I.
ZAT AKTIF
: Allupurinol
JUMLAH PRODUKSI
II.
: 55.000 tablet
BM 136,11
Pemerian
berbau lemah.
Kelarutan
dalam
III.
Allopurinolum
100 mg
secukupnya
Usulan Formula
R/
Allopurinol
100 mg
PVP
10 %
Laktosa
qs
Mg-stearat
1%
Amilum kering
Talk
5%
2%
b. Metode
Metode yang digunakan dalam pembuatan tablet Allupurrinol100
mg adalah Garanulasi Kering.
IV.
2. Laktosa monohidrat
C12H22O11H2O, BM = 360.31
Pemerian
Kegunaan
: Pengisi
Kelarutan
dalam kloroform, etanol dan eter, larut dalam 4,63 bagian air
(40C)
Densitas
: 1.545 g/cm3
Titik leleh
: 201-202C
Kelembaban
5% b/b.
Stabilitas
Pada
penyimpanan,
laktosa
dapat
Inkompatibilitas
Reaksi
kondensasi
antara
laktosa
3. Amilum
Pemerian
Serbuk
putih
sampai
pucat,
tidak
Kelarutan
pH
: 4-8
Higroskopisitas
menyerap
kelembaban
lingkungan
untuk
mencapai
kesetimbangan.
4. Stabilitas
Amilum
stabil
jika
dilindungi
dari
Pemerian
dan berasa.
Kegunaan
Kelarutan
(95%), eter, dan air, sedikit larut dalam benzen hangat dan
etanol (95%) hangat.
Densitas
Sifat aliran
Titik leleh
: 88,5 C.
Stabilitas
: Stabil.
Inkompatibilitas
besi.
6. Talcum
Pemerian
Kelarutan
Tidak
larut
dalam
hampir
semua
pelarut.
pH
Penyimpanan
: 6.5
: Dalam wadah sejuk, kering dan tertutup.
V.
VI.
granulasi
kering
PVP
dapat
meningkatkan
gaya
kohesivitas serbuk.
Magnesium Stearat (Mg-Stearat) berfungsi sebagai lubrikan yang
berfungsi
untuk
mengurangi
gesekan
yang
terjadi
antara
kering
digunakan
sebagai
disintegran
luar
dan
: 92%
= 100 mg
PVP
: 0,1 300 mg
Laktosa
Fasa Luar
= 30 mg
: 8%
: 0,08 300 mg = 24 mg
Mg-Stearat
x 24 mg = 3 mg
Talk
: x 24 mg = 6 mg
Amilum kering : x 24 mg = 15 mg
= 5500 g
PVP
: 30 mg x 55.000 = 1650 g
Laktosa
: 146 mg x 55.000
= 8030 g
: 3 mg x 55.000 = 165 g
VIII. PROSEDUR
1. Allupurinol dan bahan tambahan ditimbang sesuai dengan
formula yang dibuat.
2. Semua bahan yang termasuk kedalam fase dalam yaitu
Allupurinol, laktosa amprotab, PVP dicampur dengan sejumlah
fase luar 0,5% mg-stearat dan 1% talk.
3. Setelah itu, campuran di slug sampai terbentuk bongkahanbongkahan.
4. Bongkahan tersebut dihancurkan dalam mortir lalu diayak
5.
6.
7.
8.
9.
IX.
EVALUASI
A. Granul
1. Penetapan bobot jenis nyata, bobot jenis mampat, kadar
pemampatan dan porositas
BJ nyata
g/ml
BJ mampat
Kadar pemampatan
Porositas
g/ml
100%
100%
2. Kecepatan Aliran
3. Sudut Istirahat
B. Tablet
1. Penampilan
Tablet diamati secara visual, apakah terjadi ketidak homogenan
zat warna atau tidak, bentuk tablet, permukaan cacat atau tidak
dan bebas dari noda atau bintik-bintik. Bau tablet tidak boleh
berubah.
2. Keseragaman ukuran
Sebanyak 20 tablet diambil secara acak, kemudian diukur
diameter dan tebalnya menggunakan jangka sorong.
3. Keseragaman bobot
Sebanyak 20 tablet diambil secara acak kemudian ditimbang
masing-masing. Bobot rata-rata dihitung dan penyimpangan
terhadap bobot rata-rata dihitung.
4. Kekerasan tablet
Sebanyak
20
tablet
yang
diambil
secara
acak
diukur
: 5-12 kg/cm3
5. Friabilitas
6. Friksibilitas
masing-masing
tabung
dari
keranjang
alat
ASPEK FARMAKOLOGI
Allupurinol
o Mekanisme kerja:
Alopurinol adalah obat penyakit pirai (gout) yang dapat
menurunkan kadar asam urat dalam darah. Alopurinol bekerja
dengan menghambat xantin oksidase yaitu enzim yang dapat
mengubah hipoxantin menjadi xantin, selanjutnya mengubah
xantin menjadi asam urat. Dalam tubuh Alopurinol mengalami
metabolisme
bekerja
menjadi
sebagai
oksipurinol
penghambat
(alozantin)
enzim
yang
xantin
juga
oksidase.
Absorpsi:
Alopurinol
hampir
80%
diabsorpsi
setelah
pemberian peroral.
-
Metabolisme:
Alupurinol
dimetabolisme
sendiri
oleh
o Indikasi:
Pirai
primer
dan
sekunder
Hyperuricemia
karena
hiperuricemia
sekunder
akibat
glucose-6-phosphatedehydrogenase,
ke-kurangan
"Lesch-Nyhan
ginjal
atau
penderita
dengan
hiperurisemia
asimptomatik.
Hentikan
pengobatan
dengan
Alopurinol
bila
timbul
bila
Penggunaan
terjadi
pada
berkala, hentikan
wanita
hamil,
hanya
bila
ada
sebaiknya
obat
anti inflamasi
atau
kolkisin
faskulitis
dan
sindrome
poliartritis.
Demam,
Dewasa:
Dosis awal 100 mg sehari dan ditingkatkan setiap minggu
sebesar 100 mg sampai dicapai dosis optimal.
o Interaksi Obat :
Pemberian
Alopurinol
bersama
dengan
azatioprin,
XI.
CAUSANOL
Komposisi :
Tiap tablet mengandung :
Allupurinol 100 mg
Mekanisme Kerja :
Alopurinol adalah obat penyakit pirai (gout) yang
dapat menurunkan kadar asam urat dalam darah.
Alopurinol bekerja dengan menghambat xantin
oksidase yaitu enzim yang dapat mengubah
hipoxantin menjadi xantin, selanjutnya mengubah
xantin menjadi asam urat.
Dosis :
Dewasa:
Dosis awal 100 mg sehari.
Dosis maksimal yang dianjurkan 800 mg sehari.
Pasien dengan gangguan ginjal 100 - 200 mg sehari.
Anak 6 - 10 tahun:
Bila disertai penyakit kanker, dosis maksimal 300 mg
sehari.
Anak di bawah 6 tahun:
Dosis maksimal 150 mg sehari.
Indikasi :
Gout dan hiperurisemia.
Kontra Indikasi :
Alergi terhadap Alupurinol. Penderita dengan penyakit
hati dan "bone marrow suppression.
Efek Samping :
Reaksi hipersensitivitas, ruam makulopapular
didahului pruritus, urtikaria, eksfoliatif dan lesi
purpura, dermatitis, nefritis, faskulitis dan sindrome
poliartritis. Demam, eosinofilia, kegagalan hati dan
ginjal, mual, muntah, diare, rasa mengantuk, sakit
kepala dan rasa logam.
Interaksi Obat :
Pemberian Alopurinol bersama dengan azatioprin,
merkaptopurin atau siklotosfamid, dapat
meningkatkan efek toksik dari obat tersebut. Jangan
diberikan bersama-sama dengan garam besi dan obat
diuretik golongan tiazida. Dengan warfarin dapat
menghambat metabolisme obat di hati.
Perhatian :
Hati-hati pada penderita hipersensitif dan wanita
hamil.
Hindari pada penderita gagal ginjal atau penderita
hiperurisemia asimptomatik.
Hentikan pengobatan dengan Alopurinol bila timbul
kemerahan kulit atau demam.
Allupurinol dapat meningkatkan frekuensi serangan
artritis gout akut, sebaiknya obat anti inflamasi
atau kolkisin diberikan bersama pada awal terapi.
Hati-hati bila diberikan bersama dengan vidarabin.
Simpan di tempat sejuk dan kering.
No. Reg. DKL8920905510A1
HARUS DENGAN RESEP DOKTER
PT. Causa Farma