Anda di halaman 1dari 7

MORFOLOGI DAUN MAJEMUK

DAUN MAJEMUK

LAPORAN PRAKTIKUM
Disusun untuk memenuhi tugas Matakuliah Morfologi Tumbuhan
yang dibina oleh Ibu Susriati Mahanal
Oleh
Inti Firdaus (110341421567)
Novita Rizky Akmalia (110341421570)
Offering C

The Learning University

UNIVERSITAS NEGERI MALANG


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
JURUSAN BIOLOGI
September 2012

A. PENDAHULUAN
Daun merupakan istilah yang digunakan untuk bagian tumbuhan yang bentuknya seperti
lembaran pipih dan umumnya berwarna hijau bila terpapar cahayadan udara. Daun merupakan
salah satu organ tumbuhan yang tumbuh dari batangumumnya berwarna hijau (mengandung
klorofil) dan terutama berfungsi sebagaipenangkap energi dari cahaya matahari untuk
fotosintesis. Daun merupakan organterpenting bagi tumbuhan dalam melangsungkan hidupnya.
Daun juga mempunyaimempunyai bagian-bagian yang berperan penting untuk membantu
prosespertumbuhan pada tumbuhan.
Secara morfologi dan anatomi daunmerupakan organ tumbuhan yang paling beragam.
Daun merupakan organ tanamanyang berfungsi untuk fotosintesis, penguapan (transpirasi), dan
transportasi. Dauntersusun atas beberapa macam jaringan seperti epidermis, parenkim dan
ikatanpembuluh (xilem dal floem).Mulut daun (stomata), yang berfunngsi untuk pertukaran gas.
stomata iniumumnya terdapat dibagian daun membuka dan menutupnya stomata diatur
olehtekanan turgor. Warna hijau pada daun berasal dari kandungan klorofil pada daun.Klorofil
adalah senyawa pigmen yang berperan dalam menyeleksi panjanggelombang cahaya yang
energinya diambil dalam fotosintesis. Daun merupakanorgan terpenting bagi tumbuhan dalam
melangsungkan hidupnya karena tumbuhan adalah organisme autotrof obligat, ia harus
memasok kebutuhan energinya sendirimelalui konversi energi cahaya menjadi energi kimia

Daun dibedakan menjadi dua, yaitu daun tunggal dan daun majemuk. Dalam makalah ini
akan dibahas tentang daun majemuk beserta bagian-bagiannya, penggolongannya, dan
perkembangan dari daun majemuk
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apakah daun majemuk itu?
2. Bagaimana bagian- bagian dari daun majemuk?
3. Bagaimana penggolongan daun majemuk?
4. Bagaimana perkembangan daun majemuk tersebut?
C. TUJUAN
1. Mengetahui dan memahami daun majemuk
2. Mengetahui dan memahami bagian- bagian dari daun majemuk
3. Mengetahui dan memahami penggolongan daun majemuk
4. Mengetahui dan memahami perkembangan daun majemuk
D. DASAR TEORI
Daun majemuk dipandang seperti daun tunggal yang memiliki torehan begitu dalam
sehingga bagian satu dan bagian yang lain terpisah dan masing-masing merupakan helaian
dauntersendiri. Daun majemuk memiliki tangkai yang bercabang-cabang dan pada cabang inilah
terdapat helaian daun. Berbeda dengan daun tunggal, daun majemuk memiliki kekhususan
tersendiri pada bagian-bagian penyusun daunnya. Bagian-bagian yang dapat dijumpai pada daun
majemuk yaitu:
a. Ibu tangkai daun (petiolus communis)
Yaitu bagian daun majemuk yang menjadi tempat duduknya anak daun. Ibu tangkai daun dapat
dipandang merupakan penjelmaan tangkai daun tunggal ditambah dengan ibu tulangnya. Oleh
sebab itu, kuncup ketiak yang daunnya merupakan daun majemuk letaknya juga pada ketiak ibu
tangkai pada batang.
b. Tangkai anak daun (petiololus)
Yaitu cabang-cabang ibu tangkai yang mendukung anak daun. Bagian ini dapat dianggap sebagai
penjelmaan pangkal suatu tulang cabang pada daun tunggal, oleh sebab itu pada ketiaknya tidak
pernah muncul suatu kuncup.
c. Anak daun (foliolum)
Bagian inilah yang dipandang sebagai lamina daun yang karena dalamnya torehan sehingga
terpisah menjadi lamina-lamina kecil. Anak daun pada daun majemuk lazimnya memiliki
tangkai daun yang kecil sehingga seolah duduk pada ibu tangkai.
d. Upih daun (vagina)
Yaitu baigian bawah ibu tangkai yang biasanya melebar dan memeluk batang.
Beberapa hal lain yang biasanya nampak pada daun majemuk yaitu: Pada daun majemuk semua
anak daun terjadi bersama-sama dan runtuh bersama-sama, sedangkan pada daun tunggal tidak
memiliki umur maupun besar yang sama sehingga tentu saja tidak akan runtuh bersama-sama.
Pada suatu daun majemuk seperti daun tunggal juga terdapat pertumbuhan yang terbatas,
artinya tidak bertambah panjang lagi dan tidak memiliki kuncup.Tidak ada kuncup pada ketiak
anak daun.
Menurut susunan anak daun pada ibu tangkainya, daun majemuk dapat dibedakan
dalam 4 golongan, yaitu:
A. Daun majemuk menyirip (pinnatus)
Daun majemuk menyirip ialah daun majemuk yang anak daunnya terdapat dikanan kiri ibu
tangkai daun. Jadi tersusun seperti sirip pada ikan.
Daun majemuk menyirip dapat dibedakan lagi menjadi beberapa macam:
1. Daun majemuk menyirip beranak daun satu (unifoliolatus) : daun jeruk
2. Daun majemuk menyirip genap (abrupte pinnatus) : daun asam
3. Daun majemuk menyirip gasal: mawar, pacar cina
Daun majemuk menyirip (pinnatus) berdasarkan kedudukan anak daun
1. Daun Majemuk menyirip dengan anak daun yang berpasang-pasangan,
2. Menyirip berseling, yaitu jika anak daun pada ibu tangkai duduknya berseling

3.

Menyirip berselang seling (interrupte pinnatus), yaitu jika anak-anak daun pada ibu tangkai
berselang-seling pasangan anak daun yang lebar dengan pasangan anak daun yang sempit,
misalnya pada anak daun tomat (Solanumlycopersicum L.)
Daun Majemuk Ganda
Pada daun majemuk dapat pula terlihat, bahwa anak daun tidak langsung duduk pada
ibu tangkainya, melainkan pada cabang ibu tangkai tadi. Dalam hal demikian, dan majemuk lalu
dinamakan daun majemuk rangkap atau daun majemuk ganda. Biasanya hanya daun majemuk
menyiriplah yang dapat mempunyai sifat demikian, oleh sebab itu apabila ada daun majemuk
ganda, maka biasanya adalah daun majemuk yang menyirip.
Daun majemuk menyirip ganda dapat dibedakan menurut letak anak daun pada cabang
tingkat beberapa dari ibu tangkainya. Dengan demikian daun majemuk menyirip ganda dapat
dibedakan dalam:
1. Majemuk menyirip ganda dua (bipinnatus), jika anak daun duduk pada cabang tingkat satu ibu
tangkai,
2. Majemuk menyirip ganda tiga (tripinnatus), jika anak anak daun duduk pada cabang tingkat
dua dari ibu tangkai,
3. Majemuk menyirip ganda empat,
pada umumnya jarang dapat ditemukan daun yang menyirip ganda lebih dari tiga.
Daun menyirip ganda dibedakan lagi dalam:
1. Daun menyirip ganda sempurna , yaitu jika tidak ada satu anak daunpun yang duduk pada ibu
tangkai.
2. Daun menyirip ganda tidak sempurna, jika masih ada anak daun yang duduk langsung pada ibu
tangkainya.
Yang menyirip ganda tidak sempurna biasanya hanyalah daun majemuk yang menyirip gasal
saja, sedangkan daun menyirip ganda sempurna, biasanya menyirip genap.
Berikut diberikan beberapa contoh daun yang menyirip ganda:
1. daun majemuk menyirip genap dua dengan sempurna, misalnya daun kembang merak
(Caesalpina pulcherrima Sw.) dan daun lamtoro (leucaena glauca Benth)
2. daun majemuk menyirip gasal ganda dua daun tidak sempurna, misalnya daun kirinyu
(Sambucus javanica Bl.)
3. daun majemuk menyirip gasal rangkap tiga tidak sempurna, misalnya daun kelor (Moringa
oleifera lamk)
B. Daun majemuk menjari (palmatus)
Daun majemuk menjari ialah daun majemuk yang semua anak daunnya tersusun memencar
pada ujung ibu tangkai. Berdasarkan jumlah anak daunnya, daun majemuk menjari dapat
dibedakan
1. Beranak daun dua (bifoliolatus), pada ujung ibu tangkai terdapat dua anak daun, misalnya daun
nam-nam (cynometra caulifora L.)
2. Beranak daun tiga (trifoliolatus), pada ujung ibu tangkai terdapat tiga anak daun, misalnya pada
pohon para (Hevea brasiliensis Mueli)
3. Beranak daun lima (quinquefoliolatus), pada ujung ibu tangkai terdapat lima anak daun,
misalnya daun maman (Gynandropsis pentandra Gaertn)
4. Daun majemuk menjari ganda
Daun majemuk menjari beranak daun tiga ganda dua (biternatus) : Aegopodium, Aquilegia
vulgaris .
C. Daun majemuk bangun kaki (pedatus)
Daun ini mempunyai susunan seperti daun majemuk menjari, tetapi dua anak daun yang
paling pinggir tidak duduk pada ibu tangkai, melainkan pada tangkai anak daun yang
disampingnya : Arisaema filiforme (Araceae).
D. Daun majemuk campuran (digitato pinnatus)
Daun majemuk campuran adalah suatu daun majemuk ganda yang mempunyai cabang
cabang. Pada ibu tangkai, terdapat anak-anak daun yang tersusun menyirip. Contoh daun
majemuk campuran adalah daun sikejut (Mimosa pudica L.)
E. TEMPAT
Kanopi Biologi (O5) FMIPA UM
F. HARI/TANGGAL

Jumat, 21 September 2012


G. CARA KERJA
1. Menyiapkan semua bahan yang telah ditentukan
2. Mengamati tipe masing-masing daun majemuk berdasarkan susunan
daun pada ibu tangkainya

anak

H. DATA
Daun Majemuk

Hal.

Palem kuning

Filisium
(Chrysalidocarp (Filicium
decipiens)
us lutescens )

Randu
(Ceiba
pentandra)

Turi
(Sesbania
grandiflor
a)

Putri Malu
(Mimosa
pudica)

Menjari

Kembang
merak
(Caesalpini
a
pulcherrim
a)
Menyirip

Susuna
n anak
daun
pada
ibu
tangkai
Jumlah
anak
daun
Ujung
ibu
tangkai
Tipe
daun
majemu
k

Menyirip

Menyirip

Menyirip

Menjari, berupa
tangkai yang
beranak daun

Genap

Genap

5-7 helai

Genap

Genap

Genap

Terputus

Terputus

Terputus

Terputus

Menyirip genap
(Abrupte
pinnatus)

Menyirip
genap
dengan
anak daun
berpasang
an
(Abrupte
pinnatus)

Menjari
beranak daun
tujuh
(Septemfoliolat
us)

Menyirip
genap
ganda
sempurna
(Bipinnatu
s)

Menyirip
genap
dengan
anak daun
berpasang
an
(Abrupte
pinnatus)

Menjari, berupa
tangkai yang
beranak daun
Daun majemuk
campuran
(Septemfoliolat
us)

Perkembangan Daun Majemuk Dikotil / Monokotil

Hal.

Palem kuning
(Chrysalidocarpus
lutescens )

Filisium
(Filicium
decipiens)

Randu
(Ceiba
pentandra)

Tonjolan
bakal
daun
Pangkal
bakal
daun

Berbentuk kerah

Berbentuk
pasak

Menempati keliling
batang cukup
panjang

Hanya
sedikit
melingkari

Turi
Putri Malu
(Mimosa
(Sesbania
grandiflora) pudica)

Berbentuk
pasak

Kembang
merak
(Caesalpinia
pulcherrima)
Berbentuk
pasak

Berbentuk
pasak

Berbentuk
pasak

Hanya
sedikit
melingkari

Hanya
sedikit
melingkari

Hanya
sedikit
melingkari

Hanya
sedikit
melingkari

Helaian
daun

Terbagi menjadi
anak-anak daun

batang
Terbagi
menjadi
anak-anak
daun
bertangkai
dan
menyisaka
n sedikit
berkas
daun
menempel
pada ibu
tangkai

batang
Terbagi
menjadi
anak-anak
daun
bertangkai

batang
Terbagi
menjadi
anak-anak
daun
bertangkai

batang
Terbagi
menjadi
anak-anak
daun
bertangkai

batang
Terbagi
menjadi
anak-anak
daun
bertangkai

I. PEMBAHASAN
Daun Majemuk
Tanaman palem mempunyai beranekaragam jenis, namun pada umunya morfologi pada
daun palem hampir sama sehingga penulis mengambil sampel Palem Kuning (Chrysalidocarpus
lutescens). Palem kuning (Chrysalidocarpus lutescens) dan sebagian besar palem lainnya
memiliki tipe daun majemuk. Berbeda dengan palem kipas (Livistona chinensis) yang memiliki
tipe daun tunggal. Pada palem kuning (Chrysalidocarpus lutescens) susunan anak daun pada ibu
tangkainya menyirip, jumlah anak daun genap yang dibuktikan dengan ujung ibu tangkai yang
terputus. Dari keterangan tersebut, palem kuning (Chrysalidocarpus lutescens) dapat
digolongkan pada tipe daun majemuk menyirip genap (Abrupte pinnatus). Hal tersebut sesuai
dengan literatur yang kami pelajari (Gembong, 1985) bahwa dapat digolongkan pada tipe daun
majemuk menyirip gasal (Abrupte pinnatus).
Pada tanaman filisium (Filicium decpiens), susunan anak daunnya menyirip, jumlah anak
daun genap yang dibuktikan dengan bagian ujung ibu tangkai yang terputus, sehingga tanaman
ini mempunyai tipe daun majemuk menyirip genap dengan anak daun berpasangan (Abrupte
pinnatus). Hal tersebut sesuai dengan literatur yang kami pelajari (Gembong, 1985) bahwa dapat
digolongkan pada tipe daun majemuk menyirip gasal (Abrupte pinnatus).
Pada tanaman randu (Ceiba pentandra), susunan anak daun pada ibu tangkai adalah
menjari, jumlah anak daun 5-7 helai sehingga mempunyai tipe daun majemuk menjari beranak
daun tujuh (Septemfoliolatus). Hal tersebut sesuai dengan literatur yang kami pelajari
(Gembong, 1985) bahwa dapat digolongkan pada tipe daun majemuk menjari beranak daun
tujuh (Septemfoliolatus).
Pada kembang merak (Caesalpinia pulcherrima), susunan anak daun pada ibu tangkainya
menyirip, jumlah anak daun genap tebukti dengan ujung tangkainya yang terputus. Pada anak
tangkai tingkat 1 terdapat helaian daun sehingga tanaman ini termasuk ke dalam tipe daun
majemuk menyirip genap ganda sempurna (Bipinnatus). Termasuk sempurna karena semua
helaian daun berada pada tingkat tangkai yang sama. Hal tersebut sesuai dengan literatur yang
kami pelajari (Gembong, 1985) bahwa dapat digolongkan pada tipe daun majemuk menyirip
genap ganda sempurna (Bipinnatus).
Pada tanaman turi (Sesbania grandiflora), susunan anak daun pada ibu tangkainya
menyirip, jumlah anak daun genap yang dibuktikan dengan bagian ujung ibu tangkai yang
terputus, sehingga tanaman ini mempunyai tipe daun majemuk menyirip genap dengan anak
daun berpasangan (Abrupte pinnatus). Hal tersebut sesuai dengan literatur yang kami pelajari
(Gembong, 1985) bahwa dapat digolongkan pada tipe daun majemuk menyirip gasal (Abrupte
pinnatus).
Pada tanaman putri malu (Mimosa pudica), susunan anak daun pada ibu tangkainya
menjari akan tetapi berupa tangkai yang mempunyai banyak anak daun dan anak daun itu
tersusun secara menyirip sehingga dia bertipe daun majemuk campuran karena pada ibu tangkai
menjari sedangkan pada anak tangkai menyirip (Gembong, 1985).

Perkembangan Daun Majemuk


Daun baru berkembang dari primordial daun yang dibentuk pada meristem apeks. Setiap
primordial daun terbentuk pada bagian panggul meristem apeks pucuk. Ketika
primordial daun baru terbentuk, primordial daun sebelumnya (yang lebih tua) telah melebar
secara progresif, sebagai akibat aktifitas meristem di dalam daun itu sendiri.
Interval waktu antara pembentukan primordial daun sebelumnya dengan primordial daun
berikutnya pada meristem apeks disebut plastokron.
Primordial daun pada tumbuhan dikotil biasanya terbentuk pada sebagian kecil dari
diameter meristem apeks pucuk, sedangkan pada tumbuhan monokotil, primordial daun
terbentuk dan berkembang pada sekeliling meristem apeks pucuk. Jadi, daun dikotil
yang sangat muda tampak berbentuk seperti pasak, sedangkan daun monokotil tampak
seperti kerah baju yang menutupi seluruh apek pucuk .
Primordial daun akan terus berkembang ukurannya secara berangsur-angsur
sehingga mencapai ukuran dan bentuk tertentu. Bertambahnya ukuran daun terjadi sebagai
akibat bertambahnya jumlah sel yang diikuti dengan penambahan ukuran sel. Pembelahan sel
berbeda-beda pada daerah tertentu dari meristem daun, sehingga terjadi aktifitas diferensial
dari meristem daun yang menyebabkan terbentuknya bentuk-bentuk daun yang berbeda.
Pada awal perkembangan daun, aktifitas meristem daun menyebabkan terjadinya
perpanjangan daun. Perpanjangan daun berikutnya terjadi sebagai akibat aktifitas meristem
interkalar. Pelebaran daun (bifacial/dorsoventral) terjadi bila meristemtepi daun aktif
melakukan pembelahan sel. Bila aktifitas meristem tepi tersebut terbatas hanya pada daerahdaerah tertentu saja, maka akan terbentuk daun yang berbagi menyirip
atau majemuk menyirip. Jadi, pada dasarnya bentuk daun sangat tergantung dari
perkembangannya, terutama pembelahan dan pembesaran sel. Selain itu, adanya kematiansel
pada daerah-daerah tertentu selama perkembangan daun berlangsung juga dapat menentukan
bentuk akhir dari suatu daun. Perkembangan daun seperti inilah yang
merupakan dasar bagi terbentuknya basal daun, ujung daun, tepi daun, dan bentuk
geometri daun yang berbeda-beda.
Palem kuning (Chrysalidocarpus lutescens) merupakan tanaman monokotil sehingga
tunjolan bakal daunnya berbetnuk kerah, pangkal bakal daunnya menempati keliling batang
cukup panjang dan helaian terbagi menjadi anak-anak daun yang tidak bertangkai. Hal inilah
yang membedakan palem kuning (Chrysalidocarpus lutescens) dengan jenis daun majemuk
lainnya sehingga padahandout (Ali, 2004) tanaman ini disebut dengan daun majemuk semu.
Penamaan tersebut dikarenakan perkembangan daun majemuknya, dimana pada lipatan
adaksial terbentuk jaringan pembuluh sedangkan pada lipatan abaksialnya memisah dan
rakhisnya memanjang sehingga anak daun terpisah tanpa tangkai. (Ali, 2004). Helaian anak
daunnya memanjang akibat perkembangan meristem apikal dan interkalar.
Filisium (Filicium decipiens), merupakan tanaman dikotil, sehingga tonjolan bakal
daunnya berbentuk pasak, pangkal bakal daunnya hanya sedikit melingkari batang dan
helaiannya terbagi menjadi anak-anak daun bertangkai dan menyisakan sedikit berkas daun
menempel pada ibu tangkai. Hal tersebut membuktikan bahwa daun majemuk merupakan daun
tunggal yang mempunyai torehan terlalu dalam sehingga membentuk helaian daun sendiri. Pada
filisium (Filicium decipiens), helaian anak daun yang memanjang disebabkan karena meristem
marjinalnya terus aktif sedangkan pada helaian daun yang menempel pada ibu tangkai, meristem
marjinalnya aktif namun terhenti saat ukurannya masih kecil.
Randu (Ceiba pentandra) merupakan tanaman dikotil sehingga tonjolan bakal daunnya
berbentuk pasak, pangkal bakal daunnya hanya sedikit melingkari batang, helaiannya terbagi
menjadi anak-anak daun bertangkai. Helaian anak daunnya panjang menandakan meristem
apikal dan meristem interkalarnya aktif. Daunnya membentuk torehan yang dalam sehingga
membentuk helaian sendiri yang menjadi tanda bahwa meristem marjinalnya tidak aktif pada
bagian tertentu.
Kembang merak (Caesalpinia pulcherrima) merupakan tanaman dikotil sehingga tonjolan
bakal daunya berbentuk pasak, pangkal bakal daunnya hanya sedikit melingkari batang dan
helaian daunnya terbagi menjadi anak-anak daun bertangkai. Pada daun kembang merak terjadi
perkembangan meristem marjinal dan meristem interkalar secara aktif. Kembang merak
merupakan daun majemuk yang menyirip ganda, ganda itu juga disebabkan adanya meristem
marjinal yang tidak aktif pada beberapa bagian helaian anak daun pada tangkai tingkat satu.

Turi (Sesbania grandiflora) merupakan tanaman dikotil sehingga tonjolan bakal daunya
berbentuk pasak, pangkal bakal daunnya hanya sedikit melingkari batang dan helaian daunnya
terbagi menjadi anak-anak daun bertangkai. Pada daun turi (Sesbania grandiflora) terjadi
perkembangan meristem marjinal dan meristem interkalar secara aktif.
Putri Malu (Mimosa pudica) merupakan tanaman dikotil sehingga tonjolan bakal daunya
berbentuk pasak, pangkal bakal daunnya hanya sedikit melingkari batang dan helaian daunnya
terbagi menjadi anak-anak daun bertangkai. Termasuk ke dalam daun majemuk campuran, hal
ini disebabkan karena perkembangan meristem marjinal pada pada tangkai tingkat satu tidak
aktif sehingga membentuk helaian daun sendiri.
1.
2.
a.
b.
c.
d.
3.
a.
b.
c.
d.

J. KESIMPULAN'
Daun majemuk dipandang seperti daun tunggal yang memiliki torehan begitu dalam sehingga
bagian satu dan bagian yang lain terpisah dan masing-masing merupakan helaian daun
tersendiri.
Bagian-bagian yang dapat dijumpai pada daun majemuk yaitu:
Ibu tangkai daun (Petiolus communis)
Tangkai anak daun (Petiololus)
Anak daun (Foliolum)
Upih daun (Vagina)
Penggolongan daun majemuk:
Daun majemuk menyirip (pinnatus)
Daun majemuk menjari (palmatus)
Daun majemuk bangun kaki (pedatus)
Daun majemuk campuran (digitato pinnatus)
K. SARAN
1. Pada praktikuim morfologi daun, sebaiknya melakukan pengamatan pada beberapa daun
sehingga tidak timbul kessalahan atau keraguan untuk menentukan tipe daun, misalkan
disebabkan daun sudah gugur dan sebagainya.
2. Melakukan pengamatan dengan teliti sehingga mendapatkan hasil yang tepat.
I. DAFTAR RUJUKAN
http://www.scribd.com/doc/40468685/DAUN-MAJEMUK2-1
file.upi.edu/Direktori/FPMIPA/JUR.../Handout_mortum_2.pdf
Tjitrosoepomo,G. 1985. Morfologi Tumbuhan. Yogyakarta: Gajah Mada University Press
Moertolo, Ali. 2004. Daun dan Alat Tambahan. (hando

Anda mungkin juga menyukai