) Berlaku adil dan berbuat kebajikan, memberi
kepada kaum kerabat.... (QS. al-Nahl [16]: 90)
...
Artinya: Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada yang berhak
menerimanya.... (QS. an-Nahl [16]: 58)
Dalam berakhlakul karimah dapat di terapkan dalam hal ibadah terhadap Tuhan, dan
kepada sesama, berperilaku yang baik, seperti menghormati orang tua, sebagaimana contoh,
yaitu bicara dengan baik dan benar, sebagai remaja dalam bergaul harus berbicara dengan akal
sehat, dan tidak suka mengeluarkan kata-kata kotor yang tidak pantas diucapkan. Allah
berfirman:
( )
()
Artinya: Wahai orang-orang yang beriman, bertaqwalah kepada Allah dan ucapkanlah
perkataan yang benar, semoga Allah memperbaiki amal perbuatan kamu dan mengampuni dosadosa kamu. Barang siapa yang menaati Allah dan Rosul Nya, berarti ia mendapatkan
kemenangan yang besar (QS. al-Ahzab [33] :70-71).
Dengan contoh ini, menjelaskan bahwa remaja yang selalu menggunakan akal sehat nya,
tidak akan menjerumuskan dirinya ke dalam pergaulan yang buruk seperti yang terjadi dalam
kalangan remaja yang suka memakai narkoba, mabuk-mabukan, bahkan hal buruk lain seperti
seks bebas yang merajalela di antara kaum remaja, semua hal itu oleh mereka tidak akan di
lakukan.[6]
C. Nilai Negatif Akibat Perilaku Pergaulan Remaja yang Tidak Sesuai dengan Akhlak
Islam dalam Fenomena Kehidupan
Melihat perkembangan terakhir umat Islam di Indonesia tergambar dengan jelas betapa
merosotnya akhlaknya sebagai umat Islam. Khususnya yang terjadi di kalangan remaja, padahal
nilai suatu bangsa sangat tergantung dari kualitas akhlak-akhlak nya, seperti dikatakan bahwa
suatu bangsa itu sangat ditentukan kualitas akhlaknya, jika akhlak sudah rusak, maka hancurlah
bangsa tersebut. Dilihat dari bentuk dan contoh perilaku terpuji dikalangan remaja, maka
terdapat sisi negatif yang terjadi apabila perilaku pergaulan remaja itu tidak sesuai dengan akhlak
Islam dalam fenomena kehidupan ini, diantara nilai-nilai negatif akibat perilaku buruk yang
terjadi dari fenomena-fenomena yang tampak merupakan krisis moral atau permasalahan akhlak
yang dialami para remaja, dengan akibatnya para remaja jauh dari akhlak yang terpuji, diantara
dampak negative yang berpengaruh pada diri sendiri yakni, mereka lebih sering menghabiskan
waktu hidupnya untuk berfoya-foya dengan hal-hal yang menyimpang dari agama, seperti
kerusakan moral remaja dengan menggunakan narkoba, pengaruh buruk yang diperoleh adalah
dapat merusak hati dan otak, begitupun sikap remaja yang seperti itu cenderung anarkis, berani,
bahkan bisa jauh dan lupa pada Tuhannya, karena pada dasarnya pergaulan yang semacam itu
merupakan akhlak yang tidak sesuai dengan ajaran Islam yang telah dimuat dalam al-Quran dan
hadits, bahkan dengan perilaku seorang remaja yang seperti itu dapat menjadikan dampak
negative pada oaring lain. Mereka mengancam hak-hak hidup orang lain seperti membunuh,
menganiaya, serta mengancam kehormatan orang lain dan bersifat tidak susila seperti
pemerkosaan dan perzinaan.
Perbuatan remaja tersebut pada akhirnya akan menimbulkan keresahan sosial, sehingga
kehidupan masyarakat tidak harmonis, tentram, ikatan solidaritas menjadi runtuh. Secara yuridis
formal perbuatan-perbuatan mereka jelas melawan hukum tertulis atau undang-undang.[7]
Sebagaimana sumber mengatakan :
Artinya: Sebagian ahli balaghoh mengatakan: implikasi kemuliaan akhlak itu adalah
ketentraman, dan manusia yang berakhlak mulia akan selamat sebaliknya, orang yang hina
akhlaknya berada dalam kesengsaraan, yang berarti dirinya itu dalam kepedihan.
ditanamkan dalam diri dan dilakukan dalam kehidupan sehari-hari.[8] Dengan adanya kemajuan
kebudayaan melalui pengembangan IPTEK oleh manusia yang tidak seimbang dengan kemajuan
moral akhlak, telah memunculkan gejala baru berupa krisis akhlak terutama yang terjadi di
kalangan remaja, untuk menerapkan akhlak yang baik dalam menghadapi kondisi lingkup yang
semacam itu, maka seorang remaja haruslah lebih bijaksana, pintar, dan waspada dalam
menyikapinya, dengan adanya pembinaan terhadap remaja yang telah ditunjukkan dalam alQuran dan hadits yang ada. Maka di dalam pergaulan lingkup hidupnya, seorang remaja sudah
pastilah harus menanamkan akhlak terpuji dalam kehidupan sehari-hari, yang mana di
klasifikasikan kedalam beberapa lingkup pergaulan. Diantaranya:
1. Bergaul dengan orang tua, yakni dengan berkata sopan, santun, lemah lembut, jika hendak pergi
maka mintak izin dan mengucapkan salam, senantiasa patuh terhadap perintahnya, selalu
membantu dan mendoakan orang tua. Firman Allah:(an-Nisa' [4]:36)
Artinya: Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatupun. dan
berbuat baiklah kepada dua orang ibu-bapak. (QS. an-Nisa' [4]: 36)
2. Bergaul dengan guru, yakni dengan selalu mentaati perintahnya, berkata sopan ketika
Artinya: Muliakanlah orang yang telah memberi pelajaran kepadamu
3
Bergaul dengan lawan jenis, Islam telah memberi rambu-rambu (batasan) yang harus
diperhatikan antara laki-laki dan perempuan. Diantaranya: wanita harus menutup aurat yang
tampak, masing-masing hendaknya menjaga diri, jangan sampai terjerumus dalam pergaulan
bebas (zina), kewajiban laki-laki menghormati wanita, serta menjaga diri dari minum-minuman,
obat-obatan yang berbahaya dan terlarang.
4. Bergaul dengan teman sebaya, yakni dengan cara menghargai, tidak suka menghina sesama,
saling menasehati, mendahulukan kepentingan bersama dari pada diri sendiri, serta bertutur kata
yang lembut.
[1]
Drs. Mohammad Kholiq, Aqidah Akhlak, (Gresik: CV. Putra Kembar Jaya, 2008), 60-61.
S. Saifullah Waly, Metode Belajar Efektif Akidah Akhlak Kelas IX , (Yogyakarta: CV. Media
Karya Putra, 2006), 26-27.
[3] Suparman Syukur, Etika Religius, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2006), 299.
[4] Drs. Mohammad, Aqidah Akhlak, 64.
[5] S. Saifullah Waly, Metode Belajar Efektif Akidah Akhlak Kelas IX , 29-33
[6] Drs. Masan Alfat, Aqidah Akhlak, (Semarang: Karya Toha Putra, 2005), 140-143.
[7] Suparman Syukur, Etika Religius, 304-305.
[8] Ibid, 306
[2]
http: //haryrepa.blogspot.com/2012/11/v-behaviorurldefaultvmlo.html